Sunday, August 25, 2013

Manajemen Konflik

Yud 1:9
Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"

Kis 15:35-41
35 Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan.
36 Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas: "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka."
37  Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus;
38  tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.
39  Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus.
40  Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan
41  berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ.

Ev. Yoppy Sihombing

Konflik bisa terjadi di mana dan kapan saja. Suatu ketika saya berkunjung ke rumah adik ipar saya. Dia punya 2 anak yang masih kecil dan sedang lucu-lucunya. Sang kakak sedang main mobil-mobilan. Saat sedang serius bongkar mobil-mobilannya, anaknya datang ingin ikut bermain. Pagi yang indah berubah menjadi malapetaka. Sang adik memaksa dan berusaha merampas mainan kakaknya. Akhirnya mereka ribut. Papanya kemudian datang dan minta sang kakak untuk mengalah karena adiknya lebih kecil. Ia tidak mau karena mainan itu miliknya dan sang adik punya mainan sendiri. Akhirnya mereka berebutan sehingga mainannya rusak. Papanya marah dan menyentil Sang Kakak. Sang Kakak menangis. Lalu mamanya keluar dan bertanya mengapa menangis. Sang Kakak berkata, “Papa menyentilnya”. Mamanya kemudian bertanya kepada papanya. Akhirnya terjadi konflik antara anak dengan anak dan  orang tua dengan orang tua.

Gara-gara konflik, persahabatan bisa putus. Persahabatan terputus hanya karena persoalan sepele. Padahal untuk membangun persahabatan dibutuhkan waktu yang lama. Yang dipikirkan hanya harga diri, kesombongan di atas segalanya, ingin menang sendiri dan melupakan persahabatan yang penting. Terjadinya konflik begitu saja dan bisa terjadi dimana saja, termasuk di dalam rumah tangga. Hanya karena persoalan TV, suami-istri bisa ribut. Belum lagi antara orang tua dengan anak, rekan-rekan sepelayanan, dengan tetangga. Demikian pula di luar terjadi begitu banyak konflik. Suku dengan suku, antar organisasi atau antar bangsa. Dunia ini penuh dengan konflik. Dimana-mana pasti ada konflik. Mengapa hal ini terjadi? Selama masih ada keegoisan, kesombongan dan dosa, setan maka konflik itu akan terjadi. Salah satu sebab mengapa Yesus datang dari surga ke dunia ini, karena sejak berdosa, hubungan manusia dengan Allah terputus dan terjadi konflik. Itulah sebabnya Tuhan Yesus perlu jadi juru damai untuk mengatasi konflik manusia dengan Allah.

Dalam Kisah Para Rasul , Rasul Paulus berselesih dengan Barnabas. Keduanya adalah tokoh iman besar dalam Perjanjian Baru, penginjilan di Asia dan melahirkan banyak gereja. Mereka punya kualitas rohani yang tidak meragukan namun gara-gara Yohanes Markus, mereka berselisih panjang. Mereka adalah 2 pribadi yang berbeda. Rasul Paulus adalah orang yang tidak main-main dalam pelayanan, begitu tegas. Barnabas orang yang low profile dan sabar. Sewaktu Rasul Paulus sangat marah besar dengan Markus, maka Barnabas mau membawanya serta. Tetapi Paulus tidak setuju karena Markus telah meninggalkan pelayanan dan Paulus tidak ingin memberi kesempatan karena pelayanan bukanlah hal main-main. Banyak tantangannya. Markus masih sangat muda dan menghadapi banyak tantangan di depan. Tapi Barnabas berkata, “Ia akan memimpin sampai Markus bisa melayani.” Akhirnya mereka berpisah. Barnabas bertangan dingin, sehingga mengakibatkan terjadi perubahan luar biasa terhadap Markus. Bahkan nantinya Rasul Paulus berkata, “Berikanlah Markus. Berikanlah dia.” Untuk membantu pelayanannya.  Di sini terlihat bahwa konflik bisa terjadi pada 2 tokoh di zaman itu.

