Sunday, April 23, 2017

Kuasa Sorga & Bumi Ada di Tangan Yesus

Ev. Cici S. L.

Matius 28:18-20
16  Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
17  Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
18  Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Pendahuluan

                Banyak dari kita yang sudah tidak asing lagi dengan penggunaan media sosial (medsos) di dunia maya seperti Facebook, Instagram dan lain-lainnya. Biasanya dalam aplikasi medsos ini ada istilah yang dikenal sebagai  follow (mengikuti). Maksudnya dengan meng-klik lambang (icon) follow seseorang, berarti kita mengikuti perkembangan status yang ditulis oleh orang tersebut. Dengan demikian kita menjadi seorang pengikut (follower)-nya. Umumnya memilih akun medsos seseorang yang akan diikuti, dilakukan pemilahan akun milik orang-orang berdasarkan kriteria tertentu. Biasanya yang diikuti adalah orang-orang yang mempunyai kelebihan (seperti kepintaran, kebaikan, kecakapan, kekayaan, kekuasaan, kepemimpinan, ketokohan dll), kesamaan minat atau hobi (penggemar buku, tanaman, film, fotografi, musik, drama, barang koleksi, binatang peliharaan dll), komunitas atau latar yang sama (teman sekolah, rekan kerja, teman gereja, saudara, keluarga dll). Singkatnya orang yang dipilih ini adalah orang yang bisa berguna atau memberikan pengaruh. Dalam mengikuti perkembangan status dari orang tersebut akan dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan berpikir kita yang terus berkembang. Ketika ada sosok atau tokoh yang lebih spektakuler maka biasanya kita akan beralih ke sosok tersebut. Sayangnya tidak semua tokoh yang lebih spektakuler tersebut berasal dari orang yang sekepercayaan dan bisa sepenuhnya diandalkan. Manusia memang terbatas kuasa dan kebisaannya. Tetapi ada sosok yang tidak terbatas. Sosok itu adalah Yesus Kristus dan tema hari ini adalah “Kuasa Sorga & Bumi Ada di Tangan Yesus.”

Kristus Penguasa Sorga dan Bumi (Matius 28:16-20)

                Sorga dan bumi adalah 2 hal yang sering diperbincangkan oleh manusia. Manusia ingin menikmati keduanya. Biasanya kalau kita ingin menikmati suatu objek wisata pasti kita harus meminta ijin terlebih dahulu kepada pemilik atau penguasa tempat yang akan kita kunjungi. Kita harus bertemu dengan penguasa dan pemiliknya. Sorga dan bumi juga ada penguasa dan pemiliknya. Siapakah pemilik sorga dan bumi? Matius 28:18 mencatat,” Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Dengan demikian sorga dan bumi ada penguasanya dan itu adalah Yesus Kristus. Sorga dan bumi ada di tangan Tuhan Yesus.

Faedah (pengaruh, guna) ketika kuasa di bumi dan sorga ada di tangan Yesus.

1.    Pengharapan kita diteguhkan olehNya ketika percaya padaNya

Latar belakang dari perikop Matius 28:16-20 adalah Yesus Kristus telah mati dan disalibkan sehingga murid-MuridNya merasa sangat kehilangan. Sosok yang mereka kagumi dan selama ini selalu mereka ikuti telah pergi (mati). Bukan saja kehilangan dan berdukacita tetapi mereka juga merasa ketakutan karena mereka dikejar-kejar oleh bala tentara Romawi. Setelah kebangkitan Tuhan Yesus, mereka (kesebelas murid) pergi ke Galilea yaitu tempat yang ditunjukkan oleh Yesus kepada mereka. Namun seperti yang dikatakan Tuhan Yesus ternyata Ia telah mendahului murid-muridNya ke Galilea (Matius 26:32 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea dan kata malaikat kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain,”Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."- Matius 28:7 .). Saat murid-muridNya melihat guru mereka, Tuhan Yesus, di sana maka mereka pun datang serta menyembah Yesus yang telah hidup. Tetapi ada di antara mereka yang merasa ragu-ragu. Keraguan yang mereka miliki ini tidak bisa ditebak. Dengan bertemu kembali dengan Tuhan Yesus mereka merasa bersuka cita. Pengharapan mereka yang sempat hilang, timbul kembali karena Yesus Kristus telah bangkit. Namun ada di antara murid-murid ini yang memiliki keraguan sehingga Tuhan Yesus mengucapkan kata-kata yang tertera pada Mat 28:18. Mereka sangsi,”Apakah ini benar Yesus atau bukan? Orang mati bangkit kembali?” Murid-muridNya sedang berada dalam keadaan takut karena Yesus dikabarkan bangkit sedangkan tua-tua Yahudi menyebarkan berita bohong bahwa murid-muridNya mencuri jenazah Yesus. Matius 28:12-13 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Jadi tua-tua Yahudi menyebarkan fitnah bahwa Yesus bukan bangkit tetapi mayatNya dicuri.

Tuhan Yesus mengetahui keraguan hati murid-muridNya, sehingga Tuhan Yesus mendekati dengan tujuan untuk meneguhkan mereka dengan mengatakan, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Dengan perkataan ini, Tuhan Yesus sedang memperkenalkan diriNya dan menegaskan statusNya,”Saya adalah Guru kalian dan Tuhan sungguhan.” Ia sedang mengekspresikan dirinya seperti yang tertera pada Daniel 7:14 yang berbunyi ,”Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” Tuhan Yesus mengatakan “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan bumi” untuk menguatkan murid-muridNya yang sedang berada dalam keraguan. “Kalau saat ini, kalian (murid-muridNya) sedang difitnah oleh penguasa-penguasa yang ada di bumi , oleh tua-tua Yahudi dan sedang dikejar-kejar, maka Saya jauh lebih berkuasa dari penguasa-penguasa di bumi saat ini. Saya jauh lebih berkuasa dari mereka.” Kuasa yang diberikan dan dimiliki Tuhan Yesus bukan pada satu aspek saja. Tetapi seluruhnya telah diterima oleh Tuhan Yesus. Segala kuasa telah diberikan. Ungkapan yang dikatakan Tuhan Yesus bukan sekedar wacana atau kalimat yang biasa-biasa saja. Tetapi yang disampaikanNya adalah kalimat yang telah terjadi, telah dimiliki, ada di tanganNya dan tidak ada seorang pun yang bisa mengambil-alih dari genggaman tanganNya dan merebut dari diriNya.

2.    Kekuatan kita ada di dalamNya.

Setelah percaya kepadaNya maka kekuatanNya ada di dalam kita. Firman Nya menguatkan kita.  Tuhan Yesus yang mengatakan kepada kita dan untuk mengingatkan kembali pada murid-muridNya bahwa Dialah Tuhan yang berkuasa atas segalanya termasuk segala penguasa di bumi. Mana yang dipilih? Sebagai orang percaya kita tidak salah pilih dan salah mengenal Yesus Kristus. Sebagai penguasa Ia mengendalikan segala sesuatu baik yang di bumi dan di sorga yang dirindukan semua orang. Tuhan Yesus seolah-olah mengatakan,”Kamu tidak menyesal dan rugi mengenalKu dan percaya kepadaKu. Tugasmu sekarang adalah memperkenalkan Aku. Tugasmu melakukan regenerasi . Perkenalkan Aku dan ajarkanKu kepada siapa pun tanpa kecuali.” Tuhan Yesus mengatakan hal ini dalam kondisi sulit karena murid-muridNya sedang dikejar-kejar. Kamu harus memperkenalkan Aku sekalipun sedang dihalangi dan berada dalam kondisi sulit. Dan Ia menguatkan, “Kalian tidak perlu takut. Beranilah karena kekuatanmu ada di dalam pengenalan akan Aku.” Tuhan Yesus mengeluarkan perintah ini karena Ia datang dari sorga datang ke bumi untuk melakukan visi Allah yaitu menyelamatkan setiap kita yaitu orang-orang yang dipilih (percaya padaNya) dan tugasNya telah selesai ketika Ia bangkit. Ia mengajak kita untuk mempercayaiNya, memperkenalkan diriNya, mengajak orang untuk mengenal Yang dari Sorga itu dan percaya kepadaNya. Kuasa di bumi ada di tanganNya. Murid-murid saat itu dan kita saat ini yang menjadi murid-muridNya tidak perlu takut untuk memperkenalkan Dia. Karena Dialah yang ada di balik pengharapan dan kekuatan kita. Apa jadinya kalau bukan Dia yang menjadi kekuatan dan pengaharapan kita?

