Monday, March 27, 2017

Pengurapan Tanda Penguburan (ada dalam konteks pemberitahuan ke empat tentang penderitaan Yesus)


Pdt. Arthur Lim

Yoh 12:1-11
1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
2  Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
3  Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
4  Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:
5  "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
6  Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
7  Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
8  Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."
9  Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
10  Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga,
11  sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.

Pendahuluan

                Tuhan baik pada saat kita merasa Tuhan itu baik. Tuhan juga baik saat kita merasakan Tuhan tidak baik. Tuhan baik walaupun kita merasakan kadang-kadang Tuhan baik atau kadang-kadang Tuhan tidak baik.  Kisah yang tercantum pada Yoh 12:1-11 (pengurapan tanda penguburan) berbeda dengan kisah pada Matius 26, Markus 14 dan Lukas 7. Ada cerita yang hampir mirip dengan kisah pengurapan ini namun sebenarnya berbeda. Pada kisah yang tercantum pada ketiga Injil Sinoptik lokasinya di rumah Simon penderita kusta sedangkan pada Yoh 12 Yesus diurapi oleh seorang perempuan yang namanya juga sama yaitu Maria (disebut sebagai Maria yang berdosa, Maria Magdalena , Maria yang menjadi pelacur). Maria Magdalena mengurapi kepala Yesus bukan kaki Yesus. Jadi cerita ini adalah cerita yang berbeda. Pada Yoh 12 peristiwa pengurapan oleh Maria (kakak perempuan dari Lazarus) terjadi di Betania bukan di Yerusalem. Maria kakak Larazus ini mengurapi kaki Yesus bukan kepala Yesus. Pengurapan tersebut untuk memperingati nanti penguburan Yesus jadi bukan untuk pengucapan syukur semata. Tema dengan nats ini untuk mempersiapkan hati jemaat dalam menyambut Jumat Agung dan Paskah karena banyak sekali orang Kristen yang hanya mempunyai ‘napas’ (natal dan Paskah) yaitu hanya datang pada saat Natal dan Paskah. Paskah itu jadi sangat penting untuk dipersiapkan.


Kehidupan Kristen yang bersifat paradox

Seringkali kehidupan kita berlawanan dengan apa yang harusnya terjadi. Kita seringkali menganggap bahwa kalau kita sudah menerima Tuhan Yesus seharusnya kehidupan kita akan penuh berkat. Seharusnya hidup kita penuh mujizat, hidup yang penuh sukacita dan kekayaan. Banyak orang berpikir demikian. Sehingga tidak heran banyak orang yang kecewa terhadap kekristenan. Saya tidak menolak bahwa di dalam kehidupan sebagai anak-anak Tuhan, kita pasti bisa mengalami mujizat. Karena sebelum masuk ke Yoh 12, pada pasal 11 Rasul Yohanes  bercerita tentang Lazarus yang dibangkitkan dari kematiannya. Yesus yang sudah tahu bahwa Lazarus yang sakit dan kemudian meninggal. Yesus sengaja menunda kedatanganNya ke Betania dan mengatakan bahwa ada rencana Tuhan dan Tuhan akan dimuliakan melalui mujizat yang terjadi. Jadi mujizat yang terjadi bisa mendatangkan kemuliaan nama Tuhan. Seringkali orang Kristen bisa mengalami mujizat tersebut dalam kehidupan. Kita seringkali berdoa dan  Tuhan menjawabnya. 2 hari lalu Bryan, anak saya yang kedua, menderita sakit. Saya berdoa, “Tuhan sembuhkanlah dia.” Malamnya masih belum sembuh. Lalu didoakan lagi. Besok paginya ternyata ia sembuh. Puji Tuhan! Tetapi ada kalanya setelah berdoa tidak terjadi kesembuhan. Hanya mujizat dalam kehidupan kita bisa terjadi. Tujuan terjadinya apa? Tujuannya adalah kemuliaan Allah!
Dalam pembahasan mengenai mujizat sebelum Yoh 11 dan 12 yakni di kitab Yohanes pasal 9 dan 5 ada 2 buah mujizat yang dilakukan Tuhan Yesus. Pada  Yoh 9 , ada seorang yang sudah menjadi buta sejak masih kecil lalu disembuhkan. Pada Yoh 5 ada seorang lumpuh yang disuruh Tuhan untuk mengangkat tilam dan berjalan lalu hal ini pun dilakukannya. Kedua kisahnya memiliki hasil akhir yang berbeda. Di Yoh 9 setelah dicelikkan matanya oleh Yesus, kemudian orang ini ditanya oleh orang Yahudi siapa yang telah menyembuhkannya? Dia menyebut Yesus. Orang Yahudi tidak percaya dan bertanya lagi, “Kamu benar-benar buta dari kecil?” Yang dijawab,”Benar”. Tetapi orang Yahudi tidak percaya kemudian bertanya ke papa-mamanya yang menjadi ketakutan dan memintanya agar bertanya sendiri karena anaknya sudah dewasa. Lalu orang Yahudi bertanya kembali kepada ex-orang buta tersebut,”Apa benar kamu sudah buta sejak kecil? Dijawab, “Kamu lucu ya! Saya sudah sampaikan Dia yang menyembuhkan saya. Saya sudah bicara dari kecil saya sudah buta. Dari dulu sampai sekarang tidak ada orang yang bisa menyembuhkan orang yang sejak kecil buta. Engkau tahu bahwa Dia orang benar.” Orang ini membela Yesus mati-matian. Orang Yahudi membalasnya,”Kamu orang berdosa dan ingin mengajarkan kami?” Tapi di Yoh 5 seorang yang sakit lumpuh dan selesai disembuhkan Yesus, malah mengkhianati Yesus. Ia ditanya oleh orang Yahudi, “Siapa yang menyembuhkan kamu dan menyuruh kamu mengangkat tilam dan berjalanlah di hari Sabat?” Ia menjawab, “Saya tidak kenal Dia. Saya lihat Dia lewat, saya tidak kenal Dia, saya tidak tahu sekarang Dia di mana” Tidak lama kemudian Yesus bertemu dengan dia dan berkata, “Kamu jangan berdosa lagi.” Selesai itu ia langsung ke ahli Taurat dan orang Yahudi dan berkata,”Ini Dia yang menyembuhkan saya dan tangkaplah Dia!” Ini (tangkaplah Dia) tidak dikatakan di Alkitab, tapi begitulah motivasinya sehingga mengatakan,”Ini Dia orang yang menyembuhkan saya.” Mujizat tidak menyelamatkan kerohanian seseorang. Seringkali mujizat bisa membawa kita lebih dekat kepada Kristus. Namun tujuan mujizat terjadi adalah untuk kemuliaan Allah.
Seringkali kita ingin supaya kita mengalami mujizat dan kebaikan Allah. Kita ingin sekali Tuhan terus menerus membuat mujizat dan apa yang kita minta (doa kita) dikabulkan. Tetapi dalam kehidupan yang nyata tidak selalu demikian. Mengapa? Saya bertanya kepada diri saya sendiri juga mengapa? Saya mendapati dalam pembelajaran saya bahwa dalam kehidupan ini tentang jawaban-jawaban yang Tuhan berikan. Salah satunya dari Yoh 12 ini. Di Yoh 12  saat itu ada perayaan yang diadakan untuk Yesus (ayat 2) karena Yesus baru saja membangkitkan Lazarus dari antara orang mati. Dia menunjukkan kuasaNya atas maut. Semua orang kagum akan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Banyak orang datang berbondong-bondong untuk melihat Lazarus yang hidup. Yang tidak sempat untuk datang melihat Lazarus hidup , kembali lagi ke Betania untuk melihatnya. Jadi pada saat perayaan itu sangat ramai sekali orang. Ketika perayaan diadakan untuk kemenangan Yesus atas maut, tetapi Yesus mengatakan, "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.  Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." (Yoh 12:7-8). Saat itu semua orang ingin merayakan kemenangan Yesus atas maut, kehebatan, mujizat dan kuasa. Tetapi tiba-tiba Yesus mengatakan,”Aku akan menderita , mati dan dikubur! Saya sangat senang sekali kalau ada orang yang berkata, “Mengikut Yesus akan bahagia, kaya raya dan tidak akan mengalami kesulitan.” Tetapi kenyataannya tidak selalu demikian. Yoh 10:10b Yesus berkata,”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Kelimpahan ini bukan berarti kekayaan materi (tidak selalu untuk mengatakan hal-hal materi saja), tetapi selalu berbicara mengenai kelimpahan dalam kehidupan rohani kita. Banyak orang yang saat hidupnya susah, hubungan suami-istri akur kalau makan suap-suapan. Tetapi saat sudah kaya-raya , si suami mulai pelihara “perempuan lain” sehingga hubungan suami-istri menjadi tidak baik sama sekali.
Apakah kehidupan orang Kristen yang akan datang, untuk menjadikan kehidupan seperti ini? Pasti bukan! Kehidupan yang Yesus janjikan adalah kehidupan berkelimpahan dalam hidup itu sendiri  yaitu hidup yang dari dalam berkelimpahan dan mengalir keluar. Seperti yang terjadi pada wanita yang mengurapi kaki Yesus (Maria). Sehingga pertanyaannya,”Mengapa orang baik seringkali menderita?” Sebenarnya jawabannya sama seperti apa yang diberikan Martin Luther yaitu,”Orang percaya tidak bertanya kepada Tuhan , mengapa? Tetapi percaya!” Percaya apa? Percaya akan perkataan bahwa Allah itu baik. Allah baik! Saat manusia merasa Allah baik , Allah baik. Saat manusia merasa Allah kurang baik, Allah tetap baik. Allah baik walaupun kadang-kadang kita merasa Allah baik atau kadang-kadang merasa Allah tidak baik.  Allah selalu baik maka kita bisa bergantung pada Allah, berserah pada Tuhan dan taat kepadaNya. Itulah sebenarnya kekristenan yang sesungguhnya. Bukan berarti bahwa kalau keadaan baik baru kita menyembah Allah. Tetapi dalam semua keadaan kita tahu Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Seringkali kita ingin hidup selalu lancar, “pesta” dan indah. Tetapi seringkali Tuhan ijinkan kesesakan terjadi dalam hidup kita. Supaya apa? Supaya kita mengalami Allah sendiri. Kita tidak berkata lagi kepada teman atau saudara bahwa Allah itu baik karena perkataan Guo Mu Shi, Guo Shi Mu atau pun perkataan Lin mu shi. Tetapi kita akan mengatakan Tuhan itu baik karena kita mengalaminya sendiri. Kapan kita mengalaminya? Saat kita mengalami kesesakan, kesulitan atau himpitan. Kita merasakan Tuhan setia dan tidak pernah meninggalkan kita. Bahkan Ia akan memberikan jalan keluar supaya kita dapat menanggungnya. Sebagai orang Kristen kita seringkali mengalami kesulitan. Itu bukanlah hukuman Allah untuk kita melainkan suatu pengalaman yang Tuhan ijinkan agar kita mengalami Allah sendiri. Sehingga semakin hari makin serupa Yesus dan semakin mengasihi Allah.

