Monday, January 30, 2017

Allah Panggil Kaum Muda


Pdt. Arision Halim

Yer 1:4-7
4  Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
5  "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
6  Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."
7 Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.

Pendahuluan

                Tema “Allah Panggil Kaum Muda” kesannya ditujukan bagi anak muda dalam menghadapi kehidupan yang berat. Namun orang tua bertanggung jawab bukan saja membesarkan tetapi juga mendidik anak-anaknya bahkan juga cucu-cucunya  supaya takut akan Tuhan. Jadi bukan saja anak tetapi cucu juga harus didoakan agar percaya , taat , takut kepada Tuhan dan hidup bersaksi bagi Tuhan. Ada banyak budaya yang mengatakan tidak level bagi anak muda untuk berbicara tentang kebenaran (termasuk standar Yahudi yang mengatakan bahwa sebelum orang berumur 50 tahun tidak boleh mengajar tentang kebenaran). Pada usia 20-50 tahun, jemaat baru bisa menjadi penatalayan (aktifis) tetapi tidak mengajar kebenaran firman Tuhan. Maka Tuhan Yesus disindir karena umurNya belum 50 tahun saat mengajar kebenaran. Orang muda sangat krusial. Di satu sisi menjadi tulang punggung (sandaran) keluarga, gereja dan bangsa-negara tapi di sisi lain menjadi pembuat onar. Orang muda yang pintar memang berpotensi untuk berubah menjadi berbahaya saat kehidupannya tidak diarahkan dan diserahkan kepada Tuhan sehingga banyak orang tua yang mengucurkan air mata. Anak muda banyak yang hanya senang main game. Banyak anak muda Kristen yang tidak bisa membuka Alkitab tapi bisa menggunakan media sosial dan game dengan canggih.
Nabi Yeremia dikenal sejak dari kandungan oleh Allah, didisain menjadi nabi bangsa-bangsa bukan hanya bangsa Israel. Tetapi ia mengatakan bahwa ia masih muda, tidak cocok untuk itu (tidak bisa atau mahir bicara). Tetapi  Yer 1:7 "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.Tidak ada alasan untuk mengelak bagi Yeremia yang kemudian menjalani kehidupan sebagai nabi selama 40 tahun. Selama itu ia banyak mengalami pergumulan dan selama pelayanannya hampir tidak ada yang bertobat dan bahkan ia pernah menyesal menjadi hamba Tuhan dan mengatakan Tuhan penipu. Namun kemudian kehidupannya menjadi begitu luar biasa dan unik. Banyak orang enggan dipanggil oleh Allah karena tidak mau jadi pendeta / penginjil melainkan mau hidup seperti apa yang gua mau (ini hidupku, biarkan aku begini). Orang muda tidak dipanggil menjadi nabi, tetapi dipanggil menjadi saksi. Sama seperti Nabi Yeremia, tidak kebetulan kita hidup tetapi sejak dalam kandungan Ia memanggil kita menjadi anak-anakNya. Ia memberikan kekuatan untuk hidup menjadi saksi Tuhan dengan diberikannya Roh Kudus. Jadi tidak ada orang Kristen yang malu untuk menjadi saksi Tuhan di tengah masyarakat. Orang muda bisa mengalahkan dunia dengan segala kesenangannya, tidak peduli sebrengsek apa hidup di tengah keluarga, segelap dan sebejat apapun  hidup ktia sebelumnya tapi Allah memanggil setiap orang untuk menjadi saksi.
                Samson dan Nabi Yeremia gagal. Tetapi panggilan Tuhan tidak pernah gagal dalam kehidupan anak-anakNya. Kehidupan kita di tangan Tuhan dan dibentuk Tuhan menjadi begitu indah, hidup kita didisain menjadi anak terang untuk berbuat kebenaran. Ini panggilan untuk setiap anak muda, remaja dan Sekolah Minggu yang harus dididik oleh orang tua (terang hanya berbuahkan kebenaran dan kebaikan). Tidak semua kita akan menjadi kaya, sarjana atau pun pengusaha besar, tetapi pastikan anak kita menjadi anak yang baik , benar dan adil dalam profesi apapun, tidak melulu menjadi pendeta atau penginjil. Media sosial mengangkat banyak kehidupan orang Kristen yang berantakan bahkan ada yang menyuap (kasus Patrialis Akbar). Kondisi seperti itu menjadi mengerikan. Pdt. David Yonggi Cho dari gereja di Korea masuk penjara selama 5 tahun karena melakukan korupsi (penggelapan dana gereja) sebesar 13,1 miliar Won (setara Rp 1,4 triliun) ,  Pdt. Alex Abraham masuk penjara karena kasus Rp 4,7 triliun di gereja Surabaya , Pendeta Kong Hee dari gereja City Harvest Singapore yang dinyatakan bersalah karena menggelapkan dana gereja sebesar 35 juta dolar AS sehingga diganjar hukuman penjara selama 8 tahun. Anak muda bisa mengatakan bahwa yang ada di gereja saja belum tentu beres. Namun hal itu  tidak membuat kita gelisah. Walau bukan sarjana, orang kaya, tidak berbuat apa-apa dalam pelayanan atau pun kehidupan saya miskin dan berantakan. Jangan katakan kita tidak bisa berbuat apa-apa. “Saya miskin atau hidup berantakan” bukanlah alasan.