Contoh lain di kitab Yudas, ada malaikat Michael dan Lucifer. Lucifer dulunya sebelum dibuang dan menjadi setan, adalah panglima tentara surga. Oleh karena keangkuhannya, Allah menghukumnya dan mengusirnya ke bumi ini. Sehingga ada kekosongan dalam sistem keprajuritan di surga. Jabatan Lucifer kosong, sehingga dibutuhkan panglima para malaikat pengganti. Maka Allah menugaskan Michael. Sebelumnya ia adalah seorang pemimpin paduan suara di surga. Michael dan Lucifer adalah malaikat tingkat tinggi dan saling mengenal. Mereka konflik dan selisih satu dengan lain berkenaan dengan mayat Musa. Bagi Lucifer, hal ini penting. Karena Musa selama hidupnya dianggap sebagai orang sakti dan hebat. Tak ada tokoh yang mampu membelah laut. Ia mengalahkan ahli nujum. Kalau mayatnya ditemukan orang Yahudi, maka orang Yahudi akan menyembah Musa. Itu sebabnya mayat Musa harus disembunyikan agar tidak disembah. Tetapi Lucifer ingin agar mayatnya nampak dan kalau perlu disembah. Michael dan Lucifer bertengkar hebat. Ada konflik di antara mereka. Konflik bisa terjadi kapan dan dimana saja.

Cara menyelesaikan konflik.
Manajemen artinya mengatur sedangkan konflik artinya perseteruan atau perselesihan. Manajemen konflik = bagaimana mengatur perselisihan atau perseteruan. Dalam manajemen , kita mengenal 4 hal penting :
1.     Controlling (mengendalikan). Apa yang harus dikontrol dalam diri kita? Emosi! Saat menjadi gembala di sekolah, saya berkata ke seorang guru, “Kalau kamu sedang marah , maka tangan kamu harus di belakang. Sehingga hanya mulutmu saja. Andaipun marah, marah dengan mulut, jangan tanganmu ke depan sehingga main tangan.” Marah tidak harus dengan penganiayaan. Siapa bisa mengontrol emosi dan marahnya? TIdak mudah. Tidak ada orang yang merencanakan untuk marah-marah. Begitu mudah orang membuat orang lain marah. Kita tidak berlambat untuk marah melainkan dengan cepat. Suatu kali saya harus khotbah di 3 tempat di 3 kota berbeda. Pagi saya naik taxi supaya cepat agar jangan sampai telat / ketinggalan pesawat. Jadi begitu ada mobil lain yang lewat, dia selalu marah-marah. Gampang sekali marah. Harusnya tidak perlu marah-marah walau ingin cepat-cepat sampai. Waktu nenek saya meninggal usianya 125 tahun. Menjelang usia itu, ia tiap hari marah-marah, dari pagi sampai malam marah-marah. Dia marah-marah karena darah tinggi. Mengontrol emosi dan kata-kata tidaklah mudah. Yakobus mengatakan, tidak seorang pun sempurna karena orang yang sempurna dapat mengekang lidahnya. Dari mulut yang sama keluarlah kutuk dan juga berkat. Orang seringkali menyumpah. Harusnya tidak boleh sumpah keluar dari anak-anak Tuhan. Kita harus mengontrol perkataan, pikiran dan keinginan-keinginan daging kita. Suatu kali istri saya bilang sapu patah sehingga mau beli. Juga tidak ada sabun jadi ingin belanja di supermarket. Saya ingatkan, hanya yang diperlukan saja yang dibeli. Walau sudah setuju,  sewaktu sampai di mal ternyata ada sale. Jadinya awalnya hanya mau beli sapu dan sabun, kenapa jadi belanja Rp 1,5 juta. Bagaimana mengontrol ketamakan kita? Seorang ibu kesaksian. Ia ditipu. Awalnya ia bingung uangnya mau diapakan. Karena kalau didepositokan bunganya kecil, maka ikut sebuah investasi yang katanya sebulan bisa dapat Rp 50 juta. Sehingga dia bermimpi , kalau bunga sudah dibayarkan mobilnya bisa ganti. Bulan pertama , kedua dapat bunganya, bulan ketiga tidak muncul. Bulan empat curiga. Bulan lima sadar ia tertipu. Lalu berdoa ke Tuhan, saya sudah tamak , minta agar modalnya dikembalikan. Uang yang Rp 1 miliar kembali Rp 400 juta. Dia bilang, Puji Tuhan walau uang Rp 600 juta hilang. Tetapi berat badannya sudah berkurang 5 kg. Ia menyadari ini suatu ketamakan. Mau dapat uang banyak tetapi tidak mau kerja keras. Tidak mau cape-cape.  Jadi hati-hatilah kalau ada menawarkan investasi.
