Monday, February 29, 2016

Haus akan Allah


Pdt. Karyanto

Pendahuluan

                Alkitab mengajarkan sebuah sistem nilai tentang mana hal yang terpenting, yang cukup penting dan yang tidak penting. Orang yang berhasil dalam hidupnya bukanlah  orang yang bisa membedakan hal yang penting dari yang tidak penting. Kalau ada orang dewasa yang tidak bisa membedakan hal tersebut, maka nasibnya akan malang. Orang yang berhasil hidupnya adalah orang yang bisa membedakan hal terpenting dari sekian banyak hal penting. Itulah kunci sukses dalam hidup kita. Demikian juga dengan anak-anak Tuhan. Di dalam Alkitab terdapat banyak sistem nilai. Misal : Tuhan Yesus berkata, “Hidup lebih penting daripada makanan” atau “Tubuh lebih penting dari pakaian.” Padahal ada orang yang mencurahkan perhatian pada pakaian dan perawatan tubuhnya. Amsal 8 berkata, “hikmat lebih berharga dari permata.” Apapun yang diinginkan manusia, di muka bumi ini tidak ada yang bisa menyamai hikmat. Orang yang tidak punya permata tapi punya hikmat maka lambat laun akan punya permata. Sebaliknya orang yang punya banyak permata, tetapi tidak punya hikmat maka lambat laun permatanya akan habis. Suatu kali saya berkhotbah di sebuah pabrik plastic. Selesai khotbah maju seorang karyawan dari belakang lalu bertanya,“Pak Pendeta kenapa tidak memakai cincin kawin”. Sewaktu khotbah saya memang menyinggung anak saya, jadi dia tahu bahwa saya sudah menikah. Saya menjawab dengan nada bercanda, “Cincin kawin saya sudah saya gadaikan.” Tapi saya ingin tahu mengapa ia bertanya begitu dan menanyakannya. Lalu ia berkata, “Pak saya mau menikah, tapi harga emas sudah mahal” Saat itu harga emas naik tinggi sekali. Jadi saya prihatin dan kasihan dengan dia. Saya berkata, “Kalau kamu menikah di gereja , kamu harus punya cincin kawin. Tapi tidak perlu cincin emas tulen. Karena pendetamu harus pegang cincinmu dan berkata ‘cincin adalah lingkaran yang tidak putus  kiranya cinta kasih saudara ….’ Jadi tidak harus cincin emas tulen. Beli saja cincin emas non-asli, pendeta dan jemaat tidak akan tahu. Nanti setelah kamu berkeluarga, bekerjalah yang rajin dengan hikmat dari Tuhan, sungguh-sungguh , ulet , jujur lalu simpan sebagian gajimu. Setelah dananya cukup ajak istrimu ke toko emas untuk membeli cincin emas. Kalau setelah 5 tahun menabung tidak cukup tunggu 10 tahun.”
                Saya sering menikahkan anak muda di gereja. Ada anak-anak muda yang menerima warisan yang besar. Ada yang dikasih perusahaan, mobil dan rumah. Tapi kalau tidak berhikmat, maka lambat laun akan habis. Kebanyakan di GKKK dari keluarga menengah ke bawah,  masuk pernikahan dengan cukup prihatin (rumah kontrakan dll). Tetapi kalau hidup berhikmat, maka lambat laun bisa mencicil rumah dan anak bersekolah baik.

Artinya berhikmat

Amsal 9:10  mengatakan Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. Sebagai suami – istri, bila berhikmat di hadapan Tuhan dan berkarakter, maka Tuhan akan memberkati kita. Jangan takut untuk menikah. Kalau tidak punya rumah, mau kontrak rumah juga tidak apa. Yang penting hidup berhikmat dan takut akan Tuhan.

1.       Kepatuhan kepada Tuhan lebih utama daripada korban bagiNya.

Nabi Samuel memberitahukan Raja Saul untuk menghabisi semua orang Amalek dan binatang kepunyaannya. Maka majulah Raja Saul menyerbu bangsa Amalek dan saat tiba di Amalek mereka melihat kambing – domba – lembu yang tambun. Rakyat berkata, “Tuanku Raja, masa kambing, domba, lembu yang tambun dibasmi? Kita selamatkan dan kemudian diambil dan dijadikan korban bagi Tuhan kita.” Jadi tujuannya bukan untuk pesta pora. Tujuannya baik. Raja Saul pun mendengar suara rakyatnya sehingga Raja Agag diselamatkan juga kambing dombanya. Melihat hal ini, Tuhan kecewa sekali. Nabi Samuel mencintai Saul dan menangisinya. Tuhan berkata, “Untuk apa kamu menangis semalaman?” Nabi Samuel datang dan bertanya, “Apakah engkau sudah melakukan apa yang diperintahkan Tuhan?” Raja Saul mengiyakan. Namun terdengar suara kambing-domba. Lalu Nabi Samuel bertanya, “Ssuara apa yang saya dengar itu?”  Raja Saul menjawab, “Rakyat minta agar jangan dibasmi tetapi diambil dan dijadikan korban.” Nabi Samuel pun berkata : "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan (1 Sam 15:22).

Apa konkritnya hal ini dalam hidup kita? Patuh kepada Tuhan! Saya tidak mau mengajarkan tidak perlu berkorban bagi Tuhan. Bukan itu pointnya. Segala pengorbanan kita, baik waktu, tenaga dan pikiran harus lahir dari sikap hati patuh kepada Tuhan. Bagian Alkitab ini tidak mengajarkan untuk tidak berkorban bagi Tuhan. Tetapi Alkitab dengan tegas mengajarkan hal terpenting dari hal-hal penting. Mendengarkan perkataan Tuhan lebih utama dari segala pengorbanan, waktu , tenaga dan pikiran kita. Kalau ingin dekat Tuhan, haus akan Tuhan, poinnya adalah  “Saya harus lebih mengutamakan kehendak Tuhan”.

2.       Karakter lebih penting daripada kompetensi.

Setelah Nabi Samuel menemui Raja Saul, Tuhan berkata, “Saya ingin memilih orang lain menggantikan Saul. Pergilah ke rumah Isai untuk memilih anaknya guna menggantikannya.” Nabi Samuel mendatangani Isai dan berkata , “Tolong perlihatkan akan-anakmu!” Isai Lalu Isai memanggil anak-anaknya , dimulai dari Eliab. Nabi Samuel melihat Eliab dan dalam hatinya berkata, “Ini dia!” Dari fisiknya Eliab tampan dan gagah. Tetapi Tuhan langsung bicara ke Nabi Samuel, "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Sam 16:7). Ini penting sekali. Bila bicara haus akan Tuhan, maka kita harus menjalani hidup Kristen kita dengan mengutamakan penilaian Allah dibanding penilaian manusia.

Anak kedua saya kelas tujuh. Orangnya tampan. Sejak lahir sampai kelas lima tidak pernah memperhatikan penampilannya. Ia tidak pernah pegang sisir (sisir dengan tangan). Ia jarang berdiri di depan cermin padahal saya sudah menasehatinya. Tiba-tiba waktu kelas 6 ia berubah. Mungkin ada yang menarik perhatian. Saya heran sekali. Biasa ke tukang potong rambut, saya kawal untuk potong pendek. Sekarang tidak mau. Suatu hari saya berkata kepadanya, “Sebastian, papa senang sekarang kamu memperhatikan penampilanmu. Orang yang tidak memperhatikan penampilannya kurang sehat. Ciri orang sakit jiwa yang makin hari makin parah adalah tidak bisa mengontrol dirinya. Rambutnya makin awut-awutan, pakaian makin lusuh, kulit menghitam. Maka menurut ahli ilmu jiwa berarti makin parah tidak bisa mengontrol diri. Jadi sekarang kamu bisa memperhatikan penampilanmu, secara psikis kamu sehat. Kita hidup di dunia ini dalam dunia. Waktu melamar kerja, pertama kali orang akan melihat penampilan. Orang belum bicara IPK, tapi kalau melihat pelamar bertato dan pakai anting, maka orang akan ngeri.” Contoh konkrit, waktu mau selesaikan studi teologia, saya praktek di Perkantas Denpasar. Ada seorang anak muda yang baik dan rajin sekali. Ia selalu datang lebih awal saat persekutuan dan kemudian menyapu. Penampilannya keren. Pakai anting. Rambutnya awut-awutan. Suatu kali saya mengajak makan dia berdua. Saya katakan, “Kamu sangat memperhatikan persekutuan kita. Tetapi sebagai Pembina saya berkata, ‘Penampilanmu tidak mempengaruhi keselamatanmu’. Tetapi kamu hidup di dunia yang telah jatuh dalam dosa. Penampilanmu mempengaruhi eksistenmu di kemudian hari. Bila Bos kamu melihat penampilan seperti itu , maka kamu tahu hasilnya.”  Sebagai sekretaris sinode, saya memperhatikan cara pelamar menulis surat yang salah-salah dan tidak saya terima. Maka saya mengajarkan anak saya untuk menulis surat dengan baik pakai tangan. Sayang kalau berpotensi tapi gara-gara penampilan tidak diproses lamarannya. Anak saya menanggapi degan positif. Waktu itu anak saya kelas enam.