Kesaksian Pdt Arision

Kakek saya memakai peci, syal dan menjadi paranormal di Bogor dan bernama Wahid. Ada juga paman yang saya panggil Encing. Ia orang pertama yang mau ke rumah kami saat mama percaya Tuhan Yesus. Mama saya orang Betawi Asli. Saat lebaran orang datang ke paman saya dan meminta supaya dagang laku atau enteng jodoh (ujung-ujungnya minta kemakmuran). Waktu mama saya ditanya kenapa tidak minta hal yang sama, mama saya menjawab, “Tidak! Sudah cukup karena saya sudah punya Tuhan Yesus.” Tidak mudah hidup dalam lingkungan seperti itu. Sebagai anak pertama hidup saya dulunya sangat berantakan. Saya menggelandang di jalan  pada usia 8 tahun. Saya pernah makan bekas makanan orang di restoran dan bekas makanan teman yang jatuh. Saya bersekolah di SMA 21 di Kampung Ambon yang favorit saat itu. Suatu kali saya mendengar khotbah yang mengatakan bahwa kita adalah kepala bukan ekor (anak Tuhan tidak pernah mengemis dan minta roti).  Walau sedang resesi, akan sangat menyakitkan mendengar khotbah seperti itu saat perut kelaparan. Saat persembahan saya tidak punya uang sepeser pun. Tidak adil rasanya punya orang tua yang berantakan, tidak sayang dengan keluarga. Papa saya tidak miskin tetapi ia penjudi dan istrinya 4 orang (dari Betawi, Jawa , Jepang dan Arab). Ayah saya kerjanya hanya adu ayam. Bukan hal yang mudah hidup di tengah lingkungan seperti itu dan rasanya tidak mungkin saya bisa melayani Tuhan. 3 kali sudah saya berdoa minta Tuhan agar mati, beruntung tidak dikabulkan. 6 kali saya mengalami tabrakan (motor hancur 3 kali) 2 kali di Bali, 2 kali di Jakarta dan 2 kali di Palembang. Yang paling parah di Palembang di mana kepala saya pecah sehingga dampaknya masih terasa sampai sekarang. Saya tidak punya uang dan waktu masuk kuliah di I3 Malang tidak punya sponsor. Saya tidak tahu siapa yang membayarkan uang kuliah setiap semester. Padahal walau makan gratis tapi tetap perlu uang misalnya untuk fotocopi. Kondisi seperti itulah yang saya jalanai. Untuk singkatnya dapat dilihat pada film yang ditayangkan dalam program Life Transformers. Saya ingin menguatkan kehidupan rekan-rekan muda-mudi. Tidak peduli seberapa gagal dan berantakannya hidup kita, tetap bisa dipakai Tuhan. Pada tahun 2000 dan 2005 kesaksian hidup saya dibuat dan ditayangkan di acara program TV Solusi, namun apa yang digambarkan di film ini hanya sebagian. Tuhan tidak membuat miskin seperti kami yang dulunya terkadang masalah dengan kemiksinan. Suatu kali saat kebanjiran, saya dan adik saya bermain di tempat tidur. Adik saya mendapat “kacang sukro”. Ia pun memakannya dan rasanya tidak enak. Ternyata itu telor cecak jadi dia keluarkan lagi. Memang luar biasa.  Dalam kehidupan suatu kali saya berpikir bahwa betapa Tuhan hanya memakai orang yang pintar, ganteng , kaya dan bukan orang miskin, gelandangan, jelek, paling pendek di rumah dan banyak kegagalan. Bahkan kakak rohani pernah mengusir saya pergi.
Arision Halim merupakan anak pertama dari 7 bersaudara. Di masa kecilnya, ia harus menanggung penyiksaan dari ayahnya. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan ayahnya yang suka berjudi sabung ayam. Ayahnya punya banyak ayam bangkok aduan. Bila saat diadu ayamnya kalah atau luka maka anak-anaknya akan kena marah dan ayahnya bisa mengamuk. Sehingga timbul keributan di rumah. Suatu ketika ayahnya meninggalkan rumah dan keluarganya tanpa diketahui penyebabnya. Kepergian ayahnya yang tidak pernah kembali lagi membuat mama Arision menjadi sakit-sakitan padahal anak-anaknya masih kecil. Saudara-saudara tidak ada yang banyak membantu. Kadangkala ada juga saudara yang membantu namun karena terus-menerus dipinjami akhirnya mereka menjadi bosan. Hal ini mendorong Arision mencari uang dengan jalan mengamen. Ia pun meminjam gitar dan setelah mendapat uang untuk membeli beras 1-2 liter lalu ia pun pulang. Arision masuk ke sekolah favorit (unggulan) SMA 21 namun dia tidak punya seragam untuk dikenakan. Setiap hari ia berangkat ke pasar pk 5 saat pasar dibuka. Pk 6 pasar mulai ramai sampai pk 11. Ia membantu menimbang, membungkus ikan dan menerima bayaran. Di tengah himpitan ekonomi, ia hampir saja kehilangan harapan. Ia sempat kecewa ,”Mengapa saya hidup seperti ini? Tuhan ini tidak adil.” Sampai tiga kali saya berdoa. Kalau hidup seperti ini lebih baik saya mati saja. Saya pernah makan di simpang tiga Rawamangun dengan mengambil makanan yang telah dibuang orang di tempat sampah. Melihat itu teman saya berkata, “Kamu gila! itu kan kotor!” Saya katakan, “Tidak apa, saya lapar.” Tapi saat makan ada suara yang mengiang di telinga yang mengingatkan, “Masa depan kamu tidak akan seperti ini.” Sejak itu saya mencari Tuhan lebih sungguh-sungguh  lagi, bukan kata orang atau pendeta. Saya mencari satu tempat lalu membaca 40-60 pasal Alkitab setiap hari sehingga membuat saya bisa melihat dengan jelas rencana Tuhan. Setelah itu saya berusaha mengampuni papa dan ibu tiri saya walaupun awalnya susah. Kehidupan Arision juga berubah. Lalu ia melanjutkan kuliah sampai ke jenjang S2 dan kemudian menikah. Dari kehidupan tidak punya apa-apa gelandangan di jalan, ngamen, ngenek, sampai kuliah S2, lalu melayani banyak orang di bidang pendidikan. Jadi walaupun dari keluarga broken home, ia tidak berakhir dengan keburukan dan penjara. Jadi broken home tidak membuat broken heart. Luka yang ada juga bisa memulihkan luka orang lain. Air mata yang mengalir bisa menjadi air mata bagi orang lain.  Saya bersyukur pada akhirnya keluarga kami yang sudah banyak dibina oleh banyak orang, akhirnya bisa menikmati hidup dalam pemeliharaan Tuhan, kesejahteraan dan kecukupan.  
                                Ada yang lebih miskin dari saya? Banyak dari kita yang mengalami banyak kesusahan, tetapi belum banyak yang makan makanan yang berasal dari tong sampah. Tetapi di tempat itulah Tuhan berbicara dan menjanjikan hidup damai sejatera. Saya tidak pernah menyesal dipanggil menjadi hamba Tuhan. Saya pernah ditawarkan pekerjaan oleh perusahaan sebanyak 2-3 kali, supaya hidup saya tidak tergantung pada amplop persembahan. Kemana pun saya mau pelayanan, tetap bebas bisa dilakukan. Saya berkata bahwa panggilan saya adalah menjadi hamba Tuhan bukan menjadi pengusaha. Hidup saya cukup walau tidak akan sekaya pengusaha. Mama saya mengatakan sebelum meninggal ingin makan salju. Jadi saya pun membawanya ke Alaska Amerika (main salju di sana 4 bulan). Tuhan menjaga kita. Banyak yang berhitungan bahwa kalau melayani Tuhan apa yang saya dapat dariNya? Kita mendapat segalanya. Kita diberikan pengampunan, kehidupan untuk bisa menghayati kehidupan setiap hari. Saya di Alaska ditawari menjadi pendeta oleh orang bule dengan gaji 4,000 dolar Amerika sebulan.  Adik ipar saya berkata bahwa gaji saya bisa mencapai 5,000 dolar Amerika. Itu jumlah yang besar buat mantan gelandangan. Kalau dipikir bangga juga jemaatnya orang-orang bule. Tetapi saya akhirnya kembali. Orang di sana berkata, “Are you crazy ? Banyak yang secara tidak legal menjadi pendeta di sana. Mengapa tidak mau?” Saya menjawab, “Karena saya berutang nyawa. Saya ingin melakukan kontribusi langsung di Indonesia. Saya hidup hanya sekali dan ingin memberikan usaha yang maksimal. Ada kontribusi langsung bukan sekedar kirim uang. Akhirnya setelah 2 minggu menjelaskan, mereka mengerti panggilan saya. Saya pernah 5 tahun menjadi rektor tanpa gaji. Sebagian besar mahasiswa nya tidak bisa bayar, baik yang dari Poso atau yang dari Nias (korban Tsunami). Sekarang sebagian siswanya sudah bergelar MTh bahkan DTh. Saya bersyukur kehidupan saya menjadi berkat. Kalau Tuhan panggil, ia akan menjaga. 35 tahun setelah pelayanan, saya tidak punya rumah sendiri dan mobil. Istri saya pernah mengalami keguguran selagi di Hawai. Kami jalani bersama. Saya tidak punya gaji karena tidak punya jemaat. Di Hagai tidak punya gaji, tetapi Tuhan cukupkan tiap hari dan di sana ada banyak anak dari pemulung ,dari SD sampai mahasiswa. Sekarang saya sedang membangun rumah 200-300 meter dengan luas halaman 2.500 meter. Saya pesan kayu jati dari Klaten. Kadang kami berpikir darimana kita hidup? Yang sulit sewaktu mau menikah. Walau banyak yang senang anaknya dibina oleh pendeta tapi tidak ada yang mau memiliki menantu seorang hamba Tuhan. Dengan orang Batak saya ditolak. Pacaran dengan keturunan Tionghoa dianggap fankui dan miskin (miskinnya yang jadi masalah). Kekasih saya kuliah S1 di Taiwan, S2 di Amerika, lalu pacaran. Orang tua pacar bertanya,”Sudah punya rumah?” Saya menjawab,”Tidak.” Akhirnya hubungan kami putus. Lalu pacaran lagi selama 8 bulan lagi. Seminggu sebelum tunangan dan orang tua sudah setuju, pacar saya berkata bahwa ia bosan pacaran dengan orang miskin. Akhirnya putus. Sehingga setelah berusia 42 tahun saya baru menikah dengan orang Tionghoa. Keluarganya banyak yang masih pegang hio. Saya berkata,”Saya pendeta, tidak pegang hio dan tidak ke kuburan.” Tapi diterima dan dimengerti. Kami menjalani berdua. Tuhan berikan yang terbaik dalam hidup. Tuhan telah menentukan dan menetapkan, hidup kita jauh lebih indah. Banyak yang tidak serahkan hidup pada Tuhan berakhir dengan kegagalan dan masalah.

