Sunday, September 27, 2015

Rancangan Kitapun Dia Tahu


Ev. William

Yeremia 29:10-14
10  Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
11  Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
12  Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
13  apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
14  Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. —

Pendahuluan

                Apakah kita boleh merencanakan sesuatu dalam kehidupan kita? Tentu boleh! Sebelum masuk SAAT dan menjadi hamba Tuhan, saya kuliah di Jambi. Orang tua saya mempunyai rencana bagi hidup saya . Mama meminta saya untuk kuliah jurusan ekonomi di Jambi dan setelah itu masuk STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Mungkin karena mama saya ingin saya seperti dirinya yang bekerja sebagai karyawan di BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Saya pun kuliah sesuai rencana orang tua. Setelah 3 tahun studi, saya mengikuti program magang. Namun saat menjalaninya saya mengalami kecelakaan sehingga berdampak pada perubahan rencana hidup. Saya melihat orang meninggal di depan saya sebanyak 4 kali. Seminggu sebelum saya mengalami kecelakaan, ada seorang kakek yang sedang menanti ajal. Saat itu saya magang di desa yang kecil sehingga kakek itu tidak dibawa ke rumah sakit. Penduduk berkumpul di rumahnya sampai akhirnya kakek itu menghembuskan nafas terakhir. Sehari sebelum kecelakaan, saya mengantar teman saya ke rumah sakit kecil di desa karena menderita sakit Chikungunya. Oleh petugas rumah sakit, teman saya diletakkan di ranjang untuk mendapat perawatan. Namun tiba-tiba, kami terkejut saat melihat ada 2 orang bapak yang membawa 2 anak remaja yang bersimbah darah dan kejang-kejang. Bapak itu kemudian berkata, “Tolong! Anak ini baru saja kami tabrak!” Melihat kondisi kritis kedua anak remaja tersebut, kami berdua langsung diacuhkan dan mereka fokus pada kedua anak remaja ini. Di sini saya melihat mereka kejang-kejang dan kemudian satu per satu meninggal. Dari mulut mereka mengalir darah. Kemudian saat saya kecelakan dan dirawat di rumah sakit, kamarnya ada 2 tempat tidur. Kemudian seorang penderita darah tinggi diantar menempati ranjang yang satunya lagi untuk meninggal di sana. Pengalaman-pengalaman  ini menyeramkan sekali sehingga membuat saya takut melihat darah. (Sewaktu ada program donor darah di gereja, saya ingin memberanikan diri untuk mendonorkan darah. Tetapi ingatan tentang darah muncrat membuat saya takut sekali). Akhirnya di rumah sakit, saya berkata kepada Tuhan, “Apakah arti hidupku?” Seperti di Yakobus 4:14 dikatakan , sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.. Saya bertanya dalam hati, “Mengapa saat kecelakaan, saya tidak langsung meninggal saja? Apa arti hidupku?” Akhirnya saya menyadari bahwa hari esok adalah misteri dan saya pun bertekad melayani Tuhan.

Rancangan Damai Sejahtera

                Janji Tuhan dalam Yer 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.  Apa maksud kalimat ini? Tuhan memiliki rencana damai sejahtera bagi umatNya. Namun damai sejahtera itu seperti apa? Bukankah hidup kita, kadang damai kadang tidak? Saat merencanakan usaha, terkadang usaha kita tidak berjalan lancar. Saat merencanakan jalan-jalan , kita sakit. Menurut kita, rencana hidup kita baik, tapi kadang Tuhan melakukan interupsi dalam rencana itu. Namun kita harus ingat, hari esok bagi kita merupakan misteri tapi bagi Tuhan tidak ada misteri. Kita perlu tahu, apa itu penderitaan dan damai sejahtera itu sendiri. Kita mungkin setuju ada waktu sedih ada waktu senang, Habis gelap terbitlah terang. Habis dukacita akan ada sukacita. Jadi sukacita dan dukacita berjalan secara bersambungan.
                Yer 29:10 mengatakan Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. Dari perkataan Tuhan ini ,seakan-akan saat pembuangan bangsa Israel mengalami penderitaan dan 70 tahun lagi Tuhan baru akan memberikan sukacita dan ini seperti sequel (bersambungan). Namun melihat di ayat 11 rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera. Apa maksudnya? Di dalam pembuangan sekalipun , kamu harus melihat Akulah Allah yang membuat rancangan damai sejahtera. Artinya di tengah pembuangan itu sekalipun, bangsa Israel tetaplah bersukacita. Jadi seorang Kristen tidak hanya melihat sukacita dan dukacita berjalan bersambungan tetapi juga berjalan simultan (bersama-sama). Seperti yang dikutip dari ayat :
1.     1 Tes 5:16 dikatakan “Bersukacitalah senantiasa”. Jadi di tengah suka atau sakit (penderitaan) sekali pun bersukacitalah. Di tengah penderitaan sukacita tidak mati.
2.     Fil 4: Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!.
3.     2 Kor 6:10   sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.

Akhirya kita bertanya mengapa kita bisa bersukacita di tengah dukacita? Kita ingat janji Tuhan : rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera. Allah kita adalah Allah yang hidup yang berjanji menyertai kita. Ketika tahu  rancangan Allah merupakan rancangan damai sejahtera, apa yang harus kita lakukan?

1.     Jangan pusing. Kita tidak harus merencanakan segala sesuatu dalam hidup kita secara rinci. Perencanaan hidup adalah sesuatu yang indah. Tuhan kita adalah Sang Perencana yang Agung. Dia merancang alam semesta yang besar ini sampai sel terkecil dalam diri kita. Kita juga harus tahu bahwa rumah akan berdiri kokoh bila direncanakan dengan baik. GKKK Mabes ini juga berdiri seharusnya dalam rencana yang baik. Perencanaan ini hal yang indah dan harus dilakukan di dalam hidup kita. Tetapi kita tidak harus merencanakan setiap titik kehidupan kita secara rinci. Mari kita persilahkan Tuhan juga ikut merencanakan dan berkarya. Yesus berkata dalam Yoh 5:19. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Yesus hadir dalam pelayanan dan melakukan kehendak Bapa. Apakah dalam hidup, saat merencanakan sesuatu kita juga membiarkan ada ruang di mana Tuhan bekerja dalam hidup kita? Dalam persekutuan doa, ada pokok-pokok doa yang direncanakan misal :  berdoa untuk Negara RI, GKKK Mabes, doa pribadi untuk pengakuan dosa. Mungkin di tengah doa kita yang sudah direncanakan tadi, saat berdoa pikiran bercabang karena anak sakit dan pekerjaan belum selesai. Terkadang Tuhan ingin mengingatkan kita, ini pokok doa yang harusnya kamu doakan. Jangan anggap ini sebagai ketidakfokusan dalam doa.  Mungkin kekhawatiran itu tidak terucapkan dalam doa kita kepada Tuhan. Kita berdoa untuk ini-itu sedangkan pergumulan kita tidak kita serahkan kepada Tuhan. Saya pernah mendapat uang Rp 20.000 di bus, lalu saya kantongi (bila ditaruh lagi akan ada orang lain yang mengambilnya). Tapi saya juga berdoa, saya mau memberi uang ini pada orang yang tepat. Ketika turun bus, ada seorang kakek tua yang bekerja sebagai tukang sol sepatu. Saya berdoa , “Tuhan jika kepada orang ini uangnya harus diberikan, maka akan saya berikan.” Kami naik angkot sama-sama. Terus aya berdoa lagi, “Kalau dia itu yang harus diberikan, dia akan turun tepat di mana saya akan turun.” Dan ia turun di mana saya turun sehingga saya memberikan uang Rp 20.000 itu kepadanya dan berkata, “Tuhan Yesus memberkati Bapak.” Dalam menunjukkan kasih kepada sesama dan dalam pelayanan dan pekerjaan kita, apakah kita pernah bertanya, “Tuhan pekerjaan ini sulit, apa yang harus saya lakukan? Tuhan aku mau, Tuhan yang merencanakan? “

