Sunday, January 27, 2013

KETIKA JALAN TUHAN TAK TERPAHAMI

Ev Danny Gamadhi

Kej 50:20  Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Adakalanya di dalam hidup kita, terjadi hal-hal yang baik. Misalnya saat makan kerang yang harganya Rp 30.000, di dalamnya ditemukan mutiara yang harganya jutaan. Saat itu kita katakan, “Jalan Tuhan luar biasa”. Tetapi jalan Tuhan ada yang tidak menyenangkan. Contoh : ada seorang ibu yang sudah lama tidak hamil tapi akhirnya hamil dan melahirkan seorang anak yang cacat mental.

Tahun lalu saya membesuk jemaat yang suaminya sedang menderita kanker hati di rumah sakit. Umurnya baru 57 tahun. Kalau lihat fotonya ganteng dan kulitnya putih tapi saat dibesuk kulitnya hitam dan kurus. Saya sudah membesuk 2 kali. Pertama kali ia masih bisa bicara sedikit. Yang kedua ia hanya bisa mengangguk dan menggeleng. Itu menjadi pembesukan yang terakhir. Di malam itu, saya diminta mendoakan dan berbicara dengan bapak ini. Malam itu kondisinya semakin melemah. Saya bertanya, “Pak, kalau nanti meninggal takut tidak?” Dia menggelengkan kepala. Saya bertanya kembali, “Bapak yakin kalau Tuhan memanggil, Bapak akan masuk surga?” Ia pun mengangguk. Saya mendoakannya, supaya saat Tuhan memanggilnya , ia bisa pergi dengan tenang dan damai. Istri dan anaknya berada dalam posisi yang bersebrangan. Saya mempersiapkan agar bapak ini bisa pergi dengan tenang, tapi istri dan anaknya ingin supaya ia sembuh dan mujijat terjadi. Waktu saya berkata, “Pak, kalau Tuhan Yesus menjemput , pegang tangan Tuhan. Tapi kalau yang lain jangan!” Tapi istrinya berdoa hal yang lain di telinga suaminya,“Kalau Tuhan Yesus menjemput, minta agar menambah umurmu 15 tahun seperti Raja Hizkia.” Saya berkata,”Pak, kalau Bapak pergi , maka hari  ini juga Bapak berada bersama Allah di Firdaus.” Tetapi istrinya berkata,”Tidak, saya masih memerlukanmu.” Pk 23 pupil matanya membesar. Kalau membesarnya 4-5 mm masih normal, di atas itu sudah koma. PK 1 malam, jantung hanya bergetar lemah (tidak berdegup). Mereka masih berdoa , bernyanyi, minta mujijat Tuhan. Pk 5 pagi akhirnya sang suami sudah tiada. Kita minta mujijat, tapi kehendak Tuhan lain. Bapak ini kembali pada Penciptanya. Kenapa jalan Tuhan seperti ini? Bukankah banyak kali dalam hidup, kita bertanya :”Kok seperti ini?” Itulah proses kita mengenal Tuhan dalam menjalani hidup.

Ada tokoh dalam Alkitab yang hidupnya naik-turun dengan hebatnya. Dialah Yusuf. Ia merupakan kesayangan papanya dan diberi jubah mahal, Saat kakaknya pergi bekerja, dia diam di rumah. Ia bermimpi hal-hal yang luar biasa, sehingga kakak-kakaknya iri. Kemudian hidupnya berubah dari orang kaya menjadi budak, karena ia dijual oleh kakak-kakaknya ke saudagar Ismael yang berdagang budak. Turunnya luar biasa. Tapi di rumah Potifar, karirnya naik. Dia dipercaya memegang seluruh rumah Potifar. Tapi ia digoda oleh istri Potifar dan akhirnya ia difitnah mau memperkosanya. Posisinya jatuh lagi. Sekarang lebih rendah. Jadi narapidana! Di penjara ia bisa mengartikan mimpi juru minuman dan juru roti. Saat juru minuman dibebaskan, ia berpesan agar tidak melupakannya. Ternyata dia lupa dan Yusuf terus mendekam di penjara. Suatu kali Firaun bermimpi dan tidak ada yang bisa mengartikan mimpinya. Juru minuman mengingat Yusuf. Yusuf pun diberi pakaian bagus dan menghadap Firaun. Karirnya naik lagi sampai tertinggi yakni  menjadi orang kedua terpenting di seluruh Mesir. Ia punya baju yang halus, kalung emas dan cincin Firaun. Waktu ada kelaparan, orang-orang pergi ke Mesir untuk membeli makanan termasuk kakak-kakanya. Sewaktu ke Mesir untuk membeli gandum, mereka tidak mengenali Yusuf. AKhirnya Yusuf bercerita bahwa ialah yang dijual ke Mesir. Lalu keluarganya pindah ke Mesir dan hidup lebih baik. Akhirnya ayahnya, orang yang mempersatukan keluarga, meninggal dunia. Kakak-kakaknya takut Yusuf akan membalas dendam. Mereka kemudian menghadap Yusuf, minta ampun. Tapi Yusuf berkata, “Kamu mereka-rekakan kejahatan tetapi Tuhan mereka-rekakannya untuk kebaikan. Itu akhir kitab Kejadian. Tuhan memulai dengan baik dan mengakhiri dengan baik.

Ada 2 orang mengadakan perjalanan bersama-sama. 1 orang percaya Tuhan dan 1 orang yang tidak percaya Tuhan (ateis). Mereka membawa keledai untuk mengangkut barang, obor dan seekor ayam. Kemudian orang yang percaya Tuhan berkata, “Mari kita jalan bersama. Saya yakin TUhan itu baik.” “Ya kita lihat sajalah,” kata si ateis. Kemudian mereka jalan dan hari mulai senja. Mereka masuk ke desa mencari penginapan. Tapi semuanya penuh. Kemudian mereka keluar lagi dan bermalam di bawah pohon yang besar. Si ateis berkata, “Kata kamu Tuhan baik. Kenapa kita tidak mendapat tempat mengingap? Orang yang percaya berkata, “Oh, justru inilah tempat terbaik buat kita malam ini!” Baru saja mereka menyalakan obor , tiba-tiba terdengar suara berisik sekitar 5 meter dari mereka. Ternyata seekor harimau menerkam keledai yang diikat. Mereka langsung memanjat pohon untuk menyelamatkan diri membawa serta ayam yang dibawa. Sang ateis berkata, “Kamu bilang Tuhan baik, tetapi kita mau dimakan harimau.” Sang percaya berkata, “Oh, Tuhan itu baik. Coba kalau tidak ada keledai, kita yang diterkam.” Tiba-tiba terdengar suara berisik , ternyata ayam yang ditaruh di  pohon , dimakan ular. “Nah lihat, ayam kita dimakan ular.”sang ateis kembali memojokkannya. Sang percaya membalas,”Justru, Tuhan itu baik. Kalau ular tidak makan ayam, ia bisa memakan kamu.” TIba-tiba waktu mau tidur, angin berhembus dan obor mati. “He, kayaknya kebaikan Tuhan bekerja sepanjang hari ini.” Ejek si ateis.  Sang percaya kali ini diam saja. Keesokan harinya, waktu mereka masuk desa, ternyata desa itu sudah porak poranda. Rupanya, sekumpulan perampok masuk menjarah desa itu semalamam. Mereka membunuh, membakar dan merampok desa itu. Kemudian , si orang percaya berkata, “Oh sekarang jelas. Tuhan memang sangat baik. Kalau kita bermalam di desa , kita juga dirampok. Kalau obor kita menyala, mereka melihat kita dan tentu kita dibunuh juga. Tuhan memang sangat baik!”