Rumitnya permasalahan

Yeremia mengingatkan bahwa tidak ada alasan kita muda, miskin , keluarga broken home, masa lalu yang gelap, berdosa dan punya banyak kegagalan Yeremia 1:6-7  Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda." Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Kita semua punya banyak kegagalan. Samson berulang kali gagal dengan perempuan dan berakhir dengan bunuh diri. Nabi Yeremia juga pernah gagal dalam pergumulan dan panggilan Tuhan. Tuhan berkata, kalau engkau mau kembali kepadaKu maka engkau akan menjadi penyambung lidah. Ada pergumulan dan pertobatan. Problem yang dihadapi tidak mudah. Realitias banyak anak muda yang hidupnya berantakan. Tidak ada keluarga yang bisa membentengi anak-anaknya dari media sosial. Apa yang diperbuat anak-anak sudah seperti kelakuan anak dewasa. Anak-anak SD sudah mengerti sex. 62,7 persen remaja SMP tercatat tidak perawan. Komnas Perlindungan Anak merilis pengumuman tentang Perilaku Seksual Anak SMP dan SMU sebagai berikut :
-          93,7 % pernah ciuman, petting dan oral sex.
-          62,7 % remaja SMP tidak perawan
-          21,2 % remaja SMU pernah melakukan aborsi
-          97% pernah menonton film porno
Pornografi memang tidak mudah. Anak kelas 3 SD sudah tahu sex. Waktu mengerjakan tugas di internet untuk mencari vitamin dalam buah pepaya , saat diklik yang keluar bukan buah pepaya tetapi buah dada. Dalam seminar sex education, ada anak kelas 4 SD bertanya di depan orang tua, guru dan pembina tentang bagaimana caranya sperma bertemu dengan sel telur. Orang muda mudah bicara dengan orang sepantaran. Namun kita lebih maju karena memiliki jalan keluar dalam Kristus. Kita telah mengalami kasihNya. Bagi anak yang punya cucu, apakah normal bila cucunya selfi dengan pose yang sexy dan ingin di-like? Cukup klik like, bila ada yang ingin dia membuka roknya sampai kelihatan paha atau pun membuka bajunya bila ingin melihat dadanya? Cinta tidak kenal batas usia. Guru Sekolah Minggu mengerti apa artinya mengajar yang tidak mudah. Anak SD sudah punya soul mate . Anak SD yang sudah mengerti uang, bisa menjual diri untuk mendapatkannya. Berapa banyak anak yang hidup di gang-gang telah menjadi rusak? Anak SD sudah jajan ke pelacur. Mereka anak teman kita. Mereka teman kita. Jajan dengan hanya membayar Rp 2.000 ke pelacur yang sama nilainya dengan harga krupuk. Dunia begitu berbeda. Ada anak SD yang menJadi PSK di Bandung, Usia wanita panggilan di Kota Bandung semakin muda saja. Bulan Ramadhan lalu, Polrestabes Bandung menemukan anak yang dilacurkan baru duduk di kelas VI SD atau berumur sekitar 12 tahun. Ada 100 lebih anak SD-SMP jadi pelacur untuk LGBT. Tidak bisa dikatakan itu urusan mereka. Sekolah Kristen ada yang mendukung LGBT. Di depan guru dan teman, siswa-siswanya bisa ciuman dan difoto. Ada banyak pendeta yang tidak sadar. Ada banyak sekolah yang tidak sadar, padahal mereka berada di sekolah mahal. Guru ada yang berkata, mereka menjadi LGBT bukan karena setan tapi keturunan, sehingga LGBT dihalalkan. Saya punya siswa lesbian, teman pemuridan yang gay tetapi mereka bisa bertobat dan berubah. Ada juga yang tidak menikah karena tidak tertarik dengan laki-laki dan jadi pendeta. Mereka bisa berubah apakah gen berubah saat mereka lahir baru? Tidak! Saya kumpulkan dokter spesialis anak, bedah, gen, onkologi  di RS Darmais dalam seminar yang dihadiri para dokter, psikologi dan pendeta. Hasilnya tidak ada 1/10.000 gen bermutasi sehingga orang berubah menjadi LGBT. Tetapi pergaulan membuat mereka menjadi LGBT di sekolah dan kampus. Sedangkan GKKK berbuahkan kebenaran, keadilan dan kebaikan. Kalam terus harus ada dalam hidup kita. Kalau kudus , maka di mana pun berada maka pemuda GKKK akan berbeda.
                AWAS, JKT48 menyebarkan lagu lesbian untuk generasi muda Indonesia. JKT48 mendukung LGBT dengan lagunya Cinta Terlarang, Kinjirareta Futari. Sherina Sinna mengatakan Banzai! Same sex marriage is now legal accross the US. The dream : next, world! Wherever you are , be proud of who you are. #LGBT Rights.  Mimpinya agar LGBT diterima di seluruh dunia. Banyak artis mendukung LGBT. Anak kelas 7 Sekolah Tirta Marga mengatakan bahwa ia tidak peduli dengan keperawanan di hadapan guru dan orang tua murid. Sekolah Kristen banyak yang jadi pendukung LGBT. Ada juga anak SMP kelas 2 yang menjadi germo termuda. Ia menjual temannya. Belasan anak muda yang menyetor uang balas jasa ke dia . Apakah anak SMP seperti ini tidak mengerti apa-apa? Apakah anak SMA masih terlalu jauh untuk bicara kebenaran? Tidak! Kita harus bicara di tengah dunia. Kita harus menjadi saksi Tuhan di tengah dekadensi moral. Indonesia adalah sorga bagi kaum pedofilia. Ribuan anak diperkosa tiap tahun. Indonesia jadi sorga untuk narkoba. Banyak yang mati kena narkoba. Saat teman bergaul bebas, mereka bicara dengan mudah tentang dosa yang mereka lakukan. Kita harus berbicara apa ke mereka? Orang tua bicara apa kepada mereka? Sekolah Kristen tidak menjamin terhindar dari masalah ini, sekolah negeri apalagi. Ada yang melahirkan di luar dengan bantuan tukang ojeg saat masih dalam seragam sekolah. Realita itu membuat kita tidak bisa diam. Lesbian ada di mana-mana termasuk food court bioskop 21. Kalau orang tua mengajarkan di sekolah minggu dengan kondisi seperi itu, akan jadi apa mereka? Persekutuan doa LGBT ada 2 di Denpasar. Mereka tetap ingin jadi Kristen tanpa mengubah kehidupan mereka.  Di Jakarta lebih banyak lagi persekutuan  LGBT. Kita mau bicara apa kalau gereja tidak ada garis batas (embakarsi) mana kehidupan yang rusak dan benar. Ada worhsip leader  di New York Church Hillsong setelah 5 tahun heboh baru dipecat. Kehidupan menjadi rancu. Pemuda dipanggil untuk menjadi saksi Kristus. Pdt.Ngeo Boon Lin (dari Malaysia), yang menceraikan istrinya dan menikah dengan sineas dari Amerika-Afrika. Ia banyak diundang oleh gereja-gereja di Indonesia untuk bicara tentang LGBT yang menurutnya bisa berjalan dengan kebenaran firman Tuhan. Dunia berbeda dengan firman Tuhan. Pimpinan dan pengijil dari Association Evangelical America Ted Haggard saat  ditanya apakah kamu gay? Ia membenarkannya. Ada juga 2 orang pendeta gay menikah. Dunia begitu berbeda sekarang. Sekolah berubah menjadi pelangi. Eddie Long banyak menulis tentang keluarga dan diterjemahkan bukunya (I Don’t Want Delilah. I Need You) di seluruh dunia. 2 tahun lalu terbukti gay. Kehidupan menjadi rumit. Ada laki-laki yang melahirkan dari rahimnya. Apakah Alkitab menjadi kuno? Namanya Thomas, anaknya kembar. Aslinya bernama Tracy, seorang perempuan. Ia merasa dirinya laki-laki lalu suntik hormon, sehingga keluar kumis dan badannya sixpack tetapi masih ada rahim. Dengan bank sperma ia bisa melahirkan.

Quo Vadis Youth Ministry?

Dunia sudah berubah. Bagaimana kalau kita tidak mengerti apa yang diyakini, siapa yang dipercaya, Kalam itu seperti apa? Walau ada lesbian yang sudah nenek-nenek tetapi saat menikah tetap ingin diberkati di gereja. Mereka tetap ingin di gereja dengan cara yang salah. Di situlah anak muda dipanggil untuk bicara tentang kebenaran. Karena walau ada  bait Allah , ada korban pagi dan petang namun  arah ibadah di gereja tersebut melenceng, Gereja menjadi berbeda. Kondisi seperti ini kita dipanggil untuk berbeda dengan dunia. Kalau ditanya, “Orang muda di GKKK , apa yang kau alami dan dipelajari setelah bertahun-tahun di persekutuan pemuda? Apakah tambah rohani? Inikah kehidupan pemuda yang kita inginkan?” Inikah kehidupan remaja yang kita inginkan sekarang? Siapa pemuda yang setiap hari membaca Alkitab? Siapa yang sudah membaca Alkitab selesai dari Kejadian – Wahyu?
                Pagar kita bukan di pelayanan dan hidup kudus dengan menjadi orang Kristen. Pemuda remaja dan orang tua bisa kudus hanya bila mengikuti Maz 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. Tanpa Firman Tuhan kita bisa aktif di gereja namun bisa berakhir dengan kegagalan karena tidak ada ‘benteng’. Seperti Raja Salomo hancur dan Samson berantakan. Tidak bisa kita bersandarkan kekuatan sendiri. Banyak hamba Tuhan yang tumbang satu per satu. Pemuda dipanggil untuk mentaati kebenaran firman Tuhan, baru ia bisa menjadi saksi Tuhan. Pemuda yang tidak suka baca Firman maju ke medan pertempuran ibarat maju perang tanpa perlengkapan senjata rohani, itu misi bunuh diri. Orang tua yang tidak mengajar anak-anak membaca Alkitab berdosa di hadapan Tuhan. Tidak mungkin mengharapkan anak bertumbuh secara rohani tanpa mendidik mereka secara rohani. Sejak kandungan, Allah punya disain dalam hidup kita. Dia Allah yang berdaulat dan menghukum orang yang berdosa. Ulangan 6:5-7 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.  Sehingga orang tua tidak takut anaknya sekolah teologia atau melayani Tuhan. Tidak semua yang belajar di sekolah Alkitab akan menjadi hamba Tuhan. Ayat 7 merupakan tanggung jawab orang tua di setiap gesture (gerak) dan momen hidup kita. Everytime we take our breath. Dalam setiap nafas kita. Itu yang diinginkan pemuda yang masuk klub studi, olah raga, medsos, di gereja dan kantor, masyarakat bukan untuk kotbah tetapi menjadi saksi dalam kekudusan, kebenaran dan keadilan dan bicara tetang kebenaran firman Tuhan. Kita tidak mungkin bicara, kalau tidak mengerti isi Alkitab. Jangan harap masuk sorga kalau buka Alkitab saja tidak bisa. Ada pendeta yang juga tidak suka baca Alkitab. Kalau sudah menjadi pendeta selama 5 tahun, tapi jemaat tidak membaca Alkitab dan tidak merasa berdosa ke gereja, khotbah apa setiap minggu? Peti mati tidak pernah menyelamatkan orang di dalamnya. Engkau di panggil untuk hidup dengan Tuhan sebelum masuk peti mati dan setelah mati kita akan hidup besama dengan Tuhan.  Kalau hidup jauh dari Tuhan, jangan harap setelah mati dekat dengan Tuhan. Kematian tidak mengubah fakta relasi kita dengan Yesus. Waktu bicara dan dipanggil oleh Allah sebagai orang muda :  betulkah Kristus hidup dalam dirimu? Setiap melayani pemuda dan remaja. Tuhan minta ktia berbeda dan berubah. Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Pola pikir , perasaan, pola laku, nonton, pakaian berubah. Kita bisa lakukan apapun, selagi itu memuliakan Tuhan. Membangun sesama diri kita sendiri. Tahu apa yang baik, yang berkenan pada Allah dan sempurna. Sesederhana itu. Tuhan hanya minta kita selangkah lebih maju. Apakah ada Kristus tidak? Kalau tidak, kita tidak akan tahan menghadapi gempuran walau beragama Kristen kita jauh dari kekudusan. Kita tidak berbakti kepada Tuhan  karena kita tidak menghargai firman Tuhan. Tidak ada garansi kita akan hidup aman di dunia ini. Jelas prinsipnya : siapa mendengar firman Tuhan dan  tidak melakukan nya berarti membangun rumah di atas pasir. Maka seberapa pun hebat hidupnya bagi dunia berarti gagal! GAGAL! Saat ada hujan angin dan banjir maka hebat kerusakannya. Kita harus sadar di mana posisi kita di hadapan Tuhan. 2017 lebih berat dari 2016. Hanya orang yang berjalan dengan Tuhan, hari esok lebih baik dari hari ini. Di luar itu tidak mungkin. Terlalu banyak air mata. Apa bukti kita di dalam dia? Panggilan Tuhan membuat kita eksis walau tidak bergelar (tidak kuliah). Sehingga di Hagai ada 2 orang yang hanya tamat SMP. Ada pimpinan perusahaan yang hanya tamat SMP. Ada yang memiliki perusahaan distributor panasonic, konsultan PBB dan trainer Metro TV. Bahkan pengurus Budha Suci memintanya jadi pengurus. Padahal hanya tamatan SMA. Hidup tetap indah bukan?

