Monday, October 22, 2012

Melayani Sebagai Buah Pertobatan



Ev. Anky Yitro


Kis 9:1-20, 22

Pada ayat 1, dikatakan hati Saulus sedang berkobar-kobar dan bersemangat (sangat antusias) mengancam dan membunuh murid-murid (pengikut-pengikut) Tuhan. Tiba-tiba ada cahaya memancar di langit menyilaukannya (ayat 3). Lalu pada ayat 4, Yesus bertanya, “Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?”  Siapa yang salah berbicara atau mendengar? Yesus atau Saulus? Yang dikejar Saulus : Yesus atau murid Yesus? Tercatat Saulus mengejar, mengancam dan ingin membunuh murid-murid  Yesus dan bukannya mengejar Yesus. Tetapi saat Saulus bertanya, “Siapakah Engkau?” Dijawab, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.” Seharusnya Saulus bertanya kembali, “Sejak kapan aku menganiaya Yesus? Saya tidak pernah menganiaya Yesus. Kalau mengancam Stefanus sampai mati, itu benar. Tetapi Stefanus kan murid Yesus bukan Yesus sendiri.” Tetapi mengapa Yesus berkata bahwa Dia yang dianiaya? Saulus dengan semangat mencari murid-murid Yesus yakni murid-murid yang mau melakukan apa yang Yesus katakan. Saulus mengatakan bahwa ia membenci, marah dan mau membunuh orang yang mengikut Tuhan Yesus, orang yang mendengar perintah Yesus dan mau melakukannya. Namun pada ayat 6, Yesus memerintahkan Saulus untuk bangun dan pergi untuk berbuat ini-itu. Seharusnya Saulus menjawab, “Tidak salah ini? Saya sedang mencari pengikut Kamu dan mau saya ancam dan bunuh. Tetapi mengapa sekarang kamu menyuruh saya melakukan apa yang Kamu mau?” Ternyata pada ayat berikutnya, Saulus tidak marah-marah dan hanya bertanya, lalu  Saulus dibawa teman-temannya sampai akhirnya bertemu Ananias (ayat 15).

Ananias bertanya kepada Tuhan, “Bukankah orang ini telah banyak berbuat kejahatan dan justru mau membunuh murid-murid Tuhan Yesus?” Ananias sudah lebih dulu menjadi orang Kristen dibandingkan Saulus, tetapi justru Ananias bertanya, “Tuhan tidak salah nih?” Alkitab berkata, “Yang terdahulu menjadi yang terkemudian, yang terkemudian menjadi yang terdahulu” artinya kalau tidak hati-hati menjadi orang Kristen maka kerohanian jadi kendor dan tidak peka terhadap kehendak Tuhan. Sehingga Yesus harus menjelaskan kepada Ananias, “Ini orang Kristen baru dan menjadi alat pilihan bagiKu, maka ia perlu dilayani karena ia akan dipakai untuk melayani namaKu di hadapan bangsa-bangsa.” Saulus adalah orang yang baru percaya Yesus (baru bertobat), namun Ananias hampir menolaknya. Kalau bukan Tuhan Yesus yang menjelaskan, mungkin Ananias tidak jadi melayani Saulus. Ini mengerikan! Ananias sudah duluan menjadi orang Kristen, tetapi saat ada orang yang perlu dilayani, justru hampir tidak jadi dilayani. Betapa mengerikan bila semakin lama orang menjadi  Kristen, semakin tidak mau melayani. Betapa mengerikan gereja, kalau orang yang makin lama menjadi Kristen, makin tidak mau melayani apapun. Makin lama menjadi orang Kristen, makin biasa dan makin tidak antusias (tidak semangat), ini berbahaya sekali. Ia ikut kebaktian. Ia terkadang bersaat teduh terkadang tidak. Di kantor , ia kadang-kadang taat firman Tuhan , kadang tidak. Kalau bisa tidak berdosa, tetapi kalau tidak bisa terpaksa berdosa. Dalam hal menahan emosi, kalau tidak tahan, maka marah-marah. Bisa tahan syukur, kalau tidak apa boleh buat. Betapa mengerikan kalau kekristenan jadi sesuatu yang biasa-biasa saja. Sampai-sampai  Ananias tidak peka ada seseorang yang akan dipakai Tuhan di masa depan.