Tetapi Alkitab mengatakan hal yang lain, “Isi hatimu lebih penting dari penampilanmu”. Penampilan di dunia berdosa ini penting, tetapi di mata Tuhan, isi hati kita lebih penting. Kalau ada teman kita, lulus dengan IPK 4  ini bukan prestasi sembarangan. Kalau ada teman kita yang bisa menguasai 6 bahasa, ini bukan kemampuan yang bisa dipandang setengah mata. Tetapi kompetensi tidak lebih penting karakter. Salah satu bentuk konkritnya ,haruslah sesuaikan dengan kriteria Allah. Karakter lebih penting dari kompetensi. Karakter adalah siapa anda ketika tidak ada seorang pun melihat  (Bill Hybels : Character is who you are when no one is looking). Waktu kita berada di kamar terkunci rapat tidak ada siapa pun di dalamnya, apa yang kita pikirkan, lihat dan rencanakan, lakukan itulah karakter kita. Sebagai orang yang harus akan Allah, bentuk konkritnya kita utamakan penilaian Allah daripada penilaian manusia.  Saat menjadi orang tua, pergumulan terberat adalah membina dan mengasuh anak untuk memiliki karakter. Banyak orang tua yang lebih memperhatikan les dan pelajaran anaknya tetapi lupa bicara tentang karakter.

3.       Andalkan Sang Pencipta bukan sumber daya lainnya.

Yesaya 31:1 Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN dan  Yeremia 17:7  Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Di Alkitab ada seorang pemuda yang memiliki karakter yang baik yakni Yusuf seorang Ibrani yang menjadi budak Potifardi Mesir. Sebagai pejabat Potifar sering berpergian . Istrinya cantik dan tiap hari ia melihat Yusuf menyapu ,mengepel, lap meja. Ia melihat Yusuf tampan. Suatu hari istri Potifar ini tidak tahan lagi. Ia pun memanggil Yusuf. Yusuf pikir mau disuruh lap. Setelah Yusuf datang, istri Potifar berkata, “Jangan bilang siapa-siapa, di rumah ini hanya ada kamu dan saya.” Tetapi Yusuf berkata, “Masakan aku berbuat dosa yang besar di hadapan Allah?”  Kalau kita berkata haus akan Allah, maka salah satu bukti konkritnya membangun karakter.

Apa beda orang kaya dan orang miskin saat sakit? Orang kaya kalau sakit yang pertama diingat adalah asuransi, dokter pribadi dan apotek pribadi. Sedang orang miskin mengingat Yang Di Atas. Seorang teman saya berkata, “Kalau tidak berhati-hati kita bisa berubah.” Waktu kita belum punya banyak uang, apa-apa andalkan Tuhan. Anak atau istri sakit kita andalkan Tuhan. Semakin banyak punya harta, kita berubah. Dulu kita andalkan Tuhan, sekarang asuransi. Banyak orang Kristen yang membayar asuransi lebih besar dari persembahan ke gereja. Jadi dia lebih andalkan asuransi daripada Tuhan. Punya 1-2 polis asuransi tidak apa karena Tuhan mengajarkan untuk mempersiapkan hidup kita. Tetapi kalau berpuluh-puluh asuransi dan bayar premi lebih besar dari persembahan kepada Tuhan, itu salah. Karena di dalam hatinya yang paling dalam, ia sudah menggeser Tuhan dengan asuransi. Firman Tuhan berkata, “Celakalah orang yang pergi ke Mesir meminta pertolongan, yang percaya kereta dan pasukan berkuda yang begitu banyak tetapi tidak memandang Allah yang maha kudus dan tidak mencari Tuhan.” Di abad 21 mungkin kalimatnya menjadi, “Celakalah orang yang pergi ke para jendral untuk mencari backing, yang mengandalkan kepintarannya, percaya kepada kekayaannya yang begitu banyak , dan polis asuransi yang begitu besar jumlahnya.” Kalau kita bilang kita haus pada Allah, konkritnya, di dalam hal hidup kita kita lebih mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada Tuhan.

Anak saya yang terbesar lebih pintar dari saya. Dia terus belajar dengan keras. Saya berkata, “Kamu belajar dan berdoa dengan cukup. Kalau tidak ada ujian tidur 8 jam, kalau ada ujian 5 jam. Setelah itu percayakan hasilnya kepada Tuhan. Kalau kamu belajar gila-gilaan apa bedanya dengan mahasiswa non Kristen yang mati-matian belajar sendirian tanpa berdoa. Saya dulu lebih banyak berdoanya daripada belajarnya, karena saya merasa kurang pintar. Saya diberi julukan master of camp. Waktu pengumuman seorang dosen menepuk saya, “Kamu berdoa terus. Untung kamu lulus”. Saya selalu lulus. Dalam hati saya berkata, “Untung saya bukan orang yang punya kelebihan, sehingga saya selalu mengandalkan Tuhan. Tetapi bila ada orang yang punya kelebihan dan tetap mengandalkan Tuhan, dia lebih mulia. Gereja yang punya banyak uang dan tidak berhati-hati, gereja menjadi gereja yang tidak banyak berdoa.

Saya punya kenalan seorang supir Muslim. Beberapa tahun lalu, anaknya sakit agak parah. Ia minta saya untuk mendoakan anaknya. Lalu saya mengajaknya berdoa dengan menyebut nama anaknya. Setelah itu dia pulang. Beberapa hari kemudian, ia berkata, “Pak anak saya sudah sembuh.” Beberapa tahun lalu ia berkata lagi, “Pak tolong doakan istri saya karena menderita pendarahan.” Nama istrinya Susilowati. Saya pun berdoa. Besoknya saya bertanya kondisi istrinya. Dia menjawab, “Dia sedang menahan sakit”. Saya bertanya lagi, “Lalu usahamu apa?” Dia menjawab,”Pasrah sama Yang di Atas”. Lalu saya menutup telpon dan menghubungi 2 dokter kandungan. Ternyata kebanyakan dikuret, kalau tidak sakit sekali. Mendengar  hal itu saya menelponnya dan bertanya, “Kamu sudah tanya biaya kuret?”  Ternyata dia sudah pergi ke rumah sakit diIsmalic Village Karawaci, biayanya Rp 6 juta.” Dia butuh uang segitu dan kami punya, lalu kami memberinya. Lalu malam itu saya memintanya datang untuk menerima biaya kuret. Itulah pergumulan  orang-orang yang tidak punya. Yang dilakukan adalah pasrah dengan Yang di Atas.

Kalau kita diberkati, jangan lupakan Tuhan. Kalau anak pertama saya sakit, saya datang dan doakan dia baru bawa ke dokter. Anak belajar dari kehidupan sehari-hari. Orang tua yang anaknya sakit bawa ke dokter, maka selanjutnya anaknya lebih mengandalkan dokter daripada Tuhan.

4.       Sang Pemberi lebih utama daripada pemberianNya.

Maz 73:25  Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Bagaimana membuktikan hal ini? Ada Musa dan Daud. Musa berkata kepadaNya, "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. (Kel 33:15). Banyak orang Kristen yang lebih mengutamakan pemberianNya  dibanding Sang Pemberi. Saat menyanyi lagu “Cinta Yesus”, benarkah saya lebih cinta Dia? Tuhan berkata ke iblis, “Apakah engkau memperhatikan hidup Ayub yang saleh, jujur  dan takut akan Allah?” Iblis menjawab, “Dia begitu karena Engkau memagari hidupnya, kalau tidak apakah ia masih takut akan Allah?” Tuhan berkata, “Silahkan kuasai, tapi sisakan nyawanya.” Setelah itu badai, api, orang Syeba datang dan seluruh harta , keluarga dan kesehatan Ayub pun hilang. Di balik peristiwa alam adalah iblis. Tetapi jangan dibalik “kalau ada badai, sakit penyakit, perampok itu iblis”. Dalam konteks Ayub betul begitu. Dari peristiwa Ayub, sampai berapa jauh dilakukan iblis untuk membuktikan Ayub hidup saleh dan beribah semata-mata karena Tuhan? Ayub beribadah bukan karena berkat Tuhan? Yang tersisa hanya nyawanya. Kesehatannya juga habis, Kalau kita berkata “kita cinta Yesus”, apakah kita siap semua habis kecuali nyawa?

5.       Duduk di kaki Tuhan sebelum melayani sebagai tanganNya!

Lukas 10:41-42 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Pada Lukas 10 ada kisah tentang Maria dan Marta. Marta tidak salah , hanya prioritasnya tidak tepat. Seharusnya dekat dengan Tuhan lebih dahulu daripada sibuk di dapur. Jangan dibalik, kalau melayani Tuhan, aktif di pemuda dan padus. Seharusnya intim di ruang tamu rohani baru sibuk di dapur seperti Maria. Kalau selama ini tidak pernah memperhatikan kehidupan rohani , maka saya mendorong agar mencari strategi dalam hidup rohani kita dengan disiplin. Ada orang yang jabatannya bagus, punya mobil, supir dll. Ia bersaat teduh sempanjang jalan dari rumah ke kantor. Ia membaca Alkitab. Ada juga yang harus setir sendiri, pagi-pagi sudah berangkat. Setelah sampai kantor baru bersaat teduh. Kalau kita habis mandi , tubuh segar dibasuh air, lalu ke kamar. Jangan cepat keluar kamar, sediakan waktu di meja atau berlutut dekat ranjang. Di setiap kamar saya taruh. Saya didik anak, setelah mandi lalu masuk kamar dan berdoa sebelum melayani Tuhan.

Sunday, February 28, 2016

Khotbah Homosexuality and Gay Marriage (Pdt. Yakub B. Susabda Ph.D.)

