Thursday, March 31, 2016

Kesaksian : Tetap Setia


Acara kesaksian pada Persekutuan Doa (PD) Rabu 30 Maret 2016 secara khusus mengundang Ibu Hetty, salah seorang jemaat Gereja Kristen Ketapang Kelapa Gadang tempat di mana Ev. Susan Maqdalena sebelumnya melayani sebagai gembala. Ibu Hetty bukan jemaat biasa tetapi seorang aktifis yang sungguh-sungguh mau melayani. Walaupun dalam kondisi yang sakit, ia tetap ingin menyelesaikan tugasnya sebagai seorang BP (badan pengurus). Saya tidak tahu apakah BP ini levelnya sama dengan majelis atau BP komisi (sebagai sekretaris).

Ibu Hetty datang ke PD dengan suaminya (Pak Santo) dan dua orang rekan aktifisnya yakni Ibu Lily (seorang yang giat mendukung Ibu Hetty dalam sakit-penyakitnya) dan Ibu Siu Muk (? Tidak tahu benar tidak namanya). Sewaktu melihat mereka bersama Pdt. Hery Kwok saya sudah menduga salah satu dari mereka adalah tamu yang diundang untuk memberi kesaksian. Namun karena ada 3 orang perempuan, saya harus menebak mana orang yang akan memberi kesaksian. Karena kedua rekan Ibu Hetty orangnya kurus-kurus, saya awalnya agak sulit menentukan mana yang sakit (maaf bukan mau bilang orang kurus penyakitan ya...). Akhirnya waktu dikenalkan baru saya tahu bahwa ibu yang agak kecil badannya yang akan memberikan kesaksian. Saya sempat berbincang-bincang sebentar dengan Ibu Hetty sebelum acara PD dimulai.

Ibu Hetty memberikan kesaksian dengan suara yang tidak begitu jelas. Hal ini pasti karena sakitnya. Saya jadi ingat waktu papa saya menderita kanker  dan dirawat di RS, ia bahkan sudah bisa bicara lagi. Puji Tuhan, Ibu Hetty masih bisa bersuara dengan cukup baik. Dulu waktu papa tidak bisa bicara padahal ia ingin bicara, maka kami hanya dapat memberi kata-kata yang dimaksudkan untuk menghibur saja. Namun pastilah sedih bagi orang yang kehilangan suaranya. Jadi berbahagialah orang yang masih bisa bertutur kata dengan jelas.

Berikut penuturan dari Ibu Hetty yang sempat saya tangkap. Kalau ada hal-hal yang salah dan tidak jelas, kemungkinan saya salah dengar atau tidak mencatatnya dengan jelas. Juga sebagian saya tidak tangkap konteksnya mungkin karena yang diceritakan sudah sangat familiar dengannya tapi bagi saya hanya menduga-duga saja. Moga-moga tidak salah. Sebenarnya mau konfirmasi ke Ibu Hetty , tapi karena Ibu Hetty tidak punya alamat email, maka kalau pakai pesan WA bakal repot karena panjang. Kata-katanya tidak persis sama karena sewaktu mencatatnya ada sebagian yang tidak keburu dicatat.

Saya ingin memberikan kesaksian bahwa Tuhan benar-benar setia.
Pada tahun 1998 saya divonis terkena kanker *1) payudara stadium 2A. *2)
 Ada 3 sel yang tidak normal di payudara dan yang satunya gawat. Dari pemeriksaan mamogram *3) terlihat bahwa ada scar (jaringan parut) di payudara sehingga harus diangkat semunya.
Saya pasrah dan berkata, “Apapun yang terjadi, saya serahkan keputusannya sesuai dengan yang terbaik menurut dokter.”.
Maka saya pun kemudian menjalani operasi pengangkatan payudara saya.
Saya mengira setelah operasi semuanya sudah selesai.
Namun ternyata setelah 3 minggu operasi harus disinar sebanyak 25 kali! Setelah itu harus kemoterapi. Saya sama sekali tidak mengerti.
Katanya hanya diinfus, ternyata sakit sekali.
Saat itu (Mei 1998, red) sedang terjadi kerusuhan.
Suami saya sedang asyik menonton “bakar-bakaran”, sementara saya sedang menghadapi rasa sakit saya.
Ranjang sampai bergoyang dan saya tidak bisa ngomong dan berdoa. Dalam hati saya hanya berkata,”Tuhan tolong!’.
Suster yang masuk ke kamar, memeluk tapi saya masih gemetaran.
Tiba-tiba suami saya datang dan berkata, “Seru, mobil-mobil sedang dibakari.”
Saya tidak bisa membalas.
Suster yang melihatnya berkata, “Bapak... ! Istri bapak sedang gemetaran.”
Barulah suami saya sadar. Setelah itu ia selalu menemani saya..
Walau suami saya cuek, ternyata waktu saya sakit baru terlihat kasih suami kepada saya. *4)

Setelah menjalani kemo saya diberi obat.
Waktu itu saya masih kerja karena masih berumur 40 tahun.
Namun untuk kemo saya sering bolos sehingga rapot saya jelek dan terpaksa dirumahkan.
Karena pengobatan kemo mahal, maka uang pun menipis.
Beruntung saya mempunyai teman yang sangat baik, Lily.
Saya berkata kepadanya, “Li saya sudah tidak punya uang untuk beli obat.”
Sahabat ini judes tapi terus support saya.
Ia yang memberi nasehat dengan meminta saya mengatakan,”Tuhan saya mau minum obat ini, tapi setelah itu sembuh.” Setelah itu, rasanya badan saya menjadi enak.
Karena merasa sudah enak maka saya tidak lagi kontrol penyakit saya.
Selama 12 tahun saya tidak cek.
Setelah itu di CT-scan , mamogram dan keluar hasilnya : saya  bebas kanker!
Tuhan begitu baik, saya bebas kanker!.
Lalu karena keenakan, saya lupa lagi berdoa.
Juga pekerjaan, kalau mau baru saya kerjakan.

