Sunday, December 29, 2013

Eben Haezer – The Stone of Help

Ev. Susan  Kwok

1 Sam 7:11-13
11  Keluarlah orang-orang Israel dari Mizpa, mengejar orang Filistin itu dan memukul mereka kalah sampai hilir Bet-Kar.
12  Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita."
13  Demikianlah orang Filistin itu ditundukkan dan tidak lagi memasuki daerah Israel. Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel,

Pendahuluan
Kita hidup dalam iman Kristen (kita diajar dogma- doktrin Kristen) dan kita coba hidup di dalamnya. Namun apa yang kita lakukan (termasuk pada tahun 2013) banyak yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan.
1.     Sikap melecehkan (tidak menghormati). Dalam tayangan video music di TV, ada seorang penyanyi remaja putri Barat yang tampil dengan mengenakan asesoris salib besar dan latar belakang seperti gereja katedral yang megah sekali. Namun lagu yang dinyanyikannya bukan lagu rohani melainkan lagu sekuler. Di samping itu cara berpakaiannya juga tidak bernuansa rohani. Dengan baju model tank-top  (baju tanpa lengan) berleher rendah ditambah celana yang dikenakan sangat pendek, ia menari mengikuti music dengan aksinya yang seronok. Rantai salibnya berayun sesuai dengan tariannya disoroti dengan latar belakang bangunan gereja. Ini merupakan kesalahan intepretasi (pemahaman) yang selanjutnya menimbulkan kesalahan kelakuan. Ekstrim yang satu ini begitu meremehkan simbol salib dan menganggap gereja tidak ada artinya apa-apa. Demikian menjatuhkan, melecehkan dan tidak menghormati.
2.     Sedemikian menghormati sampai-sampai yang dihormati benda bukan Allah. Beberapa tahun lalu pernah ada diskusi yang menimbulkan persitegangan di gereja. Ketika itu panitia natal ingin membuat panggung berundak buat para penyanyi di altar gereja, sehingga penyanyi tidak mengambil tempat duduk yang akan diprioritaskan  untuk mengantisipasi pengunjung yang banyak datang saat perayaan natal. Untuk itu mimbar akan digeser sedikit (½ m). Hal ini menimbulkan perdebatan yang luar biasa. Ada yang minta tidak boleh digeser sedikitpun karena itu kudus, tempat khotbah dan mimbar perjamuan kudus. Padahal saat mendekor, koster gereja naik ke meja perjamuan dan mimbar. Ada panatua gereja yang melihat tetapi membiarkannya saja sehingga menimbulkan ketidakkonsistenan.
Ekstrim yang satu begitu merendahkan, ekstrim yang lain begitu mendewakan seolah-olah meja perjamuan kudus itu Tuhan itu sendiri. Yang pertama  menganggapnya sebagai tanda Allah hadir, yang lainnya sebagai pengganti Allah. Ini yang harus diwaspadai. Karena Tuhan tidak ingin manusia melecehkan diriNya dan Dia tidak mau manusia mengantikan diriNya dengan benda-benda. Semua harus ditempatkan pada porsi dan sikap yang benar.

Eben-Haezer
Eben-Haezer adalah batu yang didirikan nabi Samuel untuk mengingatkan bangsa Israel bahwa dengan pertolongan Tuhanlah maka bangsa Israel dapat memenangkan pertempuran melawan bangsa Filistin setelah 20 tahun tidak mampu menang perang melawan bangsa tersebut. Setelah bangsa Israel menang, nabi Samuel mendirikan tugu dan menamakannya Eben-Haezer yang berarti “Sampai di sini Tuhan menolong kita.” Mungkin kita hanya tahu ada 1 kata Eben-Haezer (1 Sam 7:12). Ternyata kata itu muncul juga dalam konteks yang jauh berbeda (1 Sam4:1b) dan itu berhubungan dengan apa yang disampaikan dalam ilustrasi di atas. 1 Sam 4:1b-2 Orang Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek.  Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu.
Pada 1 Sam 4:1b, ternyata Eben-Haezer merupakan kota yang menjadi kenangan buruk buat bangsa Israel. Sangat ironis dan menyedihkan karena di kota Eben-Haezer, mereka kalah dari orang Filistin menewaskan sekitar 4.000 orang. Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel: "Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian TUHAN, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita." (1 Sam 4:3). Tetapi di sinilah kesalahan orang Israel. Mereka begitu menghormati Tabut Tuhan (Ark of God yang berisi 2 loh Batu dimana tertulis Sepuluh Perintah Allah, tongkat Harun, dan roti manna) dan menjaganya luar biasa. Itu sikap yang baik tetapi cara menghormati yang salah. Mereka berpikir, karena Tabut Tuhan jauh maka mereka kalah. Pemahaman mereka salah dengan membatasi Tuhan seperti manusia. Mereka punya konsep seolah-olah benda itu punya kekuatan untuk menolong mereka. Hal ini seperti menganggap anggur perjamuan kudus setelah didoakan punya kekuatan untuk menyembuhkan atau ada yang menaruh Alkitab di bawah bantal supaya bisa tidur enak (aman). Seolah-olah benda punya kekuatan magis . Ini yang ada dalam pemahaman orang Israel sehingga mereka berpikir dengan membawa Tabut Tuhan , mereka akan menang dari orang Filistin. Namun ternyata setelah Tabut Tuhan ada di tengah mereka, justru mereka kalah lebih hebat! Yang gugur dari orang Israel sebanyak 30.000 orang pejalan kaki (sebelumnya hanya gugur 4.000 orang). Tuhan tidak menolong karena konsep (pemahamannya) salah. Orang Israel dibiarkan kalah agar mereka bisa mengevaluasi diri dan berbalik dalam pemahaman yang benar. Allah tidak akan membiarkan umatNya hidup dalam konsep yang salah. Sikap refleksi diri perlu dilakukan oleh setiap orang percaya (bukan bangsa Israel saja) dan setiap hari (bukan hanya di akhir tahun). Sebelum menutup mata untuk istirahata di malam hari, kita melakukan refleksi diri (kesalahan apa yang telah dibuat hari ini, kelakuan apa pada hari ini yang mendukakan Tuhan) sehingga kita tidak hidup terus dalam kesalahan.

