Wednesday, October 24, 2012

Komsel (Memulai Komsel)



Pdt Demsy Jura


Memulai 1 gereja , dulu mulai dari 4 orang berkembang jadi 130 orang. Lalu kerusuhan Mei 1998 ambrug. Saya ditawarkan jadi pendeta di banyak gereja. Mulai pelayanan tahun 1985 umur 17 tahun sehingga banyak yang kenal. Terakhir saya tolak pelayanan di Kobe Lutheran Seminary. Dibutuhkan dosen yang bisa mengajar mindset orang Islam di Indonesia.
Saya sedang mengerjakan gereja di Sunter hanya 20 orang.  Tetapi saya mengerjakan seperti memimpikan 2000 orang. Semuanya saya limpahkan , kemampuan dan pengalaman , sedikit ilmu berusaha memaksimalkan pelayanan di saya . 196 minggu tidak absen sedikitpun, menulis aertikel, khotbah. Semua khotbah ditulis dibawa pulang. Walau pendeta lain yang khotbah saya tetap tulis khotbah saya. Itu komitmen untuk mulai gereja. Dulu kenal Ev Pangsuri karena staf di Reform. Lalu saya pikir bagaimana mulai gereja dan pelayanan.\
Berhenti bukan berarti tidak melayani.
Waktu mulai dulu 4 orang yaitu saya, istri dan 2 orang anak. Saya tinggal di sunter 15 tahun. Tetapi di sunter banyak gereja. Belum ada gereja yang datang ke saya untuk datang ke gereja. Anak saya sekolah di Penabur tapi tidak bisa ngomong karena anaknya adalah anak PDt Demsy. DI Sunter ada 9 perumahan dan 4.600-4.800 rumah. Dari kelapa Gading sampai dekat Ancol. Saya coba jalan di Sunter. Banyak gereja besar, ayitu gereja megapolitan. Yang datang karena profile pendeta. Gereja yang settle hanya beberapa yang memberi pengaruh. Jadi saya pikir harus ada gereja. Tapi gentlemen, tidak boleh merusak gereja orang. Jadi saya mulai sendiri. Saya pinjam TK Kartika Sari. Di Danau Indah. Sekali ibadah sebulan bayar Rp 700 ribu selama 2 jam tiap minggu. Saya mulai dengan anak sekolah di sana. Jadi kelinci percobaan. Karena anak sekolah di sana, boleh sewa di sana. Jadi setiap jumat edarkan brosur karena TKI bukan orang muslim yang ada di  lingkungan orang Tionghoa. Tidak ada hasil, tidak ada yang datang 1 Paril tidak ada yang datang. Lalu anak ngomong, papi saya pendeta, nanti datang ke gereja aku. Yang datang 2 orang. Sedih. Saya pkai cara seperti ornag jual bakmi, saya taruh di pagar rumah. Naik sepeda motor, lalu anak yang bilang berhenti dan taruh. Tetap tidak ada orang. Saksi Yehova kuat sekali di sana. Saya tidak putus asa. Ada 2 orang. Saya tidak bisa main piano. Anak saya bisanya piano klasik. Jadi mulai pakai gitar.
Ibadah dimulai dengan 4 orang + 2 anak plus 2 simpatisan yang dibimbing.
Lalu edarkan brosur. Tidak efektif karena tidak ada yang datang.  Tapi saya tekankan yang diedarkan tidak sia-sia. Muncul 1 ibu, jadi 7 orang (yang simpatisan kemudian keluar).
Ibu punya pabrik boneka. Karyawan dipush ke gereja. Lalu pendeta dipindahkan ke rumah. Karena tidak dipakai di set jadi gereja. Diatur ada mimbar, kursi dan sistemnya. Ada 20 orang. Saya tidak pernah khotbah 20 orang, selalur ratusan. Pernah di Bethani ribuan orang. Ada godaan untuk pindah, gaji fasilitas dll . DI sini air bayar sendiri. Akhirnya dikerjakan seperti ini sampai sekarang.
Kamis dipakai PA dan minggu gereja. Yang bersihkan gereja saya. Sabtu saya ngantor sendiri. Sapu dan lap sendiri. Tapi jemaat melihat itu sebagai teladan. Dulu jemput anak, saya bawa mobil atau motor. Sekarang ada jemaat yang bawa mobil. Lalu ada orang dari Australia pulang tidak ada gereja, setelah keliling ambil keputusan bergereja di sini. Akhirnya berjumlah 20 orang. Untuk memberdayakan mereka, ada 2 billy, billy Graham dan Bill Bright yang satu jago KKR besar sedang Bill Bright Campus for Christ. Saya ada di Bill Bright dan belajar pemuridan. Kecepatannya luar biasa. Dengan pelipatgandaan. Walaupun yang berhasil hanya 10 %, yang 90% dibuang. Saya masuk ke seminari yang mementingkan untuk buka gereja. Saya masuk ke gereja, ke desa, orang kampung mau gebukin kita. Akhirnya saya bisa lolos ke sana. Terjadilah kekuatan seperti  ini.
Dari 20 orang saya tarik 6 orang termasuk anak saya yang paling besar (Jessica). Sekarang umur 13 tahun. Sekarang saya pakai metodologi, minimal bisa ajar Alkitab yang sederhana. Bagaimana dari orang tua sampai anak belajar. Selesai gereja pk 11 kebaktian, 12 selesai fellowship. Pk 12 langsung belajar masuk kelas. Pertama bagaiamana baca Alkitab dan share. Tidak sekedar ngomong tapi menggali. Hari kamis saya tidak lagi mundur. Hanya duduk dan melihat menyampaikan apa yang mereka temukan. Ada ibu dan macam-macam.
Saya punya impian untuk bekerja dnegan orang lain . Kenapa harus kerja sendiri. Akhirnya mereka melakukan perkunjungan. Tapi dilarang mengadakan penginjilan karena kakinya tidak kuat fondasinya. Mulai dari 20 ada 6 orang . Mulai Maret ada 3 orang. Rasa bosan ada, minta ampun. Apalagi teknik diberikan, tapi ngomong semaunya dia. Kadang saya stop. Rasa bosan, kecewa ada. Saudara akan mengalami atau sudah alami. Terpilih agar jadi kepala atau koordintaor komsel. Bagaimana membimbing orang yang dipercaya kepada kita. Ketika kita ditaruh di tempat itu tidak ada pilihan lain kecuali taat. Harus dikerjakan. Pikiran secara sederahana, orang id bawah bimbingan orang yang diberi Allah kepada kita. Ratusan mungkin ribuan orang yang saya bimbing, bila mereka berhasil saya senang sekali. Ada murid yang jadi asistem gembala di Kelapa Gading. Ad ayang jadi tim dan macam-macam.
Semanagt komitemn harus dijaga. Bagaimana menjaga irama ini. Kia bertarung dalam dunia. Socrates. Manusia bernilai kalau berhasil kesulitan. Sutrisno Bachir, hidup ini perjuangan. Thomas Aquinas manusia akan terus hadapi tentangan sampai menghadap sang Pencipta. Diam dalam tekanan kenyataan dihadapi untuk berjuang.