Tahun 2013 saya ditugaskan dalam pelayanan secara penuh.
Saya giat melayani dan akhirnya batuk-batuk.
Kata teman saya, .”Het ke dokter, Het. Takut kamu kena TBC.”
Saya menjawab, “Tanggung. Setelah  natal dan tahun baru, baru ke dokter”

Ternyata di awal 2014, saya kena typus. Karena batuk-batuk saya dironsen.
Ternyata hasil ronsen, tidak keluar-keluar.
Saya tanya,”Dokter, memang tidak ada hasilnya?”.
Dokter menjawab, “Nanti suami ibu yang saya kasih tahu.”
Saya berkata, “Dok, saya kan yang sakit. Bukan suami saya.”
Akhirnya dokter berkata, “Paru-paru ibu tidak bagus. Dalam paru-paru kanan ibu ada benjolan di kelenjar getah bening berukuran 5x6, sedangkan di paru-paru kiri juga ada tapi kecil-kecil. Mungkin ini metastases dari kanker payudara.”
Saya mulai galau dan menangis. Pikiran saya jadi jelek.
Saya menyediakan foto dan berpesan ke tukang foto untuk nanti diletakkan di atas peti mati. Tukang foto bingung.
Saya berpesan, “Buat yang bagus karena nanti taruh di atas peti saya.”
Saya juga buat baju baru  untuk menghadap Tuhan.
Memang saya ditertawai tapi tak peduli.
Saya siapkan semua agar tidak merepotkan suami dan anak.
Saya berkata ke suami, “Pi, kalau saya berangkat sudah saya siapkan semua di bawah ranjang.”
Suami saya berkata,”Jangan begitu.”
Ternyata saya jahat di hadapan Tuhan, sok pintar, mendahului rencana Tuhan.
Saya periksa lab, hasilnya ternyata tidak seperti yang saya takuti.
Hasilnya bagus
Yang tadinya bertana minus jadi plus dan sebaliknya
Dokter bilang, “Ini hasilnya bagus.Ibu tidak perlu kemo cukup makan obat saja.”
Tadi di lab itu saya bedoa, “Tuhan saya terima kalaupun vonis nya jelek. Hanya kalau boleh jangan dikemo karena mahal dan bukan bertambah baik.”
Tuhan menjawab dan saya tidak dikemo dan hanya perlu makan obat.
Dagingnya di paru mengecil sedikit

Juli 2015, saya jatuh lagi.
Panas saya tinggi. Kalau pagi tidak panas.
Pagi hari saya seperti orang hamil, muntah-muntah. Kalau tidak muntah tidak puas.
Jadi suami suruh ke dokter.
Saat ada saudara mau kawin suami bilang “Jangan datang.” Tapi saya tetap datang ke rumah cici.
Di sana saya muntah-muntah Jadi merepotkan saja.
Akhirnya saya dibawa ke rumah sakit. Setelah di infus kondisinya jadi bagus.
Namun setelah pulang muntah lagi. Dokter bilang ,”Itu vertigo.”
Lalu saya dijemput anak masuk ke RS Gading Pluit.
Setelah di MRI  *5), ternyata virus masuk ke otak saya. Jadi rambut saya rontok.
Rambut baru yang saya pakai ini baru 6 bulan.
Dokter bertanya,”Ibu sering jatuh?”
Saya menjawab, “Seingat saya begitu.”
Ternyata di atas otak kecil ada cairan sehingga harus dioperasi.
Malam-malam datang dokter bedah.
Pk 1 malam pikiran saya jelek. Saya melihat dokter seperti jagal babi.
Padahal dokter sedang pakai sarung tangan dan saya melihatnya seperti sedang mengasah pisau jagal.
Saya pun berteriak tidak mau. Kalau mau bedah biar Tuhan langsung yang bedah.
Suami saya bilang, “Kalau tidak bedah akan begini terus.”
Jadi selama 3 bulan saya tidur miring ke kiri. Tidak bisa bergerak. Saya tidak suka sinar.
Kalau suami menyalakan lampu maka terjadi perang.

Selama 3 bulan  saya merasa pasti tidak ada harapan.
Terakhir sahabat saya datang. Mereka datang.
Saya bertanya ke suami,”Teman-teman yang lain datang, kenapa Lily tidak pernah datang?”
Ternyata kemudian ia datang membawa sahabatnya dari Australia.
Di situ saya dihajar habis-habisan
Teman saya berkata, “Minum obat dan vitamin tidak mau. Maunya apa?”
Saya menjawab, “Maunya pulang. Malam sakit badannya.”
Dia berkata, “Kalau mau pulang, kamu mau melewati jembatan? Masih ada 1 jembatan. Kalau mau jembatan, elu mesti nekat.”
Malamnya saya bermimpi.Mimpinya senang tapi tidak enak.
Saya bilang ke suami, “Saya mau dibedah.”
3 rumah sakit dicari tapi semuanya mentok.
Di RSCM  bilangnya dokter-dokter meeting dulu.
Anak saya bilang, “Mami tidak bisa begitu”
Ia pergi ke RS Siloam Karawaci untuk ke Prof Eka.
Dokter itu bagus tapi mahal, duitnya darimana? Untuk sekali konsulatsi saja Rp 700.000, bagaimana caranya operasi?
Namun anak-anak akan usahakan.
3 hari sebelum operasi, saya minpi, “Ada orang yang tidak ada muka. Saya dikasih kudanya. Buntutnya bagus. Kuda itu melihat saya saja”.
Pendeta saya (Novi, red) datang, lalu ia doakan saya.
Saya bertanya, “Ibu Novi saya dikasih kuda oleh teman saya.”
Ia berkata , itu bukan kuda tapi keledai.
Saya melihat dia dan sebaliknya. Akhirnya saya ambil.
Selesai saya dioperasi, ada ilusi.
Karena tidak mendusin, suster membangunkan saya.
Di dalam keadaan dibius saya bermimpi.
Biasanya keledai di belakang saya, dia ikut kemana pun saya tuntun. Sekarang ia di depan saya. Ia berkata, “uber saya.”
Begitu mendusin, nafas saya Senin-Kamis.
Suster bertanya, “Bu, bangun! Ibu lari ya?”
Saya menjawab, “Iya” dan saya bertanya mana keledai saya.
Saya cerita ke Cahyadi (?).
Ia menjelaskan, “Itu adalah keledai Tuhan Yesus yang mau ke Yerusalem. Kamu dikasih pinjam.”
Sebelum operasi ada hamba Tuhan (Ev. Newton)  yang datang ke rumah. Dia berkata, “Ci Hetty harus kuat dan senang.”
Saya bilang, “Bapak tidak sakit jadi tidak tahu. Jadi bapak bisa bilang harus sabar dan  harus gini gitu.”
Ia bilang, “Saya memang tidak mengalami. Tetapi firman bilang...”
Saya berkata,”Saya tidak percaya firman!”.
Setelah ia pergi, saya minta suami bacakan firman.
Saya minta maaf, sama Tuhan karena saya jahat.
Setelah itu saya berserah.