Eben-Haezer bukan tugu kemenangan tapi kota yang awalnya membawa kenangan  pahit karena bangsa Israel kalah dua kali dengan korban tewas 4.000 dan 30.000 orang. Walaupun bangsa Israel kalah, namun pada 1 Samuel pasal 5 dan 6 terbukti bahwa Allah kita tidak perlu dibela oleh manusia. Allah tidak perlu pertolongan manusia tapi manusialah yang perlu dibela Allah. Allah membuktikan terlebih dahulu siapa Allah yang sejati. Setelah mengalahkan orang Israel, orang Filistin mengangkat tabut Allah dan menaruhnya di kuil mereka dan disejajarkan dengan Dagon (dewa Filistin).  Tetapi keesokan pagi harinya, patung Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN  dengan kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal. Padahal patung itu besar! Itu bukan perbuatan tangan manusia. Para imam Dagon akhirnya meminta agar tabut Tuhan dipindahkan. Namun setiap kota Filistin yang disinggahi tabut Allah, orang-orangnya dihukum Tuhan (kena borok dan mati). Tuhan tidak kejam, namun Tuhan ingin meperlihatakn bahwa orang Filistin tidak boleh melecehkan Allah. Ini memperlihatkan bukan orang Israel yang menunjukkan Allahnya yang sejati ke orang Filistin tapi Allah sendiri. Akhirnya para imam Filistin angkat tangan dan meminta agar tabut Tuhan dibawa ke Israel dengan memberikan korban penebus salah yaitu emas. Orang Filistin memindahkan tabut Tuhan karena takut malaptetaka, bukan karena percaya itu perbuatan Yahweh, atau menunjukkan pertobatan mereka. Akhirnya tabut Tuhan tinggal di Kiryat-Yearim (1 Sam 7) dan tinggal di sana selama 20 tahun dan selama itu  bangsa Israel dijajah bangsa Filistin. Lalu pada 1 Samuel 7:3, Nabi Samuel menegur bangsa Israel, "Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin."
Bangsa Israel bangsa yang tegar tengkuk (bandel, keras hati). Ternyata selama 20 tahun, mereka selain menyembah Allah, mereka juga menyembah patung dan allah (dewa) yang lain. Mereka tidak sepenuh hati percaya pada Allah. Itu sebabnya tidak ada sukacita atas kebaikan Tuhan yang melimpah-limpah. Orang yang mendua hati , hidupnya tidak tenang. Hal yang sama terjadi pada pasangan yang berselingkuh. Hidup seperti ini tidak tenang. Bangsa Israel ada damai sejahtera dan Tidak bisa merasakan Tuhan sanggup untuk menolong hidup mereka. Selaku hamba Tuhan, nabi Samuel mengingatkan umat Israel agar fokus, tulus, dan hanya beribadah pada Tuhan. Akhirnya bangsa Israel menyambut baik dan membuang semua dewa / patung lainnya. Di Mizpa mereka berdoa dan bertobat. Saat nabi Samuel sedang membakar korban bakaran di Mizpa, orang Filistin mendengarnya dan ingin menghancurkan bangsa Israel. Tapi Allah berperang bagi Israel dengan membuat suara guntur yang luar biasa sehingga orang Filistin bisa dikalahkan oleh orang Israel. Seumur hidup nabi Samuel , orang Filistin tidak menyerang orang Israel lagi. Ada damai selama nabi Samuel hidup. Ini sepertinya happy-ending. Sepanjang ada hamba Tuhan yang baik, orang Israel jadi baik. Setelah hamba Tuhan tidak ada, mereka balik lagi berbuat dosa. Pertobatan satu perkara, tetapi menjalaninya terus menerus satu perkara yang serius.
Setelah percaya dan dibaptis, itu baik namun tidak berhenti di sana. Selanjutnya bagaimana keselamatan dijalankan sehari-hati itu perkara yang lain. Tidak bisa hanya menjadi jemaat , dibaptis dan ikut perjamuan kudus, namun tidak memperhatikan hal-hal yang lain. Contoh karakter yang jelek, cuek, rasa malas tidak dipedulikan dan  jalan terus dalam dosa.  Tidak bisa begitu. Pertobatan itu harus dijalankan sehari lepas sehari tidak pernah berhenti. Ketika orang Israel menang, nabi Samuel kemudian mendirikan tugu, Eben-Haezer (sampai di sini TUHAN menolong kita) namun Eben-Haezer yang dulu jangan dilupakan. Ingat Tuhan menghukum bangsa Israel karena kesalahan mereka. Juga ingat bahwa Tuhan begitu mengasih umatNya, begitu mereka bertobat dan berbalik kepada Tuhan , Tuhan mencurahkan kasihNya dan kotanya menjadi simbol kemenangan.