Sikap hati Maria yang ‘boros’ dan Yudas yang ‘masuk akal’

Kalau menganalisa apa yang disampaikan oleh Yudas, perkataannya sangat masuk akal. Mengapa Maria memboroskan minyak narwastu seharga 300 dinar (mengapa minyak tersebut tidak dijual saja dan hasilnya diberikan ke fakir miskin). Sepertinya sangat masuk akal. Apalagi dituangnya bukan di kepala tetapi di kaki. Ini boros sekali. Untuk menyelidiki akan hal ini , saya mengajak istri saya ke Lippo Puri Mal untuk menanyakan berapa harga parfum yang paling mahal. Waktu saya masuk ke toko parfum, istri saya berkata, “Saya tidak butuh parfum.” Saya berkata,”Jangan ge-er dulu ya, saya bukan ingin membelikan parfum tapi ada tujuannya. Perhatikan saja.” Lalu saya bertanya ke pelayannya, “Di sini, mana parfum yang paling mahal?” Lalu saya dipukul oleh istri saya yang kemudian berkata, “Mengapa boros-boros?” Saya menjawab, “Kamu jangan ge-er dulu, saya tidak belikan untukmu.” Mendengar pertanyaan saya, mungkin pelayan mengira bahwa tamu yang datang ini adalah orang kaya, karena biasanya orang yang datang mencari parfum yang harganya paling murah. Lalu ia pun berlari , mengambil kunci dan membuka tempat penyimpanan minyak wangi. Setelah mengambil sebuah botol parfum, ia membuka tutup botolnya dan tanpa basa-basi ia mengambil kertas yang lalu disemprot minyak wangi dan hasilnya  disodorkan kepada saya untuk dicoba. Dia mengatakan, “Parfum ini kalau disemprot sekali maka dalam waktu 2 hari wanginya tidak akan hilang.” Saya memperhatikan tulisan tentang isi botol tersebut yang mencantumkan ukuran 100 ml. Dengan perkiraan sekali semprot akan keluar sekitar 1-2 ml maka satu botol minyak wangi berukuran 100 ml akan habis setelah disemprot 50-100 kali.
Bisa dibayangkan ketika Maria menuangkan minyak wangi sebanyak  345 gram maka wanginya ruangan akan seperti apa? Sampai-sampai Yudas berkata,”Minyak ini harganya bisa 300 dinar.” Tuhan Yesus pernah memberikan perumpamaan bahwa upah 1 hari di zaman itu sebesar 1 dinar, jadi minyak itu seharga 300 hari kerja. Karena dalam waktu 1 minggu mereka tidak bekerja pada hari sabat, maka Yudas ingin mengatakan kepada Maria bahwa kamu tahu tidak bahwa parfum nya bila dijual maka selama 1 tahun tidak usah bekerja. Tahun 2017 ini UMP DKI sebesar Rp 3,5 juta / bulan atau Rp 42 juta/tahun. Bandingkan waktu saya bertanya ke pelayan yang menjual wangi termahal seharga RP 3,5 juta dan bisa diberi potongan menjadi RP 3 juta untuk ukuran 100 ml. Kalau 500 ml harganya Rp 15 juta. Bandingkan dengan Maria yang memberikan Rp 42 juta punya. Saya setuju dengan  Yudas bahwa apa yang dilakukan Maria adalah pemborosan. Mengapa dia boros? Tetapi dalam pandangan Tuhan Yesus tidak. Karena Tuhan Yesus melihat hati Maria. Sebaliknya Yudas yang terkesan sangat masuk akal dan sangat benar sekali malah ditegur Yesus.
Hidup ini seringkali tidak bisa dinilai dengan uang. Pelayanan kita kepada Yesus Kristus tidak bisa dinilai pada apa yang tampak di luar, tetapi dari hati dan Tuhan melihat hati. Saya senang sekali dengan Sdr. Indra yang setia melayani para siswa yang belajar alat musik. Sulit sekali kalau kita bisa menilai sebuah pelayanan itu baik atau tidak. Apakah pelayanan di mimbar ini lebih penting dari pelayanan lainnya? Di mata Tuhan tidak! Di mata Tuhan, apakah engkau sudah memberikan yang terbaik dalam hidup dan hatimu? Jadi bukan soal masuk akal atau tidak. Bukan apa yang dilihat manusia, tetapi apa yang dilihat oleh Tuhan.

Penutup

Dalam memperingati Paskah , mari kita selidiki hati kita. Apakah hidup kita untuk dilihat orang? Apakah pelayanan kita untuk dilihat manusia? Apakah supaya semua terlihat masuk akal dan oke saja? Atau kita ingin menyukakan hati Tuhan? Berikanlah yang terbaik untuk Tuhan. Yang tahu hanya kita dan Tuhan. Saat merenungkan Yoh 12, ada 2 kenyataan yang sangat berbeda (paradox). 1 hati Maria yang tidak dapat dinilai benar di hadapan manusia, 1 hati Yudas yang secara manusia dia benar dan masuk akal, tetapi mari kita lihat apa yang Tuhan Yesus sukai. Tuhan Yesus suka semua hal yang orisinal dalam hati kita. Yudas bukan memperhatikan orang miskin tetapi hatinya sebenarnya jahat. Apakah kita memiliki hati seperti Yudas atau Maria? Hanya Tuhan yang tahu.
Dalam memasuki Paskah mari kita merenungkan hidup. Apakah hidup kita setiap hari hanya berisikan keluhan-keluhan kepada Tuhan?  Atau sebaliknya menjadi ucapan syukur kepada Tuhan? Sangat tidak mudah untuk kita memiliki hidup yang penuh ucapan syukur. Hidup seperti ini hanya bisa terjadi  saat kita merenungkan hidup ini dan bukan pada saat mujizat terjadi. Mujizat tidak membuat kita lebih dekat pada Tuhan tetapi sesuatu yang membuat kita merenungkan hidup itu sendiri akan membuat kita bersyukur. Karena saat merenungkan firman Tuhan, kita mulai mengerti bahwa hidup itu penuh dengan mujizat. Ada banyak hal yang bisa kita syukuri dalam hidup ini daripada kita banyak mengeluh mengenai hidup kita. Kalau melihat 10 tahun lalu, 5 tahun lalu dan saat ini, apa yang kita miliki? Kita tentu akan bisa mengucap syukur. Itu hanya bisa terjadi kalau kita duduk diam dan merenung. Saya mau mengusulkan agar kita minimum memberikan 1 persen waktu kita kepada Tuhan. Lebih bagus 2 persen dan lebih bagus lagi 4 persen. Kalau 1 hari terdiri dari 24 jam, maka bila kita memberikan 1 jam berikan kepada Tuhan berarti kita memberikan 4% dari waktu kita. Kalau dalam 1 hari kita hanya memberikan 15 menit saja berarti kita memberikan 1 persen dari waktu kita. Itu akan membuat hidup kita bisa mengucap syukur setiap hari. Saya rindu agar jemaat sepulang dari gereja, Tuhan saya perlu agar bisa hidup mengucap syukur setiap hari dan merenungkan firman Tuhan setiap hari minimum 15 menit/hari. Bukan hanya memikirkan mujizat saja. Memikirkan mujizat boleh, tetapi lebih baik bila kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan setiap hari sehingga kita akan memiliki hati yang semakin mengasihi Tuhan dan semakin sadar betapa baiknya Tuhan. Kalau tidak maka tidak heran kalau kita tidak bisa memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Amin!


Sunday, March 19, 2017

Biji Gandum Harus Mati Baru Banyak Berbuah


Biji Gandum Harus Mati Baru Banyak Berbuah
(Ada dalam konteks pemberitahuan ke tiga tentang penderitaan Yesus)

Pdt Hery Kwok

Yoh 12:20-26
20  Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.
21  Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus."
22  Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus.
23  Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
24  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
25  Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
26  Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Pendahuluan

                Apa yang dicatat Rasul Yohanes dalam pasal 12 menarik perhatian kita karena pada pasal-pasal selanjutnya (13-17) Yesus Kristus secara khusus melayani murid-muridNya untuk memberi pelajaran kepada mereka. Hal ini dimulai dengan Yesus membasuh kaki murid-muridNya. Sebelum memasuki pasal 13, Yesus memberitahukan kepada orang-orang yang menyertaiNya bahwa Ia akan mengikuti ketetapan Allah bahwa Ia harus mati di atas kayu salib! Pemberitahuan yang dicatat oleh Yohanes, muridNya ini,  sedikit berbeda dengan catatan ketiga kitab Injil lainnya. Yohanes mengangkat sesuatu yang secara khusus untuk meresponi apa yang akan Yesus perbuat untuk menebus dosa umatNya.
                Pada Yoh 12:20 dikatakan bahwa di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.  Pada waktu itu orang-orang Israel dari seluruh penjuru dunia datang berkunjung ke Yerusalem karena mereka ingin beribadah  untuk memperingati hari raya Paskah. Hari raya ini adalah satu di antara 3 hari raya besar orang Yahudi. Pada hari raya-hari raya ini orang-orang percaya harus menghadirinya. Umat pilihan Tuhan khususnya laki-laki harus datang. Walaupun mereka berada di tempat jauh dari Yerusalem, mereka harus datang ke Kanaan. Jadi perayaan Paskah merupakan hari raya penting. Pada Paskah pertama kali, Musa membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Saat itu orang Israel telah diperbudak secara fisik oleh bangsa Mesir selama 430 tahun. Perbudakan yang dialami oleh mereka adalah perbudakan yang sangat mengerikan dan kejam sehingga mereka menjerit kepada Tuhan karena mereka sudah tidak tahan lagi. Istilah yang digunakan pada kitab Keluaran  untuk menggambarkan penderitaan mereka adalah “mengerang” yang artinya mereka sudah tidak kuat lagi menderita atas perbudakan yang diterima dari orang Mesir. Sehingga mereka berseru dan berteriak kepada Tuhan sehingga Allah mengutus Musa untuk membawa mereka keluar orang Israel.
                Mereka berteriak kepada Tuhan untuk menolong mereka keluar dari perbudakan yang telah dialami selama 430 tahun. Dampak perbudakan yang dialami bukan saja secara fisik semata tetapi juga secara rohani di mana mereka sudah terbiasa menjadi penyembah berhala milik orang Mesir. Saat dibawa keluar ke padang gurun mereka masih menyembah berhala itu. Sehingga waktu Musa yang turun setelah menerima 10 perintah Allah menemukan mereka sedang menyembah anak lembu emas. Penyembahan berhala ala Mesir ini telah membentuk rohani mereka selama 430 tahun. Itulah sebabnya Musa menjadi tokoh yang dipakai Allah untuk membawa mereka keluar dari perbudakan fisik dan rohani. Sehingga perayaan Paskah menjadi kewajiban yang harus diulang setiap tahun, menjadi perayaan yang tidak boleh tidak, harus diikuti oleh orang Israel (menjadi ibadah yang harus dilakukan orang Israel).

Orang Kristen yang mencari Tuhan Yesus

                Rasul Yohanes mencatat bagaimana perayaan Paskah terjadi dan orang-orang yang menghadirinya. Pada ayat 20 diungkapkan bahwa dalam perayaan hari raya Paskah waktu itu terdapat beberapa orang Yunani. (Injil lain tidak mencatatnya). Ada orang Yunani yang menghadiri perayaan Paskah karena mereka percaya. Dalam catatan itu mereka ingin bertemu dengan Yesus Kristus. Saat menyiapkan khotbah ini, saya tertegun karena Yohanes memberitahukan respon orang-orang yang menerima pemberitahuan tentang kematian Yesus, orang Yunani mencari Yesus sedangkan orang Yahudi tidak. Alkitab yang diterbitkan LAI mencatat “Mengapa orang Yahudi tidak dapat percaya?” Jadi kontras.
Dalam menyikapi pemberitahuan tentang kematian Yesus ada 2 respon (kriteria) yang sangat kuat :
-        orang-orang Yunani mencari Yesus dan
-        orang-orang Yahudi (umat pilihan Allah) tidak mencari Yesus.
Hal ini menjadi bahan renungan kita karena bisa saja kita berada di antara keduanya. Mungkin saja , sikap kita seperti orang Israel. Mungkin sejak kecil kita sudah menjadi Kristen karena orang tua kita Kristen atau kita menjadi Kristen di tengah jalan perjalanan hidup kita karena motivasi tertentu. Pertanyaannya : apakah kita menjadi orang Kristen yang mencari Yesus atau tidak. Bila tidak mencari Yesus berarti sama seperti orang Yahudi dulu. Malah orang Yunani yang diibaratkan sebagai kayu yang digunakan agar api neraka menyala-nyala justru mereka mencari Yesus. Ada kehausan, kerinduan dan keinginan mereka untuk berjumpa dengan Yesus. Waktu merenungkan hal ini saya berpikir, “Apakah saya mencari Yesus dalam perjalanan saya menjadi orang Kristen? Apakah kita mencari Yesus atau tidak? Ataukah kita hanya berlabel Kristen tetapi hidup kita tidak haus mencari Kristus?” Ini hal yang berbeda. Ada yang menjadi orang Kristen tetapi tidak mencari Krsitus, padahal orang Yunani berkata ingin mencari Yesus.