Saat menghadapi operasi tidak ada ketakutan.
Suami bertanya, “dalam agama kristen kalau mati boleh dibakar?”
Mungkin dia pikir saya akan mati. Tapi saya tidak ada rasa takut.
Ipar saya berkata,”Jangan so, nanti dikubur saja.”
Saya bilang, “Tidak ah... dibakar. Saja, kalau dikubur 3 tahun harus diperpanjang ijinnya.”
Suami sudah lega setelah bertanya melalui adiknya.
Saya pikir, “Kenapa suami ngomong begitu?”
Saya berdoa, “Tuhan tolong beri saya kesempatan 3 tahun. Saya baru dilantik, bagaimana pertanggungjawaban saya jadi BP? Kalau saya lihat, Tuhan itu benar-benar baik. Tuhan itu baik. Ia hidup.”
Saat menyaksikan saya sakit, semua teman bilang, “Hetty kamu ajaib.”
Saya bilang, “Tuhan yang ajaib”
Teman baik saya berkata, “Kamu diberikan kesempatan dan bertugas serta bersaksi.”
Itu yang saya pegang terus. Dia memberikan saya kekuatan. Dia mendukung iman saya untuk bangun.
Ia ikut perjamuan kudus.
“Elu mesti sembuh,” kata Lily.
Saya mau bangkit dan bersandar pada Tuhan.
Kalau saya sembuh, walau pun hasil paru-paru belum baik, tetapi saya mengucap syukur karna Tuhan memberikan saya kesempatan mengalami cintaNya.
Intinya saya berpesan, kalau kita dikasih kesempatan menerima musibah, jangan menyesali. Pasti Tuhan ada maksud. Tuhan mau kita bersandar padaNya. Amin.



Pengantar Pdt Hery Kwok : Pdt Novi dan Ev. Newton (Cahyadi?) adalah hamba Tuhan di GKK Kelapa Gading. Saya pernah ditelepon oleh Ev. Newton, “Boksu siap-siap ya nanti ibadah kedukaan.Ada permintaan khusus dari Mpok Hetty. Ev. Susan yang pimpin pujian, boksu yang khotbah. Jadi requestnya jadi pembicara  untuk orang mati.”. Saya dan Susan pernah melayani di sana. Hetty dalam pengurusan BP baik dan tidak pernah melalaikan tanggung ajwab. Tidak pernah kendor pelayanan. Dia terlibat dalam pelayanan. Sampai hari ini tetap melayani. Ada saatnya, orang kasih dia firman dan ia sudah capai mendengarnya. Perjalanan hidup memang kadang turun ke bawah dan kemudian naik lagi. Arrtinya hidup rohani  kita perlu dijaga. Bagaimana relasi kita dengan Tuhan dan setia kepada Tuhan. Kadang saya bandingkan dengan hamba Tuhan di Reform seperti tidak ada apa-apanya. Mereka sangat militan. Walau keluarga sakit, mereka tetap melayani.Waktu kita dengan Tuhan punya hubungan yang baik dan kuat, sebenarnya Dia akan membakar hati dan semangat kita. Tapi tidak gampang. Kebanyakan hanya teori yang diungkapkan. Tetapi
Ibu Hetty menjalananinya dengan Tuhan. Kalau kita sehat tapi tidak mau melayani maka perlu pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Kesaksian Hetty meberi kekuatan.

Pengantar dari Ev. Susan Kwok : Suarana Ibu Hety saat memberi kesaksian tidak jelas. Dulu suaranya lantang, garing, dan jelas namun sekarang sudah berbeda. Ia anggota lenong gereja karena di GKK Kelapa Gading, logat bicaranya Betawi banget. Jadi kita membuat lenong betawi di gereja. Jadi kisah Alkitab dibuat gaya lenong, menarik juga. Ada gaya Betawi ditambah logat encim-encim zaman dulu. Cukup diterima untuk kalangan kita waktu itu. Tetapi pelayanan lenong sudah distopnya saat ini , namun ia masuk pelayanan lain seperti lewat pemikiran, tulisan masih bisa. Ia sekretaris yang baik. Suka mendekor. Handuk sepotong bisa jadi macam-macam gambarnya. Melihat kertas bisa diubah jadi pernak-pernik yang menarik yang ditunggu-tunggu. Mungkin sakit kita tidak beupa sakit fisik melainkan juga pikiran kita dan kita perlu damai. Seperti yang lirik lagu “Kala kucari damai, hanya kudapat dalam Yesus”.