2.     Jangan takut! Kasih karunia Tuhan itu cukup. Pada acara kesaksian di persekutuan doa Rabu kemarin, saya memberi kesaksian tentang rasa khawatir tertular penyakit cacar air yang mengunci hidup saya. Ada lagi kejadian sewaktu kecil, saya bermain jailakung dengan teman saya. Jailakung adalah permainan dengan menggunakan kayu dan pulpen lalu mempersilahkan roh masuk. Saya tidak ingat secara rinci apa yang terjadi. Yang saya ingat malam setelah saya bermain jailakung, di pintu kamar saya ada suara desahan.  Menyeramkan sekali. Desahan itu terjadi setiap hari. Saat itu saya menangis ketakutan. Selama seminggu saya ketakutan, sehingga saya melaporkannya ke orang tua. Papa saya berkata, “Itulah maka jangan main sembarangan.” Mama saya berkata, “Berdoa Wil!” Saya baru sadar bahwa  ketakutan itu telah mengunci pikiran saya dan akhirnya saya lupa berdoa dan bersandar pada Tuhan. Saya tidak bilang kejadian itu nyata atau khayalan saya. Tetapi ketakutan itu mengunci pikiran kita bukan pada Tuhan tetapi pada ketakutan itu sendiri. 1 Yoh 4:18a Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Ketika kita tahu akan kasih Tuhan , kita akan tidak takut menghadapi bahaya apapun. Yer 29:12-14 12  Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;  apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,  Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.   Seakan Tuhan berkata , “Hai orang Israel jangan takut! Aku bersertamu. Kamu butuh apa, ada Saya.” Dengan memahami bahwa rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera, maka kita tidak menjadi takut.

3.     Tetap berjuang. Tuhan mau kita tidak menyerah. Walau rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera, jangan sampai kita tidak melakukan apa-apa. Tuhan berjanji untuk menyertai tetapi tidak berarti kita tidak berbuat apa-apa. Bahkan saat pembuangan, umat Israel harus melakukan sesuatu . Yer 29:7  Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yer 29:4-5 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel: Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya. Di dalam masa pembuangan sekalipun,  diminta kepada umat Israel untuk mengusahakan kesejahteraan kota. Saat ditanya kita lahir di mana? Jawabannya “Di Indonesia” (mungkin ada yang mau lahirnya di TIongkok atau Amerika). Ketika kita sadar lahir di Indonesia, maka usahakanlah kesejahteraan di kota. Tuhan mau ketika kita tahu bahwa dalam rancangan Tuhan yang damai sejahtera, Dia mau kita berjuang. Ada seorang laki-laki yang melihat kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya. Karena kasihan , ia membantu kupu-kupu itu keluar dari kepompong. Akhirnya keluarlah kupu-kupu itu tapi tidak bisa terbang dan tak lama kemudian mati. Laki-laki tersebut telah mengintervensi proses perjuangan kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Padahal Tuhan mengijinkan kupu-kupu keluar dalam perjuangannya untuk menguatkan sayapnya. Begitu juga dengan kita, kita maunya hidup santai-santai saja. Seharusnya ketika bekerja, kita berjuang. Tanpa perjuangan kita akan mati. Roma 5:3-4  Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dalam hidup kita Tuhan ijinkan adanya penderitan dan rasa sakit (di luar sukacita). Di situlah proses yang Tuhan ijinkan agar kita menjadi dewasa dalam iman kepada Tuhan.

Penutup

Yesaya 46:4   Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Kita mungkin tidak menghayati arti kata-kata tersebut. Tetapi Tuhan berkata bahwa Dia tetap menggendong kita. Tuhan berserta kita sampai putih rambut kita. Itu hal yang menakjubkan (amazing). Kiranya kita tahu rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera. Kiranya kita tidak pusing, tidak takut dan tetap berjuang! Karena Tuhan menyertai kita.



Keputusasaan Kitapun Dia Tahu


Ev. Susan Kwok

1 Raja-Raja 19:1-3
1 Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,
2  maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
3  Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
4  Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
Matius 27:3-5
3  Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
4  dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"
5  Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.

Pendahuluan

                Siapa yang tidak pernah putus asa? Putus asa berarti tidak ada harapan lagi. Orang yang tidak punya harapan biasanya berkata, “Aduh saya sudah setengah mati” karena harapan itu adalah inti dari kehidupan. Walau hidup itu sulit tetapi selama masih ada harapan, orang akan terus berusaha. Tetapi kalau harapan sudah hilang, maka sepertinya tidak ada hidup lagi. Tanpa diundang keputusasaan bisa datang. Baik orang dewasa maupun anak-anak bisa putus asa. Keponakan saya saat berusia 10 tahun merasa putus asa terhadap sekolah karena PR yang begitu banyak ditambah les . Awalnya ia senang ke sekolah tapi lama-lama dia tidak mau lagi. Setiap kali mau sekolah dia menangis sehingga orang tuanya  kemudian mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Ada juga seorang anak SD kelas 4 didapati orang-tuanya meninggal karena menggantung diri di pintu. Di dalam buku catatannya dia menulis bahwa dia bunuh diri karena putus asa akibat tidak mampu membayar uang sekolah. Kalau anak kecil bisa putus asa, apalagi orang dewasa. Jemaat bisa putus asa demikian pula dengan hamba Tuhan. Seorang hamba Tuhan “besar” bisa putus asa.

1.     Nabi Elia.
Siapa yang tidak kenal nabi Elia? Seluruh orang Israel mengenal nabi Elia dan sepanjang zaman Yesus orang mengenalnya. Pada waktu dimuliakan di atas gunung (transfigurasi), Yesus didampingi oleh Elia dan Musa. Itu tandanya Elia bukan orang sembarangan. Dalam kitab 1 Raja-Raja dikisahkan bagaimana melalui Elia terjadi banyak mujizat. Dengan membaca Alkitab kita akan menghormati Elia dan menghargai bagaimana Elia melayani Tuhan. Suatu hari Elia mengalami putus asa. Ia merasa mau mati.

Mengapa Elia putus asa? Sebagai hamba Tuhan , ia melakukan banyak tugasnya sendirian. Ia menghadapi sendirian orang Israel yang jahat dan raja-ratu Israel yang tidak percaya dan membangun banyak berhala. Pelayanan bertumpuk yang harus dikerjakan , membuat Elia secara fisik dan mental menjadi lelah. Kelelahan ini ditambah dengan kebingungan Elia “Ia sudah melakukan firman Tuhan tetapi mengapa orang Israel tidak bertobat?”. Elia berkhotbah dari dengan lembut sampai memberi peringatan keras, dan banyak mujizat dilakukan di hadapan orang Israel tetapi tidak ada yang bertobat. Bahkan setelah melakukan perintah Tuhan dengan  membakar nabi-nabi Baal, malah kemudian berbalik ia yang akan dibunuh. Elia menjadi bingung karena ia berpikir, “Bukankah kalau saya sudah melakukan firman Tuhan maka seharusnya semuanya berjalan lancar, tetapi kenapa ia mau dibunuh?” Itu sebabnya ia menjadi takut karena ia merasa bersalah dalam perbuatannya. Ia kemudian masuk ke padang gurun dan tidur dengan harapan bahwa saat terbangun ia tidak lagi di bumi tetapi di sorga. Pada ayat ke-10 dan 14 Elia mencurahkan isi hatinya: “Aku seorang diri bekerja segiat-giatnya dan aku lelah. Aku sudah baik-baik mengerjakannya mengapa jadinya begini? Aku sudah menunjukkan banyak hal yang luar biasa, mengapa mereka tidak bertobat, Tuhan?” Akhirnya ia mau mati. Elia sungguh-sungguh mau mati karena putus asa. Dia minta kepada Tuhan agar mencabut nyawanya.