Rasul Paulus juga mengatakan hal yang sama, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.” Jadi tidak terbatas pada hal yang nyaman saja, tetapi juga pada kebangkrutan, sakit dan kegagalan juga. Ada hal yang bisa kita pahami, dan kita bersyukur saat melihat jalan Tuhan. Tetapi ada hal yang tidak bisa kita mengerti. Kita bisa melihat satu hal yakni rancangan Tuhan tujuannya satu yaitu menyelamatkan. Tetapi kadang kita melihat jalan Tuhan berbeda dengan jalanku. Ada seorang ibu yang menangis di rumah duka tanpa henti karena anak laki-laki yang berumur 25 tahun dan baru pulang belajar di Beijing meinggal karena ditabrak motor kemudian dilindas mobil. Mamanya berkata,”Mengapa bukan aku saja?” Anak ini masih muda dan baru merintis karir. Waktu kecelakaan, ia baru pulang dari persiapan sekolah minggu di gereja. Mengapa? Firman Tuhan berkata “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yes 55:8-9). Banyak hal kita tidak mengerti mengapa? Contoh : Ayub menderita sedemikian rupa. Ia orang kaya tetapi anak-anaknya mati semua, ternak dirampas, rumah hancur. Yang ia punya tinggal 2 yaitu istri dan dirinya sendiri. Kemudian istrinya meninggalkannya, tubuhnya hancur kena sampar sehingga ia harus menggaruknya dengan beling. Teman-temannya berkata,”Barangkali kamu ada dosa. Barangkali kamu lupa memberi persembahan kepada Allah.” Tidak! Sampai akhir kitab Ayub, Ayub tidak mengerti mengapa ia menderita penderitaan itu. Meskipun kekayaannya dikembalikan 2 kali lipat dan dikaruniai, anak-anak lagi, dia tidak mengerti mengapa ia mengalami semua itu. Jalan Tuhan memang tidak bisa ditebak.

Waktu orang Israel ada dalam pembuangan di Babel, mereka berdoa minta pemulihan yakni agar bisa pulang ke Yerusalem dan hubungan mereka dengan Allah dipulihkan. Pikiran orang Israel : untuk pulang ke Israel mereka harus memberontak kepada raja. Tapi jalan Tuhan tidak terduga. Tuhan memakai Raja Koresh (Ezra 1:1-2), orang kafir, untuk mengijinkan orang Israel pulang kampung. Orang yang menindas bangsa Israel dipakai TUhan agar bangsa Israel bisa pulang kampung. Tidak masuk akal! Bangsa Israel rindu agar hubungan mereka dengan Allah dipulihkan. Caranya, mereka harus membangun Bait Suci, memanggil imam, mempersembahkan dan memotong domba yang paling gemuk, lalu meminta ampun. Maka dosa mereka akan diampuni. Tetapi jalan Tuhan lain. Tuhan mengirim anakNya. Tidak gemuk, menderita, menjadi domba tersembelih untuk mengampuni dosa. Tak terduga. raja kafir menolong mereka, dan anak Allah sendiri menjadi kurban. Oleh karena itu dikatakan “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu”

Ada seorang anak kecil yang sedang bermain dekat mamanya. Ia kemudian menengok ke atas melihat mamanya. “Ma , itu lagi buat apa?” tanyanya. Dijawab,”Mama sedang membuat lukisan di atas sehelai kain.” Anaknya berkata lagi, “Tetapi dari bawah benangnya kusut dan warnanya juga jelek.” Mamanya berkata,”Nak, kamu lanjutkan dulu main di sana, nanti kalau sudah selesai, kamu mama panggil.” Beberapa saat kemudian, mamanya memanggil. Ketika anak itu didudukkan di atas pangkuan mamanya, ia melihat dan terkejut. Di atasnya ada gambar bunga warna-warni dengan matahari yang terbit. Dia hampir tidak percaya, karena dari bawah ia melihat benang-benang kusut. Mamanya berkata, “Anakku dari bawah memang tampaknya ruwet. Tapi sebenarnya mama sedang menyulam gambar yang indah. Sekarang dari atas baru kelihatan.” Bertahun-tahun kita juga menengok ke atas, “Tuhan apa yang sedang kau lakukan dengan hidup saya?” Tuhan menjawab,”Nak, aku sedang menyulam.” “Tetapi Tuhan, dari sini kelihatan begitu ruwet dan gelap.” Tuhan berkata,”Nak, kamu lanjutkan hidupmu di bumi. Nanti kamu akan dipanggil kembali. Kamu akan dipangku. Dan dipangkuanKu baru engkau melihat gambar sulam yang indah.” Tuhan berkata Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11). Kita bertanya,”Tuhan mengapa dari bawah kelihatannya ruwet?” Karena kita belum bisa melihat bentuk akhirnya. Yang pasti Tuhan punya gambar yang indah untuk setiap kita. Apakah kita percaya Tuhan punya rencana hidup yang indah buat kita? Tuhan bisa mengontrol hidup kita? Tidak ada kecelakaan terjadi diluar pengetahuan Tuhan? Apa kita berpikir bahwa Tuhan tidak begitu berkuasa? Mungkinkah ada pemudi yang hamil 3 bulan berdoa, “Tuhan terima kasih , saya boleh mengandung. Tolong berkati kandungan ini supaya sehat, bertumbuh dengan normal. Nantinya saya bisa melahirkan anak yang sehat. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa. Amin.” lalu Tuhan berkata, “Beres anakKu.” Berbulan-bulan kemudian , Tuhan sibuk karena ada miliaran orang berdoa, sehingga Tuhan bingung yang mana nih?  Setelah berbulan-bulan berlalu, Tuhan kemudian memanggil malaikat, “Kamu masih ingat ada pemudi yang mengandung dan berdoa kepada saya? “Ya, betul Tuhan, ada.”jawab sang malaikat. “Bagaimana? Anaknya sehat?” Tuhan bertanya. “Tidak Tuhan. Anaknya lahir cacat mental.” Sang malaikat menjawab. Tuhan kemudian bilang, “Aduh, lupa…. Aduh saya sibuk. Lupa ….lupa. Ya cacat deh anaknya. Lain kali ingatin saya.” Apakah Tuhan kita seperti itu? Apa Tuhan kita bisa seperti itu? Tidak! Tuhan kita mengontrol kita, hidup kita seperti jari dalam tangan Tuhan. Sejauh perginya jari kita hanya sejauh tangan Tuhan. Kita tidak pernah lepas dari pandangan Tuhan yang penuh kasih. Pemazmur dengan jelas sekali berkata, “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?   Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.  Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,  juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” (Mazmur 139:7-10) Buat Tuhan kita ada di sana, Dan Firman Tuhan berkata, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,” Meskipun yang terjadi hal yang jelek dan celaka, tetapi Tuhan jauh lebih berkuasa , karena jalannya tidak tertebak.