Yesus harus mati agar orang percaya bisa hidup

                Yohanes memberi fakta yang memberi tamparan kepada kita yang mungkin sama seperti orang Yahudi. Kita menjadi orang Kristen yang dalam perjalanan kita tidak mencari Yesus alias kita  tidak fokus mencari Yesus. Dengan perkataan lain kesenangan dunialah yang kita cari dan lebih menggembirakan kita daripada Yesus. Yohanes membawa kita ke renungan dalam meresponi Paskah. Bagaimana respon kita terhadap Paskah? Apakah kita benar-benar menjadi orang percaya? Waktu Filipus dan Andreas mengatakan bahwa ada orang Yunani mencariNya, Yesus menanggapinya "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (Yoh 12:23-24).  Ilustrasi ini sangat dimengerti oleh orang-orang Yahudi saat itu. Yesus mengambil perumpamaan dari dunia yang akrab dengan mereka yaitu dunia pertanian. Kalau biji gandum mati maka ia akan bertumbuh dan menghasilkan banyak buah. Waktu biji gandum tidak mati di tanah, ia akan tetap satu biji gandum saja dan tidak menghasikan buah. Ini proses pertanian alamiah yang Tuhan ciptakan. Pohon akan berbuah setelah biji mati, bertumbuh dan menjadi berguna.
                Di rumah saya ada pohon mangga yang benihnya saya peroleh dari anak Tuhan sewaktu saya melayani di Gereja Kristus Ketapang. Ia tinggal di BPK Penabur di belakang Jl. Gajah Mada. Ia berkata, “Pak Hery di sini ada 2 buah tunas pohon mangga yang masih kecil. Saat dahulu jatuh ke tanah, ia mati, berproses dan sekarang tumbuh pucuknya. Saya berkata, “Saya mau sekali karena saya menyukai buah mangga”. Namun saya bingung memilih karena ada 2 tunas pohon mangga. Akhirnya yang satu saya ambil sedangkan yang lain saya tawari ke rekan guru di Sekolah Kristen Ketapang. Ternyata teman saya mendapat benih yang manis sehingga mendapat buah mangga yang manis. Saya mendapat benih yang asam sehingga buahnya juga asam. Pohon mangga saya berproses, ada buah yang jatuh ke tanah, mati lalu hidup  dan bertunas. Ilustrasi ini untuk menggambarkan bahwa Yesus Kristus harus mati. Itu  tidak bisa ditawar atau ditolak. Sehingga pada ayat 24 diungkapkan suatu kebenaran bahwa bila biji gandum tidak jatuh ke tanah , ia akan tetap satu biji saja, tetapi waktu sudah mati ia akan menghasilkan banyak buah. Artinya Yesus Kristus ditentukan Allah harus mati. Ini pernyataan yang Yesus sampaikan sebelum mengajar di pasal 13-18 dan seterusnya , Yohanes mencatat bagaimana Ia menghadapi proses kematian dengan cara begitu dinista dan disiksa oleh orang-orang yang jahat.
                Pada pasal 12 ini Yesus memberi pernyataan bahwa mau tidak mau Aku harus mati, karena dengan Aku mati maka engkau akan menjadi hidup. Itulah proses penebusan yang dilakukan oleh Yesus. Keharusan ini memang harus dijalani oleh Yesus. Oleh karena itulah kita diingatkan bahwa kita tidak akan memperoleh penebusan dosa , jika Yesus tidak mati di kayu salib. Proses ini dilakukan di dalam ketaatanNya untuk mengambil cawan yang mengerikan, cawan di mana saat berada di Taman Getsemani Ia berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."(Mat 26:39). PenderitaanNya sangat luar bisa! Seharusnya penderitaan ini tidak diterimaNya tetapi dipikul oleh kita. Maka pada ayat 24 , Yesus berkata bahwa kalau Aku mati maka keselamatan untuk semua orang akan terjadi. Untuk orang-orang Yunani akan terjadi. Untuk orang-orang Yahudi yang hatinya keras akan terjadi. Terjadi untuk Yahudi atau Yunani, untuk orang pintar atau tidak pintar, rendah atau tidak rendah,  kalau Yesus mati maka Ia akan membuat orang-orang yang dahulu dihukum bisa memperoleh keselamatan.

Hidup orang Kristen harus keluar dari zona nyaman

                Sampai di sini kita bisa memahami karena kita bukan orang Kristen baru. Tapi pernyataan ini tidak berhenti dalam ayat 24. Tetapi harus diresponsi seperti yang tercatat pada ayat 25.   Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Dari pelajaran tentang pemberitaan tentang Yesus yang harus mati, orang percaya dituntut harus berani hidup untuk keluar dari zona nyamannya. Waktu kita memperoleh penebusan dari Yesus Kristsus, maka orang percaya harus berada hidup pada zona tidak nyaman. Waktu Matius menceritakan kisah tentang perjalanan Yesus ke Kaisarea, di situ Yesus bertanya kepada murid-muridNya, “Menurutmu Aku ini siapa? Ada yang bilang Elia, nabi-nabi yang lain tetapi menurut kamu Aku ini siapa?” Petrus mewakili murid-murid yang lain mengatakan “Engkau Mesias”. Yesus berkata “Berbahagialah engkau. Itu bukan engkau sendiri yang katakan tetapi Roh Kudus.” Baru saja Yesus berkata begitu tidak lama kemudian Petrus berkata, “Engkau tidak akan mati.” Yesus berkata, “Enyahlah engkau Iblis. Karena engkau memikirkan apa yang dipikirkan manusia.” Mengapa iblis tidak memikirkan apa yang dipikirkannya sendiri tetapi pikiran manusia? Sebelum manusia jatuh dalam dosa, Iblis menggoda manusia dengan cara berpikir manusia sendiri agar manusia tertarik. Pohon itu kalau dimakan menarik  dan kamu tidak akan mati. Itulah keinginan manusia. Iblis tahu pikiran manusia yang sangat kuat dalam diri orang berdosa. Pikiran untuk hidup dalam zona aman (hidup dalam konteks tidak menderita). Padahal konteksnya pada saat itu adalah orang percaya harus menderita (pada Kisah Para Rasul pasal 7 dan 8, kita menemukan bahwa orang-orang percaya yang hidup saat itu mengalami penganiayaan). Melalui pernyataanNya pada ayat 25, Tuhan Yesus mempersiapkan orang percaya saat itu agar harus berani meninggalkan zona kenyamanan  karena mereka akan mengalami penderitaan fisik karena namaNya (mereka harus meresponi dalam hidup untuk siap sengsara). Saat ini mungkin kita tidak didera secara fisik atau kalau pun ada berupa ketidaktegasan pemerintah lokal sehingga ada yang mengalami penganiayaan. Namun penganiayaan fisik secara menyeluruh tidak kita alami di Indonesia. Tidak ada satpam yang mencegah kita ke gereja. Bahkan waktu datang , kita ditanya orang-orang di sekeliling kita, “Mau kemana?” Lalu kalau dijawab,”Saya mau ke gereja.” Mereka akan menjawab lagi, “Oh selamat ya.” Kalau saya pergi ke pasar, tukang bensin tanya, “Pak mau ke mana?” Saya jawab ,”Mau ke pasar.” “Oh iya selamat ke pasar.” Kalau ke pasar melewati rumah Teguh, saya bertemu tukang bubur. Kalau lewat rumah Bahri akan ketemu dengan tukang singkong. Saya dikasih selamat ke pasar saat melewati mereka. Kita dikasih selamat waktu mau ke gereja, tidak disuruh untuk pulang lagi atau diancam,”Kalau ke gereja akan dibakar.”
                Namun hal ini membuat kita terlena sehingga hidup dalan zona nyaman. Apa yang disampaikan Yesus pada ayat 25 mengingatkan kita, “Kalau engkau Aku tebus, merdekakan, selamatkan maka engkau harus pikirkan baik-baik hidupmu. Waktu engkau mencintai nyawamu dan tidak berani menderita, maka engkau akan kehilangan nyawamu. Sekarang ini ada yang “menderita” bila dilihat dari suatu sudut. Terkadang saya bertanya ke jemaat yang biasa ikut kebaktian pagi alasan mereka tidak ikut ibadah. Ada yang tidak datang karena tidak bisa bangun pagi. Jadi waktu disarankan untuk pindah ke pk 10 juga tidak datang karena alasan yang sama. Itu baru penderitaan bangun pagi dan seharusnya untuk melawannya sudah sekali. Kalau hal itu saja tidak bisa, bagaimana nanti bila melawan penderitaan fisik? Ada juga, .yang tidak ke gereja karena tuntutan pekerjaan, dagang (bisnis) atau menyiapkan rumah tangga. Kalau seperti itu kondisinya akan makin susah. Ada yang karena alasan keluarga tidak datang ke gereja karena sayurnya belum matang atau tidak bisa ikut persekutuan doa di sore hari karena kecapaian. Ini yang saya dengar dari jemaat yang tidak ke gereja. Padahal penderitaan kita tidak setajam penderitaan orang abad awal, tetapi tetap ada yang tidak bisa datang. Ayat 25 menjadi peringatan bagi kita. Maka Tuhan berkata,”Kalau hidupmu ditebus oleh Tuhan maka hidupmu harus siap menderita.” Pada 2 Tim 3:12 dikatakan Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya. Kata “akan menderita” disampaikan Rasul Paulus untuk orang percaya yang mau hidup beribadah  dan hidupnya sungguh-sungguh kepada Tuhan.

Orang Kristen dituntut melayani Yesus ke mana pun Ia berada

Pasal 12:26  Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Penebusan Yesus bukan tanpa arah. Kita ditebus untuk melayani Dia. Kita menjadi orang Kristen yang percaya bahwa orang Kristen dituntut untuk melayani Dia seperti pada ayat 26. Yang dimaksud dengan “barang siapa melayani aku” adalah orang- orang yang telah mengalami ayat 24 yaitu Aku mati untuk kamu dan Aku telah menebus kamu. Dan tebusan yang Aku kerjakan untuk kamu adalah tebusan yang membawa orang percaya untuk melayani Tuhan. Jadi pelayanan kepadaNya bukan pilihan. Soal ujian ada yang berupa pilihan , tetapi kalau hidup yang telah ditebus oleh Yesus, maka kita harus melayani. Jadi jangan katakan saya mau melayani kalau kita sudah bisa dan punya waktu. Itu konsep yang kacau dan keliru. Itu membuat kita tidak bertumbuh dalam iman percaya kita kepada Tuhan. Konsep itu diikuti oleh banyak orang Kristen dan konsep ini berbahaya karena membuat kita menjauhi pelayanan. Kadang saya terharu dengan orang-orang yang melayani di daerah pedalaman yang seringkali menjumpai banyak kesulitan. Mereka jauh lebih susah daripada kita. Mereka harus berjalan (kaki) dengan menempuh jarak yang jauh. Di daerah NTT yang akan kita layani tahun depan dalam misi penginjilan, saya sudah bertanya tentang kondisi mereka. Mereka berada di daerah pedalaman yang daerahnya dingin. Dari kota mereka harus jalan kaki ke tempat yang akan kita layani nanti. Saya pikir jalannya sebentar. Ternyata sampai hari minggu ini ia juga belum kirim gambar yang saya minta sehingga saya tidak bisa menayangkannya sekarang. Hal ini karena mereka harus menempuh perjalanan jauh dari pedalaman. Kita di sini enak-enakan, fasilitas apa yang tidak ada? Tetapi mengapa tidak kita gunakan untuk melayaniNya? Kita diberikan talenta tapi tidak digunakan dengan baik. Hidup percaya kita harus menjadi hidup yang benar-benar dan dikoreksi terhadap penderitaan Yesus.
                Maka Yesus mengatakan bahwa kriteria orang yang melayaniNya adalah orang yang dimana Aku pergi, ke sana ia ikut Aku. Yesus ke Galilea, murid-muridNya ke Galilea. Yesus turun ke Yudea, mereka turun ke Yudea. Yesus melintasi Samaria, mereka ikut melintasi. Artinya kemana Aku ada, di situ pelayanKu harus ada. Kemana Aku pergi, di situ pelayanku harus menyertai. Prinsip pelayanan adalah prinsip di mana kita benar-benar memberikan buat Tuhan, ke mana Tuhan minta dan kasih , di situ kita harus ambil bagian. Kalau ini tidak dipegang teguh, maka penderitaan tentang Yesus yang hebat tidak menjadi pemberitaan yang hidup dalam kita. Itulah sebabnya kita menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja (bukan militan, bukan orang Kristen yang berdampak, bukan orang Kristen yang mempengaruhi orang sekeliling kita) karena kita tidak memahami .mengapa kita harus melayaniNya. Karena itu tuntutan yang Dia berikan kepada kita karena Ia telah menebus kita.

