Ev Pangsuri
Luk 2:1-7 Pada
waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan
semua orang di seluruh dunia. Inilah
pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di
Siria. Maka pergilah semua orang
mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret
di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, — karena ia berasal
dari keluarga dan keturunan Daud — supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria,
tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi
Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan
seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin
dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di
rumah penginapan.
Banyak yang
mengatakan Natal adalah hari yang dinanti-nantikan. I love December, I love Christmas. Natal bukan hanya bagi orang
percaya (orang Kristen), tetapi jadi milik bersama semua orang. Nama natal,
bukan hanya dipakai oleh orang Kristen tapi juga non Kristen. Juga nama Angel,
Angelina, Jusuf juga bukan milik orang Kristen tapi orang lain juga. Ada seorang rekan berkata, “Natal
lebih terasa di mal.” Di mal ada musik yang enak, lagu natal yang syahdu. Ada
tokoh-tokoh dengan warna merah – hijau. Di mal ada glamour (kemewahan). Apakah itu natal? Apakah natal itu lebih terasa
di mal daripada di gereja? Apakah natal sekedar perasaan saya mendengar lagu di
mal? Jawabannya bukan. Banyak orang menganggap natal sebagai liburan. Holiday berasal dari kata holy = kudus, tetapi sekarang tidak lagi
jadi hari yang kudus tetapi holiday adalah
hari jalan-jalan, shopping time ,
cari diskon gede-gedean. Ada seseorang
pernah bercerita, di Menado waktu bulan natal. ribuan orang berdesak-desakan ke
mal. Mereka mencari diskon natal. Salah satu orang bank berkata, sehari orang
gesek kartu kredit di satu bank saja bisa Rp 1 miliar. Itu belum kartu kredit
bank lain. Itu kredit di luar yang bayar kas. Itu di Menado, apalagi di
Jakarta, Surabaya dan kota-kota besar lainnya. Natal itu waktunya keliling mal
untuk melihat persaingan. Ada 130 mal di Jakarta. Itu baru di Jakarta. Mal
bersaing membuat pohon natal paling tinggi. Bikin Santa Klaus paling besar
perutnya. Untuk membuat menarik ada hadiah yang asyik. Natal jadi momen bisnis
dan kemewahan pada akhirnya. Yang menyedihkan, di gereja pada waktu natal, momen
ini menjadi waktu yang melelahkan.
Desember menjadi momen yang membuat lelah. Banyak orang Kristen yang
galau hatinya di hari natal. Padahal natal itu Kristus memberikan damai. Tetapi
sekarang sebaliknya natal itu membuat cape.
Kita melihat adanya pergeseran. Dari arti yang Alkitab ajarkan menjadi sekedar aktivitas.
Kita harus kembali ke Alkitab. Saat menghadiri pesta ulang tahun teman (Budi),
tentu kita membawa kado , bersalaman, merangkul, memeluknya dan berkata , “Hayo
make a wish”. Semua mata terfokus
pada Budi. Perhatian untuk Budi, yang berulang tahun. Tapi saat natal, fokusnya
sudah beda. Banyak orang melupakan Kristus dan menggantikan dengan perayaan
lain.
Ada 3 hal dari
Firman Tuhan yang terlupakan dari natal.
1.
Natal tentang kesederhanaan , lebih tepatnya tentang kemiskinan (Luk 2:7… dibaringkan di palungan.. karena tidak
ada tempat yang layak. Itu lawan dari kemewahan. Di sebelah kiri ada pohon
cemara yang awalnya hidup di Eropa
Barat. Ada anak kecil yang merengek minta pohon natalnya dikeluarkan. Natal itu
sebenarnya dulu tidak pernah ada pohon cemara. Pohon ini pada siang hari walau
tertutup salju tetap fresh. Kalau malam hari , di tengah kegelapan rumah
penduduk ada kelap-kelipnya cantik sekali. Pada abad 18 baru dimasukkan ke
rumah jadi pernak-pernik natal. Sebelumnya tidak ada. Alkitab tidak pernah
memperkenalkan pohon cemara. Yang diperkenalkan adalah kandang domba dan
palungan. Kandang domba simbul kemiskinan. Tuhan Yesus datang dalam kemiskinan
, bukan dalam kemewahan. Iblis menggeser perhatian natal itu kepada hal yang
tidak penting dan melupakan hal yang harus diingat. Yesus datang dengan
kerendahanan hati ia untuk orang berdosa. Dari kaya menjadi miskin. Dari yang
bajunya bagus menjadi seperti gembel. Dari atas ke bawah. Bukan dari bawah ke
atas. Dari bawah ke atas, iblis yang ingin seperti Tuhan dan Tuhan membuangnya.
Saat natal ada yang membeli baju baru dan berpesta. Alkitab mengajarkan natal
bukan tentang hal fisik. Natal bukan tentang pesta, tetapi tentang kandang.
