Sunday, March 31, 2013

KebangkitanNya Membawa Pengharapan (khotbah musikal)

Ev Lisiani Helena

Pada abad 18 tentara yang dikomandoi Apollo menyerang tentara Australia. Saat itu tentara Australia merasa ketakutan. Tiba-tiba ada yang mengatakan hari ini adalah hari Paskah. Lalu mereka lari ke gereja dan mereka membunyikan lonceng dengan kencang. Lonceng ini menyatakan bahwa Allah kita bangkit mengalahkan maut. Waktu tentara Apollo mendengar suara lonceng tersebut, mereka mengira ada tentara dalam jumlah sangat besar membantu Australia, sehingga mereka pun melarikan diri dan tentara Australia menang. Paskah bukanlah sekedar kemenangan tentara Australia, namun Paskah adalah kemenangan Kristus atas maut!

Tuhan yang kita percaya adalah Tuhan yang hidup, Dia menjaga kita. Dan Tuhan kita mempunyai telinga untuk mendengarkan permohonan, punya mata untuk melihat kita, Dia tahu penderitaan, kelemahan kita dan akan menyelesaikannya untuk kita. Martin Luther pada abad ke enam belas, merasakan kemunduran gereja saat itu. Dia tidak setuju akan Paus yang membuat aturan-aturan yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab. Selama 3 tahun , ia telah berdebat dengan pembesar-pembesar dari  gereja Katolik. Ia lalu diusir dan merasa sedih. Saat ia tenggelam dalam kesedihannya, tiba-tiba ia melihat istrinya mengenakan baju kabung. Lalu ia bertanya, siapa yang meninggal dunia hari ini? Istrinya berkata,”Tuhan Yesus”. Martin Luther berkata, “Kamu pasti bergurau. Bagaimana Tuhan Yesus mati?” Istrinya membalas, “Kalau kamu tahu Tuhan Yesus tidak akan mati, mengapa kamu sedih?” Martin Luther sadar sehingga ia bangkit kembali, lalu menulis lagu “Allah Jadi Benteng Kukuh”. (Allah jadi benteng kukuh. Perlindunganku yang teguh.  Meski banyak susah sukar. Pertolongannya beri gemar. Meski musuh sigap , senjatanya lengkap. Menyusahkan kita, dengan tipu daya. Tapi Kristus slalu jaga). Martin Luther menulis 31 lagu, kita tidak tahu ke-30 lagu lainnya bagaimana. Lagu di atas sangat terkenal, karena ia menulis lagu ini setelah pergumulan hidupnya mengatasi penderitaan.

Di PPK ada sebuah lagu, Buah zaitun tak ditekan, Tak’kan jadi minyak. Bunga anggur tak diperas takkan menjadi arak. Minyak narwastu tak diolah tak berbau semerbak. O, Tuhan perlukan aku trima penderitaanMu. Stiap pukulan pasti berguna. Jika apa yang Kau ambil , dengan diri Kau ganti.
Saya ingin melihat alatar belakang lagu ini tapi menemukannya. Saya percaya, penulis lagu ini mengalami pergumulan dalam hidupnya baru bisa menuliskan lagu. Tema kita “KebangkitanNya memberi Pengharapan”. Memberi pengharapan apa? Hidup jadi berarti karena Dia hidup.  Berbeda dengan ajaran lainnya. Murid Konfusius bertanya, “Guru kalau manusia mati bagaimana?” Konfusius menjawab, “Manusia tidak tahu akan lahirnya dari mana, bagaimana bisa tahu mati?” Ada seorang penyair terkenal di Tiongkok, Li Bai, yang menulis sebuah syair, “Sinar bulan menyinari dengan terangnya membuat lantai berwarna putih dan dia mengira itu salju yang di lantai, lalu mengangkat kepalanya teringat kampung halaman. Orang tua yang akan meninggal bertanya pada istrinya, dimana kampung halamannya. Istrinya menjawab, ada di Shanghai. Kemudian suami bertanya, setelah meninggal saya akan pergi ke mana? Istrinya tidak bisa menjawab karena tidak ada yang memberitahukannya.” Sayang sekali. Banyak orang yang hidup di dalam dunia dalam keadaan yang tidak tahu apa-apa, arah mana yang akan ditempuh. Karena sebelum mengenal Tuhan Yesus, hidup tidak punya tujuan dan arti. Hidup kita harus punya tujuan. Hari ini kita punya tujuan apa? Ada yang ingin menikmati hidup dalam dunia dan membeli rumah, mobil. Apakah ini tujuan hidup di dunia?