Markus 8:1-10
8:1 Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata:
8:2 "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.
8:3 Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."
8:4 Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?"
8:5 Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh."
8:6 Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak.
8:7 Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan.
8:8 Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul.
8:9 Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang.
8:10 Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.

Saya selalu punya filsafat hidup saya , kalau bantua orang sampai tuntas, kerjakan sesuatu , bangun rumah sampai tuntas. Orang yang dibantu, ribut rewel ada yang bilang jangan bantu. Saya bilang sampai tuntas. Ayat 1 , cukup banyak orang datang ke pada Tuhan. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Kalau dipaksakan disuruh pulang (tidak tuntas) maka mereka akan jatuh di jalan. Akan mati mereka. Kalau mengerjakan sesuatu , jangan di pinggir dan tengah jalan. Harus finish jangan sampai ayat 3 tapi ayat 9 lalu mereka naik perahu. Kadang melayani Tuhan melelahkan. Banyak kali berpikir untuk berhenti. Enakan jadi bisnisman atau preman. Di kampus Pangsuri bisa jadi preman karena ketemu tiap hari. Sedikit sedikit minta uang. Kadang saya pikir enak jadi preman. Duduk di pinggi jalan tatap orang Rp 5.000. Apakah itu tujuan kita? Tuhan mau kita selesaikan. Ketika anda terpilih., ditetapkan menjadi bagian dalam komsel maka harus selesai. Pak saya bosan. Siapa suruh mau melayani. Di tengah pelayanan kita sering ada pergumulan. Apalagi pacar tidak setuju kalau jadi pemimpin komsel sehingga bergumul. Jadi tidak bawa pacar ,karena pacar kan masa depan kita. Muka pas-pasan daripada putus lagi, tinggalkan saja. Apalagi kalau komsel malam minggu, maka tamat. Tuhan mau kita sampai selesai. Ini misterinya. Kenapa Tuhan bisa sampai selesai. Ternyata di ayat 1-3 khususnya ayat 2, hatiku tergerak oleh orang banyak ini. Belas kasihan. Orang yang bisa melayani Tuhan dengan semngat dan komitemn yangterus terpelihara dan tujuan yang jelas, seperti dikatakan Tuhan, hatiku tergerak oleh belas kasihan Tuhan , hati yang seperti Yesus. Melayani, mengabdi dengan kasih seperti yang Tuhan punya. Ada kasih agape, storge, fili, eros dll. I love you because. Agape , I love you titik.