Pada tahun 2015 saya pulang kampung ke Pulau Nias karena setelah diwisuda dan praktek 1 tahun saya tidak boleh mengambil cuti untuk pulang. Jadi saya harus memaksa diri untuk pulang saat itu. Sebagai mahasiswa, saya mencari tiket promo dari Surabaya (bandara Juanda) ke Medan (bandara Kualanamu) dan setelah itu saya bermaksud mencari tiket promo dari Medan ke Nias. Tetapi tidak terpikir oleh saya bahwa orang Nias yang kebanyakan orang Kristen juga pada pulang. Jadi jangan harap dapat tiket promo malah harganya naik. Harga tiket yang normalnya Rp 450.000 naik menjadi Rp 1 juta lebih. Saya pikir nanti dapat tiket yang lebih murah beberapa hari lagi, namun ternyata tidak ada. Sehingga papa saya berkata, “Pulang saja walau harga tiketnya sudah naik.” Saya tetap bersikukuh menunggu karena merasa rugi kalau membeli tiket yang mahal dan mengatakan bahwa saya mau ke Danau Toba. Jadi saya memutuskan untuk naik mobil travel dari Medan ke Sibolga. Lamanya 8 jam. Saya minta bantuan paman (saya sudah menginap beberapa malam di rumah paman) dan kakek saya sudah marah dan berkata ,“Kalau mau nginap di sana kamu tinggal saja di sana.” Saya diajak untuk berangkat keesokan harinya bersama paman, tapi karena takut sudah kelamaan dan dimarahi lagi jadi saya putuskan berangkat saja (tidak menunggu lagi). Di mobil travel, saya duduk di tengah di samping jendela. Satu per satu penumpang lain naik sehingga kondisi di mobil padat sekali seperti ikan teri yang ditumpuk-tumpuk. Udaranya terasa panas dan AC mobil tidak dapat mengatasinya. Setelah beberapa saat mobil berjalan, saya bertanya-tanya dalam hati, “Mengapa jalannya mobil perlahan sekali?” Saya pun berbincang-bincang dengan orang-orang di mobil itu. Ternyata para penumpang di mobil adalah orang Nias semua. Saya bertanya, “Kamu tahu jalan?” Dijawab tidak (mereka ada yang menjawab bahwa mereka pernah lewat tapi tidak tahu jalan). Mereka balik bertanya, “Kamu tahu jalan?” Saya jawab tidak. “Kamu dari mana?”, mereka balik bertanya. Saya menjawab,”Saya dari Malang”. Mereka merasa heran,”Mengapa kamu lewat sini?”. Saya menjawab,”Iya, saya mengambil jalan darat.” Mereka bertanya lagi,”Kamu tahu jalan?” Saya jawab tidak. Waktu kecil saya pernah lewat tapi saya tidak tahu jalan.”  
Saat dalam perjalanan, tiba-tiba supir mobil travel tersebut bertanya,”Ada yang tahu jalan di sini?” Rupanya ia baru saja pulang dan tidak tahu jalan. Ia hanya mengisi waktu kosong saja dengan menyetir sehingga ia tidak berani mengemudi dengan cepat. Jadi mobil travel yang saya tumpangi dilewati mobil-mobil yang lain terus-menerus. Saya sampai merasa khawatir akan tertinggal kapal. Apalagi ruas jalan yang dilalui bentuknya seperti jalan ular (melingkar) dan sempit sehingga harus hati-hati karena kalau salah sedikit bisa masuk jurang. Supirnya tidak tahu jalan sehingga ia berhati-hati dan mengikuti jalan saja secara perlahan-lahan. Dalam hati saya menangis,”Bagaimana ini?”. Saya menelpon papa dan mengabarkan sudah sampai di mana. Teman seperjalan berkata,”Sebentar lagi sampai” Papa saya tidak mau memberitahukan bahwa saat itu saya baru setengah jalan. Saya menelpon papa sambil menangis “Yang menyetir seperti putri Solo. Lama!” Akhirnya kami tiba juga di Sibolga dan dari jauh sudah terlihat pelabuhannya. Tetapi karena tidak tahu jalan akhirnya nyasar ke terminal kedatangan sehingga saya harus naik becak lagi untuk masuk ke terminal keberangkatan. Kejadian ini seperti orang buta sedang menuntun orang buta. Sama-sama tidak tahu. Ibarat orang mau pergi ke sorga tetapi tidak tahu jalan. Seperti halnya orang yang bukan dari tempat asal (tempat di situ) mengajak orang yang juga tidak tahu jalan ke situ. Ilustrasi ini seperti Tuhan Yesus yang dari surga mengajak orang untuk datang ke sorga. Karena Yesus berasal dari surga maka Ia tahu jalan pergi ke surga. Apa yang saya alami tepat seperti ilustrasi yang menggambarkan hal itu. Saya juga bercerita di rumah. Saya berkata,”Kalau kita mau ke sorga dan tidak tahu caranya bagaimana kita bisa sampai ke sorga? Puji Tuhan kita punya Tuhan Yesus yang tahu jalan untuk ke sorga. Kalau tidak lalu kita memilih jalan yang salah maka kita akan nyasar. Kalau kita memilih orang yang tidak tepat maka kita tidak sampai tempat tujuan, merasa bingung di jalan dan ketakutan pun akan melanda diri kita.

Penutup


Bagaimana dengan diri kita? Apakah kita selama ini memiliki keyakinan dalam perjalanan hidup kita? Apakah dalam hidup ini kita punya pengharapan dan kekuatan yang diletakkan sungguh-sungguh pada Yesus ataukah kepada orang lain? Sehingga perasaan menyesal, kecewa dan marah ada di dalam kita? Apakah kita menaruh pengharapan pada sesama atau diri sendiri semata sehingga kekecewaan ada di dalam diri kita? Siapakah selama ini  yang kita cari saat kita membutuhkan pertolongan? Sesama kita atau Tuhan? Hanya kita yang bisa menjawabnya. Ketika menaruh pengharapan kita pada sesama dan mau berjalan sendiri, maka kekecewaan ada dalam diri kita. Tetapi Tuhan Yesus lah yang mencari dan mengajak kita, bukan kita yang mencari Dia. Dalam konteks manusia, orang sakit yang mencari dokter bukan sebaliknya. Terbalik dengan Tuhan. Ia yang mencari kita walau sebenarnya Dia tidak membutuhkan kita. Tetapi karena kasihNya, Dia yang mau mencari kita yang membutuhkanNya.  Bagaimana dengan kita? Apakah selama ini kita benar-benar menaruh pengharapan padaNya dan sungguh-sungguh percaya padaNya? Apakah selama ini kita sungguh-sungguh mengenalNya? Jika selama ini pengharapan kita tidak jelas, karena pengharapan kita tidak diletakkan padaNya sehingga kehidupan kita menjadi sering goyah dan takut maka biarlah firman Tuhan ini menguatkan kita bahwa  kita bersyukur mengenal Tuhan Yesus dan iman percaya ada di dalam Dia dan kekuatan kita ada di dalam Dia. Karena  kuasa yang di sorga dan bumi ada di dalam tangan Tuhan Yesus  yang memberikan manfaat pada kita : pengharapan kita akan diteguhkan di dalamNya dan kekuatan kita berada di dalamNya. Tuhan Yesus memberkati! 

Tuesday, April 18, 2017

Kristus yang Tersalib


Ev. Mercy Matakupan

1 Kor 1:18-24
18  Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
19  Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
20  Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
21  Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
22  Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
23  tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
24  tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
1 Kor 2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Gal 6:14 Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.

Pendahuluan

                Tema “Kristus yang Tersalib” adalah tema yang sangat indah dan agung. Paulus , rasul yang besar di Alkitab, mengatakan, Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan (1 Kor 2:2). Ia  adalah seorang ahhli Taurat, orang Farisi , murid Gamaliel yang paling pintar dan memiliki pengetahuan yang sangat inggi tapi ia membatasi diri dan menulis suatu surat yang begitu indah. Aku putuskan tidak akan mengkhotbahkan apapun selain Kristus yang disalib. Aku tidak akan memegahkan apapun. Tidak ada yang bisa aku banggakan selain Yesus yang disalib. Berapa kali hati kita sungguh-sungguh punya kerinduan untuk sekali lagi merenungkan khotbah tentang Kristus yang disalib? Semua orang Kristen tidak ada yang mau membuang konsep Kristus. Tidak ada yang berkata tidak percaya Kristus. Semua mengatakan bahwa saya percaya Kristus, itulah kekristenan. Tetapi seringkali dalam kekristenan, Kristus dipisahkan dari salib. Kita sangat menikmati Kristus yang memberikan 5 roti dan 2 ikan (bukan berarti tidak benar karena tercantum di Alkitab), membangkitkan orang mati atau melakukan banyak mujizat. Tetapi berapa orang di antara kita yang masih punya kerinduan berdoa untuk mendengar khotbah tentang Kristus yang disalib yang mungkin sudah ratusan kali kita dengar? Itulah tema khotbah yang aku kejar , khotbah yang menjadi jantung Injil dan inti dari 66 kitab Alkitab : Kristus yang Disalib!
2 Kor 11:4. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. Ada 3 hal di zaman Rasul Paulus yang dikhotbahkan di mimbar yaitu injil , Kristus dan Roh Kudus nya lain. Waktu hidup, Rasul Paulus mendengar pengkhotbah besar menghkhotbahkan Injil, Kristus dan Roh Kudus yang lain. Jangan kaget bila sekarang ada mimbar yang mengkhotbahkan Injil , Kristus dan Roh Kudus yang lain sama sekali. Di khotbah masih teriak Roh Kudus dan bicara tentang pekerjaan Roh  Kudus tetapi lain sekali. Tetapi yang disoroti Kristus yang lain sekali. Orang yang betul-betul anti Kristen dan benci Kristus , kita langsung jelas musuhnya siapa karena orang itu tidak mau percaya Yesus. Tetapi bukan itu yang paling menakutkan bukan saya tidak percaya Yesus. Tetapi yang paling menakutkan adalah Kristus dikhotbahkan di mimbar oleh hamba-hamba Tuhan dan pakai sebutan Yesus tetapi Yesus nya sama sekali lain dari yang dikatakan Alkitab. Rasul Paulus mengatakan, “Saya putuskan saya tidak akan mau tawar-menawar. Saya hanya mengkhotbahkan Kristus yang disalib.” Yang ditakutkan, kalau Yesusnya lain maka tidak ada kegentaran, kesungguhan dan kelimpahan orang mengkhotbahkan Yesus di atas kayu salib. Berapa banyak kita mendengar Kristus disalib, menjadi keindahan yang luar biasa? Itu satu-satunya dasar dari seluruh kebenaran iman Kristen. Begitu kebenaran ini bila ditarik maka rontoklah kebenaran iman dalam diri kita.