Kilas Balik 2013
Di tahun 2013, bagaimana hidup pribadi kita di hadapan Tuhan? Kita mungkin masuk dalam masa penuh pergumulan dan kekalahan. Penuh dosa dan larut dalam dosa. Tetapi Tuhan hendak membawa kita kepada Eben-Haezer yang baru. Tuhan mau menolong supaya kita tidak hidup dalam kekalahan melainkan kemenangan. Bagaimana hidup pribadi kita? Apakah rajin bersaat teduh setiap hari? Adakah kita membaca firman Tuhan setiap hari? Itu sangat berpengaruh dalam kegiatan pribadi, keluarga, bisnis, pelayanan dan gereja. Kiranya di tahun 2014,  kita harus memulai sesuatu yang baru sehingga kita tidak hidup dalam hal yang lama, tetapi hidup dalam kemenangan. Tuhan bisa membangkitkan gerejanya melalui hamba Tuhan, majelis, aktifis, jemaat asal masing-masing punya hati mau dipakai Tuhan. Kalau semua tidak punya hati bersatu mau dipakai Tuhan, jangan harap ada perubahan dalam gereja ini. Kalau semua hanya berpangku tangan, mengkritik, dan tidak mau terjun maka jangan harap ada perubahan. Mau cari hamba Tuhan sehebat apapun tetapi kalau yang lain tidak bersatu hati , maka semuanya sia-sia. Kalau Israel tidak mau bertobat dan mau bersama-sama, maka hamba Tuhan sekaliber nabi Samuel sekalipun tidak bisa menolong mereka. Tidak perlu mengucapakan kata-kata yang “banyak”, karena Tuhan tahu isi hati kita. Bangsa Israel tidak perlu mengucapkan,”Saya baik kepada Tuhan” karena Tuhan tahu hati orang Israel yang mau berbalik. Proses yang dialami selama 2013, kita refleksikan. Baik di  rumah tangga, pekerjaan dan pelayanan kita. Mungkin ada yang menyakitkan. Terkadang hal yang menyakitkan merupakan konsekeuensi atau cara Tuhan untuk membentuk kita. Supaya bisa merasakan Eben-Haezer yang penuh kemenangan.
Kita mau jadi apa? Sebutir telur atau sepotong ubi? Telur dan ubi dimasukkan ke panci yang berisi air, lalu dididihkan. Setelah beberapa saat kemudian, kompor dimatikan. Ubi dan telurnya diangkat. Setelah melewati proses tersebut, keduanya jadi matang. Mereka mengalami hal yang sama dan titik didih air yang sama, tetapi tingkat kematangannya berbeda. Telur dari lembek (waktu mentah) ketika matang menjadi keras. Ubi sebelum diproses keras, setelah diproses matang menjadi lembut. Tidak berarti ubi lebih baik dari telur atau sebaliknya. Bila ada 2 orang percaya diproses Tuhan, mungkin keduanya mengeluarkan air mata. Tapi hasilnya bisa berbeda. Ada yang keluar dari 2013 dengan hati yang lembut, tapi ada yang keluar dengan hati yang sangat keras. Tidak ada perubahan. Kita mau seperti apa? Tuhan mau kita punya hati yang lembut supaya kita punya Eben-Haezer. Dia tidak menjanjikan yang muluk. Ia ingin kita berubah dari yang malas jadi rajin, dari jahat menjadi baik, dari keras hati menjadi lembut hati, dari cuek menjadi perhatian. Ia ingin kita seperti itu di segala bidang. Kalau terlalu keras terhadap anak maka suatu hari kita bisa kehilangan anak. Keras tanpa pemahaman yang benar perlu diperbaiki. Keras atau lembut kepada anak ada waktunya. Allah sanggup menolong bila ada yang tidak mungkin!

Wednesday, December 25, 2013

Berilah Segala yang Ada Padamu

Pdt Hery Kwok

Lukas 2:21-24
21   Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
22  Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
23  seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah,"
24  dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Pendahuluan

Suatu kali ada sebuah drama yang dimainkan 2 orang artis muda dengan latar belakang budaya Betawi. Kemudian terjadi dialog antara pemeran perempuan (Rohaye) dengan pemeran laki-laki (Rojali). Rohaye berkata, “Bang, aye sudah bosan karena abang ngomongnya sama terus kalau merayu. Abang selalu bilang, ‘pokoke abang paling cinta dengan Rohaye daripada orang-orang sekampung. Buktiin dong cinta abang, jangan hanya ngomong saja”. Rojali bingung bagaimana cara membuktikannya karena dia tidak punya apa-apa sementara pemuda lainnya pakai mobil atau motor untuk pacaran dengan Rohaye. Akhirnya Rojali tidak kehilangan akal dan berkata, “Rohaye kalau kamu tidak percaya, kamu boleh ambil belati dan belah dada abang”. Sementara Rojali baru selesai bicara, Rohaye masuk ke rumah. Rojali berpikir, “Wah pacar saya tidak bergeming dengan rayuan saya”. Kemudian Rohaye keluar dengan memegang belati yang panjang. Begitu Rojali melihatnya, dia langsung kabur. Rohaye berkata, “Katanya mau dibuktikan , kenapa baru dibawa sudah kabur?”