Rasul Petrus ditanya aapakah engkau mengasih Aku? Dikira hanya nasehat. Petrus apakah engkau agape kepadaKu. Petrus : aku filia. Dossa Yesus ada 2 yang besar : menyangkal Tuhan , jadi tidak mungkin agape kepada Tuhan dan jadi gereombolan pengacau. Ajak orang nangkap ikan lagi. Tuhan tanya akapakh engkau mengasihKu seperatu Aku mengasihmu. Aku melihat mereka dan tergerak hatiKu oleh belas kasihan. Kalau punya kasih seperti Yesus, maka tentulah kasih yang bergerak yaitu yang berkorban. Yaitu apakah kita kasih mereka seperti Yesus kasih kita. Waktu bentuk tim untuk kelompok komsel, apakah ia berurusan dengan kita. Apalagi anak muda, setelah follow Jesus lalu follow me. Ada teori , hukum taurat penginjilan, jangan menginjil lawan jenis. Jangan menginjil orang yang mempengaruhi kamu karena bisa kamu yang ikut dia. Melayani Tuhan berdasarakan kasih Yesus.

\Bangkitalah jiwaku yang lesu. Bisa lesu koleps dan menyangkal Tuhan kalau tidak punya kasih ini. Seoran gpendeta S3 jadi mualaf. Terakhir di Madura. Dulu teman sekolah saya. Dia jadi sarjana , rektor di Papua. Bahkan kalau dengar menyakitkan sekali. Pendeta di neraka semua. Ia bongkar semua nya. Waktu ia ditahbiskan jadi pendeta, punyakasi hseperti apa? Kasih Agape tidak berlaku yang tidak sopan, selalu mengerjakan apa yang baik. Tuhan : hatiKu tergerak oleh belas kasihan. Ini yang harus dipegang. Kalau punya kasih seperti Kristus tidak akan bosa. Akan terus diperbarui karena ada arah yang menjadi teladan ia. Ia terus fokus. Waktu mulai malas, lihat Tuha nyang tidak pernah malas, tidak jadi malas. Saya dulu latih penginjilan. Waktu suruh penginjilan , lari semua. Di Taman Sari lari semua. Di Santo Leo lari lagi. Ada 2 orang gadis yang pergi lalu diludahi dan dilempar dengan botol minuman keras. Mereka menjadi orang yang melayani Tuhan di Singapore. Semua hambatan, tantangan bahkan mati sekalipun siap. Mengapa sebuah pelayanan mengalami stagnan, kemunduran harus mengerti konsep ini dulu. Apakah orang-orangnya punya kasih tidak. Yesus meneteskan air mata waktu melihat mereka.

Dulu saya punya staf Lena di Reform. Tiba-tiba ketawa sendiri. Waktu itu ia lihat orang kerja bangun Mall of Indonesia. Katanya ia bayangkan di mana mereka buang air. Saya katakan, walau agak lucu, minimal ia bisa melihat mandinya di mana. Buang airnya di mana? Karyawan begitu banyak. Jarang ada orang bisa melihat kasus seperti itu. Ada orang di gereja di sampingnya saja tidak tahu. Ada di samping celaka, tidak tahu. Mereka mandi, dimana. Ia langsung terpola. Kasih seperti Yesus dimiliki. Sampai akhirnya harus menangis melihat seperti itu.

