Sunday, May 29, 2016

Kuatkan Lutut yang Goyah



Ev Johan Djuandy

Ibrani 12:3-13
3  Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
4   Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
5  Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
6  karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
7  Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
8  Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
9  Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
10  Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
11  Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
12  Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
13  dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
               
Pendahuluan

                Minggu lalu , saya diundang berkhotbah di sebuah gereja dan secara kebetulan bertemu dengan seorang bapak yang sudah lama tidak berjumpa. Melihat wajahnya terbayang ia sedang memiliki beban berat dan dilanda kesedihan. Saya tahu sudah lebih dari 1 tahun, istrinya menderita penyakit kelainan syaraf yang mengakibatkan kemunduran kesehatannya. Penyakitnya sudah berat dan tidak juga kunjung sembuh, sehingga istrinya tidak mau lagi dikunjungi oleh orang lain dan bapak ini sangat berduka. Akhirnya dalam akhir percakapan kami, ia berpesan ke saya, “Tolong doakan istri saya.” Ia tidak minta didoakan agar istrinya sembuh tapi supaya istrinya tidak tawar hati dan meninggalkan Tuhan. Saya sangat mengerti permintaan bapak ini, dan sejak itu saya mendoakan istrinya tiap hari dalam doa saya.
                Dalam menghadapi penderitaan dalam hidup, orang Kristen punya kekuatan yang mungkin runtuh dan menjadi tawar nati. Penulis kitab Ibrani sangat mengerti kenyataan ini sehingga ia mengatakan,”  Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. (Ibrani 12:3). Ada penderitaan yang besar yang berpotensi menjadi ancaman bagi jemaat untuk menjadi lemah dan putus asa. Maka hal ini normal bagi orang Kristen.  Bahkan orang Kristen yang punya kerohanian yang baik sekalipun punya dalam menghadapi tekanan dan penderitaan yang lama (panjang), saat itu ia menjadi lemah hati dan putus asa.  Apa yang dulu menjadi kekuatan mereka kemudian bisa menjadi kelemahan mereka. Ada yang sudah berdoa lama dan merasa Tuhan tidak menjawabnya, mereka lalu meragukan dan mempertanyakan Tuhan. Maka penulis ibani mengatakan lemah iman dan putus asa berbahaya bagian kerohanian jemaat.

Tekanan , Penganiayaan dan Penderitaan untuk Melatih dan Mendisiplinkan UmatNya.

                Saat pemerintahan Romawi dahulu, jemaat Tuhan mengalami penganiayaan dari orang-orang  Romawi. Di samping itu orang-orang  Yahudi lainnya juga membenci orang Kristen. Saat itu orang-orang Kristen dibenci, dikucilkan  dan dianiaya karena iman kepada Kristus. Begitu beratnya penderitaan mereka sehingga ada potensi bagi untuk menyerahkan iman mereka dan  tidak mau lagi mengikuti Tuhan. Mengapa mengikut Tuhan malah menghadapi penganiayaan? Penulis Ibrani sangat mengerti hal ini dan menasehati jemaat untuk bertekun dan jangan menyerah. Ini bukan nasehat pertama. Pasal 10:32-35 penulis menguatkan jemaat di tengah penderitaan agar terus bertekun.  Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian.   Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.  Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.Di pasal 12 ini kembali ia mengulangi nasehat dan memberi semangat

Kondisi jemaat tidak mudah, mereka menghadapi penganiayaan dan penderitaan yang berat dan panjang. Harta mereka dirampas dan mereka tidak bisa melawan dan berbuat apa-apa. Dari surat Ibrani kita belajar, bahwa hidup mengikuti Kristus tidak pernah menjadi hidup yang mudah. Jikalau ada orang Kristen yang berpikir menjalani hidup kekristenan akan lancar, makmur dan tidak ada masalah, itu adalah pikiran keliru. Namun kenyataannya banyak orang yang memilih agama yang bermanfaat bagi dirinya. It works for me. Kalau kita tanyakan agama apa yang paling baik dan paling dimintai? Jawabannya : agama yang tuntutannya paling sedikit dan manfaatnya paling banyak. Itu yang paling banyak dicari. Bahkan di dalam kekristenan banyak pengkhotbah yang mengemas ulang kekristenan dengan menutupi pesan radikal dari Yesus Kristus untuk mengikuti Dia bahkan sampai mati dan menggantikannya dengan pesan tentang kesuksesan dan kemakmuran. Alkitab menjanjikan penderitaan bagi yang mau mengikuti Yesus. Alkitab tidak pernah meutupi penderitanan. Tantangan, penganiayaan, penderitaan bukan seharusnya mengejutkan orang percaya yang mengikuti Yesus Kristus. Menjadi orang Kristen ‘relatif mudah’ tetapi mengakhiri hidup Kristen dengan tetap setia pada Kristus adalah tantangan yang besar. Kesulitan yang melanda iman percaya bukan dari penganiayaan tetapi dari penderitaan seperti penyakit, relasi yang rusak dengan orang lain, dosa atau doa yang tidak dijawab. Itu bisa membuat kita mundur. Ibrani 12 ini menjadi perhatian. Secara khusus , Ibrani 12 melihat ujian yang melanda orang percaya adalah cara Allah mendisiplinkan, melatih dan menggembleng anak-anakNya. Penderitaan bisa menjadi cara Tuhan melatih dan mendisiplinkan orang-orang percaya untuk punya kerohanian yang sejati.  

