Monday, October 22, 2012

Pelayanan Yang Diperkenan Allah



Pdt. Samuel Budi Prasetya

2 Kor 2:12-17

Mengapa orang yang jadi Kristen dan melayani Tuhan disebut sebagai pelayan Tuhan? Saat kita mendengar kata pelayan, itu merupakan pekerjaan yang rendah. Sehingga tidak ada seorang pun didorong punya cita-cita jadi pelayan. Tetapi firman Allah mengatakan, orang-orang yang hidup sebagai murid Kristus ketika ia mengerjakan pekerjaan yang mulia bagi Tuhan disebut Pelayan Tuhan. Dunia menganggap hal itu terlalu rendah atau remeh. Tetapi justru Yesus memilih kata itu untuk menggambarkan misi Allah yang besar. Oleh karena itu, melayani Tuhan merupakan pekerjaan tugas yang mulia yang dicontohkan Tuhan Yesus sendiri, dari sorga yang begitu mulia, turun menjadi rupa Hamba. Ia tidak melayani manusia dengan segala kemuliaan dan kebesaranNya, Ia datang ke dunia sebagai seorang pelayan / hamba. Jadi berbicara tentang pelayanan, kita bercermin kepada Yesus. Ia merendahkan diri sedemikian rupa. Sebab itulah Yesus berkata, Aku datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. Jadi setiap orang yang percaya Yesus dan mau bekerja untuk Tuhan, ia adalah pelayanNya.

Hidup kekristenan tidak saja untuk menikmati berkat-berkat Allah, tetapi kita dipanggil menjadi orang percaya dan menjadi pelayanNya. Itu artinya kita menjadi murid Kristus yang mau melayani orang lain. Hidup kita menjadi hidup yang berarti saat kita melayani sesama. Dalam perdagangan, orang mau memberi pelayanan terbaik untuk konsumen. Berbeda dengan pemahaman Kristen, bukan sekedar untuk melayani orang lain, tetapi itu adalah panggilan hidup sebagai orang Kristen. Sehingga ketika kita tidak melayani , kita menyangkal identitas sebagai orang Kristen. Sebab teladan kita adalah Yesus Kristus sendiri yang datang untuk melayani. Alkitab memberikan contoh pelayan Tuhan yang bagus sekali, yakni Rasul Paulus. Ia memiliki pengalaman hidup yang begitu lengkap. Ia seorang pelayan Tuhan sejati. Sejak ia menjadi seorang pelayan Tuhan, ia tidak pernah berkata-kata untuk mundur, berpindah atau meninggalkan pelayanan. Ada sesuatu rahasia besar dalam diriNya. Sehingga ia mengerti betul, bagaimana menjadi pelayan Tuhan yang setia. Dalam seluruh surat Rasul Paulus, terlihat betapa hebatnya pengertian tentang melayani.