Penutup


                Mari kita memikirkan hidup percaya kita . Lagu Bawalah Aku Dekat ke Salib (Jesus Keep Me Near the Cross oleh William H. Doane dan syair oleh Fanny J. Crosby) merupakan lagu yang sangat menerpa saya. Bawalah aku Yesus, dekat ke salibMu. Air hidup dan darahMu, sucikan hatiku. Reff: Salibnya, salibnya, selama mulia, Dosaku disucikan,oleh darah Yesus; Imanku yang terkecil, Tuhan tak tinggalkan. Sinarilah hatiku,dengan Roh KudusMu; Salibmu sandaranku, kurindu kasihMu. Selama aku hidup,'ku mau taat padaMu. Saya bisa menjadi orang yang tidak dekat salibMu, bisa saja pelayanan saya menjadi luntur dan tidak bersemangat atau tidak fokus. Saya berbicara kepada diri saya sendiri bahwa saya bisa jadi seperti itu. Saya tertegur oleh Tuhan. Apakah engkau sangat dekat denganKu, Hery Kwok? Mari pikirkan dalam pra Paskah yang ketiga ini, perjalanan iman percaya kita kepada Tuhan. 

Monday, March 13, 2017

Duka Cita Berubah Suka Cita (Pemberitahuan ke Dua tentang Penderitaan Yesus)



Pdt. Paulus Daun

Yoh 16-16-20
Yoh 16:20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.
Mat 17:23b dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.

Pendahuluan

                Hari ini adalah minggu kedua bulan Maret yang merupakan  minggu penantian kita dalam penderitaan dan kesengsaraan Tuhan Yesus. Pada hari-hari ini sekitar 2.000 tahun lalu para murid Yesus merasakan duka-cita karena mereka tahu bahwa Guru mereka itu tak lama lagi akan meninggalkan mereka. Dapat dikatakan, hari-hari itu sangat menyedihkan mereka. Apakah benar, hari-hari itu merupakan hari-hari kesengsaraanNya? Ini adalah tema yang akan direnungkan hari ini.
                Yesus tahu hari-hari yang akan dilalui oleh murid-muridNya sangatlah menyedihkan karena Yesus telah mengungkapkannya secara terus terang. Tidak lama lagi Ia akan meninggalkan mereka melalui proses yang menyengsarakanNya yakni melalui kematian di kayu salib (via dolorosa). Dalam pandangan manusia, kejadian ini pasti membuat mereka sangat bersedih. Namun kalau kita melihat ucapan Tuhan Yesus kepada mereka , kita merasa hal ini sangat ajaib. Dia mengakui, hari-hari itu bagi murid-muridNya sangat sengsara, tetapi Ia tidak berhenti pada perkataan ini dan terus mengatakan bahwa “dukacitamu akan diubah menjadi sukacita”. Saya yakin perkataan Tuhan Yesus ini bukan sekedar merupakan gurauan atau untuk menghibur saja. Perkataan “Duka-cita akan diubah menjadi sukacita” mengandung arti yang sangat dalam. Tuhan Yesus ingin murid-muridNya mengerti mengapa dukacita akan diubah menjadi sukacita.

3 pokok yang harus pelajari agar dukacita menjadi sukacita

1.    KepergianNya akan mengakibatkan datangnya Roh Kudus (Penghibur)

Yoh 16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Mengapa Tuhan Yesus mengatakan waktu-waktu berdukacita akan diubah menjadi waktu-waktu bersukacita? Tuhan Yesus mengatakan dengan jelas kepada murid-muridNya,”Saya pergi adalah berguna bagimu. Kalau Saya tidak pergi Saya tidak bisa mengutus Roh Kudus untuk datang ke tengah-tengahmu.” Mengapa kedatangan Roh Kudus berguna bagi mereka? Kalau Tuhan Yesus berada terus di tengah-tengah mereka, sangat baik untuk mereka, tetapi bagi kepentingan pekerjaan Tuhan hal ini merupakan kerugian. Kalau Tuhan Yesus tetap berada dalam posisi sebagai manusia di bumi ini maka sebagai manusia Dia sama seperti kita. Dia tetap menghadapi keterbatasan waktu dan ruangan. Seperti saya, saat ini saya berada di sini (GKKK Mabes) dan tidak berada di rumah. Sebaliknya kalau saya berada di rumah, pasti saya tidak bisa berada di sini, karena sebagai manusia saya dibatasi oleh waktu dan ruangan. Kalau Tuhan Yesus tetap berada dalam posisi sebagai manusia dan tetap berada di bumi, maka waktu dan ruangan akan membatasiNya. Akibatnya pekerjaan Tuhan akan terhambat. Sesungguhnya pekerjaan Tuhan itu bukan hanya terjadi di satu tempat saja. PekerjaanNya bukan hanya terjadi di daerah Palestina, Asia kecil , Eropa saja tapi terjadi di seluruh bumi. Kalau Tuhan Yesus tetap di bumi ini dan dibatasi oleh waktu dan ruangan, maka pekerjaanNya akan menjadi terbatas sekali. Dengan demikian , Dia tidak bisa menggenapi pekerjaan yang sudah ditentukan Tuhan di bumi.
Tuhan Yesus mengerti kebenaran ini sehingga Ia harus meninggalkan dunia ini. Kalau Dia tidak meninggalkan dunia ini, maka Dia tidak bisa menggenapi rencana pekerjaan Tuhan di bumi ini. Sedangkan dengan meninggalkan dunia ini, Ia akan mengutus Roh Kudus untuk datang. Keterbatasan waktu dan ruangan tidak ada lagi. Karena Roh Kudus berada di tempat  yang tidak ada Dia -nya. Dia dibatasi waktu dan ruangan. Selain di sini ,Ia juga berada di tempat lain. Di mana kita berada Roh Kudus juga ada. Bukan hanya kita saja yang beribadah saat ini, tetapi banyak sekali gereja yang sedang beribadah. Bukan saja ibadah berlangsung di GKKK Mabes, tetapi juga di Asia, Australia, Amerika, Eropa dan Afrika. Bagi Roh Kudus hal ini tidak ada masalah karena Ia tidak dibatasi  oleh waktu dan tempat. Ia bisa mendapati tempat ini dan juga tempat lainnya pada saat bersamaan. Dengan demikian rencana Tuhan di dunia ini akan berkembang. Maka Tuhan Yesus meninggalkan tempatNya di dunia ini. Ini bukan hal yang menyedihkan sekali.
Kalau memahami kebenaran ini, maka kita akan merasa Tuhan Yesus sangat baik. Secara manusiawi Tuhan Yesus merasa sangat sedh , tetapi dilihat dari konteks rencana Allah, Tuhan Yesus meninggalkan berita yang sangat baik. Maka Tuhan Yesus berbicara kepada mereka,”Kalian jangan sedih, bila Aku meninggalkanmu maka ada ‘hadiah’ yang menanti. Dengan Aku meninggalkanmu maka akan timbul sukacita selama-lamanya.” Kalau hal ini tidak dipahami orang-orang percaya maka ketika tahun ini kita menantikan kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan Yesus, kita akan berada dalam suasana sangat menyedihkan seolah tanpa asa. Seharusnya sebaliknya yang terjadi karena melalui peristiwa ini kita dipenuhi pengharapan kepada Tuhan. Karena dengan meninggalkan Tuhan Yedus, Roh Kudus bisa dengan bebas datang di dunia ini. Dengan kedatangan Roh Kudus ke dunia ini, maka ada Tuhan menyertai kita. Tuhan Yesus bertemu dan melakukan perjanjian dengan orang-orang yang melakukan dosa. Perjanjian ini bagaimana bisa digenapi? Kalau Tuhan Yesus tetap di dunia ini, perjanjian ini tetap tidak digenapi. Dia mengutus Roh Kudus ke tengah-tengah kita. Dia bukan saja ada di tempat ini tapi juga di tempat lain. Pernyertaan Tuhan Yesus tidak ada batasnya. Bukan saja Dia menyertai. Bukan hanya sekarang Ia menyertai kita, tetapi juga di masa mendatang. Bukan hanya di dunia dia menyertai kita, tetapi Tuhan menyertai kita selama-lamanya.
Hal apa yang paling ditakutkan? Kalau kita berada sendirian? Saya sering berpikir, pernikahan saya dengan istri saya sudah berlangsung 40 tahun lalu. Tidak tahu kapan kami akan meninggalkan dunia ini. Sudah 40 tahun kami bisa bersama seperti ini tapi saya menyadari bahwa tidak bisa bersatu selama-lamanya, suatu kali salah satu pasangan akan meninggal. Saya tidak berani mengatakan hal ini. Saya sering mengatakan ke istri bahwa kalau kita berada di dunia ini, maka kita merasa takut kehilangan pasangan atau orang yang dikasihi yang ada di dunia ini. Namun Roh Kudus di dunia ini selamanya tidak akan meninggalkan kita, walau pun kita berada di mana pun. Berita ini bukan berita dukacita, maka seharusnya dukacitamu diubah menjadi sukacitamu.
.
2.    KepergianNya untuk menyediakan tempat bagi orang-orang percaya