Terdapat banyak contoh keputus-asaan dalam keluarga, perusahaan, dan kehidupan. Di dalam keputusasaan, kita mencoba mencari jalan keluar yang bisa menolong kita. Ada istri yang suaminya selingkuh sehingga akhirnya ia memotong kemaluan suaminya. Sang istri sudah putus asa, kalau suaminya dinasehati, tidak mau mendengar. Istrinya berpikir, Ini cara satu-satunya agar suaminya tidak selingkuh lagi. Padahal selingkuh bisa ada di dalam hati. Selingkuh bisa dengan pikiran. Ini yang tidak diketahui Sang Istri. Pada beberapa tahun lalu, ada juga istri yang mengalami hal yang sama (suaminya selingkuh). Pada waktu suaminya tidur, dia memotong kemaluan suaminya dan membuangnya ke kandang ayam.

Intinya banyak hal yang bisa membuat kita putus asa. Bagaimana Allah memberi jawaban kepada Elia? Allah tahu bahwa Elia jenuh dan lelah secara fisik maupun mental, tetapi Elia juga salah dalam hal pemahaman terhadap Allah. Itu sebabnya saat Elia bangun dari tidur, Allah mengutus malaikat untuk memberinya makanan. Elia makan lalu tidur lagi. Keesokan paginya Allah memberi ia makan dan ia menjadi kuat. Allah tahu bahwa saat itu Elia perlu kepulihan fisik dan istirahat secara mental. Setelah siap, Elia bisa berjalan 40 hari dan 40 malam untuk mendapatkan berita yang penting lagi dari Tuhan. Elia manusia, demikian juga kita. Kalau Elia bisa lelah secara fisik dan mental, kita juga bisa. Kalau Elia selaku hamba Tuhan bisa memiliki pandangan yang salah terhadap Tuhan, apalagi kita.  Dan salah satu cara Allah memulihkan fisik dan mental, Allah mengatakan, “enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan” (Kel 20:9-10a). Selama 6 hari manusia memikirkan banyak hal dalam pekerjaan dan lain-lain sehingga perlu istirahat, setelah itu manusia perlu mengkhususkan waktu untuk duduk diam (tidak melakukan pekerjaan dan duduk mendengarkan firman Tuhan). Lalu Elia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan dan Allah memberitahukan berita penting (1 Raja-Raja 19:15-18). Allah tahu apa yang harus Elia perbuat. Tuhan berkata, “Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia." Elia terbatas dalam pandangan dan penilaian , tetapi Allah membukakan kenyataan sebenarnya. “Kamu jangan putus asa karena pelayananmu tidak sia-sia. Karena apa yang kau kerjakan di dalam Tuhan tidak pernah gagal!” Pernah tidak kita merasa gagal dalam hidup? Misal : gagal mendidik anak, gagal membina hubungan harmonis dengan pasangan kita, gagal di dalam menerapkan kebijakan dalam perusahaan sehingga perusahaan tidak maju malah bangkrut dll. Kegagalan-kegagalan mungkin ada di tengah kita. Tetapi saat itu kita perlu pergi ke pribadi yang benar. Ketika permasalahan datang dan membuat putus asa, kita harus tahu kemana kita harus pergi.  Kita tahu dan kita berseru. Ketika kita berseru Allah menjawab kita dan kita harus belajar peka mendengarnya!

2.     Yudas.
Matius 27:3-5  Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,  dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"  Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.
Yudas mengalami keputus-asaan dan kemudian ia mengambil jalan pintas : bunuh diri! Elia meminta kepada Allah untuk membunuhnya, tetapi Yudas memutuskan membunuh dirinya sendiri. Apakah Tuhan tidak mengingatkan dan mengasihi Yudas? Allah mengasihi Yudas seperti Allah mengasihi Elia! Sebelum Yudas melakukan dosa yang besar, Yesus sudah mengingatkan Yudas beberapa kali. Pada perjamuan malam terakhir, Yesus mengawali pembicaraan dengan murid-muridNya dengan berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." (Mat 26:21). Kalau Yudas peka, maka seharusnya ia berhenti saat itu dan jangan melakukan pengkhianatan.  Karena Yesus sudah tahu, pengkhianatan besar akan terjadi. Tetapi ia tetap melanjutkan rencananya. Ketika murid-muridnya bertanya, “Siapa? Siapa?” Yesus berkata, “Orang yang Aku berikan roti dan anggur perjamuan ini, dialah yang akan menghianati Aku!”. Lalu Yesus memberikannya kepada Yudas. Artinya Yesus tahu siapa yang akan menghianatiNya. Setelah itu Yudas bisa berhenti dari pengkhianatannya. Kita lebih sering seperti Yudas. Allah memperingatkan dan akhirnya kita jatuh dan putus asa. Ibarat seorang ayah yang memiliki 7 orang anak. Suatu hari dia mengumpulkan anak-anaknya dan bertanya, “Siapa yang mencuri uang Rp 1 juta dari dompet ayah?” Anak-anak saling bertanya, “Hayo siapa yang mencuri?” Lalu sang ayah berkata, “Yang mencuri adalah orang yang saya berikan pempek Palembang! Sang ayah bertanya bukan karena dia tidak tahu tapi agar anaknya mengaku dan tidak mengulangi perbuatannya. Lalu sang ayah mengambil pempek Palembang dan memberikannya kepada seorang anak. Siapa yang mencuri? Yaitu anak yang dikasih pempek Palembang. Tetapi anak ini kemudian berkata, “Bukan saya! Bukan saya!” Lalu ia keluar dari rumah dan tidak pernah balik lagi untuk minta maaf seperti Yudas yang mengambil keputusan untuk bunuh diri. Akhirnya Yudas dicatat sebagai seorang pengkhianat. Dia mempunyai catatan yang gelap dalam hidupnya. Kalau Elia ditolong Tuhan dengan cara yang indah karena Elia mau terbuka mengungkapkan masalahnya kepada Tuhan tanpa ditutupi. Elisa kemudian menggantikan Elia. Namun Elia punya kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Elia dicatat sebagai orang yang dibawa ke sorga oleh Allah dengan kereta kuda berapi! Elia tidak perlu mengalami sakit fisik dan kematian. Hanya Henokh dan Elia yang tidak mengalami kematian. Artinya apa? Seakan Tuhan berkata, “Aku mengerti keputusasaanmu, dan sekarang Aku memanggilmu karena sudah waktunya. Aku akan mengangkat engkau dan bebanmu sehingga engkau tidak mengalami keputusasaan.” Tetapi kalau Tuhan belum mengijinkan kita untuk lepas dari permasalahan, apakah kita akan mengambil keputsuan seperti Yudas? Bila hamba Tuhan bunuh diri di kamar, jemaat gempar. Sang hamba Tuhan meninggalkan catatan, “Saya lelah melayani di gereja. Jemaatnya sulit diingatkan karena keras kepala. Semua saya kerjakan sendiri karena tidak ada yang mau menolong saya. Sudah tidak ada harapan untuk jemaat di sini. Tidak ada harapan untuk melayani di sini. Saya lelah. Saya mau pulang saja!” Lalu ia pun menggantung diri di kamar mandi namun masalah tidak selesai karena akan diminta pertanggungjawabannya oleh Tuhan. Tuhan akan berkata, “Beraninya kamu menghabisi hidupmu. Kamu masih harus kerja dan berlelah., Kembalilah lagi!” Sebelum Tuhan menyatakan cukup berarti Tuhan masih akan memberikan kekuatan.