2.     Leading (memimpin). Kita harus mampu memimpin diri sendiri. Mengarahkan diri sendiri. Menaklukkan diri sendiri. Pimpin kepada Yesus Kristus, kepada firman Tuhan. Karena memang kita sulit mengendalikan diri sendiri. Rasul Paulus berkata, apa yang tidak aku ingin itu yang aku lakukan. Ada duri dalam daging. Aku tidak mau yang tidak baik tapi itu yang kulakukan. Plato mengatakan, dalam diri manusia ada 2 kekuatan. Seperti 2 kuda, yang satu baik yang lain beringas dan nakal. Kedua kuda bertentangan satu dengan lain. Seringkali kuda yang jahat yang memenangi pertempurannya. Sehingga manusia sulit jadi baik. Untuk memimpin diri sendiri, kita tidak mampu kecuali diserahkan kepada Allah Roh Kudus untuk memimpinnya.
3.     Programming. Kita mau menjadi orang Kristen yang mengalami pertumbuhan. Kita mau mengalami kemajuan kerohanian. Bukan seperti tembang lawas , “aku mau seperti yang dulu”. Sudah jadi orang Kristen lama, ada yang 3 tahun atau 50 tahun , tetapi terlambat ke gerejanya masih juga sampai sekarang. Tidak berubah. Yang berubah umurnya. Karakternya tidak berubah, kerohaniannya tidak berubah. Kita takut dan hormat kepada orang tua, karena takut kualat. Orang tuanya selalu berkata, “Kamu tidak perlu kasih tahu saya, saya sudah makan garam banyak-banyak” . Padahal Tuhan Yesus berkata, “Kamu harus belajar kepada anak-anak”. Belajar tidak peduli dengan orang tua atau muda. Rasul Paulus berkata kepada TImotius, jadilah teladan dalam perkataan dan tingkah laku meskipun kamu masih muda. Dari siapapun kita bisa belajar. Mari belajar membuat program tertentu utnuk pertumbuhan rohani. Perlu Persekutuan Doa, kelas Alkitab, KKR atau kebaktian yang lebih banyak. Kita harus buat program untuk bertumbuh. Kalau dulu dilayani maka sekarang harus melayani. Harus buat perubahan, dulu didoakan orang lain sekarang mendoakan orang lain.
4.     Organizing. Jangan menganggap kita terlepas dari orang di sekitar kita. Seringkali kita menganggap bahwa urusan kita berbuat dosa, itu bukan urusan orang lain. Ini adalah masalah saya. Tidak ada masalah dengan kalian. Ini dosa dan masalahku. Tidak merasa bagian dari tubuh Kristus. Padahal kita berada dalam organ Kristus, gereja dan masyarakat sekitarnya. Dosa bersifat social artinya juga bisa melemahkan orang lain. Setiap orang berbuat dosa, membuat citra buruk bagi yang lain. Karena kita bagian dari organ. Sama seperti tubuh, tidak mungkin jempol berkata, ini lukaku tidak ada urusan dengan kepala. Atau badan membiarkan jempol luka , akhirnya menderita sampai tingkat terentu. Kerusakan dalam gereja, akan dimulai dari individu-individu dan hal-hal kecil, tahu-tahu sudah rusak semua. Kerusakan individu bisa merusak yang lain sehingga dibuat aturan / siasat gereja. Apabila ada yang salah / dosa, maka hubungannya ada. Maka untuk melindungi seluruh tubuh, anak-anak Tuhan dan gereja, perlu dibuat aturan-aturan.