Pada Perjanjian Lama , kitab Hakim-Hakim pasal 7, Gideon  akan berperang dengan orang Midian. Saat orang Israel dikumpulkan, ada 32.000 orang terkumpul. Tuhan berkata, “Gideon, teralu banyak pasukannya.” Lalu Gideon berkata agar prajurit yang takut untuk pulang. Dari 32.000 orang, yang pulang 22.000 orang sehingga tersisa 10.000 orang. Gideon gemetar. Bagaimana dengan 10.000 orang bisa menghadapi orang Midian yang jumlahnya puluhan ribu. Tuhan berkata bahwa jumlah tersebut masih kebanyakan. Akhirnya jumlahnya dikurangi lagi. Mereka dibawa ke sungai. Yang minum air dengan memasukkan kepalanya ke dalam air lalu menghirup air dengan lidahnya, tidak bisa ikut. Tapi yang minum dengan tangan , boleh ikut. Akhirnya Ada 300 orang yang ikut. Keesokan harinya, mereka disuruh mengelilingi kemah orang Midian, Dengan 300 orang melawan orang sekabupaten. Semua bergetar di tempat itu. Semua siap mati. Lalu ke-300 orang prajurit itu meniup terompet, memecah tempayan (buyung) dan menyalakan obor. Alkitab mencatat Allah bekerja di tengah kemah orang Midian.  Orang-orang Midian kemudian panik dan saling membunuh satu dengan lain. Semua saling membunuh sampai orang  Midian habis. 300 orang itu memandang dengan gementar. Awalnya mereka takut mati, yang kedua mereka gemetar karena Tuhan Allah di tengah mereka, bekerja utnuk mereka. Mereka diam saja, Tuhan yang dahsyat bekerja. Respon Gideon harus jadi respon kita kali ini. Waktu Tuhan berkata, terlalu banyak. Gideon taat. Hari ini kalau kita dilanda vonis dokter yang membuat kita tidak bisa tidur, usaha dan masalah keluarga berkepanjangan, saatnya mengambil komitmen seperti Gideon. Percaya Tuhan punya rancangan indah buat kita, Tuhan mengontrol hidup kita. Tuhan tidak pernah melepaskan pandangannya pada kita. Percayalah kepadaNya walaupun kelihatannya seperti mustahil. Dalam hal ini banyak hal yang buruk bisa terjadi. Tetapi Allah mempunyai rencana indah. Allah mereka-rekakan kebaikan dan masa depan penuh harapan.

Sunday, January 20, 2013

Pemeliharaan Allah


Ev Suwandi

Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Maz 121:7-8
7  TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.
8  TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Setelah Allah menciptakan dunia, apa yang dilakukanNya?
Menurut paham Deisme : setelah menciptakan dunia, Allah meninggalkannya karena semua sistem sudah diciptakan dengan baik. Mereka diberi pengetahuan oleh Tuhan. Mereka punya kemampuan dan pengetahuan untuk menghindari bahaya.
Menurut aliran fatalisme : Allah menciptakan dunia semesta ini, bintang dll, manusia dengan kemampuan sendiri sangat tergangung apa yang dilihat sehingga mereka tergantung ramalan bintang. Misal : menurut ramalan hari  ini hari jelek maka tidak boleh keluar rumah.
Sebagai orang Kristen (percaya), kita tidak percaya Deisme atau fatalisme tetapi Allah yang transenden yaitu Allah yang berkuasa. Juga Allah yang dekat dengan kita, turut campur tangan dan ingin dekat anak-anakNya. Allah yang ingin berhubungan dengan manusia melalui ciptaanNya. Allah yang memelihara hidup kita dari detik ke detik, Allah yang menjaga kita.

Allah yang Memelihara
Saat banjir ini, ada seorang anak SD yang papanya meninggal dunia. Setelah pulang membesuk ada informasi bahwa di rumah sudah tidak ada air aqua. Saya bingung mencari air aqua dan tidak bawa botol galon kosong. Airnya susah didapat. Saat itu saya berpikir tentang pemeliharaan Allah. Selama ini air untuk keperluan sehari-hari cukup dan ada saat seperti sekarang ini air sulit didapat namun Allah tetap mencukupi. Di Selat Panjang, biasanya orang memakai air yang ditampung saat hujan turun. Setelah 3 bulan , biasanya air akan habis semua. Kemudian ada seorang pendeta dari SAAT diutus ke Selat Panjang. Mendengar kondisi air yang sulit didapat , ia menjadi takut. Sehingga ia membeli banyak tong untuk menyimpan air. Ia bertanya, “Kalau 1-2 bulan tidak hujan, bagaimana bisa hidup?” Dia senantiasa takut. Saya katakan,”Tenang saja, nanti kalau air mau habis, hujan akan turun.” Selat Pajang dikelilingi laut. Tidak ada air bersih. Tetapi tahun lewat tahun , Allah terus memelihara dan memberi air. Tuhan juga memberi udara kepada kita secara gratis. Kita bisa menghirupnya dengan bebas. Namun bila kita masuk ke rumah sakit , nafas melalui tabung oksigen mahal sekali. Tuhan baik, Tuhan menyediakan semuanya untuk kita. Kita melihat Allah memelihara kita. Tuhan menciptakan siang dan malam supaya kita bisa bekerja dan beristirahat secara bergantian selama 24 jam. Tuhan berhikmat, sehingga manusia bisa bekerja dan beristirahat.
Dalam doktrin orang Kristen , ada yang dikenal sebagai providensia Allah (pro= sebelum, video artinya melihat) yang artinya Allah menjaga, memelihara. Allah sudah merencanakan segala sesuatu, namun kita tidak mengerti. Dalam hidup kita tidak ada yang namanya kebetulan. Semua sudah ada dalam pemeliharaan dan rencana Allah.

Papa saya terkena diabetes, cukup tinggi. Ia pernah masuk rumah sakit. Suatu kali ia kerja di Batam. Setelah imlek, ia pulang ke Selat Panjang lalu balik lagi ke Batam. Karena tidak ada yang menjual makanan, ia kemudian makan kue keranjang karena tinggal sendiri di pabrik. Seharusnya penderita diabetes tidak boleh makan kue keranjang yang manis. Akibatnya, ia tidak bisa bangun. Biasanya, papa saya suka jalan-jalan. 1-2 hari sekali dia pasti ke rumah paman saya. Ia bingung, kenapa papa saya tidak muncul sudah 2 hari. Ia kemudian pergi mengunjungi papa saya dan menemukannya dalam kondisi sudah tidak bisa apa-apa. Lalu papa saya dibawa pergi ke Singapore. Tuhan memelihara. Kalau tidak ada paman, papa saya sudah meninggal. Bukan kebetulan, tapi Tuhan memelihara.

Mengapa Manusia Tidak Melihat Pemeliharaan Allah?
Terkadang kita melihat kembali, bagaimana Tuhan menjaga dan memelihara kita. Namun seringkali kita tidak melihatnya. Karena kita memiliki persepsi pemeliharaan Allah seperti kita memelihara binatang. Kalau binatang lapar diberi makan. Kalau haus diberi minum. Terkadang , kita menginginkan Tuhan memelihara kita seperti demikian. Tetapi pemeliharaan Tuhan bukan seperti demikian. Bukan berarti dalam hidup, apa yang kita minta pasti dikabulkan. Tetapi Tuhan senantiasa menolong kita saat dibutuhkan. Rasul Paulus menulis Roma 8:28 melalui pengalaman dia. Waktu ia mengikuti Tuhan ia mengalami banyak masalah. Ia pernah dipukul, didera, kandas kapal, masuk penjara, namun Rasul Paulus melihat Nya memelihara dan menjaganya, tidak pernah meninggalkannya.

Juga pada kisah Yusuf. Sewaktu saudara-saudara datang untuk membeli gandum, mereka takut saat melihat Yusuf. Karena mereka telah menjual Yusuf ke Mesir. Sehingga setelah Ishak, papa mereka meninggal, saudara-saudaranya datang meminta maaf kepada Yusuf. Yusuf mengatakan,”Kalian melakukan yang tidak baik kepadaku, tetapi Allah mereka-rekakan yang baik kepadaku.” Padahal ia mengalami banyak penderitaan. Pertama kali ia dijual. Lalu di Mesir ia difitbah oleh istri Potifar dan kemudian di penjara, tetapi itu rencana Tuhan. Sehingga akhirnya ia berkata “Tuhan mereka-rekakan yang baik.