Yoh 14:1-4 Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ. Di sini dikatakan, “Janganlah gelisah hatimu”. Mengapa Yesus mengatakan perkataan ini? Karena murid-muridNya tahu bahwa Guru mereka yang terkasih akan meninggalkan mereka. Dengar perkataan lain melalui perkataan ini berarti engkau harus bersukacita walau pun engkau tahu bahwa Aku akan meninggalkanmu. Tuhan Yesus tidak berhenti di sini  sehingga murid-muridNya tidak perlu terus berduka cita. “Karena Aku pergi menyediakan tempat bagimu. Aku akan datang untuk menjemputmu.” Kita akan berada di mana Tuhan Yesus berada. Kalau seseorang menjadi pendeta apa hal yang paling ditakuti? Bukan iblis atau majelis yang galak. Hal yang paling saya takuti adalah saat memikirkan kalau saya sudah tua. Ketika masih muda dan banyak enersi, saya berkhotbah dengan penuh semangat, terstruktur dan menguatkan iman. Majelis gereja yang melihat saya berkhotbah kemudian masih mengundang saya berkhotbah kembali. Begitu gereja mengundang saya, semua sudah beres. Tinggal datang berkhotbah.
Suatu kali saya beranjak tua dan khotbah saya sudah mulai ‘ngawur’. Saat sedang mendoakan suatu topik tanpa sadar beralih ke topik yang lain. Hal ini akan membuat jemaat bingung. 1 ayat Alkitab yang sederhana namun saat dibawakan dalam khotbah menjadi sulit sekali dimengerti. Ia akan susah naik mimbar. Begitu akan selesai  ternyata apa yang telah dikhotbahkan tidak jelas. Walau majelis punya hati yang mengasihi, kepada pendeta itu diberitahukan bahwa pendeta tua itu tidak perlu lagi berada di gereja ini lagi. Setelah pergi, gereja sudah tidak perlu mengundangnya lagi. Bagaimana menghadapi hari-hari lainnya?  Bagaimana kalau sudah tua saya tidak punya rumah? Bagi saya hal ini tidak masalah. Namun mengapa anak dan istri saya harus tidur bersama saya di pinggir jalan? Menghadapi hal ini saya tidak takut. Saya harus bersungguh-sungguh mencari rumah. Untuk itu perlu ada uang. Namun menjadi pendeta tidak mudah. Ingin mencari duit namun tidak bisa berdagang. Mau menjadi seorang pendeta / penginjil sudah tidak boleh. Penghasilan tiap bulan saya sisihkan untuk membeli rumah. Setiap bulan mendapatkan dana untuk membeli rumah. Namun setelah uang didapat, ternyata harga rumah sudah melambung tinggi. Rumah bagi setiap kita sangat penting sekali. Kalau tidak punya rumah, maka kita tidak bisa menghilangkan perasaan khawatir. Rumah yang memiliki nomor 4 dianggap rumah yang membawa kesialan (kematian). Kita tidak bisa menjual rumah seperti ini, kecuali dijual ke pendeta dengan syarat diberi potongan (diskon). Orang Tionghoa sangat takut dengan kematian karena ia tidak tahu setelah meninggal mau tinggal di mana? Tidak tahu di mana ada tempat tinggal. Menurut adat istidadat orang Tionghoa , setelah meninggal roh akan tinggal di suatu tempat. Untuk bisa hidup, roh akan mengandalkan anaknya. Namun bila anaknya tidak berbakti , maka roh orang tua tidak punya makanan dan tempat tinggal. Saya tidak bisa berbicara dengan rinci karena keterbatasan waktu.
Rumah itu penting sekali. Bukan hanya orang hidup perlu rumah tetapi Tuhan Yasus berjanji pada kita. Dia meninggalkan dunia itu untuk menyediaan  tempat bagi kita. Suatu hari setelah meninggalkan pelayanan di dunia, kita sudah punya rumah . Tahukah engkau rumah yang disediakan Yesus seperti apa? Kita sulit membayangkannya. Di dalam Kitab Wahyu Tuhan Yesus mengatakan kebenaran ini. Tuhan Yesus meninggalkan dunia ini , pasti menjadi berita sukacita. Mengapa saat itu murid-muridKu beberduka cita? Mengapa dukacita diubah menjadi sukacita?. Tuhan Yesus akan menyediakan tempat bagimu. Sebagai Alah Ia akan kembali menjemput agar di mana pun aku berada maka di situ pun Yesus berada. Tuhan Yesus meninggalkan kita bukan selama-lamanya. Tetapi hanya sementara saja. Kalau segalanya sudah dipersiapkan maka sudah separuh jalan menuju keberhasilan. Dalam teologi kegiatan, Tuhan Yesus akan datang untuk kedua kalinya (maranata). Tuhan Yesus yang naik ke surga, akan datang kembali ke bumi ini. Suatu hari Tuhan Yesus akan kembali. Kedatangan Yesus yang pertama dan kedua berbeda.

3.    Ketika Tuhan Yesus datang kembali, maka tubuh orang-orang percaya diubah menjadi baru.

Saat kedatanganNya yang kedua kali, seluruh bumi akan berlutut di hadapan dia. Waktu itu Tuhan akan menghakimi mereka. Maka kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali , walau bagi orang-orang percaya merupakan hal yang menakutkan sekali, tetapi ada sukacita di sampingnya. Ketika Yesus datang kembali, tubuhku dan tubuh mereka akan diubah menjadi tubuh kemuliaan. Bila ada orang yang naik pesaat , lalu pesawatnya jatuh maka  pesawat dan penumpangnya akan tenggelam di dasar laut dan menjadi santapan ikan-ikan. Tetapi bagi orang-orang percaya, hal itu tidak masalah. Tubuh yang fana dan dapat rusak akan diganti menjadi tubuh yang mulia. Bukan saja tubuh kita menjadi mulia, tetapi kita juga akan menjadi mulia sebagaimana Tuhan Yesus. Ketika melihat di surga begitu mulia, ada yang berkata “Kalau begitu mengapa di bumi, lebih baik ke surga.” Waktu orang Kristen meninggal maka sudah ditetapkan bahwa ia akan menikmati keabadian surga. Namun jangan sampai dengan kebenaran ini, engkau ingin pulang dan bunuh diri. Kalau diberi umur panjang, gunakanlah dengan baik. Gunakan waktu-waktu yang diberikan. Walaupun saya sudah pensiun bukan berarti tidak ada pekerjaan. Sekarang ini pekerjaan di rumah sangat banyak. Saya suka menulis buku. Sudah 48 buku yang saya tulis. Setiap selesai satu buku, saya lanjutkan buku lainnya. Kalau kita tidak mengerjakan, maka pekerjaan kita itu bisa dibatalkan dan diberikan ke orang lian. Jangan sia-siakan waktu yang sangat berharga.

Penutup

Kita tidak bisa memilih mana yang penting dan tidak. Firman Tuhan sangat berharga. Dengan rendah hati kita akan mengetahui bahwa firman Tuhan akan memberi terang. Ketika melihatnya walaupun dunia memberi dukacita, tapi kalau kita percaya Tuhan maka Tuhan akan mengubah dukacita menjadi sukacita. Apakah benar? Kalau tidak mempercayainya, hal ini tidak akan terjadi. Tetapi kalau engkau percaya, engkau akan melihat mujizat. Yang mengatakan hal ini bukan pendeta melainkan Tuhan Yesus mengatakanNya sendiri. Dukacitamu akan diubah menjadi sukaciata. Apa yang sedang kita hadapi hari ini? Apakah dunia ini tidak adil terhadap engkau? Tetapi semua ini jangan membuat engkau sedih. Kalau engkau percaya Tuhan maka Tuhan akan melakukan muijat dalam hidupmu. Dukacita akan diubah menjadi sukacita.


Sunday, March 12, 2017

Perbedaan Doktrin Keselamatan Menurut Arminian, Lutheran & Calvinis (Tiranus IX – Sesi 2)


Pdt. Tommy Matakupan

Q (pertanyaan) & A (jawaban)
Q : Bagaimana free-will untuk orang yang sakit jiwa? Apakah orang yang sakit jiwa bisa selamat tidak? (karena untuk menerima keselamatan , orang harus mengenal Yesus).
A : Jawabannya di-pending (lihat uraian tentang predestinasi di bawah)

Q : Menurut penganut Armenian, keselamatan itu harus dikerjakan. Keselamatan itu tidak bisa hilang lalu kenapa harus dikerjakan? Keselamatan itu 100% pekerjaan manusia, 100% pekerjaan Allah atau 100% pekerjaan Allah dan manusia?
A : Pasti bukan 100% pekerjaan manusia. 100% pekerjaan Allah ya. 100% pekerjaan Allah dan manusia? Ya.
Filipi 2:12-13 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu (menunjukkan manusia yang aktif) dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan (Allah yang aktif) di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Jadi Allah dan manusia aktif.
Keselamatan 100% pekerjaan Allah, tetapi untuk menjaga (hidup) keselamatan 100% pekerjaan Allah dan manusia, walaupun demikian dibalik itu Allah yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya. Jadi manusia bisa taat karena ada sesuatu yang Allah kerjakan dalam hidupNya barulah manusia bisa taat. Untuk hidup keselamatan, Allah menopang kita di belakangnya agar bisa hidup taat. Allahlah yang menopang (mengerjakanNya di dalam kamu). Jadi tetap kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Jadi 100% karya Allah dan 100% karya manusia. Ini pekerjaan Allah dalam hidup seseorang.

Konsep Predestinasi

Predestinasi adalah satu ajaran dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Allah telah memilih orang-orang  tertentu dalam kekekalan untuk mendapatkan keselamatan. Sehingga predestinasi ini harus dibicarakan di dalam konteks Praise the Lord! Tidak bisa dibicarakan dalam konteks sama rata sama rasa.
Efesus 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Ef 1:6  supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 8   yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 12   supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 14   Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Jadi predestinasi harus dibicarakan dalam konteks Puji Allah. Presedistinasi berjalan di dalam payung kedaulatan Allah. Secara sederhana kedaulatan Allah adalah Allah berhak memutuskan untuk melakukan apa (segala) yang Dia mau atau dalam bahasa sederhana , kedaulatan Allah adalah tindakan Allah “semau gue” (saenak udele, sakarape dewe dalam bahasa Jawa, seenak gue ada masalah buat elo?). Kedaulatan Allah menyebabkan Allah seringkali disalahmengerti. Allah dianggap diktaktor (bertindak semaunya sepertinya Allah tidak mempertimbangkan banyak hal). Keberatan itu ternyata bisa diselesaikan sendiri karena kita punya ide tentang kedaulatan. Misal : saat berjalan di depan MOI ada seorang ibu tua yang kebasahan duduk di sana. Karena baru pulang dari gereja lalu hati kita luas sekali sehingga kita mengambil uang Rp 50.000 untuk diberikan ke ibu itu. Ibu ini merasa sumringah sekali , senang karena jarang ada yang memberi dalam jumlah yang relatif besar. Lalu ada seorang pemuda lusuh berotot datang kepada kita untuk minta uang. Kita pun mengambil uang dan lalu memberi uang Rp 2.000. Pemuda lusuh ini terima, tapi tidak berapa lama ia memanggil dan meminta penjelasan, “Mengapa hanya segini? Samain dong dengan tetangga (ibu tua,red).” Kalau mendapat perlakuan seperti itu , maka kita merasa tidak nyaman  karena merasa kedaulatan kita terganggu ( Aku kasih sesuka-sukaku lho). Itu ilustrasi tentang kedaulatan. Lalu kita bertemu dengan ide Allah yang berdaulat dan kita tidak merasa nyaman dengan kedaulatan Allah (aku boleh Allah tidak boleh begitu). Padahal suka tidak suka ,Allah berdaulat. Ini merupakan konsep predestinasi. Allah memilih siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak diselamatkan. Kesulitannya : Allah dikatakan dikatktor, Allah tidak kasih, Allah tidak adil dan Allah tidak maha kuasa.

Apakah Allah diktaktor?

Pertanyaan ini banyak diajukan karena ada yang merasa tidak nyaman karena Allah berdaulat (harusnya semua orang diselamatkan tanpa terkecuali). Yoh 3:16, berarti semuanya diselamatkan tanpa terkecuali. Istilah semua delimitasi seperti yang terdapat pada  Luks 2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Istilah seluruh dunia, apakah satu bola dunia atau di bawah kekuasaan Kaisar? Dalam konteksnya, kata ini berarti hanya untuk wilayah dibawah kekuasaan kaisar. Jadi bukan semua tanpa kecuali tapi dalam limitasi. Jadi bukan semuanya. Dalam limitasi inilah kita bertemu dengan ide predestinasi. Apakah Allah diktaktor bertingkah sesukaNya sendiri? Tidak! Keputusan yang Allah buat berarti menyertakan semua sifat Allah yang ada dalam diriNya. Yakni kasih, adil, cemburu, kuasa, baik. Saya khawatir karena ada orang Kristen yang berkata, “Sifat Allah adalah parsial, terkotak-kotak, terpisah satu dengan lain”. Kalau demikian maka selama ini kita salah kaprah. Padahal di dalam sifat kasihNya ada adil, cemburu, kuasa, baik dan semua yang lain. Di dalam kebaikanNya di dalamnya ada kasih, cemburu, adil, kuasa. Jadi terintegrasi (bukan parsial). Jadi bila dinyatakan sebuah keputusan,  berarti menyertakan semua sifat yang lainnya. Satu sifat dengan lainnya tidak ada benturan (kalau bicara tentang sifat Allah). Apakah Allah diktaktor yang berkesan kejam, mementingkan hanya 1 sifat saja dan mengabaikan yang lain? Di dalam 1 sifat terkandung sifat lainnya. Tergantung mau ditekankan pada sifat yang mana. Sifat kasih tidak terbentur dengan sifat lainnya. Semua sifat yang lain bersetuju dengan sifat kasih , adil dll. Allah dikatakan kejam (keras), apakah itu sifat Allah? Sifat ini diganti dengan kata adil.  Apakah Allah diktator? Dengan penjelasan tadi, kita berkesimpulan tidak!