3.     Jemaat mula-mula
Kis 4:29 Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Kisah Para Rasul pasal 4 bercerita tentang jemaat mula-mula yang diambang keputusasaan. Jemaat ini luar biasa, mereka tidak berdoa supaya mereka Tuhan melepaskan masalah, tetapi mereka minta keberanian untuk memberitakan firman Tuhan. Seharusnya doa jemaat Yerusalem ini menjadi bahan evaluasi doa kita selama ini. Ketika kita menghadapi banyak masalah, pernahkah terucap dari bibir kita, “Tuhan berikan kita keberanian menghadapi masalah (tidak lari dari masalah) ini.” Hidup ini susah. Tahun ini katanya kondisi ekonomi tambah susah dibanding tahun lalu. Tahun depan siapa yang menjamin lebih mudah dari tahun ini? Bagaimana kalau tahun depan lebih susah dari tahun ini? Apa yang kita butuhkan untuk menghadapi kesusahan demi kesusahan? Keberanian dari Tuhan! Keberanian didasarkan kepada percaya bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita. Allah bisa saja mengijinkan masalah datang lagi. Jangan berpikir bahwa setelah berdoa, masalah selesai dan bila masalah lain lagi datang akan cepat selesai. Jemaat mula-mula setelah berdoa seperti Kis 4:29, tidak lama kemudian hamba Tuhan mereka yaitu Stefanus mati dibunuh dengan jalan dilempar dengan batu (Kis 7:58). Berdoa bukan berarti kebal dari masalah. 1 Kor 10:13: 13  Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Kesimpulan

1.     Hidup ini tidak gampang, jadi jangan hidup secara gampangan. Hidup gampangan itu hidup yang dibuai oleh mimpi-mimpi. Ada yang hanya mimpi menjadi kaya, tetapi kenyataannya tidak pernah mau bekerja keras.  Ada juga yang bermimpi punya banyak investasi tetapi hidupnya boros atau ada yang bermimpi mendapat istri yang setia, tetapi dirinya playboy (suka gonti-ganti pacar) alias tidak setia!

2.     Hidup orang percaya tidak terlepas dari pikul salib. Kalau mau hidup melayani Yesus, maka orang percaya harus siap menderita (tetapi bukan penderitaan yang dicari-cari). Kalau hidup sesuai dengan firman Tuhan dan dunia menolak maka kita akan menderita. Seperti apa yang dikatakan pada Mat 16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

3.  Jangan sok pintar dan sok tahu di hadapan Tuhan. Apa adanya di hadapan Tuhan yang Maha Tahu. Mazmur 73:21-24 ditulis oleh Asaf. Sebagai orang percaya, ia banyak menemukan tanda tanya, kebingungan yang membuat dia tidak percaya lagi pada Tuhan. Antara lain mengapa usaha orang fasik , orang jahat dan orang tidak percaya lebih lancar dari orang percaya? Mengapa orang dunia lebih sehat , lebih gemuk, tidak banyak penyakit dibanding orang percaya yang tambah lama tambah banyak penyakit? Bukankah kita juga suka bertanya begitu dan  kadangkala pertanyaan kita tidak ada jawabannya. Hal itu kemudian seringkali membuat kita ragu apakah Tuhan ada atau tidak ? Kemudian Asaf masuk ke bait Allah dan mulai mengerti. Saat di bait Allah, Tuhan berkata, “Asaf nanti kamu lihat ujung hidup mereka atau waktu Aku memanggil kamu di rumahKu baru kamu mengerti bahwa kalau kamu susah itu bukan kegagalan.” Karena banyak kejadian dalam hidup yang tidak terduga. Ada hamba Tuhan yang istrinya meninggal tertabrak, tetapi ia baru tahu 1-2 hari kemudian. Karena pada hari istrinya meninggalkan rumah pergi ke kos anaknya setelah mereka berdua ribut mulut. Orang kalau marah tidak mau bertanya. Ia pikir bahwa istrinya pergi 1-2 jam tidak apa-apa. Biarkan saja nanti juga kembali. Setelah sehari pergi, ia mengira bahwa paling juga istrinya akan pulang nanti malam. Tetapi ketika tidak pulang sampai besok, baru tanya mengapa tidak pulang? Barulah ia bertanya kepada anaknya, “Apakah mamamu di sana?” Ketika anaknya menjawab “Tidak ada!” barulah ia terkejut. Lalu ia mencari ke sana-sini dan kemudian mendapat berita, “Bapak silahkan datang ke rumah sakit untuk memeriksa  apakah jenazah ini benar istri Bapak?” Ada kejadian tidak terduga dan bila dialami membuat kita bersedih dan penuh penyesalan? Itu bisa membuat kita putus asa. Semalam ada seorang hamba Tuhan yang mengirim pesan melalui Blackberry kepada mu shi, “Pak Heri tanggal 3 September kemarin istri saya meninggal menjadi korban tabrak lari. Sekarang saya sedang dirawat, dan bila sembuh kemungkinan besar saya pincang.” Dia adalah orang yang coba kami kenalkan ke salah satu gereja di Sumatera Selatan untuk pelayanan. Baru sebulan lalu kami berbincang-bincang dengannya dan bertanya tentang CV-nya. Di sana tertulis namanya, nama istri dan kedua anaknya. Tetapi sekarang ia harus menulis bahwa status istrinya : almarhumah. Kejadian yang tidak terduga seperti ini bisa membuat kita putus asa.

4.   Terus tegar jangan sampai putus asa. Sekitar 2 minggu lalu, kesehatan Ai Willy mengalami gangguan. Sebelumnya ia tidak pernah menangis, tetapi waktu kami membesuknya ia menangis. Dia bertanya, “Shi mu, apa maksud Tuhan membuat saya sakit lama? Karena saya masih ingin membangun GKKK.” Kadang saya berpikir, “Wah orang ini sudah terbaring di tempat tidur, mengapa bisa memikirkan bahwa saya masih ingin membangun GKKK?” Kadang kala sebagai orang sehat , kita mengalami putus asa. Sedangkan Ai Willy yang terbaring di rumah sakit dari tanggal 11 September baru pulang ke rumah dengan kondisi belum terlalu baik sekitar seminggu lalu. Saat terakhir membesuknya, tangan dan lehernya sedikit bengkak tetapi ia masih bilang, “Titip salam buat jemaat. Doakan saya, tetapi jangan besuk karena butuh istirahat.” Ini contoh hidup. Orang yang susah sekali biasanya putus asa. Tetapi Ai Willy tidak putus asa dan terus minta didoakan dan sering berdoa sendiri. 


Kedegilan Kita pun Dia Tahu


Pdt. Abdiel Angkasa

Ul 31:27  Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih lagi nanti sesudah aku mati.
Ef 4:17-18 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-siadan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.

Pendahuluan

                Tema “Kedegilan Kita pun Dia Tahu” berkaitan dengan atribut Tuhan yang Maha Tahu. Maz 139:1  TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku. Tuhan adalah Tuhan yang Maha Tahu dan menyelidiki hati kita. Dia Pencipta kita luar dan dalam. Sebagai Pencipta, Dia tahu kelemahan dan keunggulan kita. Dengan demikian kalau ingin memperbaiki diri, maka kita  harus datang kepada Tuhan sebagai Pencipta kita.  Ibarat memperbaiki jam yang rusak tidak mungkin mencari ahli bangunan atau memperbaikinya di tukang sayur. Untuk itu kita harus mencari pabrik yang membuatnya. Tuhan Maha Tahu dan Pencipta kita. Dia mengetahui kita secara rinci.  Tidak ada satu hal pun yang Tuhan tidak tahu. Hal ini berbeda dengan kamera CCTV yang sekarang banyak dipasang di gedung-gedung.  CCTV hanya memperlihatkan kondisi di mana kameranya dipasang tapi Tuhan terus memperhatikan keseluruhan manusia. 20 tahun lalu, kalau ada saudara yang pergi ke Amerika maka kita mengatakan bahwa mungkin dalam waktu lama kita tidak bisa melihatnya lagi. Kita tidak bisa melihat saudara kita yang jauh seperti raut muka, rambutnya yang memanjang dan lain-lain. Namun sekarang dengan kemajuan teknologi internet seperti skype kita bisa melihat saudara kita yang jauh. Seperti juga dulu manusia mengatakan bahwa Tuhan Maha Tahu tapi Dia tidak melihat. Siapa bilang? Tuhan tahu apapun di muka bumi. Ibarat CCTV di mana-mana untuk melihat keadaan kita , apa pun keadaan kita Dia bisa melihat dan mengetahuinya.  Tuhan mengetahui semua keunggulan , kebaikan , kelemahan dan kedegilan kita. Dia berbeda dengan manusia.  Manusia lebih mudah menangkap kejelekan orang dibanding kelebihannya. Kebaikan orang tidak dipandang, tapi kebobrokannya cepat sekali kita tangkap. Kita tidak memuji hal-hal yang baik, sebaliknya begitu seseorang melakukan hal yang kurang baik langsung segera ditunjukkan. Kejelakannya dibicarakan terus di belakangnya. Manusia demikian, tapi Tuhan berbeda. Dia tahu keunggulan, kebaikan dan kejelekan kita. Tetapi Dia tidak terus menjelekkan kita. Dia mau kita berbalik dari kejelekkan dan menjadi baik. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma (Roma 12:2a) mengatakan, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu., Kamu harus berubah hati, karena inilah yang dikehendaki Tuhan.  Tuhan tidak memandang kejelekan kita tapi menghendaki kita berbalik. Kita jangan mencari kesalahan orang lain seperti yang umum ditemukan pada banyak orang. Matius 7:3 “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,. sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?". Tuhan mengetahui kelemahan kita walaupun hanya sedikit tapi tidak memegang terus kelemahan kita. Dia mau mengubah kelemahan, kedegilan dan kekerasan hati kita.