Seorang perampok melarikan diri saat polisi datang. Kemudian ia lari ke sebuah apartemen yang pintunya tidak tertutup. Perampok ini masuk ke apartemen itu. Saat wanita yang ada di apartemen melihatnya, ia sangat takut. Perampok berkata, “Jangan berteriak dan bergerak!” Wanita ini menjadi sangat takut sekali, namun pelan-pelan ia bergeser dari tempatnya. Perampok berkata, “tidak boleh bergerak!” Ia berakat, “Saya ingin memberikan kamu sebuah buku.” Waktu perampok tidak memperhatikan, lalu ia mengeluarkan sebuah buku dan diberikan ke pada perampok. Saat sang perampok membaca bagian depannya, ia sangat tegang. Apa yang ia lihat. “Saya hidup di dunia ini untuk apa?” Setelah membaca buku karangan Rick Warren (Purpose Driven Life), ia berkata,” Buku ini adalah jawaban saya!” Kemudian perampok tersebut mau percaya Tuhan Yesus dan turun dari apartemen. Ia menyerahkan diri kepada polisi. Polisinya sampai bingung melihatnya dan menyangka ia berpura-pura. Ia berkata,”Saya rela menyerahkan diri pada kalian, karena buku Purpose Driven Life ini yang mengubah dia. Saya tidak sedang mempromosi buku ini. Agama tidak bisa menyelamatkan kita, juga agama Kristen. Hanya Tuhan Yesus yang bisa selamatkan kita. Agama di dunia mengajarkan bagaimana berbuat kebaikan. Dengan berbuat baik bisa naik ke surga. Yesus yang kita percaya , bisa menjauhkan kita dari dosa.

Banyak anak muda yang saat ini terkena narkoba. AKhir-akhir ini saya melihat berton-ton narkoba diimpor masuk ke Indonesia. Saya katakan, “Kenapakah anak-anak muda ini ? Hidup mereka habis.” Mereka memakai narkoba, karena mereka merasa hidup mereka tidak ada artinya. Dia merasa hidup di dunia sangat membosankan, karena ia belum mengenal Tuhan Yesus. Ada seorang pemuda Singapore , Simon namanya, anggota mafia. Keluar masuk penjara adalah hal yang biasa. Ia biasa menghisap narkoba. Mamanya setiap hari pergi ke penjara menjenguk anaknya. Ia menasehati anaknya untuk berubah. Banyak hamba-hamba Tuhan memberitakan Injil kepadanya. Pada waktu natal 1976, ada seorang penginjil yang pergi ke penjara memberitakan Injil. Ia juga meragukan hamba Tuhan ini. Dia berkata, “Simon saya membawa berita baik kepadamu”. Simon berpikir ,”Aapakah kau datang untuk mengurangi waktu saya dalam penjara?” Penginjil tersebut menjawab, “Saya bukan saja memberitakan kabar baik kepadamu tetapi berita kesealamatan bagimu.” Aneh ajaib. Kali ini sikapnya berbeda dengan dulu. Kemudian  Ia menundukkan kepalanya. Ia dengarkan apa yang dikatakan penginjil itu. Hatinya tergerak. Akhirnya ia mau menerima Yesus. Ia mulai suka baca Alkitab dan belajar kebenaranya. Tahun 1977, tahun perubahan hidupnya. Yang mengubah siapa lagi kalau bukan TUhan Yesus? Sekarang ia jadi penginjil Simon. Kemana-mana memberitakan firman Tuhan. Sekarang buka panti rehabilitasi di Cibubur. Kebangkitan Tuhan telah memberi hidup yang baru kepada banyak orang. Kita menunggu kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Apakah kita mau? Mari kita berdoa kepada Tuhan, “Tuhan saya bersedia menunggu kedatangan Tuhan.” Kenapa kita tidak mau menerima Dia?

Karn’na Dia hidup. ‘Ku ada hari esok, Kar’na Dia hidup ku tak takut. Dan ku tahu hari esokku, hidup penuh harapan, kar’na Dia hidup (hdup jadi berarti karna Dia hidup).


Friday, March 29, 2013

Menjadi Serupa dengan Hamba

Pdt Heri Kristiawan

Fil 2:5-8
5  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8   Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Kita sering menyatakan diri sebagai hamba Tuhan berarti kita mengakui Tuhan sebagai tuan dan kita sebagai hamba. Tapi dalam kenyataannya saat menjalankan hidup sehari-hari , kita tidak menempatkan diri sebagai seorang hamba. Kita seolah-olah sebagai tuan dan Tuhan sebagai hamba. Kita mau mengatur Tuhan untuk melakukan segala sesuatu yang kita kehendaki.

 

Pada Fil 2:7  kata hamba dalam bahasa Yunani Doulos yang punya 2 pengertian. :

1.       Pelayan. Status pelayan bukanlah status yang terhormat. Status pelayan bisa jadi terhormat saat melayani kaisar misalnya. Kata doulos dipakai untuk pelayan kaisar. Pelayan ini berbeda dengan budak pada umumnya.  Pelayan ini punya hak untuk mengatur diri (tugas)nya, masa depannya,  punya bawahan dan berhak mengatur apa yang harus dilakukannya (mengatur tugas para bawahannya).