Rahasia yang Dapat Diteladani dari Pelayanan Rasul Paulus
1.       Rasul Paulus memahami pelayanan adalah semata-mata anugerah Tuhan. Anugerah Tuhan artinya sesuatu yang diterima dari Tuhan ketika ia sendiri tidak layak untuk menerimanya. Saulus (nama Paulus sebelum bertobat) memiliki latar belakang yang begitu jahat. Banyak orang meragukan ketika ia bertobat. Banyak orang takut bergaul dengan dia setelah ia bertobat. Orang tidak percaya, orang seperti dia , sungguh-sungguh jadi murid Yesus. Dia dulu mengejar dan membunuh pengikut Yesus. Bagaimana mungkin sekarang ia menjadi pelayan Yesus yang setia? Kesimpulannya, apakah betul-betul pelayanannya karena ia sendiri? Tidak mungkin, karena ia mengejar dan membunuh pengikut Yesus sehingga tidak mungkin ada sedikitpun minat ia untuk menjadi pelayan Yesus. Ia menjadi Rasul bukan karena keinginannya tetapi anugerah Tuhan. Kalau orang menjadi pelayan Tuhan karena keinginan sendiri patut dipertanyakan. Ada orang yang ingin melayani, itu keinginan yang baik. Tetapi belum tentu, ia sungguh-sungguh dapat menjadi pelayan Kristus yang baik. Maka orang yang pernah mengalami panggilan Tuhan, ia harus menguji berulang kali terlebih dahulu, apakah ia dipanggil Tuhan untuk melayani. Setelah peristiwa dalam perjalanan Paulus dari Yerusalem ke Damsyik, di tengah jalan ia mendapat penglihatan dan panggilan Yesus Kristus. Setelah pertobatannya, Paulus tidak segera jadi pelayan Tuhan. Ia harus menguji panggilan itu selama 3,5 tahun dan menyendiri di Arab : apakah panggilan Kristus atau dorongan sendiri. Jadi melayani Tuhan bukan dimulai dari dirinya sendiri. Tetapi inisiatifnya dari Allah yang memanggilnya melayani. Jika berasal dari diri sendiri, maka ujung dari pelayanan isinya hanya keluh kesah. Sehingga ketika ia menghadapi kesulitan dalam pelayanan dan tidak dipuji, maka ia akan tersinggung. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ada hal yang sama seperti itu. Ada orang yang sengaja dinikahkan. Orang seperti ini hidupnya Nampak baik-baik saja. Tetapi karena terpaksa untuk kawin untuk orang yang tidak ia sukai, maka ke depannya ia akan berkeluh kesah bila ada yang tidak ia suka. Itulah sebabnya, dalam ayat 12 , Rasul Paulus mengatakan Tuhan telah membukakan jalan untuknya di sana. Paulus menyadari betul, ia berkeinginan untuk melayani di suatu kota. Ia ingin pergi ke kota lain, tetapi ia terhambat / sulit masuk  kota itu, dan Tuhan mengarahkan ke tempat yang lain. Sebaliknya, Paulus merasa tidak ingin pergi ke suatu tempat namun sepertinya Tuhan membuka jalan. Jika ia melayani karena keinginan sendiri, ia protes mengapa ia tidak boleh pergi ke sini tidak ke sana? Orang seperti ini seringkali mengeluh, mengapa tidak boleh melakukan ini-itu? Paulus melihat dengan kerendahan hati, karena Tuhan mau dia di sana bukan di sini. Maka orang yang melayani dengan kemauan sendiri akan tinggi hati, tetapi kalau tahu itu panggilan Tuhan ia akan menjadi rendah hati. Ada seorang usahawan terkenal. Ia berkata frustasi betul, mengapa saya tidak berhasil padahal punya pengalaman dan ahli dalam bidangnya. Sepertinya, apa yang dikerjakan dan dirintis buntu di sana – sini dan tidak bisa meneruskan. Tetapi sebaliknya, sepertinya Tuhan menuntun saya melakukan bidang yang sebetulnya saya tidak suka. Saya bilang, berhenti merasa hebat di suatu bidang. Pernahkah berpikir Tuhan memberikan pengalaman baru? Mungkin saja, Tuhan mau mempersiapkannya karena bidang lain akan habis? Maka di sinilah benturan kehendak diri sendiri dan kehendak Tuhan. Seorang pelayan Tuhan harus belajar menerima dengan kerendahan hati, apa yang menjadi kehendak Tuhan. Persoalan keluarga seringkali timbul , saat merasa tidak suka karena pasangan tidak ideal seperti yang saya mau. Itulah awal dari persoalan rumah tangga yang sangat berat. Keinginan manusiawi berbeda dengan yang Tuhan kehendaki. Semua dipakai Tuhan dengan kondisi masing-masing, itulah kehendak Tuhan. Melayani Tuhan adalah anugerah TUhan. Tidak ada yang bisa protes mengapa ia begitu, saya begini. Mengapa harus diberi 3, 5 talenta saya hanya 1 talenta. Tuhan punya rencana untuk pribadi demi pribadi. Karena itu layanilah TUhan dan bekerjalah untuk TUhan masing-masing. Biarlah kita menjadi anugerah bagi Tuhan dan menjadi kekhususan. Tuhan menganugerahkan setiap gereja dengan kekhususan masing-masing. Ada gereja yang dengan pelayanan khusus, berbeda dengan yang lain.