Pengertian Kedegilan

Ada beberapa ayat yang mengatakan tentang kedegilan (kekerasan hati). Contoh :
Ul 31:27  Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih lagi nanti sesudah aku mati.
Mrk 16:14  Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

Ada beberapa pengertian kedegilan di dalam Alkitab
1.     Dalam bahasa aslinya berarti memberontak. Hati yang degil diartikan egois, tetapi dalam firman Tuhan dikatakan kita memberontak . Saat Adam dan Hawa berdosa , maka dikatakan sebagai memberontak terhadap Tuhan. Ini sangat keras sekali. Kedegilan bukan hanya dikatakan egois, keras kepala tetapi memberontak terhadap Tuhan!
2.     Kekerasan hati. Rasul Paulus dalam Ef 4:17-18 mengatakan Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-siadan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai suatu hati yang keras.
3.     Hati yang buta (tidak dapat melihat, tidak punya hati nurani). Ketika melihat orang lain membutuhkan sesuatu, tidak peduli. Dengan kata lain, tidak peka terhadap orang lain.

Ada 2 contoh dalam firman Tuhan tentang hati yang keras :

1.     Firaun (Keluaran 7-12). Pada Keluaran (Perjanjian Lama) dikatakan, sewaktu bangsa Israel ingin keluar dari Mesir, Tuhan membuat hati Firaun mengeras. Tujuannya untuk memuliakan nama Tuhan (Tuhan dinyatakan di tanah Mesir).Tetapi kalau kembali ke cerita awal, Firaun orang yang mengeraskan hati. Ketika tulah-tulah itu terjadi, FIraun tidak mau mengubah sikap diri sendiri. Tuhan sudah memberi kesempatan kepada dia untuk berubah tapi dia tidak mau! Dari tulah pertama hingga sembilan, Firaun tidak mau berubah.  Akhirnya pada tulah ke sepuluh setelah kehilangan anak sulungnya meninggal barulah Firaun berubah. Tuhan memberikan kesempatan melalui 9 tulah, kalau ia mau berubah maka  Tuhan akan berbelaskasihan terhadapnya. Namun walau telah diberikan kesempatan, Firaun tetap tidak mau berubah. Seperti juga sekarang, kalau kita keras hati, Tuhan terus ingatkan kita untuk berubah.  Jangan tunggu sampai kita kehilangan sesuatu (baik manusia dan barang) baru kita berubah.  Kisah Firaun mengingatkan kita bahwa kekerasan hati tidak akan menyelesaikan masalah. Kita harus bersandar pada Tuhan!

2.     Orang Farisi (pada Perjanjian Baru). Mereka telah menghafal kitab Taurat. Mereka tahu kapan Mesias akan datang dan untuk apa Dia datang Mereka tahu semuanya. Mereka mendengar perkataan para nabi. Mereka menunggu sampai Tuhan Yesus lahir di dalam dunia ini. Namun setelah itu mereka malah menolakNya! Padahal kelahiranNya sudah dicatat dalam firman Tuhan! Ini  menujukkan orang-orang Israel yang mengeraskan hati. Mereka tidak mau menerimaNya. Walau kelahiran Mesias sudah diberitakan tapi mereka masih tetap pada pikiran sendiri. Sebagai pemuka agama, belum tentu ia percaya kepada Mesias. Orang Farisi beribadah dan melakukan semua kewajiban agamanya namun tidak ada keselamatan di dalamnya. Ketika datang ke gereja, tujuannya untuk apa? Untuk mendengar firman Tuhan, bertemu dengan teman, menikmati AC dan lain-lain. Namun apakah Penyelamat kita (Juruselamat) ada di dalamnya? Apakah Dia menjadi sentral dan titik tujuan kita? Setiap kali beribadah dan ikut persekutuan, apakah kita semakin serupa dengan Dia atau kebalikannya? Ketika kita pulang dari gereja dan kembali ke sekolah (kuliah) atau tempat pekerjaan, apakah kita meninggalkan kedegilan hati kita dan semakin hari semakin serupa denganNya? Jangan kita datang ke gereja karena rutinitas atau sebagai kewajiban orang Kristen (aku ke gereja karena aku orang Kristen). Kewajiban kita yang seharusnya adalah semakin hari  semakin serupa dengan Allah!

Berubahlah! Jangan keraskan hati!

                Ada pepatah yang mengatakan bahwa kedegilan hati membuat kita buta mata. Sehingga kita tidak peka dan mengakibatkan kerugian bagi kita. Berikut adalah ilustrasi tentang mercu suar dan kapten yang keras kepala. Seorang kapten sebuah kapal sedang berlayar dalam malam yang gelap dan kelam. Tiba-tiba Sang Kapten melihat sebuah sinar di depannya, dan ia tahu bahwa kapalnya sedang ada dalam jalur tabrakan dengan sumber terang itu. Maka ia bergegas ke radio dan mengirimkan suatu pesan darurat yang menuntut agar kapal tersebut mengubah jalurnya sepuluh derajat ke Timur. Beberapa detik kemudian, ia menerima sebuah pesan jawaban. Pesan itu berkata, “Tidak dapat melakukannya. Ubahlah jalur Anda sepuluh derajat ke Barat.” Kapten itu menjadi marah. Ia mengirimkan pesan tidak jelas lainnya. “Aku adalah seorang kapten angkatan laut. Aku menuntutmu mengubah jalurmu.” Ia menerima pesan kembali beberapa detik kemudian. Pesan itu berbunyi, “Aku adalah kelasi kelas dua. Tidak dapat melakukannya. Ubahlah jalur Anda.” Kapten itu sekarang sangat marah. Ia mengirimkan sebuah pesan terakhir. Bunyinya, “Aku adalah sebuah kapal perang, dan aku tidak mau mengubah jalurku!” Ia mendapat pesan pendek sebagai jawaban. Bunyinya, “Aku adalah sebuah mercu suar. Itu pilihan Anda, pak. Sering kali, kita seperti kapten angkatan laut itu, kita dapat keras hati dan keras kepala (degil). Kita memikirkan semua alasan agar kita tidak berubah (seperti telah disakiti, orang yang bersalah, tidak mau mengampuni dan lain-lain). Alkitab merupakan mercu suar pribadi kita, yang menyinarkan kebenaran dalam kehidupan, dengan mengatakan bahwa kita harus mengubah jalur kita. Bila kita tidak mau berubah, maka kita sedang menuju masalah. Saat kita berada pada jalan yang menghancurkan, Tuhan sedang memerintahkan untuk mengubah jalur kita. Sering kita mengikuti pikiran kita dan, tidak mengandalkan Tuhan sehingga dalam banyak hal kita bisa gagal.
Ibrani 3:15 : Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman,"

                Ketika kita tetap mengeraskan hati kita, punya hati yang memberontak dan hati kita masih buta, kita harus mendengar suara Tuhan. Seperti firman Tuhan katakan pada Ibrani 3:7-11  Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,   janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,   di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.   Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,  sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.". Inilah mercu suara kita yakni Firman Tuhan (FirmanMu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz 119:105) agar kita tidak jatuh. Apakah kita menganggap firman Tuhan sebagai mercu suar atau seperti kapten kapal kita minta firman Tuhan menyingkir dan membuat diri kita menjadi keras hati. Ketika menjadi anak-anak Tuhan, kita seharusnya membaca firman Tuhan  agar kita bisa tahu apa yang harus dilakukan. Kita tidak pergi ke tempat yang sia-sia tetapi harus berjalan terus sehingga semakin hari semakin serupa Tuhan Yesus. Tuhan tahu kekerasan hati kita. Tapi bukan hanya tahu, Dia mau mengubah kita.