Untuk menyelesaikan konflik :
1.     Carilah perdamaian. Saat konflik pikirkan perdamaian.
2.     Menjadi terang dan garam
3.     Menjunjung orang lain. Tempatkan orang lain di atas kita. Kita menghormati dan menghargai orang lain. Kepentingan orang lain di atas kepentingan kita. Kenapa kita junjung? Saat menjunjung, yang kuat ada  di di bawah. Karena ia menjunjung yang di atas/yang salah. Orang yang mengampuni adalah orang yang kuat. Orang yang marah adalah orang lemah.


Monday, August 19, 2013

Hidup yang Dimerdekakan

Pdt Hery Kwok

2 Kor 5:17
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Hari ini kita memperingati kemerdakaan Indonesia. Sebagai bangsa Indonesia bersuku Tionghoa, kita juga dengan antusias merayakan kemerdekaan Indonesia. Saya pernah ketemu hamba Tuhan yang raut mukanya mirip orang Tionghoa. Lalu saya tanya marganya apa? Dijawab marganya “Liong”. Herannya ia berbahasa Batak. Saya tanya, “Kok Bapak marganya Liong?” Dijawabnya, “Marga saya sebenarnya Sinaga” (Naga dalam  Tionghoa adalah “liong”).

Suatau kali ada seorang anak yang bertengkar dengan papanya karena perilaku sang anak yang tidak baik. Kata papanya,”Percuma kamu tiap minggu pergi ke gereja, karena hidupmu tidak berubah. Kamu sering melawan orang tua. Kamu jadi orang Kristen sama saja seperti sebelum kamu mengenal Tuhan.” Sang anak marah, naik ke atas loteng, masuk ke kamarnya dan membanting pintu kamar. Perkataan papanya menusuk hatinya karena memang benar, waktu dia ke gereja hidupnya sama seperti sebelumnya, tIdak ada perubahan dengan sebelum ia mengenal Tuhan. Banyak orang Kristen hidupnya sama dengan ilustrasi tadi. Di rumah , suami istri berbicara kasar satu dengan yang lain. Padahal keduanya sudah mengenal Kristus, belajar di gereja, namun satu sama lain bicaranya kasar. Suami memaki istri dan sebaliknya. Bahkan seringkali kata-kata di kebun binatang keluar. Demikian pula antara anak-anak dan orang-tua. Orang tua memaki anaknya dengan kasar dan sebaliknya sang anak melawan orang tuanya. Seorang pengusaha sebelum mengenal Tuhan sering melakukan usaha dengan tipu sana-sini yang penting menghasilkan uang. Ternyata setelah belajar tentang kekristenan, usahanya tetap kotor. Sebelum dan setelah mengenal Kristus, tetap suka hutang sana sini dan tidak bayar. Demikian juga dengan hidup di gereja juga begitu. Kalau hidup seperti itu, bagaimana Kristus bisa dikenal melaluimu? Jangan membuat orang dunia bingung membedakannya. Dalam 2 Kor 5:17, Rasul Paulus memberi pengajaran yang sangat baik bahwa harus ada perbedaan antara sebelum dan setelah mengenal Kristus. Mungkin sebelum kenal, kamu kasar terhadap anak-anak atau pasangan, setelah percaya maka kamu harus hormat kepada orangtuamu karena Alkitab mengajarkan begitu. Orang Tionghoa sering tidak mau masuk Kristen, karena khawatir anaknya tidak mau menghormati dia sebelum dan setelah ia meninggal. Hal ini salah. Kekristenan mengajarkan, justru waktu orang tua hidup, anak harus menghormatinya. Waktu hidup anak harus mengajak orang tua makan yang enak dan sehat. Jangan waktu setelah mati baru ditangisi dan dibawakan makanan kesukaannya. Karena kalau sudah meninggal, makanan yang dihidangkan di kuburan dimakan oleh orang yang ada di kuburan.

