Tuesday, October 30, 2012

Hati Bapa

Pdt. Hengky Setiawan 



Nats :
Maleakhi 4:5-6 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah
Matius 3:16-17 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan : “Inilah Anak yang kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”

Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita yang berdosa tetapi bukan hanya itu, setiap yang percaya diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (mengalami kebapaan dalam hidup kita). Ini sangat esensial / penting karena bila tidak, kita tidak bisa mengalami pertumbuhan rohani secara maksimal.

Yesus berkata, Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Yesus jadi jalan tujuannya ke Bapa. Tapi banyak orang Kristen yang sudah percaya tapi tidak mencapai tujuan untuk alami kebapaan dalam kehidupannya. Ibaratnya seperti kita naik pesawat ke Surabaya tapi tidak turun. Kita sudah sampai di Surabaya hanya tidak mengalami kemaksimalan kota Surabaya karena tidak mau turun. Atau juga Filipus yang meminta  kepada Yesus agar dapat melihat  Bapa , bahkan ia rela mati untuk itu. Yesus berkata : Filipus bagaimana sih sudah ikut Yesus begitu lama, melihat Yesus berarti sudah melihat Bapa.

Mengalami Bapa dalam hidup penting, agar jadi orang Kristen yang maksimal. Di Indonesia, tidak ada orang yang namanya Yesus (mungkin hanya ada orang yang namanya Yesus di Palestina). Juga tidak ada yang namanya Roh Kudus. Karena kedua istilah / nama ini diekslusifkan Bapa untuk kedua pribadi. Tapi untuk nama Bapa di surga, ada yang namanya bapa juga di tempat lain. Misal : di rumah, di kelurahan dan lain-lain.

Allah menciptakan keluarga supaya anak-anak manusia belajar hal-hal rohani lewat keluarga. Kalau tidak, walau sudah diselamatkan maka terdapat kerancuan Bapa Sorgawi dengan bapa duniawi. Ada seorang anak sekolah minggu dengan semangat menginjili memberikan traktat ke gangster di alun-alun. Sang gangster membaca traktat dan hatinya tertempelak. Roh Kudus bekerja sehingga ia mengakui Yesus sebagai Juruselamat. Lalu ia bertanya kepada anak tersebut : Allah itu seperti siapa? Anak tersebut berpikir dan akhirnya menjawab : Allah itu seperti Bapa. Sang gangster kemudian bereaksi. Matanya melotot, tangannya gemetar dan giginya gemeretuk. Ia tidak sudi kalau Allah itu seperti bapak. Waktu percaya ia diselamatkan tapi tidak bertumbuh secara rohani. Ia menjadi gangster karena bapak duniawinya. Ada juga seorang wanita yang dikonseling. Waktu berdoa ia sebutkan nama Yesus dan Roh Kudus berkali-kali tapi tidak pernah sebutkan nama Bapa. Padahal kita kalau berdoa ke Bapa dalam nama Yesus. Waktu ditanya konselor , kenapa tidak sebut nama Bapa? Wanita ini diam. Akhirnya ia diminta tutup mata dan menceritakan hidupnya dengan bapa duniawinya. Wanita ini menangis. Ia tidak dekat dengan bapaknya dan bapaknya tidak pernah mendengar masalahnya. Sehingga ia tidak mengalami gambaran Bapa Surgawi karena dirusak oleh gambaran bapak duniawi. 

Tapi tidak selamanya kita mengalami hal seperti ini. Pada kitab Maleakhi dikatakan bapa kembali kepada anak. Anak kembali kepada bapa sehingga gambar Bapa dipulihkan. Janji ini digenapi melalui  Yesus yang datang ke dalam dunia. Matius 3 : 16-17, Yesus sebagai Mesias. Ayat ini juga bicara tentang model. Yesus itu anak. Waktu kita percaya, kita adalah anak. Yesus anak tunggalNya. Di sini Yesus adalah modelnya.