2.       Budak (hamba). Hamba berstatus sosial paling rendah  / hina. Budak adalah orang yang hidupnya secara totalitas (sepenuhnya) menjadi milik orang lain (tuannya). Ia tidak berhak mengatur dirinya dan masa depan dirinya sendiri. Allah yang mulia  menempatkan diri pada status yang paling hina yakni budak. Dia yang Maha Mulia dan Maha Tinggi sekarang menjadi hamba (budak) yang melayani manusia berdosa. Ia yang memiliki segala sesuatu, seolah-olah Dia tidak punya hak. Ia rela menempatkan diriNya sebagai budak melayani orang berdosa supaya dibebaskan dari hukuman.


Sebagai budak ada beberapa yang perlu diperhatikan :


1.       Budak terikat dengan tuannya dengan ikatan yang begitu kuat yang tidak dapat dipisahkan kecuali dengan maut. Itu artinya seorang budak harus melayani dengan tuntas sampai ia mengakhiri hidupnya. Ia hanya melayani tuannya saja. Tuhan Yesus menuntaskan pelayananNya sampai mati di kayu salib. Banyak hal yang menyulitkan dalam hidupNya dalam melayani kehendak BapaNya. Ia tahu apa yang harus dialami. Tapi tidak sedikitpun Dia berhenti melayani manusia yang berdosa. Itulah kehendak / misi dari BapaNya yang harus diselesaikan sampai mati di kayu salib. Ia tidak pernah berhenti di tengah jalan , walau terlalu berat pelayanan ini.  Ia terikat kehendak BapaNya untuk mendatangkan keselamatan bagi manusia. Mengacu kepada pelayanan Yesus , kita bertanya sampai kapankah kita melayani Dia? Ada yang bilang, saya melayani sampai tahun ini saja ya.., tahun depan mau cuti pelayanan.  Kalau Tuhan cuti memelihara hidup kita, satu bagian tubuh kita saja, apa yang terjadi? Tuhan Yesus sudah memberi contoh sebagai hamba yang terikat tuanNya seumur hidup, taat sampai mati. Sebagai hamba, kita harus punya komitmen melayani Dia seumur hidup! Jangan merasa pelayanan kita kecil, besar, sederhana atau sepele, di mata Tuhan tidak ada pelayanan yang sepele.  Itu menjadi komitmen kita melayani Tuhan seumur hidupMu.

2.       Orang yang melayani tuannya dengan mengabaikan kepentingannya sendiri. Ia harus mengutamakan kepentingan tuannya.  Ayat 6-7 : Tuhan rela menjadi hamba ,  rela jadi manusia. Allah yang Maha Kudus menjadi manusia bukanlah sesuatu yang mudah. Seusai banjir Januari 2013 lalu menyisakan banyak lumpur. Kalau kita memakain sepatu bersih, tentu tidak nyaman kita menginjak sesuatu yang kotor. Demikian pula kalau Allah Maha Kudus harus tinggal dengan manusia berdosa. Namun Yesus, dulu dan sekarang tetap Allah sekaligus manusia yang sempurna. Itu menegaskan Allah dan sekaligus manusia 100%. Ia mengosongkan diri. Ia rela menjadi manusia yang tidak kehilangan sifat ilahinya. God’s man (manusia Allah). Dua sifat melekat pada diriNya. Dia Allah sepenuhnya dan juga manusia sepenuhnya. Ia tahu misi BapaNya mengasihi manusia berdosa agar mendatangkan keselamatan. Ia mengutamakan kepentingan BapaNya menyelamatkan manusia. Sebagai hamba, siapa yang kita utamakan dalam hidup kita? Kita dihadapkan dalam pilihan hidup, yang mana yang kita utamakan. Anak bimbingan saya bekerja di suatu perusahaan milik orang Singapore. Dia bekerja dengan prestasi yang baik. Maka pimpinannya akan memindahkannya ke Singapore dengan fasilitas yang jauh lebih baik. Ia mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan. Salah satunya pelayanan di gereja yang sangat terbatas SDM-nya.  Ia tahu dia masih dibutuhkan di situ, ia perlu membimbing agar orang lain bisa mengerjakan pelayanannya. Kalau ditinggalkan, pelayanan itu tidak bisa dikerjakan dengan baik. Ia bergumul di hadapan Tuhan. Ia butuh penghasilan besar yang membuat hidupnya nyaman, namun di sisi lain ia ingin melayani di gerejanya. Akhirnya ia mengatakan “tidak” kepada atasannya. Ketika ia mengatakan tidak, pimpinannya menghargai dia. Tuhan membuka jalan lain untuk menambah penghasilannya. Seorang temannya menawarkan dia untuk bergabung dan mebuka toko yang menjual telpon seluler dan asesorisnya di mal.  Tuhan memberkati perusahaan dan melipatkan hasilnya bersama temannya. Sewaktu kita mengutamakan Tuhan, Tuhan akan membuka jalan. Melalui firman Tuhan kita belajar mengutamakan Tuhan.