Ananias yang sudah lama menjadi orang Kristen hampir menolak orang yang baru percaya Yesus. Saulus yang baru bertobat justru dengan semangat memberitakan Injil. Ini ironis. Justru baru percaya Yesus begitu semangat melayani Tuhan, tetapi Ananias semakin tidak peka akan apa yang Tuhan mau.
Pada ayat 22, tercatat Saulus yang bertobat menghasilkan buat pertobatan dalam pelayanan. Orang Kristen yang telah mengalami Yesus seharusnya mengalami perubahan dan menghasilkan buah dalam hidupnya. Anak-anak Tuhan seharusnya mengalami perubahan dan berbuah.  Semakin lama sebuah pohon tumbuh harusnya buahnya makin banyak. Betapa mengerikan kalau pohon makin lama makin tidak ada buah, yang ada daun yang kuning , rontok dan membuat kotor. Setelah ditunggu-tunggu buahnya tidak keluar-keluar. Lewat seminggu, sebulan, setahun tidak berbuah malah daunnya rontok terus. Mengerikan. Kekristenan yang mengerikan, semakin menjadi orang Kristen tidak berbuah malah membuat kotor halaman rumah. Orang-orang seperti itu, kalau tidak hati-hati akan membuat orang baru percaya terhambat pertumbuhannya.  Kalau bukan Yesus turun tangan langsung, Saulus tidak jadi Kristen. Justru orang Kristen yang tidak bertumbuh dan berbuah berbahaya bagi orang-orang baru. Saulus memberikan sebuah contoh yang berbeda. Dia bertobat, ia berubah dan berbuah. Saulus berubah jadi Paulus yang kemudian pergi memberitakan Injil kemana-mana, menghasilkan buah dari pelayanannya dimana-mana. Ia pergi ke Korintus , Roma, Tesalonika,  memberitakan Injil. Gereja kita sudah mengutus berapa orang untuk memberitakan Injil? Berapa banyak orang Kristen yang benar-benar cinta TUhan pergi memberitakan Injil? Atau hanya duduk mendengarkan Injil? 1 minggu, 1 bulan, 3 tahun begitu-begitu saja. Injil hanya berputar-putar dan tidak pernah keluar dari ruangan gereja. Sama seperti orang latihan jalan di treadmill. Setelah dipasang mode jalan maka conveyor terus jalan, penggunanya ikut jalan. Bila kecepatan ditambah, pengguna akan berlari dan akan berlari semakin cepat bila dipercepat lajunya, berkeringat setelah treadmill 1 jam, lalu selesai di situ saja. Besok ia datang lagi, jalan-jalan di treadmill lagi, lari-lari lagi, cape, dimatikan, sampai di situ saja. 10 hari , 10 bulan sampai di situ-situ saja. Ya begitu-begitu saja. Kelihatannya saja cape, beraktivitas, tetapi tidak kemana-mana, begitu-begitu saja. Sangat berbeda saat ia berjalan dan menceritakan Injil kepada orang. Capenya sama, keringatan sama, namun sudah jauh sampainya. Saat pulang ke rumah, Injil disampaikan ke anggota keluarga. Anak-anak melihat orang tua cinta TUhan, lalu anak-anak bertemu teman-temannya dan seperti papa mamanya, mereka memberitakan firman Tuhan ke teman-temannya. Teman-temannya melihat kesaksiannya dan bertobat , lalu teman-temannya memberitakan Injil di rumah. Papanya di tempat kerja dilihat anak buahnya, sebagai orang yang rendah hati dan lemah lembut. Rupanya papa sebagai “bos” membaca Alkitab saat teduh. Beberapa anak buahnya kemudian tahu, mereka menerima Yesus dalam hidupnya. Selanjutnya anak buahnya pulang ke rumah beritakan Injil kepada keluarganya, tetangga-tetangga dan akhirnya Injil diberitakan kemana-mana.

Gereja bukan sekedar tempat kumpul semata. Gereja adalah tempat orang belajar mendengarkan Injil firman Tuhan lalu jalan keluar gereja beritakan firman Tuhan menjadi saksi. Lalu Injil diberitakan lagi dari sana. Lalu minggu depan kembali lagi ke gereja, beritakan Injil  lagi dan seterusnya. Setelah Injil diberitakan (Yesus datang sebagai Juruselamat), Alkitab katakan pengaruh Paulus makin besar. Orang Kristen dalam pekerjaan, pengaruhnya makin besar bukan sekedar dari dampak investasi yang besar tapi karakternya juga. Di sekolah Kristen, karakter diinvestasikan kepada murid-murid. Setiap hari, ada kesempatan untuk membagikan karakter Kristus kepada orang lain. Itulah namanya Injil diberitakan. Firman Tuhan dipraktekkan dalam hidup. Orang yang melihat terpengaruh sehingga semakin berkembang. AKhirnya Paulus dikenal sebagai orang yang melayani Tuhan sampai akhir hidupnya dan telah memberitakan Injil ribuan kali. Tetapi sebelum Paulus sempat melayani kemana-mana, ia dilayani dahulu oleh Ananias. Ananias dipakai melayani Saulus. Seharusnya jemaat Tuhan bertahun-tahun pergi mencari dan menginjili orang-orang yang mungkin seperti Paulus nantinya seumur hidup terlibat melayani ribuan orang. Kami meyakani, di tengah murid-murid kami suatu kali muncul yang punya pengaruh di tengah-tengah masyarakat menjadi teladan bagi mereka. Suatu kali muncul Saulus muda. Secara sederhana, kita berada dimana Saulus berada. Yang paling dekat ada di rumah. Mereka melihat apa kita seperti Yesus atau bukan. Mungkin kita tidak bisa pergi ke mana-mana. Kalau anak kita melihat contoh teladan kita, mereka mungkin 15-20 tahun lagi pergi melayani Tuhan. Kita mungkin menjadi Ananias yang perannya sepertinya sederhana sekali. Tidak  apa-apa, asal ada Saulus muda muncul satu demi satu. Suatu kali di gereja muncul orang-orang yang mau melayani. Mari berdoa dan melayani Tuhan dengan setia. Menjadi teladan dan contoh bagi orang-orang lain.  Mari kita tidak lari di treadmill lagi tetapi jalan memberitakan firman dan lakukan firman Tuhan. Biar firman itu menyebar melalui tetangga,keluarga dan rekan-rekan kerja.


No comments:

Post a Comment