Monday, October 22, 2012

Tugas Kaum Awam dalam Memberitakan Injil



Pdt. Njoo Moe Fang


1 Pet 2:9; Kis 11:20-26

Pemberitaan Injil adalah tugas semua orang, bukan hanya tugas para hamba Tuhan atau majelis saja.
Ada cerita tentang unta dan anaknya yang masih kecil sedang bercakap-cakap. Anaknya bertanya, “Papa kenapa kita punya punggung yang menonjol dan keras?” Ayahnya pun menjawab,“Itu untuk menyimpan makan-minum yang banyak. Kita biasanya tinggal di padang gurun sehingga tidak gampang temukan makanan dan minuman?” Anaknya kemudian bertanya lagi,”Pa, kenapa kaki kita begitu panjang?” Ayahnya kembali menjawab “Kita perlu berjalan di padang gurung sehingga perlu kaki panjang.” “Kenapa bulu mata kita panjang dan lentik? Apakah untuk bisa berkedip agar menarik perhatian?”tanya Sang Anak lagi. “Bukan, itu gunanya supaya kita tidak gampang kemasukan pasir di padang gurun. Di padang gurun banyak pasir dan angin.”jawab Sang Ayah. Terakhir anaknya bertanya,”Kenapa kita tinggal di kebun binatang dan tidak di padang gurun? Bukankah kita punya punggung yang menonjol dan keras, bulu mata yang lentik dan panjang, kaki yang panjang untuk hidup di padang gurun? Semuanya itu tidak berguna di kebun binantang.” Seperti inilah orang yang punya potensi besar tapi tidak pernah dipakai. Sebagai anak Tuhan kita punya banyak potensi dari Tuhan. Kita disiapkan untuk suatu pelayanan yang besar. Tetapi banyak orang Kristen tidak memakai kuasa dan potensi dari Tuhan. Di tengah tugas yang begitu besar, banyak orang menyembunyikan diri dan tidak melayani Tuhan. Dunia ini adalah ladang pekerjaan Tuhan. Tuhan Yesus mengatakan,”Lihatlah ladang sudah menguning tetapi sedikit penuainya.”

Peluang Besar
Kita punya peluang yang besar karena  kita hidup di negara dimana banyak orang yang belum mengenal Tuhan. Bila orang Kristen bersaksi dan memberitakan Injil maka akan terjadi kebangunan rohani sehingga bangku yang kosong akan terisi. Pada Kisah Rasul Rasul diberitakan ada orang-orang yang baru bertobat kemudian ada yang memberitakan injil ke ke sukunya sendiri. Tetapi juga ada orang Siprus dan Kirene yang mau memberitakan Injil kepada orang lain. Di samping itu karena penganiayaan, orang-orang percaya tersebar ke berbagai tempat lalu mereka memberitakan Injil dan Tuhan memberkati mereka sehingga banyak orang bertobat. Maka terjadi suatu keajaiban, di Antiokhia ada pos penginjilan karena orang awam. Biasanya saat membuka pos PI, gereja menempatkan hamba Tuhan. Tetapi di Antokhia , secara pelan dan pasti ada orang menjadi percaya dari penginjilan jemaat sendiri. Setelah persekutuan berjalan, baru Barnabas diutus ke sana. Barnabas bersukacita melihatnya, lalu Barnabas memanggil Paulus untuk juga melayani Antiokhia. Jadi mereka mengembangkan jemaat Antiokhia berdasarkan pelayanan orang awam dan di Antiokhialah untuk pertama kali orang percaya dinamakan orang Kristen yang artinya Kristus kecil. Orang di sana melihat , bahwa orang Kristen seperti Kristus sendiri.  Ada peluang yang besar untuk kita mengabarkan Injil. Kebangunan Rohani tidak tergantung pada hamba Tuhan. Banyak orang perlu diajak untuk datang kepada Tuhan. Winburn Chapman mengatakan, “Di Alkitab, dari 40 orang yang menerima kesembuhan dari Tuhan Yesus, hanya 6 orang yang datang sendiri kepada Yesus. 34 orang lainnya datang karena diajak dan diantar kepada Tuhan.” Banyak orang menunggu kita mengajaknya. Apalagi kita tinggal di Indonesia yang masih memiliki daerah-daerah yang belum atau sulit terjangkau Injil. Di Jawa Barat juga masih banyak orang yang belum mendengar Yesus sebagai Juru Selamat. Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara yang paling banyak penduduknya belum mendengarkan Injil. Tidak kebetulan kita lahir di Indonesia. Tuhan menunggu kita untuk bekerja bagi Dia. Ada tempat, di mana ada orang-orang yang hanya bisa dijangkau kita. Ada banyak orang di rumah tangga atau keluarga besar kita yang belum menerima Tuhan Yesus. Itulah tugas kita untuk mengabarkan Injil pada mereka. Ladang sudah menguning namun sedikit penuainya. Kita jangan sekedar berdoa dan menunggu tapi juga melakukan pengabaran Injil.