4 hal penting yang dilakukan Bapa ke Yesus yang juga dilakukan buat kita :

1.     KepadaNyalah Aku berkenan.

Artinya Bapa tidak membuang kita. Bapa Surgawi inin dekat / intim dengan kita. Bapa duniawi kadang tidak intim dengan anaknya. Kadang dia lebih intim dengan orang lain. Ada seorang anak kecil yang berulang tahun. Pagi-pagi dia berdiri di depan kamar papanya untuk buat kejutan. Papanya bilang tumben, pasti ada maunya.  Sang anak menjawab, hari ini adalah hari yang spesial. Hari ini dia berulang tahun. Papanya kemudian minta maaf karena lupa dan ia berjanji setelah kerja ia mau kasih hadiah. Maka selama hari itu, sang anak berasa lama sekali karena ia menunggu hadiah sang papa. Waktu papanya pulang, ia berdiri di belakang pintu ingin membuat kejutan. Tapi ditunggu-tunggu , papanya tidak masuk-masuk. Dia penasaran lalu dia masuk ke kamar dekat garasi mobil. Sang anak melihat papanya sedang intim dengan burungnya dan di tangannya tidak ada hadiah! Mata sang anak sampai basah melihat ia tidak dikasih hadiah (papanya ingkar janji) dan papanya lebih sayang burung. Ada bapa yang lebih intim dengan hobi dan pekerjaannya. Tapi Bapa Surgawi ingin intim dengan kita. Bila bapak duniawi tidak intim dengan kita, kita ampuni bapak kita.

Ada bapak duniawi yang merendahkan kita. Saat retreat encounter, ada wanita yang tiba-tiba menjerit. Dia tidak mau ampuni papanya. Rupanya dia pernah diperkosa papanya dan diperlakukan tidak senonoh. Dia benci papanya bahkan sampai belajar ilmu hitam  walau sudah percaya Tuhan. Hal ini dilakukan untuk membuat papanya menderita. Ia ingin sakiti hati papanya. Orang Kristen ini tidak dapat bertumbuh secara rohani. Waktu diminta ampuni, akhirnya ia mau mengampuni dan ternyata pengampunan mengandung kuasa. Saat itu kuasa gelap lepas sehingga alami pertumbuhan rohani secara signifikan.

Bapa surgawi tidak pernah buang atau rendahkan kita. Jadi ampuni papa kita bila dia berkelakuan buruk. Kita sebut Allah sebagai Abba. Kata  Abba dari bahasa Aram memiliki arti yang dekat sekali (kalau bahasa Betawi, babe, ada juga yang menyebutnya papi atau daddy). Allah intim dengan kita. Bila tidak pernah alami, mungkin kita ada luka dengan Allah.


2.       Inilah AnakKu

Bapa berikan identitas kepada Yesus. Bapa Surgawi juga beri identitas kepada kita sebagai anak-anak Allah. Tapi sayang  ada  bapak duniawi yang tidak lakukan ini. Tugas bapa memberikan visi (contoh : papa doakan supaya berhasil) dan berikan nilai (Yesus mengasihi kamu). Sekarang banyak anak yang diajar oleh wanita. Di sekolah banyak ketemu guru wanita. Di rumah banyak ngobrol dengan mama, papa noton TV. Jadi di rumah, gereja dan sekolah , anak banyak ketemu wanita sehingga banyak pria bermental wanita. Tugas pria memberikan identitas. Orang homo dan banci adalah orang yang krisis identitas. Padahal Tuhan tidak menciptakan banci. Juga Sigmund Freud mengatakan demikian. Ada seorang anak yang marah dengan teman di sekolahnya karena dikatakan banci sehingga dia berkelahi dengan mereka. Anak ini kalah berkelahi dan pulang ke rumah. Waktu ditanya papanya, dia ceritakan apa yang dialaminya. Namun papanya bilang memang dia banci. Maka sang anak menganggap hal ini sebagai kebenaran sehingga jadilah ia banci waktu ia dewasa. Saat ia datang ikut seminar Pria Sejati, awalnya dia grogi karena dia lihat yang ikut semuanya pria. Namun saat ia mendengar apa yang disampaikan , dalam hatinya terlontar bahwa “Kamu Pria”. Tiba-tiba ia meloncat kegirangan dan berkata, “Aku Pria”  Hal ini dia ceritakan di akhir pemuridan. Banyak bapak yang mengeluarkan kata-kata binatang atau bila nilainya tidak 9 baru dibilang anak papa (jadi kalau tidak dapat nilai 9, anak siapa?).