3.       Budak adalah orang yang kehendaknya terhisap oleh kehendak tuannya. Budak hanya menginginkan apa yang dikehendaki tuannya. Apa yang yang diinginkan tuannya , itu yang dilakukannya, dikerjakan dalam hidupnya. Sedari semula Kristus ditentukan sebagai korban tebusan bagi dosa manusia. Bapa yang menetapkan. Tidak ada pilihan lain selain mati di kayu salib. Ia taat sampai mati bahkan di kayu salib. Mati di kayu salib sangat hina. Mati di kayu salib adalah hukuman untuk orang jahat. Adakah cara lain yang lebih mudah? Seandainya ada cari lain yang lebih mudah  akan ditempuh. Tuhan Yesus belajar tunduk kepada kehendak BapaNya. Apa yang dikehendaki BapaNya yang dijalani. Pada Mat 26:39, saat Tuhan Yesus bergumul di taman Getsemani, Dia berdoa demikian "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Dia tunduk kepada kehendak BapaNya. Apa yang diatur, diputuskan BapaNya, itu yang Dia lakukan. Apakah kita mempersilahkan Tuhan mengatur hidup kita? Hari demi hari kita jalankan dengan tunduk kepada pengaturanNya? Seorang misionaris, Corrie ten Boom,  saat PD II dimasukkan dalam camp konsentrasi. Ia dan anggota keluarganya mengalami penyiksaan Tetapi ia tetap setia melayani Tuhan walau pun dalam kondisi yang sangat terbatas. Setelah selesai PDII, ia dibebaskan dari camp. Ia melayani Tuhan sampai tua. Di hari tuanya , ia mengalami sakit yang sangat parah. Malaikat Tuhan datang melalui mimpi kepadanya dan berpesan, “Kamu sudah setia melayani dan Tuhan sangat menghargai. Kamu sekarang boleh memilih kembali kepada Bapa hari ini, menikmati persekutuan dengan Bapak, bebas dari penderitaan. Tetapi ada pilihan kedua, yaitu hidup 5 tahun di dunia ini tetapi dengan penderitaan dan kesakitan.” Ia bertanya kepada malaikat, “Mana yang lebih memuliakan Tuhan?” Malaikat menjawab,”Yang kedua.” Corrie tahu itu harus dilakukannya supaya Bapa ditinggikan. Dia hidup 5 tahun lagi, tetap menderita dan sakit parah. Ia menjadi berkat, orang lain diteguhkan imannya, yang belum percaya menjadi percaya. Tuhan Yesus memberikan teladan sampai dengan kematianNya untuk memuliakan BapaNya. Ketika kita memperingati Jumat Agung ini, kita kembali menghayati apa yang diberikan Tuhan Yesus dengan menjadi serupa seorang hamba. Yang tidak hanya diucapkan tetapi dijalankan sampai hidupnya berakhir. Kita bangun komitmen kembali menjadi hamba dan melayani Tuhan seumur hidup kita. Dalam begitu banyak pilihan hidup , kita belajar mengutamakan Tuhan. Dalam sekian banyak keinginan kita belajar menundukkan keinginan kita pada kehendak Tuhan. Kita tunduk kepada pengaturan Tuhan sehingga mengalami anugerah demi anugerah.


Sunday, March 24, 2013

Yesus Naik Keledai Muda

Ev. Lydia Chong

Markus 11:1-11
1  Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
2  dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari.
3  Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."
4  Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya.
5  Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?"
6  Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.
7  Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.
8  Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.
9  Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,
10  diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
11  Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.

Zak 9:9
Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.

Minggu ini adalah minggu palem , minggu di mana Tuhan Yesus memasuki Yerusalem. Inilah minggu terakhir dari hari-hari kesengsaraan Tuhan Yesus menjelang kematianNya. Minggu Palem adalah minggu di mana Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem sebagai Raja. Mereka menyebarkan daun dan menghamparkan jubah di atas jalan untuk dilewati Tuhan Yesus yang mengendarai keledai muda. Seperti seorang raja yang lewat karpet merah. Inilah puncak kejayaan dari kehidupan Tuhan Yesus di dunia. Karena Dia dimuliakan dan disambut seperti raja. Dan mereka berseru : “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.”

Hosana mengandung arti Tuhan tolonglah kami (seruan minta tolong). Hosana mengandung arti lain yakni pujian kepada Tuhan. Tuhan Yesus masuk ke kota Yerusalem naik seekor keledai muda bukan naik kuda. Apa sebabnya? Karena kuda bukan bintang asli orang Israel karena kuda diambil oleh Raja Salomo dari Mesir. Bagi orang Israel , kuda dianggap sebagai binatang kafir, dan biasa dipakai dalam peperangan. Kuda melambangkan binatang yang penuh kekerasan, kebencian, pertumpahan darah. Keledai berbeda.