1.       Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2  juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Indeks massa tubuh tinggi, (2) Kurang konsumsi buah dan sayur, (3) Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan rokok, dan (5) Konsumsi alkohol berlebihan. Hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari dan Hari Kanker Anak diperingati setiap tanggal 15 Februari. Untuk memperingati Hari Kanker Sedunia tahun 2015, Union for International Cancer Control (UICC) mengangkat tema “Not Beyond Us” yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan mengenai penyakit kanker, serta menggerakkan pemerintah dan individu di seluruh dunia untuk melakukan upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan terhadap penyakit kanker. Orang-orang dekat saya sendiri cukup banyak yang terkena kanker yakni papa saya terkena kanker hati dan prostat, mama saya kanker pankreas, mama mertua terkena kanker getah bening, paman saya terkena kanker hati. Kanker ini telah merengut nyawa mereka berempat. Doi juga terkena kanker rahim (endometrium). Siswa doi , Michelle, juga terkena kanker tulang dan paru yang juga merengut nyawanya.
2.       Beberapa jenis kanker memang memiliki stadium tertentu yang berbeda dengan yang lain. Namun secara umum, dokter biasanya menggunakan dasar sistem TNM dalam menentukan stadium pada kanker. TNM (tumor formation, lymph node involvement, dan metastasis) mempermudah dokter dalam mendiagnosis stadium kanker pada pasien. Penderita kanker payudara stadium 2a kondisinya : diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes ), diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak ( axillary limph nodes ) dan tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
3.     Mammogram merupakan salah satu jenis pemeriksaan pada payudara dengan menggunakan sinar X dalam dosis rendah untuk mendeteksi adanya sel kanker yang sedang berkembang. Selama mammogram berlangsung, payudara akan ditekan diantara dua buah benda permukaan sebuah alat periksa untuk melihat jaringan payudara. Sinar X yang dipancarkan akan menangkap kelainan sel yang ada pada payudara jika seseorang positif menderita kanker.
4.     Wanita memang lebih perasa (sensitif) dibanding pria. Wanita membutuhkan pendamping yang kuat untuk menemani saat menghadapi penyakit apalagi yang berat. Kalau pria cenderung mengabaikan penyakit jadi malas pergi ke dokter.
5.       Pencitraan resonansi magnetik (bahasa Inggris: Magnetic Resonance Imaging, MRI) ialah gambaran pencitraan bagian badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan tersebut. Berbeda dengan "CT scan", MRI tidak menggunakan radiasi Sinar-X dan cocok untuk mendeteksi Jaringan Lunak, misalnya Kista ataupun Tumor yang masih sedikit, tetapi pencitraan dengan MRI lebih mahal daripada menggunakan CT scan. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon.


Wednesday, March 30, 2016

Di Salib-Mu Kubertelut

Pdt. Hery Kwok

Mat 26 : 39  Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Fil 2:5-11
5  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9  Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10  supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11  dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Pendahuluan

                Allah peduli membuat kita mampu bertelut di salibNya. Ungkapan agung yang Yesus katakan adalah “melainkan seperti yang Engkau kehendaki”. Tema Jumat Agung kita hari ini DisalibMu Kubertelut. Pertanyaan yang mengawali tema ini, “Apa yang kita pahami dalam arti bertelut?

Apa arti Bertelut?
Orang Islam menyembah Allah mereka dengan berlutut. Kaki mereka menyangga badan lalu mereka menunduk kepada Allah. Gerakan di mana tubuh mereka bertelut memberikan gambaran (simbolis).  

Kenapa harus Bertelut? Ini jawaban yang harus ditemukan dalam renungan Jumat Agung.

Ilustrasi : Waktu negara Tiongkok dalam bentuk kerajaan maka kita mengenal adanya seorang RAJA. Rakyat menyembah (sujud/bertelut) kepada Raja. Bila raja hadir, maka semua rakyat harus berlutut dan tidak boleh melihat wajah sang raja. Karena mereka mempunyai pemahaman bahwa raja adalah sosok yang disebut sebagai raja langit atau anak dewa. Maka status dari kerajaan itu membuat ia layak disembah oleh rakyatnya. Ia berhak menerima penyembahan rakyatnya. Seluruh rakyat wajib menyembah. Dalam dunia kita, orang-orang yang menjadi rakyat di kerajaan mempunyai pemahaman bahwa raja adalah pribadi yang layak disembah karena dia punya status dan keberadaan sebagai raja langit. Kalau manusia saja memberikan gambaran yang luar biasa kepada raja, maka sebagai orang percaya, kita harusnya melebihi orang dunia. Karena Allah merupakan Pencipta Langit dan Bumi, Ia menciptakan manusia yang tidak ada dengan sendirinya seperti proses evaluasi di ilmu pengetahuan yang digusung oleh Darwin. Karena Allah menciptakan manusia, maka manusia wajib untuk menyembah Allah. Tetapi Alkitab memberi penekanan bahwa nenek moyang kita memberontak dan tidak mau menyembah Allah . Mereka mau menjadi Tuhan atas hidup mereka sendiri. Maka perlu dipikirkan mengapa manusia sulit, gagal dan tidak mungkin bertelut kepada Allah?

Bagaimana manusia dapat bertelut kepada Allah dalam seluruh hidupnya?

Sebagai pekerja di kantor (karyawan), pedagang atau pelaku bisnis apakah seluruh pekerjaan dan usaha terkait dengan usaha kita untuk menyembah Allah? Sebagai orang tua, suami-istri, anak dan orang yang ada di rumah apakah kita sungguh-sungguh hidup menyembah Allah? Sebagai siswa baik remaja yang sekolah dan pemuda yang kuliah, apakah studi kita merupakan penyembahan dalam seluruh keberadaan hidup kita?

Dalam Fil 2:5 Rasul Paulus ingin menasehatkan kita ,”Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” Rasul Paulus ingin agar kita mengikuti teladan , pikiran dan perasaan yang ada pada Kristus saat Ia mengatakan di Getsemani:  “Kehendak-Mu yang jadi”