Apakah ini menjadi pemikiran Kita ? The Transformers

Komunitas Pelayanan Pemuda tidak pernah ditujukan untuk kepentingan Gereja. Itu ditujukan untuk kepentingan pemuda. Tidak hanya berbeda dengan dunia; kita bertumbuh untuk membawa perubahan. Hidup sesuai dengan Firman Tuhan, sebagai Terang dan Garam dunia.  1 Timotius 4:12  Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
1 Yoh 2:5 Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Ayat ini menjadi modal saat menerima panggilan Tuhan, menjadi dasar dalam kehidupan berjemaat sekarang, menjadi pondasi kehidupan saat kita menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi saksiNya. Segala perkara dapat ditanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaKu. Bukti bahwa kita ada di dalam Dia adalah dengan melakukan perintahNya. Di dalam Dia, sungguh sudah sempurna kasih Allah. Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?  Tidak ada! Itu garansi. Tidak peduli seberapa berat hidupnya, masa depan akan indah. 1 Yoh 2:4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.  Semua yang mengaku pengikut Tuhan Yesus (pendeta, hamba Tuhan, majelis, aktifis, jemaat)  namun tidak mengikuti firman Tuhan maka kita jadi anak pendusta. Iblis adalah bapak pendusta. Kekristenan bukan ritual, atau sekedar doktrin (teologia), aktifitas, tetapi kekristenan adalah relasi dengan Pencipta yang telah menebus kita sehingga kita bisa hidup memuliakan Dia sesuai kehendakNya. Walau apa pun profesi kita, (pedagang, supir, pembantu rumah tangga dll) kita harus menjadi saksi Kristus.
Saya berharap pagi ini saya bisa menggelisahkan, membuat marah semuanya dan mengingatkan bahwa hidup dengan Tuhan bukan basa-basi. Bila tidak menuruti firman Tuhan, kita gagal. Pendusta adalah orang yang menyangkal Yesus Kristus. Siapa pun menyangkal Yesus Kristus adalah anti-Kristus. Yang menyangkal adalah orang yang tidak peduli dengan kebenaran firman Tuhan dan panggilan Tuhan untuk hidup sebagai saksi  Kristus di tengah sekolah, kampus dan  masyarakat. Bapak ibu juga harus menjadi teladan  bagi anak-anak dalam perkataan, tingkah laku, kesucian dan kasihmu. Amin.

Monday, January 23, 2017

Muda Sukses, Tua Kaya, Mati Masuk Surga ???


Ev. Helen Sung

Kejadian 1

Pendahuluan

                Apakah arti dari  tiga frase yang menjadi motto dan diangkat menjadi tema hari ini “Muda Sukses, Tua Kaya, Mati Masuk Surga?” (perhatikan tanda tanya yang tertera di bagian belakang). Apakah berarti bila saat masih muda kita mengejar kesuksesan  dengan bekerja mati-matian, punya banyak uang, menjadi kaya lalu setelah meninggal otomatis bisa masuk surga? Apakah benar orang kaya akan masuk surga? Apakah benar orang yang sukses akan masuk surga? Apa yang dimaksud dengan sukses? Kejadian 1:27-28  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Setelah Allah menciptakan langit-bumi dan segala isinya, lalu Allah memberkati mereka. Setelah manusia jatuh dalam dosa, tidak ada satu orang pun yang bisa “sukses” dan masuk surga. Setelah menciptakan manusia, Tuhan memintanya untuk memenuhi bumi. Sekarang bumi telah dipenuhi oleh manusia. Selain memenuhi bumi, apa yang Tuhan perintahkan agar manusia perbuat? Untuk menaklukkannya. Namun sekarang ini, manusia masih tidak bisa menguasai bumi. Buktinya gunung es yang ada di kutub utara dan kutub selatan sudah mencair akibat pemanasan global yang terjadi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sehingga mengakibatkan banjir. Mengapa? Karena pepohonan di gunung-gunung dan hutan-hutan telah ditebangi secara serampangan lalu dijual. Hal itu menunjukkan keegoisan manusia. Banyak yang tidak memikirkan eksistensi bumi ini. 40 tahun kemudian minyak bumi diperkirakan akan habis. Air pun sulit didapat. Cuaca akan semakin panas. Bagaimana nanti manusia bisa hidup dengan lebih nyaman? Beberapa hari lalu cuaca terasa sangat panas seperti terbakar api. Ini semua adalah tanggung jawab manusia. Manusia harus mengurus bumi dengan baik.

Apa Itu Sukses?

                Banyak yang beranggapan bahwa manusia dianggap berhasil bila usaha dan karir-nya meningkat pesat, punya banyak uang , memiliki rumah mewah untuk ditinggali serta kendaraan untuk digunakan. Apakah orang kaya disebut sebagai orang yang berhasil? Walaupun banyak uang dan punya banyak istri, belum tentu orang kaya termasuk orang yang berhasil. Banyak orang kaya harta tetapi keluarganya berantakan. Ada orang yang memiliki uang yang berlimpah tapi belum tentu dikatakan sukses. Malah terdapat banyak orang kaya yang bunuh diri seperti :

-        Chung Mong-Hun, Presiden Direktur perusahaan konglomerasi Korea Selatan, Hyundai Asan Co. tewas bunuh diri setelah terjun dari lantai 12 gedung kantornya di Seoul tanggal 4 Agustus 2003. Dia adalah seorang yang sangat kaya sekali.

-        Georhe Eastman , pendiri Eastman Kodak Company dan penemu kamera roll , adalah salah seorang yang paling berpengaruh di dunia fotografi.. Berkat dia ada banyak orang yang mulai memiliki hobi fotografi. Sayangnya ketika dia sudah sukses, Eastman menderita masalah jantung, diabetes, dan penyakit tulang belakang membuatnya merasa tersiksa dengan kondisi yang kritis itu. Kemudian tanggal 14 Maret 1932, dia ditemukan tewas dengan menembak dirinya sendiri.

-        Seorang pemain bulutangkis termasyur dari Denmark, Svend Pri, mengakhiri hidupnya sendiri di usia 38 tahun pada tahun 1983. Dia pernah meraih sukses dengan mengalahkan legenda bulutangkis dari Indonesia, Rudy Hartono. Ia bunuh diri karena merasakan hidup di dunia ini tidak ada artinya. Dia bunuh diri karena tidak ada Tuhan Yesus dalam hatinya.

Sebaliknya walau ada orang yang miskin atau  tidak memiliki banyak uang dan gajinya hanya pas-pasan walau sudah berusaha sebaik-baiknya, namun ia tetap mengucap syukur dalam hidupnya. Kalau ada Tuhan Yesus dalam hati, kita tidak akan bunuh diri. Orang yang bunuh diri sebenarnya  sangat nekat. Tetapi karena Tuhan Yesus dalam hati maka kita tidak akan bunuh diri.

                Ada seorang pria setengah baya menelepon pendetanya dan berkata,”Pendeta, saya ingin bunuh diri!” Saat Sang Pendeta mendengarnya, ia merasa lucu lalu berkata,”Engkau sedang bercanda? Apa benar perkataanmu?” Pria ini menegaskan, “Benar Pendeta. Saya ingin bunuh diri!“ Sang Pendeta pun kemudian menanggapinya dengan serius,”Mengapa kamu ingin bunuh diri?” Pria itu kemudian membuka riwayat hidupnya. Ia berasal dari keluarga yang sangat miskin. Ia merasa pahit dengan kemiskinan sejak kecil sehingga setelah dewasa ia mati-matian mencari uang agar menjadi kaya-raya. Ia kemudian tergolong sukses dalam keluarga-nya dengan seorang istri dan anak-anak. Namun setelah itu , ia menelepon pendetanya ingin bunuh diri. Saat ditanya oleh pendetanya alasannya ingin bunuh diri, ia menjawab bahwa ia merasa sangat bosan dengan hidupnya! Ada juga orang yang merasa bosan melihat istrinya terus-menerus setiap hari atau sebaliknya ada istri yang merasa bosan melihat suaminya setiap hari. Apakah ada di antara kita yang merasa bosan dengan hidup ini? Pertanyaannya : Mengapa harus bosan? Kita hidup hanya sekali. Kita harus bersyukur berapa pun umur yang diberikan kepada kita. Saya tidak mengira Pdt. Paulus Sung akan meninggal mendahului saya karena tubuhnya sangat sehat. Saya pernah berkata kepadanya,”Nanti kalau sudah meninggal, saya mengijinkanmu  menikah lagi.” Dia hanya menanggapinya dengan tertawa. Namun kematiannya membuat saya berpikir, “Mengapa saya masih diijinkan Tuhan hidup dan tinggal di dunia ini? Pasti ada rencana Tuhan!”

Di kitab Injil Matius 19:16-23 dikatakan ada seorang muda yang sangat berhasil dan kaya. Ia kemudian bertanya kepada Tuhan Yesus, "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup   yang kekal?  Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah  Allah."  Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah,  jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,  hormatilah ayahmu dan ibumu   dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.  " Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"  Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna,  pergilah, juallah segala milikmu   dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,  maka engkau akan beroleh harta di sorga,  kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Sayangnya ia tidak mau ikut Tuhan Yesus karena hartanya sangat banyak. Apakah orang kaya sangat sulit masuk surga? Banyak yang berkata, “Saya punya uang banyak dan tidak perlu ikut Tuhan Yesus.” Namun cukup banyak orang kaya di dunia ini sekarang yang taat kepada Tuhan.

