Monday, October 22, 2012

Kasih Kepada Sesama



Ev. David Purnomo


II Petrus 1:3-13
3  Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
4  Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
6  dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
7  dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
8  Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
9  Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.
10  Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
11  Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
12 Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.
13  Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini.

Kalau kita punya bayi, kita sangat senang melihatnya. Dulu saya suka bermain dan tertawa bersama anak saya. Saat berumur 5 bulan, saya mengajarnya bicara untuk memanggil saya dengan sebutan papa. Namun ia belum bisa. Setahun kemudian, saya mengajaknya bicara lagi. Masih belum bisa juga. Saya tunggu sampai 1,5 tahun. Lalu ia balas,”Papa…papa.” Saya senang. Namun seandainya ia hanya bisa ngomong papa saja sampai umur 7 tahun berarti anak saya ada masalah. Mungkin ia akan disebut idiot. Usianya tambah tapi otaknya tidak bertumbuh. Badannya makin besar, otaknya berhenti tumbuh. Sekarang ini, banyak orang Kristen yang mengalami idiot rohani. Usia kekristenannya makin panjang, sudah kenal Tuhan lama, mungkin sudah datang ke gereja 15 tahun atau lebih tetapi pertumbuhan rohaninya berhenti pada 1 titik. Tidak seimbang antara usia dengan pertumbuhan rohaninya.

Rasul Petrus menulis ke jemaat perantauan. Petrus bersukacita karena umat percaya pada Tuhan dan lahir baru. Dulu mereka dimurkai sekarang dikasihi Tuhan. Dulu mereka bisa ke nereka sekarang bisa masuk surga. Tetapi Petrus mengingatkan, jangan berhenti dengan punya iman. Engkau harus bertumbuh. Akhirnya mereka lari pada berbagai kesibukan, pekerjaan dan keluarga sehingga lupa pertumbuhan rohaninya. Petrus mengatakan jangan jadi bayi saja yang maunya susu. Jangan punya iman level bayi. Petrus sekali lagi mendesak jemaat untuk memikirkan pertumbuhan rohani. Ibarat masuk ke sebuah rumah, kita tidak mau rumah yang hanya ada pondasi saja tanpa bangunan. Maka perlu ditambahkan di atas iman, kebajikan yakni iman harus kelihatan di dalam perilakunya. Jangan jadi Kristen tapi tidak kelihatan gaya hidup Kristus. Lalu ditambah usaha sungguh-sungguh di atas kebajikan. Tambahkan lagi pengetahuan yakni belajar firman Tuhan. Firman ini diperlukan agar bisa bertobat pola pikir kita, berubah dari cara pikir duniawi sehingga kita mengerti cara pikir Allah. Kita harus berusaha untuk mengerti firman TUhan dengan sungguh-sungguh. Di gereja , banyak yang malas datang saat dilakukan pembinaan. Pembicara bagus-bagus tapi yang datang sangat sedikit. Gereja menyadari pentingnya pertumbuhan rohani, padahal kita bilangnya : “paling kita sudah tahu”. Kalau iman kita terus tidak bertumbuh, maka kita jadi idiot rohani. Kalau sudah punya pengetahuan, tambahkan penguasaan diri. Supaya apa yang kita tahu jadi perilaku. Pola pikir dan gaya hidup seperti Kristus. Kita jangan bawa kemauan dan ego sendiri. Setelah itu tambahkan ketekunan dengan melalukan terus firman sampai terjadi dalam hidup kita. Kalau tekun, lalu tambahkan kesalehan. Dari gayanya, orang lihat bahwa kita pengikut Kristus. Kalau hal ini tercapai berarti pertumbuhan rohani masuk ke level 5. Kalau berhenti di sini saja orang bisa jadi autis rohani. Autis bukannya berarti bodoh, namun orang pintar hanya sibuk dengan diri sendiri. Dia tahu hal-hal yang ada di sekelilingnya tapi sibuk dengan diri sendiri. Autis rohani berarti panggil Tuhan tapi tidak panggil sesama. Saya berada di hadapan Tuhan saja tanpa perduli orang lain. Mulailah berpikir keluar pada orang di sekeliling kita. Lalu tambahkan lagi, kasih pada semua orang. Kalau hanya kasih pada saudara berarti kasih pada orang-orang pilihan saja. Kita sering pilih-pilih orang , dengan dia saya mau bergaul dan ngobrol. Dengan yang lain malas ngomong, malah benci dan tidak mau berhubungan.
Level 6, kasih pada semua orang. Ketika Tuhan Yesus lihat orang berdosa. Tuhan Yesus tidak pikir tidak mau orang berdosa.