Apa arti Kehendak-Mu?
1.       Di Getsemani : “KehendakMu yang jadi” Apa arti kehendakMu? Kalimat agung ini keluar. Secara pikiran, kehendak Allah seharusnya jadi dalam hidup kita. Kalau terjadi, apakah kita siap menerima dan bersyukur dan berkata, Engkau mulia, agung dan besar. Contoh : Ada seorang wanita Kristen yang baik dan saleh. Ia membaca Alkitab setiap hari, pagi hari bersaat teduh. Lalu Anna, wanita ini, menikah dengan Daniel yang juga orang percaya yang beribadah baik kepada Allah secara antusias. Tidak pernah bolos beribadah kepada Tuhan. Kalau tugas keluar kota, ia mencari Tuhan di hari perhentianNya. Anna kemudian dikaruniakan seorang bayi. Waktu mengandung , ia sangat bersuka cita dengan kehadiran buah hatinya. Namun kelahirannya bermasalah karena anaknya sung-sang. Ia tidak ingin anaknya dilahirkan secara Caesar. Dengan keyakinan imannya ia berdoa kepada Tuhan. Ia sangat berharap melahirkan normal. Dari keyakinannya dan Daniel yang hadir saat istri melahirkan untuk menguatkan Anna, Anna mendapat kekuatan dan bayinya lahir dengan baik secara normal. Ia sangat senang sekali. Mereka menjadi keluarga yang bahagia. Daniel berkata, “Saya merasa anak ini miliki kita. Anak ini bagian dari keluarga yang tidak boleh dipisahkan bahkan oleh Allah pun. Tetapi satu tahun sejak anaknya lahir, ia digendong Daniel berjalan di trotoar. Di pagi itu ada supir angkot yang menabrak mereka berdua. Hari itu juga keduanya meninggal. Anna sebagai istri dan ibu yang baru melahirkan, walau saat teduhnya yang baik, ibadahnya yang teratur, saat menerima kejadian ini imannya goyah. Imannya tidak bisa menerima. Tuhan kalau Engkau baik dan mengasihi saya, mengapa Engkau memberikan peristiwa ini?” Anna ingat akan dua orang yang dikasihi yang nyawanya direngut oleh supir yang ceroboh. Anna mengalami kesulitan iman , memahami Allah yang dikenal sebagai Allah yang baik yang menganugerahkan Daniel , suami yang bertanggung jawab , pendapingnya dan menguatkannya di kala susah. Hari yang dialami Anna adalah hari yang panjang. Ia berusaha beribadah tapi sulit memahami Allah, ia membaca Alkitab tapi tidak mampu mengenal Allah karena peristiwa kematian suami dan anaknya. Jadilah kehendakMu” berarti janganlah kita memikirkan pengalaman tentang peristiwa yang enak-enak saja. Saat Petrus berjalan bersama dengan Yesus dan Yesus bertanya , “Menurut kamu siapa Aku? Petrus menjawab, Engkaulah anak Allah, Mesias. Ia berbicara sedemikian lantang. Yesus berkata, “Bukan dari engkaulah perkataan itu tetapi dari Allah. Kemudian saat Yesus mengatakan bahwa Ia akan mati, Petrus mengatakan, “Sekali-kali hal itu tidak boleh terjadi. Jadi bicara tentang kehendakMu terjadi adalah hal yang memampukan kita bertelut kepada Allah, di situlah pengenalan kita kepada Allah terus berkembang. Saat Yesus memberi teladan di taman Getsemani, ikutlah pikiran dan perasaan Yesus. Karena ia mengikuti teladan Allah bukan kehendaknya yang terjadi. Waktu Yesus mengatakan demikian Ia memberikan kepada Allah seluas-luasnya hidupNya dan membiarkan Allah mengatur diriNya disitulah Yesus dapat bertelut dengan benar. Jangan kita berpikir kita sudah bertelut. Saat kita mengalami hal yang tidak bisa diterima, disitulah pergumulan yang sebenarnya terjadi. Bukan saat mengalami yang enak-enak. Saat mengalami kesulitan dalam dagang dan pekerjaan, keluarga yang kesulitan, perpecahan dan keributan, di situ kita bukan menjadi orang yang bertelut dan menyembah Allah, karena kita sulit menangkap Allah dalam pemahaman iman kita. Seringkali kita terbentur dan mengakui dan menerima seluruh yang Allah kerjakan. Waktu dikatakan kehendakMu yang terjadi, saat disalib, kita mengakui seluruh jalan Tuhan adil dan benar. Saat bertelut itu kita mengakui jalan yang adil dan benar. Mungkin hari ini kita mengalami tabrakan iman, tetapi kita mau belajar. Disitulah kita mengakui bahwa keagungan Allah ada dalam seluruh jalan dan peristiwa yang kita alami. Anna baru mengalami pemulihan setelah proses yang panjang. Tapi saat ia mengakui Tuhan sebagai Allah yang baik dan walaupun tidak bisa memahami, barulah disitulah ia memberikan kehidupan sebagai orang Kristen.  

2.       Di Salib : Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai Hak yang dipertahankan (ayat 6). Dikatakan, Dia tidak mempertahankan hakNya. Yesus Kristus adalah Allah sejati. Itulah Allah Tritunggal dan Allah yang Esa yang menyatakan diri dalam 3 pribadi. Ia memberikan hakNya untuk tidak dipertahankan saat bertanya, “Siapa yang mau melayani Aku?” Yesus mau. Pikiran dan perasaan Kristus yang nyata adalah kerendahan hati. Rendah hati tidak sombong. Itu pemahaman kita. Lawan rendah hati itu sombong. Apakah ramah itu tidak sombong? Ada orang yang ramah, supel luar biasa, senyum kiri dan kanan. Apakah itu rendah hati? Itu bukan kesimpulan yang benar. Ada yang tersenyum di luar tapi hatinya sombong (angkuh dalam hatinya). Defisini rendah hati adalah ingin kembali kepada Kristus. Ia mengambil rupa sebagai hamba dan taat sampai mati. Mati di kayu salib. Proses yang digambarkan oleh Rasul Paulus. FIl 2:7-8  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Allah mengaruniakan nama di atasnya supaya di bawah Yesus berlutut dan mengakui dia sebagai Allah yang rendah hati.

Kesimpulan

Di saliblah Kristus sudah melakukan dan menggenapi apa yang Tuhan mau melalui kerendahan hatiNya sehingga ia mengorbankan diriNya. Di salib, Kristus sudah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh manusia : hidup untuk Allah (Hidup yang berpusat kepada Allah, hidup yang bergantung pada Allah dan hidup yang bertelut / menyembah pada Allah). Karena itu hanya oleh salib maka kita dapat hidup untuk Allah oleh karena pengorbanan Kristus.
Karena sudah pernah melakukannya (hidup untuk Allah), kita bisa melakukannya lagi. Kita sulit melakukannya, karena kita sombong dan mementingkan diri sendiri. Salib yang membuat kita beribadah. Salib membuat kita giat melayani Tuhan karena di sanalah kita bertemu dengan Tuhan. Apa yang akan kamu ingin perbuat, perbuatlah sesuai kehendak Allah.
               



