Sunday, February 23, 2014

Hosea 6 : Pertobatan yang Tulus




Ev Susan Kwok

Hosea 6:1-3
1 "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.
2  Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
3  Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

Pendahuluan

Inti dari Hosea pasal 1 adalah perintah Allah kadang kala tidak masuk akal, unik dan tidak sesuai jalan pikiran kita karena Allah sudah memerintahkan (nabi) Hosea untuk menikahi perempuan pelacur yang bernama Gomer. Dalam keadaan normal, tidak ada seorang ibu yang bercita-cita menikahkan anaknya dengan seorang pelacur, namun pada Hosea pasal 1,  Allah bahkan mengijinkan  nabi Hosea untuk menikahi pelacur! Yang ingin ditunjukkan di sini adalah  Gomer yang tidak setia terhadap Hosea suaminya menjadi contoh dari keberdosaan bangsa Israel khususnya dan manusia di muka bumi umumnya terhadap Allah. Tetapi sikap Hosea yang mengasihi Gomer menjadi bukti kasih Allah kepada manusia yang memberontak kepada Allah.
Hosea 2 : Allah yang kasih adalah Allah yang kudus dan tidak bermain-main dengan dosa. Sehingga banyak pernyataan yang ekstrim seperti Aku akan menyingkapkan kemaluannya, di depan mata para kekasihnya (ayat 10). UmatNya yang terus bermain dengan dosa mendatangkan murka Allah. Israel Selatan dibuang ke Babel selama 70 tahun. Israel Utara dibuang ke Asyur selama 350 tahun.  Allah yang kasih adalah Allah yang disiplin, untuk menunjukkan kasihNya yang kudus.
Hosea 3 : Allah yang menciptakan sekaligus Allah yang menebus ciptaanNya. CiptaanNya terbuang men jadi budak dosa, tetapi Allah ingin mengambil kembali umatNya sehingga ditebus. Arti nama Gomer adalah kue kismis. Pada Hosea 3:1 dikatakan “mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis" untuk menunjukkan bahwa bangsa Israel lebih suka melacurkan diri. Allah meminta Hosea untuk menebus Gomer dengan harga terendah dari seorang budak, yaitu sebesar 30 syikal perak. Gomer ditebus dengan 15 syikal perak dan 1,5 homer jelai (Hosea 3:2) yang bila diuangkan senilai 15 syikal perak (sehingga bila dijumlahkan semuanya 30 syikal perak). Hosea 3 memperlihatkan bahwa kedudukan Gomer itu sangat rendah. Seharusnya Allah tidak perlu membuang-buang waktu untuk memeliharanya karena sepertinya akan sia-sia. Tetapi Tuhan menyuruh nabi Hosea untuk menebus dan menghargai dia. Angka 30 syikal perak akan mengingatkan kita bagaimana Yudas menghianati Yesus dengan 30 uang perak. Yudas dan dunia ini menganggap Yesus dan pengorbananNya sangat rendah di mata manusia. Harga terendah dari seorang yang rendah adalah senilai 30 keping uang perak. Itulah pengkhianatan manusia terhadap Allah. Tetapi Yesus telah membayar , melunasi dan menghargai kita dengan biji mataNya padahal kita tidak layak. Bahkan sebagai budak pun kita juga tidak layak dibayar dengan darah, nyawa dan diriNya sendiri. Perbandingan yang luar biasa. Israel dan manusia menghargai Allah dengan harga terendah tetapi Allah menghargai umat ciptaanNya itu dengan harga yang tertinggi.  Jikalau Allah menghargai bangsa Israel dan kita dengan harga tertinggi , apa respon kita terhadap kasih yang luar biasa tersebut? Kita acuh dan tetap main-main dengan dosa dan tidak mau bertobat dengan sungguh-sungguh atau sebaliknya?

Pertobatan yang Tulus

Hosea 6:1-3 merupakan respon yang Tuhan rindukan dari setiap manusia yang Dia kasihi. Ini bukan respon langsung dari bangsa Israel. Hosea 5:15 mengatakan “Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan Aku” Mari berbalik kepadaNya! Itulah kerinduan Allah. Allah rindu dan Dia sudah mendisiplinkan, menghukum umatNya sehingga mereka tahu mereka bersalah. Allah menghukum bukan karena Dia membenci umatNya tapi Dia tidak mau mereka hidup seterusnya dalam dosa. Allah rindu umatNya mengaku bersalah dan dalam kesesakannya merindukan Allah. Karena hanya orang yang merindukan Allah yang akan mengeluarkan kalimat pada Hosea 6:1-3. Tuhan menginginkan umatNya berbalik (return) kepada Dia. Berbalik bukan berarti kita kembali ke posisi awal di mana kita berdosa, tetapi Allah menginginkan kita kembali ke titik di mana kita menyesali apa yang sudah kita buat. Allah ingin kita berbalik dari kejahatan yang kita sudah lakukan dengan penyesalan yang dalam.  Teolog Matthew Henry  (1662 –1714) mengatakan, “Akibat dosa yang paling fatal adalah manusia tidak menyadari dirinya berbuat dosa ketika dia sedang berbuat dosa. Dia berbuat dosa namun enak-enak saja dan tidak merasa salah (melakukan dosa yang tidak menyenangkan hati Allah dalam berbagai bentuk dan tidak merasa bersalah). Dosa membuat manusia tidak mengakui dosanya dan menjadi tidak peka bahwa dia sedang berbuat dosa! Manusia yang tahu Allah yang mengasihi dan meresponi penghargaan Allah kepadaNya akan menyesali dan berbalik kepada Allah.