1.       Keledai dipilih khusus oleh Tuhan Yesus. Keledai muda yang biasanya ada bersama induknya, diambil dan dipisahkan dari induknya. Tuhan Yesus memilih dan memakainya. Keledai muda itu masih remaja, belum pengalaman, belum pernah ada yang menaikinya, masih polos. Tetapi Tuhan Yesus secara sengaja memilihnya secara khusus di antara ribuan keledai yang ada saat itu. Tidak semua keledai dipilih Tuhan Yesus menjadi alat yang menjadi bagian saat Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem. Berbeda dengan orang-orang yang berteriak “Hosana!” Beberapa hari kemudian mereka ganti berteriak,”Salibkan Dia. Salibkan Dia!” Keledai muda menemani Yesus memasuki kota Yerusalem. Keledai muda dipilih secara khusus karena mengandung arti yaitu kehormatan untuk melayani Raja segala raja. Suatu panggilan pelayanan yang mulia. Tidak semua orang dipilih, tetapi anda dan saya dipilih. Kalau hari ini, kita dipilih dalam kerajaan Tuhan untuk ikut pelayanan, ini merupakan keistimewan, kehormatan dan sesuatu yang mulia. Tidak semua orang dipilih berbagian dalam melayani Kerajaan Tuhan. Kalau dipilih, kita diberi kepercayaan dan hak istimewa. Seperti juga kalau kita dipilih jadi worship leader, singer, guru Sekolah Minggu, tim besuk, pengurus komisi atau majelis. Itu bukan karena kehebatan kita, bukan karena kita punya sesuatu istimewa, atau karena kita mempunyai syarat yang layak untuk dipakai. Tetapi kalau dipilih hari ini, itu karena kasih karuniaNya. Dari jutaan orang, kita dipilih. Ada 2 ekstrim sikap menerima panggilan ini. Ada yang sibuk dan berani menolak panggilan ini. Ada juga yang kalau tidak terpilih jadi ketua, ngambek karena merasa paling cocok. Mat 22:14 : Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." Apakah kita bersikap hormat dan bangga bisa melayani Raja diraja? Ada artikel wawancara terhadap seorang koki yang melayani di istana kerajaan. Dia merasa sangat bangga , terhormat luar biasa bisa melayani raja di istana. Bagaimana dengan kita? Apakah kita kurang menghargai panggilan Tuhan ini? Ada yang jadi worship leader , singer tanpa persiapan atau persiapan seadanya. Mau cerita untuk anak-anak sekolah minggu, baca Alkitabnya belum selesai. Banyak orang kurang menghargai panggilan Tuhan ini. Melayani dengan sembrono. Apakah sebagai guru Sekolah Minggu, kita  mengajar anak-anak SM agar mereka mengenal keselamatan? Ada aktifis yang saat mau pimpin kebaktian umum, baru datang  kurang 5 menit sebelum kebaktian. Ia berlari-lari dari mobil, bertanya tentang ayat apa yang akan dibaca dll. Jangan kita bersikap sembrono dalam melayani Raja Diraja? Ada juga orang yang marah karena tidak terpilih jadi anggota pantia di gereja padahal ia adalah anak dari pendiri gereja. Hargailah panggilan Tuhan dan jangan pelayanan dianggap sebagai hal yang biasa (rutinitas) tetapi hargai pangglan Tuhan dan lakukan sebaik-baiknya. Kurang lebih sudah 27 tahun , saya melayani sebagai penterjemah , namun setiap kali mau terjemahkan saya merasa takut sekali.  Gentar di hadapan Tuhan. Apakah saya bisa? Bagaimana sikap kita dalam melayani Tuhan?