Zakheus (Lukas 19:1-10) juga orang yang kaya, tetapi ketika bertemu Tuhan Yesus, ia bertobat dan menerima Tuhan sebagai Juruselamatnya. Ini adalah suatu kebahagiaan Zakheus. Ia seorang yang sangat pintar. Walau ia punya banyak uang, saat Tuhan Yesus berkata, “Ikut aku!” maka ia pun mengikutiNya dan meninggalkan harta miliknya. Orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus adalah orang bodoh. Kalau hari ini kita sudah mengikut Tuhan Yesus, kita tergolong orang pintar. Hari ini kita sudah percaya kepada Tuhan Yesus dan memiliki uang, itu adalah anugerah dari Tuhan. Kalau tidak punya uang , bagaimana kita akan makan? Bagaimana kita bisa membeli baju yang baru? Kalau tidak punya uang, bagaimana memiliki mobil? Uang diperlukan setiap orang termasuk hamba Tuhan. Kalau kita memilikinya, itu adalah anugerah Tuhan semata. Ada orang yang mati-matian hidup untuk mencari uang. Namun ada juga orang yang setelah tua, tidak memiliki uang yang cukup. Saya mengenal beberapa pendeta yang hidupnya  sangat sederhana dan seumur hidup mereka terus melayani Tuhan. Mereka benar-benar mempersembahkan dirinya untuk Tuhan. Anak-anaknya juga tidak menjadi orang yang beruang banyak dan hidupnya sulit. Namun yang penting, “Apakah saat hidup di dunia , engkau sudah diselamatkan? Apakah kita sudah bertobat?” Dengan percaya kepada Tuhan Yesus, sepertinya anugerah Tuhan sangat murah. Tetapi anugerah Tuhan bukan murahan. Keselamatan perlu dikobarkan dalam hidup. Kitab Ibrani mengatakan bahwa tanpa mengucurkan darahNya, dosa tidak dapat diampuni. Sehingga Tuhan Yesus harus mati di kayu salib dan mengucurkan darahNya agar dosa manusia bisa diampuni.

Sukses berarti Melakukan Kehendak Tuhan

                Apa itu sukses? Sukses adalah melakukan kehendak Tuhan. Apa itu kehendak Tuhan? Di dalam kitab Injil banyak dikatakan tentang kehendak Tuhan. Kalau kita tidak membuka dan membaca Alkitab, bagaimana kita mengetahui kehendak Tuhan? Sukses adalah melakukan kehendak Tuhan di antaranya :

1.     Mengasihi Tuhan.
Kita harus mengasihi Tuhan. Maka saya mengajari cucu saya ,Andrew, agar menyayangi Tuhan. Dari kecil kita harus mendidik agar anak kita mengasihi Tuhan. Kalau kita tidak mengasihi Tuhan, bagaimana kita bisa mengajarkan keturunan kita untuk melakukannya? Kita harus terlebih dahulu mengasihi Tuhan. Kita harus memberi contoh bagaimana kita mengasihi Tuhan. Kita mengasihi Tuhan dan juga mengasihi sesama. Inilah kehendak Tuhan. Kalau tidak bisa mengasihi orang lain, maka hati yang mengasihi Tuhan nya itu bermasalah.

2.     Menjaga kehidupan yang kudus (suci).
Saat berkata-kata, kita jangan seperti orang yang tidak percaya Tuhan Yesus yang bicaranya sembarangan. Saat amarah kita bangkit , kita harus berhati-hati. Pikiran kita harus suci. Apa yang kita tampilkan juga harus kudus (suci). Kita jangan menyakiti hati orang lain. Ini sangat penting sekali. Saat menyendiri dan merenung, terkadang saya terus mengevaluasi,”Apakah saya telah menyakiti hati orang lain?” Kita setiap hari harus menyelidiki, apa kehendak Tuhan dan harus mengabarkan Injil. Apakah seisi keluargamu sudah percaya ? Kakak, adik, papa-mama, keluarga istri dan cucu-cucumu sudah percaya Tuhan Yesus? Kita harus bertanggung jawab. Jangan biarkan keturunan kita selanjutnya hilang.

Kalau kita mentaati kehendak Tuhan, kita menjadi sukses. Setelah tua kita akan bahagia. Dengan percaya Tuhan Yesus pasti kita merasa sukacita. Seperti calon gubernur DKI petahana, Basuka Tjahaja Purnama (A Hok) yang menyaksikan kepercayaannya  dan berkata,”Kalau mati, saya pasti masuk surga.” Apakah kita memiliki kepercayaan seperti itu? Adakah kita memiliki kepastian seperti itu? Ada yang mengatakan, “Mungkin.” Tetapi sebagai orang percaya, kita harus memastikan bahwa dengan percaya kepada Tuhan Yesus, kita pasti masuk surga. Itulah pengharapan kita.


Sunday, January 15, 2017

JAMINAN SEJATI MASA DEPAN


Pdt. Amos Winarto

Mazmur 138
1 Dari Daud. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.
2  Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
3  Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
4  Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu;
5  mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN.
6 TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.
7 Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku.
8 TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!

Pendahuluan

                Siapa yang tidak mencari dan senang dengan diskon atau potongan harga? Biasanya menjelang hari raya-hari raya, pusat-pusat perbelanjaan menawarkan berbagai bentuk promosi yang menarik. Mungkin bagi yang suka nasi goreng, restoran A menawarkan promosi makan di tempat dengan mendapat gratis nasi goreng bila menggunakan kartu kredit  X atau bila makan di restoran B diberikan diskon atau buy 1 get 1 free. Tidak masalah dengan diskon-nya,  namun bila tidak berhati-hati dan lupa membaca penawarannya dengan teliti, kita bisa kecewa atau membeli barang-barang yang tidak diperlukan untuk mendapat diskonya. Biasanya promosinya tertulis dalam brosur, spanduk  atau standing banner dengan mencantumkan tanda bintang kecil (*) yang berarti ada syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi terlebih dahulu baru promosinya berlaku. Misalnya ditawarkan telepon pintar Samsung S7 dengan harga Rp 3 juta lalu diberi tanda bintang kecil. Setelah dibaca dengan teliti barulah diketahui bahwa hal itu hanya berlaku bila kita membeli dalam jumlah besar.

Bukan Soal Tidak Bisa Senang, Melainkan Terlalu Mudah Dibuat Senang

                Yang menjadi masalah dalam kehidupan orang percaya adalah bukannya orang percaya tidak boleh senang, melainkan jangan sampai terlalu mudah dibuat senang. Di sisi lain ada orang Kristen yang mukanya hanya merengut saja (tidak ada senyum dan suka cita). Sebagai orang Kristen, kita  boleh merasa senang. Kekristenan tidak pernah mengajarkan paham Asketisme (yakni paham atau pengajaran tentang penyangkalan diri dari segala yang bersifat kemewahan). Dalam paham ini kalau benar-benar percaya Tuhan, kesenangan didapat dari menyiksa diri. Di daratan Tiongkok ada beragam jenis teh. Ada teh khusus diklaim bisa memberi kekuatan. Di sana, ada yang menganut kebiasaan bila ingin datang ke tempat sembahyang, saat ke luar rumah menuju tempat sembahyang maka setiap berjalan 5 langkah mereka harus berlutut dan bersyukur menghadap ke arah tempat sembahyang. Kalau hal ini tidak dilakukan, maka ada petugas tempat sembahyang yang menolak mereka masuk. Bagaimana bila hal ini dilakukan di sini? Misalnya saat  memasuki tahun baru, majelis GKKK Mabes mengeluarkan kebijakan yang berbunyi : bila ingin datang beribadah pada hari minggu di awal tahun, setiap jemaat harus berlutut dan tersungkur menghadap gedung gereja GKKK Mabes setiap 50 langkah. Apakah ada yang datang? Rasanya tidak ada dan akan pindah ke gereja yang lain! Kekristenan memang tidak mengajarkan untuk menyiksa diri melainkan kita harus bisa menikmati dan bersyukur atas apa pun yang diberikan Tuhan. Yang menjadi masalah  dalam kehidupan : kita terlalu mudah dibuat senang. Jadi kita senang pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Apa saja yang bisa membuat kita senang walau tidak ada artinya, ada yang mungkin rela kehilangan sesuatu yang berharga.

                Ada sebuah kebiasaan di sebuah suku di Afrika. Setiap 7 tahun mereka mengadakan pemilihan raja. Semua orang boleh mencalonkan diri tanpa perlu bergabung dalam sebuah partai politik. Cara menentukan pemenang dari calon-calon yang sudah mengajukan diri menjadi raja adalah melalui undian di depan suku. Tidak ada debat di depan publik, namun hanya melalui undian saja. Yang menang undian terpilih menjadi raja. Jadi semua orang bisa menjadi raja. Kalau terpilih sebagai raja selama 7 tahun, semuanya bisa didapatkan (semua keinginan akan terpenuhi). Namun seperti juga penawaran dikson di atas dan semua yang terlihat ‘enak’ pasti ada syarat dan ketentuannya. Dalam hal ini pada akhir tahun ke-7 (akhir masa jabatan), Sang Raja harus turun tahta dan kepalanya akan dipenggal. Bukan hanya raja tetapi juga semua keluarganya turut dibunuh karena bila tidak demikian dikhawatirkan mereka bisa memberontak (terjadi makar, misalnya : anaknya ingin menjadi raja seperti ayahnya juga). Pertanyaannya : semua syarat dan ketentuan untuk menjadi raja sudah diberitahukan sejak awal, apakah ada orang yang mau mencalonkan diri menjadi raja? Ternyata banyak! Bagi mereka yang penting bersenang-senang selama 7 tahun, sesudah itu tidak pedui kalau harus mati. Manusia mudah dibuat senang, walau pun kesenangan ini berakhir maut. Begitulah manusia. Kita mudah dibuat senang walau bisa mengorbankan sesuatu yang berharga dalam hidup.

Tiga Alasan bahwa Tuhan Adalah Jaminan Sejati Masa Depan

                Kalau kita berbicara tentang  masa depan maka jaminannya adalah Tuhan. Mengapa Tuhan menjadi jaminan masa depan? Kita sudah mengetahui hal ini. Namun setelah keluar dari gereja lalu berhadapan dengan  dunia yang menawarkan sesuatu yang membuat senang, maka Tuhan pun ditinggal. Namun perlu dipahami mengapa Tuhan adalah jaminan sejati masa depan.

Ada 3 alasan mengapa Tuhan merupakan jaminan masa depan.