Pada Yoel 2:12 dikatakan "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." “Berbaliklah kepadaku dengan berpuasa” merupakan ungkapan penyesalan. Pertanyaannya : ketika TUhan meminta kita berbalik, apakah kita pernah menangisi dosa-dosa yang pernah kita lakukan dan sungguh menyesal untuk apa yang telah dilakukan? Sedangkan kata “mengaduh” di Perjanjian Lama berarti menganggap dirinya orang yang paling malang karena tidak bisa ditolong lagi. Kejatuhannya ke dalam dosa merupakan kejatuhan yang paling dalam dan tidak ada seorang pun bisa menolong sehingga ia siap mati (bukan sekedar mengaduh sakit). Tidak ada yang bisa menolong kecuali Tuhan. Itu penyesalan atas apa yang telah dilakukan. Allah ingin bangsa Israel menyesali akan apa yang telah dilakukan.

Mengenal Allah

Hosea 6:3 “Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." Kata “mengenal” dan “berusaha sungguh-sungguh mengenal” sepertinya hanyalah permainan kata. Tapi ada makna yang sedang diungkapkan tentang kedua kata (frasa) tersebut. Kata “mengenal” dalam Kitab Kejadian dipakai saat Adam dan Hawa menyadari keduanya telanjang tetapi mereka tidak merasa malu. Yada. Artinya Adam dan Hawa sangat mengenal satu dengan lain dengan intim dan dekat. Tidak ada bagian yang mereka tidak mengenal dan tidak ada rahasia di antara mereka. Artinya Tuhan ingin kita mengenal Dia, sampai hubungan kita dengan Dia sangat intim dan dekat sampai tidak ada sesuatu yang tidak kita kenal. Hal ini sebenarnya mustahil. Kita manusia yang berdosa dan kotor (najis) sehingga tidak mungkin mengenal Allah yang kudus. Hanya satu caranya agar manusia mengenal Allah yaitu dengan cara Allah mengenalkan diriNya kepada manusia, membuka diriNya kepada manusia, di situ baru manusia bisa mengenal Allah. Ini doktrin yang harus dipegang jemaat Tuhan. Tidak ada seorang yang bisa mengenal dan mencari Allah jika Allah tidak membuka diriNya karena ada jurang yang tak terseberangi antara Allah dengan CiptaanNya kecuali Allah yang membuka diriNya dan memperkenalkan diriNya dalam ciptaanNya. Allah membuka diriNya melalui wahyu umum dan melalui wahyu khusus yaitu melalui anakNya Yesus Kristus. Tanpa baca Alkitab kita tidak bisa mengenal Allah. Wahyu umum tidak cukup untuk menceritakan siapa Yesus Kristus dan bagaimana keselamatan dapat dimiliki. Jadi kalau jemaat Tuhan malas membaca dan menggali Alkitab maka tidak mungkin Dia bisa seperti kata “”marilah kita mengenal Allah”. Sehingga kita harus mengenal Allah, tidak ada cara lain.

                Sedangkan “berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan” sebenarnya merupakan reaksi dari yang pertama (Allah sudah meperkenalkan diriNya dan kemudian kesungguhan itu menjadi hal yang konkrit dalam hidup kita). Kita perlu mengenal artinya memberlakukan firman Tuhan dalam hidup sehari-hari, bukan hanya dibaca dan digali tetapi juga dilakukan (dikonkritkan) dalam hidup sehari-hari . Itu sebabnya saat membaca teguran Allah ke Israel , Dia mengatakan, “Tolonglah kamu itu jangan hanya sibuk dengan ibadah, perayaan dan hukum-hukum yang secara seremonial dilakukan dengan baik, tetapi kenyataan sehari-harinya bagaimana?” Allah ingin keduanya terjadi. Ketika kita berusaha mengenal sungguh Tuhan berarti kita ingin melakukan sungguh-sungguh  dalam hidup kita. Saat di keluraga bagaimana Firman Tuhan terealisasi antara orang tua dengan anak, antara orang tua dengan kakek-neke, antara kakek dengan cucu dan lain-lain. Keluarga kita yang paling tahu sikap kita.  Teman saya kesulitan mencari pembantu. Pembantunya tidak pernah betah lebih dari 100 hari. Ia hanya mengatakan susah mencari mba (pembantu). Apakah karena  banyak yang mau menjadi TKI? Lalu saya coba menggalinya. Terlepas dari kita sudah berbuat baik kepadanya, tetapi kalau pembantu tidak betah karena kita, maka hal ini perlu dikoreksi. Rupanya pembantunya kalau mau makan malam, dia harus menunggu semua nya pulang. Setelah tuan rumah makan, baru dia makan. Padahal tuan rumah pulangnya  malam (pk 21- 22). Setelah bekerja seharian, pembantu perlu mengembalikan staminanya dengan makanan yang sehat dan tidak terlambat makan. Kalau makannya baru pk 21-22 siapa yang kuat? Untuk mengatasinya, biarkan pembantu makan duluan dan itu tidak merendahkan kita selaku tuan rumah. Makanannya dipisahkan, maka saat lapar dia langsung bisa makan. Di samping itu sang pembantu kesepian walau sudah ada TV sendiri. Hanya sang pembantu dibatasi waktu nontonya. Ternyata program TV saat datang waktunya nonton , yang ada hanya acara berita atau sepakbola (di luar waktu yang ditentukan , sang pembantu tidak boleh menonton dan setelah selesai bekerja juga tidak boleh menonton TV). Hal ini dirasakan sebagai siksaan bagi sang pembantu sehingga tidak ada yang betah kerja sampai lebih dari 100 hari. Untuk itu solusinya sang pembantu diberi sasaran, dia boleh menonton TV sesuai dengan kebutuhannya yang penting pekerjaannya selesai. Hal ini tergantung juga dari mentalnya. Saya dapat seorang pembantu yang hanya bekerja 1 bulan gara-gara kesepian walau ada TV (tidak ada teman) dan  pekerjaannya kurang banyak. Ternyata sebelumnya, dia kerja di warteg selama puluhan tahun (umur 16-50 tahun) dan tidak menikah. Tiap hari ia naik sepeda untuk belanja sayur. Setelah itu  pulangnya nguleg dll. Dengan banyaknya pekerjaan di warteg dia merasa sehat. Dengan bekerja di rumah saya, tidak ada anak, saya pergi ke luar kota, lalu orang tua saya  diajak anaknya yang lain ke Bekasi, sehingga ia merasa kesepian. Akhirnya saya bawa lagi ke majikan lama dan dia senang karena bisa  naik sepeda kemana-mana (tidak mau naik  angkot).