Ciptaan yang Baru
Siapa di dalam kristus ia adalah ciptaan yang baru. Yang dimaksud dengan kata “baru”
1.     up-to-date.  Misalnya : pakaiannya up-to-date. Jadi orang sering bilang mengikuti zaman, selalu baru. Dulu pernah ada film yang berjudul ghost, dimainkan oleh Demi Moore yang berpotongan rambut seperti lelaki namun cantik sekali. Lalu banyak yang mengikuti modenya, walau tidak cocok. Up-to-date yang dimaksud tidak seperti itu, karena setelah zamannya berlalu, maka ia akan menjadi kuno.
2.     fresh. Seperti di toko roti, pegawainya menggunakan istilah fresh from the oven untuk roti yang baru saja dari tempat perapian. Orang yang makan rotinya enak sekali. Tetapi itu bukan arti baru yang dimaksud Rasul Paulus. Karena bila demikian maka setelah beberapa saat rotinya menjadi dingin dan berkurang enaknya.
“Ciptaan baru” berbicara tentang kualitas orang yang lahir baru, tidak bisa pudar oleh waktu dan zaman. Pada waktu percaya kristus, hari ini percaya dan selamanya kualitasnya terus berjalan. Bagaimana saya menjadi ciptaan yang baru? Jadi siapa yang ada di dalam Kristus artinya setiap orang yang percaya, hidup dalam bimbingan Kristus ia adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah  berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang.
Ada 2 hal menarik yang disampaikan Rasul Paulus.
1.     Status orang yang percaya kepada Kristus artinya siapa kamu di hadapan Tuhan. Secara etnis kita orang Tionghoa tetapi secara status kita orang Indonesia. Status ini penting, karena kemana kita pergi, menyatakan siapa kita. Sewaktu pulang dari Israel, pesawat yang saya tumpangi  mampir di bandara Dubai. Di dalam pesawat, banyak TKI yang pulang juga. Karena pesawat yang ditumpangi ditunda keberangkatannya 10 jam, akhirnya saya berkenalan dengan orang Indonesia yang salah satunya TKI.  2 jam sebelum masuk pesawat, ada seorang TKI yang terkejut dan pucat mukanya karena paspornya hilang. Rupanya selama di bandara dia berkeliling belanja sana-sini dan paspornya terjatuh. Kehilangan paspor di negara orang merupakan hal yang celaka luar biasa. Karena orang tahu statusmu dari surat yang bernama paspor. Waktu statusmu jelas, orang tahu dan tidak mempermasalkanmu. Rasul Paulus bilang, siapa di dalam Kristus, ia punya status baru. Statusmu tidak seperti orang yang dihukum tapi orang yang dimerdekakan dan akan masuk ke sorga karena dikerjakan oleh Tuhan Yesus di kayu salib. Jadi ciptaan baru merupakan status yang diubahkan secara revolusioner. Artinya pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan oleh kita, tetapi oleh Allah dan berlangsung seketika. Engkau menjadi ciptaan baru bukan karena berbuat amal, baik atau sekedar memberi banyak sumbangan namun dimulai dari percaya kepada Kristus dan mengalami perubahan revolusioner oleh Kristus. Perubahan tidak dibuat oleh manusia dan manusia tidak bisa mengusahakannya. Jangan berpikir waktu melakukan kebaikan, maka statusmu berubah menjadi baru. Kristus yang membuatnya sehingga status kita menjadi baru. Rasul Paulus berkata, “Hanya di dalam Kristus” artinya tidak ada tambahan lain. Banyak orang Tionghoa yang percaya Kristus tapi ditambah adat nenek moyang ( kepercayaan-kepercayaan lama). Itu salah besar.
2.     Yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang. Rasul Paulus berbicara perubahan yang terjadi secara proresif atau bertahap. Perubahan itu terjadi dari hari ke hari sejak percaya kepada Kristus dan berubah karakternya. Perubahan itu terjadi , waktu firman Allah ada di dalam kita. Waktu firman Allah bicara, Hai suami kasihilah istrimu, hai istri taatilah suamimu, perubahan itu harus terjadi sehingga waktu suami istri bermasalah, tidak lagi berbicara kotor dan membuat sakit hati. Namun tidak berarti tidak bisa marah, tetapi tetap baik. Maksudnya waktu marah, tidak langsung mengatai dengan kata yang jahat. Misalnya bawa anak masuk ke kamar dan bicara, sehingga sang anak melihat papanya berbeda tidak seperti dulu. Itulah yang dimaksud bahwa sebagai yang baru yang lama berlalu dan yang baru datang. Sebelum kenal Kristus, kita orang jahat, tidak ada manusia yang tidak berdoa. Semua orang berdosa. Kita semua orang berdosa. Kita hidup dalam keberdosaan kita. Pikiran dan hati kita jahat. Pikiran kita dulu suka gosipin orang termasuk gosipin hamba Tuhan. Jadi waktu dalam Kristus, kita berubah. Dari hari ke hari, kita harus terus berubah. Waktu berusaha, setelah percaya, tinggalkan tipu menipu dan jangan melakukan suap. Sebagai anak muda, kuliah jangan menyontek. Sewaktu saya studi S2 pendidikan saya belajar bersama kepala sekolah karena itu program untuk para kepala sekolah. Waktu ujian dosennya berkata, “Karena kamu mahasiswa S2 , kamu bukan anak-anak. Saya percaya kamu bisa dipercaya.” Soalnya cukup sulit.  System ujian dengan tutup buku. Saya duduk di depan, dan kerjakan yang bisa dulu supaya waktunya cukup. Saat meng istirahat badan dan menoleh ke belakang, saya terkejut karena kepsek sedang buka buku! Padahl merekalah yang bilang ke anak-anak di sekolah agar jangan menyontek. Setelah selesai, saya tanya, “Kenapa bapak menyontek?” Lalu saya dimarahi. “Hus, itu bukan nyontek. Itu hanya cocokkin jawaban.” “Sama saja”, saya bilang. “Kamu lakukan seperti itu, kamu sendiri bilang tapi tidak lakukan.”

Hari ini kita memperingati kemerdakaan Indonesia. 68 tahun kita terbebas dari jajahan bangsa asing secara fisik. Kemerdekaan membuat kita tidak terbelenggu orang asing. Waktu engkau dan saya percaya Kristus, engkau dimerdekakan dari dosa. Dosa tidak mampu lagi berkuasa atas kita. Sering kita tidak menyadari dan tidak mampu menghindari jebakan dosa. Acapkali kita bermain dengan dosa, itu yang membuat hidupmu tidak berubah. Ingatlah , kita dimerdekakan dari dosa oleh Kristus. Sekarang status kita sudah menjadi anak Tuhan . Status yang baru ini membuat kita berubah secara karakter di dalam Kristus. Gereja kalau mau dipenuhi oleh jiwa yang baru, salah satunya waktunya kita diubahkan oleh Kristus. Engkau sekarang peduli dengan orang. Waktu mempedulikan sesama, mereka bingung darimana orang ini. Setelah tahu dari GKKK Mabes, mereka mau datang. Jangan justru sebaliknya. Gereja mula-mula disukai banyak orang. Orang-orang Yunani melihat orang Kristen memberikan apa yang dimilikinya. Waktu orang lain melihat orang Kristen mula-mula mereka mau belajar mengenal Tuhan Yesus. Waktu hidup kita seperti itu, gereja Tuhan akan dipenuhi oleh orang-orang. Mari kita nyatakan hidup yang berubah dalam pikiran, hati dan perbuatan kita karena Kristus.