Kristus dan Salib

Kita memandang salib sebagai sesuatu yang remeh sekali. Orang Kristen bisa mengenakan kalung, anting atau sticker salib. Ada toko buku Kristen yang setelah masuk akhir bulan April- awal Mei ditulis ‘sale’ (diskon, dijual murah) semua tentang salib. Ada baju dan sticker salib yang murah. Salib dipandang murahan dan sesuatu yang remeh. Ada bando (ikatan rambut) anak-anak berwarna putih dan punya banyak gambar salib. Salib menjadi barang merchandise yang murah. Salib dilecehkan sedemikian. Sebetulnya gereja Tuhan sangat menyukai Yesus tetapi alergi dengan salibnya. Kalau kita menemukan salib mungkin kita sudah kebal. Kita mungkin menonton film Passion sebagai sesuatu yang biasa sekali karena telah menontonnya berulang kali. Lambang-lambang salib menjadi biasa sekali.
Di zaman konteks Alkitab, salib dipandang sebagai barang yang murahan dan sangat hina. Bagi orang Yahudi salib itu mengerikan (di kitab Ulangan dikatakan terkutuklah orang yang tergantung di atas kayu salib, tidak ada bagus-bagusnya salib itu). Jewish culture sangat tahu bahwa salib adalah tempat yang paling hina, tempat orang terkutuk dan tidak ada kebaikan di tengah-tengah salib. Cara menghukum orang secara mengerikan dan begitu menghinakan selain dengan dilempar batu adalah dengan disalib. Salib adalah lambang terkutuk. Orang Yahudi jijik dan sudah terbiasa melihat salib. Kuiktilrus Valrus (?) adalah gubernur Roma di daerh Siria yang senang menyalib orang-orang hukuman. Sehingga di jalan-jalan di Galilea tidak ada lagi kayu. Sudah habis kayu di sana karena ia begitu gila sekali dan kumpulkan semua kayu untuk menghukum. Hampir semua ‘penjahat’ Yahudi yang disalib dijadikan tontonan. 2 budaya zaman itu yang besar. Orang Yahudi memandang salib sebagai hina dan terkutuk menjadi kebal dan biasa. Gubernur ini  telah menyalib 2.000 orang di sepanjang jalan dan ini  tontonan orang yang berteriak-teriak. Dia punya the art of war (seni menikmati perang) dengan menyalibkan sekian banyak orang sampai tidak ada kayu lagi. Orang Yahudi hampir kebal dan mati rasa. Mungkin paman, istri, anak, suami mereka yang dijadikan tontonan sehingga mereka menjadi biasa.
Bagi budaya Romawi, salib lambang menjijikan dan mengerikan. Cicero atau Marcus Tullius Cicero (di Inggris dijuluki "Tully" 3 Januari 106 SM - 7 Desember 43 SM) adalah filsuf, orator yang memiliki keterampilan handal dalam retorika, pengacara, penulis, dan negarawan Romawi kuno yang umumnya dianggap sebagai ahli pidato Latin dan ahli gaya prosa. Cicero mengatakan bahwa orang Romawi bisa dihukum apa saja dengan memasukkan ke dalam lubang atau dengan kedua pasang kaki-tangannya ditarik berlawanan arah (sudut) oleh 4 kuda. Namun ada 1 hukum Romawi yang melarang orang Romawi dihukum salib karena terlalu hina-dina dan sangat menistakan. Itu seni perang yang membuat orang mati perlahan-lahan karena darahnya tercurah. Yesus butuh sekian jam disalib baru mati. Ini seni kejahatan. Kalau ditarik kuda dari 4 sisi, orang akan langsung mati. Tetapi di kayu salib, orang kehabisan darah dan mati pelan-pelan. Orang yang digantung di kayu salib bisa berhalusinasi dan meracau. Darah habis pelan-pelan sehingga otak kekurangan darah (oksigen). Ada juga orang yang menjadi gila dan mengeluarkan kalimat-kalimat umpatan. Tetapi ajaib sekali di atas kayu salib keluar 7 perkataan Yesus. Biasanya orang berteriak-teriak di kayu salib atau orang tertawa-tawa kesakitan. Orang dibunuh perlahan sampai mati. Orang Romawi katakan kalau orang Romawi mau dihukum apa saja kecuali tidak boleh di salib. Karena itu kelas untuk budak (bukan manusia). Salib lambang kehina, pecundang, aib dan kesalahan.
Tetapi orang Kristen sepanjang zaman selalu membuat lagu indah tentang karya Kristus di kayu salib. Seperti yang dikatakan syair lagu Bawalah Aku Dekat ke Salib : Maka ku tinggikan salibnya. Apa yang dihinakan oleh dunia, orang Kristen katakan tidak. Kamu anggap itu hina dan pecundang, tetapi itu tempat yang paling tinggi. Salibnya, salibnya, selama mulia. Dosaku disucikan oleh darah Yesus (lirik lagu  Bawalah Aku Dekat ke Salib / Jesus Keep Me Near the Cross. Lagu: William H. Doane Syair: Fanny J. Crosby). Masalahnya orang Romawi punya hobi menyalibkan orang dan orang Yahudi seringkali melihatnya. Tetapi salib kali ini menjadi berbeda karena orang yang tergantung sehingga membuat salib memiliki makna. Salib lambang yang hina, mengapa pencipta lagu menulis ribuan lagu tentang salib? Mengapa kita memberikan puji-pujian yang indah tentang salib? Apakah karena salib mempunyai kesaktian dan makna tertentu? Tidak! Salibnya tidak ada apa-apanya! Tetapi siapa yang tergantung di saliblah yang membuatnya bermakna. Salib yang kotor dan hina yang setelah itu dibakar dan dibuang menjadi memiliki nilai. Begitu juga dengan kita. Hidup kita seperti salib kosong (lambang kekalahan, kebodohan, hukuman) dan tidak ada artinya kecuali dibakar dan dibuang. Tetapi problemnya, siapa yang tergantung di tengah salib itu. Salib memberi nilai yang besar. Karena Dia yang tergantung di kayu salib memberi makna yang besar. Maka Rasul Paulus katakan, “Saya putuskan untuk mengkhotbahkan Kristus di kayu salib yang bagi dunia ini dianggap kebodohan. Pagi ini waktu berangkat ke GKKK Mabes saya menggunakan Grab. “Mengapa ke gereja?” kata supir Grab. Saya menjelaskan,”Ini hari besarnya orang Kristen. Ini hari Jumat yang berbeda. Ini disebut Jumat yang Agung karena Tuhannya orang Kristen pernah mati dan nanti bangkit.” Ia diam . Di tanggalan ditulis hari ini sebagai Jumat yang agung, karena ini Jumat paling agung dari Jumatan yang pernah dilakukan. Saya tidak punya banyak waktu untuk menjelaskannya.

Rasul Paulus didesak Orang Yahudi

Rasul Paulus katakan, “Yang aku sampaikan adalah berita bodoh. Bagaimana kita mempertaruhkan keselamatan kepada orang yang hampir telanjang dan menjadi tontonan orang-orang yang haus hiburan? Bagaimana bisa kita mempercayakan diri pada orang yang tidak bisa menyelamatkan diri sendiri?” Itu anugerah dan bijaksana Tuhan. Dia menyelamatkan kita dengan cara yang bodoh. Tetapi yang bodoh bagi dunia dipakai oleh Allah menjadi hikmat. Pola pikir dunia dibalik sekali. Rasul Paulus sadar, sewaktu berkhotbah ia didesak oleh 2 pihak. Pihak yang pertama adalah kelompok orang Yahudi yang ingin mendengarkan Paulus khotbah dan bertanya,”Kamu khotbah apa yang baru? Apalagi yang bisa baru. Kami punya nabi-nabi,  Musa yang besar?”  Maka Paulus katakan,”Aku didesak orang Yahudi yang mencari tanda.-tanda (simeon, mujizat).” Orang Yahudi pencinta mujizat. Kalau mau khotbah dan ajar apapun kepada Yahudi, mereka akan tanya,”Kamu mau khotbah apa ? Beri kami tanda bahwa kamu Mesias.” Yoh 6 waktu Yesus mau mengajar, orang Yahudi bertanya“Tanda apa yang Kamu buat? Kami punya Musa. kamu punya apa? Musa kasih kami makan 40 tahun secara gratis.” Waktu itu Yesus baru memberi makan 5.000 orang. Apa hebatnya? Musa memberi makan 1,5 juta orang selama 40 tahun. Kamu hanya kasih makan 5.000 orang. Apa hebatnya kamu? Kamu buat roti saja kamu katakan hebat, mau katakan kamu Mesias.” Yesus menjawab,”Bukan Musa yang memberi makan tetapi Bapaku. Kamu makan roti dari Musa , kamu akan mati tetapi Akulah roti hidup dan kalau makan roti ini, kamu akan hidup selama-lamanya”. Orang Yahudi ngamuk. Mereka semua lari tinggalkan Yesus, termasuk murid-muridNya. Mereka tidak habis pikir. Kamus siapa? Kamu adalah anaknya Yusuf dan Maria. Kita kenal orang tua kamu, keluargamu teman main kami. Mereka kembali bertanya,”Kamu siapa? Kamu baru membuat 1 muijzat saja sudah katakan ‘Akulah roti hidup dan akan punya hidup yang kekal. Kamu bicara apa?’”
                Kesulitan besar mengkhotbahkan orang-orang yang telah kebanjiran mujizat. Tetapi Rasul Paulus tahu ia didesak orang Yahudi dan berkata, “No! Tidak akan isi kebutuhan kamu. Tetapi saya putuskan akan khotbahhkan Kristus  yang mati di atas kayu salib.” Salib tidak ada mujzat. Salib itu sepi dan kering tanpa mujizat.  Bagaimana mungkin Yesus yang menyembuhkan banyak orang berteriak,”Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (lukas 23) tanpa ada guntur, petir dan pertolongan.  Setelah Yesus keluarkan kalimat itu, orang Yahudi semakin jahat dan semakin menertawakan dia. Di atas kayu salib tidak ada mujizat apapun. Kita akan kecewa kalau mengikut Yesus yang disalib kalau hanya menuntut mujizat. Di tempat itu kering mujizat. Orang Yahudi mencari tanda. Seperti sekarang ada tanda M yang ujungnya lancip berwarna orange. Itu tempat junk food. Ada tanda 50 meter. Orang Yahudi cari tanda namun tidak pernah sampai ke tempat tersebut. Tanda merah bertuliskan 50 meter tersebut menunjukkan adanya restoran Mc Donald. Orang Yahudi melihat tanda. Mereka menikmati tanda tapi tidak ‘makan ayamnya’. Mereka cari tanda tetapi tidak menikmati persekutuannya. Paulus katakan, “Saya tidak akan khotbahkan apapun kecuali Kristus di kayu salib”.
Mujizat tidak bisa mempertobatkan hati manusia, tidak bisa menyelamatkan manusia tetapi bisa dipakai untuk konfirmasi iman. Tetapi mujizat tidak bisa menyelamatkan manusia. Yang menyelamatkan manusia adalah Firman yaitu iman timbul dari pendengaran yaitu pendengaran akan firman Kristus. Mujizat terakhir yang paling akhir yang dilakukan Yesus , mujizat yang paling besar dan bombastis sewaktu Yesus membangkitkan Lazarus. Setelah itu Yesus masuk ke Yerusalem. Saat itu, Yesus hanya berkata 1 kalimat,”Lazarus keluar!” Kalau bilang ‘keluar’ saja tanpa menyebut nama Lazarus, maka semua mayat bisa keluar. Yoh 11 mencatat Yesus yang membangkitkan Lazarus. Yoh 12 mencatat bahwa orang-orang Yahudi itu punya kesepakatan jahat dan marah, “Benar tidak Lazarus bangkit. Mengapa ada orang mati dibangkitkan?. Kita akan bunuh bukan saja Lazarus tetapi juga Yesus!” Bagaimana mungkin orang keluar dari kubur tetapi hati manusia yang keras dan jahat tetap begitu? Mereka ingin membunuh bukan saja Lazarus tetapi juga pembuat mujizat. Mujizat tidak lakukan apapun. Mujizat bila terus diberikan bisa membuat egois. Kalau yang lain ditolong saya juga. Lagu itu bagus. Kemungkinan besar pengarang lagu untuk menyatakan kerinduan akan Tuhan. Tapi sekarang lagu dipakai untuk menyatakan,”Kalau dia disembuhkan saya juga, kalau dia ditolong harga mati Engkau harus tolong saya juga. Tidak bisa tidak” Alkitab menyatakan,”Tidak!” Kekuatan Injil terletak pada Yesus yang disalib, bukan Yesus yang melakukan mujizat, bukan Yesus mengisi kebutuhan fisik manusia. Mujizat itu membuat orang berani berteriak ‘Salibkan Dia!” Tidak semua mengubah hati manusia.