Ada 1 kata yang menonjol dari bahasa Yunani untuk kata ‘disiplin’ yakni  paideia, yang terus diulang dari ayat 5 dan seterusnya. Sayangnya dalam Alkitab bahasa Indonesia diterjemahkan, didikan , hajaran dan ganjaran. Contoh : "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan” (maksudnya disiplin). Kata displin ini sangat penting dalam perikop yang kita baca hari ini. Disiplin digambarkan seperti seorang ayah yang mendisiplinkan anaknya agar hebat, sukses dan punya kedewasaan kerohanian dan moral, tangguh menghadapi tantangan kehidupan. Ayat 7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya
                Saya cukup senang membaca cerita bagaimana pengusaha sukses mendidik anak-anaknya agar kelak menjadi  orang sukses juga. Bagaimana Sofjan Wanandi (1941), pendiri group Gemala (sekarang Santini Group), melatih anaknya dari muda untuk menjadi anak tangguh. Anaknya tidak diberikan kemudahan dalam bentuk uang yang banyak. Banyak pengusaha sukses yang melatih anak-anaknya untuk bekerja keras dan menghadapi kesulitan. Misalnya anaknya Luki Wanandi yang sekarang menjadi presdir Santini group dilatih dari bawah. Dari karyawan sederhana di pabrik perusahaan papanya sendiri. Kalau salah membuat laporan, ia ditegur atasan. Ia melakukan pemeriksaan fisik (stock taking) melihat berbagai kegiatan sebagai orang yang rendahan. Bahkan dia dikirim ke Singapore untuk berlatih dengan gaji 1.000 S$ (lebih rendah dari gaji supir). Hal yang sama juga terjadi dan berlaku dalam kerohanian.
                Pembaca kitab Ibrani perlu didisplin dalam kerohaniaan. Ayat  5-6  Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;  karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  Jelas cara pandang pasal 12 ini , kita adalah anak. Jemaat adalah anak dan pertanyaannya, “Di mana ada anak yang tidak didisiplin oleh bapak yang bijak?” Di tengah penderitaan yang berat yang dihadapi jemaat saat itu, mereka harus menghadapi kenyataan penderitaan yang mereka alami bukan karena Allah meninggalkan atau tidak sanggup menolong mereka atau Allah tidak peduli pada mereka. Sebaliknya penderitaan yang mereka alami justru bukti kasih Allah kepada anak-anakNya. Mereka didisiplin untuk bertumbuh dalam kedewasan rohani. Jemaat ini melihat penderitaan ini tanda Allah memperlakukan mereka seperti bapak memperlakukan anak-anaknya yaitu mendisiplinkan anaknya. Ayat 8  Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Kalau kita tidak mau disiplin maka kita menjadi anak-anak gampangan. Maka jemaat harus mengubah cara pandang dan prespektif. Di balik penderitaan , Allah sedang bekerja memproses jemaat untuk menjadi murid Kristus yang tangguh. Penulis Ibrani juga mengingatkan agar jemaat berjuang terus dan melihat Yesus Kristus. Ini yang paling besar dalam hidup : melihat penderitaan dengan memandang Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus sebagai Anak  mengalami proses yang sama. Ia alami proses disiplin Anak oleh Bapak. Yesus adalah Anak Allah tetapi dalam statusnya yang istimewa sebagai anak , Yesus Kristus tidak melewati penderitaan itu. Yesus Kristus menjalani penderitaan agar Dia disempurnakan. Kalau kita tidak mengerti ayat-ayat ini mungkin kita akan salah paham.
                Ibrani 5:8-9  Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya. Ini menimbulkan pertanyaan, “Apa Yesus belum sempurna sehingga harus menjalani proses untuk disempurnakan?” Yesus adalah Allah yang sempurna dan tidak ada kekurangan apapun sebagai manusia. Apa maksud mencapai kesempurnaan? Sebagai penebus manusia yang berdosa, Yesus perlu membuktikan ketaatan dan kerelaanNya yang sempura dalam penderitaan yang berat sampai mati di kayu salib. Kesempurnaan dan kerelaan membuktikan bahwa Dia adalah kurban yang sempurna untuk menebus kita yang mau taat kepadaNya. Yesus menjalani proses penyempurnaanNya. Ini yang Allah lakukan kepada Yesus Kristus. Pada Ibrani 12, kita menemukan fakta yang indah. Allah memperlakukan kita, sebagaimana Dia memperlakukan Yesus sebagai anak tunggalNya sendiri. Allah memperlakukan kita tidak kurang seperti kepada Yesus : Dia mengijinkan Anak untuk melewati penggembelangan sampai mati di kayu salib. Jadi apa yang dilakukan kepada kita sebagai anak juga seperti ia menggembleng Yesus sebagai anak. Kita bersyukur dan bersuka cita. Apa yang kita alami mungkin membuat kita hampir menyerah. Itu yang pernah Allah lakukan kepada Yesus Kristus. Sehingga kita disempurnakan dan dibuat jadi dewasa. Mari kita punya paradigma (cara pandang) yang diubahkan oleh firman Tuhan dalam melewati jalan panjang dan berat. Bukannya mencurigai kasih Allah tetapi sebaiknya kita bersyukur karena ini memperlihatkan kita anak-anakNya dan mengerjakan disiplin pada kita seperti pada Yesus Kristus. Yesus Kristus tidak bebas dari disiplin, mengapa kita harus minta dibebaskan dari proses ini. Kalau Yesus yang sempurna mengalami proses disiplin, jangan pernah berharap, hidup sebagai orang Kristen yang trouble-free (bebas dari masalah).
                Hal yang lebih indah dari disiplin adalah tujuan mengapa Allah mendisiplinkan kita sebagai anak-anakNya bukan tujuan untuk yang singkat (jangka pendek) tetapi tujuan yang sampai ke kekalan. Ayat 10 mengontraskan disiplin yang dikerjakan bapak di dunia dengan disiplin Bapa di surga. Bapak di dunia mendisiplinkan jangka pendek, tetapi Dia mendidik agar kita beroleh bagian di dalam kekudusanNya. Ini adalah tujuan yang indah dan kekal. Kalau bapak di dunia ini yang pengetahuan dan bijaksananya yang sangat terbatas mencoba mendidik anaknya dalam jangka pendek, maka Allah yang bijaksana sempurna, mempersiapkan untuk sesuatu yang kekal, untuk mendapat bagian dalam kekudusan yang kekal. Artinya Allah mengajar kita untuk makin bersandar padaNya dan bukan bersandar pada harta, uang kita dan manusia lain. Kita lebih bersandar kepadaNya untuk mencari kehendak Tuhan lebih dari memaksakan agenda dan keinginan kita. Ketika Yesus menghadapi konsekuensi yang sangat berat, salib di depan mata, Dia berdoa 3 kali, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Di tengah penderitaan yang berat, ada peperangan kehendak dan Dia menundukkan kehendakNya pada Bapa. Penderitaan adalah kesempatan yang baik untuk kita belajar taat, baik untuk menggambil bagian dalam kekudusan Allah. Sensitifitas kita jauh lebih terbentuk di masa yang sulit dibanding masa yang lancar. Kita lebih mengetahui anugerah Tuhan di tengah kehidupan yang sulit dibanding yang mudah. Saat kita ingin menyerah Rasul Paulus mengatakan dalam 2 Korintus 12:9  Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.       
Seorang jemaat remaja kami yang berusia sekitar 17 tahun menderita kanker ganas yang menyerang pencernaannya sehingga perutnya membusuk dan membengkak penuh cairan. Itu masa yang sulit baginya. Ia baru saja mulai bekerja, setelah lulus SMA dan tidak kuliah karena tidak punya dana. Suatu kali saat kebaktian Jumat Agung di gereja diadakan doa seharian. Ia naik ke mimbar dan berkata ,”Saya seringkali merasa sakit sekali karena penyakit ini.” Memang tubuhnya sudah kurus kering karena terapi dan ia sangag menderita. Di malam hari penyakit itu begitu hebat menderanya.  Dia berseru kepada Tuhan minta tolong tapi rasa sakit itu tidak berkurang. Yang indah ia mengatakan, “Saya tidak kecewa pada Tuhan.” Ia mengutip Ratapan 3:22-23 yang disampaikan dalam nyanyian yang dikenal. Kasih Tuhan tak berkesudahan, Tak habis-habisnya rahmatNya, Slalu baru stiap pagi, Baru stiap pagi, Besar kasih setiaMu Tuhan. Besar kasih setiaMu.  Saya baru hari itu melihat orang yang diserang penderitaan yang hebat tapi bisa mengagungkan Tuhan dan merasa kasih Tuhan baru setiap pagi. Beberapa minggu kemudian keadaannya sangat lemah sehingga dimasukkan ke rumah sakit. Waktu saya besuk, dia sedang menderita yang hebat. Dia mencoba mengubah posisinya berkali-kali. Saat melihat saya datang, ia meminta saya bernyanyi lagu Kasih Tuhan Tak Berkesudahan. Saya menyanyi bersamanya dengan terbata-bata karena emosi yang berkecamuk... Kasih Tuhan.. tak berkesudahan. Malam itu juga Tuhan memanggilnya dan mengumpulkan dia kembali ke rumah Bapak di  surga.
                CS Lewis (1898-1963, sastrawan Inggris, pemikir yang dalam, penulis The Chronicles of Narnia) mengatakan , “God allows us to experience the low points of life in order to teach us lessons that we could learn in no other way” (Allah mengijinkan kita mengalami titik terendah dalam hidup  untuk mengajarkan kita suatu pelajaran yang tidak bisa diajar dengan cara lain). Itu pelajaran yang diambil dari titik terendah dalam hidup kita. Mungkin dalam penderitaan kita belajar anugerah Allah. Kalau kita mengharapkan hidup yang mudah untuk mencapai titik puncak dalam hidup kita, mungkin kita tidak belajar tentang taat  dan berserah kepadaNya,  anugerah Allah di tengah ketidakberdayaan kita dan kehendak Allah. Allah mengijinkan titik terendah dalam hidup kita karena ia ingin kita belajar dengan suatu cara yang tidak mungkin diajarkan melalui cara lain. Ibarat emas murni  24 karat yang dihasilkan dari proses pemurnian. Dalam proses tersebut, logam emas kotor  harus melewati perapian. Emas kotor dipisahkan dari  logam lain dan kotorannya. Emas yang melewati api baru menjadi emas murni yang bernilai. Hidup kita tidak mungkin bernilai kalau tidak pernah dimurnikanan dalam api. Rasul Petrus mengatakan pada dalam 1 Petrus 1:6-7  Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu  —  yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api  —  sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.  Kalau emas saja dimurnikan api, bagaimana kita yang diciptakan dengan tujuan yang kekal tidak dimurnikan oleh api? Saat disiplin  datang tidak mendatangkan sukacita melainkan dukaciata tetapi memnghasilkan buah darinya. Itu sebabnya, saat Rasul Paulus mengatakan, Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; supaya imanmu jangan menjadi lemah dan putus asa.