1.     Tuhan adalah Tuhan dari segala allah (ayat 1-3)

Daud mengatakan pada Maz 138:1 Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Tuhan adalah di atas segala allah. Para “allah” lain pasti akan mengecewakan. Hanya Tuhan yang tidak akan pernah mengecewakan kita. Misalnya sebelum hari imlek , ada orang yang tiba-tiba dengan tulus mentransfer uang sejumlah Rp 100 juta. Hal ini membuat kita senang. Namun pertanyaannya : sampai kapan kita merasa senang? Sampai uangnya habis! Setelah mendapat uang, kita langsung mentraktir sana-sini sampai uangnya habis. Setelah itu kesenangannya pun lenyap. Apa yang ditawarkan dunia ini pasti mengecewakan kita. Hanya Tuhan yang tidak pernah mengecewakan kita di mana :
-          Tuhan sendiri menyatakan. Maz 138:2 Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Tuhan yang membuat nama dan janjiNya melebihi segala sesuatu.
-          Tuhan sendiri melakukan. Dia tidak hanya berbicara saja tetapi juga bekerja. Tuhan kita bukan hanya berkhayal, berpuisi tetapi Tuhan yang bekerja. Maz 138:3 Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
Apakah kita lebih memilih kesenangan sesaat yang ditawarkan dunia ini atau dibuat senang selamanya dan tiada akhirnya oleh Tuhan kita?

2.    Tuhan adalah Tuhan dari segala orang (ayat 4-6)

Orang-orang di dunia ini seringkali pilih kasih. Orang yang baik malah mau dijebloskan penjara. Orang yang tidak baik malah mau dijadikan yang nomor satu dan didukung-dukung. Dunia ini seringkali tidak adil dan pilih kasih. Ada yang sudah bekerja dengan keras, jujur dan berusaha sebaik-baiknya dan punya rekan kerja yang sering terlambat dan malas bekerja, namun ternyata rekannya ini yang gaji atau pangkatnya yang dinaikan. Sedangkan orang yang sudah bekerja rajin puluhan tahun mungkin malah dipecat. Dunia jadi kacau balau. Tidak ada keadilan, yang ada pilih kasih. Kalau mengandalkan dunia, maka kita akan tenggelam dalam tekanan batin dan iri. Misalnya ada yang berpikiran : anaknya bisa menjadi dokter, tetapi anak saya hanya jadi tukang sapu jalanan sehingga iri dan berkata mengapa Tuhan tidak adil. Mengapa anak saya yang baik terkena down syndrome , di mana Tuhan?. Itulah kondisi dunia. Kalau melihat dan berharap akan dunia ini, kita akan kecewa.

Tuhan kita tidak akan pilih kasih. Kita tidak harus menjadi pintar dulu (sampai bertitel S3), memiliki uang yang banyak  sampai triuliuner atau punya rumah banyak baru Tuhan akan mengasihi kita. Karena kasihNya tanpa syarat. Dunia memberikan kasihnya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Kalau kamu orangnya ‘begini’, maka saya baru bisa mengasihi kamu. Kalau kamu sudah mencapai suatu kedudukan, baru saya mengasihi. Itu keliru! Malah Tuhan mengasihi kita dan Ia datang sendiri ke dunia untuk menyatakan kasihNya kepada kita. Tuhan tidak pernah pilih kasih karena baik raja maupun bukan raja adalah milik TUHAN, bahkan orang yang hina dan sombongpun tetap di bawah kedaulatan TUHAN.  Maz 138:4-6  Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu;  mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN. TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.

Manusia dunia mencari jaminan padahal Jaminan itu sendiri sudah datang mencari kita. Manusia mencari jaminan. Dunia memperlakukan manusia dengan tidak adil sehingga manusia selalu mencari jaminan. Tidak bisa jaminannya berupa diri sendiri. Kalau mau melakukan sesuatu maka harus ada jaminan (harus minta jaminan). Tidak bisa tidak. Inilah kondisi dunia. Dalam mengikuti Tuhan, kita tidak perlu jaminan dari Tuhan, malah Tuhan yang menjadi jaminan terlebih dahulu untuk kita. Ini luar biasa sekali. Kita tidak perlu mencari jaminan tetapi malah Tuhan yang memberikan jaminan. Dalam Ef 1:13-14, Di dalam Dia kamu juga  —  karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu  —  di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya. Kita tidak perlu mencari dan meminta, karena kita sudah diberi oleh Tuhan. Tetapi kita sering mudah dibuat senang oleh dunia ini. Kita cenderung merasa cukup walau dengan jaminan dunia membuat kita senang dan merasa tidak perlu dibuat senang oleh Tuhan. Kita lupa dan akan menutup mata bahwa dunia itu pilih kasih dan tidak adil (ada syarat dan ketentuan dalam memberikan jaminan). Semua kita dikasihi Tuhan dan Tuhan mau memberikan diriNya kepada kita. Pertanyaannya : maukah kita menerimanya atau sebaliknya malah kita memilih tawaran dunia yang akhirnya mengecewakan?

3.    Tuhan adalah Tuhan Segala Pertolongan (ayat 7-8)

Jika kita berada dalam kesesakan , Tuhan akan menolong dan membereskannya bagiku. Bila ada musuh yang mau menghancurkan  , Tuhan akan turun tangan. Tuhan maha kuasa dan tidak terbatas dalam memberikan pertolongan. Dunia terbatas dalam kemampuannya  menolong kita. Saat kita memiliki banyak uang, maka banyak hal dalam hidup kita bisa tertolong. Saat sakit kita bisa mencari pengobatan yang paling mahal. Saat lapar bisa  mencari makanan yang paling mewah. Tetapi itu semua terbatas. Dengan uang kita tidak bisa membeli kesehatan. Uang tidak bisa dimakan untuk menjadi obat. Mungkin kita bisa membeli kasur yang paling empuk di dunia ini yang lebarnya mungkin sampai 10 m (sangat luas sehingga saat tidur kita tidak akan jatuh), tapi kita tidak bisa membeli tidur yang nyenyak. Walau dikasih obat belum tentu kita bisa tidur nyenyak. Walau tidur beralaskan bantal yang berisi uang ratusan juta rupiah, apakah kita bisa tidur? Coba saja tanya ke orang yang sakit imsomnia yang walaupun diminta tidur di bantal yang berisi uang, tetap saja mereka tidak bisa tidur. Demikian juga dengan orang yang memiliki banyak gelar. Dengan gelar, ia bisa mendapat banyak hal. Ia dihormati dan diundang ke sana ke mari  dan sering diminta masukan dan pendapatnya. Namun suatu kali bila terjadi Perang Dunia III dan di Indonesia terjadi kelaparan karena tidak ada lagi makanan, maka sertifikat  yang menunjukkan gelar tersebut tidak bisa dimakan untuk membuat kenyang. Apa yang diberikan dunia memang bisa menolong tetapi terbatas. Hanya Tuhan yang tidak terbatas.

Orang percaya tidak akan pernah bisa mengatakan bahwa ia sudah tidak lagi memiliki apa pun (ia tidak punya apa-apa lagi). Orang yang sungguh mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, jaminan sejatinya adalah  Tuhan maka ia akan mengatakan ,”Saya masih punya Tuhan!” Misalnya : kita punya pabrik besar, rumah mewah, deposito di Swiss Rp 1 triliun , ternyata yang terpilih menjadi guberner adalah orang yang tidak peduli dengan kota Jakarta, sehingga terjadi banjir yang dibiarkan saja lalu terjadi tsunami dan mengakibatkan Jakarta tenggelam. Rumah yang mewah dan pabrik musnah. Kejadian itu akan membuat kita jadi sedih karena rumah dan pabrik yang dibangun dari awal (bukan dari keturunan orang tua), hasil keringat sendiri hilang. Tetapi apakah hal itu bisa membuat kita stress dan menjadi gila? Tidak! Kalau Jakarta habis, kita masih ada deposito di Swiss. Namun misalnya gara-gara Donald Trump terpilih menjadi presiden AS dan adanya provokasi yang tidak diterima oleh  Rusia sehingga terjadi PD III. Swiss menjadi rebutan AS dan Rusia. Lalu Swiss dibom hancur lebur, sehingga uangnya habis (hangus). Hal ini membuat kita sedih, tetapi apakah membuat kita gila? Kalau orang yang mengalaminya tidak mengenal Tuhan mungkin ia akan menjadi gila. Bisnis  dan uangnya habis, bagaimana bisa hidup? Tetapi kalau punya jaminan masa depan (Tuhan), ia tidak akan gila karena kita masih punya Tuhan yang menyediakan harta yang tidak karat dimakan ngengat dan tidak bisa dihancurkan oleh bom nuklir. Ialah Tuhan yang tidak terbatas. Berbeda dengan harta, kepandaian, kesehatan kita saat ini yang terbatas dan pasti akan berakhir. Pasti ada sesuatu yang tidak bisa diselesaikan. Hanya Tuhan yang tidak bisa dibatasi apapun dan Ia sanggup menolong kita.

Kesimpulan

-        Tuhan adalah jaminan sejati masa depan karena Ia adalah TUHAN segala allah, TUHAN segala orang, dan TUHAN segala pertolongan.
-        Yang menjadi masalah bukan informasi, melainkan transformasi. Kita semua mungkin sudah tahu hal ini. Dulu lupa sekarang ingat kembali, Ini semua informasi. Yang menjadi masalah bukan informasinya tetapi transformasi.
-        Transformasi terjadi jika kita tidak gampang dibuat senang oleh dunia ini melainkan belajar beriman yaitu mempercayakan diri kepada Tuhan. Masa depan (jaminan sejati) kita adalah Tuhan bukan uang, kepandaian, kekayaan, kekuasaan atau apa pun yang diberikan dunia. Kita meyakini, kita tidak mudah dibuat senang oleh dunia ini tetapi kita dibuat senang oleh Tuhan.