Homosexuality and Gay Marriage
(Pandangan Alkitab tentang Pernikahan Sejenis)


Roma 1:21-27
21  Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
22  Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
23  Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
24  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
25  Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
26  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
27  Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
28  Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:

Kita percaya sekali bahwa semua kitab pada  Kitab Suci diinspirasikan oleh Roh Kudus. Walaupun Rasul Raulus belum mengunjungi Roma sewaktu menulis kitab Roma, tetapi dia sudah mendengar bahwa dari kaisar Romawi sampai rakyat jelata sudah terbiasa sekali melakukan dosa kemesuman yang dikenal dengan ‘homosexual’ atau ‘lesbianism’ dan istilahnya sekarang LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender) ditambah Queer. Sehingga secara khusus Rasul Paulus membicarakannya. Banyak orang mencoba menafsirkannya sedemikian rupa agar orang homo senang dan mau ke gereja tapi dengan mengubahnya. Padahal jelas sekali apa yang mau dikatakan Rasul Paulus. Itu mengulang dari Imamat 20 seterusnya dengan sangat jelas dan harafiah bahwa tingkah laku seksual yang menyimpang adalah hukuman dari Allah. Sehingga bila dikaitkan langsung antara dosa menolak Allah dengan tingkah laku seksual ini dengan kata lain dosa menolak Allah membuat manusia seperti binantang yang kehilangan segala-galanya yang menjadi natur peta dan gambar Allah.

Pada tahun 1970 pertama kali saya melihat di salon ada tulisan unisex. Saat itu saya berpikir ada sesuatu yang berubah. Bukan hanya pakaian, tetapi bagaimana laki dan perempuan dalam hal tertentu mencoba untuk diminimalkan perbedaannya. Hal itu tidak masalah. Tetapi kalau diperhatikan sebetulnya setiap belahan sejarah menghasilkan paradigma baru. Orang yang dilahirkan tahun 1946-1964 lahir dalam generasi yang dikenal sebagai  baby boomers. Seperti saya yang lahir tahun 1946. Mereka yakin sekali masih butuh pegangan hidup yang jelas dan konkrit. Meskipun secara teologi sejak 1779-1989, selama 200 tahun , di era modern, manusia sudah merasa “lelah” karena tidak berhasil memahami core belief iman Kristen yang ajaib ini. Sehingga teolog-teolog besar mulai menggeser pandangannya. Akibatnya seluruh daratan Eropa menjadi hancur. Gereja-gereja menjadi kosong di era modern ini. Manusia menjadi semakin pintar tetapi manusia tidak bisa lagi mempercayai inti iman Kristen yang ajaib seperti Allah mengapa harus Tritunggal, mengapa Firman menjadi daging? , Mengapa Dia harus menjadi manusia?, mati di kayu salib untuk menggantikan manusia yang berdosa (substitusi)? Berpegang pada yang begitu ternyata tidak ada kaitan langsung dengan kebutuhan hidup. Mereka menggantikan dengan filosofi dunia sehingga gereja hancur. Semua gereja lama di Eropa kosong dan sekarang hanya dipakai sebagai ‘museum’, gereja tapi tidak ada pengunjungnya. Orang Kristen di Eropa sekarang pergi ke gereja-gereja yang  baru . Tidak memakai gereja lama karena itu tanda dari kematian gereja.

Setelah itu kita masuk 1989 , ke era postmo. Jadi generasi Baby Boomers sebetulnya gelisah ingin punya pegangan, maka Generasi X (1965-1980) sebenarnya tidak membutuhkan lagi pegangan dari Alkitab.  Erickom , orang jadi Kristen karena ingin lari dari rasa bebas. Rasa bebas berlebihan menimbulkan perasaan bersalah. Manusia beragama tetapi tidak mempedulikan. Yang dicari adalah apa yang dilihat dan didengar hanya dikaitkan dengan masalah praktis sehari-hari. Sehinga kita menghadapi LGBT. Kita mengalami kesulitan karena gereja ini lemah sekali. Mengapa kita perlu dengan serius memikirkannya?

LGBT = Budaya

Kita harus memahami bahwa LGBT menghadirkan budaya, bukan hanya tingkah laku seksual secara individu si A, B, Dan C . Ada kekuatan budaya (culture) yang memang ingin mengubah tatanan hidup. Natur manusia dan pernikahan ingin dibuah. ‘Apa itu keluarga’ mau diubah. Berbicara tentang keluarga , berarti berbicara mengenai new paradigm. Cara berpikir kita sudah dicuci. Suka dan tidak silahkan. Juni 2015 saya berada di Amerika, dan saat itu Supreme Court 50 negara bagian harus menerima pernikahan sejenis. Kalau tidak tinggal di down town tidak terasa. Begitu melihat di TV (New York, San Fransisco, Los Angelos) di down-town ribuan orang LGBT  semuanya memakai V-sign. Mereka bercumbuan dan berciuman di depan umum. Mereka merasa dunia seperti kiamat. Aneh sekali. Dilakukan oleh ribuan. Jadi kita harus waspada. Ini budaya yang masuk. Seorang anak yang masuk TK berbicara kepada papanya“My teacher is a gay.” Tetapi anak itu senang karena dari sekian puluhan guru, dia terbaik, paling ramah, paling pintar mengajar dan paling memperhatikan. Anak ini sudah sangat familiar orang gay masuk ke segenap jajaran hidup dan mereka tidak aneh. Kehadiran mereka tidak bisa dihindarkan. Seperti kita sendiri, pria dan wanita pergi ke salon dan potong rambut berhadapan dengan mereka. Saat anak saya menikah yang mendadani seorang gay. Kita tidak menolak tapi waspada. Ini culture. Kekuatan setan meresap ke dalam relung hidup  dan tidak bisa ditolak. Anak kita sudah familiar. Sekian juta situs porno, lebih dari 40% dari pornografi dari adegan gay dan lesbian. Anak remaja bisa menontonnya. Sekali nonton sudah terkesan sesuatu. Di dalam otak itu jadi toleransi (ternyata bisa dinikmati dan terangsang). Secara tidak sadar sudah diubah. Tidak ada manusia yang mampu hadapi budaya. Kebanyakan mereka hadir tidak mengganggu. Saat makan restoran Indonesia di San Fransisco ada adegan aneh yaitu gay yang plus. Ada psikotik dan personality disoreder. Tetapi mayoritas gay tidak kelaihtan. Dokter, lawyer , perdana menteri, guru, pendeta tidak kelihatan maka sejak 1970 psikologi sudah resmi mengatakan bahwa gay tidak ada kelainan. Mereka pakai standar, kalau namanya orang yang punya berkelainan, psikolgi ada orang lain yang salah. Tetapi mayortias gay bisa bersosialisasi dengan kita. Mereka main dengan kita tidak dengan menyolek-nyolek. Mereka bekerja dengan produktif dan efektif. Mereka bisa menjadi penyumbang masyaratakat dengan baik. Dia independen, tidak menggantungkan diri pada orang lain. Jadi mereka manusia normal. Namun saat ada kebutuhan pelampiasan sex, di belakang pintu tertutup tingkah lakunya lain. Laki dengan laki , perempuan dengan perempuan. Ini adalah budaya dan ini sulit dihindari. Secara diam-diam sudah begitu banyak korban. Menjadi korban bisa betul-betul oleh karena kedua orang tua, misalnya : anak laki dibesarkan di mana papanya lemah tidak punya inisiatif dan pasif sedangkan  mamanya dominan dan agresif. Sehingga anak kecil sejak kecil tidak bisa mengembangkan male ego-nya, Sehingga ak yang jantan tidak ada contohnya dan akhirnya ia tidak tertarik dengan mamanya yang galak. Ini namanya korban. Bukan hanya itu (Kompas pernah mengadakan riset), banyak anak pinggir jalan anak yang jockey, anak yang normal diambil oleh orang gay dibawa ke kantor dan kamar, dikasih uang Rp 100.000. Anak ini mula-mula tidak mengerti dan ketakutan. Lalu dikasih coklat yang membuatnya terangsang. Mereka melakukan sesuatu yang tidak biasanya dan kemudian terangsang. Anak 12-13 tahun, kemaluannya dimasukkan ke mulut orang homo sehingga orgasme. Sekali terangsang tidak bisa hilang seumur hidup, menempel jadi kebutuhan.
Bagaimana kita? Sikap gereja seringkali ambivalen sekali. Banyak pendeta besar yang ternyata pro. Saya diorbit dari PCA. Di AS ada 5 gereja Presbiterian Church of America (presbiterian) yang besar. Salah seorang pendeta besar dari City Light Churc San Fransico. Fred Harlord mengatakan blak-blakan gereja yang anggotanya lebih dari 1.400 orang mengklaim kami setuju dengan gay marriage. Padahal ia salah satu penandatangan dari PCA yang anti-gay. Tahu-tahu salah satu anaknya gay, sehingga mengubah sikap. Lalu didukung milyader gay Peter Keon untuk menjadi gerakan. Sekarang mencoba mengambil gereja PCA lain (seperti Nashville, Seatle) sudah mendukung PCA. Sehingga sinode gereja kami takut, bagaimana menular seperti ini? Karena mereka mencipta budaya. Hamba-hamba Tuhan besar, seperti pemimpin National Association of Evangelical America yakni Ted Haggard (1956), sahabat dekat George Bush, sering bicara di White House penandatangan anti-gay marriage. Ternyata suatu hari ada seorang pelacur laki-laki, Mike John, minta diwawancari. Saat itu ia mengatakan bahwa ia sudah 3 tahun menjadi kekasih dari Ted Haggard. Ia sudah menikah dan punya anak dan diam-diam menikmati perilkaku gay. Ini pendeta besar  yang tahu Alkitab dan dari kaum injili yang selalu mengklaim dirinya percaya Alkitab secara penuh. Pemimpin-pemimpin  dunia besar , presiden dari kulit putih sulit ditemukan yang anti-gay. Semua dalam kampanye blak-blakan. Dari South Amerika Desmond Tutu mengakui gay sekarang. Mereka mencoba untuk memberikan pembuktian-pembuktian ilmiah bahwa mereka lahir gay. Mereka membuktikan bahwa neuron transmitter antara neuron di otak ada satu unsur kimia yang namanya serotonin mempengaruhi tingkah laku dan mengatakan bahwa terbukti orang gay jumlah tonin nya berbeda dengan orang normal. Hemespherenya berbeda sekali antara gay-lesbian dengan orang normal. Bahkan sampai bagaimana otak bereaksi terhadap bau-bauan. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka menjadi gay dan lesbian karena dilahirkan gay (born gay). Mereka tidak sama. Memang pada Matius 19 Yesus menyatakan ada orang lahir sebagai orang kebiri. Tapi jumlahnya sedikit sekali, 0,01%. Jadi orang yang mengaku gay sebetulnya tidak lahir gay. Ini menular. Ini terjadi dalam hidup ini , trus berkembang dan kita tidak mampu menghadapi. Bahkan mereka memakai jalur hukum. Orang gay yang menikah, Romeo-Romeo just married. Mereka memakai jalur hukum. Dan jalur hukum ini sulit sekali dicegah. Bahkan pemimpin Supreme Court (Mahkamah Agung-nya Amerika) sebenarnya anti-gay (tidak setuju gay) orang Kristen yang baik tetapi tidak berdaya. Kepalanya Supreme Court, John Roberts ,tidak berdaya dan mengatakan “Begitu kalah, berikutnya pasti Amerika akan meresmikan poligami juga dengan alasan hak asazi manusia. 5 orang anggota Supreme Court yang memaksakan, 4 orang menolak sehingga kalah. Seluruh Amerika sejarahnya berubah. Lebih mengerikan lagi , mereka memakai segala macam cara termasuk buku handbook kedokteran The Essence  , Diagnostic Statistical Manual yang pertama dan kedua : Homo dan lesbian masih dimasukan non psychotic disorder berarti masih ada deviasi (keluar dari jalur). Tapi The Essence  3-5 sekarang sudah tidak ada homosex atau lesbian di bagian abnormality karena dianggap normal. Bagaimana kita? Bahkan di sekolah-sekolah teologia. Saya anggota Persetia yang memaksa dan mengubah kurikulum. Agar calon pendeta sejak masuk sampai lulus pikirannya diubah. Supaya memasukkan pelajaran minimal yakni teologia gender. Rasanya tidak masalah, tetapi isinya mau ke sana semua. Ini budaya, kekuatan yang luar biasa yang sedang mengubah pikiran manusia. Jangan pikir ini merupakan suatu fenomena kecil. Dengan segala cara, apa yang mereka lakukan adalah sejarah yang baru di mana orang-orang dengan kelainan jiwa ini sekarang sedang memperjuangkan hak mereka untuk diterima dan diakui sebagai orang normal. Mereka berjuang mati-matian supaya diterima jadi orang normal. Homosexuality benar-benar dipakai setan . Untuk menjadi cara dan instruman supaya kehidupan hancur. Rencana Allah melalui keluarga dan pernikahan rusak semua. Setan memakainya untuk menyerang dan manusia tidak berdaya. Maka saya memahami gereja serius memikirkan dan mengambil sikap. Ini hadir, anak-anak kita bisa ada di antara mereka yang punya simpati dan toleren dan  punya selera yang mulai menyimpang. Ini masalah insting dan masalah insting berarti ini tidak rasional. Sekali menjadi adiksi (arahnya menyimpang) maka bila menyimpang akan selama-lamanya. Bicara tentang deviasi seks macam-macam dan kita perlu waspada.