                Ketika kita mau berusaha sungguh-sungguh mengenal Allah dalam hidup kita , maka akan nyata dalam kegiatan kita sehari-hari. Dalam saluran TV Life ada acara rohani yang menyampaikan bahwa  ketika Rasul Paulus berkata kepada Timotius, “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu (1Tim 4:12)”. Kalau menjadi teladan bagi orang percaya akan lebih mudah, tetapi bagi orang yang belum mengenal Tuhan , berarti kita harus jadi lebih baik dan menyenangkan , itu jauh lebih susah. Di tengah orang yang merokok, kalau kita merokok, itu jauh lebih gampang. Di lingkungan orang yang hidupnya tidak terpuji, untuk menjadi teladan akan sulit, tetapi firman Tuhan harus dilaksanakan. Ada juga hobi dan kebiasaan yang cenderung merusak hubungan kita dengan Allah dan sesama. Ibadah pada hari minggu adalah salah satu tolok untuk mengukur apakah kita sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan. Karena bukan hamba Tuhan yang memanggil ke gereja tapi Tuhan karena Dia memanggil kita untuk melakukannya. Mari kita setia dalam melakukan ibadah kita.

Siapakah Allah menurut Kitab Hosea ?

Untuk menutup pembahasan kitab Hosea yang terdiri dari 14 pasal , mari kita pikirkan siapa Allah menurut kitab Hosea?

1.     Allah yang menerkam tetapi yang akan menyembuhkan (Hosea 6:1). Allah yang menghukum tetapi juga Allah yang membalut luka-luka kita.
2.     Allah tidak selamanya murka (kemudian Dia akan membebaskan). Ini tidak bicara tentang kematian dan kebangkitan Kristus (Hosea 6:2). 2 hari menunjukkan waktu yang sifatnya sementara.
3.     Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi  (Hosea 6:3). Sepasti itulah Allah. Dialah Allah yang luar biasa.

Pada Hosea 14:9 dikatakan “Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ”. Pada Mat 7:24-27 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.  Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."






Sunday, February 16, 2014

Hosea 3









Ev. Lisiani Helena (Helen Sung)

Hosea 3
1  Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."
2  Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.
3  Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau."
4  Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim.
5  Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.