Penutup

                Saya tidak tahu pergumulan setiap jemaat yang hadir saat ini. Mungkin ada yang kecewa  karena doa tidak dijawab sehingga meragukan kasih dan kesetiaan Allah. Kalau memang penderitaan ini bukan karena dosa , mungkin Dia sedang mendisiplinkan anak-anakNya. Maka sebagai anak, kita seharusnya bersyukur karena kita diingatkan untuk memandang kepada Tuhan Yesus. Kita diingatkan pada Yesus yang menanggung bantahan yang sangat hebat agar kita tidak menjadi lemah dan putus asa. Kalau kita sampai ke titik di mana kita  menjadi lemah  dan putus asa, maka lihatlah penderitaan Yesus sehingga kita terus dikuatkan untuk berjalan bersamaNya. Luruskanlah kakimu sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh      


Wednesday, May 25, 2016

Gods at War (Seminar Pembinaan Pemuda 22 Mei 2016) 4/4 (akhir)

sambungan dari Bagian 3/4

Aplikasi Gods at war bagi kita

Hukum utama adalah : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Lukas 10:27).
Gods at war adalah benar tidak adalah allah tetapi, tetapi jangan lupa di belakangnya ada iblis dan roh-roh jalahat yang dalam peperangan mencoba merebut kita. Kita menjadi ajang perebutan antara kuasajahat dan Allah. Kuasa jahat ingin mempertahankan kita. Karena setelah kita jatuh dalam dosa, kita berada di bawah cengkeraman iblis. Setelah kita direbut Allah, namun mau direbut kembali oleh iblis. Iblis mencoba untuk merebut kita  untuk dimasukkan ke dalam kerajaan iblis. Terjadi pertempuran dahsyat dan kita menjadi ajang pertempuran. Maka pada hukum pertama dan kedua berbicara bahwa kita hanya boleh beribadah pada Allah dan Allah saja. Hukum pertama  : Kel 20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

Di zaman kuno mereka menyembah allah lain, tetapi kita tentu saja tidak. Kepada siapa kita bergantung pada saat kita butuh pertolongan , itulah berhala (allah kita) kita. Teknologi bisa menjadi allah kita. Saat kita kesulitan keuangan, kepada siapa kita bergantung pada Tuhan atau orang?  Bahkan keluarga bisa jadi berhala, ketika kita lebih mementingkan keluarga kita dibanding Allah.

Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Dibaca orang kuno mereka benar-benar percaya ada kuasa lain yang bekerja dalam hidup kita. Sebagai orang Krisetn kita seringkali tidak percaya ada kuasa lain dalam hidup kita. Dari kecil kita diajarkan tahayul. Secara tidak sadar kita percaya ada kuasa lain yang bekerja selain allah. Seperti angka-angka tertentu 4 dan 13 membawa sial sehingga kita tidak mau membeli rumah dengan angka tersebut, atau bangunan tinggi di Jakarta tidak ada tingkat 13 dan 4. Sehingga ada nomor 12A dan 3A untuk menggantikan nomor 13 dan 4. Kalau Berarti kita percaya?  Orang Kristen ada yang percaya bahwa bila tinggal di lantai 13 dapat tertimpa sial. Kita bisa di-PHK, mungkin keluarga kita berantakan dsbnya. Kalau percaya hal seperti itu, kita percaya ada kuasa lain yang bisa membawa kesialan dalam hidup kita. Karena Allah tidak mengatakan angka 13 sial. Saat kita percaya seperti itu berarti kita percaya ada kuasa lain selain allah dalam hidup kita. Sepertinya Allah kita tidak cukup kuasa untuk menangkal kuasa-kuasa itu dalam hidup kita. Sehingga kita seperti orang dunia kuno menyembah kuasa-kuasa lain. Karena kita menganggap dalam diri kita, ada kuasa-kuasa  lain di luar Roh Kudus. Padahal Iblis dan roh jahat tidak bisa melakukan apapun, kecuali Allah mengijinkan. Maka bila tidak diijinkan Allah, malapetaka tidak akan terjadi. Jadi kit harus mengerti pada akhirnya bahwa yang buruk dari Allah. Kalau kita percaya roh jahat melakukan yang buruk , maka kita sudah memberikan kuasa yang lebih hebat kepada roh jahat daripada ALlah. Allah maunya kita sehat, iblis maunya kita sakit. Padahal orang Kristen banyak yang sakit, berarti iblis lebih berkuasa? Kita percaya ada kuasa yang lebih besar dari Allah kita. Kalau kita percaya bahwa Allah kita Allah yang maha kuasa, berarti yang buruk yang terjadi dalam hidup kita itu dari Allah.
Pengkhotbah 7:14
14  Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.

Kita harus mengerti satu hal : Allah memberikan yang buruk dalam kebaikanNya. Betul Ia memberikan yang buruk dalam kebaikanNya biasanya untuk 2 hal : untuk menghukum kita dan untuk menegakkan keadilan. Seperti Israel bersalah dihukum dengan hukuman yang kadang begitu mengerikan, Hal ini untuk menegakkan keadilan. Jadi waktu dihukum kita melihat itu baik. Kita dihukum agar kita bertobat.  Kalaupun  Tuhan menghukum orang fasik yang tidak ada rencana mau bertobat, Tuhan menyatakan keadilan. Itu juga baik. Jadi menghukum : agar orang bertobat atau demi menyatakan keadilan , itu merupakan hal yang baik. Tuhan mau menghukum agar orang bertobat atau untuk menyatakan keadilannya adalah hal yang baik. Atau Allah memberikan hal yang buruk untuk mengasah dan membentuk kita. Tujuannya adalah baik. Tuhan memberikan hal yang buruk dengan tujuan yang baik. Kita harus percaya bahwa Allah kita adalah Allah yang Maha Kuasa. Jangan memberikan kuasa pada kuasa-kuasa yang lain seakan-akan mereka lebih berkuasa. Iblis dan roh jahat tidak bisa melakukan apa-apa, tanpa diijinkan Allah.

Kita juga akan melihat hukum yang kedua karena berkaitan dengan penyembahan berhala.
Kel 20:4-6  
4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
5  Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
6  tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Maksudnya patung pada ayat di atas : patung berhala atau patung Allah? Kalau patung berhala sama dengan hukum pertama . Maka Kristen Protestan melihat yang tidak boleh dibuat adalah patung Allah. Patung berhala sudah dicakup pada hukum pertama. 10 hukum perintah Allah diberikan lagi pada ulangan 5. Sebelumnya ulangan 4:15  Hati-hatilah sekali  —  sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api  — 
Jadi ketika Tuhan berfirman di Horeb, Sinai, Tuhan tidak menampakkan muka supaya jangan kamu kamu berbuat buruk dengan membuat patung yang menyerupai allah. Jadi bukan patung berhala tapi patung Allah. Jadi hukum kedua berbicara : Jangan membuat patung Allah bukan patung berhala. Secara teknis dalam peristiwa lembu emas itu yang dilakukan oleh bangsa Israel . Itu bukan patung berhala tapi patung Allah.
Kel 32:4
4  Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Lembu melambangkan kedahsyatan. Mereka mau memuji Allah mereka yang telah menghukum allah Mesir dan menenggelamkan prajurit Mesir. Tetapi bagi Tuhan itu penyembahan berhala. Karena ketika membuat gambaran allah maka allah yang disembah sudah berbeda dengan yang digambarkan Alkitab.  Patung lembu memang bisa menunjukkan kedahsyatan Allah tetapi tidak bisa menggambarkan kekudusan Allah. Tidak ada yang bisa menggambarkan Allah sepenuhnya sehingga tidak boleh membuat gambar Allah. Saya percaya tidak boleh membuat gambar Tuhan Yesus. Yesus yang bisa digambar hanyalah yang kelihatan sebagai manusia, tetapi tidak bisa menggambar Yesus yang manusia dan Allah. Jadi waktu menggambar Yesus, itu bukan Yesus yang alkitabiah. Saat mengajarkan kepada anak-anak, mengajarakan itu gambar Yesus maka itu penyembahan berhala. Jadi tidak boleh membuat gambar Allah. Gambar Yesus yang ada tidak mirip Yesus. Karena Yesus seharusnya tidak berambut pirang dan bermata biru. Setelah Konstantin kaisar dan menjadi Kristen lalu ia menjadikan agama Kristen sebagai agama negara, tetapi dulunya mereka menyembah patung berhala maka sekarang mau membuat patung Yesus. Ketika Paus setuju, maka gambar Yesus dimana-mana. Kalau Paus berikutnya tidak setuju, maka semua gambar dirusakkan. Tapi setelah berapa abad yang menang Paus yang setuju gambar Yesus sehingga di gereja banyak gambar Yesus. Baru pada abad 4 ada gambar Yesus. Kenapa tidak dari awal pada abad 1 sehingga kita mendapat gambar yang benar? Berarti para rasul tidak mengijinkannya. Karena tidak boleh membuat gambar Allah. Lihat dampaknya, sekarang banyak orang Kristen tidak melihat Tuhan Yesus sebagai Allah yang disebut sebagai orang Kristen liberal. Dari kecil mereka melihat Yesus sebagai manusia. Nabi Muhamad saja tidak boleh digambar, bagi orang Islam hal ini melambangkan dia lebih dari manusia. Tidak pernah ada gambarnya. Jangan berpikir ini tidak penting. Karena tidak ada gambarnya, maka Muhamad menjadi semi Allah. Karena ada gambarnya Yesus tidak menjadi Allah bagi orang Kristen. Karena begitu ada gambar Allah maka kita tidak menyembah Allah di Alkitab.