Mengapa kita menolak perilaku LGBT dengan serius?

Ini permainan setan. Ini bukan kelemahan si A, dan B. Ini betul-betul grand design dari setan. Manusia ternyata menganggap enteng  karena mereka sudah hadir sekarang ini  di antara kita dan ternyata nembuat perasaan dan insting berubah. Kita harus waspada dengan sungguh-sungguh .

Allah yang hidup yang menyatakan diri dalam Alkitab yang menyingkapkan apa yang Dia mau di Alkitab. Secara hurufiah, manusia diciptakan sebagai peta dan gambar Allah dan Allah menciptakan laki dan perempuan dengan punya tujuannya. Seks diciptakan untuk prokreasi walaupun ada perempaun dan laki yang tidak punya anak. Walau ada yang tidak bisa punya anak. Tuhan menciptakan laki dan perempuan tidak sama. Bukan hanya tubuh tapi juga secara kimia tiak sama laki dan perempuan. Laki tidak punya vagina, uterus,  fallopian tube, ovarium, mengeluarkan hormon estrogen lebih banyak sehingga mengatur tatanan ini. Tidak ada. Ini merupakan realita yang Tuhan ciptakan. Jadi bila ada kelainan jangan terpancing untuk hanya belas kasihan, simpati, seolah hak asazi manusia dan menolak grand design of God. Hati-hati! Bila diperhatikan dengan sungguh-sungguh, kita percaya manusia punya hak untuk love (cinta) dan happiness (kebahagian). Orang homo selalu alasannya “kami juga saling mencintai” dan “kami punyak hak untuk mendapatkan love dan happiness” tapi love dan happiness harus sesuai dengan tujuan Allah. Bahkan orang heterosex menikah pun belum tentu Tuhan setujui. Manusia punya 3 komponen dari love. Ada eros (mengembangkan intimasi,  relasi) dan storge (decision commitmen). Allah mengatakan, “Kau tidak mungkin membangun keluarga kalau tidak mau menerima anugerah agape love yang mengubah pola pikirmu.” Kalau pernikahan untuk love dan happiness, pernikahan itu bukan pernikahan Kristen. Kita percaya Tuhan yang menentukan tujuan pernikahan. Bukan hanya perasaan subjektif : love dan happiness. Kita percaya, tujuan sex antara lain untuk kenikmatan (pleasure). Tuhan mengingatkan kepada kita, dosa yang namanya dosa adalah missing target. Sehingga orang hetero pun, kalau melampiaskan dengan mulut (oral sex) berarti berzina. Ini bukan masalah orang homo harus sesuai target, jangan melakukan tingkah laku seks orang yang tidak mengenal Allah. Kita hati-hati sekali. Deviasi sex macam-macam. Masturbasi pun perzinahan walaupun dokter mengatakan tidak apa-apa. Bagaimana mungkin orang masturbasi tanpa fantasi sex. Pada Mat 5:27-28 dikatakan Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Kamu berzina kalau melakukan tidak dengan istri.
Michael Jackson (1958-2009, penyanyi dan penulis lagu dari Amerika Serikat. Ia terkenal sebagai the "King of Pop" dan memopulerkan gerakan dansa "Moonwalk" yang telah menjadi ciri khasnya) melampiaskan dengan anak kecil (walau bisa ereksi dengan orang dewasa). Dia menikmatinya dengan selera pedofil, ini penjahat. Akhirnya ia hampir kehilangan semua harta bendanya untuk menyuap orang tua yang melaporkan. Anak-anaknya entah pernah diapakan.
Gerontopilia adalah perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek. Saya pernah tinggal di Atlanta Georgia dengan mama dari teman saya. Orangnya kaya dan rumahnya bagus. Teman dekatnya janda tua kaya sekali terpaksa menjual rumah sekarang tinggal di nursing home. Suatu malam ia didatangi seorang pemuda yang kemudian memperkosa nenek ini yang berusia 80 tahun lebih. Sang nenek berdarah-darah tidak karuan, merasa takut dan malu luar biasa. Ini tingkah laku setan yang membuat manusia jadi setan.
Necrofil adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang mati. Orang ini pengecut tidak mau melakukan dengan orang hidup. Masa penyimpangan ini okey? Ini penyakit, termasuk homo masa manusia tertarik laki dengan laki. Ini kutukan dari Allah. Yang menolak akan diserahkan ke nafsu binatang yang lebih rendah dari binatang. Kita harus waspada. Jangan terpancing kanan-kiri kita okey. Ini grand-design dari setan yang akan menghancurkan seluruh tatanan hidup manusia. Kita menolak karena sekali menerima, kita terjebak dan tidak bisa keluar. Homosexuality ini suatu penyakit menular. Tentara-tentara Amerika dikirim ke luar negeri, kadang 3-4 tahun keluar negeri. Saat punya uang untuk memenuhi kebutuhan seksnya , mereka menggunakan uang untuk pergi ke pelacur. Setelah uangnya habis bagaimana? Di satu barak ada 70 orang mandi dan telanjang bersama. Bila di antaranya ada 1 orang yang homo maka selanjutnya bisa menjadi 10-20 orang homo. Kadang mereka bawa permen coklat dan mereka jadi terangsang. Mereka minta ‘dibantu’ untuk melakukan masturbasi. Lalu alat vitalnya dimasukkan ke mulut. Saliva (air liur) bisa merangsang lebih dari wanita. Sekali orang orgasme, kemudian berita kepuasan diteruskan ke hipotalamus (bagian dari otak yang memiliki peran penting dalam mengendalikan fungsi tubuh banyak termasuk pelepasan hormon ke otak dari kelenjar pituitari)  yang berkaitan dengan Autonomic Nervous System. (mengatur segala sesuatu dengan otonom, seperti makan keluar air liur). Yang mengatur saraf secara otomatis (tidak perlu berpikir) termasuk susunan saraf simpatetic dan para simpatetik. Ini mengatur termasuk kenikmatan sex. Sekali orgasme, sudah terjadi begitu dan menjadi otonom. Nanti beberapa minggu lagi ingin mengulang. Sehingga homosex menular. Setiap orang bisa menjadi homo atau lesbian. Tidak benar orang lahir homo. Hanya sedikit yang lahir dengan kelainan. Tetapi yang lebih banyak menjadi homo melalui melihat film dan pengalaman permainan homo, hidupnya berubah.

