Wednesday, October 24, 2012

Mengenal Diri Allah & Manusia




Ev Hendry

Hakim 6:11-18
6:11 Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian.12 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." 13 Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." 14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" 15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." 16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." 17 Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. 18 Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu." Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai engkau kembali."

Kita mau kenal Allah seperti apa, diri kita seperti apa di dalam hidup ini. Suatu kali ada seorang satria India pergi ke atas gunung. Di sana ditemukan seokor telur elang. Diambilnya telor itu, ditaruh ditempat ayam yang sedang mengeram. Setelah beberapa minggu, telor ayam dan elang menetas. Karena masih kecil, induk ayam mengajari anak ayam dan elang. Mengajari bagaimana makan, jalan dll. Suatu kali anak elang dan keluarga ayam sedang cari makan di sebuah lapangan besar. Si anak elang lihat di langi tada seekor burung elang raksasa. Ia bilang ke mama dan anak lainnya. Apa itu gagah dan anggun sekali terbang di atas langit? Lalu induk ayam bilang, itu burung elang raja angkasa. Waktu itu anak elang berteriak , mama saya mau seperti ia terbang seperti ia. Lalu induk ayam ngomong ke anak elang tersbut, anakku itu burung elang , kita ayam. Kita jangan mimpi erbang seperti ia, kita takdirnya hanya loncat di tanah, kita tidak akan bisa terbang seperti burung elang tersebut. Singkat cerita, si anak elang diajari mamanya, sampai mati ia tidak tahu bahwa ia adalah elang yang bisa terbang di langit. Kisah ini adalah legenda India. Dalam kehidupan nyata banyak contoh nyata orang yang mengalami hal yang sama dalam kehidupan.Orang yang tidak tahu siapa dirinya, orang lain. Sehingga dalam hidupnya menderita selama hidupnya. Misalnya : ada cerita anak liar. Anak ini mengalami kecelakaan atau orang tuanya buang anaknya sehingga dipelihara binatang. Anak manusia dipelihara oleh anjing, monyet dlsbnya. Anak ini, kemudian tidak mengerti manusia itu apa, dan tidak tahu lagi manusia seperti apa. Sehingga ia mau pegang sesuatu pakai mulutnya. Orang seperti ini disebut krisis identitas, tidak tahu dirinya dan orang lain. Kalau ditarik dalam kehidupan orang kristen, kita juga bisa hilang identitas diri kita. Karena kita tinggal di dalam dunia dengan orang yang sudah berdosa, pikiran, sikap dan tingkah laku kita bisa seperti orang-orang dunia. Yang akirnya membuat kita bertindak seperti anak iblis bukan anak Tuhan. Seperti kita bertindak seperti anak ayam bukan anak elang. Pagi ini kita mau belajar, mengenal diri, Allah dan sesama.