Rasul Paulus Didesak Orang Yunani

Rasul Paulus berkata, “Aku di desak  2 golongan. Orang Yahudi mencari tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Orang Yunani mewakili orang Greeka, yang terkenal sebagai  filsuf. Pekerjaan para filsuf adalah berpkir. Bekerja adalah berpikir. Saat liburan baru mereka mabuk-mabukan. Hal ini kebalikan dengan kita. Kalau dikatakan, saya mau berpikir dan mencari teori yang baik. Suatu kali Rasul Paulus berkhotbah di aeropagus yang besar di bawahnya ada orang-orang Yunani. Saat itu sedikit sekali orang-orang Yunani yang bertobat, hampir tidak ada yang mau bertobat. Karena mereka berpikir, “Kamu khotbah apa sih? Yesus anaknya Yusuf-Maria. Tidak masuk akal. Bagi mereka hal ini sungguh tidak masuk akal. Bagi mereka hikmat, otak, rasio adalah segala-galanya. Buktikan dulu bagaimana bisa orang mati bisa bangkit? Buktikan dulu bahwa Dia Allah” Maka  mereka berdebat. Rasul Paulus harus pikirkan ilustrasi-ilustrasi  untuk menaklukkan otak mereka. Tetapi akhirnya Rasul Paulus mengatakan,”Tidak. Bagi kamu mungkin bodoh. Saya tidak akan mengikuti kemauan kamu. Saya tidak akan memberi tanda kepada kalian. Saya tidak akan memuaskan hikmat yang kamu cari. Saya hanya khotbahkan Kristus yang disalib.” Kristus yang disalib, itulah the power of God . Itulah kekuatan Allah, bijaksana Allah yang tinggi. Kristus yang disalib adalah gambaran. Melihat Yesus yang disalib, dalam film The Passion dan film lain , kita akan mengerti betapa seriusnya Alkitab melihat dosa. Dalam keberadaan Kristus di salib, bukan Kristus yang menyembuhkan banyak orang, salib tidak boleh dibuang dari keberadaan Kristus. Kita baru belajar betapa serius dosa, dan lemahnya manusia di hadapan Tuhan. Sampai menolong diri sendiri pun tidak bisa.

Di posisi kayu salib :

1.      kebodohan dan keboborkan manusia disingkapkan.

Melalui salib kita melihat esensi dosa. Alkitab tidak pernah melihat bahwa menipu, jealus, film porno itu sebagai dosa. Dari kecil saya mengajar,”Dosa itu bukan perbuatan seperti pukul teman , say sorry lalu ganti dengan perbuatan : memberi coklat dan dosa selesai.” Itu yang dipakai semua agama. Dosa adalah perubatan. Tidak! Itu bukan dosa. itu buah perbuatan dosa tetapi bukan esensi dosa. Adam dan mengambil mengambil 1 buah , setelah itu mengambil daun pohon ara untuk menutup seluruh tubuh mereka. 1 dosa diganti dengan perbuatan lain. Dosa ditutup dengan daun “perbuatan baik “, beramal, sudah ya Tuhan saya sudah tutupi dan tidak telanjang lagi. Tuhan tidak setuju. Tuhan tetap kejar. “Di mana engkau Adam?” Tuhan mencari Adam. Dosa bukan sekedar mencuri dan membunuh. Itu terlalu sederhana dan diselesaikan dengan perbuatan baik oleh agama dunia. Dosa ada pertaruhan. Saya tahu Tuhan di atas saya, saya tahu Dia baik, Dia pencipta sedangkan saya ciptaan. Di bawah kaki saya ada uang, binatang, benda mati. Saya tahu Tuhan baik. Tetapi iblis berkata, kalau makan buah ini kamu seperti Tuhan. Dosa adalah waktu Tuhan katakan,”Kamu makan kamu pasti mati” tetapi Iblis berkata,”Kamu tidak akan mati.” Dosa adalah saya jadi hakim atas diri sendiri, tuan atas diri sendiri. Maka saya perintahkan Tuhan turun dan iblis naik ke atas. Yang satu bilang mati dan yang lain tidak mati. Saya hakim dan allah kecil. Saya memutuskan Tuhan tidak layak dipercaya, Iblis yang layak dipercaya. Dosa melenceng dari standar Tuhan. Sekian mili saja. Dosa adalah tindakan. Saya tahu Tuhan baik tetapi saya memberontak padaMu. Saya pilih tidak , walau Tuhan itu baik.
   Tuhan selesaikan dosa bukan dengan perbuatan. Adam pikir dengan membuat baju sudah selesai, tetapi Tuhan katakan,”Tidak!” Tuhan katakan harga 1 dosa adalah pembunuhan pertama kali di taman Eden, ketika Tuhan membunuh seekor binatang darahnya tercurah. Di Taman Eden, ketika Adam dan Hawa berbuat dosa, Ia membunuh binatang, kulitnya dipakaikan untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa. Dosa itu begitu serius. Manusia lemah, tidak bisa tolong diri sendiri karena manusia lemah, tidak bisa tolong dirinya sendiri. Kristus yang disalib, Tuhan ungkapkan kebobrokan manusia. Tuhan berkata,”Aku akan mengadakan permusuhan (Kej 3) antara engkau dan perempuan ini.” Waktu saya baca ayat ini saya terkejut. Saya berpikir dan mengucapkan terima kasih Tuhan. Bahkan untuk bermusuhan dengan setan pun tidak pernah keluar dari otak manusa. Untuk mengatakan ‘tidak’ ke iblis itu mutlak inisiatif Tuhan, bukan manusia. Adam tidak pernah berkata kepada ular, “Kamu tipu saya! Kamu jahat, gara-gara kamu saya dihukum Tuhan.” Inisiatif untuk permusuhan antara manusia dan iblis dari Tuhan  idenya dari Tuhan. Maka Aku yang adakan permusuhan. Kalau pilihan itu diberikan ke manusia, maka jujur kita akan memilih si jahat. Kita di gereja, tidak mungkin memilih setan di gereja. Kalau di gereja , kita akan pilih Yesus, Tuhan dan salib. So sweet, suasana rohani di gereja. Tetapi begitu kembali ke kehidupan sehari-hari, bila pilihan diserahkan ke kita, kita akan pilih iblis dan diri kita. Kita bersyukur keaktifan dimulai dari Allah. Yesus katakan,”Aku akan adakan permusuhan. Keturunan perempuan ini akan meremukkan kepala dari keturunan ular, dan keturunan ular meremukkan tumit keturunan perempuan.” Itu peperangan bukan di Taman Eden tapi di Kalvary. Yang membuat perang pertama kali adalah Tuhan. Kalau melihat keinginan daging, kita tahu kita manusia berdosa. Kalau diminta pilih antara pilih Tuhan dengan setan, kita pilih setan. Maka keagungan berita Kristus di kayu salib adalah sempurna. Kita tidak bisa menolong diri sendiri. Di atas kayu salib, baru kita bisa melihat jantung Injil. Di dunia ini tidak ada posisi netral. Ada orang yang mengatakan saya netral , tidak menolak dan tetapi saya belum bisa menerima Yesus. Setelah lihat salib, kita baru mengerti bahwa tidak ada pilihan yang netral yaitu saya mau berlutut di bawah kaki Dia atau meludah karena Dia orang gila. Bagaimana mungkin Dia di kayu salib mengatakan akan bangkit pada hari yang ketiga. Itu orang gila. Omong kosong katakan demikian. Maka waktu ketemu Yesus tidak ada posisi netral. Yesus waktu ketemu Zakheus , Zakheus tidak pernah mengundang Yesus. Tetapi Yesus berkata dengan otoritas, “Turun Aku mau datang ke rumahmu. Kayu salib juga tidak ada posisi natal. Waktu orang kaya ketemu Yesus, Yesus berkata,”Jual hartamu”. TuntutanNya tinggi. Ternyata orang itu balik belakangan. Ketika bertemu Yesus kita diberikan tuntutan tinggi. Percaya Yesus ada tantangan yang tinggi. Di atas kayu salib kita melihat harga yang harus dibayar. Begitu tinggi, agung dan mulia. Di atas kayu salib, kelemahan, kebodohan dan kebobrokan manusia disingkapkan.

2.    waktu memikirkan Kristus di kayu salib, kita baru mengerti kekuatan Allah yang sejati.