Demikian juga dengan Daniel dan ketiga teman-temannya. Waktu di Babel, Tuhan memelihara mereka yang setia . Ketiga temannya dimasukkan ke dapur api, tetapi mereka tidak terbakar. Tuhan memelihara. Awalnya seakan-akan Tuhan tidak menolong mereka. Saat itu mereka mengharap Tuhan akan menolong. Tetapi seakan-akan Tuhan tidak mau campur tangan dan membiarkannya. Tetapi waktu berada di perapian menyala, akhirnya mereka melihat pemeliharaan Tuhan.
Seringkali kita juga mengalami hal yang sama. Meskipun Tuhan memelihara, tetapi kita melihat seakan-akan Tuhan tidak campur tangan. Saya dulu juga pernah meragukan. Apakah Allah itu ada? Kadang kita mulai meragukan. Kalau Allah ada, kenapa orang Kristen yang seharusnya penuh kasih tapi tidak ada kasih. Walaupun kita pikirkan Allah tidak ada, tetapi faktanya Allah tetap ada.

Mungkin seperti Yusuf yang awalnya tidak mengerti, kita mengalami seperti itu dan meragukan pemeliharaan Tuhan. Apa yang dilakukanNya  adalah apa yang direncanakan untuk mendatangkan kebaikan. Kita awalnya bertanya kenapa kita bisa mengalami hal ini tetapi akhirnya kita bisa mengerti. Juga sewaktu Maria dan Marta mengirim kabar ke Tuhan Yesus bahwa Lazarus sedang sakit. Tetapi Tuhan Yesus sengaja tidak pergi dulu. Setelah Lazarus meninggal baru Dia pergi. Maria dan Marta merasa kecewa. “Tuhan kalau Engkau ada di sini , maka adikku tidak akan mati.” Seolah-olah mereka menyalahkan Tuhan Yesus. Seharusnya Yesus ikut dengan orang yang memanggilnya. Tetapi Tuhan Yesus punya rencana, Dia ingin membangkitkan Lazarus. Seringkali terjadi hal yang sama. Pertama kita tidak mengerti, tetapi Tuhan tetap menginginkan kita tetap setia. Bukan menurut keinginan kita. Tuhan punya rencana dan kehendak sendiri. Walaupun banyak hal yang terjadi, segala yang terjadi Tuhan rencanakan. Tuhan lakukan untuk kebaikan kita di dalam hidup kita. Hal yang kita lihat baik, belum tentu baik. Hal yang jelek belum tentu jelek. Sebagai orang percaya kita harus bisa menerimanya. Kita menerima apa yang Tuhan lakukan kepada kita, Tuhan melakukan yang terbaik.

Sunday, January 13, 2013

Sehati Melayani

Ev. Suwandi

Fil 4:2-3
2  Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.
Kolose 3:12
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Efesus 4:32
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
1 Kor 1:10
Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

Semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap bersatu. Hal ini karena di negara Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa. Setiap suku mempunyai latar belakang yang berlainan. Banyak suku yang menjaga adat istiadat dari sukunya sendiri. Maka sering terjadi perkelahian dan perpecahan di negara ini sehingga semboyan ini harus dimunculkan. Walaupun banyak suku bangsa, tapi kita semua bangsa Indonesia. Kita perlu bersatu karena kita ciptaan Tuhan yang paling tinggi kecerdasannya sehingga  manusia bisa menciptakan kapal terbang, kapal laut dan lain-lain. Namun manusia juga merupakan ciptaan yang paling egois. Manusia sering saling bertengkar. Makin egois, makin sering bertengkar. Yang sering diutamakan adalah kepentingan sendiri. Orang Kristen pun banyak dilanda keegoisan sehingga menyebabkan gereja terpecah.

Saat membaca surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, ternyata waktu itu jemaat di sana terpecah menjadi beberapa kelompok : golongan Paulus, golongan Apolos, golongan Kefas, golongan Kristus dll. Terjadinya banyak golongan disebabkan mereka semua punya keegoisan dan kepentingan sendiri yang membuat manusia tidak mau melayani Tuhan. Mereka merasa melayani Tuhan tidak ada faedahnya. Atau mereka tidak bisa bekerjasama dan bersehati dengan orang lain sehingga tidak mau melayani. Ini keegoisan. Egois dan kepentingan diri sendiri bisa membuat manusia datang ke gereja tapi tidak mencintai gereja. Datang ke gereja hanya untuk memuaskan diri sendiri. Tuhan tidak suka mementingkan diri sendiri. Kalau Tuhan egois , maka Dia tidak akan mengutus AnakNya yang tunggal datang ke dunia. Tuhan mengharapkan anak-anakNya tidak punya sifat egois. Tuhan mau kita bersatu.

Bersatu sangat penting sekali. Berikut ilustrasi tentang pentingnya kesatuan. Di sebuah bukit, hiduplah 10  ekor kerbau yang saling mengasihi. Mereka selalu sama-sama pergi makan rumput. Di bukit ini juga hidup seekor singa. Singa ini ingin sekali memakan semua kerbau itu. Sayangnya, hal ini tidak mungkin dilakukan bila 10 ekor kerbau tersebut bersatu , karena jika singa tersebut nekad menyerang maka mereka bisa bekerjasama melawannya sehingga sang  singa yang mungkin akan mati. Maka singa menunggu kesempatan sampai salah satu kerbau tersebut tersesat dan ia akan memakannya satu per satu. Ia terus menunggu dengan sabar. Ke-10 ekor kerbau terus mencari rumput bersama-sama. Pada suatu hari terjadilah pertengkaran. Salah seekor kerbau sudah bangun pagi-pagi lalu berjalan-jalan di luar. Saat kembali , ia melihat ke 9 kerbau yang lain baru bangun. Salah satu dari mereka kemudian bertanya ,”Dari mana?” Ia pun menjawab , “Baru dari depan.” Hal ini berulang terjadi sampai hari ketiga dan menimbulkan kecurigaan dari kerbau yang lain. Salah satu kerbau terbesar berbicara kepada dia menyanyakan ia kemana. Yang dijawabnya bahwa ia hanya ke depan. Kerbau terbesar pun berkata, “Engkau pergi makan rumput tersegar sehingga yang tersisa buat kami hanyalah rumput yang tidak baik. Besok bolehkah engkau pergi bersama kami?” Kerbau pertama merasa tidak enak dan membalasnya,”Bukan saya yang bangun pagi, tapi kalian yang malas. Saya bangun pagi, pergi berjalan. Rumput di bukit ini semuanya sama. Rumput yang saya makan dan sebentar lagi kalian makan juga sama. Tidak ada bagian yang baik dan tidak baik.” Tetapi ke-9 ekor kerbau lainnya tidak percaya. Mulailah terjadi pertengkaran, sehingga diputuskan mereka berpisah. Mereka pergi sendiri-sendiri mencari rumput. Akhirnya ke 10 ekor kerbau di makan singa satu per satu. Di dalam gereja juga sama, anggota gereja juga harus bersatu. Karena banyak orang Kristen yang memiliki latar belakang, sikap dan karunia yang tidak sama. Karena berbeda banyak, maka kalau sama-sama melayani sering terjadi pertengkaran. Hal ini jangan sampai terjadi. Kita harus bersatu. Tanpa kesatuan, maka seperti kerbau di atas, satu per satu dimakan singa. Bersatu merupakan satu kekuatan.

Ada juga cerita tentang belalang yang terbang melalui 1 ladang pertanian. Karena hanya 1 belalang yang lewat, tidak berpengaruh terhadap ladang. Tetapi begitu ia bersama kelompoknya terbang melewati ladang itu, maka banyak daun dari pohon habis dimakan mereka. Kalau orang Kristen, bersehati melayani dan berdoa, akan sangat berarti. Gereja akan cepat maju. Ketika orang Kristen melayani bersama , maka orang Kristen akan memiliki kekuatan baru dalam menggenapi panggilan Tuhan. Kita perlu bersatu, karena kita harus punya kepentingan bersama. Rasul Paulus menggambarkan hal ini seperti tubuh manusia. Tubuh kita mempunyai mata, mulut, tangan dan kaki. Mata tidak dapat berkata, “Saya bukan mulut, saya tidak perlu mulut.” Mulut tidak bisa berkata, “Saya tidak perlu tangan atau kaki.” Suatu hari bila mata melihat ada makanan yang enak , maka mata akan menyampaikan ke otak untuk mengutus tangan dan kaki untuk mengambil makanan itu. Maka kaki mulai berjalan. Tetapi kalau tangan tidak mau kerjasama, mulut akhirnya tidak dapat memakan makanan itu. Seluruh anggota tubuh saling membutuhkan. Orang-orang Kristen memiliki banyak karunia yang berbeda. Kita harus sehati untuk bersama-sama melayaniNya.