Pilihan Tuhan
Orang yang dipilih adalah orang yang dipercaya. Di Jakarta, kita baru memilih gubernur yang baru. Yang menang adalah pasangan yang baru, bukan gubernur yang sekarang. Berarti orang Jakarta, melihat orang yang baru dipercaya lebih bisa memimpin Jakarta. Kita memilih karena kita percaya dan berharap. Demikian juga Tuhan terhadap kita. Ada dikatakan di Alkitab, “Kamulah bangsa yang terpilih.” Kata “kamu” menunjukkan saudara dan saya, tidak menunjuk pribadi atau kelompok tertentu. Hal ini berbeda dengan sistem Perjanjian Lama (PL) di mana hanya suku Lewi yang boleh melayani Allah dan seorang imam harus dari keturunan Harun. Tetapi setelah PL ada perubahan besar. Saudara dan saya (kita) dipilih menjadi imamat rajani. Artinya kita dipilih karena dilihat bisa dipakai untuk pekerjaan Tuhan. Memang ada orang yang 100% melayani di gereja, namun hal itu terkait pekerjaan / jabatan. Tetapi masalah panggilan, pilihan diberikan kepada orang-orang yang sudah percaya Tuhan. Kalau Allah yang memilih , maka Allah akan memperlengkapi sehingga kita tidak bisa mengatakan bahwa kita tidak bisa ngomong dll (Allah melihat kita mampu).  Hal ini terlihat pada Yoh 1:12, setiap orang yang percaya diberiNya kuasa. Yesus berjanji menyertai kita dalam pemberitaan Injil. Kita bangsa yang kudus, umat kepunyaanNya sendiri. Kudus artinya yang berbeda dan khusus. Artinya berbeda dengan orang lain yang tidak mengenal Tuhan. Kita umat kepercayaanNya sendiri. Kita berbeda karena kepunyaan Allah sendiri. Ada yang bertanya, “Kenapa saya diberikan beban seperti ini padahal sudah cape mengurus rumah tangga dan pekerjaan. Masalah gereja, biar hamba Tuhan yang mengurusi.” Keinginannya, pulang kerja santai melihat TV dan menghibur diri. Memang kita berbeda, karena kita umat kepunyaanNya yang telah dibeli oleh Allah. Pilihan karena ada kepercayaan. Tetapi sekaligus dipilih merupakan tanggung jawab. Calon gubernur yang telah dipilih, ditanya senang atau lega setelah menang, dijawab,”Memang senang dan lega. Tetapi lebih dari suatu beban yang berat karena ini suatu pekerjaan dan tanggung jawab yang besar.” Dipilih bukan hanya untung tapi ada tanggung jawab yang besar. Artinya kita juga punya tanggung jawab yang besar. Allah tidak pernah salah pilih. Ada suatu tugas besar untuk kita.
Ketika Tuhan Yesus kembali ke surga, diceritakan malaikat terheran-heran saat Yesus kembali ke surga dengan 12 murid. Di dalam cerita , malaikat bertanya, “Apa tidak keliru, kamu mati di kayu salib, berdarah-darah susah sekali, sekarag kamu hanya punya 12 murid saja.” Padahal di antaranya ada 1 murid yang mengkhianati dan, 1 menjual kamu. Apa tidak keliru dengan murid yang biasa, sederhana dan berjumlah 12? Dunia tidak dimenangkan oleh orang hebat. Kedua belas orang ini saya pilih dan bersamanya untuk memberitakan Injil.” Hari ini kita dipercayakan Tuhan untuk beritakan Injil.

Praktek Nyata.
Penginjilan adalah semacam ketrampilan. Untuk menjadi trampil dalam pekabaran Injil perlu latihan alias dipraktekkan secara nyata (tidak sekedar teori). Kita harus mengalami sendiri apa artinya mengenal Tuhan. Firman Tuhan mengatakan, supaya kamu memberitakan perbuatan Nya yang besar yang memanggil kamu dari kegelapan. Jadi bukan ceritakan hal yang besar tapi tidak pernah mengalami sendiri. Kesaksian penginjilan berarti mengalami hidup bersama Tuhan. Itu berarti kita mengalami, lalu menceritakan kepada orang lain apa yang kita alami. Tidak perlu teori yang tinggi, kita bersaksi dari kehidupan kita.  Penginjilan seperti orang menceritakan kepada orang lain ada restoran yang baru buka dan enak. Banyak orang Kristen tidak mau buka mulut tentang Injil yang berharga. Tidak mau bercerita tentang keselamatan yang gratis. Tapi kalau makan yang enak, langsung ajak orang lain pergi. Praktek berarti mengalami dan menceritakan pada orang lain.