Rasul Paulus berkata,”Salib bagi dunia adalah kebodohan tetapi bagiku salib adalah kekuatan Allah”. Berapa di antara kita yang  masih berani cerita salib?  Berapa di antara kita punya kekuatan salib kalau bicara tentang Kristus?” Itulah kekuatan Allah. Kita pandang kekuatan dengan konsep Romawi, manusia yang hebat punya 3 TA yaitu harta , tahta dan wanita. Kalau tercukupi ketiganya, maka kau bisa menikmati hidup seperti Salomo. Ada 1.000 perempuan digilir setiap hari, satu tahun pun tidak habis. Saya menikmati Dia, begitu powerful. Sedangkan manusia melihat berapa kaya, kuasa, berapa jabatan orang. Saya pernah melihat kaos produk Yogya yang bertuliskan “Muda kaya raya, tua foya-foya, mati masuk sorga”. Hidup maunya kaya raya, foya-foya dan tidak perlu susah-susah untuk  masuk sorga. Saya mau hidup seperti itu. Tetapi dari Kristus dan salib kita akan belajar artinya kekuatan dan hikmat Allah. Seperti dikatakan Ibrani 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ia mengabaikan seluruh kehinaan, tekun memberi diri tekun memikul salib. Salib tidak ada dekat-dekatnya dengan gambar kekuatan. Salib tidak punya kekuatan tetapi looser (pecundang). Tetapi di situ kekalalahan iblis paling besar. Manusia diberi kemenangan paling besar yang tidak terpikirkan iblis. Di film The Passion ada gambaran iblis mahluk yang botak. Saat Yesus berkata, “Bapa ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu” ada titik air. Itu gambaran di film. Air menetes jatuh dari atas, seperti menggambarkan kesedihan. Debu naik ke atas. Waktu langit gelap, iblis berteriak dan rambut palsunya copot. Iblis pikir cara mengalahkan Yesus dengan mematikanNya. Itu cara yang menurut dunia paling bodoh. Padahal di situ kita melihat kekuatan dan bijaksana Allah. Mereka berteriak dengan sukacita, mereka  berkata,”Menang! Menang!” Tetapi ditulis bahwa setelah itu saat mereka turun dari bukit, mereka menangis. Orang yang berteriak menang, turun dengan menangis. Bukankah keinginan mereka terpenuhi? Hati mereka begitu kosong sehingga mereka turun dengan menangis dan memukul-mukul dada. Itulah kekuatan Allah.

Apa yang dianggap manusia bodoh, di atas kayu salib, dosa itu jijik, tidak bisa diganti dengan perbuatan baik. Pilatus mengatakan , “Kalau kita menyalibkan orang tidak bersalah bagaimana?” Dijawab orang-orang beragama mengatakan, “Kalau pun kita menyalibkan orang yang tidak bersalah, tanggungkan kepada anak cucu kami.” Seharusnya kalau saya salah mematikan orang , maka kesalahannya tanggungkan ke saya sendiri. Jadi perkataan ini tidak gentle , karena ditanggungkan ke anak cucu. Betapa benci dan jahatnya manusia. Kekuatan Allah sejati, kekuatan untuk menyatakan kasih di tempat penuh kebencian. Tidak ada kekuatan seperti itu. Orang hanya tahu mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi di kayu salib, kita akan melihat kekuatan Allah menelanjangi dosa. Orang mengatakan saya menelanjangi Yesus. Tetapi justru Alkitab mencatat Allah menelanjangi dosa manusia. Jangan main-main, kita yang sepertinya begitu baik di gereja tetapi kalau Tuhan menarik anugerah, maka kita sejahat orang di kayu salib. Namun Tuhan masih pelihara. Kita tidak selingkuh, bukan karena kita setia, tetapi Tuhan menjaga luar biasa dan memagari (tidak memberi kesempatan. Kalau diberi kesempatan  kita mungkin cepat jatuhnya). Di atas kayu salib, kekuatan Allah begitu besar. Manusia pikir menelanjangi Yesus, tetapi di situ justru Yesus menelanjangi kebobrokan kita. Manusia pikir sudah mengalahkan Kristus tetapi Yesus yang menelanjangi manusia dan menunjukkan betapa miskin kita mengampuni orang, betapa manusia mencintai diri. Kalimat pertama di kayu salib adalah kalimat doa dari 7 kalimat di kayu salib. Menurut data kedokteran, ketika salib dinaikkan, 15menit pertama darah  akan paling banyak kekuar seperti semburan air. Sembilan menit kemudian baru keluar tetesan darah. Waktu dinaikan ke atas kayu salib, itu paling sakit karena robek tangannya dan saat itu doa yang dinaikkan paling agung. Yesus tidak berkata, “Kalau boleh cawan ini lalu” atau “Bapa beri Aku kekuatan” tetapi Yesus hanya memikirkan ,”Mereka. Mereka”. Ini darah paling banyak dan Bapa akan menghukum mereka. Malah Yesus mengatakan ,”Bapa ampuni mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.  Itu kekuatan kasih paling agung. Manusia tidak pernah belajar tentang pengampunan. Walaupun aku memuaskan murka engkau, Aku sudah tergantung di antara langit dan bumi, menanggung hukuman dosa, tidak ada cara lain untuk pengampunan dibutuhkan manusia. Di situ kita melihat kekuatan Allah, kekuatan bijaksana Allah, kekuatan yang melenyapkan kelemahan, kebencian, kemarahan dan dendam manusia.  Pada Jumat Agung kita bukan pecundang, kita diberi kebenaran, “Berhenti dendam, membenci, tawar hati. Cukup! Semua sudah ditanggung Yesus di kayu salib.” Tidak ada kesakitan kita yang lebih besar dari kesakitan di atas kayu salib.

3.    Yesus di kayu salib kita belajar bijaksana (hikmat) Allah tertinggi.

Hikmat Allah tertinggi disingkapkan kita belajar waktu Yesus di atas kayu salib. Di situ kita belajar bijaksana dan nilai-nilai kerajaan surga. Maka kita berdoa, “Jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga.” Yang di bumi ditarik naik ke atas, supaya pola pikir di bumi mirip seperti di surga. Tetapi kita doanya,”Jadilah kehendakMu di sorga seperti di bumi.” Kita maunya sorganya turun ke bumi. Tidak ada air mata, sakit, tidak miskin, semua mau sehat kaya raya, kalau tua tidak mati-mati , panjang umur terus. Itu maunya kita yaitu buang salib. Tetapi Alkitab katakan ,”Tidak! Di atas kayu salib hidupmu baru bijaksana. Di atas kayu salib baru kamu bisa melihat cara dunia bekerja” Yang bumi naik ke atas seperti di sruga. Bukan surga dipaksa turun seperti di bumi. Dalam berita salib, bijakasana Tuhan bekerja. Kita akan melihat cara Allah bekerja. Kadang-kadang kita melihat sepertinya melihat ketidakadilan  mengalahkan kebenaran. Di atas kayu salib kita bisa bingung melihat pola kerja dunia. Seolah-olah kejahatan merajalela, tidak ada pertolongan dari langit, seolah Allah diam, yang jahat diberkati, yang benar sengsara. Itu salib. Di atas kayu salib, pergumulan di kayu salib, problem of evil dijawab dengan tuntas. Di atas kayu salib kita melihat,”Lho kenapa yang benar di hukum? Kenapa Allah kalah? Yang sendiri tolong orang lain tetapi tidak bisa tolong diri sendiri.” Itu kebingungan-kebingungan kita. Kebingunan Ayub, “Saya salah apa?” Temannya berkata, “Hayo kamu salah apa sehingga dihukum Allah?” Itu hikmat dunia. Hikmat dunia seperti murid-murid bertanya kepada Yesus, “Guru ini orang buta salah siapa? Dosa orang tuanya atau dirinya sendiri?” Itu hikmat dunia. Orang kaya raya diberkati, yang miskin dibuang Tuhan. Agama apapun mengatakan begitu seperti agama Islam, Buddha  dan Hindu. Untuk senang di dunia tidak perlu Kristen. Agama apa pun memberi gambaran seperti itu. Tetapi hikmat ini dibalik Tuhan dengan memakai cara-cara yang hina. Salib, mahkota, kubur, palungan  dan kandang binatang dipakai menghina hikmat dunia. Dibalik oleh Tuhan, kalau kita kaya lalu menolong orang lain tidak perlu hikmat. Itu sudah selayaknya. Kalau kita sehat lalu menjenguk orang sakit , semua agama di dunia bisa. Tidak perlu diajar. Tetapi hikmat surgawi mengajar kita berpikir paradoks. Orang tidak perlu menjadi kaya untuk menolong orang lain. Itu bijaksana dari Tuhan .
Ada seorang ibu yang sakit kanker yang menderita pendarahan terus menerus. Ibu ini suka buat pempek-pempek Ia tahu saya datang, ia membuatkan saya pempek. Orang sakit masih memikirkan orang lain. Saya merasa susah dan sudah menyiapkan amplop. Saya bilang, “Tidak usah repot-repot.” Dia membalas,”Saya tidak repot. Badan sakit pun saya bisa melayani bukan melayani saat saya sehat saja. Saya tidak sekedar kasih ini ke Zhuang Dao, saya lakukan ini untuk Tuhan. Zhuang Dau, jangan semua – semua dihargai dengan uang.” Dia mengembalikan amplop saya. Saya merasa malu hati. Saya pikir, “That’s it. Ini orang yang telah ditebus dengan kuasa kayu salib. Dia menghidupkan kebenaran salib dalam aplikasi yang sederhana sekali.” Apakah perlu sehat untuk membuat pempek sehingga 150 jemaat di GRII Palembang bisa makan?.” Walau saya sakit bisa melayani. Itu semuanya memalukan bagi saya. Itu memalukan saya. Tetapi bijaksana Tuhan yang diselipkan Tuhan di tengah dunia. Yesus katakan,”Tidak ada yang berdosa”. Yoh 6, “Dia diijinkan buta sejak lahir supaya pekerjaan-pekerjaan Tuhan dinyatakan dalam hidup orang buta ini.” Ha? Orang buta bisa berbuat apa untuk pekerjaan Tuhan? Itu pekerjaan Tuhan. Di atas kayu salib semua teriak,”Kamu bisa apa? Bisa tolong diri sendiri sudah bagus.” Tuhan berkata,”Apa yang bagi kamu yang tidak bisa, saya tanggung untukmu.” Di kantor, orang tipu sana-sini sehingga dia menjadi manajer lebih tinggi, saya tidak tipu tetapi karir tidak menanjak. Ini hikmat dunia, apanya yang hikmat? Jumat Agung dan Paskah membuat kita tenang. Di antara Jumat Agung dan Paskah ada hari yang terlupakan yaitu hari Sabtu, besok. Itu hari stress karena menunggu. Seperti orang yang istrinya pendarahan dan harus menunggu untuk dioperasi, buat stress. Dosa sudah ditebus, kemenangan belum dinyatakan. Harus tunggu 1 hari. Itu satu hari yang kita tunggu. Di antara salib yang kosong , kita menunggu. Yesus belum menyatakan kemuliaan. Kita masih menunggu sekian waktu lamanya sengsara di dunia . Kadang ada orang Kristen yang baik hidupnya lebih susah. Orang jahat hidupnya lebih makmur dari kita. Ada yang berkata saat akan demo 4 November 2016 lalu, “Bu boleh tidak berdoa agar Tuhan kirim hujan?” Saya berkata,”Boleh-boleh saja”, Jemaat itu berdoa dan hasilnya pk 6 hujan tetapi pk 6.30 terang. Demo jadi dilakukan. Dia menelpon dan , “Susah lihat jalan Tuhan. Masa minta hujan sedikit saja tidak terjadi.” Kita belajar, setelah lewat sekian bulan. Setelah tenangkan hati, kita selalu melihat yang jahat menang, yang teriak menang. Kita seperti menciut tidak bisa apa-apa. Doa sepertinya tidak dijawab. Tuhan berkata, “Ssst. Tenang, tidak pernah kejahatan menang atas kebaikan.” Kita pun berkomentar,”Sudah tahu Tuhan,  teori. Yang tidak enak adalah menunggunya. Tunggu membuat kesal, sakit dan menangis. Mayatnya ada belum bangkit dan ini yang membuat sakit sekali.” Tetapi kebangkitan Kristus mengatakan, enough is enough. Dia berteriak sudah genap. Tenang saja. Kita melihat kebangkitan itu memberi kekuatan untuk hidup di tengah dunia ini. Sepertinya orang Kristen kalah di tengah dunia. Sepertinya kanker mengerogoti dan akhirnya mati. Tapi tidak dari sudut pandang Tuhan. Kalau ambil gelas lalu taruh pensil dimasukkan sepertinya pensilnya patah. Itu dilihat dari sudut pandang manusia. Tenang, lihatlah dari sudut pandang Allah (atas) karena tidak patah. Tuhan pakai cara yang sepertinya biasa saja untuk menyatakan kebangkitan. Firaun membunuh banyak bayi. Ada banyak mayat bayi di sungai Nil. Tetapi ada 1 bayi dititipkan di isitana Firaun dibesarkan dengan pakai orang Firaun, dididik dengan caranya Firaun dan akhirnya memukul kalah Firaun. Kemenangan tetap Tuhan sediakan.