2.       Keledai muda taat (nurut) dibawa ke sana ke mari. Keledai adalah alat transportasi yang dipakai pada saat itu. Karena keledai lembut, jarang memberontak. Selalu taat! Dia taat dibawa tuannya kemana saja. Keledai memberikan pelayanan yang memuaskan buat tuannya. Ketaatan itu adalah paling sulit, perlu pengorbanan. Untuk taat kita harus kesampingkan kehendak pribadi. Kita harus mendahulukan kepentingan Tuhan dan orang baik. Kalau kepentingan sendiri diutamakan namanya ego-sentris. Lama-lama jadi orang egois. Kadang-kadang kita lupa, kita ingin kehendak kita dituruti orang banyak. Khususnya saat rapat. Programnya ini-itu dan minta ditaati (dijalankan). Apakah itu yang memang Tuhan mau? Mungkin kehendak kita itu baik, tidak ada salahnya tetapi apakah itu memang yang Tuhan mau kita lakukan? Kehendak kita yang baik belum tentu kehendak Tuhan. Kalau kita memaksakan kehendak kita, berarti menggantikan kehendak Tuhan dengan kehendak pribadi. Lama-lama yang beribadah bukan kita. Keledai muda ini taat kepada Tuhan, ia tidak menyimpang dari kehendak Tuhan. Ia rela dikendalikan tuannya. Ia berjalan , searah dengan pimpinan tuannya. Untuk itu diperlukan kerendahan hati. Tanpa kerendahan hati, kita tidak bisa mengikuti kehendak orang lain. Keledai ini mau dikendalikan tuannya. Siapakah yang mengendalikan hidup kita? Apakah benar Tuhan yang mengendalikan atau diri sendiri? Atau hanya emosi kita saja? Mungkin di kantor , kita punya kedudukan tinggi. Mungkin dalam organisasi, anda sangat dihormati dan disanjung-sanjung. Bahkan orang tidak boleh salah menyebutkan jabatan anda. Tetapi di rumah Tuhan, kita hanya hamba. Kita hanya keledai yang menyenangkan dan melayani Tuhan kita, yang taat sepenuhnya akan pimpinanNya dan selalu harus merendahkan hati kita. Di Singapore ada gereja presbiterian yang cukup besar. Di gereja ini ada beberapa seminar besar dalam setahun dan disitu diuraikan tentang firman Tuhan. Pendetanya dengan  cara berbeda menjelaskan firman Tuhan. Beberapa teman saya pernah mengikuti dan sangat tertarik.  Seminar yang sangat besar sekali, kalau mau cari pemimpin liturgi / worship leader mudah. Cari saja yang berkarisma. Mau singer juga mudah karena banyak yang suaranya bagus. Tim musik juga, karena banyak yang berbakat main musik. Namun pekerjaannya bukan itu. Karena yang datang itu ribuan orang, dan mobil banyak yang datang, tukang parkir banyak diperlukan. Di sana banyak tenaga yang mau melayani, baik sebagai tukang parkir, cleaning servis, mencuci toilet. Yang jadi tukang parkir adalah manager dan direktur perusahaan bahkan ada yang menjadi tukang sampah. Demi pelayanan kepada Kristus mereka rela melayaninya. Di gereja kita, kalau rapat panitia natal, perlu tenaga kerja untuk dekor biasanya remaja dan pemuda. Kalau ini tidak. Semua tua-muda bergotong royong tidak melihat jabatan tetapi mereka melayani Tuhan. Di Malaysia ada gereja presbiterian yang lain kalau natal mereka paling sibuk. Suatu kali ada lampu di atas harus dinyalakan saat natal. Tidak tahu kenapa lampu itu rusak. Beberapa tukang dipanggil, dibetulkan bagaimanapun tidak bisa nyala padahal besok pagi mau dipakai. Setelah gelap, tinggal 2 orang majelis dan ada 1 orang wanita insinyur. Orangnya tidak ada dicari ke sana kemari. Mobilnya ada. Rupanya ia sedang naik ke atas membetulkan lampu. Kedua majelis itu kaget sekali. “Mam, kamu sendiri naik ke atas tidak ada orang lain membantu?”tanya majelis. “Saya lihat sudah beberapa orang tidak berhasil, terpaksa saya sendiri betulkan.” Akhirnya kedua majelis ikut naik membantunya. Bagaimana gereja kita? Pelayanan yang dilakukan menurut firman? Yang penting ketaatan kepada Tuhan dan sikap rendah hati. Yang kita layani adalah Tuhan bukan manusia Bukan untuk menyenangkan si A dan B tetapi menyenangkan hati Tuhan.

3.       Saat Tuhan Yesus naik keledai muda itu masuk ke Yerusalem, keledai itu ikut bersama Yesus disambut orang banyak. Tuhan Yesus disambut dan dimuliakan seperti raja. Bukan hanya Tuhan Yesus yang menikmati “karpet merah”, tetapi keledai itu ikut kecipratan dimuliakan bersama tuannya. Seperti Yoh 12:26, Yesus mengatakan, Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Alangkah indahnya kata-kata ini. Kalau ada orang dihormati Bapa, mungkin kata ini bila diucapkan , maka semua capai lelah kita akan hilang. Tidak ada upah yang lebih indah daripada duduk bersama Yesus dan memerintah bersamaNya dalam kemulianNya. Keledai muda ini adalah keledai biasa saja. Tidak ada keistimewaannya. Bedanya?  Yaitu siapa tuan yang dilayaninya. Tuan yang dilayaninya adalah Raja di atas segala raja. Itu yang istimewa. Siapa yang kita layani? Apakah Tuhan kita sungguh-sungguh Tuhan kita? Ataukah kita melayani diri sendiri? Apakah kita melayani tuan A, B, C? Keledai ini bernilai karena ia melayani Tuhan segala tuhan. Keledai ini berharga karena dimuliakan bersama tuannya. Apakah kita memberi pelayanan kepada Tuan kita atau untuk menyenangkan diri sendiri? Pelayanan kita bernilai emas permata atau rumput yang mudah terbakar? Ada seorang yang mau beli mobil bekas. Lalu ia pergi ke show-room mobil-mobil bekas. Setelah dilihat, ada 2 mobil yang sama tahun pembuatan. Kondisinya juga sama 90%. Sampai ke dalam-dalamnya. Hanya ia merasa aneh. Yang satu harganya lebih mahal puluhan juta. Lalu ia panggil penjualnya dan bertanya, “Merek, tahun pembuatan, kondisinya sama, kenapa harganya berbeda banyak sekali?”tanyanya. “Oh betul, ini jauh lebih mahal karena mobil ini bekas dipakai melayani kepala-kepala negara. Yang naik mobil ini adalah tamu kepala negara. Maka mobil ini menjadi istimewa dan sangat berharga. Tergantung siapa yang dilayani. Apakah kita juga menjadi berharga , bernilai karena kita melayani Tuhan segala tuhan, Raja diraja?