Kunci Perubahan : Rendah Hati!

Tidak hanya sekedar tahu, tetapi Dia mau kita berubah. Dia memakai Roh Kudus untuk menolong kita berubah.
Tuhan mau kita berubah. Dia tahu kelemahan kita. Dia mau kelemahan kita diubah jadi keunggulan bagi kita. Pertanyaannya : kita mau tidak? Kuncinya adalah “rendah hati”.  Tadi kapten kapal tidak rendah hati dan terus tidak mau mengalah sehingga bisa berdampak merugikan. Jadi kuncinya adalah maukah kita merendahkan hati? Kalau kita mau merendahkan hati sehingga semakin hari kita semakin serupa Yesus. Siapa yang jadi pedoman saat kita menjadi penyambut, petugas kolekte dan menjadi aktifis lainnya?. Apakah tiap hari kita semakin serupa Kristus? Kalau tidak serupa, kita bisa menjadi orang yang memberontak kepada Tuhan. Mengapa pohon di tengah taman Eden (pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat - Kejadian 2:17) mau diambil oleh Hawa? Padahal terdapat bermacam buah-buahan, mengapa sengaja memilih buah dari pohon itu yang Tuhan sudah larang untuk dimakan? Maka dengan rendah hati kita melawan kekerasan hati kita. Seperti lirik dari pujian ‘Ubah Hatiku’

Ubah hatiku seputih salju
Ubah hatiku sperti diriMu
Engkau penjunan ku tanah liat
                Bentuk jadikan itu doaku

Dikatakan “Engkau penjunan aku tanah liat”.  Ini sangat jelas. Tanah harus diubah dan dibentuk. Kita tidak tahu caranya, karena bukan penjunan. Tanah liat kalau diubah bentuknya harus dikasih air. Kerendahan hati seperti air. Ia mengubah kekerasan hati dan membuatnya menjadi lembut. Setelah itu baru bisa dibentuk menjadi suatu barang yang indah sekali. Kuncinya : mau tidak merendahkan hati?  Dia Tuhan yang Maha Tahu dan tahu kekerasan hati kita. Bukan hanya tahu, Dia mau mengubah hati kita.


Doa Pemazmur di Hadapan Allah yangMaha Tahu

Ev. Hery Kwok

Maz 139
1  Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;
2  Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
3  Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
4  Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
5  Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.
6  Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
7  Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
8  Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
9  Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
10  juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
11  Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,"
12  maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
13  Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
14  Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
15  Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
16  mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
17  Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!
18  Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.
19  Sekiranya Engkau mematikan orang fasik, ya Allah, sehingga menjauh dari padaku penumpah-penumpah darah,
20  yang berkata-kata dusta terhadap Engkau, dan melawan Engkau dengan sia-sia.
21  Masakan aku tidak membenci orang-orang yang membenci Engkau, ya TUHAN, dan tidak merasa jemu kepada orang-orang yang bangkit melawan Engkau?
22  Aku sama sekali membenci mereka, mereka menjadi musuhku.
23  Selidikilah aku, ya Allah, dan kenAllah hatiku, ujilah aku dan kenAllah pikiran-pikiranku;
24  lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!

Pendahuluan

                Lirik lagu “Aku Datang ke Salib” (I am Coming to the Cross oleh William G. Fischer) menguji apakah kita benar-benar percaya pada Allah yang Maha Tahu? Apakah kita percaya bahawa Dia benar-benar Maha Kuasa?
                Kuserahkan padaMu, teman waktu dan harta, Sengap jiwa ragaku, milikMu selamanya.
                Kupercaya padamu O domba di Kalvari, Aku sujud padamu, Yesus slamatkan daku
Liriknya merupakan gambaran dari komitmen penyairnya (William Mc. Donald)  akan gambaran dari Allah yang Maha Tahu. Jadi kita perlu memeriksa sejauh mana kita berani mempercayai teman, waktu dan harta kepada Tuhan yang Maha Kuasa?
                Di suatu sekolah sedang diselenggarakan ujian untuk mengetes apakah para siswa telah belajar dengan serius. Siswa yang malas dan tidak serius mempersiapkan diri, biasanya duduk dekat siswa yang pintar dan rajin karena ingin menyontek. Walau menyontek dilarang oleh guru, tapi saat terdesak maka larangan itu dilanggar. Saat ujian, seorang siswa yang malas menendang temannya yang duduk di depannya. Tapi temannya tidak menanggapi. Siswa malas itu kesal dan menendang lagi. Teman yang duduk di depan itu merasa kesal karena merasa terganggu. Siswa yang malas itu kemudian dengan marah bertanya,” Nomor 3 berapa? Saya tidak bisa!” Temannya berkata,”Sst! Ada Tuhan yang Maha Tahu!” Siswa yang malas itu menjawab, “Tuhan memang Maha Tahu tapi tidak melihat!”

                Gambaran tentang pengenalan manusia terhadap Allah ada pada ilustrasi di atas. Ada konsep tentang Allah bahwa Dia adalah pribadi yang Maha Tahu tapi ia bukan Tuhan yang melihat pada waktu saya mengalami kesulitan. Sehingga saat ingin memahami Tuhan yang Maha Tahu dari sudut ciptaanNya, manusia menjadi ragu-ragu tentang kemahatahuan Tuhan. Banyak orang Kristen berada dalam kondisi ini. Ia meragukan Tuhan Maha Tahu karena keterbatasan manusia untuk memahami Tuhan Yang Maha Kuasa. Kemudian dari keragu-raguan meningkat jadi ketidakpercayaan pada Tuhan!
                Saat menemui kesulitan (seperti anggota keluarga ada yang sakit, terkena PHK, anak bermasalah, perceraian dll) pertolongan Tuhan sepertinya tidak nyata. Sehingga keterbatasan memahami Allah yang Maha Kuasa melahirkan hati yang curiga,  pesimis dan tidak mempercayai Tuhan. Banyak orang Kristen seperti ini. Iutlah gambaran manusia yang terbatas mencoba memahami Allah yang tidak terbatas. Keterbatasan manusia tidak mampu menerobos pengertian tentang Allah yang Maha Besar. Pada kelas Tiranus gelombong 3 (tema : Jika Allah Tahu, Mengapa…?) dipaparkan bahwa orang-orang mencoba menjelaskan kemahakuasaan Allah tetapi menemui kesulitan sehingga muncul berbagai pendapat. Ada yang berkata Allah Maha Tahu tapi tidak mau menolong atau ada juga yang berpendapat Allah tidak punya kesanggupan menolong. Itulah gambaran dari manusia yang terbatas yang berusaha menjangkau yang tidak terbatas!

Pemazmur tentang Allah yang Maha Tahu

                Pemazmur mencoba mengajak kita untuk tidak meragukan (menolak) kemahakuasaan Allah agar hidup kita mengalami kelimpahan dari kebaikan Yang Maha Kuasa. Kitab Kejadian menulis manusia diciptakan Allah seturut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26). Manusia diciptakan sebagai mahkota dari seluruh ciptaan Allah (ikan di laut, hewan di darat, burung di udara dll). Sebagai peta dan teladan Allah, manusia diberikan kemampuan untuk mengetahui apa yang Allah berikan.

