Monday, October 22, 2012

Yang Terlupakan dari Natal



Ev Pangsuri

Luk 2:1-7  Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.   Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.   Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.   Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, — karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud —   supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.   Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,   dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Banyak yang mengatakan Natal adalah hari yang dinanti-nantikan. I love December, I love Christmas. Natal bukan hanya bagi orang percaya (orang Kristen), tetapi jadi milik bersama semua orang. Nama natal, bukan hanya dipakai oleh orang Kristen tapi juga non Kristen. Juga nama Angel, Angelina, Jusuf juga bukan milik orang Kristen tapi  orang lain juga. Ada seorang rekan berkata, “Natal lebih terasa di mal.” Di mal ada musik yang enak, lagu natal yang syahdu. Ada tokoh-tokoh dengan warna merah – hijau. Di mal ada glamour (kemewahan). Apakah itu natal? Apakah natal itu lebih terasa di mal daripada di gereja? Apakah natal sekedar perasaan saya mendengar lagu di mal? Jawabannya bukan. Banyak orang menganggap natal sebagai liburan. Holiday berasal dari kata holy = kudus, tetapi sekarang tidak lagi jadi hari yang kudus tetapi holiday adalah hari jalan-jalan, shopping time , cari diskon gede-gedean. Ada seseorang pernah bercerita, di Menado waktu bulan natal. ribuan orang berdesak-desakan ke mal. Mereka mencari diskon natal. Salah satu orang bank berkata, sehari orang gesek kartu kredit di satu bank saja bisa Rp 1 miliar. Itu belum kartu kredit bank lain. Itu kredit di luar yang bayar kas. Itu di Menado, apalagi di Jakarta, Surabaya dan kota-kota besar lainnya. Natal itu waktunya keliling mal untuk melihat persaingan. Ada 130 mal di Jakarta. Itu baru di Jakarta. Mal bersaing membuat pohon natal paling tinggi. Bikin Santa Klaus paling besar perutnya. Untuk membuat menarik ada hadiah yang asyik. Natal jadi momen bisnis dan kemewahan pada akhirnya. Yang menyedihkan, di gereja pada waktu natal, momen ini menjadi waktu yang melelahkan.  Desember menjadi momen yang membuat lelah. Banyak orang Kristen yang galau hatinya di hari natal. Padahal natal itu Kristus memberikan damai. Tetapi sekarang sebaliknya natal itu membuat cape. Kita melihat adanya pergeseran. Dari arti yang Alkitab ajarkan menjadi sekedar aktivitas. Kita harus kembali ke Alkitab. Saat menghadiri pesta ulang tahun teman (Budi), tentu kita membawa kado , bersalaman, merangkul, memeluknya dan berkata , “Hayo make a wish”. Semua mata terfokus pada Budi. Perhatian untuk Budi, yang berulang tahun. Tapi saat natal, fokusnya sudah beda. Banyak orang melupakan Kristus dan menggantikan dengan perayaan lain. 

Ada 3 hal dari Firman Tuhan yang terlupakan dari natal.
1.       Natal tentang kesederhanaan , lebih tepatnya tentang kemiskinan (Luk 2:7… dibaringkan di palungan.. karena tidak ada tempat yang layak. Itu lawan dari kemewahan. Di sebelah kiri ada pohon cemara yang awalnya  hidup di Eropa Barat. Ada anak kecil yang merengek minta pohon natalnya dikeluarkan. Natal itu sebenarnya dulu tidak pernah ada pohon cemara. Pohon ini pada siang hari walau tertutup salju tetap fresh. Kalau malam hari , di tengah kegelapan rumah penduduk ada kelap-kelipnya cantik sekali. Pada abad 18 baru dimasukkan ke rumah jadi pernak-pernik natal. Sebelumnya tidak ada. Alkitab tidak pernah memperkenalkan pohon cemara. Yang diperkenalkan adalah kandang domba dan palungan. Kandang domba simbul kemiskinan. Tuhan Yesus datang dalam kemiskinan , bukan dalam kemewahan. Iblis menggeser perhatian natal itu kepada hal yang tidak penting dan melupakan hal yang harus diingat. Yesus datang dengan kerendahanan hati ia untuk orang berdosa. Dari kaya menjadi miskin. Dari yang bajunya bagus menjadi seperti gembel. Dari atas ke bawah. Bukan dari bawah ke atas. Dari bawah ke atas, iblis yang ingin seperti Tuhan dan Tuhan membuangnya. Saat natal ada yang membeli baju baru dan berpesta. Alkitab mengajarkan natal bukan tentang hal fisik. Natal bukan tentang pesta, tetapi tentang kandang. Tentang kemiskinan. Yesus tidak ingin melihat kita dengan baju baru, Tuhan ingin hati kita sederhana, seperti palungan yang siap menampung Yesus.