Beberapa waktu lau di luar negeri, ketemu pendeta Indonesia waktu doain Indonesia menangis karena tidak bisa pulang sudah jadi warga negara di sana. Ssaya tanya nangisin Indonesia atau nangis tidak bisa pulang. Melayani di AS, mau  melayani atau jalan-jalan. Konsep2 kita akan terbentuk dan tertatat rapi.

Ayat 4-8 , murid-muridNya menjawab….. Kalau baca kitab lain ada 5.000 orang Yesus menjawab kalimat sederahana dan menakutkan sekali, kamu haru s memberi mereka makan. Belajar jadi murid Tuhan, jadi Raja dengan rakyat. Di Yogya biasa dengan sultan seperti biasa hal ini. Sultan naik sepeda lama. Waktu nyalib, ditabok oleh ajudannya. Kapan nyampainya? Walau pendeta. Waktu diundang ke kerjaaan tidak boleh pakai baju biasa, tapi pakai sarung karena tidak ada gereja. Lalu jalan jongkok. Kalau dia bilang berdiri, berdiri dan kalau tidak berdiri harus begitu. Lalu berdiri tidak boleh dekat. Saya pendeta, lalu dipindahkan ke ruang khusus. Itu baru boleh. Kalau Tuhan sultan kita, (engkau menghadap Sultan maka gunakan mahkota). Kalau dibilang beri makan, berani bantah? Ada 4.000 orang tidak makan, kalau pulang rebah di jalan. Dikatakan di ayat 5, Yesus bertanya pada mereka, berapa roti ada padamu? Ternyata tidak kita beli. Dapat memberi mereka makan sampai puas. Tidak bisa tidak tuntas. Harus kenyang. Darimana? Ada berapa roti? Sanggup kasih makan 4.00 orang. Kesimpulan : melayani dengan kasih seperti yang Yesus miliki dan memiliki iman seperti yang Yesus miliki. Berapa roti , berapa ikan? Cukup? Tidak cukup tetap harus kerjakan. Waktu kabarkan injil bapaknya berowokan, berani maju. Bapa mau dengarkan firman Tuhan, begitu pergi, bapaknya pangeran seperti mongol merokok, maju atau mundur teratur. Saya ingat waktu SMA 3 , injili bertobat, lalu bilang, papa mau dengar ternyata mau marah. Suruh undang ternyata kepala penjara di Manado. Masuk di perumahan di penjara. Langsung bawa pistol. Masih mau menginjil. Teman dua lari semua. Saya tidak bisa lari karena sudah duduk. Ia kokang lagi. Masih mau menginjil. Kalau bilang ya, takut digertak. Lalu ia lepas pistol dan peluk saya. Gitu dong jadi orang muda.

Iman beda tipis dengan nekat. Tuhan bilang kamu haru s mereka makan. Kamu harus beri mereka makan sampai kenyang . Kalau tidak punya iman seperti ini kita akan ciut. Ikut irama Dia. Kaus Hang Ten tandanya kaki. Artinya pioneer, perintis. Kalau beli hang ten, sisanya aku sudah mulai kamu baru mulai. Ada jejak kaki yang kita ikuti. Kalau kita bilang, saya punya kasih seperti Yesus, lalu muncuk pertanyaan, iman sama tidak. Lingkungan di sini mudah dilayani karena sudah ada. Saya suka khotbah dekat gereja. Ada perusahaan dinamo. Sudah ke gereja? Belum. Tuh, ada GKKK Mabes. Gereja Gedong, ada dapat gereja pelayanan saya. Ada Gedong, GKKK, GKY dan lain-lain. Bukan sekedar kasih yang ditaruh tapi harus punya iman. Bagaimana memberi makan 4.000 orang. Berapa ekor..? Ini sekian, ini sekian. Tuhan bilang, harus kasih makan. Ketika tidak punya iman seperti ini, maka akan lemas. Kalau punya iman jangan nekat. Saya ada di tengah peti jenazah saat tutup peti. Ada pendeta yang bilang jangan tutup peti. Kalau Tuhan membangkitkan Lazarus maka ia akan dibangkitkan. Dalam hati, kan sudah diformalin, tapi saya tidak bisa larang. Saya tanya, saya berhenti di sini? Akhirnya berhenti. Boleh pulang? Katanya pk 12 akan bangun. Saya tunggu. Pk 11 mulai pusing pendeta, lalu pk 11.50 sudah ada gejala2? Tenang, kalau pk 12 ya pk 12. Pdt Demsy dikatakan tidak punya kesaktian. Pk 12.05 , jam kamu yang salah, ini waktu Tuhan. Semua orang tunggu, sampai pk14 tidak ada kebangkitan. Itu iman atau nekat. Kita tarik, benarkah Tuhan ngomong dengan roti dan ikan segitu bisa makan 4.000 orang? Orang liberal bilang ini tipuan. Orang Yahudi punya kebiasaan bawa makanan. Orang Yahudi pelit. Ada 4 orang pelit di dunia, Arab, India, Yahudi dan Jawa. Kalau dibilang Arab artinya pelit. Mereka mengatakan orang Yahudi pelit, katanya sebenarnya mereka simpan roti. Mereka takut tidak diberkati. Waktu itu mereka keluarkan roti. Kalau itu terjadi, ngapain Yesus minta murid kasih makan. Tetapi Yesus mau murid punya iman seperti Nya.