Sunday, August 11, 2013

Kehidupan Orang Kristen

Ev Amelia

Kol 3:5-15
5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
6  semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
7  Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
9  Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
14  Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Mengapa kita menjadi orang Kristen? Ada yang mengatakan agar kita memperoleh perlindungan-pertolongan Tuhan, kehidupan kekal (masuk surga), namun jangan lupa agar kita menjadi orang yang lahir baru (mengalami perubahan dari kebiasaan , cara berpikir, perilaku yang tidak baik). Sudah berapa lama kita menjadi orang Kristen? Mungkin ada yang dari lahir, TK, remaja, menikah atau baru saja menjadi orang Kristen. Setelah sekian lama kita jadi orang Kristen, apakah kita memperlihatkan perbedaan sebagai orang Kristen? Apakah kita masih tetap orang yang sama seperti sebelumnya? Apakah kita merasa puas hanya dengan memiliki keselamatan di dalam Kristus? Menjadi orang Kristen tujuannya bukan hanya untuk mendapat hidup kekal. Allah menebus kita dengan darah Kristus yang mahal tidak sekedar memindahkan kita dari dunia ke sorga , tetapi setiap orang Kristen supaya menampakkan perubahan cara hidup, kebiasaan dan sifat. Saat ini hal ini kurang didengungkan di mimbar. Padahal dari dulu sering dikhotbahkan tentang orang Kristen yang diubahkan. Setelah menjadi Kristen, apakah orang lain lebih menyukai kita, ada sukacita, dan merasakan pergaulan di gereja menyenangkan? Ini adalah tanda kita sudah berubah atau tidak. Itulah sebabnya Tuhan katakan kepada kita Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuanny  ,Setelah jadi orang Kristen, kita harus membuang hal-hal pada ayat 8. Ibaratnya pamper yang digunakan bukan saja saat bayi tapi juga setelah menjadi tua. Pamper berguna untuk menampung kotoran yang keluar dari tubuh kita. Kalau sudah terkena kotoran, maka saat dipakai sudah tidak enak, karena gatal dan gerah. Sebagai orang Kristen kita harusnya merasa gerah dengan kehidupan kita yang lama. Maka kita membuangnya seperti membuang pamper yang kotor.

Pertama-tama yang perlu dibuang adalah amarah. Tidak ada orang yang lepas dari hawa amarah. Kalau ada sesuatu yang menyinggung, maka kita marah. Marah tidak dikatakan sebagai dosa. Marah reaksi emosional yang sangat alamiah. Tuhan juga marah bahkan murka. Tetapi yang dimaksud di sini adalah marah yang sifatnya merusak, menyakiti , menghancurkan, melukasi orang lain dan diri sendiri serta melakukan kejahatan. Marah digandeng dengan geram  menjadi kemarahan yang begitu membara sehingga kita ingin balas dendam dan ingin menyerang. Ada yang mengatakan “bahkan mati tidak akan lupa”.  Kemarahan itulah yang kemudian membuat kita melakukan kejahatan yang bisa ditujukan kepada orang yang salah atau bisa juga ke orang yang tidak berdosa. Kejahatan bisa berbentuk perkataan dan perbuatan yang menyakiti orang lain dan mengakibatkan kerugian pada sesama atau hal yang buruk terjadi pada orang lain. Yang lebih parah, orang menjadi terbiasa melakukan kejahatan, bahkan tidak sadar sedang melakukannya malah menganggapnya sedang melakukan kebenaran. Kejahatan harus dibuang. Kemarahan bisa mengakibatkan memburuk-burukkan, memfitnah atau menghancurkan hidup orang lain, mengeluarkan kata-kata kotor atau berdusta. Karena kita ingin orang lain hancur dan ingin orang tersebut terluka. Fitnah biasanya bercampur dengan gossip. Dalam bergosip seringkali kita melakukan fitnah terhadap orang lain karena kita tidak tahu apa yang dikatakan atau dibicarakan orang lain. Biasanya kita bilang, “Katanya dia itu begitu-begini”, lalu orang lainnya menambahkan lagi kata-kata lain. Akibatnya hal buruk telah masuk dalam pikiran orang-orang lain karena dimulai dari kata-katanya. Barangkali kita sudah melakukan banyak fitnah dalam hidup kita. Tuhan Yesus berkata bahwa barang siapa mengatakan saudaranya bodoh-gila, akan masuk neraka. Selanjutnya kata-kata kotor (kata-kata makian yang dikeluarkan saat seseorang marah) harus dibuang.. Ada orang yang terlatih mengucapkan kata-kata seperti ini. Begitu marah, langsung keluar kata makian nan kotor. Mengucapkan kata-kata kotor yang menyeramkan, dikatakan saat marah. Bisa juga disebabkan karena irihati erhadap teman. Misalnya : temannya dulu miskin sekarang kaya, sehingga dicari-cari kekurangannya. Hati-hati dengan cerita buruk. Alkitab juga mengatakan kepada kita supaya kita tidak berdusta. Ada banyak yang buruk di dalam diri kita, yang merusak orang lain, agar dibuang sekarang juga.