Kita tidak mau jadi orang yang hilang identitas di hdapan Allah dan dirinya sendiri. Kita lihat Gideon di Hak 6:11-18.
Di dalam kisah ini , kita melihat ada pergumulan identitas diri dari tokoh Gideon. Pergumulan identtitas kebanyakan mewakili pergumulan kita sebagai orang kristen. Pergumulan apa saja dan bagaimana mengatasinya?
1.     Gideon merasa ditinggalkan oleh Tuhan. Ayat 12 Tuhan berkata Aku menyertai engkau ya pahlawan yang gagah berani. Ayat 13 Gideon, ah Tuhan masakah Engkau menyertai kami. Kalau Engkau menyertai kami, tentulah kami tidak menderita seperti ini. Kami yakin Tuhan membuat kami seperti ini. Sepintas pada masa itu , bangsa Isreal sedang mengalami kesulitan, kalah perang dari Midian dan ditindas. Setiap kali panen, hasilnya dirampas. Setiap kali punya ternak, diambil. Mereka sangat melarat sekali. Saat itu dikatakan Gideon mengirik gandum di tempat pemerasan anggur. Itu menggambarkan Gideon sedang menderita, susah dan ketakutan terhadap orang Midian. Kalau ia kirik gandum dan ketahuan akan dirampok lagi. Singkatnya, bangsa Israel sedang sangat menderita saat itu. Karena penderitaan ini Gideon merasa Allah jauh, membuang dan tidak lagi dekat dengan dia. Gambaran Allah yang dulu baik, menyelamatkan Israel tidak ada lagi. Namun pertanyaan yang diajukan : apakah Allah meninggalkan Gideon dan bangsa Israel. Gideon menganggap Allah meninggalkan. Benarkah? Ayat 9-10. Di ayat ini kita lihat dengan jelas, yang meninggalkan bangsa Isreal siapa? Kita lihat Allah tidak meninggalkan bangsa Israel. Yang terjadi bangsa Israel yang meinggalkan Allah. Allah tetap memberkati, memimpin bangsa Israel menang lawan Midian. Masalahnya bangsa Isarel sendiri yang meinggalkan Tuhan, malah sembah berhala-hala. Karena mereka jauh dari Tuhan maka mereka perang dan kalah dari orang Midian. Sayangnya, Gideon tidak sadar, penderitaan , pergumulan disebabkan oleh mereka sendiri bukan Allah. Akhirnya , Gideon Allah yang benar dan tidak kenal Allah dan dirinya siapa. Kadang kala kita bisa jadi seperti Gideon. Kita mungkin mengeluh kepada Tuhan , jangan tinggalkan kita. Atau kita erasakan ditinggalkan keluarga, teman, orang di sekitar kita. Kita menyalahkan Tuhan, keluarga, sesama, sitausi semua disalahkan. Mungkin kita lupa seperti Gideon. Kita lupa mengenali diri sendiri. Mengenali siapa saja yang sebenarnya terlibat dalam penderitaan yang kita alami. Misalnya : orang kristen sakit parah – darah tinggi sampai 200 dsbnya. Lalu datang hamba Tuhan, majelis, pengurus , mengapa kita diksaih penyakit, begini begitu..? Siapa yang salah diri sendiri atau Tuhan? Kadang waktu ngobrol, rupanya ketahuan suka makan duren, tidak jaga badan, sehingga akhirnya sakit. Setelah sakit parah, Tuhan disalahkan. Dokter juga disalahkan kasih obat tidak mempan. Mungkin juga hamba Tuhan disalahkan doanya tiak manjur. Semua disalahkan. Padahal ia lupa, jangan2 dari dirinya sendiri sehingga ia menderita. Di dalam pergumulan identitas kita , kita lihat satu hal. Bahwa Allah akan terus menyertai kita dan baik kepada kita. Mungkin adakalanya kita merasa Dia jauh dan tidak dengarkan doa kita. Kita perlu introspeksi. Mungkin kita yang tinggalkan Tuhan dan jauh dari Dia. Kita bersyukur orang seperti itu, Tuhan berjanji, kalau kita mau berbalik, kepada Tuhan, maka Tuhan akan menerima kembali. Itu pergumulan identitas pertama.
2.     Gideon merasa dirinya rendah dan tidak berdaya. Ayat 14. Tuhan memberi tanggung jawab, tugas yang besar kepada Gideon untuk menjadi penyelamat dan pembebas dari penderitaan Israel. Tapi Gideon berkata, dengan apakah aku akan menyelamatkan Israel…. Aku paling muda di antara keluarku. Gideon bergumul dengan identitas dirinya. Kalau kita perhatikan perkataannya, semuanya benar. Memang Gideon anak bungsu dan paling kecil di keluarganya. Sukunya paling kecil di antara suku Israel. Namun ia lupa untuk menjadi hakim, penyelamat Israel buku karena diri sendiri tapi karena penyertaan Tuhan. 3 Kali Tuhan mengatakan bahwa Ia akan menyertai Gideon. Ayat 11,14 dan 16. Tuhan mengatakan, ayu kamu bisa, bukan kamu yang beperang sendiri tapi Aku menyertai kamu. Tetapi karena konsep Gideo yang salah tentang Allah maka ia selalu ragu. Karena ia merasa Allah sudah jauh dan membuang Israel sehingga tidak percaya, Aku menyertai kamu. Sehingga Gideon menolak dan ragu menerima tanggung jawab yang besar tersebut. Gideon berbeda dengan Daud. Mungkin secara fisik mereka mirip. Daud juga naka bungsu dari keluarganya. Daud juga bukan ksatria yang sering perang. Ia hanya penggembala domba bukan siapa-siapa. Beda keduanya. Waktu Goliath menantang Israel, mengajak bertarung yang menang akan mendapatkan tanah Israel. Daud tidak bilang, saya juga kecil, aku hanya penggembala domba, aku tidak pernah berperang seperti kakakku. Daud tidak mengatakan hal tersebut. Tapi saat Goliath merendahkan Israel dan dirinya, Daud tidak merasa rendah. Waktu