Selama-lamanya di mata Allah engkau anak! Engkau berharga bukan karena berapa banyak engkau melayani tapi karena engkau adalah anakNya!

3.       Engkaulah AnakKu

Sebagai anak Yesus memancarkan kemuliaan Bapa melalui pelayananNya. Sehingga Yesus mengatakan, kalau engkau melihat Aku, engkau melihat Bapa. Yesus tegas dan lembut karena Bapa juga demikian. Yesus tegas. Hal ini dapat dilihat waktu dia bicara dengan orang Farisi tentang dosa mereka. Juga waktu usir setan, “Setan keluar!!” Maka setanpun keluar. Juga waktu mengusir setan yang jumlahnya ribuan (legion). Juga waktu Yesus hentikan angin ribut, “Diam!”. Bahkan dengan muridnya Petrus saat mengusir iblis keluar dari Petrus, “iblis keluar kau!”.  Yesus lembut. Bisa dilihat dalam Yoh 3 tentang Nikodemus yang ingin belajar masalah rohani.,Yesus ajar dengan lembut (tidak marah-marah) sehingga kita juga harus jadi orang yang lembut. Yesus lembut sehingga anak-anak suka. Kalau Yesus kasar maka anak-anak tidak mau dengan Yesus. Yesus mengatakan, Biarkan mereka datang kepadaKu.

Yesus tegas dan lembut. Bapa juga begitu. Lihat Yohanes 3:16 (Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal). Bapa lembut karena kasih ia memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Bapa tegas, terlihat dari : kalau tidak percaya akan binasa. Dalam seminar Pria Sejati, seorang mahasiswa STT yang bapaknya militer menuntut anaknya lebih dari anak-anak di sekitarnya. Bila anak yang lain bangun pk 5 pagi, maka sang anak harus bangun lebih pagi (pk 4). Kalau tidak, maka ia akan diikat dipohon dan rambutnya dijambak. Bahkan bila sudah dianggap keterlaluan, maka kepala sang anak dimasukkan ke ember yang berisi air seni bapaknya yang sudah disimpan berhari-hari. Sang anak juga pernah ditendang kakinya dan dipukul telinganya sehingga tidak bisa dengar. Waktu dia terbuka tentang kepahitannya, kupingnya bisa mendengar lagi.

Ada juga bapak yang terlalu lembut (tidak tegas). Anaknya minta apapun diberikan. Anaknya menjadi manja (ngelunjak). Saat kesulitan , tidak bisa berdiri tegak. Saat dia mengampuni bapaknya, baru dia bisa hadapi kesulitan.  Ampunilah bapak duniawi yang terlalu keras atau lembek.