Jadi bukan sekedar gambar fisik, tapi konsep kita kepada Allah. Apakah Allah yang kita sembah seperti yang digambarkan Alkitab? Kalau tidak kita juga sudah menyembah berhala. Orang dunia sekarang, berapa banyak orang Kristen yang berpikir Yesus tidak pernah menyakiti dan marah? Berapa banyak orang Kristen yang setuju dengan LGBT? Banyak karena menganggap Allahnya penuh kasih dan tidak pernah menghukum orang-orang yang mempraktekkan hubungan seks yang tidak wajar. Maka Allah yang disembah  bukan allah kita tetapi berhala. Maka kita harus mengerti peperangan yang sangat nyata dalam hidup kita. Kalau tidak mengerti siapa Allah yang sesungguhnya kita sembah dan tidak punya konsep yang benar, berarti kita sedang menyembah berhala. Maka hukum kedua dikatakan pernyataan penyembahan berhala. Aku adalah Allah yang cemburu. Itu adalah konsep yang berkenaan dengan penyembahan berhala. Maka Tuhan mau menghabiskan seluruh Israel karena menganggap mereka sudah menyembah berhala. Jadi betapa mudahnya kita jatuh pada penyembahan berhala. Saat kita tidak mengeri Allah yang disembah sesuai dengan Alkitab, maka kita sedang menyembah berhala. Iblis terus berusaha agar kita menyembah Allah yang palsu. Pertempuran para allah itu begitu nyata : siapa allah yang sesungguhnya yang kita sembah, Allah Alkitab atau allah buatan kita sendiri? Banyak orang Kristen yang menyembah allah buatan pemikiran sendiri. Yang berhala adalah allah yang diciptakan dalam gambaran manusia. Bedanya dengan berhala dunia, tidak ada patungnya tetapi konsepnya sama, kita menyembah allah buatan kita sendiri. Itu persis dengan allah dalam Perjanjian Lama. Maka kita harus melihat apa yang menjadi peperangan dalam Perjanjian Lama tidak berbeda dengan peperangan dalam diri kita sekarang di dalam Perjanjian Baru. Maka kita harus waspada. Jadi tidak ada jalan lain kita harus mengenal Allah dengan baik sesuai Alkitab baru kita bisa menyembah Allah yang benar dan memenangkan peperangan rohani dalam hidup kita.

Kita sekarang adalah prajurit Kerajaan Allah yang sedang berperang untuk memperluas Kerajaan Allah. Kita perlu sadar bahwa kehidupan kita adalah suatu peperangan rohani dan kita harus selalu memakai keseluruhan perlengkapan perang, Ef. 6:10-18
10  Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
11  Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
12  karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
13  Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
14  Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
15  kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
16  dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
17  dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
18  dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Sesi Tanya Jawab

Apakah orang-orang Kristen diperbolehkan punya patung dan gambar Yesus walau mereka tahu itu bukan Allah?
Sebenarnya tidak masalah. Gambar Yesus itu bukan Allah . Permasalahannya bukan itu. Alasan yang setuju dengan gambar Yesus : kita mengerti itu bukan gambar Yesus sungguhan. Masalah : anak kecil dan orang yang belum dewasa menganggapnya itu bukan berhala. Ada tidak yang berani menaruh gambar ‘Yesus’ di WC? Tidak karena menganggapnya sebagai allah. Mengapa kita membuat patung Allah? Pasti untuk disembah. Karena kalau untuk pajangan saja berarti itu kurang ajar. Mana mungkin membuat patung Allah untuk pajangan.
J.I Packer (90) : mengatakan begitu berbahanya memiliki gambar Yesus. Anak kecil yang tidak mengerti dan  melihat gambar Yesus , lalu mengajarkan anak-anak untuk menyembah dan berdoa dengan gambar itu di dalam pikirannya. Itu sudah menyembah berhala. Itu sudah jatuh dalam penyembahan berhala. Secara tidak sadar kita membuat anak-anak menyembah berhala. Kalau anak-anak perlu dapat gambaran, maka gambarkanlah seperti pada Wahyu 4:3 
Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya
Kelihatan bentuk orang, tetapi tidak terlihat wajahnya. Hanya kelihatan kilauan cahaya. Menggambarkan sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Daripada menggambarkan wajah Yesus yang salah. Lagipula bukan suatu kebetulan ketika Yesus sudah bangkit dan menampakkan diri ke para murid, para murid masih bisa melihat wajahNya seperti sebelumnya. Setelah  naik ke surga, Ia tidak menutupi kemulianNya. Waktu Ia menampakkan diri kepada Saulus, maka Saulus hanya melihat cahayaNya yang membutakan. Setelah Yesus naik ke surga, tidak ada lagi yang melihat wajahNya. Dulu ia tutupi kemuliaanNya. Begitu naik ke surga, Ia tidak lagi menutupi kemuliaanNya sehingga tidak bisa lagi orang melihat wajah Yesus. Yang bisa dilihat hanya cahaya kemulianNya saja.

Berarti terjadi salah kaprah termasuk film Passion of The Christ (2004)?
Betul. Ini salah kaprah. Lagipula film ini hanya menggambarkan penderitaan Yesus saja. Lebih baik film Ben-Hur (1959) yang saat mau menggambarkan Yesus, film ini hanya menyoroti lawan bicara Yesus. Kepada pendayung budak berjalan di padang gurun dan  perwira itu tidak boleh memberi minum ke Charlton Hesten (pendayung budak). Yesus memberi gayung dan kasih minum. Perwira yang tadinya disoroti, maka yang tadinya garang tiba-tiba matanya menciut. Itu teknik membuat film di mana hanya punggung Yesus yang disorot. Ia Jadi hanya menyorot lawan bicara. Jadi tidak menyorot wajah Yesus. Berakhir dengan Yesus disalibkan diambilnya gambar Yesus dari jauh.  
Ada buku Sekolah Minggu yang menyorot punggung Yesus (P&R publishing), tetapi sayangnya hanya sedikit. Yang ada adalah memang kelihatan muka-muka Yesus yang kelihatan. Termasuk Pak Tong setuju dengan gambar Yesus. Kita berteologi sesuai dengan kesukaan kita. Pak Tong yang suka seni, berpendapat kalau untuk seni tidak apa-apa. Saya tidak setuju karena sedikitpun tidak boleh  karena seni itu berbahaya. Bagi orang dewasa bisa mengerti. Tetapi bagi anak-anak dan  orang Kristen baru yang tidak mengerti, nanti dia berdoa memakai gambar tersebut.

Kalau kita mempunyai konsep yang berbeda dengan Alkitab. Seharusnya konsep kita terbentuk dari Alkitab jadi konsep Allah adalah Allah yang penuh kasih , kudus dan adil. Konsep yang adil menjadi konsep kita mengenai Allah. Kita harus punya gambaran yang benar tentang Allah. Allah sudah mewahyukan diriNya dalam Alkitab supaya kita mengerti Allah yang benar. Sehingga kita harus mempelajari Alkitab.

Kenapa banyak orang Kristen kemudian sakit hati dengan Tuhan dan meninggalkan Tuhan? Karena konsep Allah adalah buatan mereka sendiri. Ketika ada hal buruk terjadi mereka menganggap Allah tidak setia. Dalam konsep mereka, Allah tidak mungkin memberikan yang buruk, maka saat terjadi yang buruk, maka ia pun mengatakan Allah tidak setia dan akhirnya meninggalkan Allah. Itu konsep dalam pemikiran mereka berbeda dengan konsep Allah dalam Alkitab. Itu yang seharusnya kita sembah. Kalau tidak kita jatuh dalam penyembahan berhala.

Bagaimana pandangan ibu terhadap rumah tusuk sate? Sebenarnya kita tidak percaya sebagau orang Kristen, tapi ada buktinya di rumah tusuk sate kena sial. Kalau tidak beli, apakah secara tidak langsung kita percaya berhala?
Saya setuju dengan rumah tusuk sate , lebih murah karena tidak ada yang mau beli. Jangan mau kalau harganya tidak lebih murah karena memang lebih susah jualnya. Itu resiko. Jadi harus jual ke orang Kristen yang tidak terpengaruh. Sebagai orang Kristen, kita tidak usah takut. Malah kita punya kesempatan bagi yang uangnya pas-pasan untuk membeli rumah yang tusuk sate sehingga bila tidak tusuk sate, kita mampu membelinya. Kan lumayan.  