Dalam kitab Hosea pasal 1, Tuhan menyuruh Hosea mengawini perempuan sundal. Saat mendengarnya, kita merasa terkejut. Apalagi saat masuk ke pasal 3, Tuhan sekali lagi menyuruhnya mencintai perempuan sundal. Terkadang kita heran dengan perintah Tuhan. Tuhan dalam dunia ini, mau memilih satu bangsa (Israel) menjadi anak-anak Tuhan. Tuhan memiliki satu negara yang menyembah Tuhan. Tuhan memulainya dari Abraham. Tuhan memanggil Abraham, “Tinggalkan bangsamu”. Karena tempat di mana Abraham tinggal adalah tempat penyembahan berhala. Tuhan memanggil Abraham meninggalkan tempat penyembahan berhala ke tempat yang diperintahkan. Tujuannya agar Israel mengenal Tuhan. Tapi bangsa Israel tidak menghargai Wahyu Tuhan. Mereka meninggalkan Tuhan dan beribadah pada ilah lain, sehingga Tuhan menghajar mereka. Mereka ditawan di Babel selama 70 tahun. Babel adalah negera penyembah berhala. Karena bangsa Israel menyembah berhala maka mereka dibawa ke negara penyembah berhala. Tuhan mengijinkan bangsa lain merusak kota suci sehingga kerajaan Israel hancur berantakan. Banyak orang Israel ditawan. Tetapi rencana Allah untuk menyelamatkan manusia tidak akan gagal. Melalui AnakNya terkasih yang diutus untuk menyelesaikan dosa manusia. Melalui gereja untuk menggenapi pekerjaan yang tidak dapat dilakukan bangsa Isarel. Membawa seluruh bangsa Israel kembali kepada Tuhan. Hosea adalah nabi yang mewakili Tuhan. Perempuan sundal (Gomer) melambangkan orang Israel. Orang Israel tidak mengenal dan menyembah Tuhan yang benar. Mereka disebut sebagai perempuan sundal karena mereka tidak setia kepada Tuhan. Kalau kita percaya Tuhan Yesus, lalu beberapa lama kemudian kita mencurigai Tuhan dan menganggap Tuhan Yesus tidak lagi manjur sehingga pergi ke kelenteng dan menyembah. Inilah yang disebut sebagai perempuan sundal. Kalau kita tidak setia kita disebut sebagai perempuan sundal. Orang Isarel melawan dan menyimpang dari Tuhan. Mereka suka menyembah berhala tetapi Tuhan tetap mengasihi mereka.

Neh 9:16-17
16  Tetapi mereka, nenek moyang kami itu, bertindak angkuh dan bersitegang leher dan tidak patuh kepada perintah-perintah-Mu.
17  Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka.

Orang-orang Israel benar-benar orang yang bersitegang leher sampai saat ini. Yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak sampai 1.000 orang. Bahkan orang Arab yang percaya Tuhan Yesus lebih banyak dari mereka. Ada teman-teman yang pergi ke Israel. Orang Israel mentertawakan mereka dan mengatakan,”Kapan kau jadi saudaraku. Tuhan Yesus barulah saudaraku.” Mereka mentertawakan orang Kristen. “Mengapa mau percaya Yesus. Yesus hanya manusia saja.” Ini kurang ajar. Mereka tidak mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita. Orang Israel benar-benar sangat sombong dank eras kepala, tetapi Tuhan tetap mengasihi mereka. Dalam
Perjanjian Lama, Tuhan membawa orang Isarel meninggalkan tanah Mesir dan membawa mereka ke tanah Kanaan , tanah perjanjian yang indah sekali, banyak susu dan madu. Dalam perjalanan itu, mereka terus bersungut dan marah kepada Tuhan. Ketika mereka tidak air untuk minum, mereka menyalahkan Tuhan mengapa membawa mereka ke gurun pasir padahal tidak ada air di sini. Saat tidak ada makanan, mereka bersungut dan berkata,”Di sini bisa mati kelaparan”. Mereka tidak mengetahui Tuhan begitu mengasihi mereka dan membawa mereka ke tempat terindah yaitu tanah Kanaan.
Pada ayat 4 dikatakan Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim. Bila tidak ada raja dan pemimpin, maka negara akan kacau balau. Waktu itu Negara Israel juga demikian. 400 tahun mereka dalam kegelapan. Yaitu setelah zaman Maleakhi sampai Perjanjian Baru, Tuhan tidak lagi berbicara kepada mereka. Tuhan tidak memberi wahyu kepada mereka. Tetapi Tuhan tidak meninggalkan mereka (Tuhan tetap mengasihi mereka). Setelah 400 tahun, Tuhan mengutus AnakNya Tuhan Yesus untuk menyelamatkan kita.

Kasih Tuhan, Kasih yang Bagaimana?

1.     Kasih yang tidak berubah. Dengan menjadi orang percaya, Kasih Tuhan telah menyelamatkan kita. Sekarang ini kita telah menjadi anak-anak Tuhan. Ketika belum lama menerima dan percaya Tuhan, kita melihat segalanya serba lancar. Ketika kita berdoa, Tuhan mendengarnya. Saat sakit , kita berdoa dan Tuhan “langsung” menyembuhkan kita. Seakan-akan ada persepsi bahwa dengan percaya kepada Tuhan Yesus, maka berkat Tuhan begitu banyak. Tetapi setelah bertahun-tahun kemudian, sepertinya kondisinya sudah berubah. Seakan-akan Tuhan tidak seperti dahulu. Dahulu kala ketika saya mau sesuatu, saya sampaikan ke Tuhan melalui doa dan Tuhan pun memberikannya. Tetapi sekarang sudah lain . Bangsa Israel juga demikian. Ada yang baru percaya Tuhan selama setahun, namun usahanya semakin lama semakin tidak baik. Kita terkadang mendengar ada orang yang mengatakan, “Dulu waktu saya belum percaya, bisnis saya maju. Namun setelah percaya, mengapa bisnis saya jadi melorot?” Kalau bisnis surut apakah kita menyalahkan Tuhan? Apakah kita pernah demikian? Hidup di dunia ini banyak permasalahan. Baik yang tidak percaya maupun yang percaya kepada Tuhan Yesus menghadapi banyak permasalahan. Lalu mengapa kita harus percaya kepada Tuhan Yesus? Kalau kita beranggapan bahwa Tuhan hanyalah Tuhan yang memberi berkat, kita sudah salah total. Bedanya dahulu kita menyembah berhala, sekarang percaya Tuhan Yesus. Sehingga sepertinya tidak ada perubahan setelah percaya Tuhan Yesus. Kita harus kembali merenungkan waktu lalu saat kita menerima Tuhan Yesus. Sampai hari ini, mungkin di tengah kita ada yang sudah percaya Yesus selama 10-20 tahun dan dalam perjalanan hidupnya menemui hal yang sulit. Setelah punya Tuhan Yesus, ada  perbedaan. Kita mempunyai tempat bersandar dan penghiburan. Kasih Tuhan tidak berubah. Sejak umur 9 tahun saya sudah percaya Yesus. Kasih Tuhan menyelamatkan saya. Sampai berusia 71 tahun hari ini, Tuhan tetap memelihara saya. Seperti yang Pdt. Kwok sampaikan bahwa, saya harus melayani Tuhan sampai dipanggilNya.  Bila hal itu terjadi, hal itu menjadi berkat dan kebahagiaan yang luar bisa. Saya  tidak tahu hari esok, apakah saya masih mampu melayani Tuhan lagi. Karena Tuhan telah memilih saya maka saya melayani Dia. Kasih Tuhan tidak berubah juga baik untuk saya maupun untuk  kamu.