yang lain bilang, tidak mungkin menang lawan Goliat yang telah dilatih sejak kecil. Berperang sejak masa muda, menjadi mesin tempur bangsa Filistin. Goliat tidak tahu Daud mau bertanding yang hanya bawa tongkat. Ia bawa pakaian perang lengkap beda dengan Daud. Daud sadar tentang dirinya. Ia tidakmerasa hebat untuk mau-maunya lawan Goliat? Ia sadar siapa dirinya. Saya bukan siapa-siapa seperti Gideon juga. Tapi Gideon tidak mampu melihat Allah yang menyertai tapi hanya tahu dirinya lemah. Daud tahu Allah yang menyertai , menolong, mengalahkan singa berung dan kali ini akan mengalahkan Goliat. Memang pengenalan akan Allah, ia maju melawan Goliat. Sekali lempar batu, mati Goliat. Dari 2 tokoh ini, kira-kira kita sebagai agama kristen lebih mirip Gideon atau Goliat? Jawab sendiri secara jujur. Tetapi kalau dengar, survei katanya lebih banyak mirip Gideon daripada Daud. Lebih sering anggap dirinya tidak mampun, tidak berdaya dan bisa apa-apa. Sepertinya di dahi tertempel tulisan : terlalu tua. Tidak punya apa-apa, tidak pandai dlsbnya. Jadinya seperti orang kristen meremehkan dan merendahkan diri sendiri. Yang jadi masalah, apa yang dikatakan tentang diri kita. Bukanlah apa yang sebenarnya. Kita mengatakan diri kita tidak berharga, layak untuk dapatkan dsbnya. Sebenarnya Allah bilang tentang dirinya : kita dikasihi dan selalu dapatkan tempat di hadapan Tuhan. Karena itu jangan biarkan, orang katakan kita apa, lalu kita ragukan keberadaan kita dalam dunia ini. Jangan seperti anak elang yang diajari induk ayam, tidak bisa terbang. Kita harus mendengar kata Allah, kamu bisa dan Aku menyertai kamu. Kita mungkin bukan siapa-siapa. Bukan dari keluarga yang kaya dan hebat. Kita mungkin tidak pintar dan banyak kemampuan. Tetapi yang penting sebagai orang kristen, karena Tuhan sertai kita, kita bisa hidup dengan baik. Ada kesaksian yang menarik. Tentang anak Tuhan yang mengalami pernyertaan Tuhan dalam hidupnya Bukan orang kristen hebat dan Tuhan akan dia menjadi orang hebat. Ceritanya tentang salesman kompor. Rinnai, Hook dll. 18 tahun ,salesman ini juga kompor kemana-mana setelah itu berhenti tidak ada pekerjaan lagi. Coba lamar kejra sana sini tidak dapat. Berbulan-bulan kerja tidak dapat. Di tengah rustasi ia berteriak dan berdoa kepada Allah, ia akan menerima yang terbaik sehingga ia lamar di perusahaan Jepang. Bukan sebagai salesman lagi, tetapi sebagai kepala cabang perusahaan Jepang. Karena ia ingin dukungan doa, ia telepon pendetanya. Pak Pendeta saya mau melamar kerja sebagai kepala cabang di perusahaan Jepang, tolong doakan saya. Pendeta sempat ragu, lho bukankah kamu salesman kompor. Sekolah juga hanya sampai SMA, berani sekali melamar di perusahaan jepang sebagai supervisor. Lalu pendeta berdoa. Ada kabar baik, beberapa mingu kemudian ada panggilan interview. Lalu ia sadar , jangan-jangan saya salah lamar, ngobrol di sebelahnya kerja di Nestle, perusaah besar  / penting. Yang penting bahasa Inggris dan Jepang. Ia pikir salah lamar di perusahaan ini. Sekali lagi ia telpon minta didoakan pendetanya. Doakan supaya saya dierima. Pendeta berdoa dan ia sendiri berdoa. Lalu saat ia masuk waktu interview. Tiba-tia ia rasakan seperti Tuhan berkata kepada dia. Begitu masuk ia hormat kararet. Jadi ia punya sabuk hitam Dan 2. Level tinggi di karate. Lalu masuk, orang Jepang hormat dan teriak hait. Lalu ia kaget, orang Jepang juga berdiri dan bilan haik. Lalu dipersilahkan duduk . Ia kaget waktu mau di wawancara. Tidak tanyal lulusan, kerja dengan siapa. Tetapi ditanya pada level berapa levelnya. Dibilang lin3 2.  Lalu coba rajin dulu , tetapi mereka tidak bertanding. Orang jepang dikalahkan. Kamu lamar di sini sebagai apa? Saya mau jadi kepala cabang. Langsung orang Jepang langsung keluar, lowongan untuk kepala cabang dikatakan tutup. Cieritanya lucu dll. Salesman tidak punya / bisa apa-apa tetapi bisa jadi kepala cabang. Secara manusia tidak bisa jadi kepala cabang. Kita bisa lihat orang yang kelihatan lemah dan tidak berdaya untuk memuliakan hama Tuhan. Saat ini kita merasa apa pada diri kita? Mungkin kita takut berdiri di depan kita. Mau ngomong segala macam bagaimana? Semua yang ada pada diri kita tergantung pada superisor. Kita kecil tapi Tuhan kita besar. Kita punya Allah yang luar biasa. Kita harus punya konsep seperti mengenal Allah seperti ini. Jangan terus merasa lemah dan tidak berdaya. Tetapi yaknilah bahwa Tuhan yan gmengasih kita. Setelah konsiep Allah diperbarui. Baru setelah itu dilanjutkan. Akhirnya Gideon jadi penyelamat banga Israel dan tidak lagi diburu. Kita uga menjadi orang samah. Kita percaya Allah menyertai kita.

Dari itukita perlu mengenal Allah dan diri sendiri. Kenailah adalah setiap masalah dengan baik. Kita jangan salahkan orang lain. Kalau konsep diri benar, kita bisa dipakai Tuhan dipakai jadi berkat bagi sesama, memuliakan Tuhan kita. Amin.

No comments:

Post a Comment