Apakah Allah tidak maha kasih?

Dalam predestinasi dijelaskan bahwa Allah maha kasih. Karena orang berdosa (misal : A dan B) tidak berhak mendapatkan kasih Allah (keduanya berhak mendapatkan penghukuman Allah). Tetapi mengapa yang satu Allah pilih , lalu megapa yang lain tidak dipilih (kan Allah maha kasih, kenapa tidak diangkat sekalian? Kerja jangan tanggung-tanggung). Itu terbentur dengan sifat kedaulatan Allah. Allah mengasihi Yakub dan membenci Esau. Kenapa ada kata membenci Esau? Bagaimana mungkin Allah yang maha kasih bisa membenci? Itu kedaulatan Allah. Allah berkata Aku mau begitu, masalah bagimu? Ini pernyataan yang keras. Sehingga Agustinus dan Calvin mengatakan, This is the most horrible decree of God. Predestinasi adalah pernyataan Allah yang menakutkan.  Yang mempersamakan A dan B selain anugerah Allah adalah dua-duanya orang berdosa. Keduanya berhak mendapat penghukuman Allah. Kepada yang 1 Allah berikan anugerahNya, sedangkan kepada yang lain dibiarkan. Pelagius : Allah menciptakan mereka untuk mendapat penghukuman (diciptakan untuk mendapat penghukuman). Pada waktu B berbuat dosa, apakah karena Allah menetapkan mereka berbuat dosa? Tidak! Mereka berbuat dosa karena mereka memilih untuk berbuat dosa. Ilustrasi : sewaktu liburan biasanya diisi dengan acara bersih-bersih rumah. Bongkar lemari, laci dll ternyata ditemukan kenyataan bahwa sudah sekian lama kita menyimpan sampah. Lalu sampah dikumpulkan di satu tempat, setelah lelah istirahat dan duduk sejenak. Lalu kita perhatikan sampah-sampah itu. Ada satu benda yang sudah dibuang, namun karena kita merasa masih bagus lalu diambil lagi. Lalu apakah sampah yang lain berkata, “Aku juga dong! Sekalian!” A dan B tanpa pemberian anugerah Allah, keduanya berada di tempat sampah. Tiba-tiba yang 1 diambil lalu dikembalikan. Yang satu berkata, “Aku jangan dibuang dong”. Atas pernyataan itu dijawab, “Yang buang bukan aku, tetapi kamu sendiri yang memutuskan untuk berada di tempat sampah.” Mereka mengambil keputusan untuk berbuat dosa sendiri, jadi bukan Allah menetapkan mereka berbuat dosa.  Sehingga mereka saat berada di tempat sampah jangan salahkan Allah (mengapa dibuang Allah). Predestinasi mengungkapkan cinta Tuhan yang besar, mengapa yang satu yang tidak punya hak sedikit pun diambil Tuhan dan diberi tempat yang mulia? Jadi jangan berkata,”Aku ditetapkan untuk dibuang”, karena dia yang memutuskan sendiri. Ia harus menanggung sifat keadilan dari Allah. Kalau ada yang berkata Allah maha kasih dan keduanya harus diselamatkan, maka sifat keadilan Allah dikorbankan. Sifat adil menuntut yang berdosa mendapat penghukuman, namun karena kasih maka orang yang percaya diselamatkan. Di atas kayu saliblah kedua sifat Allah bertemu yaitu sifat kasih dan adil. Yesus mengalaminya dan itu tempat yang paling mengerikan di bawah kolong langit di mana murka Allah fokus pada Yesus. Setelah makan Paskah, maka sisa-sisanya tidak boleh dibiarkan dan dibawa ke luar rumah untuk habis dibakar. Hari itu Yesus dibakar oleh murka Allah. Dia tergantung sekian jam, dibakar oleh matahari dan oleh murka Allah. Allah adalah api yang menghanguskan. Di mana Dia menemukan sifat keadilan Allah di dalam puncaknya yaitu di saat Allah memalingkan wajahNya dari Kristus dan Ia menjadi orang paling sendiri di bawah kolong langit. Ini merupakan pertemuan dari kasih Allah setinggi-tingginya. Di salib undangan Allah untuk datang kepada Kristus. Salah satu lirik lagu himne berbunyi, Di sana (kayu salib) ku dapat ampun dosa. Setiap kali saya menyanyikan lagu tersebut, air mata saya tertumpah. Itu pernyataan puncak kasih Allah. Allah tidak akan mengorbankan keadilanNya. Jadi mereka yang mati dalam dosa karena untuk menyatakan keadilan Allah disebabkan mereka memutuskan sendiri untuk meninggalkan Allah. Bukan Allah tetapkan mereka untuk mati tetapi Allah biarkan mereka mati dalam dosa mereka.

Apakah Allah tidak adil?

Allah sangat adil. Yang berkata tidak adil, itu adalah orang yang sedang menurunkan sang pengadil turun untuk duduk di kursi terdakwa. Apakah berani berkata itu? Itu namanya tidak tahu diri. Hati-hati bicara bahwa Tuhan tidak adil. Apakah kita pernah berdoa, “Mengapa Tuhan?” Mengapa doa bertanya mengapa pada Tuhan? Karena kita merasa ganjil. Tuhan memang baik, tetapi tidak semua (ada bagian) kebaikan Tuhan terjadi dalam kehidupan saya. Apakah kita boleh bertanya tentang hal itu? Boleh kalau kita berani konfrontasikan kejujuran pertanyaan tersebut dan ketidaktahuan, dan dengan rela hati menerima jawaban Tuhan dan menjalankannya, silahkan tanya mengapa? Tetapi kalau ada latar belakang tidak puas, jangan tanya mengapa?  Karena berarti engkau menanyakan keadilan Allah dalam hidup dan hal itu berarti engkau akan membangkitkan murkaNya.
Saya penderita (pasien) sakit kanker. Saya divonis kanker stadium 3+.  Saya menderita kanker Limfoma Maligna non-Hodgkin’s (kanker kelenjar getah bening) yakni kanker nya menjalar di dalam pembuluh darah. Kalau jaringan kankernya diangkat bisa “marah” dan metastatis (menyebar) ke mana-mana. Satu bulan saya berdoa, “Tuhan mengapa?” Selama sebulan saya mencoba menetralisir diri. Saya bertanya mengapa saya terkena sakit kanker. Saya mencoba menjadi negosiator kepada Tuhan. Berdoa dengan janji kalau sembuh maka saya akan melakukan ini dan itu. Tuhan akan menjawab, “Rupamu? Modelmu?” Satu bulan saya bangun pk 3 dan berdoa sampai pk 6. Saat berkata amin dan buka mata, masih tetap. Saya pakai jurus doa dari gereja reform sampai jurus doa orang-orang karismatik. Tetapi saat menutup doa dengan amin, kankernya tetap ada. Hari itu istri saya frustasi menemani saya dan berkata sambil menunjuk-nunjuk saya,”Kalau kamu tidak berdoa sampai kepala terantuk di lantai, jangan harap kamu mendengar suara Tuhan”. Hanya istri pendeta yang berani memarahi pendeta. Tapi saya terus berpikir apa yang dikatakannya. Setelah lewat ½ bulan, tetap saja masih pakai jurus doa yang lain, tetap saja setelah berkata amin, sel kanker tetap ada. Saya sebelum tidur berdoa, “Tuhan saya tidak tahu mau berdoa seperti apa. Stocknya sudah habis. Terserah Tuhan maunya seperti apa.” Tiba-tiba melintas ayat Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,  sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7).  Saya coba deal dengan Dia dan membalasnya dengan deal melalui ayat itu (Aku hanya mau memelihara tidak menyembuhkan. Take it or leave it). Hari itu saya menangis tersedu-sedu selama sebulan. Ini yang saya tunggu-tunggu. Tuhan berbicara melalui Firman karena Roh Kudus mengingatkan segala sesuatu yang Tuhan ajarkan kepadamu. Jangan berkata mendengar suara Tuhan seperti manusia berbicara. Kalau Tuhan berkata dengan suara seperti manusia berbicara maka kita akan terkejut. Lalu saya gunakan jurus kedua yaitu SKSD (Sok Kenal Sok Dekat). Kalau Tuhan bicara, apa kita tahu itu suara Tuhan? (memang pernah dengar suara Tuhan sebelumnya). Suatu kali saya ingin buktikan hal ini. Saya telpon ke rumah dengan cara membungkus mulut gagang telpon pakai kain beberapa lapis. Lalu terdengar nada masuk dan telepon diangkat. “Halo!” istri saya memberi salam. Dengan suara formal saya berkata,”Selamat siang. Di sini rumah Tommy?”. Lalu dijawab oleh istri saya, “Apa Kak?” Saya berkata lagi,”Maafkan ini rumah keluarga Tommy?” Kemudian dijawab istri saya, “Sudah ...mau omong apa?” Dia sudah mengenal suara saya. Saya mau apa pun tidak bisa. Setelah itu saya baru tahu yang namanya kedaulatan itu seperti apa. Di dalam kedaulatan tidak mungkin tidak ada pemeliharaan. Hari itu pk 6 saya bangun dan menatap matahari dan berkata dalam hati, “I’m different now”. Saya seperti keluar dari kepompong. Ampuni saya Tuhan. Selama satu bulan saya tarik ukur bertarung dengan Tuhan. Ternyata saya tetap saja kalah. Orang yang tidak mau menghormati kedaulatan Allah , mengatakan Allah tidak adil.

Allah tidak maha kuasa?

Apakah Allah tidak maha kuasa? Allah maha kuasa! Justru dalam kemahakuasaanNya Allah akan mencari orang-orang yang sudah ditetapkan untuk diselamatkan dan orang-orang itu pasti mendapat keselamatan. Orang-orang yang dalam kekekalan yang Bapa tetapkan, suatu kali akan menemukan Kristus dan pengorbanNya di dalam hidup mereka karena pekerjaan Roh Kudus. Mereka akan temukan bahwa “Dulu aku buta namun sekarang aku melihat”. Anugerahnya terlalu baik . Predestinasi (penetapan kekekalan) bukan keselamatan. Tetapi predestinasi itu menuju kepada keselamatan. Orang-orang ini akan mendapat keselamatan setelah mereka mendengar berita tentang Injil Yesus Kristus. Ini adalah sebuah keharusan mutlak (harus mendengar tentang Yesus Kristus). Jadi saya membangun 2 buah pernyataan :
1.     Orang diselamatkan tidak ditentukan oleh (dari) apakah dia pernah mendengar atau tidak pernah mendengar berita Injil Yesus Kristus.
2.     Tetapi untuk diselamatkan orang mutlak  harus mendengar Injil Yesus Kristus.
Karena Alkitab hanya punya satu standar untuk keselamatan :  orang harus percaya Yesus Kristus. Tidak ada yang lain. Ada yang berkata, ada standar rohani yang lain yaitu hati rohani (Roma 1). Paulus hanya ingin mengungkapkan kerusakan hati nurani bukan standar. Hati nurani itu rusak. Hal itu juga dikatakan Luther dan Calvin : hati nurani juga tercemar.  Orang-orang yang berkata, aku masih punya free will mengindikasikan hati nurani satu-satunya yang tidak tercemar dosa. Alkitab bilang semuanya rusak.
Thomas Aquinas, mencetuskan teologi naturalistik, berkata,”Dalam diri manusia ada satu bagian yang tidak tercemar dosa yaitu pikirannya. Dengan pikirannya ia dapat menjelajah dan mencari jalan kembali kepada Allah.“ Ia dikenal dengan ajarannya The Five Ways of Thomas Aquinas yang menjelaskan keabsolutan pikiran dari manusia. Lagu yang dipengaruhi pikiran Thomas Aquinas :
Semua bunga ikut bernyanyi, gembira hatiku. Segala rumputkpun riang ria, Tuhan sumber gembiraku....
Semua lorong di bumi menuntunmu ke surga, bersama dengan sesama menuju pada Bapa.
Hal itu tidak benar. Seluruh lorong tidak memimpin ke pada Bapa. Tuhan Yesus berkata, hanya satu. I’m the way, the truth and the life. Hanya Tuhan Yesus.
Ada juga lagu Kristen yang hanya improvisasi yang menyenangkan seperti lagu Dong..dong...dong...dong.. Ada iblis di bawah kolong. Hatiku mau dicolong. Oh Tuhan segeralah tolong. Itu membuat anak tidak berani tidur sendiri , saat masuk kamar melongo ke kolong apakah ada iblis atau tidak.