2.     Kasih Tuhan adalah tanpa syarat. Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel ? Mengapa tidak bangsa Tiongkok? Atau Bangsa Indonesia? Tidak tahu. Ini adalah kasih Tuhan. Dari begitu banyak orang mengapa Tuhan memilih kita? Mengapa hari ini kita bisa menjadi anak-anak Tuhan? Tidak tahu. Itu adalah kasih Tuhan. Kita yang percaya kepada Tuhan berbahagialah! Kasih Tuhan tanpa syarat. Tuhan tidak melihat saya pintar. Bukan karena melihat engkau sangat bertalenta dan sangat kaya, maka Tuhan memilih kita. Tuhan tidak membedakan warna kulit. Apapun warna kulit seseorang, Tuhan mengasihi dia. Tuhan menginginkan orang-orang di dunia bertobat . sebab kasih Tuhan tidak bersyarat. Begitu harum, sempurna dan tidak ada cacat. Dia tidak akan menyisakan sedikitpun untuk Dia namun Dia berikan semuanya ke kita. Tuhan tidak hitung-hitungan. Dia tidak menggunakan rumus matematika (kurang, tambah, bagi, kali) untuk menghitung kasihNya. Kasih Tuhan tanpa syarat. Kasih itu tetap diberikanNya. Dari kedua orang tua kita, kita sudah belajar bahwa  kasih mereka adalah kasih yang memberi. Apakah orang tua mengharapkan balasan dari anak-anaknya? Tidak. Orang tua hanya tahu mengasihi dan memberikan kepada anak. Kasih yang tanpa syarat. Kasih yang tidak mengharapkan balasan. Walaupun kita tidak mengasihi Tuhan, Dia tetap mengasihi kita.

3.     Kasih Tuhan adalah kekal. Kasih Tuhan tidak setengah-setengah. Kasih Tuhan tidak pernah membuang dan meninggalkan kita, asalkan kita ingin kembali kepada Tuhan. Tangan Tuhan selalu terbuka bagi kita, asal kita mau kembali kepadaNya. Suatu hari, bangsa Israel akan diselamatkan padahal kita lihat banyak orang Israel yang tidak mau percaya kepada Yesus. Namun ini adalah firman dan perkataan Tuhan. Iya adalah iya dan akan digenapi. Dengan cara bagaimana orang Israel akan diselamatkan? Kita tidak tahu. Maka hari ini seluruh bangsa di dunia melihat bangsa Israel. Israel terus berubah. Kita tahu Tuhan Yesus segera datang. Ketika bangsa Israel percaya, maka kedatangan Tuhan sudah dekat. Ini adalah hikmat Tuhan. Keselamatan orang Yahudi disampaikan kepada orang-orang non Yahudi (dianggap kafir oleh orang Yahudi). Maka dari bangsa “kafir” kembali dikabarkan keselamatan ke bangsa Israel. Di sini kita melihat kasih Tuhan begitu teguh kepada orang Israel.  Pada Nehemia 1:8-9 dikatakan “Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa. Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-Ku serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana”. Orang Isarel tercerai berai dan pada tahun 1948 mereka meredeka dan mendirikan Negara Israel. Ini hal yang tidak pernah terpikirkan manusia. Hikmat dan janji Tuhan akan digenapi kepada mereka. Jika demikian, bila suatu hari kita akan meninggalkan Tuhan, maka suatu hari Tuhan akan “menangkap” kembali. Tuhan mengasihi kita terus. Ketika Tuhan mengasihi kita, apakah kita mengasihi Tuhan?

Hosea 3








Pdt Hery Kwok

Hosea 3
1  Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."
2  Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.
3  Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau."
4  Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim.
5  Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.