Bagaimana adiksi terjadi?

Ada seorang pengurus pemuda yang konseling bahwa ia sudah orang Kristen dan menjadi pengurus pemuda tapi tidak bisa lepas dari masturbasi. Ternyata dari SMP 1 ia sudah melakukan masturbasi dengan fantasi seks yang diperolehnya dari film porno. Dia pun kemudian mengoleksi buku-buku porno. Saya berkata, “Kamu terjerat addiksi”. Yang terjadi saat melihat adalah bagian di belakang mata ada retina. Orang telanjang  ditangkap retina dan diteruskan ke oxipital yang membuatnya melihat. Jadi bukan bola mata yang melihat. Bila tabrakan dan oksipital rusak maka mata tidak bisa melihat walau retinanya masih utuh. Beritanya diteruskan ke frontal (ke depan) yang berisi kumpulan neuron yang luar biasa untuk berpikir. Sekali sudah punya pikiran apa lalu bisa dikembangkan menjadi lebih lagi. Sekali nonton film porno ceritanya lebih dahsyat dari yang ditonton, dan bila terangsang  bisa ke gonad (alat kelamin), lalu melakukan mastrubasi. Hal ini bisa dialami bertahun-tahun. Sekarang walau tidak mau nonton lagi, tapi gerakan dari retina, oxipital dan ke gonad (kemaluan) tidak bisa hilang seumur hidup. Rasul Paulus mungkin mengalami adiksi walau bukan seks. Roma 7 22-24  Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,  tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.  Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?. Ada hukum akal budi yang ingin melayani Tuhan dan hukum darah daging yang terus menyeretnya ke dalam perhambaan dosa dan celaka (Roma 7). Rasul Paulus sadar, ada adiksi. Mungkin bisa berupa mudah benci dan marah. Musa juga seringkali mudah marah sehingga sampai Bilangan 20 dia gagal dan tidak bisa masuk Tanah Kanaan. Hati-hati! Yang bisa melepaskan adalah iman kepada Yesus Kristus.

Sekali pernah melakukan tingkah laku homo dan lesbian, celaka-nya berlangsung selamanya.

Berat sekali Karena semua membentuk pola. TIngkah laku seksual, dorongannya sudah menjadi dorongan insting, yang munculnya seperti setan. Setiap kali muncul minta pelampiasan. Muncul secara tidak sadar  dan tanpa perlu direkayasa muncul ingin dipuaskan. Begitu berada di kamar sendiri dan nganggur lalu muncul dorongan (insting) ini. Hal Ini sulit dihindari. Maka kita harus waspada. Melakukan praktek homo berarti melakukan dosa perzinahan. Kita jangan berdebat tentang hal ini (fenomenalogical). Karena ujung-ujungnya mereka ingin agar kita setuju dan tidak melarang mereka melakukannya. Menghadapi realita seperti ini sulit sekali. Sikap kita harus jelas. Kita orang reformed dan evangelical. Artinya kita percaya, segala sesuatu harus  diatur oleh kebenaran yaitu firman Allah. Jadi bukan firman Allah sesuai dengan tafsiran dan kemauanku sendiri, tetapi apa yang benar-benar ada di dalam Alkitab.  Setiap orang yang mau menghadapinya harus waspada, apakah saya orang yang sudah diselamatkan atau belum. Yang sudah diselamatkan seharusnya punya gratia ini (anugerah Tuhan sudah hadir) yang membuat bisa percaya. Orang yang sudah terima gratia, pikiran dan jiwanya melihat Alkitab dan mendengar kebenarannya, dia memiliki notisia. Ia mengenali dan menghargai kebenaran.  Orang seperti ini harusnya mengijinkan Roh Kudus menuntun sehingga mau bertekad, “saya ingin menggantungkan diri dan dituntun oleh kebenaran firman”. Baru setelah itu kita mengalami pengalaman, bahwa hidup kita tidak sendiri. Hidup kita dipelihara oleh Roh Kudus. Kita dituntun Roh Kudus. Kita semua orang lemah. Hamba Tuhan yang besar seperti Ted Haggard saja bisa jatuh. Jangan anggap enteng. Baru setelah itu kita punya fidusia, iman yang sejati. Hati-hati menanggapinya Ini yang disediakan Tuhan di dalam hidup kita. Kita jangan terpancing orang yang mengeluh, “Aku terlahir homo, bagaimana?”. Padahal sedikit sekali yang mengalami hal ini. Mungkin dia punya pengalaman main-main atau apa tetapi kemudian merasa dirinya seperti itu. Jangan bersimpati dan merasa kasihan dengannya lalu mengatakan,”Masa ia tidak punya hak untuk melampiaskan kebutuhan seksnya  dan masa ia tidak bisa hidup dengan orang yang dikasihi?”. Deviasi itu tidak dilayani. Kalau orang lahir cacat maka perginya ke dokter. Di sana ia mungkin dilayani secara hormonal. Kalau tidak berhasil, berarti ia memang cacat, tidak bisa disembuhkan dan ia harus menerimanya. Karena memang ada orang yang lahir cacat (buta, pincang dan sumbing) dan bila tidak bisa diobati, “terimalah dirimu sebagai orang yang punya kelemahan yang tidak bisa terobati”. Jangan pikir semua kebutuhan harus dipuaskan. Bahkan sex hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan dan tidak boleh terlampiaskan. Contoh : orang mongolis punya cacat (mentally retarded) dan bila menikah dengan orang yang mentalnya terbelakang juga maka terjadi double defect sehingga bila punya anak maka mental anaknya akan terkebelakang (mentally retarded). Orang harus terima realita. Jangan pikir, setiap cacat punya alasan untuk dibenarkan.
Henri Jozef Michel Nouwen (seorang tokoh Katolik besar yang lahir 1932) mengatakan bahwa ia punya kecenderungan gay. Tapi dia tahu sekali bahwa menurut Alkitab gay tidak boleh, maka ia rela mematikan nafsunya. Ada orang yang dekat sekali dengan Rev. Dr. Stephen Tong (1940, pendiri Gereja Reformed Injili Indonesia tahun 1990). Ia perempuan yang terjebak di tubuh laki-laki. Ia tahu Alkitab sehingga ia tidak pernah membiarkan dorongan seks menguasai pikiran dan perilaku. Maka seumur hidup ia tidak melakukan hubungan sex. Jangan melayani perdebatan dengan orang-orang yang sebenarnya mau mencari alasan yang didukung oleh gelombang LGBT yang luar biasa. Usulan saya, setidaknya sinode gereja harus berani membuat statement of faith (pernyataan iman) dan ajak semua gereja injili ikut,  supaya jelas menuntun jemaat bahwa gereja tidak membenarkan pernikahan gay, namun tidak berarti mengajarkan homophobia. Karena ada di antara mereka adalah korban. Entah jumlahnya berapa banyak tetapi tidak boleh homophobia. Bahkan bila ada pelacur datang ke gereja terimalah sebagai saudara beriman namun jangan mempraktekan homo. Ini harus jelas sehingga kita harus punya kekuatan. Bahkan dengan atau tanpa dukungan dari PGI , jangan takut. Iman tidak bergantung dengan organisasi di mana kita bernaung. Karena dalam organisasi bisa saja ada orang yang ‘miring’ yang bisa menjadikan miring semua. Pikiran kita harus jelas. Di gereja tidak ada pernikahan gay. Orang homo harus disembuhkan. Jika ingin menikmati, harus diingatkan bahwa tidak semua kebutuhan harus dipuaskan dan dinikmati. Saya usulkan  barangkali kita bisa membentuk Homosexuals Anonymous. Semua orang bermasalah membentuk anonymous. Begitu anak kena autis, ada yang menelpon dari kumpulan autis (Autism Anonymous = di mana orang tua yang anaknya autis membentuk kumpulan yang saling menguatkan dan membantu dalam berbagai jalur dan kadang bertemu saat retreat). Juga Alcoholics Anonymous (perkumpulan informal untuk mantan pecandu alcohol, didirikan pertama tahun 1935 oleh Bob Smith dan Bill W.) yang membantu orang yang dulunya mabuk-mabukan tidak bisa melepaskannya sendiri. Mereka saling menguatkan dan latihan untuk tidak minum. Homoseksual tidak mungkin diatasi sendiri tetapi gereja bisa menaungi anonymous sehingga ada bimbingan dan bahan pelajarannya. Bisa dalam bentuk bertemu seminggu sekali. Saya sudah bertemu cukup banyak orang homo. 20% dari klien saya cenderung homo. Ada yang berkata, “Pak saya membutuhkan cinta dan teman. Saya tidak boleh menikah tapi butuh cinta dan teman. Saya tidak bisa terus berstatus jomblo.” Maka perlu sekali komunitas dan ini yang namanya perkumpulan gay anonymous sehingga orang LGBT tidak menjadi orang tersingkir. Kita tidak melatih orang menjadi homophobia karena  itu jahat. Tetapi kita waspada bahwa dipakai setan yang ingin menghancurkan lembaga keluarga. Jangan-jangan anak-anak dan cucu-cucu kita sudah membuka diri terhadap LGBT. Kita harus waspada. Doakanlah agar orang-orang  dekat kita agar kita semua kembali ke Alkitab. Kita terus berpegang pada Alkitab. Tuhan tolong di tengah dunia seperti ini kita ingin hidup diperkenan Tuhan dan biarlah Tuhan memberkati setiap individu yang ingin menyenangkan hatiNya.