                Ada seorang penjual koran yang sudah setengah tua. Suatu kali di pagi hari saat berjualan, turun hujan deras sehingga ia tidak bisa berjualan dan ia pun mencari tempat untuk berteduh. Kemudian dia melihat ada sebuah toko yang sudah buka lalu ia pun berteduh di depan emperen toko tersebut bersama beberapa orang lain. Menunggu cuaca membaik, sang penjual koran pun membaca sebuah buku. Ternyata ada seorang pemuda yang tertarik dengan tingkah lakunya yang membaca buku dan bukan korannya. Lalu ia pun mendekati Sang Penjual Koran dan mengintip apa yang sedang dibacanya. Ternyata Si Bapak tua penjual koran ini sedang membaca Alkitab! Kepergok sedang memperhatikannya membaca, Pemuda ini bertanya ke Sang penjual Koran,”Oh Bapak baca Alkitab ya?” Sang Penjual berkata,”Iya saya membacanya.” Sang Penjual Koran pun mengutip nats Alkitab yang dibacanya, “Mengucap syukurlah dalam segala hal.” (I Tesalonika 5 : 18). Sang pemuda bertanya,”Oh bapak belajar mengucap syukur ya? Tetapi kalau hujan begini bagaimana?” Si Penjual menjawab,“Iya tidak apa. Saya bersyukur karena saya masih bisa membaca firman Tuhan.” “Tetapi bagaimana kalau hujan tidak berhenti-henti sehingga Bapak tidak bisa menjual koran , tidak mendapat uang dan tidak bisa makan. Apa Bapak mau makan Alkitab?” Si Pemuda bertanya lagi penasaran. Si Penjual menjawab,”Ya, tidak! Namun hal ini berarti saya akan pulang dan mungkin disuruh puasa oleh Tuhan, membaca firman Tuhan dan kalau ngantuk lalu tidur. Saya pernah mengalami hal ini (tidak laku, lalu pulang , baca Alkitab dan tidur). Tetapi ada juga karena tidak bisa menjual, saya pulang ke rumah. Ternyata di desa saya, ada yang sedang mengadakan kenduri dan saya diberi makan juga.“ Karena punya Tuhan, Bapak setengah tua ini bisa bersikap berbeda. Ia tidak menyalahkan Tuhan karena tidak bisa berjualan. Ia tidak mengatakan Tuhan jahat dan tidak peduli dengan wong cilik seperti dirinya. Ia bukan tipe pejabat. Ia tidak menyalahkan bagian diakonia gereja yang tidak memberi bantuan penuh sehingga sebelum akhir minggu bantuannya habis. Orang yang sungguh-sungguh percaya pada Tuhan, jaminannya yang sungguh berasal dari Tuhan. Orang yang sudah mengalami transformasi hidup, sungguh-sungguh belajar. Ia adalah Allah segala allah, semua orang dan  segala pertolongan. Carilah Tuhan, jadikan Dia sebagai jaminan hidup supaya hidup kita berbahagia dan bukan hidup yang akhirnya kecewa. 

Sunday, January 8, 2017

Kesetiaan yang Teruji


Pdt. Irwan Hidayat

Filipi 2:1-11
1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2  karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3  dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4  dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
5  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9  Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10  supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11  dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Pendahuluan

                Saat kita melakukan perjalanan atau bila ada orang mengajak kita bepergian maka tujuan (destinasi) adalah hal pertama yang menjadi perhatian kita Mau kemana? Pertanyaan ini penting karena kalau tahu kemana kita akan pergi maka kita bisa membayangkan tempat yang dituju. Apakah tempat itu indah, menarik ,nyaman atau tidak? Misal : Papua, kita bisa membayangkan medan seperti apakah di sana. Bila kita bisa membayangkan tempat itu maka kita bisa membuat persiapan dan membawa perlengkapan yang dibutuhkan. Misalnya : kita akan membawa obat nyamuk. Bila destinasinya Bali maka kita membayangkan tempat yang indah dengan pantai dan pemandangan yang begitu bagus. Atau bila kita berpikir tentang India, mungkin ada kesan akan ada banyak orang, banyak orang berdagang, berlalu-lalang dan tempat yang kotor penuh sesak. Ketika kita tahu tempat yang dituju, maka kita bisa membayangkan tempat itu dan bisa mengambil keputusan-keputusan penting terkait tempat itu.
                Demikian pula dengan Tuhan Yesus saat diutus turun ke dunia. Tahukah Tuhan Yesus ke mana Ia akan melangkah? Apakah ia mempunyai gambaran tentang dunia yang ke dalamnya Ia akan datang? Tentu Tuhan Yesus tahu. Ia akan datang ke dalam dunia yang digambarkan oleh Alkitab sebagai tempat yang cemar oleh dosa, dunia yang oleh Penginjil Yohanes dihuni oleh orang-orang yang justru akan menolakNya, dunia di mana Ia tidak akan mengalami kenyaman, namun Ia akan datang melalui kandang yang hina, kotor  dan jorok. Dunia yang membuat Tuhan Yesus tidak tidur di atas ranjang yang empuk tetapi di palungan yang busuk. Dunia dimana Tuhan Yesus tidak akan tinggal di istana mulia tetapi ia akan akan tinggal menuju ke palang yang hina. Tuhan Yesus tahu persis tentang gambaran kemana ia akan pergi. Pertanyaan selanjutnya : mengapa Ia mau? Ia tahu di mana penghuni dunia akan menolakNya, dunia yang penuh kekotoran dan penuh penghinaan , penderitaan dan di mana Ia akan mengalami kematian. Bila tempat yang dituju tidak seusai dengan yang dibayangkan maka sebelum pergi, kita dapat membatalkannya daripada pergi ke sana dan menderita. Tetapi mengapa Tuhan Yesus mau meneruskan perjalananNya, jika Ia tahu tempat yang akan dituju? Apakah memang Tuhan Yesus harus datang? Apakah ada keharusan bagiNya untuk datang ke dalam dunia? Tidak ada! Tidak ada sebuah keharusan atau kewajiban bagi Tuhan Yesus untuk datang ke dalam dunia. Kita akan terus mengejar, “Mengapa Ia masih meneruskan perjalanan dan rencanaNya datang ke dalam dunia?” Jawabannya jelas, karena Ia maunya begitu! Mengapa Ia maunya begitu? Mengapa Ia putuskan begitu?

Alasan Tuhan Yesus Tetap Datang ke Dunia

                Melalui nats Alkitab Filipi 2:1-11, kita mau menggalinya. Walaupun sampai mati, kita tidak akan paham 100% tetapi pada bagian ini, kita akan menemukan alasan-alasan setidaknya sebagai manusia kita bisa sedikit memahami. Tetapi sebetulnya apa yang terjadi lebih daripada apa yang sanggup kita pahami

1.     Yesus datang ke tempat yang akan menolaknya dan penuh kehinaan dan penderitaan  karena kesungguhan cintaNya.

Rasul Paulus menggambarkan tentang Tuhan Yesus pada Filipi 2:1-11 ini dan kita menyebut bagian ini sebagai kristologinya Rasul Paulus (pada Filipi pasal 2  banyak deskripsi / keterangan tentang Tuhan Yesus). Pada Filipi 2:6 dikatakan “yang walaupun dalam rupa Allah (ov en morfh yeou, ov en morfh yeou)”.  Siapa Tuhan Yesus itu? Rasul Paulus secara straight to the point mengatakan “Yesus yang dalam rupa Allah”.

Dalam Bahasa Yunani ada 2 istilah yang berarti “rupa” yaitu morfh-morfh dan schma-schma. Schma bicara tentang  sesuatu yang kelihatan di luar dan morth natur yang tidak terlihat di luar (hanya bisa dilihat dari dalam). Ada orang yang bisa dilihat dari luar (misal : pipinya tembem, rambutnya keriting, kulitnya), itu yang dikatakan schma, rupa yang dilihat dari luar. Tetapi Rasul Paulus tidak memakai kata schma pada Fil 2:6 tetapi kata morfh yaitu rupa yang tidak kelihatan dan disebut sebagai natur (kodrat). Rasul Paulus pada bagian ini mengatakan secar gamblang siapa Yesus itu sebenarnya yaitu Yesus adalah Allah karena Ia mempunyai natur Allah dan kodrat Ilahi bahwa sesungguhnya Ia adalah Allah. Rasul Yohanes mulai dari pasal 1:1 sudah berbicara banyak tentang Yesus yang adalah Allah : Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Rasul Yohanes menegaskan apa yang dikatakan Rasul Paulus dan menggambarkan bahwa Yesus adalah Allah yang pada mulanya Ia bersama Allah dan pada karya penciptaan dunia, Yesus hadir. Yesus adalah Allah sendiri. Pada Filipi dikatakan Yesus mempunyai hal-hal yang setara dengan Allah artinya kalau kita mengenal Allah sebagai Bapa yang maha kuasa maka Yesus juga punya atribut yang berkuasa dalam kualitas yang sama dengan Bapa. Kalau Bapa adalah Maha yang maha suci, maka Yesus sebagai Allah punya atribut kesucian yang sama dengan yang dimiliki oleh Bapa. Ada pernyataan Rasul Paulus mengatakan “yang walaupun dalam rupa Allah” menegaskan bahwa Yesus yang sebetulnya adalah Allah tetapi ia tidak menganggap semua itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Itu milikNya, kodrat ilahi adalah milikNya. Kalau itu milik, siapa yang mau kehilangan milik baik besar atau kecil , baik mahal atau tidak? Manusia tidak mau  atau tidak rela kehilangan milik seperti mobil, berlian dan yang lainnya. Kita diingatkan tidak ada orang yang mau kehilangan milkinya. Tetapi pada bagian ini Yesus mengambil keputusan yang berbeda dengan keputusan yang manusia (kita) ambil. Kalau kita kehilangan milik, kita mungkin marah. Yesus memiliki hal-hal yang dimiliki Allah tetapi menganggap semua milkNya bukanlah hal yang harus dipertahankan melainkan (sebaliknya) Yesus mengosongkan diriNya. Mengosongkan diri diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Inggris Jesus made himself nothing. Yesus yang mempunyaI segala sesuatu (Jesus ,Lord of Everything, made himself nothing. Ini pernyataan yang luar biasa. Ia yang memiliki segalanya membuat diriNya tidak punya apapun supaya manusia yang sudah kehilangan segala sesuatu dalam dosanya sekarang dapat everything di dalam Dia Hal ini dilakukanNya karena satu hal. Yesus tetap menempuhnya dengan setia sampai akhir karena cintaNya kepada manusia. Tidak peduli manusia menolakNya, Dia tanggalkan  kemuliaan dan kedudukanNya karena cintaNya kepada manusia.