Pada FIlipi 4, ada 2 orang Kristen yaitu Euodia dan Sintikhe.  Rasul Paulus mengajak mereka untuk bersehati. Mereka adalah teman-teman sekerja Paulus. Mereka orang-orang Kristen yang setia. Apakah mereka saling membenci dan saling berkelahi? Bukan! Kalau mereka bertengkar, Rasul Paulus pasti menegur mereka. Tetapi di sini tidak kelihatan Rasul Paulus menegur mereka. Rasul Paulus mau mereka sehati seia sekata melayani. Di sini bukan mereka sedang bertengkar atau bermusuhan. Mungkin pendapat mereka yang berlainan. Banyak pendapat yang berlainan. Mereka tidak mau saling menerima pendapat satu dengan lain. Maka Paulus mengajak mereka untuk bersatu dalam pelayanan. Pelayanan di dalam gereja juga sama. Seringkali dalam pelayanan , kita harus bersatu dengan yang lain. Kita mungkin berbeda dengan yang lain. Kita tidak boleh selalu bersikeras, orang lain yang harus ikut pendapat kita tapi kita tidak mau mendengar pendapat orang lain.

Kita harus bersehati. Bukan orang lain sehati dengan kita, tetapi kita aktif bersehati dengan lain. Untuk mencapai hal itu seperti yang ditulis Kol 3:12, kita harus mempunyai hati yang berbelaskasihan, murah, rendah hati, lemah lembut dan sabar.  Waktu kita mempunyai hati yang berbelaskasihan, kita akan mengerti orang lain. Kalau kita punya kemurahan, kita tidak punya kepentingan diri sendiri. Kalau kita punya hati yang sabar, kita akan baik-baik mengurusnya. Kita sulit bersehati dengan orang lain, karena kita tidak punya sikap yang ditulis Paulus. TIdak punya rendah hati, sabar, lemah lembut dll. Ketika kita mau sehati dengan orang lain, kita harus seperti apa yang tertulis pada Kol 3:12 ini. Kita adalah ciptaan yang baru. Kita orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan. Kita harus punya sikap yang demikian. Seringkali dalam pelayanan gereja, terjadi pendapat yang berbeda. Bahkan adakalanya sampai timbul kemarahan dan putus asa. Tapi kadang kala kita lupa Tuhan mau mengajar kita dan  mengasah sikap kita. Saat saya di sekolah teologia,  setiap semester kita bertukar kamar dengan rekan-rekan yang lain. Setelah kembali dari liburan atau melayani di suatu tempat, kita melihat di papan pengumuman, semester ini kita sekamar dengan siapa?  Kadang kala ada orang yang tidak kita sukai dan kita merasa tidak enak. Satu kamar dihuni 4 murid. Dosen kami sengaja, murid yang suka bersih-bersih ditempatkan dengan  temannya yang agak jorok sedikit. Atau ada murid yang suka bicara, disatukan dengan murid-murid yang pendiam. Sering di kamar terjadi keributan.  Saya ingat ada teman yang mau keluar dari sekolah teologia. Ketika ia menghafal pelajaran, ia harus mendengar radio baru bisa ingat. Tetapi teman sekamarnya berbeda. Kalau ada sedikit suara saja, tidak bisa belajar. Ada yang harus menaruh sepatu / sandal di depan kamar, tapi ada juga yang maunya ditaruh dalam kamar. Piring tidak boleh ditaruh di kamar sehingga terjadi pertengkaran. Saat malam duduk bersama, kami membicarakan perbedaan ini. Akhirnya saya belajar, bagaimana bisa tinggal bersama dengan orang yang sikapnya berlainan. Demikian juga dalam gereja. Mungkin sikap kita perlu dilatih oleh Tuhan. Sikap kita akan lebih maju lagi dan dipakai Tuhan.

Mengapa dalam pelayanan kita harus bersatu? Bagaimana dapat bersatu dengan mereka? Kita harus tahu , di dalam gereja kita bersama-sama memuliakan nama Tuhan. Kita melayani Tuhan bukan cari kepentingan sendiri tapi untuk Tuhan kita. Waktu kita tahu misi ini, maka kita dapat bersehati dengan orang lain. Rasul Paulus mengajarakn 1 Kor 1:10 , Ef 4:32, Rasul Paulus berkata, “Bersatu dengan lain pasti ada pertengkaran, ia mengajar untuk saling mengampuni.” Kita harus seia sekata, sehati melayani TUhan.

Tema kita tahun ini adalah Sepikir dan Sehati Membangun Tubuh Kristus. Tahun ini kita berharap, setiap jemaat bersatu membangun tubuh Kristus. Kita mohon Tuhan membangun kita sehingga semakin hari serupa dengan Dia. Kiranya Tuhan melatih kita, sehingga sepikir dan sehati dalam melayani Dia. Kita harus ingat tanggung jawab kita dalam gereja kita apa. Ketika TUhan menyelamatkan kita, apa yang harus kita kerjakan. Kita mau dengan rendah hati mohon Tuhan menolong kita, sepikir dan sehati membangun tubuh Tuhan.

Friday, January 11, 2013

Visi yang Tidak Berubah (Sejarah GKKK Mangga Besar)

VISI YANG TIDAK BERUBAH
SEJARAH GEREJA KRISTEN KALAM KUDUS JAKARTA
Oleh : Rev. Paulus Suhindro Putra S.Th., M.Pd.
Gembala Sidang GKKK Jakarta / Mangga Besar 1981 - 2012

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. (Mat 28:19-20)