Apa signifikansi Gods at War secara praktis? Apa pengaruhnya kepada kerohanian kita?
Kalau kita menyembah berhala maka kita tidak punya relasi yang indah dengan Allah yang sesungguhnya.  Kalau konsep salah, maka kita hanya berelasi dengan allah imaginasi kita sendiri dan bukan Allah yang sesungguhnya. Itu sangat mempengaruhi kerohanian kita. Begitu ada hal-hal terjadi yang tidak cocok, maka kita marah kepada Allah. Kalau kita mengerti Allah sesungguhnya, maka saat hal buruk terjadi kita perlu waktu untuk bergumul, tetapi tidak menganggap Allah tidak setia. Jangan kita punya relasi dengan Allah yang berbeda atau yang salah. Apalagi dengan berhala. Orang menikah tidak lama kemudian bercerai. Karena selama pacaran belum menunjukkan sifat aslinya. Sehingga saat menikah dengan konsep orang yang sebenarnya bukan nyata. Saat menikah dan bertemu dengan yang nyata, tidak tidak tahan.

Apakah kita akan menjadi seperti yang kita sembah?
Saat benar-benar ingin menyembah Allah yang benar, maka kita akan mentaati apa yang Allah perintahkan. Kalau misalnya (walau tidak mungkin)  kita menganggap allah membolehkan / menghalalkan segala cara untuk mendatangkan sesuatu maka ada efeknya di manakita akan menghalalkan segala sesuatu. Siapa yang kita percaya mempengaruhi perilaku kita. Ketika tahu Allah kita kudus, Allah mau kita mengampuni maka kita akan belajar (walau jatuh dan bangun) untuk menjadi kudus dan untuk maumengampuni. Tetapi kalau kita berpikir bahwa Allah kita menyuruh balas dendam, maka kita akan melakukannya. Maka siapa Allah yang kita sembah, sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter kita.


 - Selesai -

Gods at War (Seminar Pembinaan Pemuda 22 Mei 2016) 3/4


sambungan dari bagian 2/4

Gods at war di zaman kerajaan.

Banyak yang tidak menyadari Saul saat petama kali jadi raja diberi kuasa oleh Roh Allah sehingga ia bisa melakukan sesuatu yang hebat. Roh Allah yg memberi Saul kuasa sehingga menjadi berani dan membawa Israel pada kemenangan, 1 Sam. 11.1-2   
1   Maka Nahas, orang Amon itu, bergerak maju dan berkemah mengepung Yabesh-Gilead. Lalu berkatalah semua orang Yabesh itu kepada Nahas: "Adakanlah perjanjian dengan kami, maka kami akan takluk kepadamu."
2  Tetapi Nahas, orang Amon itu, berkata kepada mereka: "Dengan syarat inilah aku akan mengadakan perjanjian dengan kamu, bahwa tiap mata kananmu akan kucungkil; dengan demikian aku mendatangkan malu kepada segenap orang Israel."

Dalam perjanjian antar 2 bangsa, maka bangsa yang kalah akan tahluk sebagai budak dari bangsa yang menang. Dalam perjanjian dengan bangsa Amon, hal ini tidak cukup. Orang Amon maunya setiap mata kanan orang Yabesh-Gilead dicungkil. Hal ini bukan saja penghinaan, tetapi merupakan strategi dari orang Amon agar Yabesh tidak pernah lagi bisa mengangkat senjata. Karena saat bertempur tangan kanan akan memegang senjata dan tangan kiri memegang perisai. Ukuran perisainya besar sehingga menutupi mata sehingga hanya mata kanan yang bisa melihat. Kalau mata kanannya dicungkil maka orang Yabesh tidak akan bisa berperang lagi. Ini merupakan strategi yang brilian walau kejam.
1 Sam 11:6  Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat.
Ketika Saul yang tadinya terkenal penakut, waktu diundi sebagai raja tidak ketemu orangnya karena bersembunyi di antara barang-barang. Tapi begitu Roh Allah berkuasa atas dia, dia memotong lembu dan mengirim ke seluruh Israel dengan ancaman kalau tidak datang berkumpul, maka lembu-lembu mereka akan di potong. Hal ini penting, karena pada zaman Hakim-hakim, seorang hakim tidak bisa berkuasa atas seluruh Israel. Sehingga pada zaman Hakim, suku Israel bisa berperang dengan suku Israel lainnya. Contoh Yefta berperang dengan Ezra di mana Yefta membunuh 42.000 orang Israel. Saul bisa mengumpulkan rakyat dan bertempur dengan Amon.  Itu tidak bisa melepas dari Allah yang berkarya. Yonatan mengerti bahwa Allah yang bertempur.
Saul tidak berani muncul karena takutnya.  Ia dan rakyatnya tidak berani berbuat apa-apa. Yonatan dengan berani berkata pada  1 Sam. 14:6.
Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: "Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang."
Yonatan berbuat dan melawan orang Farisi dengan memanjat tebing.
1 Sam 14:4
Di antara pelintasan-pelintasan bukit, yang dicoba Yonatan menyeberanginya ke arah pasukan pengawal orang Filistin, ada ujung bukit batu di sebelah sini dan ada ujung bukit batu di sebelah sana: yang satu bernama Bozes, yang lain bernama Sene.
Yonatan harus memanjat bukit yang sulit dipanjat dan musuh sudah menunggu di atas. Secara manusiawi , sudah tidak mungkin menang. Yonatan kemudian berani.  Jadi bagi Yonatan, Tuhan yang bertempur. Yonatan berkata, “mungkin Tuhan menolong (bertindak untuk kita)”. Ia tidak memakai kata pasti.  Berarti ia beriman. Ini tokoh Alkitab mengerti bahwa Tuhan mampu, tetapi sebagai hamba Tuhan ia tidak boleh mendikte Tuhan. Terserah Tuhan mau menolong atau tidak. Jangan katakan ia tidak beriman tetapi dengan kerendahan hati berkata bahwa yang terjadi sesuai dengan kehendakNya.
Seperti juga Kaleb juga beriman. Yos 14:12
12  Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN."
Orang Enak adalah orang raksasa, berarti Kaleb beriman. Tetapi ia mengatakan ,”Mungkin TUHAN menyertai aku”.  Jadi bukan pasti, tetapi mungkin. Ia punya kerendahan hati, memberikan kebebasan Tuhan. Ia percaya Tuhan akan menolong, tetapi pada akhirnya hak Tuhan untuk menolong. Yonatan dan Kaleb mengerti bahwa yang berperang adalah Tuhan.

Demikian juga dengan Daud.  Saat berhadapan dengan Goliat ,Saul dan tentaranya ketakutan. Tetapi Daud mempunyai konsep yang berbeda dengan Saul dan tentaranya. 1 Sam. 17:26.
Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"
Daud mengerti bahwa Israel bukan hanya Israel tetapi Israel adalah barisan Allah yang hidup. Yang bertempur bukan Israel lawan Filistin atau Daud melawan Goliat tetapi Allah Israel yang melawan allah-allah Filistin.
1 Sam. 17:42-43,45-46
42  Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.
43  Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.
45  Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
46  Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,
Tokoh-tokoh Alkitab jelas melihat bahwa pertempuran yang terjadi itu terutama adalah peperangan antara allah.

Tokoh lainnya. Suatu waktu Elisa dan bujangnya. Suatu kali bujang Elisa ketakutan saat dikepung. Mereka dihukum atas perbuatan yang tidak dilakukannya. Elisa meminta Tuhan membuka mata pelayannya untuk melihat tentara Tuhan  yang melindungi mereka, 2 Raj. 6:17-18.
17  Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
18  Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada TUHAN: "Butakanlah kiranya mata orang-orang ini." Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa.
Tuhan mengirimkan tentaranya, termasuk kuda dan kereta yang berapi yang jauh lebih banyak dari tentara Aram.

Bahkan kita juga melihat, suatu waktu pada zaman Raja Hizkia. Tentara Asyur di bawah Raja Sanherib mengepung Yerusalem. Ia sengaja menyuruh utusan-utusannya untuk bicara kepada rakyat Yerusalem untuk menyerah. Dengan sombongnya ia berkata, bahwa tidak ada yang sanggup melepaskan Yerusalem dari tangan Raja Sanherib. Perkataannya sangat sombong.
2 Raja 18:34-35
34  Di manakah para allah negeri Hamat dan Arpad? Di manakah para allah negeri Sefarwaim, Hena dan Iwa? Apakah mereka telah melepaskan Samaria dari tanganku?
35  Siapakah di antara semua allah negeri-negeri yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?"

Akibatnya Tuhan marah sehingga Malaikat Tuhan membunuh 185.000 tentara Asyur yang mengepung Yerusalem, 2 Raj. 19:35.
35   Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka!
2Raja 19:35 Tuhan sanggup melepaskan dari tangan Sanherib.

Yang berperang? Tuhan membantai 185.000 tentara asyur. Sejarah mencatat Asyur tidak pernah lagi berani menyerang Israel. Karena mereka kalah tanpa sebab yang bisa dijelaskan seperti itu. Mereka mengerti bahwa itu Allah yang melakukannya. Itu terjadi dalam Perjanjian Lama.