Pendahuluan

                Sewaktu mempersiapkan khotbah dengan tema Hosea 3 , saya membaca buku tentang keluarga karangan Dr. Gary & Barb Rosberg.  Keduanya adalah penulis buku , pembawa acara radio dan pembicara tentang pernikahan untuk memperlengkapi para pasangan agar memiliki pernikahan yang terus bertumbuh sampai selamanya dan mendedikasikan diri mereka untuk menolong  pernikahan Kristen yang sedang mengalami kehancuran. Mereka menulis buku yang berjudul  The 5 Love Needs of Men and Women yakni 5 Kebutuhan Wanita yang perlu dipahami oleh setiap pria dan 5 Kebutuhan Pria yang perlu dipahami oleh setiap wanita. Buku ini diawali dengan sebuah kisah nyata sebagai berikut :

Phil menelpon kantor konseling saya (Gary) dan bertanya apakah dia dan istrinya dapat membuat janji. Saya melihat agenda saya yang teramat padat dan menjawab, “Waktu saya sangat ketat dan baru bisa membuat janji beberapa minggu lagi.”
“Tidak bisa menunggu beberapa minggu lagi”, katanya. “Harus hari ini” Kemudian dia melanjutkan, “Saya tidak akan meminta kalau masalahnya tidak mendesak”.
Saya tidak begitu mengenal Phil, namun saya mengenali rasa panik saat ia menelpon. Saya pun berkata,“Jika kamu memang sangat perlu untuk datang, kamu dapat singgah pk 5 sore ini”.
“Kami akan datang” katanya.
Sepanjang hari itu saya terus memikirkan telpon Phil tersebut dan mendoakan Phil dan istrinya. Nada suaranya yang sangat mendesak merupakan lampu merah yakni tanda peringatan  bahwa kami akan menghadapi sebuah pertempuran. Pertempuran bagi kehidupan keluarganya.
Beberapa jam kemudian, kekhawatiran terburuk saya menjadi kenyataan saat saya menyalami Phil dan Susan, istrinya, di ruang tunggu kantor saya. Susan menangis dan matanya menatap lantai. Phil seperti seorang pria yang baru saja mengalami mimpi terburuknya.
Setelah mereka berada di kantor saya, saya bertanya apa yang mereka perlu sampaikan.
“Saya ingin membawa anak-anak ke taman siang ini” kata Phil. “Saat ingin berangkat, saya bermaksud mengganti popok bayi Annie.  Karena tidak menemukan lap, saya meminta salah satu anak yang lebih tua untuk menjaga Annie saat saya mencari lap tersebut. Kemudian saya teringat, Susan pernah membawa sekotak lap di tas pantainya yang disimpan di kamar lemari pakaian anak perempuan kami. Saat  mencari di tas tersebut, saya menemukan sebuah surat cinta untuk Susan. Masalahnya……. Surat itu bukan dari saya! “
Phil melirik ke arah Susan lalu kembali berpaling ke saya.
“Surat itu dari pria lain. Dia menuangkan cintanya kepada istri saya. Dia menulis tentang saat-saat kebersamaan mereka. Sampai di sana saya mulai melihat seluruh hidup saya terkoyak. Saya tidak percaya! Dia bercerita tentang parfum yang dipakai istri saya…. Tentang pakaian istri saya yang menjadi kesukaannya. Pakaian yang saya beli untuk Susan. Dia bercerita tentang kenang-kenangan di hotel-hotel dan makan siang-makan siang rahasianya. Saya tidak dapat mempercayainya! Inilah istri saya. Ibu anak-anak saya yang sedang ia bicarakan. Namun saya pikir yang membuat saya lebih terperosok adalah bahwa mereka pernah melakukannya di kamar tidur kami.  Selama ini saya tugas ke luar kota untuk mencari nafkah untuknya dan anak-anak kami dan dia melakukannya di kamar kami dengan pria itu! Yang bisa saya lakukan hanyalah menatap surat itu.”
“Apa yang kau lakukan selanjutnya?” tanya saya kepada Phil.
“Saya terduduk di lantai dalam ruang pakaian itu dan tidak henti-hentinya membaca surat itu. Saya tidak bisa menghentikannya.” Katanya. “Saya tahu kalau saya melangkah ke luar kamar lemari pakaian, saya akan menghadapi rasa sakit yang lebih dari yang dapat saya bayangkan. Saya tahu hidup saya tidak pernah sama lagi. Saya mendengar anak-anak berlarian di dalam rumah, tidak menyadari bahwa dunia mereka akan berubah. Akhirnya saya mengumpulkan segenap tenaga untuk berdiri. Saya mendengar Susan sedang menelpon di kamar tidur kami dan saya pun melangkah menyusuri gang rumah kami menuju ke tempat Susan berada. Saat melakukannya, saya melewati foto-foto keluarga yang menggambarkan berbagai peristiwa . Foto-foto liburan. Foto saat sedang menyusuri sungai dengan rakit, reuni keluarga…. Langkah itu merupakan langkah terpanjang dalam hidup saya. Saat masuk ke dalam kamar, punggung Susan membelakangi saya. Kemudian ia menutup telepon dan berpaling kepada saya. Saat dia melakukannya, saya menatap matanya dan semua hal yang dapat saya katakan hanyalah 3 kata, ‘Susan, saya tahu.’ Bersama dengan kata itu, dia terjatuh ke ranjang dan mulai terisak. Kemudian saya tahu secara pasti bahwa itu bukanlah sekedar mimpi buruk , tapi hal itu benar-benar terjadi. Istri saya punya affair . Rasa sakit melingkupi seluruh tubuh saya dan mengiris jiwa saya yang terdalam. Kemudian kami berdua jadi berantakan.”
“Oh Tuhan. Jangan ada keluarga lainnya….” Tanpa sadar saya berdoa. “Jangan pasangan ini…  anak-anak kecil mereka. Bapa, berikan saya kata-kata. Berikan saya hikmat.”
“Apa yang terjadi dengan kami, Gary?” air mata membayang di mata Phil saat dia memandang saya.
“Kami memulai pernikahan kami dengan luapan cinta kasih di antara kami dengan harapan luar biasa untuk kehidupan masa depan bersama-sama. Kami yakin memiliki pernikahan berpusatkan Kristus yang teguh. Tapi apa yang terjadi?”