Penutup

Tuhan sudah menyediakan momen kemenangan. Problemnya di masa menanti, Jangan cepat marah kepada Tuhan. Karena dalam momen menanti ini bisa salah mengerti . Katanya Engkau menjawab doa, mengapa tidak sembuh-sembuh mengapa saya melihat mama saya yang mencintai Tuhan meninggal karena sakit kanker? Mengapa begini Tuhan. Lalu kita tawar hati  dan salah mengerti. Jangan begitu. Itu namanya kita menghakimi Tuhan. Kita mungkin melewati penuh kesulitan sepertinya tidak ada mujizat di atas kayu salib, tetapi sebenarnya Tuhan sedang bekerja. Jangan salah mengerti. Ada seorang anak berkata, “Mama saya ultah 17 tahun. Boleh tidak saya pakai lipstik?”. Mamanya melarangnya,”Tidak boleh!”. Sang anak tetap ngotot,”Tetapi mama , teman saya Jeniifer, Michele, Jesica umur 17 tahun sudah boleh pakai lipstik oleh mama mereka.” Mamanya tetap berkata,”Tidak boleh!” Anaknya pun merengek,”Ma, sekali ini saja. Pas 17 tahun pakai lipstiknya di rumah saja.” Kadang kita pikir kenapa sih tidak boleh? Kolot amat sih. Let it go. Tetapi kisah ini belum selesai. Dialognya belum selesai. Anaknya kembali minta, “Sekali ini saja. Lipstik sekali.” Lalu  mamanya berkata, “Johni .... Mama bilang tidak boleh pakai lipstik, tetap tidak boleh!” Ternyata hanya 1 infonya yaitu nama ‘Johni’. Kita langsung berkata, “Puji Tuhan. Memang Johni tidak boleh pakai lipstik.” Kalau kita ikuti dialog dari depan dan tengah sepertinya mamanya kejam. Tapi di akhir kisahnya tersimpan jawaban.  Berbahaya sekali kalau Johni (laki-laki) memakai lipstik. Kiranya kita menikmati momen Jumat Agung, menikmati anugerah yang merupakan inisiatif Allah bekerja, kita menikmati momen, hikmat (bijaksana) begitu limpah di lihat dari sudut pandang kayu salib.
                

Monday, April 17, 2017

Status Quo? No!

Ev. Harley

1 Kor 15:1-6
1  Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
2  Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.
3  Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,
4  bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
5  bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
6  Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
Yoh 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Pendahuluan

                Apa yang menjadi dasar iman Kristen? Iman Kristen berkata, “Jika Kristus tidak mati, maka  tidak ada keselamatan bagi kita, jika Yesus tidak bangkit maka sia-sialah iman kepercayaan kita.” Inilah puncak, kekuatan dan dasar yang paling utama dari iman Kristen. Bukan berpusat pada diri sendiri tapi pada Allah. Selebrasi Paskah bukan tentang telur Paskah atau euforia pesta pora karena mendapat harta kekayaan (materi) yang tidak habis-habisnya. Melainkan selebrasi di dalam segala kegentaran dan kekudusan (bukan hingar-bingar) tetapi dalam keadaan berdiam di hadapan Tuhan tentang Kristus yang datang untuk mencari manusia. Hari ini kita akan merenungkan tentang apa perbedaan fundamental antara iman Kristen dengan filsafat dan agama dunia, sehingga kita mengerti apa artinya menjadi seorang Kristen. Dimulai dari perbedaan tersebut, barulah kita mengerti apa panggilan menjadi orang Kristen. Tanpa mengerti perbedaan tersebut maka kita akan menjalani kehidupan kita persis sama dengan penganut filsafat dan agama dunia. Dengan definisi dan pengertian yang benar baru kita sungguh-sungguh menjalani hidup yang benar (tanpa pengenalan Kristen yang benar maka akan sia-sia).

2 hal yang paling fundamenal tentang perbedaan iman Kristen dengan agama dan filsafat di seluruh dunia.

1.    Apa itu dosa?

Kalau melihat agama di seluruh dunia, tidak ada satu agama pun yang tidak percaya kepada konsep dosa. Bahkan orang yang tidak beragama (tidak bertuhan) yang tidak percaya dosa tahu di dalam dirinya ada masalah. Dia percaya bahwa dirinya bermasalah, walau tidak mendefinisikan masalahnya sebagai dosa. Tidak ada yang tidak mengaku bahwa ia tidak bermasalah. Semua manusia di dunia bermasalah. Mereka mengatakan tidak ada dosa. Yang ada manusia bermasalah pada dirinya. Solusinya bagi orang yang tidak percaya Tuhan ada di dalam diri manusia, maka manusia menciptakan ilmu psikologi untuk menyelesaikan masalah manusia. Psikologi menjadi puncak solusi masalah manusia. Ia menjadi agama baru. Agama terbesar di dunia saat ini adalah psikologi. Ketika mencari solusi masalahnya, manusia mencari psikiater atau psikolog. Manusia berusaha menyelesaikan masalah dengan menggunakan ilmu psikologi. Ini menjadi solusi dan agama yang baru. Belajar ilmu psikologi tidak masalah (tidak apa) asal ditundukkan kepada iman Kristen. Tetapi kalau psikologi menjadi puncak solusi manusia ,itu berarti neraka.

-   Dosa menurut agama dan filsfat dunia

Dosa menurut agama dunia adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. Manusia bermasalah karena manusia berdosa. Manusia menyadari bahwa ketika berdosa, manusia melanggar hukum Tuhan. Akibat melanggar hukum Tuhan, maka manusia bermasalah dan manusia akan hancur. Karena dosa manusia masuk neraka. Ini agama. Manusia ingin keluar dari masalah. Tidak ada manusia yang senang masalah. Tidak ada yang diam saja.  Setiap manusia berdosa bermasalah jadi ingin keluar dari masalah. Urusan dosa adalah tentang melanggar hukum Allah maka agama memberikan solusi yang begitu sederhana. Caranya : urusan dosa dapat diselesaikan dengan cara rajin berbuat baik, hidup suci, berdoa dan bernyanyi dan macam-macam cara agama lainnya. Semua agama punya caranya masing-masing. Prinsipnya sama yaitu dari diri sendiri untuk menyelesaikan masalah.

Inilah perbedaan fundamental iman Kristen dengan agama dan filsafat dunia. Seluruh agama dan filsafat dunia menempatkan solusi dari manusia pada dirinya sendiri. Iman Kristen sangat berbeda secara kualitatif karena menempatkan (mempercayakan) keselamatannya dan solusi masalahnya pada sesuatu hal yang total di luar dirinya sendiri. Dia membutuhkan yang namanya super hero. Kekristenan menjadi suatu agama yang berbeda secara fundamental. Semua agama mengusahakan keselamatannya. Kekristenan mengharapkan sesuatu dari luar untuk keselamatan. Iman Kristen berbeda secara total dan sangat indah, tetapi kalau definisi (pengertiannya) tidak benar maka berbahaya. Ketika iman agama dan filsafat dunia begitu berpusat pada pikiran dan usaha manusia, maka iman Kristen percaya sesuatu dari luar untuk selamatkan dirinya. Di satu pihak ini baik karena dirinya sadar tidak mampu maka ia membutuhkan keselamatan dari luar dirinya. Tanpa menyadarinya secara baik dan dalam maka iman Kristen menjadi iman yang paling brengsek di dunia. Karena dari luar yang selamatkan saya maka apa pun juga yang saya lakukan tetap diselamatkan karena Dia sudah berkorban, mati dan berjuang, menebus saya. Kalau pun saya berdosa tinggal minta ampun dan percaya pada salibNya maka saya dibebaskan dari dosa. Tinggal percaya Yesus saya jadi selamat, jadi kaya dan seluruh penyakit saya disembuhkan. Maka kita jadi orang yang paling menghina Tuhan. Sedangkan agama dunia menyadari betapa kotor dan hina sehingga tidak layak di hadapan Tuhan. Dalam kegentaran dan kehancuran manusia berusaha untuk kembali pada Tuhan. Agama berusaha dengan segala kebaikannya, berusaha hidup suci, berderma, berusaha , bekerja keras, berpikir untuk bisa mencapai Tuhan. Sepertinya agama ini baik adanya sedangkan agama Kristen menjadi agama paling kurang ajar di dunia. Tetapi apa yang terjadi? Apa itu dosa? Ketika agama hanya bicara tentang melanggar hukum Tuhan, maka solusinya sederhana. Dosa urusan melanggar hukum Tuhan dan kesalahan maka solusi dari salah diperbaiki (jangan salah) dan yang tadinya tidak taat menjadi taat, yang tadinya melanggar hukum maka solusinya jangan lagi melanggar hukum.  Sederhana. Dosa melanggar hukum Tuhan maka solusinya adalah taat kepada hukum Tuhan. Supaya selamat lakukanlah hal-hal baik. Bagi agama dunia, kalau dosa karena melakukan kejahatan maka jangan berbuat kejahatan lagi. Semuanya berpusat dari diri, berjuang, berusaha dari diri sendiri. Ini agama dunia. Sedangkan iman Kristen berbeda.