Tabut Allah pernah diambil oleh orang Filistin. Setelah itu dibawa ke kuil Dagon. Jadi bangsa yang menang mengambil patung dari bangsa yang kalah lalu ditaruh ke kuil bangsa yang menang. Orang Israel tidak punya patung sehingga yang diambil adalah tabut Allah.

1 Sam 5:1-3
1   Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod.
2  Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon dan diletakkannya di sisi Dagon.
3  Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya.

Dagon jatuh tersungkur dengan muka ke tanah berarti Dagon yang bersujud kepada Allah.
Ayat 4.
4  Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal.

Kepala dan kedua tangannya terpotong. Dalam dunia kuno, seringkali yang menang akan memenggal kepala yang kalah. Seperti juga Daud memenggal kepala Goliat. Ini menunjukkan Allah menang terhadap Dagon. Alkitab mau menggambarkan bahwa di dalam dunia ini yang terjadi adalah peperangan para allah. Ini menyatakan suatu konsep yang sangat kuat di Alkitab : peperangan para allah.

Gods at war di Perjanjian Baru

Peperangan allah juga berlanjut di Perjanjian Baru. Semua hal yang penting dalam Perjanjian Lama pasti berlanjut pada Perjanjian Baru.

Alkitab menggambarkan setelah kejatuhan, manusia berada di bawah kekuasan Iblis. Sehingga Rasul Paulus mengatakan pada  Ef. 2:1-2.
1   Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2  Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

Ketika ayat 1 dikatakan bahwa kamu dahulu sudah mati. Ketika Tuhan di taman Eden berkata kepada Adam, “Pada waktu kamu memakan buah pengetahuan pohon yang baik dan jahat pastilah kamu mati”. Waktu Adam dan Hawa makan, ternyata tidak mati. Berarti Alkitab tidak benar? Benar langsung mati secara rohani. Walau 900 tahun kemudian Adam baru mati secara fisik. Semua anak Adam dan Hawa lahir dengan mati secara rohani. Maka pada Efesus 2, Rasul Paulus mengatakan bahwa kamu sudah mati secara rohani. Tidak mungkin jemaat Efesus mati suri semua.

Itu menyatakan betul kita semua dilahirkan mati rohani dan itu berarti kamu hidup di dalamnya, mentaati kerajaan angkasa,  yaitu roh yang bekerja di antara orang durhaka. Alkitab menggambarkan manusia jatuh dalam dosa, manusia di bawah penguasaan iblis. Kita semua, manusia, dilahirkan di bawah cengkeraman / kekuasaan iblis. Maka keselamatan pun tidak digambarkan dengan segala damai seperti pada penciptaan, Keluaran dll. Berarti Tuhan menyelamatkan umatNya dengan jalan peperangan. Jadi Perjanjian Baru tidak mungkin Tuhan menyelamatkan dengan jalan damai. Apa yang terjadi dalam Perjanjian Lama pasti menunjukan bayang-bayang atas apa yang terjadi dari Perjanjian Baru. Kalau di Perjanjian Lama digambarkan Allah harus menghancurkan kuasa-kuasa jahat, maka tidak mungkin di Perjanjian Baru dalam keadaan damai. Walau pun secara kasat mata, Tuhan Yesus mati di kayu salib, sepertinya Tuhan Yesus mati secara tenang, tetapi dibaliknya ada peperangan yang dahsyat. Di Perjanjian Baru mendadak banyak orang yang kemasukan. Padahal di Perjanjian Lama walau banyak peperangan terjadi tetapi belum pernah ada orang yang kerasukan seperti di Perjanjian Baru. Di Perjanjian Lama , hanya Saul yang diganggu oleh roh jahat,tetapi kerasukannya tidak sama dengan di Perjanjian Baru karena ia masih sadar diri. Ia memakai kesempatan untuk menombaki Daud. Tapi karena Daud menganggap Saul tidak sadarkan diri, maka Daud tidak curiga dan masih tetap mau bekerja di bawah Saul. Ia masih berpikir mungkin ia masih kumat. Saul sadar apa yang dilakukan.

Realita apa yang sedang terjadi dengan begitu banyak orang kerasukan menggambarkan apa?
Tadinya orang tidak percaya di bawah cengkeraman iblis. Ketika Yesus membawa kerajaanNya, kerajaan iblis tidak senang.  Iblis merasuki orang-orang, apa yang dilakukan iblis dan roh-roh jahat. Iblis ingin menyatakan bahwa mereka itu miliknya. Ketika Yesus datang membawa kerajaanNya, Iblis dan roh jahat tidak tinggal diam. Ia menunjukkan klaim atas orang-orang di bawah kekuasaan mereka. Sehingga banyak orang yang kerasukan. Mereka menunjukan betapa orang-orang ini di bawah mereka. Itu bukti yang paling nyata dari kerajaan Allah sudah datang, Karena Yohanes Pembaptis berkhotbah bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Sudah dekat dengan sudah datang apakah sama? Dari mana ketika Yesus mengatakan sudah dekat berarti kerajaan Allah sudah datang. Kelihatannya berbeda dengan sudah datang. Apa yang jadi tanda bahwa kerajaan Allah sudah datang? Yesus merebut umat dari kerajaan Iblis & dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah, Mat. 12:28-29.
28  Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
Yesus ingin mengatakan bahwa bukti yang paling nyata bahwa kerajaan Allah sudah datang, Yesus mengusir roh-roh jahat dari orang.

29  Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu? Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu.
Jadi Yesus menggambarkan seperti peperangan. Jadi digambarkan orang kuat diikat yaitu iblis. Kata kerja mengikat adalah kata kerja yang sama seperti pada kata kerja di Wahyu 20:1-2
1   Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya;
2  ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,

Yang ingin digambarkan, Yesus mengikat orang kuat tersebut yaitu iblis / naga yang diikat 1.000 tahun. Jadi 1.000 tahun masa sekarang, dari kedatangan Yesus yang pertama sampai kedatangan Yesus yang kedua di mana iblis diikat selama 1.000 tahun. Sampai dia datang kedua kali.
Karena orang kuat diikat, baru setelah itu harta bendanya dapat dirampas. Yang merampas Yesus. Yang dirampas adalah kita-kita ini yang tadinya berada dalam kuasa kerajaan angkasa. Kita yang tadinya dalam kerajaan iblis, setelah Yesus mengikat si iblis, Yesus merampas dan membawa kita masuk ke dalam kerajaan Allah. Keselamatan kita digambarkan bahasa perang. “Rampasan” , “jarahan” itu adalah bahasa perang yang ada di Perjanjian Lama. Bangsa yang menang merampas yang kalah. Apa yang dikatakan di sini sudah dinubuatkan dalam Yesaya.
Yesaya 53:12.
12  Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

Tuhan berkata bahwa Tuhan akan membagikan kepada  hambaNya (Mesias), orang – orang besar sebagai rampasan . Dia (Mesias) akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan. Ketika Mesias mengikat orang kuat yaitu iblis yang kemudian mengambil kita menjadi tawanan dalam kerajaan iblis, dan mengambil kita sebagai jarahan. Karena itu kita melihat bahwa peperangan itu berlanjut. Yesus menyelamatkan kita bukan dengan jalan damai tapi dengan peperangan yang dahsyat. Saking dahsyatnya digambarkan orang-orang itu kerasukan. Digambarkan orang-orang itu di bawah cengkeraman roh jahat tapi iblis tidak menunjukkannya secara terang-terangan. Iblis melakukan yang terburuk sehingga orang itu tidak sadar di bawah cengkeraman roh jahat. Itu realitanya bahwa  orang tidak percaya berada di bawah cengkeraman iblis. Sehingga keselamatan kita digambarkan kita masuk ke dalam kerajaan Allah. Kerajaan Allah digambarkan dalam perumpamaan salah satunya sebagai biji sesawi yang sangat kecil dan tumbuh menjadi pohon yang kecil dan kemudian bertumbuh, betumbuh sehingga akhirnya jadi pohon rindang di mana burung-burung bisa bertengger. Kerajaan Allah yang tumbuh dengan rindang itulah , baru Tuhan Yesus akan datang kedua kalinya. Dalam masa transisi, pohon itu harus bertumbuh menunjukkan kerajaan Allah harus bertumbuh. Allah bertahta dalam hati orang percaya, belum ada taman di bumi.