2.       Rasul Paulus selalu memikirkan keharuman pelayanan. Pada ayat 14.  Paulus membayangkan ketika mengatakan “jalan kemenangan”, ia sedang terkesan dengan arak-arakan karnaval. Biasanya jendral yang menang perang dihargai dengan arak-arakan yang besar dan disambut rakyat di kiri kanannya. Barisan paling depan adalah Parlemen. Barisan di belakangnya para pemusik. Berikutnya, para tawanan yang dikalahkan dan siap dihukum mati. Baru jendral yang menaiki kudanya. Di belakang jendral, ada prajurit yang lain. Di belakangnya , imam-imam yang membawa dupa yang digoyang sehingga timbul keharuman. Itulah yang menginspirasi Paulus untuk mengatakan jalan kemenangannya. Paulus mengatakan jendral yang besar itulah Yesus Kristus sendiri yang dihormati begitu tinggi sekali. Kita adalah prajurit yang bersama dengan jendral itu. Juga disambut dengan dupa yang harum itu. Tetapi dupa yang seharusnya berbau harum itu direspon dengan cara yang berbeda. Bagi orang yang memperoleh kemenangan, bau dupa adalah bau yang harum yang memberi semangat mereka. Tetapi bau yang harum itu bagi tawanan itu bau busuk yang mematikan. Sebab mereka berada dalam arak-akan yang masuk kota untuk dihukum mati. Paulus berkata,”Kami ini adalah orang yang berada dalam jalan kemenangan yang menyebarkan bau yang harum itu.” Jadi pelayanan itu adalah pelayanan di mana kita berada menebarkan baru harum. Di manapun kita berada , harus bisa menghidupkan orang yang lemah dan putus asa (yang lemah dikuatkan). Para pelayan Tuhan di manapun berada tidak membuat orang jengkel tapi membuat orang semangat. Sebagai pengikut Kristus di mana pun kita berada, kita memberi dan membangun semangat orang lain. Supaya di manapun kita berada, orang mengenal kita sebagai pengikut Kristus. Seorang ibu yang sederhana suatu saat naik kendaraan umum. Ada ibu-ibu yang lain dan tidak terlalu penuh. Ia mencoba mendengar apa yang dipercakapkan ibu-ibu itu. Intinya : perasaan putus asa karena keadaan yang dihadapi. Ibu ini senyum-senyum mendengarkan dan lama-lama ikut bicara. Ia mulai menjelaskan dasar iman Kristen walau tidak menyebut istilah Kristen. Ibu ini sengaja tidak berhenti, tapi menemani ibu-ibu itu sampai mereka turun satu per satu. Ketika ia tinggal sendirian, akhirnya supir bertanya , “Ibu sebenarnya ingin turun di mana?” Ibu itu berkata, “Bapa ujungnya dimana, saya berhenti di situ.” Sebelum ia turun, supir bertanya, “Ibu orang Kristen ya?” Ibu bertanya, “Bagaimana bapak tahu?” “Saya mendengarkan ibu-ibu bercakap dan ibu ikut. Dari situlah saya mengerti, pasti ibu orang Kristen”, jawab supir. Itulah menebarkan bau harum. Apa yang dikerjakan memperkenalkan kasih kristus. Oleh karena itu jika kita hidup, menjadi berkat dan menolong orang lain, disitulah Kristus dipermuliakan. Hari ini kita memperingati hari ayah yang muncul setelah hari ibu. Hari ibu diperingati 1909. 1 tahun kemudian ada usulan untuk menjadikan hari ayah tahun 1910. Yang mengusulkan Sonora Smartdoc. Anak gadis ini mengagumi papanya yang single parent karena istrinya sudah meninggal. Ayahnya William Jacksonsmart, adalah veteran perang sipil Amerika. Ia menjadi ayah yang berani, tidak egois tetapi seorang ayah yang penuh kasih. Sehingga hari ulang tahunnya dijadikan hari ayah. Tetapi karena pendeta terlalu sibuk , dimundurkan ke minggu ketiga Juni, maka sejak itu minggu ketiga juni dijadikan hari ayah yang berlaku internasional  yang dipakai untuk memberi penghargaan dan hormat bagi ayah. Jika dari seorang ibu, anak belajar apa arti air mata, pengharapan, daya tahan dan penderitaan, tetapi dari seorang ayah anak belajar tanggung jawab, keputusan, kehidupan dan harga diri. Jikalau seorang anak kehilangan ayahnya maka anak ini sulit bertanggung jawab, mengambil keputusan, menghadapi kesulitan dan harga diri. Anak membutuhkan figure ayah yang baik. Sebaliknya, seorang anak kehilangan figure ibu, maka anak ini bersikap keras dan tidak punya hati lembut menghargai orang lain. Anak tidak bisa belajar apa arti tetesan air mata, daya tahan dalam penderitaan, ia tidak bisa belajar pengharapan kekal. Baik ayah dan ibu memberikan sumbangsih begitu besar kepada anak. Kalau kita bisa jadi figure baik untuk anak, itulah juga menyebar keharuman yang menghidupkan.