-   Dosa menurut Alkitab

Dosa dilihat dari Alkitab. Orang yang berjudi, mabuk-mabukan, malas-malasan ke gereja, malah selama ibadah main HP, itu bukan dosa.Engkau berjudi itu bukan berdosa. Mabuk, menggelapkan pajak, menonton film porno, pikiran tidak beres, pacaran yang tidak beres itu bukan dosa tetapi buah dosa. Dosa bukan saja sekedar mengatakan melanggar hukum Allah atau melawan Tuhan. Kalau kita mengerti dosa secara benar dan mendalam maka kita tidak menjadi orang Kristen yang suam-suam kuku atau menjadi orang Kristen yang sembarang. Menurut Alkitab, dosa bukan hanya pelanggaran terhadap hukum Allah. Yang paling mengerikan dari dosa adalah keterputusan hubungan manusia dengan Allah. Kita diciptakan berbeda dengan makhluk lain (binatang dan tumbuhan). Manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah. Kita diberikan potensi mencipta, natur kasih dan kudus  yang merupakan tanda manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Pertanyaannya mengapa manusia diberikan hal itu dan menjadi mulia di hadapan Allah? Lalu mengapa kita meremehkanNya dalam hidup kita dan membuang waktu , memikirkan uang, harta dan kemewahan semata? Padahal kita diciptakan untuk tujuan yang mulia yaitu memuliakan Dia dan menikmati Dia. Ketika Tuhan menciptakan kita untuk memuliakan dan menikmati Dia, apakah Dia gila pujian? Kalau tidak dimuliakan manusia maka apakah Dia jadi kurang mulia? Tidak! Dia mulia pada diriNya sendiri. Bukan karena gila pujian atau kurang mulia, ketika kita diciptakan untuk kemuliaan Allah. Sesungguhnya ini hal yang paling spektakuler dari Alkitab. Kita yang dibawa pada kemuliaan. Ia menciptakan kita untuk mengangkat kita pada kemuliaanNya dan memberikan kita kemuliaanNya. Berapa besar muliaNya dan rencanaNya dalam hidup kita! Ia menciptakan kita untuk menikmati Dia yang bernatur kekekalan. Dia bisa dimikmati di mana yang kudus bisa dijumpai oleh kekudusan. Manusia bisa menikmati Allah ketika manusia diberikan kemuliaan dan kekudusan dari Allah.

Ilustrasi singkat. Jakarta misalnya mengalami kemarau panjang sehingga air habis kering kerontang membuat kita sudah mau mati. Lalu kita disuruh pilih, air aqua 1 galon atau pilih mata air? Kita pilih mata air karena tidak habis-habisnya. Pilih berkat atau sumber berkat? Pasti kita memilih sumber berkat. Di dalam realita dan fakta kehidupan, kita pilih mana berkat atau pilih Tuhan? Pilih Tuhan? Bila benar maka seharusnya kita tidak akan kompromi dengan apa yang disukaNya atau melakukan yang dibenciNya, menjauh dari padaNya. Benarkah? Kita memilih berkat sehingga kita lupa menikmati Dia, kita memilih berkat berarti kita melawan apa yang menjadi perintahNya. Ini realita kehidupan. Di satu pihak kita pilih sumber berkat, tetapi realitanya kenapa tidak kembali pada sumber berkat? Waktu susah baru berteriak, “Tuhan, kan saya sudah percaya padaMu sembuhkan saya dari penyakit!” Kita datang kepada Tuhan karena menjadikan Tuhan sebagai pembantu. Pembantu bisa diberi perintah ini dan itu dan sebagai balasnya ia digaji. Sama seperti hal itu kita berkata, “Tuhan saya sudah setia dan bayar perpuluhan. Apa pun saya lakukan termasuk ikut dalam pelayanan. Sekarang berikanlah aku kekayaan, berkat , kesembuhan dan ini-itu.” Kita cari Tuhan karena mau berkat Tuhan. Kalau hanya mau begitu, maka kita kehilangan tujuan awal agar menikmati Dia yaitu diriNya sendiri. Padahal Dia mau agar kita menikmati Dia dan yang terindah dari diriNya sendiri.

Tujuan terindah dari pernikahan bukanlah seks. Waktu seorang suami pulang kerja dan melihat KFC, ia mau melangkahkan kaki ke sana. Saat mau melakukan hal itu, tiba-tiba sang suami teringat di rumah istrinya sedang menyiapkan hidangan yang lezat sehingga tidak jadi ke KFC. Ia menganggap yang lain sebagai sampah karena ia teringat akan cinta istrinya. Mana yang lebih indah, seorang suami tidak berani selingkuh karena ingat istri seperti sedang memegang samurai atau cinta istri di rumah yang begitu dalam? Suami tidak selingkuh bukan karena takut istri mau menebas leher dengan samurai tetapi karena ada cinta sang istri di rumah. Keindahannya bukan karena ada harta atau masakannya yang begitu enak tapi karena ada cinta di rumah. Sama seperti itu, Tuhan menciptakan kita bukan karena sudah sediakan berkat atau hukuman tetapi untuk datang melihat cintaNya. Inilah tujuan manusia. Apa itu dosa? Ketika manusia diciptakan untuk menikmati dan memuliakan Allah, maka manusia diberikan kapasitas sebagai rupa dan teladan untuk memuliakan dan menikmati Allah. Ketika manusia berdosa, manusia berbelok dari tujuannya dan lari dari Tuhan.

Pengertian dosa

a.     Dosa karena menolak Tuhan.

Awalnya manusia dicipta untuk menikmati Allah. Dosa bukan sekedar berarti pelanggaran hukum Allah. Dalam setiap dosa yang dilakukan , kita menolak Tuhan karena kita ingin menjadi tuhan atas diri sendiri. Hari di mana kita berdosa, kita menjadi Tuhan dari sendiri. Kita menikmati apa yang kita mau dan membuang Tuhan. Dosa Adam dan Hawa sepertinya kecil karena hanya makan buah  tetapi yang paling mengerikan adalah tawaran si Iblis yaitu mereka ingin menjadi Tuhan sendiri. Menyontek bukan sekedar melakukan dosa yang begitu kecil tetapi ada problem dasar di mana kita tidak mau Tuhan tapi hanya ingin apa yang kita senangi. Meskipun melayani , kita tetap berbuat dosa maka seluruh pelayanan berada di dalam dosa. Karena yang kita kerjakan untuk diri sendiri, bukan untuk menikmati Allah. Kita melayani hanya untuk show-off agar jemaat tahu berapa persembahanku. Entah jadi usher, kolektan , hamba Tuhan melayani untuk dilihat orang. Celakalah perbuatan seperti itu karena itu sudah membuang Tuhan dan menjadikan diri sendiri sebagai Tuhan.

b.     Dosa adalah pelacuran rohani.

Seorang pelacur rela menjual tubuh untuk uang. Kita rela menjual kesucian dan kemulian Tuhan untuk mencapai kenikmatan dan kesenangan kita. Inilah dosa. Ini membuat perbedaan yang besar antara kekristenan dengan agama dunia tentang jalan keselamatan. Menurut agama dunia, di dalam dosa manusia berusaha sendiri. Macam-macam cara agama prinsipnya sama yaitu dari bawah ke atas (manusia mencari Tuhan). Ini tidak mungkin berhasil. Karena defisini dosa bukan sekedar pelanggaran hukum Allah karena manusia ingin menjadi Tuhan dan telah terputus hubungan manusia dengan Allah. Sehingga Allah yang suci hanya bisa dijumpai dengan kemuliaan dan kesucian. Setelah manusia jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, manusia tidak mungkin datang kepada Allah. Agama dunia berkata ,”mari datang kepada Tuhan”. Ini  omong kosong. Alkitab satu-satunya kitab suci yang mengatakan seperti pada  Roma 3:10-12 "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.  Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.   Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Manusia tidak mungkin mencari Allah karena telah berdosa dan kehilangan kemuliaan. Sekalipun agama menjaga agar manusia tidak semakin jahat dengan takut berbuat dosa tetapi di pihak lain hal ini menjadi pembodohan terbesar dalam masyarakat. Kita bermasalah bukan saja sosial dan penyakit. Masalah terbesar dalam kehidupan kita adalah dosa. Ada ruang kosong di hati yang tidak mungkin dipulihkan dengan berkat duniawi, ini adalah urusan kekekalan dan tidak mungkin diselesaikan dengan cara manusia. Karena bermasalah kita ingin keluar dari masalah, lalu tentukan jalan keluar (solusi) dari masalah. Kalau bisa tentukan sendiri solusinya, berarti kita tidak bermasalah dari awal. Tetapi faktanya tetap kita merasa diri kita bermasalah. Hasilnya jadi masalah. Saya bermasalah, ingin keluar dari masalah, tentukan sendiri solusi dari masalah hanya akan menghasilkan masalah.