2.       Natal tentang memberi. Memberikan hidup dan mengorbankan diri. Tuhan Yesus datang untuk memberikan diriNya. Mengapa Ia lakukan itu? Yoh 3:16. Karena begitu kasih Allah. Minggu lalu kita belajar tentang usainya penantian. Setiap kelahiran, ALkitab mencatat selesainya babak lama masuk ke babak baru. Kelahiran Abraham, Musa, Simson dll berpuncak pada kelahiran Yesus, yang merupakan babak puncak yang paling tinggi di Alkitab. Ia datang / lahir untuk mati. Seorang hamba Tuhan mengatakan, satu-satunya kematian yang bukan karena dosa adalah kematian Yesus. Semua kematian kita karena kita sudah berdosa , upah dosa adalah maut. Ada 3 orang Majus yang diajarkan di Sekolah Minggu. Ini salah kaprah. Jumlahnya bisa belasan bahkan puluhan. Mereka lewat gunung, lembah, gelap-terang sekian lama. Ancaman binantang buas, perampok, tidak mungkin jalan 3 orang. Orang majus bawa 3 macam persembahan, Emas , kemenyan dan mur. Emas ditafsirkan  mereka bahwa Yesus adalah raja, kemenyan ditafsirkan mereka bahwa Yesus adalah imam, dan dengan  mur, Yesus diakui sebagai nabi. Mur untuk mengawetkan jenazah. Artinya sejak Yesus lahir sudah dikatakan Yesus akan mati. Kelahiran Yesus untuk mematikan dosa. Artinya natal tentang Paskah. Natal tentang salib dan Yesus mengatakan, “Aku memberikan diriKu.” Yesus memberikan diriNya sendiri sebagai hadiah. Yesus Kristus adalah hadiah kehidupan buat kita semua. Kita semua sudah mendapatkannya. Kita tinggal ingat saja. Ada seorang muda bertanya, natal tahun kemarin kurang greget. Saya jadi gregetan. Maksudnya greget, ada lilin natal, ibadah kebaikan menyentuh dlsbnya… Itu katanya baru natal. Saya katakan itu bukan natal. Natal berarti kamu duduk di pojok menikmati pemberian Kristus bagi kamu sekali lagi. Natal itu melakukan komitmen ulang memperbarui hidup kamu. Natal itu tentang memberi.

3.       Natal waktunya menjadi berkat. Pada waktu kisah natal, ada 3 macam kelompok orang. Ada keluarga. Ada Maria, Yusuf dan bayi Kristus. Ada gembala dan orang Majus. Artinya ada keluarga. Gembala sebagai symbol orang percaya. Orang Majus bukan orang Yahudi, bukan orang percaya. Natal bukan tentang aku. Tetapi natal adalah aku, keluargaku, sesamaku.  Apakah saya sudah menjadi berkat? Saya cukup sedih mendengar kesaksian, ada anak mudah aktif ke gereja aktif pelayanan (aktif luar biasa). Tetapi waktu ditanya ke keluarganya, dicap sebagai orang brengsek. Anak yang tidak berbakti. Di keluarga tidak jadi berkat. Ada yang punya jabatan pelayanan di gereja, tetapi di keluarga saling cek-cok dan berantem. Natal adalah momen. Di mulai dari keluarga ada kesatuan. Membawa damai dan berkat bagi keluarga. Bukan hanya keluarga tetapi sesama kita dan orang Majus, non Kristen. Apa yang kita bisa berikan, berikan. Ada yang mampunya memberikan makanan, berikanlah makanan, Bila punya uang, kasihlah uang. Natal itu Tuhan panggil kita jadi berkat. Mungkin di keluarga kita dihina sehingga tidak punya kepercayaan hidup. Sehingga ingatnya hal-hal yang jelek-jelek. Tetapi Alkitab mengatakan, saudara adalah berkat. Saat kita menjadi berkat bagi orang di sekitar kita, barulah hidup kita bisa berubah. Hidupmu sebagai bintang di langit gelap. Sumber cahaya. Kamu adalah star. Kamu terang. Kamu adalah berkat bagi orang sekitar kamu. Natal momen kita jadi berkat, orang percaya dan tidak percaya.

Natal terjadi dalam kesederhanaan, natal artinya memberi diri dan natal menjadi berkat bagi sesama.
Kemarin saya khotbah di Binus, ada cuplikan yang berkata : Christmas is not Christmas till it happens in your heart. Natal bukanlah natal sebelum itu terjadi dalam dirimu. Marilah di bulan natal ini , kita meresapi makna natal yang sejati. Jangan melalui natal tahun ini tanpa Kristus.

No comments:

Post a Comment