Cinta tidak pernah memberi yang sisa. Saat berpacaran (mencintai pacar) maka kita akan memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan. Pada dia berulang tahun, maka kita tidak akan memberikan kerupuk yang dijual di luar tetapi coklat yang lebih berharga (bernilai). Cinta selalu mendorong orang memberi yang paling baik yang bisa diberi. Itulah yang diberikan Tuhan Yesus untuk kita semua. Walaupun Ia tahu seperti apa dunia ini, namun Ia tidak membatalkan kedatanganNya.  Walau punya hak untuk membatalkan , tetapi Ia tetap datang karena Ia mencintai kita. Dalam cintaNya Ia tidak memberi kepada kita alasanNya. Berbicara tentang kesetiaan Tuhan karena cintaNya pada kita, maka kita perlu merenungkan apakah kita cinta pada Dia. Sepanjang 2016 yang hampir selesai, bila digambarkan dalam bentuk grafik, seperti apa grafik cinta kita kepada Tuhan? Kita tidak berbicara tentang cinta yang emosional seperti janji muluk di dalam KKR. Tetapi seberapa cintakah kepada Tuhan yang teruji di dalam waktu yang selalu bersedia memberi terbaik kepada Tuhan yang terlebih dahulu mencintai kita. Keinginan untuk sampai umur tua tetap memikul salib mungkin tidak akan menjadi kenyataan, kita tidak kuat memegang salib Kristus sampai pada akhirnya. Cinta kita pada Tuhan mudah sekali pudar. Badai hidup, ajakan teman-teman, godaan-godaan, cuaca yang panas, penderitaan atau kesenangan menyebabkan orang bisa kehilangan kesetiaan cintaNya kepada Tuhan. Padahal Tuhan tidak pernah bertindak demikian kepada kita. Jadi tema kesetiaan yang teruji bila dikaitkan dengan Tuhan Yesus, maka kita tidak perlu meragukannya. Tetapi tema ini dikaitkan dengan diri kita maka perlu dipertanyakan apakah kesetiaan dan cintaku kepadaMu Tuhan teruji oleh waktu? Apakah orang yang sudah komitmen dalam pelayanan dan komitmen memberi talenta yang Tuhan berikan dalam diri kita akan teruji sampai masa kini dan sampai selamanya? Itu menjadi sebuah tanda tanya. Tetapi di hari natal ini kita punya suatu model, model kesetiaan yang teruji atas nama cinta yaitu Tuhan Yesus yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraannya dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan. Melainkan dalam cintaNya Dia mau datang untuk kita.

2.    Yesus datang karena taat

Yesus mau datang juga dilihat dari hubungan Yesus dengan Bapa. Ia mau datang dan tetap datang, mengapa tidak membatalkan jadwalNya? Kita bisa melakukan itu, ketika mengetahui tempat yang akan dituju tidak nyaman. Orang mau datang, di tempat yang orang demo kita, maka kita tidak akan datang. Tetapi mengapa Yesus meneruskanNya bahwa melalui pintu kehinaan (bukan pintu kemuliaan)? Dalam dimensi hubungan dengan Allah maka kita bicara tentang penundukan (submisi) taat pada kehendak Bapa. Filipi 2:7 mengatakan melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Jesus made himself nothing. Yesus sendiri yang membuat dirinya tidak ada apa-apanya. Jadi keputusan untuk berada dalam keadaan nothing adalah keputusanNya. Lalu mengapa Ia memutuskan seperti itu dalam bentuk tidak menganggap kesetaraan pada Allah sebagai milik yang harus dipertahankan? Kesetaraan yang dipertahankan dalam bahasa Yunai disebut huparchon. Huparchon dalam bahasa aslinya berarti rampasan. Saya pernah melihat adegan rampasan di area tempat jualan makanan di Green Ville. Di situ penuh dengan mobil yang parkir karena banyak orang yang sedang makan. Suatu siang di hari kerja, dari kampus saya mencari makan dan melewati daerah Green Ville tersebut . Ada sepasang suami-istri berusia hampir 60 tahun baru selesai makan. Awalnya mereka bergandengan tangan dan Sang Isti memegang tas dengan tangan lainnya. Suaminya kemudian masuk terlebih dahulu ke dalam mobil. Istrinya masih di luar karena pintu mobil tidak bisa dibuka karena menunggu suaminya memajukan mobil. Ketika menunggu di tempat yang ramai itu dengan kondisi kendaraan berjalan merayap , tiba-tiba 2 orang laki-laki muncul mengendarai sepeda motor yang melaju kencang dan mencoba merampas tas Sang Istri (a-yi). Ayi ini secara spontan berteriak, membungkukan tubuhnya  lalu mempertahankan tasnya yang mau dirampas. Terjadilah adegan (seperti di film) tarik-menarik antara perampok dengan ayi tersebut. Tetapi kedua laki-laki kemudian menodongkan pistol ke kepala, maka terpaksa ayi ini melepaskan tasnya. Saat milik pribadi akan dirampas, tidak akan ada orang yang berkata,”Silahkan ambil” malah  ada refleks untuk mempertahankan agar milkiknya jangan sampai terlepas. Kalau tidak pakai pistol, ayi akan terus menarik tasnya.

Dalam konotasi rampasan ada yang harus dipertahankan (dipegang) mati-matian. Kata huparchon ini yang dipakai Rasul Paulus, namun  Yesus tidak mengangagap kesetaraan dengan Allah seperti rampasan dan sebagai hal yang harus dipertahankan, dipegang erat-erat . Melainkan Yesus justru dengan rela memberikan. Ini agak aneh. Saat orang dirampas tidak ada yang mau memberi. Tetapi Yesus tidak memperlakukan hal-hal yang sama dengan Allah yang dimilikinya sebagai rampasan tetapi Dia justru memberikannya dengan rela. Mengapa Ia memberikannya dengan rele begitu saja? Kita mengetahui mengapa Yesus datang ke dunia yaitu karena dari awal Ia sudah menyatakan, Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yoh 4:34).  Ia tahu walau dunia tidak enak, orang akan menolak, Ia akan disalahpamahi , dibenci, dihianati oleh orang terdekat, tetapi Ia melakukannya dengan kesadaran bahwa makananku adalah melakukan kehendak Dia (Kalau ini yang Bapak kehendaki, Aku akan terus melalui jalan ini). Kalau berbicara kesetiaan Tuhan Yesus teruji oleh waktu, mulai ketika ia datang ke dunia ini sampai ke kayu salib, tak pernah sekali pun Ia berpaling dari jalan yang diambilNya. Dalam konteks cinta (yang pertama) dan yang kedua dalam konteks ketaatan. Kesetiaan dan ketekunanNya melakukan sampai akhir. Ia belajar tunduk dan taat kepada Bapak. Kalau hal ini diberikan pada kita, kita tahu kegunaannya. Tapi apa yang membuat kita tidak setia dan kesetiaan kita tidak teruji? Jangan-jangan kita tidak mampu setia bahkan dalam pelayanan dan komitmen karena ketundukan kita kepada Bapa begitu rendah. Ada banyak kali kita mengerti “ini yang Tuhan mau” tapi kita tidak belajar taat. Ada banyak kali kita meninggalkan ladang pelayanan walau kita tahu bahwa “itu yang Bapa mau” karena kita tidak mau taat dan tunduk pada kehendak Tuhan.  Pada hari Natal ini kita berpikir tentang kesetiaan bukan  hanya ikut (percaya) dan melayani Tuhan tetapi kita belajar berada di tempat di mana Tuhan tempatkan dan di mana kita tunduk pada tempatnya dan terus bertekun sampai akhirnya. Mother Theresa, secara manusia kalau disodorkan pilihan : misal melayani rumah sakit kusta , TBC , banyak yang luka – miskin – bau -jorok atau pergi dan melayani di biara yang bersih dan tertata rapi. Secara manusia mungkin ia akan memilih yang lebih enak. Tetapi dalam kedudukannya pada apa yang ia mau : bukan apa yang aku mau tetapi apa yang Bapa mau. Maka Mother Theresia mengambil keputusan, dengan orang kusta mengerjakannya sampai selesai seperti Yesus mengatakan Tetelestai yang artinya sudah selesai Dalam bahasa Jawa ada kata enteh (habis). Apakah seruan Tuhan Yesus di atas kayu salib dimaknai dengan enteh? Tidak. Apanya yang selesai? Kehendak (rancangan) Allah untuk keselamatan Hidup sudah genap. Yesus sudah setia dan teruji oleh waktu. Sepanjang hati kita taat , maka kita akan tetap setia. Memang kesetiaan akan tahan uji.

3.     Bicara tentang kesiapan hati. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Fil 2:8). Perjalanan Yesus menempuh 3 step yang makin ke bawah menurun. Step pertama Yesus punya hal-hal yang sama dengan Allah. Downgrade (turun grade) ia punya hal yang sama dengan Allah lalu menjadi manusia (downgrade-nya Ia menjadi manusia seperti ciptaan. Itu beda (turun) kelas. Tetapi Rasul Paulus tidak berhenti sampai disitu menjelaskan tentang kerendah-hatian  Yesus. Bukan hanya mengirim,  mengambil rupa budak atau hamba (doulos) yang dalam masyarakat Yahudi berarti manusia yang sudah kehilangan kemanusiaan. Budak lebih di bawah manusia pada umumnya. Itu yang diambil Yesus mula-mula. Allah yang merendahkan diri, Allah punya segala sesuatu yang rela membuat diriNya nothing, membuatnya dirinya rendah, dari kekal masuk kefanaan yang transenden jadi permanen yang luar biasa jadi terbatas. Ini menunjukkan (mengekspresikan) kerendahan hati Yesus.

Penutup

Hari ini kita diajak untuk merefleksikan model dan teladan Tuhan Yesus. Apakah kesetiaanku kepada Tuhan, karena karakter kerendahan hati yang ada di dalam diriku atau ketaatan atau karakter / kerendahan hati dalam diriku, apakah akan teruji atau tidak. Jawabannya? Tergantung masing-masing. Amin.