Pdt. Yakub B. Susabda Ph.D., Oktober 2015
(tidak dibaca dan diedit oleh pembicara)
Ditranskrip, ditambah  dan diubah seperlunya oleh OPH


Sunday, February 14, 2016

Kasih yang Berbagi

Ev. Susan Kwok

1 Yoh 4:7-11
7   Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
8  Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
9  Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
10  Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
11  Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

Motivasi dalam Melakukan Sesuatu

                Jika seseorang ditanya “Apa motivasi dalam hidup ini dalam melakukan sesuatu terhadap orang lain (missal : orang tua, suami/istri, anak , rekan dll)? Motivasi terbesar adalah KASIH. Tanpa kasih tidak mungin kita melakukan sesuatu. Kasihlah yang  membuat orang dikatakan sebagai anak berbakti atau kurang ajar. Ada pepatah Tionghoa yang saya dengar dari seorang pendeta yang berkata, “Seorang Ibu karena kasih bisa membesarkan 8 orang anaknya, tetapi 8 orang anak tanpa kasih tidak bisa merawat seorang ibunya.” Seorang Ibu bisa merawat sedemikian banyak anak karena kasih. Tanpa kasih maka walau begitu banyak anak belum tentu bisa merawat seorang ibu.
Ada seorang janda yang mempunyai 3 orang anak. Saat ia sudah tua, ketiga anaknya mengadakan rapat untuk menentukan jadwal perawatan mamanya di antara mereka agar adil. Akhirnya dicapai kesepakatan bahwa Sang Mama akan makan pagi di rumah anak pertama, makan siang di rumah anak kedua dan makan malam di rumah anak ketiga. Hasil rapat ini berjalan bertahun-tahun. Semakin lama Sang Mama semakin lemah dan sakit-sakitan. Suatu kali dia tidak datang ke rumah anak pertama untuk makan pagi. Ia juga tidak datang untuk makan siang ke rumah anak kedua. Malamnya ia datang untuk makan di rumah anak pertama karena lokasinya paling dekat dengan tempat tinggalnya. Tetapi anak pertamanya berkata, “Jatah makan mama sudah habis tadi pagi.” Akhirnya mamanya pulang. Ia lapar, sedih dan kecewa. Keesokan pagi, mamanya tidak datang lagi ke rumah anak pertama. Anak pertamanya berkata, “Padahal sudah diingatkan agar makan pagi di sini.” Siangnya Sang Mama datang ke rumah anak pertama. Anak pertamanya marah, “MAMA TIDAK DENGAR? MAKAN PAGI DI RUMAH SAYA. MAKAN SIANG DI RUMAH ADIK KEDUA!” Mamanya hanya menjawab, “Ya sudah. Mama pulang.” Saat mamanya pulang, anaknya mengingatkan untuk mamanya datang pagi hari. Tapi keesokan harinya, Sang Mama tidak datang lagi ke rumah anak-anaknya. Anak-anaknya tidak ada yang menelepon atau datang ke rumah mamanya untuk mencari tahu penyebabnya. Padahal dulu waktu anak-anaknya belum pulang sekolah pk 13, ia mencari-cari mereka karena merasa khawatir. Namun sekarang anak-anaknya tidak ada yang merasa khawatir walaupun sudah 3 hari Sang Mama tidak datang. Kemudian ada yang memberitahukan bahwa Sang Mama sudah meninggal! Rupanya Sang Mama menderita sakit, dan hal ini yang menyebabkan ia tidak bisa datang ke rumah anak-anaknya. Anak-anaknya pun tidak bisa menyesal lagi. Penyesalan selalu datang di belakang. Jadi sebelum melakukan sesuatu menyesallah di depan (maksudnya pikir dahulu apakah omongan kita baik atau tidak).
                Berikut ini kisah seorang anak tentang ‘Ibuku Seorang Pembohong!’ Cerita bermula ketika aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar.” KEBOHONGAN PERTAMA IBU. Ketika saya mulai tumbuh, ibu sering pergi memancing untuk membuat sup ikan. Saat makan, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan di sisa tulang ikan yang aku makan. Melihatnya hatiku tersentuh, lalu memberikan daging ikan kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan.”KEBOHONGAN KEDUA IBU. Saat aku masuk SMP, demi sekolah anak-anaknya, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel stickernya dan sedikit uangnya dipakai untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku terbangun dan melihat ibu masih menempel sticker kotak korek api dengan penerangan lilin kecil. Aku berkata : “Ibu, tidurlah sudah malam. Besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, aku tidak capek.” KEBOHONGAN KETIGA IBU. Ketika ujian tiba, ibu cuti untuk menemaniku pergi ujian. Ketika hari siang, ibu menungguku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Selesai ujian, Ibu segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol dingin untukku. Melihat peluh ibu, aku segera memberikan gelasku namun Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” KEBOHONGAN KEEMPAT IBU. Setelah ayah meninggal, ibu merangkap sebagai ayah. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang membantu ibuku. Tetangga seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu hanya berkata : “Saya tidak butuh cinta.”KEBOHONGAN KELIMA IBU. Setelah aku dan kakak-kakakku tamat sekolah dan bekerja, ibu sudah tua dan sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela jualan sayur di pasar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakak-kakakku yang bekerja di luar kota sering mengirimnya sedikit uang, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerimanya. Ia mengirim balik uang tersebut dan berkata: “Saya punya uang lebih dari cukup. Kalian lebih membutuhkannya.” KEBOHONGAN KEENAM IBU. Setelah lulus S1, aku pun melanjutkan studi S2 di Amerika dengan beasiswa sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibu ke Amerika. Tetapi ibu tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata, “Aku tidak terbiasa.” KEBOHONGAN KETUJUH IBU. Setelah memasuki usianya yang renta, ibu terkena penyakit kanker lambung dan harus dirawat di rumah sakit. Aku segera pulang dan melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatapku dengan penuh kerinduan. Senyumnya terkesan agak kaku karena menahan sakit. Aku menatap ibu dengan berlinang air mata. Hatiku perih melihatnya. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata: “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” KEBOHONGAN KEDELAPAN IBU. Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku menutup matanya untuk terakhir kalinya.        
Apa motivasi ibunya melakukan itu? Karena KASIH. Ia membagikan kasih kepada anaknya. Bagaimana kasih Allah kepada kita? Kita kepada Allah dan kita terhadap sesama kita? 1 Yoh 4:7-11. Rasul Yohanes mencatat dengan jelas, bahwa bukan hanya Allah mempunyai kasih, tetapi Allah sendiri adalah kasih. Sifat dan kepribadianNya adalah kasih. Sehingga pada ayat 9-10  dikatakan Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.  Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Allah telah mengutus anakNya yang tunggal ke dunia, supaya kita tidak binasa. Itulah kasih Allah! Allah yang pertama-tama mencari manusia dan menunjukkan kasihNya kepada manusia. Mengapa Ibu bisa mengasih anaknya? Karena Allah yang memulai , memperlihatkan dan membuktikan kasihNya, baru manusia bisa belajar tentang kasih yang sesungguhnya (karena manusia sudah tercemar oleh dosa). Allah memberikan kasih yang tulus. Ayat 7-8 dan 11, Allah memerintahkan dan merindukan anak-anakNya mempunyai dan mempraktekkan kasih. Ada hubungan yang tidak terpisahkan antara iman orang percaya dengan kasih terhadap sesama. Kalau kita percaya dan kasih pada Allah, saat jatuh kita belajar  lagi. Allah memberikan kasih itu supaya kita belajar mengasihi dan mempraktekkan kasih itu. Hubungannya sangat erat. Kalau kita berkata tetapi terus menerus hidup dalam dendam, dosa, ketidakkudusan, caci maki, maka kasih kita kepada Allah patut dipertanyakan. Itu sebabnya kasih orang percaya, bukan kasih yang ala kadarnya tetapi kasih yang berkualitas, yang standarnya adalah Kristus. Kasih itu tidak mudah dilakukan.
Saya pernah marah kepada seorang pengemis. Waktu itu saya sedang makan dengan mu shi di warung tenda pinggir jalan. Lalu datang seorang pengemis meminta-minta. Kita tidak ingin memberi uang (karena bisa tidak dibelikan makanan) sehingga kita membelikan satu bungkus makanan berupa nasi , ayam goreng dan sambel.  Saat bungkusan diberikan ke pengemis , ia menolaknya. Sang pengemis berkata, “Saya minta 2 bungkus.” Saya langsung melotot. Mu shi berkata,”Saya kan kasih kamu gratis.” Tetapi si pengemis tetap berkata, “Saya minta 2 bungkus.” Saya keberatan dan tidak mau kasih walau ditungguin. Saya terus makan termasuk makanan yang dibungkus tadi. Saya makan dengan emosi. Saya kesal mengapa ada orang yang tidak berterima kasih seperti itu. Kasih memang susah dilakukan.
                Kalau susah dilakukan, apa perlu berhenti untuk mengasihi? TIDAK BOLEH. Teruslah mengasihi. 1 Kor 13:8  Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Kasih harus menerus ditambahkan. Oleh karena itu dalam jatuh bangun kita terus belajar berbagi kasih.