                Bila di dalam lemari ada ikan tapi tidak mengeluarkan bau maka kucing tidak akan mencarinya. Ia tidak bisa berpikir jangan-jangan di dalam lemari ada ikan atau makanan lainnya. Itulah binatang. Berbeda dengan manusia yang bisa memikirkan sesuatu di balik lemari. Manusia memiliki keinginan untuk mencari tahu. Seorang bayi yang melihat tissu basah dengan pembungkus bergambar bayi akan mencoba mengambilnya. Mungkin dia mengira gambarnya mirip dengan dirinya sehingga ia ingin tahu dan coba mengambilnya. Demikian juga dengan remaja yang memiliki keingin-tahuan semakin besar sampai membuka situs-situs porno. Sebagai peta dan teladan , manusia boleh mencari tahu ciptaan Allah lainnya dan mencobanya (baik atau jahat). Sebagai ciptaan, manusia terbatas dalam segala hal. Namun manusia tidak bisa membatasi Allah dengan salah satu atribut Allah yang disebut Kemahatahuan Allah.

                Ada sebuah cerita dari Tiongkok. Pada zaman dulu , ada seorang raja bijaksana yang telah merasa lelah dan tua sehingga ingin mencari penggantinya. Sayangnya ia tidak mempunyai keturunan. Lalu diadakan undian untuk mencari pemuda yang pintar dan bijakasana agar bisa mengetahui keinginan rakyat. Para pemuda di kerajaan tersebut lalu diseleksi sehingga didapat 5 orang calon yang kemudian dibawa ke hadapan raja.  Sang raja mengambil 5 buah kantong, yang masing-masing berisi sebuah biji (bibit) pohon. "Tanam, rawat dan siramlah bibit ini dengan segenap hati kalian. Kembalilah kepadaku setelah satu tahun dari sekarang, Kita lihat bagaimana hasil tanaman yang kalian rawat. Dari hasil tanaman tersebut saya akan memilih salah satu dari kalian untuk menggantikan saya" titah raja. Semua pemuda pun bergegas kembali ke rumah mereka dan mencari tanah yang baik untuk menanam benih yang diberikan oleh sang raja. Demikian juga Ling, salah satu pemuda jujur yang dipanggil sang raja. Setiap hari Ling selalu merawat dan menyirami benih tersebut. Namun hingga bulan ke dua, ketiga dan bulan-bulan berikutnya tak sesentipun benih tersebut tumbuh. Padahal menurut teman-temannya, benih mereka sudah tumbuh menjadi pohon yang subur dengan buah-buah yang mulai muncul. Ling pun sedih, ia sadar bahwa ia telah gagal. Pada hari yang ditentukan, kelima pemuda itu kembali ke istana dengan membawa semua hasil tanamannya. Dengan sedih, Ling membawa sebuah pot kecil berisi bibit yang tidak tumbuh. Ia tertunduk lesu, sementara semua teman-temannya membawa pohon di pot besar, ada yang berbunga indah, ada pula yang berbuah lebat. Raja berkeliling dan melihat tanaman-tanaman yang menjulang dengan indahnya kecuali pot milik Ling. Raja pun meminta setiap pemuda maju, bercerita tentang usahanya. Satu per satu dari kelima pemuda menceritakan apa yang telah mereka lakukan. Yang terakhir Ling berkata, “Raja saya minta maaf karena saya tidak bisa melakukan yang Raja minta. Saya sudah mengusahakannya tapi gagal. Saya siap dihukum karena tidak berhasil melakukan apa yang Raja minta!” Sang raja kemudian berkata, "Baiklah, aku sudah menemukan siapa yang akan menjadi penggantiku." Ruanganpun senyap seketika menantikan titah raja selanjutnya. Ia kemudian menggandeng tangan Ling, dan mengumumkan Ling sebagai penggantinya. Seketika semua orang terkejut, namun mereka tertunduk memberikan hormat.  Raja pun memberi penjelasan, “Rakyatku, ke empat peserta lainnya telah menipu! Sebenarnya, bibit yang saya berikan setahun lalu adalah bibit yang sudah mati. Sangat tidak mungkin menghasilkan tanaman yang lebat dengan buah-buah ranum dan bunga-bunga indah. Ling, adalah pemuda yang jujur dan berani. Ia membawa sebuah pot kosong dengan bibit yang tidak tumbuh. Untuk itulah aku memilihnya sebagai penggantiku.” Hikmat raja ini membuat rakyat Tiongkok menjadi takjub.

                Hal ini seperti kisah raja Salomo yang berhasil memutuskan siapa ibu yang sejati dari bayi yang diperebutkan. Ada dua orang perempuan yang melahirkan, tetapi salah satunya tidak sengaja meniduri anaknya sehingga mati. Keduanya kemudian mengaku sebagai ibu bayi yang masih hidup. Salomo meminta diambilkan sebilah pedang, dan memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu sejati sang bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan ibu sejati bayi tersebut. Waktu melihat . raja Salomo bisa mengetahui ibu yang sejati maka rakyat Isreal percaya ia bisa memerintah Israel dengan baik.

                Pemazmur menggambarkan kemahatahuan Allah seperti pada Maz 139:2  Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Kata yang dipakai pemazmur untuk menunjukkan kmematauahn Allah dan sifat Allah menunjukkan bagaimana Allah mengetahui dan mengerti ciptaan Allah secara detil. Kata duduk dan berdiri menunjukkan  aktivitas sehari-hari dan gambaran manusia dalam kehidupan sehari-hari dan semuanya diketahui Allah! Bahkan Allah mengerti pikiranku dari jauh. Ini tidak bisa dimiliki manusia yang hanya ciptaan saja!

Kata-kata yang dipakai Daud sangat spesifik. Istilah mengerti dipakai dalam hubungan suami - istri. Pdt Yakub Susabda mengatakan bahwa Allah memberikan arahan kepada manusia untuk mendapat teman hidup supaya sama-sama bertumbuh. Kalau punya pasangan lalu kualitas iman turun, maka ia bukan pasangan yang sebenarnya. Pasangan sejati dapat mengungkapkan apa yang dialami tanpa rasa takut dan bila berjauhan akan merasa rindu. Bila suami-sitri terus bergaul dengan baik maka masing-masing akan saling mengetahui secara dalam. Bahkan dengan memberi sinyal, suami/istri akan mengetahui kemauan pasangannya. Suami tahu kebutuhan istrinya karena relasi yang demikian dekat satu dengan lain. Gambaran  inilah yang disampaikan pemazmur. Allah benar-benar mengetahui bahkan saat aku duduk dan berjalan, karena Dia punya relasi dengan baik. Inilah yang menjadi penghiburan Daud bahwa ia benar-benar memiliki Allah yang tidak terbatas dengan pikiran yang terbatas.

Perjalanan hidup Daud menemukan perjalanan rohani dengan Tuhan. Daud dibukakan tentang kemahatahuan Allah. Kepadanya disampaikan oleh nabi Samuel bahwa ia telah dipilih sebagai raja sebelum hal ini terealisasi. Dia diburu untuk dibunuh oleh raja Saul sampai akhirnya tahta kerajaan dimilikinya secara absolut. Hal ini menggambarkan bagaimana Allah memimpin dia melalui proses kerohanian. Saat Daud melakukan dosa, Allah menyuruh nabi Natan untuk menegurnya. Hati Daud kemudian disadarkan oleh Allah, Allah mengetahui hal-hal yang terjadi di tempat yang tersembunyi seperti saat Daud berzina  dan menyebabkan prajuritnya sendiri (Uria) mati. Orang lain tidak ada yang tahu. Itu permainan yang paling lihai dari politikus yang paling jahat, Waktu menuliskan perjalanan hidupnya, ia tahu relasi Tuhan dengan dirinya sendiri. Maka pemzamur berkata bahwa waktu duduk , berdiri Dia mengetahui pikiran yang paling tersembunyi yang mungkin orang lain (seperti pimpinan di kantor, istri dan yang lain) tidak tahu. Ia memakai ungkapan seperti pada Maz 139:12  maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang. Pada waktu kecil, saya  sering bermain petak umpet. Permainan ini mudah dimainkan karena hanya membutuhkan minimal 2-3 orang saja. Yang kalah menghitung sampai yang lain bersembunyi di tempat yang paling gelap (agar yang kalah tidak bisa melihat bayangannya). Saat itu kegelapan menutupi kita dan pandangan manusia yang terbatas tidak bisa menebus kegelapan. Namun Allah bisa mengetahui di tempat yang paling gelap sekalipun. Ini merupakan gambaran yang tepat untuk menjelaskan Allah.