Pada khotbah sebelumnya disampaikan bahwa hati Allah yang memberikan anakNya harus diresponsi agar kita dapat memahami betapa besarnya kasih Allah itu. Bagi yang belum percaya kepada Kristus, hari itu ada keselamatan pada orang yang hatinya diberikan kepada Allah. Sedangkan bagi yang sudah percaya, Dia akan membentuknya sesuai dengan karakter rohani Kristus. Secara prinsip, Allah yang maha besar hanya meminta hati kita untuk diberikan kepadaNya.

Yusuf dan Maria, tokoh Alkitab yang memberi hati mereka pada Allah dan meresponsi nya dengan benar.
Setiap orang yang menyerahkan hati kepada Tuhan, ia adalah orang yang berani membayar harga dalam hidupnya untuk Tuhan. Memang Allah adalah Allah yang maha kaya yang tidak membutuhkan apapun dari manusia. Dia tidak membutuhkan uang, rumah atau segala hal materi lainnya. Allah yang empunya langit dan bumi , benar-benar Allah yang maha kaya dan kuasa dan tidak perlu apapun dari manusia. Namun di Alkitab diajarkan , waktu kita menyerahkan hati kita, Allah memberikan hati yang rela untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepadaNya.

Dalam bacaan kita ada 3 hal bagaimana Yusuf dan Maria memberikan hati dan hidup mereka :
1.     Yusuf dan Maria memberikan harga diri mereka kepada Allah dalam peristiwa natal. Kalau berbicara harga diri, itu adalah sesuatu yang paling tinggi dalam diri kita. Waktu dihina kita tidak terima karena harga diri itu berbicara tentang siapa kita. Tidak ada seorang pun di dunia yang mau harga dirinya diinjak oleh siapa pun. Bahkan seorang istri tidak rela kalau suami menginjak harga dirinya. Atau seorang anak luka hati waktu harga dirinya dilecehkan oleh orang tuanya. Namun kalau diperhatikan cerita tentang natal yang kita baca dalam kitab suci, waktu Yusuf tahu bahwa tunangannya sudah mengandung, dia berniat menceraikan Maria dengan diam-diam. Kitab suci memang menceritakan Yusuf adalah orang yang tulus hati sehingga tidak mau mencemarkan nama baik Maria. Namun kitab suci jujur mengatakan Yusuf ingin menceraikan Maria. Berbicara tentang kebudayaan Timur Tengah , kita bisa mengerti alasan Yusuf punya niat seperti itu. Dalam adat istiadat Yahudi kesucian hidup adalah sesuatu yang sangat penting.  Pada waktu mereka tidak hidup secara suci mereka akan dihukum rajam dengan batu. Contoh pada Yoh 8  ada cerita tentang perempuan yang kedapatan berzina akan ditimpuk oleh orang-orang sekotanya. Kitab suci menceritakan harga diri perempuan itu sudah dikoyakkan dan dihancurkan. Pada waktu Yusuf mendapat kabar dari malaikat bahwa Maria mengandung, maka sama seperti laki-laki manapun waktu akan menikah mendapatkan kenyataan bahwa calon istrinya sudah mengandung bukan dari dia , maka Yusuf memutuskan untuk menceraikannya diam-diam. Sejak zaman dahulu sampai zaman modern, laki-laki yang wanitanya mengandung dari orang lain pasti putus hubungan.  Tidak mungkin laki-lakinya bicara, “Puji Tuhan kamu sudah mengandung dari orang lain”. Pasti ia akan berkata, “Kamu kurang ajar karena kamu sudah melanggar kesucian”. Yusuf dan Maria harus menanggung prasangka dari masyarakat. Kita hidup di kota besar di zaman modern, akan merasa takut menghadapi masyarakat yang sangat ketat terhadap tradisi kesucian. Istri saya dari Bengkulu pernah bercerita , di kampungnya kalau kedapatan ada yang berhubungan sebelum menikah akan mendapat hukuman yaitu cuci rumah seperti cerita mandarin kuno. Itu merupakan aib yang harus ditanggung oleh orang yang berbuat salah. Dalam peristiwa natal ini, Yusuf dan  Maria memberikan kepada Allah harga diri mereka yang menjadi tantangannya.  Hati mereka yang sudah mereka berikan kepada Allah juga sebagai respon terhadap rencana Allah.