Beberapa penghalang untuk memiliki kasih yang berbagi :

1.       Jabatan membuat kita sulit membagi kasih. Ada satu kisah nyata. Seorang anak dari kecil sampai dewasa selalu merasa malu terhadap kehadiran mamanya. Saat ada keramaian ,pembagian rapor, natal di sekolah, acara di gereja, resepsi di keluarga, ucapan syukur di kantor, ia malu dengan kehadiran mamanya, karena mamanya hanya punya 1 mata! Dan yang 1 bukan hanya buta tapi juga jelek. Waktu ia punya kesempatan ke Korea, ia bekerja di sana dan sukses. Ia merasa senang sekali. Korea begitu jatuh dari Jakarta, sehingga tidak perlu rasa malu dengan mamanya. Teman Koreanya tidak tahu mamanya seperti apa. Suatu kali ia mendapat surat yang mengabarkan bahwa mamanya sakit keras. Ia pun pulang ke Indonesia. Sesampai di rumah  mamanya, kondisinya sepi dan gelap . Ia pun masuk dan menjumpai mamanya terbujur kaku di ruang tamu. Yang menarik, di tangan mamanya ada selembar kertas. Ia pun membaca kertas itu dan setelah itu ia menangis meraung-raung. Rupanya waktu anak ini masih berumur 1 tahun lebih sedikit, matanya tercolok saat bermain sehingga menjadi buta. Menyadari hal tersebut akan mempengaruhi masa depan sang anak, mamanya mendonorkan mata. Ia mau anaknya melihat dunia yang indah sehingga ia merelakan matanya. Di dalam  surat itu , mamanya tidak menuntut balas. Mamanya tidak marah atas perbuatan anaknya. Justru dalam surat itu mamanya menulis, “Teruskanlah hidup dan karirmu. Mama senang kamu punya 2 mata. Sekarang aku tidak lagi menjadi beban.” Anak ini menangis meraung-raung dan menyesal. Ia tidak bisa mengembalikan mamanya. 1 Sam 1:24-28, saya menemukan ibu (Hanna) yang mau berkorban untuk anaknya (Samuel) karena berjanji pada Tuhan setelah berpuluh tahun tidak punya anak (kalau Tuhan memberikan anak maka saya akan mengembalikannya kepada Tuhan). Alkitab mencatat ketika Hanna mengantarnya, Samuel baru  lepas menyusui dan berusia 3 tahun. Bagaimana perasaan ibu berpisah dengan anaknya? Pasti sedih dan kuatir. Itu pengorbanan seorang ibu. Tetapi Alkitab pernah mencatat sisi yang kelam dari Raja Daud. 2 Sam 15: Absalom , anak yang dikasihi Daud, ingin merebut tahta bapanya, sehingga Daud harus melarikan diri. Absalom mengejar dan ingin membunuh Bapaknya. Absalom melakukan itu karena jabatan. Ibu yang bermata satu melakukan itu karena ingin anaknya hidup tanpa rasa malu di masyaratakat. Mamanya menunjukkan kasih yang luar biasa kepada anaknya. Ia tahu Allah mampu merawat anaknya lebih baik. Penghalang pertama berbagi kasih dapat berupa jabatan dan  tawaran dunia membuat kita sulit membagi kasih. Berapa banyak orang di gereja karena jabatan, dan kepentingan pribadi tidak bisa mempraktekkan kasih yang berbagi karena ingin mencapai yang terbaik dengan menggilas orang lain. Kita sering terjebak di tengah situasi seperti itu.

2.       Godaan yang enak-enak (wanita-pria intim lain dan uang). Manusia sulit mempraktekkan kasih yang berbagi kalau terjebak WIL (Wanita Idaman Lainnya) atau PIL (Pria Idaman Lainnya). Ada seorang istri yang terus memaafkan suaminya walau pun suaminya telah selingkuh dan membawa penyakit dalam rumah. Suatu kali suaminya pergi meninggalkannya dan hidup dengan wanita lain. Namun karena sakit, ia ditinggal istri mudanya dan akhirnya ia pulang ke istri pertamanya. Istri pertamanya tidak menolak saat ia datang. Ia menerima dan merawat suaminya. Alkitab juga mencatat kisah Hana dan Elkana. Hana dimadu oleh Elkana karena tidak punya anak dan Elkana menikah dengan Penina (1 Sam 1). Elkana sulit berbagi kasih antara Hana dan Penina. Kis 5:1-11 mencatat kisah Ananias (suami) dan Safira (istri) yang sepakat membohongi hamba Tuhan dan menahan sebagian hasil penjualan tanah. Ada juga keluarga di mana istri diminta suaminya untuk tidur dengan pejabat-pejabat yang bisa memperlancar usaha ekspornya. Suaminya berkata, “Istriku mengertilah ini demi rumah tangga kita! Jangan cemburu dong.” Hari Senin, Rabu dan Jumat ia tidur dengan siapa saja. Saya bertanya “Mengapa begitu?” Ia menjawab,”Yang penting sang suami pulang banyak bawa uang.” Ini menunjukkan betapa rendah tujuan hidup dalam pernikahan. Istri tidak memberi contoh kepada suami dan sebaliknya karena uang maka ada WIL dan PIL.

3.       Dendam kesumat. Tidak hanya di kantor , gereja dll, saudara dendam dengan saudara. Alkitab mencatat, pembunuhan di tengah keluarga yaitu Absalon. Perawakan Absalom ganteng, tinggi dan secara fisik cocok menjadi cover-boy majalah. Mungkin semua wanita yang melihatnya bisa tertarik. Tetapi karena ia dendam, ia merencanakan suatu pembunuhan sampai selesai (2 Sam 13:29-32). Saya pernah menangis selama 15 menit, hanya agar bisa menyebut 1 nama orang untuk didoakan . Setelah 15 tahun berlalu, saya masih dendam. Karena dendamnya, saya mau menghapus wajahnya, supaya tidak ingat lagi. Saya berpikir dengan berlalunya waktu ia akan baik saja. Tetapi setelah sekian tahun berlalu, tetap tidak bisa menghilangkannya. Hanya 1 yang bisa hilangkan yaitu KASIH. Tidak ada jalan lain. Ada dorongan untuk mendoakannya. Saya marah , tetapi mau belajar walau masih enggan (jangan malam ini tetapi besok saja). Susah. Itu yang Tuhan terus ingatkan. Yesus perlu mati supaya kita belajar membagi kasih yang tulus. Tuhan kalau mau dendam ke manusia, tidak akan terhapuskan. Sehingga kita selalu harus belajar.

4.       Sikap aji mumpung. Ada seorang anak kecil yang memesan bakmi ayam dengan papanya yang buta. Sang anak membisiki sang pedagang bakmi agar daging ayam jatahnya diberikan ke papanya. Tetapi papanya yang mengasihi anaknya kemudian memberikan daging tersebut untuk anaknya. Karena papanya buta ia tidak tahu bahwa di bakmi anaknya tidak ada dagingnya dan sang anak kemudian juga menyumpit daging tersebut ke mangkuk papanya. Sang Pedagang yang melihatnya memberikan bonus bakmi. Sang anak ternyata tidak punya mental aji mumpung. Ia tidak menerima bonus tersebut,  dan ia meninggalkan uang untuk membayarnya. Kristus mengasihi kita. Dia mati supaya kita selamat dan supaya kita belajar untuk mengasihi juga (jangan hidup aji mumpung).       