Kemarahan menyakiti hati dan diri kita sendiri.
Kalau kita melakukan hal-hal buruk seperti yang tertulis di ayat 8 akan merusak diri sendiri. Dengan kemarahan , kita tidak bisa hidup damai dan tenang. Orang yang susah marah, hidupnya damai dan tenang. Walaupun punya masalah dalam hidupnya, hidupnya seolah-olah terlihat tidak punya masalah. Jika menyimpan kepahitan, kemarahan dan dendam dalam hati, sebenarnya kita secara perlahan-lahan sedang membunuh diri sendiri. Seperti contoh berikut. Ada seekor burung elang yang gagah sekali. Suatu kali ia terbang dengan perkasa dan menukik ke bawah menyambar seekor binatang kecil (cerpelai). Lalu dia terbang tinggi membawanya serta, namun setelah terbang beberapa saat tiba-tiba dia turun kembali menghujam bumi, menggelepar-lepar lalu mati. Rupanya cerpelai tersebut menggigit burung elang diam-diam sehingga akhirnya sang elang binasa. Kemarahan seperti hewan kecil tersebut, kalau kita simpan dalam hati kita, maka perlahan-lahan akan menggerogoti, merusak hati kita. Ada yang ingin terus marah kepada orang tertentu sampai mati dan tidak pernah ingin melupakannya. Melakukan hal seperti itu, seperti kita sedang berupaya bunuh diri. Semua kemarahan akan  merusak diri sendiri. 

Bagaimana reaksi kita kalau ada orang yang melakukan kejahatan kepada kita?
Kalau ada orang yang berbuat jahat, maka kita akan marah. Ini reaksi yang alamiah. Kita harus berani dengan iman percayakan kejahatan orang lain kepada Tuhan, jangan terus dipelihara. Karena Alkitab memberikan suatu jaminan. Rom 12:17-19. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!  Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!  Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Kita tidak perlu membalas, tetapi cukup menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Kita percayakan segala sesuatu termasuk orang yang berbuat jahat kepada Tuhan. Karena pembalasan itu hak Tuhan. Dia Allah yang adil dan pengetahuanNya luar biasa. Dia yang akan melakukan pembalasan.
Suatu ketika saya mengalami hal yang mungkin paling buruk dalam hidup saya. Ada orang yang membuat saya marah, saya bergumul hebat untuk mengatasinya. Saya merasa sangat direndahkan, serendah keset kaki yang diinjak-injak orang. Saya sangat terhina dan sangat sulit menerimanya. Saya berdoa dan Tuhan minta saya melakukan seperti yang ada pada Roma 12:17-19 walau hal tersebut sulit. Saya merasa diri saya lemas sewaktu bangun. Namun Tuhan mengajarkan kepada saya untuk rendah hati, mengampuni, tetap berbuat baik dengan cara menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Bagi saya itu puncak untuk belajar jadi rendah hati. Serahkan pergumulan kita kepada Tuhan dalam segala perkara. Secara perlahan-lahan, luka hati saya sembuh dan pulih. Yang mengherankan, Tuhan perlihatkan kepada saya, orang yang menyebabkan saya sedemikian terhina, juga mengalami hal  yang sama. Kita dapat menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Karena pembalasan adalah hak Tuhan. Tidak tidak bersyukur untuk hal buruk yang terjadi orang yang berbuat jahat kepada kita.  Jadi saya dapat pelajaran berharga dari Tuhan dalam hidup saya dan bisa menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan memperlihatkan kebenaran dari firmanNya. Sekarang saya hanya dapat mengatakan Puji TUhan untuk semua kasih karunianya. Jadi bila ada yang melakukan kejahatan, percayakan saja pada Allah.