Tuesday, March 29, 2016

Yudas : Cermin Kegagalan Umat Allah


Pdt. Tjen Benny

Matius 26:14-25
26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot,  kepada imam-imam kepala. 26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak  kepadanya.
26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
26:17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi  datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah  bagi-Mu?"
26:18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku  hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."
26:19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.
26:20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku. "
26:22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"
26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia,  akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia  itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?  " Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

Di dalam kehidupan manusia ada 4 tahap :

1.   Bayi sampai anak sebelum masuk sekolah.
Kebenaran yang dipegang dan kata-kata yang dipegang adalah kata-kata dari orang tua

2.   Usia masuk sekolah hingga SMP 1.
Kebenaran yang dipegang adalah kata-kata dari guru

3.   Usia SMP 2 - SMA
Kebenaran yang dipegang adalah kata-kata teman.
Pada tahap ini, manusia bisa berkelahi dengan orang tua karena membela teman

4.   Kuliah - usia lanjut
Kebenaran yang dipegang adalah diri sendiri

Kebenaran-kebenaran dalam ke empat tahap ini bersifat relatif (bisa saja salah).

Kita bersyukur diberkati dengan adanya Firman Tuhan, kebenaran yang sungguh-sungguh benar dan sempurna, tidak pernah salah. Ya dan amin. Sehingga manusia seharusnya suka dengan Firman Tuhan. Dengan demikian manusia akan membaca, memikirkan dan melakukan Firman Tuhan.

Ada 2 jenis manusia :                                                                                                                                                                         
1. Manusia yang setia kepada Allah, mis : Abraham
2. Manusia yang tidak taat kepada Allah, mis : Yudas Iskariot

Yudas Iskariot ini adalah nama yang mencerminkan murid Tuhan yang gagal.
Penyebab kegagalan Yudas  

1.     Keserakahan akan uang
Matius 26:14-16 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot,  kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak  kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Pada Mat 26:14-15 disebutkan Imam Kepala dan orang Farisi adalah sebagai pihak yang tidak senang kepada Tuhan Yesus. Ayat 16 menyebutkan bahwa bukan imam kepala dan orang Farisi yang berinisiatif melainkan Yudas yang adalah murid dan sebagai "orang sendiri" yang mencari , menawarkan, menjual dan mengkhianati Tuhan Yesus. Imam kepala tidak menyia-nyiakan tawaran yang diberikan oleh Yudas. Yudas bertanya kepada imam-imam kepala,” Apa yang akan engkau berikan, jika aku memberikan Tuhan Yesus ?”. Apakah di sini ada tawar menawar? Tidak! Langsung ada nilai 30 keping uang perak, menunjukkan apa yang ada dalam hati dan pikiran Yudas adalah uang sebesar 30 keping uang perak. Hal ini sesuai Keluaran 21:32 Tetapi jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan, maka pemiliknya harus membayar tiga puluh syikal t  perak kepada tuan budak itu, dan lembu itu harus dilempari mati dengan batu. Jadi harga seorang budak, kalau diukur dengan kurs sekarang adalah sekitar Rp 3.300.000.
Begitu murahnya harga menjual Tuhan Yesus, menunjukkan begitu serakahnya manusia akan uang. Pertanyaan hari ini : Lebih penting mana antara Tuhan Yesus dengan uang ? Jaman sekarang segala sesuatu butuh uang (dulu maupun sekarang sama saja). Orang yang mengandalkan Tuhan, akan diberkati oleh Tuhan. Jangan seperti Yudas, semua diukur dengan uang. Yudas gagal karena terlalu rakus akan uang. Ia menjual Tuhan Yesus karena uang.  Kita menyembah Tuhan yang begitu kaya dan maha murah tapi kita begitu pelit kepada Tuhan. Jangan kita menjual iman.

2.     Tidak mau bertobat.
Mat 26:21-22. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku. "  Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"
Tuhan Yesus sudah menunjukkan siapa yang akan menjual Tuhan Yesus, tapi orang tersebut tidak mau bertobat. Anugerah sudah diberikan kepada manusia yang berdosa, jangan terus menerus menikmati dosa. Bertobatlah dan hidup kudus!
Firman Tuhan dikhotbahkan pada hari minggu, bertobatlah. Tuhan Yesus menegur Yudas saat makan, tetapi tidak digubris oleh Yudas. Ketika Tuhan katakan untuk bertobat maka bertobatlah dan jangan bermain-main dengan dosa

3.      Karena tidak mau memahami Allah.
Mat 26:25 26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia  itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?  " Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

Ketika Yesus katakan ada yang mau menjual, murid-murid menjawab,”Bukan aku ya Tuhan? sedangkan Yudas menjawab, bukan aku ya Rabbi?” Rabbi artinya adalah guru, seorang manusia biasa. Ini menunjukkan bahwa Yudas tidak memahami siapa itu Tuhan dan menganggap Yesus hanya sebagai manusia biasa saja. Walaupun selama hampir 3.5 tahun bersama-sama, Yesus melakukan perbuatan-perbuatan besar, Yudas ada. Namun Yudas hanya memandang Yesus sebagai guru dan tidak bernilai.

Siapakah Tuhan Yesus ? Bagaimana dengan kita? Jangan gara-gara uang. tidak mau ditegur dan kita menjadi orang yang gagal. Orang yang datang ke dalam gereja hati-hati, Dari 12 murid saja ada yang tidak setia. Sedangkan orang yang mencintai Tuhan akan membuat gereja maju

Aku dan Kau, Orang Berdosa

Ev. William Andreas Sitinjak

Pendahuluan

                Hari Jumat lalu saya pergi untuk mengikuti seminar di UPH dengan menggunakan ojek. Saat itu hujan deras sehingga kami mengenakan jas hujan. Di kawasan Kota Lama lampu lalu lintas terlihat dari jauh berwarna hijau sehingga tukang ojek-nya ngebut. Namun ketika mendekat warna lampunya berubah menjadi merah sehingga harus berhenti mendadak.  Di tengah kebingunan saya berkata dalam hati, “Terus saja Pak!”. Akhirnya kami terus lewat dan saya menghadang pengemudi motor agar tidak menabrak kami. Itu dosa yang saya lakukan saat itu. Apakah kita manusia berdosa? Iya! Apa contoh konkritnya? Kesombongan di dalam diri. Tidak ada manusia yang tidak pernah sombong. Mungkin di antara kita tidak ada yang pernah membunuh manusia, tetapi manusia tidak ada yang tidak sombong. Sewaktu kuliah di SAAT, saya dibilang sombong. Hal ini membuat saya kesal walaupun akhirnya saya menyadari mengapa saya dikatakan sombong. C.S. Lewis mengatakan kejahatan yang terbesar adalah kesombongan. Kesombongan menghasilkan semua kejahatan lain : kesombongan adalah keadaan pikiran yang sepenuhnya melawan Allah.