Dr. Gary memperhatikan kejadian yang menimpa Phil dengan lukanya yang dalam karena disakiti luar biasa. Ams 6:34 mengatakan .”Karena cemburu adalah geram seorang laki-laki, ia tidak kenal belas kasihan pada hari pembalasan dendam”; Laki-laki yang disakiti hatinya  seperti beruang yang sedang marah. Saat marah, beruang bisa mencabik dan menjadi buas sekali. Itulah yang coba dipahami Dr. Gary saat hati nurani Phil disakiti istrinya. Di salah satu blog yang membahas tentang “hati yang disakiti” ada yang menulis, “kalau dikhianati istri saya, saya bisa menangis 4 hari 4 malam”, ada juga yang menulis, “Saya bisa tidak makan 4 hari”. Tetapi semuanya menggambarkan, seandainya mengalaminya belum tentu kita melakukan hal itu karena ini berkaitan dengan  perasaan orang yang dikhianati.

Cinta Allah : Cinta yang “Kendatipun”

Hosea 3 terdiri dari 5 ayat yang menggambarkan kasih setia Allah yang tidak berwujud dan berpangkal yang diwujudkan pada kasih kepada Gomer. Pada Hosea 1, perintah Allah kepada nabi Hosea "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal” (Hosea 1:2)  sepertinya tidak masuk ke dalam pikiran. Bagaimana seorang nabi menikah seorang sundal? Tetapi hal ini menunjukkan betapa ekstrim dosa orang Israel sehingga Allah memberi contoh yang ekstrim untuk memberi pelajaran kepada orang Israel. Sedangkan Hosea pasal 2 berisi kemarahan hati Allah, karena orang Israel sangat jahat sekali. Ia pantas marah. Walau orang berpikir kenapa Allah marah, karena seringkali dalam persepsi orang, Allah tidak boleh marah. Itu membuat orang Kristen “lembek”. Yang tidak boleh adalah pemarah. Waktu perlu marah, maka marahlah. Saya kemarin diundang di GKR Gedong untuk menjadi narasumber. Dalam pengantar MC nya berkata, “Kasih itu sabar, tidak boleh marah” sehingga orang Kristen punya image seperti itu. Padahal jelas sekali bagaimana Allah marah. Karena itu sesungguhnya  lahir dari kasih setiaNya yang hebat. Pada Hosea 3:1 dikatakan Pergilah lagi.  Ini indikasi kemungkinan besar Gomer sering berbagi cinta dengan laki-laki lain sebagai seorang pelacur. Sehingga waktu dikatakan pergilah lagi, di sinilah sesungguhnya Allah sedang memberi penegasan ke Israel bahwa engkaulah perempuan sundal (Gomer)  itu. Dan Aku mencoba kembali mencintaimu.

Kemarin di acara pasutri dengan topik “Ada Apa dengan Cinta” yang dibawakan oleh Pdt Sugiharto disampaikan bahwa  ada 3 karakter cinta yaitu :
1.     Cinta yang “karena”. Saya cinta karena kamu ganteng atau cantik. Faktornya “karena”. Kalau faktor “karena” tidak ada lagi, maka cinta bisa runtuh. Pada saat mengucapkan janji nikah, dikatakan akan mencintai sehidup semati dan dalam susah-senang. Kenyataannya  waktu hidup bersama dan istri menjadi gemuk, maka cintanya hilang dan ia mencari yang lain. Faktor “karena” merupakan cinta yang sangat dangkal.
2.     Cinta yang “supaya”. Saya cinta kamu supaya ….. Kata “supaya” banyak dalam bercinta. Saya mencintainya karena ia bisa merawat keluarga atau menolong saya. Ada pamrih dalam kata cinta. Dan banyak orang mencinta seperti itu. Saya mencinta supaya saya menikmati kekayaan, pertolongan dll Waktu “supaya” tidak ada lagi, maka tidak ada lagi cinta itu.
3.     Cinta yang “kendatipun” atau “sekalipun”. Saya mencintai kendalipun (sekalipun)… Ini cinta yang luar biasa. Ini yang digambarkan oleh Allah dalam cinta kepada Gomer walaupun Gomer berpaling kepada allah lain. Dalam bahasa aslinya, Hosea diterjemahkan sebagai “Allah menyelamatkan” sedangkan Gomer artinya “kue kismis”. Kata “kue kismis” ini diungkapkan dalam Hosea 3:1 : “menyukai kue kismis” karena orang Israel menyembah Baal dan Asytoret. Orang Kanaan beribadah kepada Baal dan Asytoret dan kehidupan mereka makmur. Mereka beribadah karena Baal memberi mereka kemakmuran. Orang Israel ingin seperti bangsa Kanaan dengan menyembah Baal dan Asytoret. Sehingga dikatakan, “kamu mencari allah lain karena…”, Itu cinta karena diberkati. Waktu Allah tidak seperti itu, maka dianggap Allah tidak mencintai.