Buanglah Dusta.
Alkitab juga mengatakan dalam ayat selanjutnya. Jangan lagi kamu saling mendustai. Setiap kita pernah berbohong. Orang berdusta karena menginginkan sesuatu. Atau karena ingin melindungi diri sendiri atas apa yang telah diperbuat menghindari akibat perbuatan tersebut. Bila melakukan hal tersebut, itu menunjukkan kita adalah orang yang tidak bertanggung jawab, tidak berani menanggung akibat dari kesalahan sendiri. Ada orang yang pandai mengarang cerita untuk menutupinya. Banyak kebohongan dilakukan untuk melindungi diri kita. Kita harusnya jangan menambahkan dosa di atas dosa. Jangan kita berbohong untuk menutupi dosa. Kita harus lebih takut kepada Tuhan daripada takut menanggung akibat kesalahan kita. Kalau kita melakukan kesalahan, mintalah maaf. Jangan menimpakan kesalahan (dosa) di atas kesalahan (dosa) lain. Sekali berbuat salah, cukup. Tuhan tahu yang terbaik. Percayakan semua kepada Tuhan.  Berdusta sangat merusak hubungan. Tuhan ingin kita punya hubungan yang baik dengan orang lain. Kepercayaan sangat penting dalam hubungan. Dusta akan mengakibatkan renggangnya (pemutusan) hubungan. Apalagi kalau dusta tidak diakui dan bertobat. Berdusta sangat merusak hubungan sehingga jangan berdusta. Sehingga dikatakan, jangan lagi kamu saling mendustai. Jangan merusak hubungan di manapun juga. Walaupun kebanyakan kita pernah berdusta, maka buanglah. Rusaknya hubungan karena dosa. Padahal hubungan itu penting. Uang, prestasi , harta penting. Namun orang yang terlalu mementingkannya dapat merusak hubungan dengan orang lain. Yang lebih penting adalah hubungan dengan orang-orang. Terutama orang-orang yang dekat dengan kita. Banyak orang yang hidup sederhana di kampung, saling terbuka, hidup sederhana tetapi mereka hidup lebih bahagia dari kita yang lebih banyak uang tapi banyak hubungan yang rusak. Kebahagian kita terkait dengan hubungan kita dengan orang-orang di seputar kita.

Apa yang harus kita lakukan kepada orang yang melakukan kejahatan kepada kita?
12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Kalau kita bertingkah laku buruk , maka orang akan menertawakan kita. Kita harus punya hubungan yang baik dengan orang lain. Hidup kita ini pasti akan berakhir. Jika kita meninggal, ada berapa jiwa yang sudah kita menangkan bagi Kristus? Kita hanya bisa memenangkan jiwa bagi Kristus dengan perkataan dan perbuatan kita. Tuhan ingin persekutuan kita dalam gereja menjadi sesuatu yang indah. Kita menjadi orang Kristen bukan hanya untuk datang dan pergi. Tetapi supaya kita mempunyai hubungan yang hangat dan manis. Di dalam gereja mula-mula hubungan yang seperti ini merupakan salah satu faktor yang membuat jemaat bertambah karena punya hubungan yang indah satu dengan yang lain. Alkitab mengatakan, di atas semuanya itu kenakanlah kasih. Biarlah kasih yang mengikat kita untuk membuang sifat-sifat buruk dan mengenakan sifat-sifat baik. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu. Karena untuk itulah kamu dipanggil dalam satu tubuh. Kesatuan kita sebagai satu tubuh tidak mungkin terjadi kalau kita cepat marah, jikalau ada dendam atau sakit hati terhadap sesama kita. Jikalau kita berbuat jahat kepada yang lain, jikalau kita memfitnah, mengucapkan kata kotor dan berdusta. Tetapi kesatuan kita sebagai jemaat Tuhan, juga keluarga di rumah hanya bisa terjadi kalau kita menjadi sebagai orang-orang yang penuh belas kasihan, mudah menolong, penuh kemurahan, bersedia, mengalah, rendah hati, menghargai orang lain, berlaku lemah lembut terhadap sesame, sabar dan mau mengampuni. Hanya dengan cara demikian, baru kita bisa hidup dengan damai sejahtera dengan orang-orang lain di manapun kita berada. Kiranya Tuhan menolong kita menjadi orang Kristen dan membangun gereja yang indah. Buanglah segala marah, geram, dan dosa-dosa lain yang mengakibatkan rusaknya hubungan kita.