Beberapa Macam Penginjilan
1.       Secara sosial. Allah memanggil kita untuk menjadi garam dan terang dunia , mempengaruhi masyarakat di mana kita hidup. Artinya memperjuangkan kebenaran dalam masyarakat.  Misalnya : ikut berjuang memberantas korupsi. Cawagub DKI sekarang orang Kristen. Kita harus mendoakannya agar sebagai orang Kristen dipakai untuk memberantas korupsi. Hal ini tidak gampang, tetapi orang Kristen dipanggil untuk ikut di dalamnya. Artinya sebagai orang Kristen tidak hanya ngomel dan kritik tentang pemerintah Indonesia, tetapi aktif membantu melakukan sesuatu untuk masyarakat dan menghadirkan Kristus.
2.       Melalui kebaktian. Di gereja-gereja diadakan kebaktian penginjilan , dipersilahkan mengajak orang baru datang. Memang ada orang yang perlu mendengar khotbah yang bersemangat dan ditantang untuk menerima Yesus. Kita harus berdoa dan membawa orang yang belum percaya untuk datang.
3.       Melalui gaya hidup. Kita menunjukkan kehidupan orang Kristen yang membawa damai. Bila ada orang bertengkar dan tidak cocok , kita membawa perdamaian kepada mereka. Biasanya banyak orang TIonghoa yang berprinsip, asal saya berbuat baik agar mereka melihat Tuhan dalam hidup saya. Gaya ini penting, jangan sampai orang tidak tahu Kristus hidup di dalam kita. Cara kita menghadapi kesulitan dan masalah, berbeda dengan orang yang tidak mengenal Tuhan. Termasuk cara kita sukses mendapat rejeki berbeda dengan orang di luar kita.
4.       Melalui berteman. Ketiga poin di atas untuk orang banyak, cara ke empat ini pemberitaan Injil dilakukan melalui satu orang demi satu orang.  Ada 3 gereja di tempat saya khotbah yang membuat program “1 orang bawa 1 orang”. Daripada secara umum memberi kesaksian kepada dunia, lebih baik khusus 1 orang dan bawa dia. Penginjilan seperti ini, setiap kita bisa lakukan. Memilih satu orang dari teman, memperhatikan dan membantu dia, bertanya tentang hal-hal mendalam dalam hidup ini. Tidak hanya bicara tentang koran dan TV tapi bicara tentang kehidupan. Lalu kita bicara tentang Yesus yang hidup dalam kita. Kita sabar menunggu waktu Tuhan untuk mereka. Berbeda dengan orang-orang yang mendekati kita karena mau jual barang kepada kita (ada maunya). Begitu kenal, bersikap baik, namun ujungnya menawarkan barang. Kalau ditolak dia terus menawarkan. Setelah 1 -2 kali ditolak mukanya berubah. Itu adalah orang penjual barang. Penginjilan melalui pertemanan, sekalipun belum siap terima Tuhan, kita tetap menjadi teman bagi dia. Kita bersabar karena Tuhan punya waktu sendiri. Kita membangun hubungan baik , bercerita (tidak cukup hubungan baik, karena banyak orang baik di luar, kita belajar bercerita), bertanya (kepada orang yang kita Injili). Suatu kali ada seorang jemaat yang Ikut tur bersama 1 rombongan. Setelah selesai, saat mau berpisah dengan rombongan tour, hatinya gelisah karena belum memberitakan Injil setelah 1 minggu bersama-sama. Sewaktu tunggu taxi yang jemput pulang, ia bertanya kepada rekan 1 tour, “Bapak kenal Tuhan Yesus?” Dijawab,”Tahu.” “Apa mau percaya?”tanyanya lagi. “Ngak pantas, saya ngak pantas. Saya orang jahat.”sahutnya. Ia pun menjelaskan, “Tidak, Tuhan Yesus mau menjadi Juruselamat kepada sisapa saja yang percaya.” Rekannya itu tidak percaya, tetapi mobil yang menjemputnya sudah datang. “Apa kamu pernah ke gereja?”tanyanya dengan cepat. Yang dijawab,“Belum pernah. Karena tidak pernah ada yang mengajak.” Jemaat itu pun akhirnya berpisah dengan orang itu. Ada penyesalan dalam hatinya. 1 minggu sudah besama-sama . Ada orang yang merasa tidak pantas diterima Tuhan,  ada orang yang mau ke gereja tapi tidak ada yang mengajak. Banyak orang yang membutuhkan Tuhan perlu orang lain untuk mengajak. Pertama kali kita datang sendiri kepada Tuhan. Tetapi mari kita datang ke salib Tuhan dengan mengajak orang lain. Mari memandang kepada salib sebagai tujuan kita. Kita bersama-sama mengajak orang lain mengalami kekudusan. Mari berbagian dalam tugas memberitakan Injil. Allah masih bekerja, dari dulu, sekarang sampai selamanya. Allah tetap memanggil untuk kita semua.

No comments:

Post a Comment