Berbeda dengan Perjanjian Lama , ada kerajaan Daud tetapi sayangnya umat tidak taat sehingga kerajaan Daud dihancurkan. Yesus datang dengan kerajaan AllahNya namun kedatanganNya ternyata harus dibagi 2 tahap. Karena itu mengapa Tuhan Yesus mengajarkan kita dalam Doa Bapa Kami , “Datanglah Kerajaanmu”. Ternyata kerajaan Allah  sudah datang tetapi harus bertumbuh seperti itu dan nanti baru dalam kepenuhanNya Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Jadi doktrin yang sangat penting : already came not yet. Kerajaan Allah sudah datang tetapi belum dalam kepenuhannya. Sementara ini, untuk mencapai kepenuhannya kerajaan Allah harus bertumbuh. Kerajaan Allah di surga dan di bumi hanya Itu atas orang-orang percaya. Nanti saat kedatangan kedua kalinya akan ada bumi dan langit baru. Untuk memperbesar kerajaan Nya, agar lebih banyak orang lagi masuk ke kerajaan Allah adalah tugas kita sebagai prajurit-prajurit kerajaan Allah. Raja kita yang pimpin peperangan. Raja bertempur dengan perajurit-prajuritnyanya bukan sendirian. Jadi bukan kebetulan, dalam Ef 6 Rasul Paulus katakan kita harus kenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Efesus 6:14-18
14  Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
15  kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
16  dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
17  dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
18  dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Kenapa kita perlu mengenakan semua perlengkapan senjata? Karena perjuangan kita adalah melawan roh-roh jahat di udara, Ef. 6:12.
12  karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Masalahnya adalah orang Kristen tidak sadar kita sedang berperang. Kita tidak sadar waktu kuliah, apakah kita akan dengan sungguh-sungguh atau tidak. Itu peperangan rohani. Bila ada ujian yang bocor, apakah kita mau membelinya? Itu peperangan rohani. Juga di tempat kerja. Apakah kita mau bekerja dengan jujur? Itu peperangan rohani bukan sekedar masalah etika. Apakah kita mau taat kepada Allah atau tidak. Seluruh kehidupan kita adalah peperangan rohani. Jadi digambarkan begitu nyata dalam Perjanjian Lama, supaya kita melihat realita yang sama terjadi di Perjanjian Baru. Dalam dunia kuno, sesungguhnya yang bertempur adalah para allah. Di Perjanjian Baru, saat kita bekerja, membesarkan anak, melayani di gereja, sebenarnya terjadi pertempuran yang dahsyat yaitu peperangan rohani di baliknya. Apakah kita akan dengan mudah kecewa dalam pelayanan begitu tidak dihargai apakah kita meninggalkan pelayaann? Apakah kita setia mau melayani Tuhan atau kita dengan mudah digoda iblis untuk meninggalkan pelayanan? Itu semua peperangan rohani.
Kebanyakan kita orang Kristen tidak sadar , kita sedang berperang. Iblis sadar sedang berperang. Kalau 2 bangsa berperang, yang 1 sadar berperang yang lain tiedak sadar, maka yang menang adalah bangsa yang sadar sedang berperang. Maka kebanyakan orang Kristen hidupnya penuh kekalahan. Iblis sedang berstrategi sedangkan kita tidur nyenyak, main game, nonton TV, tidak mau membaca Alkitab, tidak mau berdoa kepada Tuhan, tidak mau mengenal Firman Tuhan, bagaimana mungkin orang Kristen bisa menang? Berperang bukan melawan darah dan daging tetapi melawan penguasa angkasa, roh-roh jahat yang ada di udara.  

Peperangan dahsyat akan terjadi pada akhir zaman (kitab Wahyu).

Ketika Yesus datang kedua kalinya, orang percaya akan diangkat, bertemu dengan Tuhan di awan-awan, tetap langsung turun dan bertempur dengan iblis dengan segala anteknya, di situlah Yesus menghancurkan si jahat. Sementara ini  kita melihat bahwa kita masih berada di antaranya. Setelah iblis dilepaskan baru terlihat. Sekarang sangat tersamar. Saat itu akan terlihat kekuatan si jahat secara terang-terangan.

Tetapi kita harus mengerti Gods at war bahwa Allah melawan kuasa roh jahat. Sebagai anak Tuhan pun, kita berperang melawan roh jahat. Itu realita yang paling utama. Dunia kasat mata adalah realita yang sekunder, di balik itu realita para Alllah melawan roh jahat. Tidak mungkin kita bisa menang kalau tidak dipenuhi Roh Kudus. Sehingga pada Efesus 5:18 dikatakan,
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
Kenapa dikontraskan antara orang yang mabuk oleh anggur dengan orang yang dipenuhi roh? Karena orang yang mabuk oleh anggur dikuasai oleh anggur dan orang yang dipenuhi oleh roh dikuasi oleh Roh Kudus. Hasilnya memang sangat berbeda. Orang yang dikuasai anggur menjadi lepas kendali (tidak ada pengandlian diri), sedangkan yang di kuasai roh mengendalikan diri. Karena pengendalian diri adalah salah satu buah roh.

Hendaklah kamu penuh dengan roh (filled by the spirit) merupakan kata kerja pasif. Di Indonesia tidak terlalu kelihatan. Ini adalah kata perintah, hendaklah kamu penuh . Ini perintah tapi kata kerja pasif. Biasanya kata kerja aktif. Contoh : kasihilah sesamamu. Bukan dikasihilah oleh sesamamu. Bahasa perintah tapi pasif karena seharusnya kita yang berinisiatif untuk dipeuhi Roh Kudus tapi tidak mungkin boleh memerintah Roh Kudus memenuhi kita. Jadi Roh Kudus secara aktif memenuhi kita dan kita secara aktif memohon agar Roh Kudus melakukan. Ini present tense yang menunjukan sesuatu yang harus terjadi berulang-ulang.  Karena kita dengan mudah tidak lagi dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga kita harus memintanya kembali kepada Tuhan. Yang saya mau lihat di sini adalah hasilnya.
Ef 5:19-21
19  dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
Ada yang berkata, kita akan beribadah kepada Tuhan dan bersekutu dengan saudara-saudara seiman.
20  Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
Kehidupan kita akan penuh syukur berarti kita bisa menerima apa pun yang Tuhan ijinkan terjadi apakah itu  baik dan buruk.
21  dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

Itu bicara tentang relasi kita satu dengan lainnya. Kita akan saling merendahkan diri. Para ahli mengatakan bahwa ayat 21 menaungi 3 jenis relasi : suami -istri, orang tua-anak, tuan-hamba. Semua relasi baru bisa baik kalau kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Bagian yang paling sulit dalam hidup kita adalah relasi, tetapi itu bagian yang paling sulit padahal itu bagian yang paling penting dalam hidup kita. Sehingga Hukum pertama adalah mengasihi Allah dan sesama. Yang paling penting itulah paling sulit. Pelayanan paling sulit karena kita sulit kerjasama dengan rekan-rekan. Itu hanya bisa terjadi dengan baik kalau kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Jadi itu  pun adalah peperangan rohani. Dalam setiap aspek hidup kita adalah peperangan rohani.


Bersambung ke Bagian 4/4 (akhir) 

Tuesday, May 24, 2016

Gods at War (Seminar Pembinaan Pemuda 22 Mei 2016) 2/4


sambungan dari bagian 1/4

Gods at war di Kitab Keluaran

Keluaran terkenal dengan Sepuluh Tulah: untuk menunjukan siapa TUHAN (YHWH). Kenapa Tuhan mau memberikan 10 tulah , ia ingin menyatakan siapa dirinya yaitu Yahwe.
Kel 7:3-5.
3  Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir.
4  Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.
5  Dan orang Mesir itu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir dan membawa orang Israel keluar dari tengah-tengah mereka."

Jadi Tuhan mau memberikan sepuluh tulah karena melalui sepuluh tulah ini Tuhan mau menyatakan dirinya yaitu Yahwe. Tetapi supaya Tuhan bisa memberikan 10 tulah maka Ia akan mengeraskan hati firaun. Karena baru bila dikatakan untuk membiarkan umatKu pergi dan dijawab Firaun “ya”, maka Tuhan tidak bisa mengirim tulah. Maka dikatakan, aku akan mengeraskan hati Firaun. Bukan berarti hati Firaun yang lembut dikeraskan, tapi dibiarkan kekerasannya tidak dilembutkan untuk menunjukkan siapa Dia. Dalam Keluaran hal ini bisa menjadi cerita yang menarik karena ingin menyatakan siapa Yahwe. Allah YHWH akan menunjukkan siapa dia.