Tuesday, February 9, 2016

Memperlengkapi Orang Kudus Ev. Peter Lau

Ev. Peter Lau

2 Kor 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Efesus 4:9-16
9  Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
10  Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
11  Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12  untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
13  sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
14  sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
15  tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
16  Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,  —  yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota  —  menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

ALLAH Memberikan Pemimpin Gereja untuk Memperlengkapi Orang Kudus

                Bagaimana gereja dapat menjadi sehat dan kuat? Yang dimaksud dengan “gereja” di sini bukan saja organisasi atau gedung gereja tetapi pribadi (orang-orang percaya). Untuk menjadi sehat dan kuat, Allah memberikan pemimpin gereja untuk memperlengkapi orang kudus. Status orang percaya : 2 Kor 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Setelah percaya, kita bukan lagi manusia lama (di luar Allah) tapi manusia (ciptaan) baru (di dalam Allah) karena ditebus di dalam dan melalui Kristus Yesus.  Dulu melawan dan menjadi musuh Allah sekarang menjadi sahabat Allah. Dulu bukan anak Allah sekarang anak Allah. Dulu kita tidak mengenal Allah sejati sekarang kita mengenalNya dalam Yesus Kristus. Sebagai ciptaan yang baru, orang percaya harus mengerti bagaimana harus hidup. Ketika Rasul Paulus berbicara tentang manusia baru, kita sudah ditransformasi (diubah secara total) oleh Allah sehingga kita hidup di dalam Allah. Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna

Tahapan Hidup Manusia Baru

Manusia lahir pada usia 0 tahun di dalam dosa. Maz 51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Setiap manusia diperanakkan di dalam dosa. Kita lahir dalam kondisi orang berdosa. Dalam perjalanan hidupnya misal pada usia 15 tahun manusia mengaku percaya Yesus dan dibenarkan oleh Allah (dari orang berdosa menjadi orang benar di mata Allah). Setelah dibenarkan, manusia masuk ke tahap berikutnya yaitu dikuduskan. Rom.2:12-17 Pengudusan berlangsung dari pertama kita percaya Tuhan Yesus sampai manusia meninggal. Setelah itu baru kita dimuliakan artinya kembali ke sorga dan bersama-sama dengan Allah (Roma 3:23-28). Di sorga tidak ada dosa. Dalam proses pengudusan, kita akan didisiplinkan oleh Allah. Dosa kita pasti disiplin oleh Allah. Allah penuh kasih dan ia juga tidak membiarkan dosa. Allah mengasihi Daud tapi ia juga menghukum Daud. Sehingga kita perlu diperlengkapi. Allah memperlengkapi kita dengan pemimpin agar tidak terus menerus berdosa. Kita diperlengkapi terus sampai kita meninggal. Dalam proses pengudusan ini, Allah memberikan pemimpin gereja untuk memperlengkapi orang kudus.



Peranan Pemimpin Gerejawi dalam Tugas Memperlengkapi Orang-Orang Kudus

Dibutuhkan mentor (pembimbing / pemimpin) untuk memperlengkapi orang kudus agar terus hidup kudus, maka Allah memberikan pemimpin dalam hidup kita. Bicara tentang gereja, sebagai pribadi dan organisasi, Allah memberikan gembala, majelis dan para pemimpin rohani dalam tugas memperlengkapi orang-orang kudus. Setelah percaya, kehidupan tidak mudah. Orang percaya bisa diombang-ambing sehingga jatuh dalam dosa. Dalam kondisi demikian, Allah memperlengkapi orang kudus agar bisa bertumbuh ke arah Tuhan Yesus.

2 Hal Utama dalam Ef.4:9-16

1.       Penjelasan mengenai jabatan / jawatan gerejawi (ayat Ef 4:11)
Demi menolong orang-orang kudus, maka Allah memperlengkapi dengan jabatan-jabatan gerejawai yakni gembala, pemberita Injil, pengajar , nabi dan rasul.

2.       Tujuan Jabatan Gerejawi
Jabatan gerejawi bertujuan memperlengkapi orang-orang kudus untuk melakukan tugas  pekerjaan pelayanan  (diakonia) & pembangunan tubuh Kristus (ay.11-12) agar bisa bertumbuh dan tidak terombang-ambingkan pengajaran sesat.

Peranan Para Pemimpin Gerejawi

1.       Menyediakan sarana untuk membangun relasi kedekatan dengan Allah
Setiap pemimpin gereja yang ada (hamba Tuhan dan majelis) memberikan sarana untuk menolong membangkitkan relasi antara jemaat dengan Tuhan (supaya mengenal Tuhan Yesus). Maka di gereja diadakan ibadah, kebaktian umum dan persekutuan.

2.       Menolong umat mengerti kehendakNya dalam hidup & pelayanan (bimbingan konseling, dll)
Pemimpin gereja mengajar kita untuk mengerti apa yang Tuhan mau, mendampingi kita untuk mengerti Allah. Ketika ada kedukaan dan kesedihan ada jemaat bertanya,”Mengapa Tuhan?” Para pemimpin mendampingi jemaat untuk melihat semua kejadian ini.

Sehingga peranan para pemimpin gerejawi dalam kedua hal tersebut adalah :
a.     Memelihara hidup kerohanian.
Pemimpin menolong kita  untuk memilihara hidup kerohanian. Setelah percaya Yesus kita perlu mengenal Yesus. Hidup rohani perlu dipelajari dan bertumbuh Maka disitulah ada pertumbuhan, pemahaman dan pembacaan Alkitab. Program gereja untuk membaca Alkitab selesai dalam setahun merupakan bagian dari pemeliharaan rohani jemaat.

b.     Membantu dalam pembentukan karakter orang percaya untuk semakin serupa Kristus,
Pemimpin gereja memimpin kita agar karakter jemaat makin hari makin serupa Kristus. Dulu kita adalah manusia lama yang serupa dunia. Sebagai manusia lama cara pikir dan perkataan kita seperti orang dunia. Setelah percaya, pemimpin akan mengajar agar hati kita serupa dengan Yesus.

c.     Menemani umat untuk memperoleh kekuatan dalam menghadapi kehidupan
Pemimpin gereja menemani jemaat agar punya kekuatan dalam hidup ini. Ketika ada jemaat yang sakit akan ada pendampingan,  dibesuk dan didoakan.

d.     Menyediakan & mengajak jemaat untuk terlibat dalam pekerjaan pelayanan (Pengabaran Injil, Pekerjaan Misi, Pembesukan, dll)
Pemimpin gereja menyediakan sarana untuk melayani Tuhan. Pekerjaan pelayanan bersama-sama kita kerjakan. Hari ini sebagai manusia baru, Tuhan memberikan pemimpin rohani kepada kita. Supaya kita berakhir yang baik, bertumbuh dan berbuah dan kita boleh melayani Tuhan. Kita semakin bertumbuh dan menjadi kuat. Itulah fungsi gereja untuk memperlengkapi orang percaya semakin bertumbuh.

Rasul Paulus mengajari bagaimana cara memperlengkapi orang kudus. Saat para pemimpin menyediakan segala kegiatan untuk pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus (gereja baik secara organisasi dan pribadi jemaat), adakah kita mau hidup secara total dalam persekutuan bersama KRISTUS ? (Roma 6:10-14 : Orang percaya sudah mati bagi dosa, tidak lagi dikuasai dosa & menuruti keinginannya serta menyerahkan tubuh untuk dosa, tetapi hidup secara total dalam persekutuan bersama KRISTUS YESUS). Bagaimana pemimpin rohani memimpin gereja, kebaktian doa, membaca Alkitab selesai setahun dll? Apakah kita akan hidup secara total untuk mengikuti apa yang diatur dan diperlengkapi untuk kita? Suatu kali saya beribadah dengan istri ke Israel. Kami masuk ke ruang bayi karena membawa bayi. Saat khotbah, pintu ruang bayi dibuka dan masuklah sepasang suami istri dengan 2 anaknya. Dalam hitungan sepuluh menit, sang suami sudah tertidur. Seharusnya kalau seseorang punya hati  kepada Tuhan, hal ini tidak akan terjadi. Lalu saya coba membangunkannya dengan menepuk pundaknya karena berpikir ia kecapaian. Sang suami bangun dan kemudian dengan galak berseru, “APA?” Akhirnya ia melanjutkan tidurnya. Istrinya melihat sang suami tidur, tertidur juga di samping suaminya. Anaknya laki-laki yang bermain i-pad, menutup i-pad, duduk di sebelah mamanya lalu juga tidur. Disusul dengan anak perempuannya. Alkisah, di kebaktian itu tertidur 4 orang. Herannya setelah khotbah selesai, sang suami dan yang lainnya bisa bangun dan menerima doa berkat. Aneh tapi nyata!.  Seharusnya di tengah kesibukan kita belajar. Saat mau kebaktian, ½ jam sebelumnya kita sudah di gereja. Para pemimpin gereja memasang AC di ruang kebaktian bukan untuk tidur.

Seringkali saat kebaktian ada pengunjung yang bermain dengan ponsel untuk mengirim pesan, main game dll.  Saya juga merasa tidak nyaman kalau melihat siswi di sekolah pakai rok mini . Malu kan? Para pemimpin gereja dipersiapkan menolong kita. Tetapi seringkali waktu beribadah kita tidak menghargai apa yang dikerjakan Kristus. Padahal kita bisa ada karena Kristus mati di kayu salib. Saat itu tangan dan kaki-Nya ditembus paku dan darahNya mengucur. Marilah kita memiliki hati dan diri yang selalu merindukan Allah dan terlibat dalam pengaturan oleh para pemimpin gereja yang telah Allah percayakan. Allah memberikan pemimpin yang walaupun tidak sempurna (mungkin tidak datang saat ada jemaat yang sakit dll), tetapi apakah kita sungguh-sungguh mencari Tuhan? Dari awal Yesus lahir sampai bangkit  kita melihat komitmen Allah.  Apa yang telah dilakukan Kristus, sudah dikerjakan. Pemimpin gereja sudah melakukan dengan baik. Setiap minggu kita bisa beribadah dengan baik. Adakah kita sekarang mau bertumbuh dalam situasi yang baik? Mari kita bertumbuh menjadi jemaat yang sehat dan kuat sehingga hidup kita boleh mencapai tujuan Tuhan. Mari kita berjanji untuk setia kepadaNya.  Mari kita senantiasa memiliki hati dan diri untuk terlibat agar menjadi gereja (baik pribadi dan organisasi) yang sehat dan kuat.