Keselamatan tidak ditentukan oleh seberapa banyak orang pernah mendengar berita Injil tetapi untuk selamat orang harus mendengar berita Injil. Semua orang yang ditetapkan dalam kekekalan oleh Bapa, suatu kali mereka lahir, berjalan imannya  dan belum percaya. Ia belum mau percaya saat mendengar khotbah pertama, kedua, ketiga , keempat sampai waktu tertentu (N) tidak menerima. Tetapi sampai waktunya Tuhan, ia harus kembali kepada Tuhan, ia harus bertobat. Ia tidak bisa bilang tidak. Pada momen ini, Tuhan tidak akan bilang, “Tidak mau ya...? ya sudah “. Kalau Tuhan mau, maka harus jadi. Kita akan kesulitan sekali karena punya Tuhan yang berdaulat (mau punya mau). Puji Tuhan Ia berdaulat. Implikasinya  Dia berhak memaksakan apa yang Dia mau. ide dan rencana dan itu harus terjadi. Setelah menolak terus sampai waktunya ia tidak bisa (pernah) menolak lagi. Ini berapa banyak? Tidak tahu. Bisa ratusan. Saya mendengar Injil ratusan kali tapi tidak bertobat. Sampai tanggal 8 Okt 1983, saya bertobat. Kalau Tuhan mau pasti terjadi. Tanggal 9 Okt 1983 saya berjanji menjadi hamba Tuhan setelah itu saya lupakan janji. Saya ulangi janji itu 12 Desember 1984 pk 12 siang, setelah itu saya melupakan janji. Selama 7 tahun saya tetap melayani, pimpin komisi dll, sampai suatu kali tertentu waktu mau pelayanan pk 10 saya ke gereja dahulu di bilangan ada bioskop Megaria dan di sebelahnya Gereja GSIA. Pengkhotbahnya berkata,”Jangan lupa janjimu dengan Tuhan.” Saya pura-pura tidak tahu, janji yang mana. Hari itu saya pergi pelayanan dan saya gelisah sepanjang hari. Lalu saya ke GKI Panglima Polim di Blok M. Sang Pengkhotbah (perempuan) berkata“Jangan lupa nazarmu untuk Tuhan “ itu khotabnya. Hati saya semakin gelisah  Saya ketemu  teman, semua yang dijanjikan Tuhan akan digenapi, tetapi jangan lupa janjimu kepada Tuhan. Kalau tidak janjimu tidak akan pernah terpenuhi. Saya langsung dapat strike dan KO. Agustus 1989, suatu hari saya berlutut di samping tempat tidur pk 2 pagi dan berdoa,”Tuhan saya mau taat tidak mau lari lagi. Saya capai dan saya mau jadi hamba Tuhan. Hari pertama di STT saya berbaring di tempat tidur, tangan di kepala saya berdoa kepada Tuhan, “Sudah ya, sudah di STT.”  Hari itu damai sejahtera mengisi hati saya. Jadi kamu janji apa dengan Tuhan? Kalau tidak dipenuhi maka hidupmu akan gagal. Harus penuhi janji kepada Tuhan. Mau tidak mau kamu harus mau. Kesusahan : apakah kita bisa berdamai dengan Tuhan. Saatnya harus dengarkan injil, mau tidak mau.

Q (pertanyaan) & A (jawab)
Q: mungkinkah orang desa Klutuk, orang yang paling ndeso adalah orang pilihan karena tidak ada orang yang mau memberitakan Injil ke sana  (padahal orang pilihan harus selamat bila tidak ada yang mau beritakan Injil)?  Apakah ia akan mati sesuai dengan dosanya.
A : Pertanyaan ini tidak jujur. Arah pertanyaannya : apakah Tuhan maha kuasa tidak? Kalau Dia maha kuasa, dia akan menggunakan segala cara. Tidak tahu bagaimana caranya, sehingga orang itu akan bertobat dan menerima Tuhan Yesus. Setelah berjalan terus, suatu kali ia kecewa dengan Tuhan dan murtad. Saya dititipi suatu video tentang Ibu  Irene yang katanya biarawati padahal ia belum pernah jadi biarawati karena masih masa percobaan. Disebut biarawati kalau ia sudah kaul kekal.  Di tempat umum ia mengatakan bahwa ia ahli kristologi. Sejak tahun 1996 saya sudah mendengar tentang hal ini. Ternyata konsepnya bukan kristologi Alkitab. Itu adalah “dagangannya: dia. Para pendeta punya barang dagangan. Hal ini seperti Pendeta Pariaji, “dagangannya” minyak urapan. Supaya laku dikasih expired date. Seperti  isi pulsa ada masa tenggang waktu. Kalau expired , maka pulsanya hangus. Gilbert “dagangannya” melepaskan orang dari ketakutan kutuk persis seperti Daud Tony.

Q : Apakah orang Kristen bisa murtad?
A : Istilah murtad artinya keluar. Dia sudah percaya tapi kemudian keluar dari sistem kepercayaan disebut murtad dan dalam kepercayaan baru yang dimasukinya ia disebut bertobat. Yohanes 10:27-30  Domba-domba-Ku (=Tuhan Yesus) mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku (=Tuhan Yesus). Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.Aku dan Bapa adalah satu."
Jadi ada 2 tangan yang menjaga yaitu tangan Bapa dan Aku (Tuhan Yesus), diistilahkan double insurance (asuransi ganda). Tangan Bapa dan tangan Yesus. Tangan Bapa dan tangan Yesus ibarat sebuah lingkaran. Kata “pasti tidak” “tidak akan”, dan “hidup yang kekal” menunjukkan bahwa orang yang di dalam lingkaran tidak boleh keluar. Kalau dia keluar berarti ada kekuatan lain yang melepaskan dari genggaman tangan Bapa dan Yesus. Ada yang mengatakan orang itu benar-benar keluar . Bahkan ada pendeta yang keluar dan tidak menjadi orang Kristen lagi. Yang terjadi mereka mundur dari hidup iman tetapi tidak keluar. Mundur bisa sampai dalam keadaan “compang-camping” rohani. Tapi pasti sebelum ia mati , Tuhan akan membawanya kembali ke dalam pertobatan. Mati adalah batasan akhir. Ia akan menyerahkan hatinya kembali kepada Tuhan. Tetapi kalau sampai dia lewati (tidak kembali kepada Tuhan) berarti hal itu menunjukkan bahwa dia tidak ada di dalam genggaman tangan Tuhan. Karena kalau ia bilang percaya, itu hanya mengaku-ngaku saja. Karena kalau iya, Tuhan akan kejar kemana pun, ke ujung dunia manapun Tuhan akan membawa kepada kepada pertobatan. Ingat cerita 1 domba yang hilang yang dicari gembala yang meninggalkan 99 domba lainnya. Jadi orang Kristen tidak bisa murtad. Keselamatan yang dimiliki orang Kristen itu sifatnya sempurna. Tidak bisa hilang, tetapi bisa compang-camping.

Q : Allah menetapkan sehingga  orang percaya lalu diselamatkan. Bagaimana kita tahu kita ditetapkan tidak? Setelah ditetapkan lalu percaya? Kalau begitu orang yang tidak kenal Yesus bagaimana?
A : Standar keselamatan adalah orang harus mendengar berita Injil. Bagaimana saya tahu bahwa kita adalah orang pilihan. Kalau sudah pernah mendengar berita Injil dan satu kali ditakhlukkan Injil dan berkata, “Tuhan ampuni dosaku.” Mau percaya kepada Tuhan dan buka hati , hari itu menunjukkan ia pernah diselamatkan. Predestinasi menuju kepada keselamatan. Kalau mendegar berita Injil tetapi tidak pernah berkata “Tuhan masuk hatiku”, maka Tuhan belum kasih kesempatan. Tetapi kalau saatnya tiba, engkau akan tunduk dan takluk kepadanya. Saat itu “Praise the Lord”. Predestinasi harus di dalam konteks Puji Tuhan. Orang yang sekarang sudah mendengar Tuhan Yesus.Sedangkan orang masa perjanjian lama mendengar berita tentang salib (Yesus belum datang). Baik Yesus belum datang atau sudah datang. Saat Yesus belum datang, mereka percaya nubuatan. Sedangkan orang Perjanjian Baru percaya penggenapan. Orang Perjanjian Lama mendengar nubuatan tentang Mesias (Yesus adalah Mesias). Sebelum Yesus datang, mereka ibarat melambai-lambai dari jauh , mereka menanti penggenanpan dari janji. iman mereka mengarungi waktu berabad-abad di depan. Iman mereka melihat ke depan sedangkan kita (orang-orang setelah kedatangan Tuhan Yesus) melihat ke belakang.Prinsipnya : sama. Ada yang mengatakan orang Perjanjian Lama menggunakan hati nurani sebagai standar. Padahal hati nurani sudah rusak.  Kita terima Yesus yang sudah datang, sedangkan orang perjanjian lama berdasarkan yang akan datang.

Q : Apa yang dimaksud dengan murtad?
A : Murtad menurut kitab Ibrani  Ibrani 2:1Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. 3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus (orang kudus = orang suci, orang-orang yang sudah percaya) , yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, 4:1  Sebab itu, baiklah kita waspada (be aware), supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
Mengapa timbul pasal 3 , 4 dan 6? Kalau orang itu murtad lagi bagaimana? Ternyata beda. Istilah murtad dalam konteks Ibrani, orang Ibrani  sangat bangga dengan tradisi Musa. Salah satu tradisi Musa : korban persembahan, sunat, tradisi-tradisi Perjanjian Lama. Mereka sangat bangga sekali. Kemudian orang Ibrani percaya kepada Kristus lalu suatu kali muncul guru-guru Taurat, yang berkata kepada mereka kamu percaya Kristus baik tidak salah, tetapi kamu jangan buang ketiganya. Kalau begitu bagaimana caranya? Sambil kamu percaya sambil praktekkan ini. Murtad kalau menengok ke belakang dan mengambil kembali ketiganya. Tidak ada kaitan (bersinggungan) dengan aspek keselamatan. Maka dikatakan waspada, hati-hati. FF Bruce, penafsir Perjanjian Baru mengatakan”Ini pendekatan aposteriori, sebuah pendekatan yang harus dikasih tahu dan peringatan iitu  tidak mungkin terjadi pada orang yang diberi peringatan”. Murtad jadinya Kristus plus ketiganya (mengambil yang lama berjalan bersama dengan Kristus). Tidak ada hubungan dengan keselamatan.