Sunday, March 17, 2013

Hukum yang Terutama

Pdt. Grace Lim

Ulangan 6:1-9
1  "Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya,
2  supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu.
3  Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
4   Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
6  Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
7  haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
8  Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
9  dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Markus 12:28-31
28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
29  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
31  Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Saat murid-murid ribut di kelas, guru biasanya mengancam, “Hai dengarlah..dengarlah, besok ada ujian” sambil memukul meja. Pada Ulangan 6:4, Musa juga menyampaikan firman Tuhan dimulai dengan kata,”Dengarlah” yang dalam bahasa Ibraninya “shema”. Pada kitab Ulangan, sering dikatakan Musa mengulangi hukum Taurat. Bukan sebenarnya bukan mengulangi melainkan menjelaskan kepada generasi yang baru, karena generasi sebelumnya sudah meninggal di padang belantara. Ini generasi baru yang belum mendengarkan hukum Allah sehingga Musa menjelaskan dan mengatakan “Dengarlah, hai orang Israel.” Hal ini agar orang Israel mendengarkan apa yang dikatakannya, sehingga saat masuk ke tanah perjanjian orang Israel bisa hidup sebagai umat pilihan, memfokuskan diri kepada Allah dan hidup suci. Lalu orang Yahudi menaruh nats tersebut di dahi dan di tangan kiri karena daerah kiri dekat jantung (hati). Sampai saat ini orang Israel tetap membacakan shema (Ul 6:4) ini. Mereka juga menulis shema di tiang dan gerbang pintu. Shema (berasal dari sh’ma) bukan hanya berarti dengar tetapi juga taatilah. Perintah ini bukanlah sembarangan. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Kasih bukan perkataan tetapi perbuatan. Inilah tema kitab Ulangan. Supaya mereka mendengar, mengasihi Allah dan melakukan firmanNya. 
Kalau mereka melakukan hal ini, mereka akan menerima 3 macam berkat :
1.       Tuhan memberkati anak cucu mereka.
2.       Mereka akan panjang umur
3.       Mereka akan menikmati negeri yang berlimpah susu dan madu. Waktu di Israel, saya diajak ke tempat yang luas yang ada macam-macam pohon yang ditulis di dalam Alkitab. Ada tempat penggilingan anggur dan banyak bunga bakung yang disebut Tuhan Yesus (Matius 6:28 dan Lukas 12:27). Bunga bakung berwarna merah (hanya bisa diambil 10 buah sehari) dan berbeda dengan bunga Lily yang berwarna putih. Di dalam bunga bakung ada tawon yang menghasilkan madu. Di samping itu juga banyak ternak yang menghasilkan susu yang berlimpah.

Apa yang disampaikan Musa kepada bani Israel sudah disampaikan Tuhan kepada Abraham. Kejadian 12:1-3 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;   Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.   Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Tuhan adalah sumber berkat. Dari dulu orang mencari berkat. Ada yang ke gunung atau ke orang pintar untuk mencari berkat atau usaha sendiri sekuatnya. Tetapi berkat  kita, orang percaya, dari Tuhan. Panjang umur, melihat anak cucumu dan dapat menikmati negeri yang berlimpah susu dan  madu. Itulah berkat yang diberikan Tuhan bagi yang orang yang mendengar dan melakukan firmanNya (Shema). Shema tidak mudah. Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa dan semuanya.  Mengasihi Tuhan dan mengampuni orang inilah ajaran Tuhan Yesus (Alkitab).

Seorang misionari yang diutus ke Australia, diutus khusus ke penjara menggembalakan para narapidana (napi). Ada Ada napi yang suka dan ada juga yang tidak suka dengannya. Suatu sore, sang misionari berjalan di tepi sungai di lingkungan rumah tahanan. Hamba Tuhan itu merenungkan dan menikmati suasana di sana. Tiba-tiba ada seorang napi yang terjun ke sungai. Mengira sang napi bunuh diri, sang misionari ikut terjun ke sungai untuk menyelamatkannya. Sebenarnya napi itu bukan kecemplung. Ia sengaja melakukannya. Saat sang misionaris menjangkaunya di sungai, sang napi kemudian memaksa kepala hamba Tuhan untuk terus berada di sungai supaya sang misionari mati. Untunglah hamba Tuhan ini kuat dan kemudian menyeret sang napi ke pinggir sungai. Napi itu mengira akan dimaki oleh hamba Tuhan dan dihukum seberat-beratnya. Tetapi tidak. Pendeta ini mengambil jubahnya lalu dipakaikan ke napi yang akan membunuh dia. Ia kemudian mengatakan perkataan yang sederahan, “Saudaraku, saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Sebab saya tahu Tuhan bapa di surga mengampuni engkau dan saya juga mengampuni engkau. Inilah bajumu dan berdoalah.” Napi itu mengatakan, “Saya baru tahu, hamba Tuhan yang setiap hari yang mengajar , ia juga melakukan apa yang ia katakan yaitu firman Tuhan.” Napi ini kemudian bertobat lalu menjadi orang Kristen yang berkobar-kobar dan membantu pelayanan misi dalam penjara. Kasih itu bertindak dan taat.