Selain kasih, iman lalu lihat ayat 9-10. Harus ada beban, seperti Tuhan. Bebannya Dalmanuta. Selesai 4.000 , selesai. Boleh puas tapi tidak boleh berhenti. Sering orang berhenti pada suatu titik. Ada yang biang tidak punya beban dan panggilan sehingga selesai. Saya bingung. Bayangkan Kristus datang bilang aku tidak punya beban. Setelah selesai 4.000 orang ada Dalamanuta, adakah beban yang terus menyala di hati kita. Kalau spidol tidak terasa. Beban itu terasa. Sekarang tanya pada diri sendiri, jadi pimpinan kelompok itu jadi beban? Ada yang bilang tidak punya beban, maka melayani pun angot-angotan. Beda hamba Tuhan melayani dan orang awam, hamba Tuhan dapat gaji. Kalau gitu orang awam yang lebih bagus. Saya khotbah dibayar. Hidup saya di pelayanan. Setiap omongan saya dibayar. Seminar apalagi. Terakhir saya buat seminar tentang eskatologi di Singapore, dibayar. Saya lihat ada orang awam melayani Tuhan , saya salut. Pendeta itu kalau melayani, itu panggilan. Suka atau tidak suka. Kamu pelayanan akuntansi, dokter, pedagang. Tapi menyisihkan waktu untuk melayani Tuhan, saya hormat, salut. Kalau saya bicara di depan pendeta, sulit bicara antara beban dan makanan. Di depan saudara, saya hormat. Kenapa bosan? Di depan pendeta tidak mungkin bosan, karena pelayanan.
Ada yang jadi PKS, karena bosan. Di rumah mama seperti radio rusak dll. Ketika dikasih tema ini, pendeta tidak usah tanya. Itu panggilan , kehidupan, komitmen dan itu matinya. Kalau pendeta malas, itu aneh. Kalau orang awam yang punya pelayanan, kalau tidak punya beban akan mudah meninggalkan. Saat KKR, altar call, maju sendiri. Maju karena itu bagian hidupmu. Yang membuat maju seccara manusia, diri sendiri. Waktu berjanji lalu diingkari ada 1 hal, kita tidak melihat pribadi Yesus. Ketika kita tidak lihat Dia, kasih kita bukan kasih Yesus tapi manusiawi. Misi kita jadi misi teman. Beban kita hanya isi waktu. Misi dan beban untuk Kristus maka tidak heran kalau doa pagi tidak muncul. Tidak serius ikut komsel pemuridan. Di gereja kami, saya tanya serius? Saya hanya ikut dengar saja. Tidak bisa? Mending belajar di seminari. Saya tidak jawab pertanyaan di SMS. Kalau khotbah di tempat / gereja dibilang tidak mau, karena hanya untuk bandingkan.
Setelah Dalmanuta, pengajaran dan pelayanan.