3.       Dari Rasul Paulus kita belajar mengenai arti kemurnian. Paulus mengerti betul, melayani merupakan tugas yang tidak ringan, karena melayani bisa masuk keinginan diri sendiri yang berhimpit dengan keinginan Tuhan. Sehingga orang sulit membedakan, apa ini ambisi pribadi atau kehendak Tuhan. Rasul Paulus  ingin melayani Tuhan dengan keinginan hati dan tidak mencari keuntungan. Sehingga Rasul Paulus tidak goyah dan berkata, “Sebetulnya aku punya hak untuk menerima itu tetapi aku tidak menerimanya.” Itulah pelayanan yang indah, bila dilakukan dengan hati yang penuh kemurnian. Jika hati murni, ia tidak pernah jengkel terhadap reaksi apa pun sekalipun saat melayani, “sepi” dengan pujian. Ketika melayani tidak ada ucapan terima kasih, tidak pernah tersinggung. Seperti ibu yang bekerja di rumah dengan  pekerjaan yang rutin dan membosankan, tetapi apakah ada ucapan terima kasih yang diberikan oleh keluarga? Tetapi ia akan tetap melakukan dengan sukacita. Karena ia lakukan itu dengan kemurnian hatinya. Tidak ada sesuatu yang menggoyahkan dia. Rasul Paulus tidak pernah goyah bahkan walau orang menyalahkan dia. Kita harus berhati-hati, karena sering karena pengalaman banyak, senioritas sudah semakin tinggi pengalaman nasional dan internasional, pekerjaan hebat, tetapi bila direndahkan kita tidak menjadi tersinggung. Disitulah ujian kemurnian. Apakah kita tersinggung, ngambek tidak mau meneruskan pelayanan? Ada respon pujian terima kasih atau tidak kita tetap melakukannya. Mari kita melakukan Tuhan yang setia itu, karena kita meneladaniNya. Anugerah Tuhan memilih kita untuk melayani Yesus, sehingga biarkan Tuhan buka jalan seperti yang Ia kehendaki dan dimanapun kita berada menebarkan keharuman agar nama Kristus dikenal.

Kita boleh bersedih dalam sehari kalau hari itu tidak menebarkan keharuman Kristus. Tetapi tidak perlu bersedih kalau hari itu tidak ada uang di kantong. Artinya  kenapa kita tidak bersedih di hari itu karena kita tidak bersaksi dan mayoritas hanya karena uang, seharusnya kita bersedih karena injil belum diberitakan. Mari kita melayani dengan kemurnian hati kita. Itu membuat kita tetap stabil, tidak tergoyahkan apapun karena hati kita murni. Selamat menjadi orang tua dan selamat menjadi pelayan TUhan. Tuhan memberikati kita. Amin

No comments:

Post a Comment