Ada progres dalam sepuluh tulah. Tidak mudah bagi Firaun yang sombong untuk membiarkan orang Israel pergi untuk mengadakan perayaan bagi Tuhan. Baca Kel 7. Itu yang dikatakan Firaun setelah Musa menghadap. Awalnya ditanya siapa itu YHWH, aku tidak mengenalnya siapa itu YHWH. Firaun itu dianggap allah. Jadi Tuhan ingin mengajarkan ke Firaun dan orang mesir siapa itu YHWH. Kalau pertempuran pasti itulah pertempuran para allah. Di dalam 10 tulah terutama bukan tentang Tuhan menghukum rakyat miskin tetapi TUHAN menghukum allah-allah Mesir.
Kel. 12:12. Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN.

Sepuluh tulah adalah sebenarnya Tuhan menjatuhkan hukuman. Allah-allah yang penting Tuhan jatuhkan. Yang pertama air menjadi darah berarti Allah menghukum allah sungai Nil. Bagi orang Mesir sungai Nil adalah penting. Nanti waktu mau masuk ke tanah Kanaan yang pertama dilakukan Allah menaklukkan allah sungai Yordan dengan menyeberangkan orang Israel.  Allah sungai Yordan adalah Baal.

Progress dalam Sepuluh Tulah (Eser Ha-Makot) Kel 7-12
Tulah 1 (air dalam sungai berubah menjadi darah. Allah membunuh Hepi, allah Sungai Nil) & 2 (katak-katak keluar dari Sungai Nil. Allah mengalahkan Haket, allah katak)– para ahli Mesir dapat melakukannya juga. Sehingga dikatakan, Firaun mengeraskan hatinya.
Tulah 3 (debu tanah berubah menjadi nyamuk-nyamuk. Allah Israel mengalahkan allah tanah)– para ahli Mesir sudah tidak dapat melakukan.
Mulai tulah 4 (tulah lalat, Allah mengalahkan Hepri yaitu allah berkepala lalat), 5 (tulah Sampar yang menyebabkan ternak mesir Mati. Tulah ini adalah bentuk perlawanan terhadap Hathor, allah yang berwajah Lembu), dst – tetapi tanah Gosyen yang dihuni orang Israel tidak mendapatkan tulah.
Tulah kelima penyakit sampar ke binatang ternak (kuda, keledai, unta, lembu sapi dan kambing domba). Itu menyerahkan alat-alat yang disebut oleh pesawat lembu. Ada badan manusia kepala lembu. Bahkan israel membuat patung lembu emas yang menggambarkan patung Allah Israel.
Keluaran 32:4 Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Yang dikatakan sebagai allah yang membawa keluar. Karena lembu menggambarkan kedahsyatan. Allah lembu punya kekuatan dahsyat , namun dikalahkan. Allah mengalahkan dewa manusia.
Para ahli Mesir sudah tidak bisa melakukannya.
Tulah 6 (tulah Barah, perlawanan Tuhan terhadap Isis)– para ahli Mesir juga kena barah
Kel 9:8   Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun: "Ambillah jelaga dari dapur peleburan serangkup penuh, dan Musa harus menghamburkannya ke udara di depan mata Firaun.

Para ahli yang tadinya tulah 1-2 masih dapat lakukan, tulah 3 tidak bisa melakukan, tulah 6 mereka yang kena barah. Suatu progress.
Tulah 7 (Hujan Es, Perlawanan Tuhan terhadap Nut, allah langit) – Di antara hamba dan pejabat Firaun sudah takut kepada firman Tuhan. Ada juga yang percaya dan membawa ternaknya ke dalam rumah.
Pasal 9:20.
20  Maka siapa di antara para pegawai Firaun yang takut kepada firman TUHAN, menyuruh hamba-hambanya serta ternaknya lari ke rumah,
Firaun mengaku bersalah pada YHWH.  Keluaran 9:27.
27  Lalu Firaun menyuruh memanggil Musa dan Harun serta berkata kepada mereka: "Aku telah berdosa sekali ini, TUHAN itu yang benar, tetapi aku dan rakyatkulah yang bersalah.
Firaun sudah mengatakan aku bersalah dan untuk pertama kali ia bertanya siapa itu YHWH dan mau mengikuti perkataannya namun setelah berjanji ia mengingkari.
Tulah 8 (tulah belalang, perlawanan Allah terhadap Seth)– Firaun sudah mau melepaskan laki-laki Israel. Anak istri, ternak tidak boleh ikut.
Tulah 9 (Tulah Kegelapan matahari tidak mau bersinar, Perlawanan Allah terhadap Ra , yang merupakan allah Matahari, allah di atas segala allah Mesir). – Firaun mau melepaskan seluruh Israel tapi tanpa ternak. Musa tidak mau kalau tidak ada ternak.
Tulah 10 (kematian anak sulung Mesir) .– Firaun melepaskan Israel dengan ternak, dan meminta didoakan kepada YHWH.
Setiap rumah orang Mesir, anak sulungnya mati. Kedahsyatan tulah 10 , kita lihat pada Keluaran pasal 12.
Ayat 29-30
29   Maka pada tengah malam TUHAN membunuh tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung orang tawanan, yang ada dalam liang tutupan, beserta segala anak sulung hewan.
30  Lalu bangunlah Firaun pada malam itu, bersama semua pegawainya dan semua orang Mesir; dan kedengaranlah seruan yang hebat di Mesir, sebab tidak ada rumah yang tidak kematian.
Itu tulah yang paling dahsyat dan mengerikan.
Ayat 31-32
31  Lalu pada malam itu dipanggilnyalah Musa dan Harun, katanya: "Bangunlah, keluarlah dari tengah-tengah bangsaku, baik kamu maupun orang Israel; pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, seperti katamu itu.
32  Bawalah juga kambing dombamu dan lembu sapimu, seperti katamu itu, tetapi pergilah! Dan pohonkanlah juga berkat bagiku."
Firaun akhirnya berkata, mohonkanlah berkat bagiku.
Ini berbeda dari awalnya, Siapa YHWH, aku tidak kenal. Tuhan menunjukkan siapa diriNya melalui tulah. Setelah 40 tahun kemudian, mereka tetap ketakutan.
Allah yang tadinya tidak ada namanya (tidak dikenal), mendadak menjadi dikenal. Ada allah yang tidak bernama mendadak bisa mengalahkan allah-allah Mesir. Ini menunjukkan peperangan yang sangat dahsyat dalam kitab Keluaran.

Gods at war di Kanaan

Bukan kebetulan gebrakan pertama pada 10 tulah adalah allah sungai Nil. Setelah itu allah sungai Yordan (Baal). Penyeberangan sungai Yordan menunjukan Tuhan telah mengalahkan allah sungai Yordan. Setelah orang Israel menyeberang sungai Yordan, efeknya sangat besar.
Yos. 5:1.
Ketika semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyeberang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi orang Israel itu.

Ini bukan soal menyeberangi sungai Yordan tetapi Allah menunjukkan gebrakan dalam mengalahkan allah sungai Yordan sehingga mereka menjadi tawar hati. Seluruh kota Yerikho semuanya sudah ketakutan. Allah tahu sebelum menang perang, secara psikologi sudah menang dulu. Secara psikologi Israel sudah menang karena para lawannya (orang Kanaan) sudah tawar hatinya.

Belum lagi kita melihat bahwa Panglima Bala Tentara Tuhan menyatakan Ia yang akan berperang, Panglima Bala Tentara Tuhan menampakkan diri kepada Yosua.
Yos. 5:13-15.
13   Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?"
14  Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang." Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?"
15  Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian.

Begitu mereka menyeberangi sungai Yordan dan dekat Yeriko, panglima tentara Tuhan menyatakan diri. Saat Yosua bertanya kawan atau lawan , dijawab bukan, karena kalau kawan atau lawan berarti sejajar. Tuhan adalah sekutu. Jadi bukan kawan atau lawan. Lalu Yosua menyembah.
Peristiwa sungai Yordan dan Panglima Bala Tentara Tuhan menampakkan diri , merupakan miniatur dari penyeberangan Laut Teberau oleh Musa dan kedua peristiwa ini menyatakan bahwa Tuhan menyertai Musa.

Berkali-kali dikatakan Allah yang berperang bagi mereka dan Allah yang memukul kalah musuh,
Yos. 10:8, 11.
8  Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyerahkan mereka kepadamu. Tidak seorangpun dari mereka yang akan dapat bertahan menghadapi engkau."
11  Sedang mereka melarikan diri di depan orang Israel dan baru di lereng Bet-Horon, maka TUHAN melempari mereka dengan batu-batu besar dari langit, sampai ke Azeka, sehingga mereka mati. Yang mati kena hujan batu itu ada lebih banyak dari yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang.
Yang mati dibunuh Tuhan lebih banyak daripada yang dibunuh bangsa Israel.
Yos. 24:12.
12  Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu.

Bangsa Israel bisa menaklukkan Kanaan bukan karena pedang. Ini ingin menyatakan Allah yang bertempur bagi mereka.

bersambung ke bagian 3/4