Alfred (?) membagi orang ke dalam 3 kategori :
1.       Orang egois. Semboyan hidupnya : punyaku, punyaku. Punyamu punyaku. Uangku, uangku. Uangmu kalau bisa diambil akan diambil.
2.       Individualis. Semboyannya : punyaku punyaku, punyamu punyamu. Saya tidak mau gabung. Urusanku, urusanku. Urusanmu, urusanmu. Persoalanku saya tanggung sendiri. Orang Kristen banyak yang terjangkit individualisme. Orang lain kesepian, sedih, lapar tidak peduli.
3.       Impian GKKK : membangun manusia altruis. Altruis berarti tidak banyak urus urusan sendiri tapi juga mau urus urusan orang lain. TIdak hanya sibuk urusan sendiri tapi hatinya luas untuk urus urusan orang lain. Tidak hanya pikir kehidupan sendiri, pikirkan urusan orang lain. Kalau punya talenta tidak digunakan untuk diri sendiri. Kita perlu jadi orang yang altruis dan melebarkan kasih kita. Sehingga kita bisa mengasihi orang di sekeliling kita. Orang Kristen sekarang banyak yang hitungan dalam memberi kasih. Setelah khotbah ada salam damai, semuanya tenang menyembah. Begitu dikomando, langsung berdiri , saling bersalaman. Setelah itu tenang lagi. Ia hanya dikasihi kalau diperintah atau dikomando. Waktu tugas pelawatan, kelihatan penuh kasih. Kasih karena tugas dan jabatan. Yang dimaksud Petrus, kasih yang muncul terus menerus. Ada seorang salesman yang bangga dengan prestasinya luar biasa. Saya jual apa saja pasti bisa, katanya. Saya obrol sampai jadi sahabat dulu. Kalau ketemu sengaja saya beli 1 lusin donat walau ia bos. Kasih donut ada maunya. Kita juga demikian, kalau bawa untung, kita salaman (baik karena ada maunya). Kalau tidak kenal, ngapain kotorin tangan. Kita harus buktikan pertumbuhan rohani. Jangan mengasihi orang karena disuruh atau jabatan, Tetapi keluar dari hati kita untuk tunjukkan kasih. Waktu awalnya pertumbuhan gereja sangat luar biasa. Tetapi yang bertumbuh bukan gara-gara itu. Di Kisah Para Rasul, Tuhan Yesus banyak melakukan mujijat. Yang pertama : kasih jemaat.  Tiap hari bagi makanan. Saking hebatnya, kalau ada yang tidak makanan, mereka beri makanan atau mereka juga tidak makan. Kalau kita , dompet tidak kita kasih ke orang lain. Pada abad kedua, ada wabah yang luar biasa. Karena sedemikian bahayanya, pemerintah Romawi mengisolasinya. Orang dalam tidak boleh keluar dan sebaliknya. Orang di Yerusalem tidak punya obat-obatan. Lalu jemaat Tesalonika, tergerak untuk mengasihi, siap korbankan diri untuk mereka. Mereka berbondong masuk Yerusalem, orang tidak bisa makan diberi makanan. Yang lapar dirawat. Setelah itu tenaganya timbul. Tapi banyak jemaat Tesalonika yang kemudian sakit dan meninggal. Orang Kristen awalnya difitnah , dibilang kumpul di goa dan minum darah. Mereka juga dianiaya tapi orang Kristen tidak takut. Tapi karena tindakan selama sakit itu, masyarakat terbuka. Mereka sedemikian mengasihi Tuhan dan sesama. Jemaat Tesalonika siap berkorban. Akhirnya masyarakat berbondong jadi Kristen. Di Indonesia, orang Kristen kena beberapa fitnah. Orang gereja dibilang sombong. Tetapi kalau jemaat hari ini seperti jemaat mula-mula, mereka memiliki kasih yang luar biasa, setiap kali keluar gedung greja, salamlah dan senyumlah. Kadang menolonglah memberi bantuan kecil. Maka orang-orang lihat, fitnahan salah dan mereka akan berkata,”Rupanya orang Kristen penuh perhatian”. Lakukan sesuatu untuk tunjukkan kasih kepada sesama. Kalau tidak bisa lakukan yang besar, lakukan yang kecil tidak masalah. Yang penting lakukan sekarang hari ini.

No comments:

Post a Comment