Apa itu tindakan kesombongan ?
-          Memandang rendah orang lain, sampai-sampai kita tidak mempedulikan penilaian orang lain. Mis : Sdr. Irwan yang bermain piano dengan bagus, tiddak sombong. Kalau sombong dia memandang rendah saya dan dia tidak peduli apakah saya memuji dia atau tidak.
-          Mencintai diri secara berlebihan. Jika ada orang lain yang menyakiti maka orang itu menjadi musuhnya. Ia menjadi teman kalau ia setuju dengan pendapat kita.
-          Kesombongan           rohani adalah mengangap diri sendiri sebagai orang saleh yang benar dan orang-orang lainnya sebagai pendosa yang bersalah. Ilustrasi : ada seorang ahli rambut, yang memberi nasehat untuk memelihara rambut dengan memberi shampoo dan obat. Tapi ia sendiri lupa memelihara rambutnya sehingga rambutnya sendiri botak. Waktu wignya terlepas , maka semua pasiennya kabur semua. Terkadang kita juga seperti itu. Kita menasehati orang lain sedangkan diri kita sendiri tidak dirawat.
-          Dosa pertama Adam dan Hawa bukanlah hanya melanggar perintah Tuhan, tetapi kesombongan ingin hidup sama seperti Allah (Kej 3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat) Motivasinya ingin seperti Allah. Maka CS Lewis mengatakan kejahatan terbesar adalah kesombongan yang menghasilkan semua kejahatan lain.

Dalam kejadian 3 kita melihat akibat melakukan dosa, Adam Hawa :
1.       Takut dengan kehadiran Tuhan Kejadian 3:10 “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” . Apakah karena dia telanjang, maka ia bersembunyi? Padahal Kej 2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Rupanya kata telanjang pada Kej 2:25 berbeda dengan Kejadian 3:10. Kata ‘telanjang ‘ pada Kej 2:25 berasal dari kata Ibrani ‘arom’ yang berarti ketelanjangan secara fisik. Adam tahu dan sadar telanjang secara fisik dan tidak merasa malu. Tetapi dalam Kej 3:10 digunakan kata ‘eirom’ yang berarti keterhinaan (Adam merasa diri hina karena telah melanggar firman Tuhan). Ketika kita jatuh dalam dosa, maka kita takut pada Tuhan dan orang sekitar kita.
2.       Menyalahkan Allah. Adam secara tegas langsung menjawab “perempuan yang Kau tempatkan di sisiku” (Kej 3:12). Sebenarnya ia menyalahkan Tuhan (Kau yang menempatkan perempuan itu di sisiku). Hal ini serupa saat menghadapi masalah, kita berkata, “Mengapa Tuhan memberi masalah ini kepadaku?”
3.       Manusia terus-menerus melakukan dosa.  Kain dan keturunannya sudah sangat berdosa (Kej 4:1-24), Kain membunuh Habel. Anaknya Lamekh juga membunuh. Siapa yang mengajarkan? Tidak ada. Tetapi dosa itu terus menerus ada di dalam manusia sejak kejatuhan Adam dan Hawa. Kecenderungan manusia hanya pada kejahatan (Kej 6:6). Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Maka saya bingung juga mengapa karena Adam semua manusia berdosa?

Michael Horton : “Kita (manusia) tidak hanya ikut bersalah karena dosanya Adam; kita juga bersalah sebagai pendosa di dalam Adam”. Jadi kita tidak hanya bisa menyalahkan Adam saja, tetapi kita sebagai pendosa yang aktif melakukan dosa. 
Roma 5:12  Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. .  Menjalar kepada semua orang karena satu orang, mengapa?
Michael Horton : Semua manusia telah berdosa karena dan di dalam Adam. Dasar ini ada pada konsep Yahudi tentang corporate solidarity: apa yang dilakukan satu orang mempengaruhi kelompok yang diwakilinya, begitu juga sebaliknya (Yos. 7:1). Dengan kata lain, dosa Adam mempengaruhi status dan natur keberdosaan semua manusia.
Karena satu orang (Akhan) maka seluruh umat Israel telah berubah setia. Sama seperti Adam (nenek moyang kita) yang jatuh dalam dosa dan kita semua pun orang berdosa. Dengan kata lain dosa Adam mempengaruhi status dan natur keberdosaan semua manusia.

Yakub Tri Handoko
Kaitan dosa Adam dan keberdosaan semua manusia pada tahap kerusakan natur saja. Natur manusia yang sudah rusak akibat dosa menyebabkan manusia pada akhirnya juga berdosa. Dosa Adam bukanlah penyebab langsung dari keberdosaan manusia.
Mazmur 51:5  Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Beda sekali dengan konsep agama lain. Bayi lahir dalam keadaan suci. Tetapi kekristenan mengatakan bayi naturnya berdosa. Jadi kita semua di dalam dosa.

Manusia rusak total dalam naturnya yang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan (Roma 3:23) Manusia juga aktif melakukan dosa dan tidak dapat lepas dari ikatan dosa, sebelum mengenal Kristus. “non posse non paccare” (Tidak dapat tidak berbuat dosa) St. Agustinus.
Tetapi ketika menerima Kristus, tetap bisa berbuat dosa tapi dapat memilih untuk tidak berbuat dosa karena kita dikuasai oleh Roh Kudus.