4.       Inilah Anak yang Kukasihi

Ini suara bapak untuk anaknya. Kasih Allah tanpa syarat. Ada bapak duniawi yang harapkan mendapat Acong bukan Amoi. Tapi yang didapat Amoi semua. Anak yang ketujuh baru lahir Acong sehingga Amoi diabaikan. Bapak duniawi ini sayang anak kalau anaknya laki-laki. Ini adalah kasih bersyarat. Ada juga yang bapak perhatikan anak-anaknya waktu kecil dan saat besar diacuhkan. Ada juga perempuan tentang anak yang hilang. Seorang bapak memiliki dua anak. Anak yang bungsu kurang ajar. Waktu bapaknya masih hidup dia minta warisan. Lalu foya-foya, dekat dengan pelacur. Temannya menemani karena ia banyak uang. Ini kasih yang bersyarat. Saat miskin tidak ada yang dekati. Hanya babi yang dekati. Ia makan makanan babi dan kerja di kandang. Orang seperti ini direndahkan di masyarakat. Lalu dia pulang. Kurus, ceking dan bau (ini juga bisa terjadi bagi orang dosa terlibat narkoba). Tapi bapaknya tidak perhatikan itu. Waktu melihat anaknya, dia peluk anaknya. Diberinya baju yang terbaik, potong kambing yang terbaik dan adakan pesta. Ini kasih Bapa surgawi, kalau bapa duniawi bisa marah-marah dan tidak suka. Waktu pesta diadakan, anak sulung pulang dan baru tahu adiknya pulang. Reaksi anak sulung marah luar biasa. Dia bilang bapaknya tidak adil, pilih kasih. Padahal ia yang tidak pernah berbuat seperti adiknya, tidak pernah dipestakan. Bapaknya bertanya, kambing dan domba milik siapa? Pesta bisa kapanpun. Tapi adiknya berharga. Perumpaan ini menggambarkan anak sulung seperti kita. Kasihnya barter (bersifat syarat). Bapa kita mengasihi anakNya tanpa syarat.

Ada seorang pendeta di AS yang hidupnya susah dan ingin beli mobil. Ia mengumpulkan uang bertahun-tahun. Suatu kali uangnya sudah cukup untuk DP mobil baru. Setiap hari mobil barunya dicuci sampai bersih. Saat dia lakukan itu , ia ditemani anaknya. Suatu kali saat sang pendeta sakit, anaknya mengusulkan dia saja yang cuci mobil. Tapi ia tidak tahu cuci mobilnya pakai apa. Ia ingat mamanya kalau cuci kuali yang pantatnya hitam pakai sabuk pembersih yang kasar. Akhirnya dia ambil sabuk itu dipakai untuk cuci mobil. Setelah sabun disiram , dia lihat mobil nya lecet dimana-mana. Lalu dia lapor ke papanya bahwa dia sudah cuci mobil. Tapi cucinya pakai sabuk (metesquare?). Sang pendeta lalu melihat mobilnya. Babak belur. Ia ingin marah tapi dia masuk dulu ke dalam kamar dan berdoa kepada Tuhan. Ia lapor bahwa sudah kerja capai dan mobilnya masih kredit. Sang pendeta tanya apa yang Tuhan lakukan kalau Tuhan jadi dia. Lalu dia mendapat jawaban : mana yang lebih berharga mobil atau anak? Jadi dia tidak bisa marah lagi. Akhirnya dipanggilnya sang anak. Dia peluk anaknya. Dia katakan, papa tidak marah dan tidak pukul karena dia lebih berharga dari mobil. Anaknya senang. Kita jauh lebih berharga dari apapun yang dimiliki karena kita adalah anak Bapa.

 Diakhir sesi ini, diputar film. Seorang bapak yang anaknya cacat waktu dilahirkan tapi dengan kasihnya merawat terus anaknya. Lalu ia mendaftarkan anaknya untuk ikut perlombaan Triatlon (lari, renang, naik sepeda dan jalan cepat). Petugas pendaftaran bertanya bagaimana sang anak bisa ikut berlomba. Sang ayah menjawab, aku yang menggendong, berenang bersamanya, menaruh sang anak di keranjang sepeda dan ia yang akan berjalan. Akhirnya 8 jam setelah peserta yang lain selesai ia baru sampai. Semua penonton bertepuk tangan.

Secara fisik kita tidak cacat, tapi kita cacat secara rohani dalam diri kita karena dosa. Berapa banyak bapak yang menaruh anaknya yang cacat di panti asuhan. Tapi Bapa Surgawi memandang kita sebagai anakNya yang berharga. Dia ingin melindungi, memikul saat kita susah, menggendong saat kita tidak bisa berjalan, menolong saat ada kerikil di depan sampai kita bisa selesaikan jalan di depan kita.
 


No comments:

Post a Comment