3 hal yang bisa membuat kita serius :
  1. Kasih. Tanya : punya kasih seperti Kristus?
  2. Iman. Tanya : iman kita seperti Tuhan? Di Manado ada preman yang tinggal di pelayanan saya. Mabok di meja saya. Waktu buka pintu , ia mabok. Ternyata ia tunggu ditegur maunya diinjili. Akhirnya nangis. Bilang permisi. Ia menangis. Bilang : aku nunggu dibimbing , tapi tidak ada yang berani. Saya jadi malu. Ini di depan mata. Sok mission trip. Mission Trip buat saya memalukan. Urus saja gereja sendiri. Kadang saya ketawa, hanya 2 kemungkinan : mau jalan2. Ada promosi, slide minta dana lagi. Akhirnya ia percaya Tuhan.
  3. Beban. Bukan ketawa-ketawa. Kalau masih ada gangguan bukan beban. Ada pikiran , waduh… Ada pendeta yang sedang ditunggu, Puncak macet lalu pulang. Saya macet dengan David teman Pangsuri naik ojeg. Alkitab dijepit. Dasi mental, orang ketawa. Ketika masuk , orang tutup mulut. Karena kepala seperti asap. Kalau ada beban, kita akan lakukan apapun juga. Kalau tidak mau bertobat akan datang lagi.
Kalau punya kasih, iman dan beban maka rasa bosan dan boring tidak ada. Yang ada toko batik. Kalau cape pelayanan waktu baca surat membaca mereka di Bolivia, Pakistan, saya senang. Itu penghiburan.

Membedakan iman dan nekat, yang tahu adalah kita sendiri. Karena kita bergaul dengan Tuhan. Bayangkan masa pelayanan , 1985 (umur 17 tahun) sampai 2011. Jadi di atas 25 tahun. Dengan masa waktu 25 tahun, kita tahu Tuhan kita?  Berapa lama lagi , Aku bersama-sama dengan kamu. Kalau saya ada masalah , saya senyum. Karena ternyata ada selesai. Setiap masalah ada selesai. Kita bertahan kita tidak tahu kapan selesai. Kadang saya pikir, kalau ada dosa, selesaikan dulu dosanya. Kadang saya merasa seperti dikunci mulut, mereka dengar kok seperti ini ya..?  Harus ada penyembuhan dll. Kesaksian : tiak ada yang kesaksian Haleluyah aku terbakar tokoku . Yakub menderita fakta, sendiri pakai bantal batu. Penderitaan itu bukan akhir kehidupan. Visinya : ia lihat tangga. Penderitaan membuat Yakub dewasa. Yang tahu siapa membohongi Tuhan, kita sendiri. Maka tidak heran , kita seperti hambar. Saya pernah bertindak dengan iman, Di Filipina selatan ada kena amalaria yang tidak bisa disembuhkan. Ibu kena malaria, pakai dukun di Luzon daerah Islam. Gereja kuat tapi tradisional. Lalu perlu demonstrasi. Suruh dukun doa. Tidak sembuh. Tapi tidak ada obat kina. Saya tidak pegang obat itu. Lalu setelah berhasil, dukun bilang ayo kita lihat Demsy. Saya lama berpikir. Filipin mabuk pakai minuman dari bambu. Tapi saya seperti terus didorong. Lalu ada dorongan yang kuat sekali. Saya tanya, ibu mau sembuh? Mau percaya YESUS? Serius? Aku bosan dengan animisme. Kalau mati pun percaya Tuhan. Ibu tahu Ibu bisa sembuh. Saya angkat, ibu jalan… ternyata ia jalan. Sorenya langsung pikul bikang (ransel besar) , beres. Langsung mereka tahu Yesus. Saya juga bingung karena saya berani. Jangan coba uji Tuhan. Depan rumah ada yang kena struk Rp 5 miliar, katanya punya pendeta sakti. Padahal saya punya rencana untuk doakan. Pdt saktinya lihat tidak bisa disembuhkan.

Kita menjadi lemah, malas, kecewa , setengah hati, hambar dalam pelayanan 3 aspek saat tidak punya kasih,iman dan beban seperti Dia. Kalau ketiganya tetap pelayanan, maka kamu hanya isi waktu. Kamu akan tetap merasa kosong. Seni melayani Tuhan luar biasa. Sebuah gereja di sunter, gereja orang kaya, waktu membuka balai pelayanan untuk orang pinggiran, ada yang nyeletuk, kalau orang sederhana masuk karpet bagaimana? Mereka membuat sebagai kesenangan , bukan beban. Ini dosa besar. Membungkus pelayanan dengan hobi. Hobi : tolong orang membuat orang nganttri untuk terima Rp 20.000 dari kita. Ada pelayanan yang dibungkus.


2 comments:

  1. Pak bisa bantu saya bagaimana cara bikin absensi komsel yang baik???terimakasih.

    ReplyDelete
  2. Maaf baru lihat... nanti saya cari filenya. Ada alamat emailnya?

    ReplyDelete