Apa itu dosa?
-      Khatta’ [Bahasa Ibrani, pelanggaran] (keluaran 32:30). Mengungkapkan pikiran yang memilih jalan sesat. Gagal. Mirip Hamartia (salah sasaran). Saat GSRI Taman Sari ulang tahun , saya datang bersama dengan Lau Shi Vivi L yang naik gojek (saya naik motor).  Akhirnya gojek mengarahkan kami. Ada jalan 1 arah dan kami seharusnya tidak boleh melewatinya tetapi supir gojek menerabas saja. Dalam hati saya berkata, “Seharusnya saya tidak ikut.” tapi karena saya tidak tahu jalannya maka mau tidak mau saya mengikutinya. Lau shi Vivi sadar bahwa kita salah. Terkadang dalam hidup kita dipimpin oleh orang yang salah sehingga kita juga melakukan kesalahan. Mungkin sebagai orang tua kita mengarahkan anak secara salah sehingga anak berbuat salah juga dan itu dosa.
- Pesya (pemberontakan) yaitu memberontak terhadap kekuasaan yang sah (1 Raja 12:9; 2 Raja 8:20) atau pemberontakan terhadap hukum-hukum Tuhan (Hos. 8:1)
- Awon [perbuatan tidak senonoh] ( 1 Raja-Raja 17:18 ). Awon  mengacu pada rasa bersalah yang dihasilkan dosa.
- Asymâh, "melanggar", "berbuat kekhilafan, kesalahan”. Secara tidak sadar kita melakukan kesalahan. Saat lau shi Vivi berkata, “Saya agak gemuk” saya membantah dan mengatakan bahwa yang gemuk Calvin sehingga Calvin cemberut. Terkadang tanpa sadar dengan perkataan kita menyakiti orang.
- Râsyâ', "tidak mengindahkan perintah tuhan", "berbuat jahat", "maksiat", dsb., "Tidak melakukan ibadah“
Syegâgâh, "dosa" yang tidak disengaja, karena tidak hati-hati, karena tidak sadar dan tanpa diketahui
Secara umum dalam pl, dosa itu dimengerti sebagai “ketidaktaatan” umatnya kepada Tuhan.

Dosa adalah perasaan atau pikiran atau perkataan atau tindakan yang datang dari hati yang tidak menghargai/mencintai Tuhan melebihi dari segala sesuatu (John Piper). Kalau kita lebih mengasihi pacar atau anak  dibanding Tuhan, itu dosa. Pikiran kita kalau tidak kita arahkan kepada Tuhan. Itu salah (dosa). Begitu juga perkataan dan tindakan yang tidak menunjukkan perkataan dan tindakan Tuhan itu salah.

Dosa adalah membangun kehidupan dan makna hidup pada apapun juga, bahkan sesuatu yang sangat baik, melebihi pada Allah (Timothy Keller). Kita membangun sesuatu yang baik tetapi melebihi Tuhan. Misal : kita melayani Tuhan dan berlatih dengan baik tetapi dasarnya bukan pada Tuhan, maka kita melakukan dosa. Kita mencapai kesuksesan dalam bekerja mendapatkan uang dan kesuksesan melebihi Allah, itu dosa.

Terus apa yang harus aku dan kau lakukan ?
-          Sadari dan akui kita adalah manusia berdosa di hadapan Tuhan (1 Yoh 1:9) dan juga sesama. Bukti kasih Tuhan sudah Tuhan nyatakan dengan datang ke dunia, mati di kayu salib untuk kita orang berdosa. Kita sadari kita manusia berdosa, mari kita akui. Mungkin juga tidak kita sengaja. Mari kita akui.
-          Mulai waspada dengan dosa dan saling mengingatkan. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya.  Contoh : missal kita punya anak yang dapat nilai jelek dan kita marah pada anak itu. Tapi kalau dia mencontek dapat 100 kita tidak marah. Seharusnya kita marah karena itu dosa. Mungkin kita risih kalau melihat orang tidak rapi bajunya, tetapi kita tidak risih saat orang berkumpul bersama bergosip. Kita mungkin kesal ketika pemain music suaranya besar sekali. Tetapi kita kesal dengan sahabat kita yang besar rasa kuatirnya dengan hari esok. Seharusnya kita menempatkan emosi dan marah  kita pada dosa bukan pada yang bukan dosa. Istri tidak balas SMS kita marah. Kalau istri selingkuh barulah kita harus marah.
-          Musa marah terhadap dosa yang dilakukan orang Israel (Kel 32:19-20) Saat turun dari gunung Sinai Musa melihat orang Israel menyembah lembu emas. Ia marah dan pecahkan loh batu itu dan lembu emas dilebur, dimasukkan ke air dan diberi minum kepada orang Israel satu per satu.
-          Nehemia marah ketika orang Yahudi melakukan dosa (Neh 13:25 Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan beberapa orang di antara mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka bersumpah demi Allah, demikian: "Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempuanmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak perempuan mereka sebagai isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri! Jadi Nehemia melihat orang Israel melakukan dosa, dipukuli, dicambuti rambutnya karena ia kesal. Yesus ketika melihat bait Allah menjadi sarang penyamun dibongkarnya. Itu dosa. Tapi kalau baju tidak rapi kita marah, tidak tepat meletakkan kemarahan.  Nilai anak kita jelek, tidak tepat kita marahi. Kalau mencontek kita marah.

.  Contoh. Bisa dikatakan dosa atau tidak dosa. Kita bisa memilih. Saat menghadapi marah, kita bisa memilih untuk marah atau tidak. Mengapa tidak diberikan senyuman? Mungkin teman dan sahabat kita jatuh dalam dosa dan kita hardik Kamu salah! Kalau dia bebal karena harus berkali-kali diberitahu di situ kita marah. Tetapi kalau dia sekali dan dua kali. Kita maafkan. Kita harus sadar, kita bersama adalah manusia berdosa. Tidak ada di antara kita yang tidak berdosa. Stop menghakimi. Kalau orang jatuh dalam dosa, stop bicarakan, mari bantu dia dengan senyuman. Kita manusia berdosa. Tuhan layak menghakimi kita. Tetapi dia datang dan mengasihi kita.  Manusia menajamkan sesamanya tetapi tidak harus dengan emosi. Semoga hidup kita berbahagia karena kita menyadari Allah mengasihi kita. Mari kita berelasi bersama dan saing mengasihi.