2.     Yusuf dan Maria memberikan waktu dan usaha mereka kepada Allah. Dalam Injil dikatakan Yusuf harus pergi ke Mesir , lalu pergi ke Galilea dan Yudea, itu berarti ia harus meninggalkan tempatnya berusaha. Sebagai seorang pengusaha kayu, ia bisa berusaha dan menghasilkan uang, tapi waktu malaikat menyuruhnya  pergi, iapun taat. Mungkin ini salah satu hal yang membuktikan mereka tidak menjadi kaya karena hidup mereka berpindah sehingga tidak bisa menabung dengan baik. Orang Tionghoa punya filosofi kalau berdagang harus bertahan. Jangan baru buka toko 2 bulan begitu terlihat sepi langsung tutup. Tapi terus buka, sampai orang yang lalu lalang menyadari ada toko yang menjual sesuatu. Itu merupakan kunci keberhasilan yang lahir dari filosofi orang Tionghoa. Yusuf waktu membuka usaha kayunya harus pindah berkali-kali memperlihatkan waktu dan usaha Yusuf nyata. Ada jemaat yang kalau diimbau untuk melayani atau datang ke gereja menjawab, “waktu saya susah” atau “saya sangat sibuk di kantor atau di toko”. Seringkali kita tidak berani memberikan waktu kita kalau itu harus diberikan kepada Allah. Ada banyak orang Kristen waktu hari perhentian, mereka memilih tidak pergi ke gereja karena itu waktu mereka libur bersama keluarga. Atau kalau tokonya ramai lebih baik tetap buka toko daripada ke gereja. Yusuf dan Maria memberikan waktu dan usaha mereka untuk Allah. Mereka tahu hati Allah yang sudah diberikan kepada mereka, diresponsi dalam hati dan dibuktikan dengan waktu dan usaha mereka.

3.     Yusuf dan Maria memberikan materi mereka kepada Allah. Alkitab menceritakan bahwa waktu Yesus berusia 8 hari, orang tuanya membawaNya untuk disunat. Pada hari yang sama, mereka harus mempersembahkan suatu kurban kepada Allah. Mereka membawa sepasang burung tekukur atau 2 ekor burung merpati. Artinya korban yang diberikan orang tua Yesus, adalah korban yang sangat sederhana. Mereka tidak bisa membawa kambing atau sapi untuk menyatakan persembahan mereka kepada Allah. Allah tidak menuntut dalam bentuk kuantitas pada orang memberi persembahan. Bagi orang yang susah, boleh memberikan sepasang merpati / tekukur. Kita tidak pernah diberatkan Allah supaya mengambil uang dari orang lain untuk memberi persembahan. Allah tidak melihat materi dalam bentuk kuantitas. Tapi Allah melihat kualitas persembahan dari Yusuf dan Maria. Dalam keterbatasan ekonomi, mereka berani memberi persembahan syukur mereka kepada Allah. Perkara memberi materi atau uang kepada Allah seringkali harus ditanamkan dalam diri kita. Waktu memberi persembahan kepada Allah, kita sering hitung-hitungan dengan Tuhan. Saya tidak mengajarkan untuk tidak boleh punya rencana untuk menabung, atau memberikan seluruh rekening kepada gereja Tuhan. Yang saya ingin sampaikan, jangan sampai waktu memberi hati kita melekat pada materi sehingga sulit memberi. Bagi Yusuf dan Maria walau kondisi ekonomi mereka minim, mereka memberikan persembahan dari hati mereka. Kita diajar dari lagu Sekolah Minggu, “persembahan dari kami sedikit sekali” sehingga sedikit terus tapi kalau makan banyak sekali.

Mari dalam momen natal ini, “berilah segala yang ada padamu” itulah respons kita kepada kasih Allah. Yusuf dan Maria memberikan keteladanan sebagai orang yang percaya kepada Allah. Mereka sudah memberi hati mereka,itu sehingga waktu mereka memberikan martabat, waktu , usaha dan materi itu bukan hal yang sulit bagi mereka. Mari jadikan momentum natal, dimana kita berani memberikan kepada Allah segala yang ada padaku untuk Allah. Pada waktu Allah memberi talenta kepadamu, apakah berani berikan kepada Allah dalam pelayanan kita? Di tengah kesibukan , kita berikan menjadi sesuatu yang berarti. Allah selalu memanggil orang yang melayani bukan dari orang yang pengangguran. Justru di tengah kesibukan Allah memanggil kita. Apakah di tengah kesibukan ,kita berani memberikan waktu kita? Seperti ibu-ibu pemain angklung tadi yang mau memberikan apa yang ada dalam diri mereka dalam hal talenta. Saya tidak punya kemampuan di alat music, dan saya tidak bisa main angklung atau suling. Terkadang saya iri melihat orang yang bisa main tapi tidak mau memberikannya kepada Allah. Jadikan momentum natal, berani untuk berikan uang dan harta untuk Allah. Yusuf memang tidak diceritakan kemudian memiliki ekonomi yang luar biasa, tetapi kitab suci menceritakan mereka tidak kekurangan dalam hidup mereka. Jangan pikir kalau berikan uang, kita menjadi susah dalam hidup. Allah terlalu hebat dan luar biasa dalam memberikan rejekinya kepada orang-orang yang percaya dan melayaniNya.


Tuesday, December 24, 2013

Berilah Hatimu!