Buah Misi Rev. Dr. Andrew Gih
Berdirinya Gereja Kristen Kalam Kudus Jakarta: adalah rangkaian hasil misi yang dilakukan oleh Evangelize China Fellowship (ECF) Yayasan Penyiaran Injil Tiongkok atau Chung Kwo Pu Tau Hui di Shanghai Tiongkok pada pertengahan abad ke-20, ECF adalah sebuah Yayasan Penginjilan yang dipimpin oleh Rev. Dr. Andrew Gih sekitar tahun 1930. Misi pelayanan ECF adalah mengadakan penyiaran Injil dan Kebaktian Kebangunan Rohani juga mendirikan Panti Asuhan anak-anak yatim piatu akibat perang saudara yang sedang melanda Tiongkok waktu itu. Setelah berdirinya Republik Rakyat TIongkok tahun 1949, ECF pindah ladang pelayanannya di luar Tiongkok daratan, yaitu ke Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Indonesia, Macao, Singapore, Thailand, Myanmar, Filipina dan USA. Di Indonesia ECF dinasionalisasikan menjadi Yayasan Penyiaran Injil Indonesia, dengan tujuan untuk merintis GKKK dan Yayasan Malseta yang mendirikan Sekolah Theologia MAAT yang kemudian diubah jadi SAAT Malang
                Rev. Dr. Andrew Gih lahir di Shanghai , China 1901, lahir baru di dalam Kristus tahun1923, dan mempersembahkan diri menjadi hamba Tuhan pada tahun 1926. Menikah dengan Mrs. Dorcas Chang Chui Ing, di Shanghai tahun 1928, mendirikan Yayasan Penyiaran Injil Tiongkok atau Evangelize China Fellowship pada tahun 1947, ECF dipindahkan ke Hong Kong tahun 1949. Menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Cascade College, Portland, Oregon, USA tahun 1950. Beliau pensiun 1978 dan meninggal dunia 13 Februari 1985 di Los Angeles USA pada usia 85.
                Dalam pelayanannya Dr. Andrew Gih yang mengadakan penyiaran Injil keliling di daratan Tiongkok, tercatat pernah bekerja sama dengan Rev. Dr. John Sung, seorang penginjil yang paling berpengaruh di TIongkok. Rev. Dr. Andrew Gih dan Rev. Dr. John Sung adalah 2 tokok Injili berkarisma yang telah membawa kebangunan rohani di gereja-gereja di Tiongkok sebelum berdirinya pemerintah Republik Rakyat Tiongkok tahun 1949. Pengaruh pengajaran dan semangat penginjilannya terhadap gereja-gereja Tionghoa di daratan maupun di luar daratan Tiongkok sangat besar. Khotbah-khotbah mereka sangat menekankan pertobatan dan penginjilan. Rev. Dr. John Sung pernah ke Indonesia sekitar tahun 1939 dan meninggal dunia tahun 1942, dalam usia 42 tahun usia yang masih relative muda. Sedangkan Rev. Dr. Andrew Gih memutar haluan pelayanannya dari daratan Tiongkok ke selatan samudera yang disebut Nan Yang pada tahun 1949 setelah Republik Rakyat Tiongkok berdiri.
                Maka pada tahun 1950, Rev. Dr. Andrew Gih pertama kali datang ke Indonesia mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani berturut-turut di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan. Kalau di daratan Tiongkok Dr. Gih mendapat rekan kerja yang baru yaitu Rev. Dr. Peter Wongso, seorang pemuda Kristen dari Gereja Methodist Medan pada waktu itu. Oleh karena itu kalau kita berbicara tentang perkembangan pelayanan ECF di Indonesia yang kemudian mendirikan Yayasan Madrasah Alkitab Asia Tengara atau Yayasan Malseta dan mendirikan Yayasan Penyiaran Injil Indonesia yang kemudian berkembang menjadi Sinode Gereja Kristen Kalam Kudus dan Sekolah Kristen Kalam Kudus di Indonesia, maka kita akan mengenal juga rekan Dr. Gih di Indonesia ini yaitu Dr. Peter Wongso. Mereka berdualah yang bersama-sama mencetuskan pendirian Madrasah Alkitab Asia Tenggara (MAAT) dan merealisasikannya, sebagai motor penggerak berdirinya GKKK dan SKKK di seluruh Indonesia. Sampai hari ini SAAT sudah mencetak ribuan alumni yang tersebar di berbagai kota di Indonesia dan di luar negeri.

Rev. Peter Wongso dan SAAT
                Rev. Peter Wongso lahir dalam keluarga pendeta Methodis Hok Kian Tiongkok pada tahun 1932. Pindah ke Indonesia tahun 1949 tinggal di kota Medan dan melayani Tuhan sebagai seorang pemuda Kristen yang giat memberitakan Injil di gereja Methodis Medan. Beliau bertemu dengan Dr. Andrew Gih di Medan pada saat Dr. Gih berkunjung dan mengadakan serie meeting penyiaran Injil di Medan. Beliau berdualah yang melihat kebutuhan hamba Tuhan yang mendesak dalam gereja-gereja Tionghoa di Indonesia, tenaga hamba Tuhan untuk menggembalakan jemaat khususnya hamba Tuhan untuk memberitakan Injil kepada orang-orang perantau Tionghoa di Indonesia.
                Oleh sebab itu pada tanggal 10 Mei 1952 di hadapan Notaris Mr. Raden Soedja, Dr. Andrew Gih yang diwakili Mrs. Dorcas Gih, Ds Pouw Peng Hong dan rekan-rekan lain, mendirikan dua buah Yayasan yaitu : Yayasan Penyiaran Injil Indonesia (mirip ECF Yayasan Persekutuan Penyiaran Injil Tiongkok) dengan Akte Notaris no. 41 dan Yayasan Madrasah Alkitab Asia Tenggara atau disingkat Yayasan Malseta dengan akte Notaris No. 42. Yayasan Penyiaran Injil Indonesia kemudian berkembang menjadi Sinode GKKK dan Yayasan Kalam Kudus Indonesia, satu badan dengan dua tangan, masing-masing mempunyai satuan unit pelayanan yaitu : GKKK dan SKKK untuk mengemban visi dan misi yang tidak berubah itu, di 28 kota dalam 15 propinsi di seluruh Indonesia.
                Madrasah Alkitab Asia Tenggara di Malang Jawa Timur, merupakan sebuah sekolah Teologia yang berasaskan ALkitab, berteologia Injili dan berakar pada budaya Tionghoa. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Mandarin dan seragam mahasiswi adalah Qi-pao long gown Tiongkok warna putih, MAAT juga memiliki disiplin belajar dan kehidupan di kampus yang ketat. Pada tahun enam puluhan, MAAT dipimpin oleh Rektor James Hui, seorang mantan diplomat yang lahir baru dalam KKR yang dipimpin Dr. John Sung di Manila sewaktu Rev. James Hui menjabat sebagai konsul dari pemerintah Tiongkok Nasionalis untuk Philipina. Mrs. Hui, istrinya adalah seorang wanita Kristen tradisional Tionghoa berbudi  luhur, ia sangat mendukung pelayanan suaminya pada waktu itu Mrs.James Hui besama-sama Ibu Ruth Chang, alumnus angkatan pertama dari MAAT sebagai kepala asrama.
                Mahasiswa MAAT yang tinggal di kampus memiliki kehidupan sangat disiplin , bangun pagi lalu bermeditasi, berdoa, membaca Alkitab mengutip salah satu ayat menghafal ulang sebelum makan pagi bersama-sama mahasiswa lain di meja makan waktu sarapan pagi. No Bible no breakfast, motto Dr. Reland Wong itulah yang diingat. Para mahasiwa dilarang membawa alat music tertentu ke dalam kampus seperti gitar, mereka harus mencuci pakaian sendiri, mencuci kamar mandi dan WC. Pria bertugas mencuci piring, sedangkan yang wanita bergilir masak di dapur dan belanja ke pasar dan dilarang keras berpacaran! Motto kehidupan di kampus adalah “… segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur” (1 Kor 14:40). Sekolah theologia yang satu ini menggembleng mahasiswanya sedemikian rupa sehingga kebutuhan hamba Tuhan di gereja-gereja Tionghoa di Indonesia, terpenuhi secara kuantitas maupun secara kualitas.
                Setelah Rev. James Hi dan istri pensiun, mereka kembali ke Taiwan pada tahun 1964, maka yang menggntikan beliau adalh Rev. Dr. Peter Wongso. Sebagai rektor, kepemimpinan Rev. Peter Wongso sangat menekankan misi penginjilan. Semangat penginjilan ditanamkan ke dalam jiwa mahasiswa MAAT ini, amat bermanfaat bagi mahasiswa itu sendiri dan sangat mendukung pertumbuhan gereja di Indonesia. Sebagian lulusan MAAT yang tergerak, diutus untuk membuka ladang baru, mendirikan Pos Penyiaran Injil GKKK di seluruh Indonesia.
                Kebanyakan mahasiwa lulusan MAAT pada saat itu, merasa tidak puas jika hanya melayani Firman, berkhotbah dan jadi gembala jemaat saja; tidak puas jika belum pergi ke luar menginjil, menjadi perintis jemaat baru. Lulusan seperti inilah yang diutus Rev. Peter Wongso pergi ke luar merintis GKKK di seluruh Indonesia, di 28 kota dan 15 propinsi inilah berdiri GKKK dan SKKK yaitu : Medan, Pematang Siantar, Sibolga, Padang Sidempuan, Batang Toru (Sumut), Pekan Baru, Selat Panjang (Riau), Padang (Sumbar), Pangkal Pinang (Sumsel), Batam (Otorita), Jakarta (DKI), Bandung (Jabar), Solo (Jateng), Yogyakarta (DI), Surabaya , Malang, Kesamben (jatim), Denpasar, Singaraja (Bali), Makasar, Bone (Sulsel), Ambon, Ternate (Maluku), Jayapura, Sorong (Papua) dan Manado (Sulut).