Ilustrasi : kita dihukum karena dosa, ditangkap, diadili, diberi hukuman terbesar di Nusa Kambangan yang paling bawah seumur hidup dengan penjagaan ketat berlapis-lapis. Masalah dosa kita menjadi terpenjara karena dosa kita diikat. Solusinya menurut agama adalah hidup baik, hidup suci, beribadah dan berderma. Sama dengan di depan hakim, setelah melakukan tindakan kriminal kita sampaikan bahwa kita ingin berbuat baik dan minta dilepaskan. Itu sakit jiwa. Kalau membunuh orang dan berjanji baik minta dilepaskan dunia akan hancur. Untuk bisa lepaskan diri dari penjara ada yang mengambil jarum, buka sel, pukul sipir lalu lepas. Itu tidak mungkin bisa. Satu-satunya cara supaya bisa lepas, tidak mungkin dari diri sendiri. Maka butuh super hero. Superman datang. Ia yang memukul tembok dan membawa kita terbang sehingga lepas. Supaya lepas dari konsep dosa, maka pertolongan dari luar. Alkitab mengatakan bukan dari bawah ke atas tetapi dari atas ke bawah. Bukan manusia cari Tuhan tetapi Tuhan yang mencari manusia. Bukan manusia mengasihi Tuhan tetapi Tuhan mengasihi manusia. Maka Kristus datang ke tengah dunia sebagai korban pengganti. Untuk menghapus dosa harus ada korban pengganti. Kitab Imamat sudah mengingatkan jemaat Israel yang mengatakan harus ada korban penebus dosa dan korban penebus salah. Ada korban persembahan, wangi-wanigan, ragi dan roti, persembahan syukur dan lain-lain. Namun 2 yang utama adalah korban penebus dosa dan korban penebus salah. Imamat  6 dan 7 mengatakan satu-satunya korban maha kudus adalah korban penebus dosa dan korban penebus salah tetapi harus korban maha kudus. Yang menjadi korban maha kudus adalah Dia yang datang kepada manusia menjadi wakil manusia menjadi korban di hadapan Bapa yaitu Kristus. Dia datang menjadi kurban maha kudus. Urusan dosa bukan sekedar memperbaiki pelanggaran, terputus hubungan dengan Allah maka harus ada pendamaian. Dosa jangan dianggap sepele seperti pandangan agama dunia. Kalau tahu akibat dosa adalah terputus dari Allah, maka kita tidak akan main-main dengan dosa. Yang penting bukan tindakan tapi di belakangnya yang menolak Tuhan. Berapa banyak dosa yang kita lakukan setiap hari? Berapa banyak kita telah membuang (menolak) Tuhan, lari dari Tuhan, melacurkan iman kita? Bagaimana kita bisa kembali kepada Allah, diselamatkan kembali? Alkitab mengatakan dari atas ke bawah, bukan agama.

2.    Apa itu Keselamatan? Apa tujuan keselamatan?

Manusia berpikir bahwa  keselamatan adalah urusan  agar kita lepas dari masalah dan mati masuk sorga. Dunia mencari jalan keluar dan lepas dari masalah dan dosa maka muncullah filsafat dan agama. Agama dan filsafat muncul untuk membawa manusia pada keselamatan dan kebahagiaan. Solusi masalah adalah kebahagiaan. Solusi dari dosa adalah masuk sorga. Jika iman Kristen didefisinikan seperti ini, maka kitalah orang yang  paling menghina Firman Tuhan. Banyak yang berkata bahwa percaya Yesus supaya mati masuk sorga, diberkati, kelimpahan dengan harta, sembuh dari penyakit. Kalau kita seperti itu maka celakalah kita karena telah menghina Alkitab. Keselamatan bukan sekedar urusan mati  masuk surga dan di sana akan bersenang-senang dan bernyanyi-nyanyi. Itu hanyalah simbol. Keselamatan itu adalah sangat fundamental membawa kita pada iman sesungguhnya untuk mereflesikan kembali makna Paskah yang kita rayakan. 2 Kor 5:17-18   Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.  Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
          Keselamatan adalah dari yang mati menjadi hidup kembali. Yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang  alias lahir baru (reborn). Kita diikat dosa, karena kuasa Roh Kudus kita dilahirbarukan dan dihidupkan kembali. Kristus mati supaya kita mati dari dosa, Kristus bangkit supaya kita bangkit dari dosa. Kita disadarkan dari dosa dan bertobat. Lahir baru memimpin pada pertobatan. Iman ini mendesak kita mengalami pertobatan dan kembali kepada Kristus. Keselamatan born again dari dosa dan mati. Mati bukan sekedar urusan fisik tetapi terputus hubungan dari Allah.
          Waktu orang yang kita kasihi meninggal, kita merasa sedih. Mengapa? Karena sudah putus relasi. Inilah kehancuran dari kematian. Waktu jatuh dari dosa, kita mati. Bukan sekedar mati secara fisik dan tidak bisa bergerak, tetapi yang paling mengerikan dari kematian karena dosa adalah kita terputus hubungan dengan Allah sehingga kita mati. Alkitab mengatakan keselamatan berarti kita hidup. Apa itu hidup? Alkitab (1 Kor 15:18) memberikan tujuan dari keselamatan
a.        Untuk didamaikan dengan Allah.
b.       Menjadi alat pendamaian.
Keselamatan bukan urusan bebas dari dosa dan mati masuk sorga, Alkitab tidak pernah berkata satu kali pun percaya Yesus supaya mati masuk sorga. Lalu mengapa iman Kristen mendeklarasikan kalau mati masuk sorga? Itu dampak bukan tujuan. Kita terputus hubungan dari Allah, hanya menikmati materi sementara. Penebusan membawa kita berdamai kembali dengan Allah. Apa arti Paskah? Dia bangkit dari kematian, supaya kita bangkit dan berdamai dengan Allah. Oleh Karena tidak ada jalan manusia kembali ke Allah kecuali dari Dia yang dari Allah yang telah bangkit. Jika kita mengerti menjadi Kristen bukan sekedar melayani, memberi persembahan, menjadi baik (dulu kita berdosa, dulu kecanduan pornografi sekarang berubah). Kunci keselamatan kita berdamai dengan Allah. Sukacita percaya salib untuk dipanggil kembali pada Tuhan. Ketika menjadi orang ditebus oleh darah Kristus agar kita kembali kepada Allah , kasih Allah. Panggilan Allah pada hidup kita dengan menikmati Allah dan mencintai Allah, kita tahu isi hati Tuhan. Sehingga kita tahu untuk apa melayani. Ada orang yang datang ke rumah minta pertolongan kepada sepasang suami-istri. Orang yang datang mengutarakan kebutuhan dana sebesar Rp 100 juta. Biasanya untuk donasi suami yang memberikannya dengan besaran tergantung sinyal dari istri. Ada tanda dari sang istri untuk memberi tahu suami. Suami seolah membaca pesan dari istri melalui gerakannya. Hal ini menjadi tanda yang dipahami mereka karena cinta padahal tidak ada SMS atau pesan dari istri.Hanya melihat gerakan sedikit saja, suami tahu keinginan istrinya. Itu karena cinta. Penebusan adalah pendamaian dengan Allah dan selanjutnya mengerti keinginan Allah. Yang terindah bukan melayani, tetapi kita bisa mengatakan tidak kepada dosa karena cinta. Ketika kita didamaikan dengan Allah karena mengerti dan mengingat kasih Allah dan mengatakan tidak pada dosa.

Seorang suami tidak berjudi atau melacur bukan karena ‘samurai’ istri tetapi karena cinta istri di rumah. Karena itu kekuatan diri sendiri. Kita berkata tidak kepada dosa karena mengingat cintanya Tuhan pada saya. Sama seperti Yusuf yang setiap hari digoda istri Potifar, bukan karena ia orang hebat, pintar dan sakti, melainkan karena cinta Tuhan kepada Yusuf. Jawabannya saat diajak berbuat mesum, “Masakan aku berdosa terhadap Allah? Masakan aku melukai hati yang mencintaiku?” Apa panggilan penebusan? Didamaikan dengan Allah. Tidak ada status quo dalam iman Kristen. Tidak ada iman Kristen  yang diam (stagnan). Panggilan ini membuat kita semakin bertumbuh dan mengenal isi hati Allah. Kalau kita bersaat teduh tidak membuat kita semakin bertumbuh dan tidak digerakan untuk melayani itu berarti status quo. Orang yang baik sekali pun di gereja namun tidak bertumbuh maka ia status quo dan berdosa terhadap Tuhan. Adakah hati kita semakin mencintai Allah yang mencintai kita? Adakah hati kita tergerak semakin bertumbuh? (karena itulah panggilan keselamatan).  Apa tanda kita sebagai orang Kristen dan orang yang mengerti penebusan Kristus? Relasi ku dengan Allah? Tanda sebagai seorang Kristen adalah hati kita digerakan untuk kembali pada firman Allah. Kita didamaikan dengan Allah, panggilan kita untuk menjadi alat pendamaian bagi diriNya.
Tidak boleh ada panggilan yang boleh keluar dari panggilan sebagai pendamaian. Kita dipanggil untuk mendamaikan dunia kembali kepada Allah. Tidak boleh ada panggilan yang keluar dari mandat Injil. Sebagai aktifis (seperti song leader, singer dan hamba Tuhan dll). seluruh panggilan pelayanan adalah panggilan untuk pendamaian. Dari setiap pelayanan kita, kita bisa mewartakan kasih. Dunia bisa melihat kasih Kristus terpancar dari diri kita. Inilah panggilan keselamatan. Bukan apa yang kita mau. Untuk apa Kristus mati? Menjadikan kita alat kemuliaanNya. Mazmur 66:10 mengatakan penebusan adalah kasih Allah yang memurnikan kita seperti memurnikan perak tujuh kali (Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak). Kita dikuduskan, dimurnikan, dibentuk dan dipakai untuk menjadi kemuliaan Allah, supaya kita menjadi serupa dengan Kristus supaya nama Tuhan dimuliakan melalui kehidupan kita. Melalui darah Kristus kita dimurnikan secara status. Melalui iman kita dimurnikan seperti memurnikan perak sebanyak 7 kali. Waktu pertama kali perak diambil dari tanah lalu dilebur dari suhu yang rendah dahulu (100 C) sehingga partikel besar yang menempel terlepas. Lalu lebur pada suhu yang lebih tinggi (100-200 C) , partikel yang lebih halus lepas. Terus dilebur setelah pelebuhan terakhir baru perak menjadi murni. Tidak ada lagi bias dan partikel lainnya. Perak menjadi murni. Ketika perak sudah murni, maka si pelebur akan melihat wajahnya terpancar dari perak tanpa biasan. Dia panggil kita dari bongkahan yang kotor, dibentuk dan dimurnikan sampai peleburan terakhir sehingga wajah Kristus terpancar dari kita. Kalau dilebur sekaligus suhu 1.000 C maka jadi partikel karbon dan merusak perak. Kita harus melewati tahap untuk menjadi sempurna. Kita ditebus untuk dipakai Allah untuk menjadi alat pendamaian.
Kita jadi orang Kristen dan percaya Yesus menjadi Juruselamat, kita dipangil untuk berdamai dengan Allah, mendamaikan dunia dengan Allah di pekerjaan, sekolah dan di mana pun juga. Kita dibentuk untuk firman Allah bukan untuk diri kita. Untuk itulah Paskah boleh ada. Dia rela turun, menderita, dicambuk, mati, bangkit dan mendamaikan kita kepada kasih Allah. Sehingga kita menjadi alat yang dipakai untuk kemuliaan Allah.