Pdt Hery Kwok

Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Karena Begitu Besar Kasih Allah akan Dunia Ini
Berbicara ukuran, dunia punya ukuran dalam segala hal. Manusia membuat ukuran untuk hal-hal yang bisa kita ukur. Misalnya : seorang ibu pergi ke pasar mau beli daging sapi, “Bang beli daging sapi ¼ kg”. Kalau tidak disebutkan ukurannya, mungkin tukang dagingnya bisa berpikir sang ibu mau membeli sapi secara utuh. Atau waktu sang ibu berkata, “Bang beli cabe 1 ons” berarti sang ibu membeli cabe dengan ukuran berat. Hampir semua materi bisa dihitung dengan menggunakan berbagai ukuran. Untuk hal-hal yang tidak bisa dihitung secara materi , sebenarnya juga ada “hitungan”nya. Biasanya tidak disebut dengan kg, ons atau gram. Kalau seseorang diberi kue tar , maka ia akan bilang, “Kamu baik sekali”. Rasul Yohanes dalam suratnya ingin menyatakan kepada kita bahwa kasih Allah sungguh luar biasa. Untuk menyatakan agung dan mulianya kasih Allah, Rasul Yohanes mencoba memakai kalimat yang paling tepat. Kalimat itu ditulis dalam bahasa yang sederhana : “karena begitu besar kasih Allah”. Bagi Rasul Yohanes kasih Allah sedemikian besar sekali sehingga tidak bisa diukur oleh ukuran yang ada di dunia ini. Oleh karena itu kitab suci menulisnya sebagai  “begitu besar kasih Allah”. Karena tidak ada yang bisa menghitung (menakar)  kasih Allah yang sedemikian luas, tinggi dan besar. Rasul Yohanes mengatakan kasih Allah demikian besar karena Dia telah mengaruniakan anakNya kepada kita. Bagi Rasul Yohanes Allah memberi yang terbaik yaitu anakNya yang tunggal, Yesus Kristus. Tidak ada yang lebih berharga daripada anakNya sendiri untuk diberikan kepada dunia. Kalau kita punya anak, lalu ada seorang sahabat meminta anak tersebut, kita akan berpikir berkali-kali walau pun ia sahabat kita. Karena itu adalah anak darah daging saya, siapapun yang memintanya, berat bagi saya untuk memberikannya. Alkitab mengatakan bahwa Allah memberikan anakNya kepada dunia ini. Padahal yang dimaksud dunia adalah dunia yang menolak Allah sendiri. Dengan kata lain, Allah memberi anakNya kepada orang yang membenci Allah. Tidak ada orang yang mau memberi anaknya apalagi kepada musuhnya.  Mungkin kita berpikir bahwa anak kita nakal, tetapi tetap tidak akan diberikan kepada orang lain apalagi musuh kita. Dalam kitab suci Allah memberikan anakNya kepada orang yang membenci Allah. Orang-orang seperti ini dikasihani Allah sehingga Ia memberi anakNya yang tunggal. Itu sebabnya, adalah tepat Rasul Yohanes mengatakan “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini”. Waktu Dia berikan anakNya, sesungguhnya ia berikan hatiNya kepada dunia ini. Allah memberi diriNya sendiri kepada manusia!

Respon Hati Manusia terhadap Kasih Allah yang Begitu Besar
Mari kita pikirkan sejenis kasih Allah kepada kita. Tidak ada kasih yang lebih besar yang memberikan anakNya kepada kita. Itu sebabnya waktu kita merayakan natal, kita merayakan peristiwa kasih Allah sedemikian besar kepada kita. Namun pertanyaan, apakah natal yang menandakan kasih yang begitu besar menggetarkan hati kita? Mungkin kita sudah sering merayakan natal, tapi apakah setiap natal yang kita lewati mengingatkan kita akan Allah yang memberikan anakNya dan menggetarkan hati kita dengan kasih Allah yang sedemikian besar. Kita baru bisa merasakan getaran kasih Allah waktu hati kita meresponi kasih Allah kepada kita. Waktu hati Allah diberikan kepada anakNya , hati manusia harus meresponsinya. Kalau kita benar-benar meresponinya dengan hati, maka kita akan bergetar dengan kasih Allah. Itu sebabnya tema malam hari ini “Berilah Hatimu”. Waktu kita tidak memberi hati kita maka kita tidak merasakan kasih Allah yang sedemikian besar. Allah telah memberikan anakNya berdasarkan inisiatif Nya sendiri. Berbicara tentang criteria, manusia tidak ada yang baik. Kita memberikan sesuatu ke orang lain, karena ia sudah berbuat baik kepada kita. Tidak ada sedikitpun petunjuk dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa kita baik. Justru manusia yang telah memberontak itu adalah manusia yang membenci Allah. Allah tahu bahwa manusia akan binasa dalam kekekalan maka Dia memberikan anakNya kepada kita. Ayat 16 harus dipahami dengan tepat, bahwa Allah memberikan anakNya untuk dunia. Yaitu dunia yang pasti dihukum karena sudah memberontak kepada Allah. Dunia yang akan masuk ke dalam penghakiman dan penghukuman yang kekal selama-lamanya. Kalau kita tidak mengerti tentang hukuman maka kita tidak tahu betapa hebatnya kasih Allah. Kita baru mengerti betapa berharganya air sewaktu kita mengalami kehausan luar biasa. Waktu Allah memberikan anakNya kepada duhia, dunia itu adalah dunia yang pasti dihukum. Zaman sekarang dunia ini, sering memberikan kesan bahwa neraka tidak terlalu mengerikan.  Ada lelucon seorang pengusaha yang kaya dibawa ke neraka. Waktu ia di neraka , ia heran melihat orang seedemikian banyak di pinggir kolam. Namanya juga pengusaha, walau beraa di neraka otaknya tetap otak bisnis. Ia berkata ke malaikat, “Kalau pakai tiket untungnya banyak karena orang banyak pada berendam”. Baru selesai pengusaha tersebut berbicara, bel di neraka berbunyi. “Waktu istirahat sudah selesai , sekarang nyelam lagi di air tinja”.  Dunia sering menyederhanakan hukuman di neraka. Misalnya : ada yang berkata, “Enak bisa di kolam hukuman?”, padahal neraka merupakan keterpisahan kita dengan Allah. Justru Allah tahu manusia akan dihukum karena memberontak, maka Dia ber-inisiatif ambil langkah selamatkan kita. Maka Rasul Yohanes mengatakan,”Setelah mengaruniakan anakNya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa”. Hati manusia harus meresponi hati Allah. Yang Allah minta kepada manusia, setelah Allah memberikan anakNya adalah “Berikan hatimu kepadaKu”. Bagi Allah hati manusia berharga, karena hati manusia adalah diri mereka sendiri. Hati manusia adalah sumber dari segala kejahatan,. Hati manusia tempat dimana racun kejahatan ada. Itu sebabnya Allah tahu dan minta hati yang kotor itu diserahkan kepadaNya.

Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan seorang jemaat yang dulu saya layani. Ia didatangani oleh KPK Irian Jaya. Waktu ia ceritakan ini, ia bertanya apa yang harus dilakukan karena ia takut KPK ini akan membuat dia susah. Saya tanya, “Kenapa ditanyain oleh KPK? “. Ia ditanya, “Apa betul bapak menjual baju dengan merek ini?”. “Betul”,jawabnya. “Apakah Bapak menjual barang seperti ini?” tanya KPK lagi. Ia menjawab, “Saya tidak menjual barang seperti ini”. “Apakah bon ini berasal dari toko bapak?” tanya KPK lagi.  Dia bilang, “Oh saya tidak memakai merek atau logo tapi pakai nota kosong.” Lalu ia tanya ke KPK, “Sebenarnya ada apa Pak ?” Sang KPK menjawab, Saya sedang menyelidiki adanya unsur penipuan bahwa ada orang yang menaikkan harga barang sedemikian tinggi. Barang yang dibeli 4 potong pakaian, tetapi ditulis sedemikian banyak.” Lalu kemudian sang KPK melanjutkan, “Pak, kalau saya butuh keterangan di pengadilan, bapak bisa jelaskan? Sebab yang menipu ini adalah seorang pendeta”. Rupanya biarpun ia pendeta, tapi bila hatinya jahat ia akan berbuat jahat. Itu sebabnya , kitab Injil mengatakan, “hati manusia adalah sumber malapetaka”. Sumber di mana kita merasa iri dengan orang yang berhasil, tidak puas bila orang lain menjadi puas, mencari kesalahan orang lain lebih banyak dari kesalahan diri sendiri, merasa lebih benar dari orang lain.  Hati manusia membawa hati laki-laki menjadi manusia tidak setia. Hati yang jahat membuat seorang wanita memukul anaknya sehingga bocor kepalanya. Hati yang seperti inilah di ayat 16 dikatakan “berikan kepada Allah”. Waktu engkau berikan hati seperti ini, Dialah yang akan menyelamatkan engkau. Waktu berikan hati itu dalam bahasa kitab suci dikatakan “kita percaya kepada Dia”. Waktu hatimu diletakkan pada Allah  “aku percaya kepada Engkau Tuhanku” maka Allah katakan “, Engkau tidak akan binasa”. Hati yang diberikan kepada Allah adalah hati yang mau ditegur Allah. Waktu firman Tuhan berbicara, hatinya dibawa menjadi hati yang lembut. Hati yang seperti itulah menjadi hati yang peka terhadap dosa. Itu sebabnya mengingatkan bahwa peristiwa natal adalah peristiwa di mana Allah memberikan hatiNya.