Pdt Paulus Suhindro Putra
                Kami yang telah mewarisi Theologia Reformed Injili dan mewarisi semangat perintis SAAT yang pernah dijuluki “militan” (oleh wartawan Tempo di Malang; waktu SAAT di bom oleh orang yang salah paham terhadap SAAT pada tahun 1984) ini, kami merasa tidak puas walaupun kami suami-istri sudah melayani di Gereja Baptis Jakarta, yang merupakan suatu gereja yang sudah cukup mapan di kota Jakarta. Oleh sebab itu setelah kontrak kerja 4 tahun selesai, kami tidak memperpanjang kontrak kerja di sana lagi tetapi kami keluar untuk merintis GKKK Jakarta. Hanya dengan kemauan yang keras untuk merintis sebuah gereja baru yang ideal dengan menggunakan cara penginjilan pribadi yang tidak memerlukan bakat besar tetapi mudah dilakukan kapan saja, di mana saja dan siapa saja asal punya visi yang jelas dan punya kemauan dan keberanian untuk melakukan misi secara konsisten seumur hidup itulah kami merintis GKKK Jakarta.
                Setelah melalui proses organisasi seperlunya, maka kami pun segera menggabungkan diri ke dalam pelayanan di Sekolah Kristen Kalam Kudus Jakarta, yang sudah berdiri 10 tahun terlebih dulu dari GKKK di Jakarta, dan kami menjadi kepala kerohanian merangkap anggota Badan Pengurus SKKK Jakarta. Selanjutnya SKKK Jakarta menjadi basis pelayanan dan kesaksian kepada murid-murid dan kepada orang tua murid juga merupakan modal awal untuk merintis GKKK di Jakarta. Dengan adanya lokasi sekolah yang sudah siap pakai, kami tidak perlu menyewa tempat untuk kebaktian, semua kegiatan dilakukan di kelas dan aula sekolah pada hari Minggu di semua cabang GKKK yang ada di Jakarta.
                Setelah kami keluar dari Gereja Baptis pada tanggal 30 November, kebetulan hari itu adalah Reformasi 1980, kami pindah ke SKKK Jakarta dan tinggal di kantor Yayasan Penyiaran Injil yang beralamat sama dengan SKKK Jakarta yaitu di Jalan Tangkilio Timur no. 48-49, Mangga Besar V, Jakarta Barat. Kami diterima sebagai hamba Tuhan penuh waktu di SKKK sampai Maret 1984 setelah GKKK Jakarta diresmikan menjadi jemaat dewasa. Pekerjaan formal kami di SKKK adalah kepala kerohanian dan merangkap sebagai anggota BP (hal itu sudah kami jabat sejak masih di Gereja Baptis). Sekarang kami sekeluarga tinggal di rumah Yayasan dan memakai kantor Yayasan Penyiaran Injil Indonesia sebagai tempat kerja kami. Pekerjaan harian kami adalah mengirim traktat melalui pos, yang nama dan alamatnya kami peroleh dari buku telepon. Selain itu tiap hari kami berkunjung dari rumah ke rumah mencari jiwa baru. Kami berjanji tidak akan mengunjungi anggota gereja lain dan tidak menerima anggota dari gereja lain. Tujuan kami jelas dan motivasi kami murni hanya mencari orang baru, ini adalah prinsip kerja kami sampai saat ini.
                Sebagai hasil kunjungan dari rumah ke rumah, kami berhasil menemukan keluarga-keluarga yang menerima kami dan menerima Injil yang kami beritakan. Di antara keluarga-keluarga yang menerima kami dan menerima Injil, akan saya kutip satu saja di sini, sebagai salah satu bukti bahwa keberhasilan penginjilan bukan karena kepandaian penginjil itu sendiri yang dapat menarik orang menjadi percaya, melainkan karena pekerjaan Roh Kudus yang membuat penginjil itu berhasil menemukan umat pilihan Tuhan yang tersebar di dalam lautan manusia.
Contoh yang akan saya kemukana ialah : pada suatu hari kami mengunjungi rumah orang tua murid yaitu Sdr. Lim Sau Min dan istrinya Chew Fie Chin, mereka tinggal di Jembatan V.  Di rumah Sdr. Lim ini, kami bertemu dengan dua wanita yang kebetulan hari itu bertamu di rumah Sdr. Lim. Mereka berdua sangat tertarik Injil yang kami beritakan, paahal pembicaraan kami biasa-biasa saja. Mulai hari itu mereka serius mengikuti persekutuan doa, belajar kekristenan di kelas katekisasi. Mereka adalah Sdri. Lim Lie Chin (Lina Hendra) dan Sdri. Lim Lie Khun (Evlonika). Akhirnya mereka menjadi anggota GKKK Jakarta yang dibaptis tanggal 27 Des 1981 sebagai anggota baptisan angkatan pertama kelompok 19 orang itu. Sampai hari ini mereka masih setia melayani Tuhan di GKKK Jakarta, sedangkan Sdri. Lim Lie Khun menikah dengan Sdr. Budi pemuda Kristen, lalu tinggal di Ampenan NTT.
                Selain kunjungan, kami juga mengadakan kebaktian rumah tangga, ada dua tempat kebaktian penyiaran Injil yaitu di rumah Ny. Willy Debora di Jl. Lautze dan di rumah Sdr. Bun Juk Khiun di Gg Kramat Jl. Jembatan V. Kelas katekisasi diadakan tiap-tiap hari Jumat di rumah Yayasan.
                Alat transportasi adalah alat penting untuk kunjungan perintisan dan kami mendapatkan kredit sebuah mobil Jimmy buatan tahun 1979 seharga Rp 2,5 juta. Sebelum kami pindah ke Kalam Kudus, Ny Willy Debora menghadiahkan kepada kami Rp 1 juta, uang itu kami pakai untuk bayar down payment, mobil tersebut sudah kami pergunakan waktu masih di gereja Baptis, sisanya kami cicil setiap bulan Rp 75.000 sampai lunas. Mobil itu sangat berguna, selain untuk besuk juga untuk antara jemput jemaat dan anak-anak Sekolah Minggu. Sampai tahun 1984, gereja sudah mampu membeli sebuah mobil dinas baru yaitu Toyota Kijang warna putih, untuk antar jemput. Namun sayangnya mobil itu sekarang sudah tidak ada lagi dan tidak disimpan sebagai kenang-kenangan!

Pos PI GKKK Jakarta
                Pada tanggal 28 Janurai 1981 kami mulai adakan kebaktian doa setiap hari Rabu pk 19.00. Pada hari Paskah 18 April 1981 pk 19.00 kami mulai mengadakan kebaktian umum, yang hadir pada hari itu kurang lebih seratus orang dan yang menyampaikan firman Tuhan adalah Rev. Dr. Peter Wongso. Mulai tanggal 8 Agustus 1981 kebaktian diadakan pada hari Minggu, dan pada hari itu juga GKKK Jakarta berstatus sebagai Pos PI dan diresmikan oleh Ketua Sinode Rev. Peter Wongso. Dan tanggal tersebut ditetapkan menjadi hari ulang tahun GKKK Jakarta.
                Beberapa hal penting yang perlu dicatat adalah pada tanggal 19 April 1982, warta gereja edisi pertama diterbitkan; dengan diterbitkannya warta gereja maka kegiatan dan laporan keuangan dapat dicatat dan diketahui oleh jemaat. Persembahan dijalankan sejak hari pertama Pos PI berdiri dari dilaporkan tiap minggu bersama jumlah pengunjung melalui warta gereja sampai hari ini.