Kita mungkin tidak bisa  melakukan hal yang begitu besar, tetapi kita bisa melakukan hal yang kecil tapi penuh kasih. Tidak sampai 2 minggu lagi , kita akan memperingati kesengsaraan Tuhan Yesus. Hari ini pra paskah minggu kelima. Mari kita memikirkan dan belajar dari Tuhan Yesus Kristus yang mengasihi Bapa, taat melakukan firmanNya. Bagaimana Musa (Tuhan melalui Musa) mengajar mereka , umatNya, untuk mengasihi Allah. “Kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap hati, jiwa, akal budi, kekuatanmu.”(Markus 12:30). Ada 4 macam hal dalam injil Markus, namun dalam Matius hanya 3 macam yakni hati, jiwa dan akal budi (Matius 22:37). Ini merupakan kelemahan dari terjemahan dan pandangan yang berbeda orang Ibrani terhadap Yunani. Yang dimaksud di sini adalah mengasihi Tuhan Allah semuanya (total), berarti 100%. Dengan perkataan lain segenap hidupmu, emosimu, pikiranmu dan segenap tenagamu. Semuanya!

Gereja Injili biasanya kalau ibadah lihat buku. Emosinya tidak dipakai. Saya tidak menyalahkan perbedaan kebiasaan. Kalau ikut ibadah gereja pantekosta, mereka beribadah dengan emosinya dalam mengasihi Allah. Segenap tenaga / kekuatanmu, manusia itu kekuatannya bukan 1 atau 10 macam. Pada tayangan TV China ada 77 macam kekuatan atau daya. Misal : daya melihat, daya dengar, daya pikir, daya emosi, daya sabar, daya konsentrasi, daya / kekuatan fisik, kekuatan untuk mengingat dll. Semua diberi isitlah “li” – daya / kekuatan. Kita mengasihi Tuhan Allah kita, karena Dialah yang mengasihi kita. Kita hanya meresponi kasih Allah. Banyak guru Sekolah Minggu suka menceritakan kisah orang Israel dibawa keluar dari Mesir. Tetapi ada cerita orang Yahudi yang membawa anaknya keluar jalan-jalan. Di tengah jalan ketemu penjahat yang mau menangkap anaknya. Lalu ia memindahkan anaknya ke belakang tubuhnya. Kemudian ada seekor serigala datang mau menggigit anaknya sehingga bapaknya memindahkan anaknya ke depan. Selanjutnya waktu di jalan, penjahat datang dari depan dan serigala datang dari belakang. Karena ia sayang anaknya, ia peluk anaknya. Waktu matahari begitu panas, bapaknya membuka baju untuk melindungi anaknya, supaya mata anaknya teduh. Saat anaknya berkata, “Papa saya lapar”, papanya memberinya makan. Lalu sang anak berkata, “Papa saya haus” dan papanya mencari minuman dan memberikannya kepada sang anak. Itulah cerita orang Yahudi.  Saat orang Yahudi dibawa keluar dari Mesir, demikianlah Allah menuntun orang Yahudi seperti bapak yang menuntun anaknya . Orang Yahudi dituntun dan dibimbing oleh kasih Allah.

Saya sudah pensiun dan sekarang saya sering pelayanan di lansia (usia indah). Umumnya mereka senang dengan 1 ayat yakni Yes 46:3-4 "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.   Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. (Istilah “kudukung sejak dari kandungan” dalam bahasa Mandarin, digunakan istilah “orang yang kujunjung sejak keluar dari kandungan”). Dalam Alkitab, Allah selalu aktif. Allah yang bertindak, kita hanya merespon.

Ada seorang anak lelaki berumur 4 tahun yang memakai dasi menyambut PM China. Anak laki ini lucu sekali dan sangat tampan. Lalu saat PM mau pulang, ia berkata, “Engkong saya minta satu hal. Boleh tidak?“ Ia tidak minta untuk bersekolah di Beijing, jalan-jalan atau bangun rumah. Ia minta ,”Maukah  anda memeluk saya?”. Sang PM Wen Jia Bao, kemudian memeluk anak ini dan difoto. Fotonya kemudian dimuat di Koran-koran dan tersebar ke seluruh negara Tiongkok. Gambar yang indah. Kalau kita merasa kesepian dan banyak masalah tidak bisa dilakukan, mintalah “Tuhan gendong aku”. Jaman sekarang, karena kehilangan kasih banyak pembunuhan sadis di mana-mana. Dalam perang Suriah , karena hal sepele, berjuta-juta orang sengsara dan banyak anak kelaparan. Kasih kepada Tuhan sudah tidak ada. Sehingga Tuhan katakan, “Shema, kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu.” Menjelang kesengsaraan Tuhan Yesus, marilah kita mengenang dan melakukan kasih Yesus yang sungguh-sungguh kepada sesama.