Di AS , ada Edward yakni seorang laki-laki yang tidak beruntung nasibnya. Ia bekerja sebagai buruh bangunan dengan upah harian dan harus kerja tiap hari untuk makan. Dia mempunyai hati yang peka untuk menolong orang lain. Saya tertegun karena yang peka adalah hati orang yang susah bukan hati orang kaya. Seringkali setelah kita mapan dan kaya, hati  kita tidak peka kepada orang lain. Edward, buruh harian, waktu melihat orang susah ingin menolongnya. Di malam natal di kantongnya tinggal 10 dolar. Dia ingin pergi ke satu kota di AS untuk mencari pekerjaan sebagai buruh bangunan. Waktu itu ia harus menunggu bus yang akan berangkat pk 20. Pk 18 ia melihat kabut turun perlahan-lahan. Waktu ia menuju stasiun bus, ia melewati sebuah bangunan yang cukup terang. Lalu ia mencoba mengintip dari luar dan melihat ada begitu banyak anak kecil dan orang tua sedang bergembira merayakan natal. Di keheningan malam, ia mendengar bunyi perutnya menuntut ia untuk makan. Edward sebenarnya ingin membeli makanan, tapi ia menyaksikan orang sedang merayakan natal, sehingga ia lupa membeli makanan dan merasa baru sekarang ingin makan. Waktu ingin beranjak dari tempat itu, ia kaget di sebelahnya ada anak kecil yang juga sedang mengintip melalui jendela itu. Edward berkata, “Hai gadis kecil mengapa malam-malam engkau tidak tinggal di rumahmu tapi di tempat ini?” Gadis itu berpaling ke Edward sebentar lalu balik lagi memperhatikan ke dalam bangunan. Rupanya ia sedang perhatikan hadiah yang diberikan Sinterklas. Lalu Edward berkata, “Hai gadis kecil saya juga akan memberikan hadiah kepadamu”. Gadis itu senang karena berpikir ia akan mendapat hadiah seperti anak-anak di dalam gedung. Pertama-tama ia membeli makanan dulu untuk mereka makan berdua. Kentang , sandwich dan susu. Sisa uangnya tinggal 5 dolar. Ia pikir apa bisa beli hadiah untuk gadis kecil ini. Tapi ia bertekad, kalau kurang ia masih ada kalung peninggalan mamanya. Walaupun ia sebelumnya tidak ingin menjualnya karena peninggalan mamanya. Waktu natal, banyak toko tidak buka. Waktu masuk ke toko yang buka, mereka jual dengan harga yang cukup tinggi (karena akhir tahun dijual dengan harga dinaikkan). Waktu putus asa, tiba-tiba mereka melihat toko yang lampunya masih  menyala. Saat masuk ke toko itu, ada seorang penjaga tua menyambut mereka.  Setelah itu mereka mencari barang dengan harga di bawah 5 dolar , ternyata sulit. TIba-tiba dia dan gadis kecil terpaku dengan sebuah kalung yang bersinar di bawah cahaya lampu. Ia merasa terkejut karena kalung itu sama dengan kalung yang dimilikinya. Dia merasa natal ini punya keajaiban karena ada benda yang sama dengan pemberian orang tuanya. Ternyata kalung itu adalah kalung imitasi (ada tulisan di belakangnya : imitasi). Waktu penjaga mengatakan , “Anda mau?” Edward bertanya, “Pak berapa harga kalung ini?” Disebutkan harganya 10 dolar. Ia kecewa karena uangnya tinggal 5 dolar. Waktu ia melihat gadis itu berharap hatinya trenyuh sekali. Lalu penjaga toko ini berkata, “Karena ini natal, saya kasih kamu dengan harga 4 dolar”. Edward senang dan tidak memikirkan dia tidak bisa beli tiket bus. Karena ia sering bertemu dengan temannya seorang supir bus, sehingga sering mendapat tumpangan gratis. Lalu penjaga bertanya, “Apakah mau digrafir sebagai kenang-kenangan?”. Edward kemudian bertanya nama gadis itu yang  ternyata bernama Alice. Penjaga tua itu menggrafir tulisan “Selamat natal Alice dari Sinterklas”. Lalu mereka keluar dari toko. Setelah bermain selama 1 jam, mereka berpisah. Edward berpesan kepada Alice untuk kembali ke rumah dan rajin belajar. Alice lupa menanyakan nama bapak yang baik hati itu. Waktu duduk di bus, Edward memegang kalungnya. Kemudian ia menyadari bahwa kalung dari mamanya  ternyata tertukar dengan kalung untuk gadis itu. Tapi ia senang hatinya karena hati Alice senang. 18 tahun keduanya tidak pernah bertemu. Selama itu, Edward berpindah dari 1 kota ke kota lain untuk mencari nafkah. Karena ia bekerja sebagai pekerja bangunan, umurnya terasa lebih tua dari sebenarnya. Jadi walau usianya baru 45 tahun tapi wajahnya sudah seperti 65 tahun. Ia kemudian sakit-sakitan. Saking menderitanya, sampai ia dirawat di RS pemerintah dan dirawat di gudang yang paling kotor.  Waktu  mendengar lagu natal di malam itu, ia terkapar antara hidup dan mati. Tidak lama kemudian Edward jatuh pingsan. Di Rumah Sakit itu, ada seorang direktur yang beranjak ingin pulang untuk merayakan natal dengan keluarganya. Ia melewati sebuah gudang yang menyala. Ia terkejut, karena mengetahui gudang itu biasanya tidak digunakan. Ia masuk ke gudang itu dan melihat ada orang tua kurus terbaring di lantai sedang sekarat. Lalu sinar lampu memantulkan sesuatu  di dada orang itu. Ia terkejut karena ia melihat di kalung tertulis “Selamat natal Alice dari sinterklas”. Hari itu direktur RS itu menangis , karena ialah Alice! Dia memanggil dokter terbaik untuk merawat Edward sehingga Rumah Sakit hiruk pikuk. Alice telah merasakan cinta kasih dari si orang tua. Sehingga waktu melihat Edward, ia sangat senang melihat orang yang sudah menolongnya. Hati Allah hanya bisa diresponi waktu kita memberikan hati kita. Hati Alice bergetar karena hati Edward melimpahkan kebaikan waktu ia susah.  Bagi ia Edward telah mengubah hidupnya dari orang kecil yang tidak diperhatikan orang, sekarang berubah karena Edward memberikan hatinya.

Malam ini saya menantang ibu bapak untuk memberikan hati kepada Allah. Kalau ada yang pernah menolak Allah saya mengimbau untuk memberikan hatimu percaya kepada Dia. Dia akan memberikan keselamatan yang kekal yang tidak bisa diambil dunia. Kalau engkau orang Kristen dan mengaku ada Tuhan di hatimu, tetapi hatimu tidak mau diubah Allah, berikan hatimu malam ini. Jangan merasa bangga menjadi orang Kristen tetapi hatimu tidak mau diubah Allah. Hati yang diberikan kepadaNya, akan diubahkan menjadi hati yang baik. Amin.