Fokus kepada Allah dan Kembali kepadaNya

Apa yang membuat kita tidak setia? Mungkin allah lain, walau bukan berwujud paranormal, dukun atau orang yang bisa meramal nasib. “Allah” yang dimaksud mungkin tidak seperti Baal atau Asytoret, allah bangsa Kanaan yang kemudian disembah orang Israel, tetapi berupa “tidak berfokus pada Allah”  atau focus ke hal yang lain. Seorang pendeta diberikan anak lalu kemudian anak itu jadi allah karena membuatnya tidak berkonsentrasi lagi pada Allah yang sejati. Bisa saja allah itu berupa anak, istri, pekerjaannya yang semuanya membuat fokus kepada hal itu melebihi fokus kepada Allah. itu membuat orang Israel membagi cintanya kepada Allah. Padahal Allah telah membelinya dengan lunas. Jadi kecemburuanNya adalah benar karena tidak mau cinta kepadaNya dibagi. Kita juga tidak bisa menerima menerimanya. Cinta kita sesungguhnya cinta kepada Allah yang membuat focus kita hanya kepada Dia. Saat saya ditempatkan di sekolah, ada seorang orang tua bertanya, “Pak, kenapa banyak ulangan di tempat ini, sehingga saya tidak bisa ke gereja? Saya menjawab, “Jadi tidak mau ulangan? Juga ulangan umum? Hanya mau diberikan nilai 6 di rapor?” Orang tua tersebut menjawab, “Bukan begitu. Kalau banyak ulangan, saya harus mengajari anak, sehingga saya sulit kegereja.” Saya bertanya, “Dengan tidak ke gereja selama 2 jam, apakah anak bisa belajar dengan hebat?” Jangan sampai anak menjadi allah dalam diri kita. Juga hobimu. Ada orang yang hobi memancing, sehingga ia menghadapi kesukaran . Dalam allah itu mereka menikmati “kue kisimis” (kesenangan). Betapa manisnya “kue kismis” sehingga Allah dilupakan. Ada orang yang rajin berdoa. Begitu doanya dikabulkan dia tidak lagi berdoa. Pekerjaan juga bisa menjadi “kue kismis”nya. Itu sebabnya Hosea menikahi Gomer. , Ia pergi ke Gomer. Nabi Hosea mencintai Gomer (kue kisimis). Kehebatan cinta Allah bisa dilihat pada ayat 2 (Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai). 1,5 homer jelai nilainya sama dengan 15 syikal perak. Jadi bila dijumlahkan, totalnya menjadi 30 syikal perak. Tuhan Yesus waktu dijual seharga 30 keping perak. Sama persis! Itu harga yang terlalu murah. Itu harga seorang budak, orang yang dianggap tidak berharga.
Gomer juga tidak berharga, namun Allah mengambilnya dan mencintainya lagi. Itulah Allah yang luar biasa. Mari kita evaluasi cinta kita kepada Allah. Apakah cinta kita begitu menggebu-gebu seperti saat bertemu pertama kali? Mengapa cinta tidak mengebu lagi? Seperti lirik lagu yang digubah oleh Pdt. Stephen Tong. Banyak yang cintanya makin lama makin hilang. Jangan seperti orang Israel, sehingga mereka harus dididik dengan mahal yakni dengan dibuang selama 70 tahun di negeri Babel. Seperti yang ditulis pada Hosea 3:4   Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim. Baru di sana mereka mencari Allah dengan gemetar. Allah tidak mau kita datang dengan kasus seperti ini, tetapi orang Isarel yang membuat dirinya begitu. Allah rindu orang datang kepadaNya seperti orang sedang kehausan dan melayani Dia dengan kesadaran. Suatu kali saya memutar khotbah Pdt. Stephen Tong di mobil untuk penyegaran. Sepanjang jalan, saya mendengarkannya dan waktu lewat Kemayoran saya berhenti. Pdt. Stephen Tong berkata  dengan keras tentang cinta yang sudah krisis dan mulai hilang. Saya menangis. Karena Allah mengingatkan saya kembali melalui kebenaran firman Tuhan. Kalau hati tersentuh dengan kasih Allah, maka tidak akan bisa melupakan kasih Allah yang begitu hebat.

Dalam buku karangan Dr. Gary di atas, saat dipulihkan, istrinya mengasihi dan menghormati suaminya kembali. Apakah kita mengenal kasih itu yang membuat kita beribadah, datang melayani Dia ,membuat kita suka hidup dalam aturanNya? Hosea 3 mengingatkan siapa kita. Kitalah Gomer, tapi Dia mencintai kita, ingin kita kembali kepada kasih setiaNya.