Pendewasaan Pos PI GKKK Jakarta
                Pada tanggal 4 Maret 1984, Pos PI GKKK Jakarta didewasakan menjadi Jemaat mandiri dengan mengangkat 7 orang membentuk majelis jemaat yang pertama yaitu :
                Rev. Paulus Suhindro Putra                                Ketua
                Sdr. Wimpie Salim                                                Sekretaris
                Sdri. Lay Sui Chin                                                  Bendahara Pembukuan
                Ev Lisiani Helena                                                  Bendahara pemegang kas
                Sdr. Tan Yong Khi                                                 Penghubung jemaat pria
                Sdri. Linda Sari                                                      Penghubung jemaat wanita
                Sdr. Ang Che Yung                                               Seksi Umum
Kebaktian Peneguhan Majelis Jemaat I, dipimpin oleh Rev. Boby Ticoalu selaku Ketua Sinode. Dengan demikian  berdirilah sebuah gereja baru bernama Gereja Kristen Kalam Kudus di kota Jakarta sebagai GKKK yang ke-17 dalam keluarga besar sinode GKKK.
                Setelah didewasakan menjadi jemaat mandiri, program panjang berikutnya antara lain adalah membangun rumah ibadah sendiri, maka Panitia Pembangunan Gereja pun dibentuk. Mula-mula, kami merencanakan mencari tanah di samping sekolah , kemudian pada tanggal 2 Mei 1986 kita dapat membeli sebidang tanah di samping sekolah, luasnya hanya 132 m2 seharga Rp 27 juta, dengan harapan tanah di bagian depannya juga dijual kepada kita, tetapi Tuhanlah yang menentukannya, berkali-kali kita berunding dengan pemiliknya yang adalah tetangga kita juga, tetapi selalu gagal. Akhirnya tanah tersebut dijual kepada orang lain, sehingga tanah yang sebagian yang sudah kita beli untuk gereja ini diserahkan kepada sekolah dan dananya diganti dari kas sekolah yang kemudian dipakai untuk membeli tanah di jl. Madu yang Tuhan sediakan bagi kita itu.
                Sejak rencana pembangunan gereja dicetuskan, maka hampir setiap hari kami membaca iklan di Koran atau bertanya-tanya untuk mencari tanah atau rumah yang cocok untuk gereja. Beberapa tempat sudah kami lihat dan yang akan serius adalah bekas pabrik roti di jalan Bandengan, ruko di jalan Cengkeh dan rumah besar di jalan Mangga Besar VIII. Pada waktu itu, kami ditawarkan tanah yang akan dijual, padahal kami belum memiliki dana, yang ada hanya iman dan kemauan. Dalam proses tawar menawar dengan pemilik tanah yang ada di jalan Mangga Besar VIII melalui telepon, bapak pemilik tanah yang bermarga Lan (biru) ini menganjurkan kepada saya, agar menggunakan leasing saja apabila uangnya tidak cukup. Sebenarnya pada saat itu kami bukannya tidak cukup uang, tetapi tidak ada uang! Walaupun tidak pernah bertemu muka, tetapi dalam pembicaraan yang hanya melalui telepon saja ini saya belajar banyak hal dari Bapak Lan ini. Dari beliau saya baru mengetahui bahwa jikalau kita akan membeli rumah dan dananya tidak cukup, kita dapat menggunakan leasing! Apakah yang dimaksud dengan leasing? Secara sederhana membeli rumah menggunakan Leasing berarti meminjam uang untuk membeli rumah dengan membayar bunga yang tinggi.
                Memang semua adalah pimpinan Tuhan. Pada saat itu keadaan perekonomian Indonesia diprediksikan akan berkembang, banyak investor asing ingin menanamkan modalnya ke Indonesia, istilah yang popular waktu itu adalah “gebrakan SUmarlin”. Karena itu banyak orang mendirikan bank dan banyak bank swasta menawarkan pinjaman dengan bunga rendah dan persyaratan yang sangat mudah, pendek kata, waktu itu proses peminjaman uang tidak sulit.
                Pada suatu hari ketika saya memperbaiki kursi besi ruang kebaktian yang rusak kepada seorang tukang las yaitu Bapak Subur di tepi jalan Madu, secara tidak sengaja saya melihat sebidang tanah bekas pabrik kuali yang sudah lama tidak dipakai lagi. Pada saat saya melihat tanah tersebut hati saya tergerak dan berkata di dalam hati,”Alangkah baiknya kalau tanah kosong ini kita beli dan digunakan untuk membangun gereja!:  Kemudian saya menyampaikan apa yang telah saya lihat ini kepada Ibu Sung, ternyata ia juga memiliki perasaan yang sama. Tetapi dari mana kita mendapat uang untuk membeli tanah tersebut? Dengan iman kami mencari pemiliknya, kami menitipkan pesan kepada Bapak Rasyik, tukang bajaj yang membuka warung di pinggir jalan Madu, agar kami dapat menghubungi pemilik rumah tersebut. Tidak berapa lama kami dapat menghubungi pemilik tanah tersebut melalui telepon. Pemiliknya adalah Ibu Herlina Prawira di Simpruk Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Ia mau menjual tanahnya seharga Rp 350.000.000 (setelah melalui proses tawar menawar akhirnya tanah tersebut dijual seharga Rp 335 juta, termasuk biaya pemagaran Rp 12,5 juta serta biaya saluran air dan listrik Rp 10 juta).
                Prosesnya panjang dan berbelit-belit, baik-buruk, suka-duka, semuanya kami alami, tetapi dari peristiwa ini saya belajar dalam banyak hal. Setiap hari saya bangun pagi-pagi, ketika hari  masih gelap di halaman rumah sambil berolah raga saya berdoa, berseru sambil berteriak, sungguh saya tidak pernah berdoa sampai begitu serius, berseru sambil mengangkat tangan menatap ke langit berseru kepada Tuhan, karena pada saat itu uangnya sudah saya bayar tapi transaksi belum dilaksanakan. Itu sebuah taruhan! Coba kalau uang itu hilang di tangan saya, tanah tidak jadi dibeli, hutang di BCA harus dibayar, saya tidak dapat membayangkan akibat yang akan saya tanggung. Maka saya hanya bisa berseru kepada Tuhan minta tolong. Ternyata Tuhan yang hidup mendengar seruan doa hambaNya. Singkat kata, kami mendapat bantuan dari Sdr. Ongko Teknowidjaya, Majelis GKKK Solo, melalui Sdr. Ongko kami mendapat pinjaman dana sebesar Rp 250 juta dari BCA Solo, untuk membeli tanah tersebut.
                Akhirnya pada tanggal 1 November 1989 di hadapan Notaris Winanto SH , Surat Jual-Beli antara pemilik lama Ny. Herlina Prawira dan Sinode GKKK ditandatangani. Dan untuk melunasi hutang pembelian tanah tersebut kami mencoba mencari dana. Sejak tanggal 5 Mei tahun 1986, kita mulai menjalankan persembahan iman. Jemaat yang pertama kali meresponi persembahan iman saat itu tercatat ada 93 orang. Sejak itu setiap tahun diadakan persembahan iman untuk pembangunan gereja. Dengan persembahan iman itulah kita dapat melunasi hutang tersebut serta membangun gereja dan pastori di jalan Madu. Pada hari ini kita dapat melihat hasilnya, meresmikannya dan kita persembahkan segala kemuliaan bagi Nama Tuhan.