Q : Kemahatahuan Allah tentang keselamatan.Apakah Allah tahu siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak?
A : Allah pasti tahu orang-orang yang diselamatkan. Masalahnya kita yang tidak tahu. Ujung-ujungnya menyinggung sifat kemahatahuan Allah (Kita berkata, “Oh andaikata kita tahu orang yang dipilih, kita injili dia maka dia bertobat. Kalau tidak injili, orang itu akan masuk neraka”). Untung Tuhan tidak kasih tahu supaya kita bergantung pada Tuhan. Sedangkan Tuhan pasti tahu sehingga Ia akan mengutus utusan Injil untuk datang mengabari Injil sehingga ia diselamatkan. Saya punya rencana saat di sorga nanti, salah satunya saya ingin mencari orang yang memberitakan Injil ke saya (pembicara saat retreat lalu). Terakhir saya coba telusuri jejaknya, ia ada di Indonesia saat saya pelayanan di Yogya. Ia direktur dari MIF Asia Pasifik (Mission Aviation Fellowship). Ia ada di perwakilan di Indoneisa. Saya ingin bertemu dengan.  Kabarnya ia sudah kembali ke Filipina. Namun 5 tahun lalu saya mendengar dia sudah meninggal.  Dengan khotbah dia di retreat membuat saya bertobat. Masih ingat orang yang menginjilmu dan memperkenalkan Yesus kepadamu? Jangan lupakan orang yang membawa berita keselamatan kepada kita. Itu anugerah besar untuk kita. Saya juga ingin bertemu dengan Rasul Paulus dan Rasul Petrus. Tuhan pasti tahu. Untuk orang yang diselamatkan, Ia akan dikurung dan pasti bertobat. Ia akan bawa berita Injil agar orang itu mendengarnya dan bertobat.

Q : Kemahatahuan Allah tentang kejatuhan dalam dosa (Adam dan Hawa).
Kalau dipikir sumber semua masalah adalah Tuhan sendiri. Ia ciptakan Adam dan hawa dan dia kasih tahu bahwa semua pohon di taman ini boleh dimakan dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan yang di tengah taman jangan kamu makan karena kamu pasti mati. Harusnya jangan ciptakan pohon. Terus dikasih tahu lagi posisinya di tengah taman. Lalu diberi larangan (jangan dimakan). Ilustrasi : suatu kali pulang ke rumah dan melihat. Cukup kaget karena di gagang pintu ada tulisan ‘jangan intip’. Biasanya kalau larangan malah dilakukan (malah kita intip).  Lalu kalau Allah maha kuasa kenapa ada ular dibiarkan muncul? Jadi semua  sumbernya adalah Allah. Setelah jatuh dalam dosa, lalu diusir keluar taman Eden. Yang salah siapa yang tanggung siapa.
A : Free will harus dimengerti dalam konteks otoritas Allah.  Allah menciptakan mereka dalam peta dan teladan (gambar dan rupa Allah), Hal ini berarti Allah memetakan sedikit sifatnya pada manusia. Sehingga manusia tahu sifat kasih dan baik dari sifat Allah yag maha kasih dan baik. Bedanya Allah maha sedangkan manusia tidak. Juga tidak semua dipetakan. Salah satunya yaitu ketidakberubahan. Allah tidak berubah. Manusia berubah (dulu rambut hitam sekarang putih). Salah satu sifat Allah yang diberikan ke manusia adalah sifat moral yaitu sifat untuk mengatakan mana yang baik dan tidak (kalau kamu makan pasti mati). Manusia tahu aspek moral. Morality adalah aspek choices (pilihan). Aspek pilihan ini muncul, bagaimana pelaksanaannya melalui kecintaan mereka pada Allah maka mereka harus menjalankan pilihan. Sehingga kebebasan itu konsekuensi logis dari peta dan teladan Allah. Bila manusia peta dan teladan Allah tetapi tidak ada aspek moral, maka manusia menjadi robot. Harus ada aspek moral. Aspek moral menjelaskan komplit peta dan teladan Allah. Harus ada ujian berbentuk pilihan. Kamu makan maka kamu akan mati. Mereka mengerti ? Sangat mengerti tetapi belum alami. Tetapi justru mereka pilih untuk melawan Allah. Sejak kapan mereka berdosa? Mereka berdosa saat datang ke tengah taman? Berdosa saat mereka petik buah? Pada saat mereka mengunyah pertama kali? Saat mereka datang ke tengah taman menunjukkan mereka datang dengan motif  untuk mengambil dan memakan buah berarti sudah berdosa. Tetapi karena belum dilakukan berarti potential sin. Kalau sudah punya potensi tinggal tunggu waktu. Ini yang kitab Yohanes katakan keingin mata kalau sudah dibuahi menjadi dosa. Secara potensi mereka sudah jatuh. Itu sebabnya barang siapa memandang perempuan dan dalam hati sudah mengingini dalam hati, sudah berdosa.  Seorang laki-laki akan meninggalkan ayah ibunya dan bersatu dengan istrinya (bukan sebaliknya). Itu konsep kekepalaan (headship). Waktu Hawa jatuh, Adam ada di mana? Adam ada di samping Hawa. Hari itu Adam melepaskan hak kekepalaan. Perintah tidak boleh makan datang kepada Adam. Tetapi hari itu Hawa (coup de tat) mengambil otoritas Adam. Hawa mengambil alih posisi suami. Mengambil posisi suami maka istri membuka peluang setan masuk. Suami jelilah, jangan menanggung kesusahan istrimu sendiri karena engkau melepaskan hak kekepalaanmu. Kamu harus jadi bemper di depan istri karena istri mahluk lemah. Setan paling tahu : Jalan masuk yang ampuh dan mudah adalah melalui para istri. Kalau istri tidak cinta Tuhan dan marah kepada suami, hal ini sudah mirip Setan. Kepala hanya diberikan kepada Adam. Adam biarkan istri berjalan sendiri dan menanggung resiko. Lalu dia melihat Hawa mengambil dan memakan buah. Adam menanti-nanti apakah Hawa mati tidak. Ternyata Hawa tidak mati. Maka Adam pun ikut.  Ini konsekuensi logis sebagai peta dan teladan manusia untuk menunjukkan ketaatan , harus ada pilihan-pilihan. Waktu Yesus menebus kita, Dia menebus kepada blueprint penciptaan, diciptakan menurut gambar khalikNya. Itu sebabnya pilihan menunjukkan hal yang serius dalam hidup iman kita. Apakah kita mau taat atau tidak.

Q : Bagaimana dengan orang yang sakit jiwa? Bisa diselamatkan?
A : Kalau Allah maha kuasa, maka suatu kali Ia bisa merapikan kabel-kabel  yang korslet supaya ia bisa mengerti Injil dan menerima Yesus. Setelah itu korslet lagi. Ada seorang kawan yang melayani orang-orang mentally retarded, Saya pernah diajak pelayanan oleh dia. Saya pernah melihat orang yang mulut mencong dan iler-nya keluar sehingga saya mengambil handuk kecil untuk mengeringkannya. Hari itu 2 jam saya duduk untuk mengajarkan satu kalimat doa Bapa Kami selama 2 jam. Setelah itu dia bisa ngomong. Besoknya disuruh mengulangi ia lupa lagi (mulai dari enol lagi).Teman saya punya hati yang luas untuk orang seperti ini. Sekarang ia punya beberapa sekolah di Jakarta ini. Namnya Ibu Ingkan Mangundep. Orang-orang yang melayani seperti dia bisa dihitung dengan jari. Saya pernah ketemu dengan orang di pedalaman Kalimatan Timur. Anaknya cantik dan kembar. Masih kecil, manis dan matanya buta. Saya pimpin kebaktian natal mereka menyanyi. Saya menangis melihat mereka. Di tempatnya ini tidak ada sekolah, sehingga akhirnya diputuskan untuk mendirikan sekolah. Saya yang mengajar. Perlu untuk membuat sekolah bagi anak-anak  mentally retarded . Mereka perlu penerimaan yang penuh penerimaan, kasih dan empati. Tidak semua orang bisa melayani orang-orang seperti itu. Saya tidak punya hati seluas itu. Dua jam hanya untuk 1 kalimat doa Bapa Kami!

Q : Kalau bayi di dalam kandungan meninggal, masuk surga atau neraka?
A : yang pertama konsep predestinasi, apakah ia dipredestinasi atau tidak. Yang kedua konsep Family covenant, kalau kedua orang tua percaya kepada Kristus, maka ortu berani berharap anak itu diselamatkan (nubuatan tentang Yesus). Tapi tidak ada kepastian. Saya lebih memilik konsep  predestinasi karena ada kepastian. Covenant bicara tentang nubuatan tentang Kristus (konsepnya samar). Mungkin tidak seorang bayi dilahirkan baru? Anak kecil 5 tahun bisa bertobat menerima Tuhan Yesus? Anak ini belum mengerti. Saya akan layani anak 5 tahun dalam khotbah bertema “Anak yang Hilang”. Ternyata anak-anak itu menangis dan bisa mengerti firman Tuhan. Waktu ditanya siapa mau terima Tuhan Yesus, mereka dengan isak tangis menjawab,”Saya mau”. Anak kecil bisa jadi merupakan anak jenius. Jadi jangan memberi pengajaran yang tidak benar kepada anak kecil. Seperti : persembahan Habel diterima, sedangkan persembahan Kain ditolak tahu darimana? Karena asapnya lempang? Tidak ada pengajaran seperti itu. Kain memberi persembahan yang busuk-busuk? Memang Kain berani memberi persembahan yang busuk? Tidak berani. Bedanya Habel mempersembahkan dengan iman sedangkan Kain tidak. Habel mempersembahan yang paling baik untuk Tuhan. Belum tentu Tuhan terima persembahan yang baik, indah, ultimat belum tentu Tuhan terima kalau tidak sesuai dengan kehendakNya. Anak-anak bisa terima Tuhan Yesus. Bagaimana dengan batita? Bisa terima Tuhan Yesus? Bayi dalam perut bisa terima Tuhan Yesus? Di Alkitab, ada bayi yang terima Tuhan Yesus. Dua orang hamil tua bertemu, saat bayi Yohanes pembaptis bertemu dengan Yesus di dalam perut. Kalau Tuhan mau Dia bisa membuat bayi bertemu Tuhan Yesus. Tuhan itu humor tinggi.

Q : bagaimana dengan orang yang bunuh diri?
A : Orang bunuh diri, tidak diperkenan Tuhan. Tetapi Allah punya pertimbangan khusus untuk orang yang bunuh diri walau tetap salah. Tetapi kalau orang tersebut terima Tuhan Yesus, masuk surga. Tapi ada penghukuman untuk orang yang bunuh diri. Ada kepicikan yang dibuat manusia. Saya mendengar cerita dari Pdt. Stephen Tong. Saat penjajahan Jepang di Tiongkok. Ada sebuah keluarga yang mempunyai 2 gadis yang percaya Yesus dimasukkan ke penjara. Di pengadilan mereka ditanya, apakah mau menyangkal atau tidak. Kalau tidak mau menyangkal mereka akan ditelanjangi, dibawa keliling desa (dipermalukan) baru dihukum mati. Akhirnya malam sebelum diekesekusi mereka bunuh diri.  Mereka orang Kristen. Tindakan Allah tidak tergantung dari kebodohan manusia. Allah pasti tidak berubah. Selamat tetap selamat. Kebodohan pasti ada hukuman tetapi tidak mengubah keputusan Allah mengenai keselamatan. Percaya Tuhan Yesus tidak mengubah apapun juga. Yudas, diberikan label anak durhaka. Yudas di surga atau di neraka? Dosanya Petrus tidak kurang dari Yudas. Bedanya : hanya yang satu dapat kesempatan, satu tidak. Satu dipulihkan dan satu dibiarkan. Apakah Tuhan mati untuk orang yang tidak diselamatkan?