Tentang kemiskinan. Yesus tidak ingin melihat kita dengan baju baru, Tuhan
ingin hati kita sederhana, seperti palungan yang siap menampung Yesus.
2.
Natal tentang memberi. Memberikan hidup dan mengorbankan diri. Tuhan Yesus datang untuk
memberikan diriNya. Mengapa Ia lakukan itu? Yoh 3:16. Karena begitu kasih Allah. Minggu lalu kita belajar tentang usainya
penantian. Setiap kelahiran, ALkitab mencatat selesainya babak lama masuk ke
babak baru. Kelahiran Abraham, Musa, Simson dll berpuncak pada kelahiran Yesus,
yang merupakan babak puncak yang paling tinggi di Alkitab. Ia datang / lahir
untuk mati. Seorang hamba Tuhan mengatakan, satu-satunya kematian yang bukan
karena dosa adalah kematian Yesus. Semua kematian kita karena kita sudah
berdosa , upah dosa adalah maut. Ada 3 orang Majus yang diajarkan di Sekolah
Minggu. Ini salah kaprah. Jumlahnya bisa belasan bahkan puluhan. Mereka lewat
gunung, lembah, gelap-terang sekian lama. Ancaman binantang buas, perampok,
tidak mungkin jalan 3 orang. Orang majus bawa 3 macam persembahan, Emas ,
kemenyan dan mur. Emas ditafsirkan mereka bahwa Yesus adalah raja, kemenyan
ditafsirkan mereka bahwa Yesus adalah imam, dan dengan mur, Yesus diakui sebagai nabi. Mur untuk
mengawetkan jenazah. Artinya sejak Yesus lahir sudah dikatakan Yesus akan mati.
Kelahiran Yesus untuk mematikan dosa. Artinya natal tentang Paskah. Natal tentang
salib dan Yesus mengatakan, “Aku memberikan diriKu.” Yesus memberikan diriNya
sendiri sebagai hadiah. Yesus Kristus adalah hadiah kehidupan buat kita semua.
Kita semua sudah mendapatkannya. Kita tinggal ingat saja. Ada seorang muda
bertanya, natal tahun kemarin kurang greget.
Saya jadi gregetan. Maksudnya greget, ada lilin natal, ibadah kebaikan
menyentuh dlsbnya… Itu katanya baru natal. Saya katakan itu bukan natal. Natal
berarti kamu duduk di pojok menikmati pemberian Kristus bagi kamu sekali lagi.
Natal itu melakukan komitmen ulang memperbarui hidup kamu. Natal itu tentang
memberi.
3.
Natal waktunya
menjadi berkat. Pada waktu kisah
natal, ada 3 macam kelompok orang. Ada keluarga. Ada Maria, Yusuf dan bayi
Kristus. Ada gembala dan orang Majus. Artinya ada keluarga. Gembala sebagai
symbol orang percaya. Orang Majus bukan orang Yahudi, bukan orang percaya.
Natal bukan tentang aku. Tetapi natal adalah aku, keluargaku, sesamaku. Apakah saya sudah menjadi berkat? Saya cukup
sedih mendengar kesaksian, ada anak mudah aktif ke gereja aktif pelayanan (aktif
luar biasa). Tetapi waktu ditanya ke keluarganya, dicap sebagai orang brengsek.
Anak yang tidak berbakti. Di keluarga tidak jadi berkat. Ada yang punya jabatan
pelayanan di gereja, tetapi di keluarga saling cek-cok dan berantem. Natal
adalah momen. Di mulai dari keluarga ada kesatuan. Membawa damai dan berkat
bagi keluarga. Bukan hanya keluarga tetapi sesama kita dan orang Majus, non
Kristen. Apa yang kita bisa berikan, berikan. Ada yang mampunya memberikan
makanan, berikanlah makanan, Bila punya uang, kasihlah uang. Natal itu Tuhan
panggil kita jadi berkat. Mungkin di keluarga kita dihina sehingga tidak punya
kepercayaan hidup. Sehingga ingatnya hal-hal yang jelek-jelek. Tetapi Alkitab mengatakan,
saudara adalah berkat. Saat kita menjadi berkat bagi orang di sekitar kita,
barulah hidup kita bisa berubah. Hidupmu sebagai bintang di langit gelap. Sumber
cahaya. Kamu adalah star. Kamu
terang. Kamu adalah berkat bagi orang sekitar kamu. Natal momen kita jadi
berkat, orang percaya dan tidak percaya.
Natal terjadi dalam
kesederhanaan, natal artinya memberi diri dan natal menjadi berkat bagi sesama.
Kemarin saya khotbah
di Binus, ada cuplikan yang berkata : Christmas is not Christmas till it
happens in your heart. Natal bukanlah natal sebelum itu terjadi dalam dirimu.
Marilah di bulan natal ini , kita meresapi makna natal yang sejati. Jangan
melalui natal tahun ini tanpa Kristus.
No comments:
Post a Comment