Kesimpulan

1.     Mari kita belajar untuk tidak membatasi kemahatahuan Allah dengan keterbatasan kita agar tidak frustasi dan pesimis tapi berani untuk bertanya dan belajar kepada Allah. Ai Willy menderita sakit dan waktu Rabu lalu kondisinya kritis. Saya duduk di belakang tirai dan bicara ke anaknya,Samuel,”Soal hidup-mati saya yakin kalau Tuhan bilang mati tidak ada yang bisa menambahkan umurnya dan kalau Tuhan belum bilang mati , maka tidak seorang pun bisa mencabutnya. Setelah melalui masa kristis, Tuhan akan berikan kesempatan.” Ini dialami Ai Willy. Kesehatan terus mengalami kemajuan sehingga infuse dan selang makanannya dicabut. Bahkan untuk menjalani terapi, Ai Willy diminta dokternya untuk ke lantai 5 (sebelumnya terapisnya yang datang) untuk refreshing. Saya berkata,”Selamat melihat orang yang lebih susah (karena kalau di kamar hanya melihat diri sendiri).” Ai Willy menjawab, “Iya mu shi, saya mau sehat dan ke gereja.” Saya juga belajar dari orang-orang  yang saya layani. Jadi jangan batasi Tuhan karena Tuhan yang punya kuasa. Itu miliknya. Yang diminta kepada kita agar percaya terus kepadaNya. Waktu cuti, mama saya sakit terkena osteoporosis. Melalui whatsapp adik saya memberi kabar bahwa mama bertambah parah dan akan dibawa ke rumah sakit. Saya sebenarnya ingin pulang dan memperpendek cuti karena juga sedang banyak tugas. Namun saya tidak mau membatasi Tuhan dan akhirnya kita pulang sesuai skedul. Saya bukan superman sehingga kalau pulang bisa melakukan segalanya. Waktu saya pulang Jumat pagi dikatakan bahwa mama saya sudah boleh pulang. Ia pulang dari rumah sakit dengan sukacita. Saat kita dalam kesulitan paling besar, jangan pernah membatasi , mempersempit atau mengerdilkan Allah. Biar Allah dengan kuasaNya yang agung bertindak.

2.     Mari belajar mempercayai Allah dalam seluruh aspek. Akuilah Dia dalam seluruh jalan. Percayailah Allah dalam segala tindakan. Dalam berdagang, kalau Allah ajarkan sesuatu, ikutilah. Jangan pikir klien akan hilang atau kita akan kehilangan rejeki kalau sungguh bersama Dia. Daud menutup dengan kalimat, Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;  lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! (Maz 139:23-24). Karena hati manusia tidak konsisten (tidak tetap) sehingga Daud minta terus diselidiki supaya dikenal dan dijaga. Dlaam kitab suci ada kalimat “bulatkanlah hatimu”. Hati manusia tidak konsisten, kadang naik dan turun (dalam ketidakberdayaan). Namun kalau hati sudah bulat maka kita akan terus percaya dan berani percaya pada Tuhan. Maka jalan anak-anak Tuhan akan dijaga dan terus dijaga Allah.


Allah Sanggup Pulihkan Keluargaku


Pdt. Yakub Susabda

Maz 127
1   Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
2  Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah — sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
3  Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.
4  Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
5  Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.

Pendahuluan

                Maz 127:1 Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya. Tema hari ini “Allah Sanggup Pulihkan Keluargaku”, lalu keluarga akan dipulihkan seperti apa? Kalau pengertian keluarga dipulihkan hanya agar suami-istri bisa saling mencintai, maka tidak ada keunikan iman Kristen. Kalau kita berpikir mengenai Tuhan, tidak semua keluarga yang baik dan saling mencintai adalah keluarga yang dibangun oleh Allah.

Allah hanya mencipta 2 macam lembaga yaitu

1.     Gereja. Mat 16:15-19 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"   Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"  Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.  Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.  Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." Segala sesuatu yang mengasihi Allah tidak pernah muncul dari hati manusia. Kalau pikiran dan  hati manusia yang membuat manusia menjadi percaya kepada Tuhan, itu bukan keselamatan! Karena keselamatan adalah anugerah semata. Sehingga dalam hal keselamatan, kita harus percaya sesuatu yang sepertinya tidak masuk akal yakni Allah membangun gereja!
2.     Keluarga. Kej 1:26-28 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."  Allah berinisiatif menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya lalu memberkati mereka. Allah kemudian menyatukan laki-laki dan perempuan dalam ikatan pernikahan dan memberikan mandat untuk beranak cucu , menaklukkan bumi dan kerjakan!

Tujuan Allah Menciptakan Keluarga

               Di dalam keluarga, manusia dilahirkan dan dipersiapkan supaya menjadi mitra dan rekan kerja Allah. Bila dalam keluarga ada 3 anak, maka untuk ketiganya Allah punya rencana berbeda. Mungkin ada yang jadi dokter, guru TK atau  businessman. Anak bukan milik orang tua tetapi titipan Allah. Orang tua agar mempersiapkan anak-anak yang dititipkan. Jangan sampai anak-anaknya digerakkan insting untuk hanya hidup dan kaya, karena bila demikian bisa menjadi musuh Allah. Maz 127:4 Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Anak-anak harus seperti panah di tangan pahlawan, supaya ditargetkan mencapai sasaran yang Tuhan mau. Kalau anak mau menjadi guru TK, maka orang tua harus mendukungnya. Tugas orang tua untuk melengkapi dan menyiapkannya. Nantinya pada masa remaja, anak itu akan mengenal talentanya, menyukainya dan mempunyai beban menjadi seorang guru TK. Seperti Allah kehendaki manusia untuk menaklukkan bumi dan mengerjakannya (Kejadian 1).  Roma 8:31  Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Roma 8 Allah membebaskan manusia dari jerat dosa. Tujuan mendirikan keluarga bukan sekedar untuk hidup bahagia. Keluarga dipulihkan maksudnya juga bukan sekedar yang tadinya bertengkar jadi rukun, tapi itu bukan tujuan utama. Biografi mantan Presiden (1998-1999) Habibie (79) dituangkan dalam film Habibie dan Ainun (2012). Film ini menggambarkan cinta Habibie kepada istrinya, Ainun, yang terkena kanker dan akhirnya meninggal dunia di usia 70 tahun (22 Mei 2010). Habibie selama beberapa waktu menderita depresi. Ia sedih sekali. Setiap hari ia pergi ke makam Ainun dan menangis. Kakak Ainun mencarinya dan berkata, “Kamu kan mantan presiden, mengapa kamu seperti itu? Kalau Ainun tahu, ia akan menyesal sekali punya suami yang baik tapi depresi seperti ini. Bangun! Indonesia masih membutuhkan kamu!” Mendengar nama Ainun disebut, Habibie lalu bangun , mandi dan mulai bekerja. Ia pun berpikir bagaimana hidupnya agar berguna. Suatu kali ia menulis buku”Habibie dan Ainun”. Salah satu tema di bukunya “Dimana Ainun?”. Pada bagian ini ,  ia meminta beberapa tokoh agama Islam, Budha , Kristen, Katholik dan Hindu, “Tolong jelaskan di mana Ainun?” Bukunya menggambarkan betapa Habibie dan Ainun saling mencintai. Jadi kalau tujuan pernikahan hanya untuk memulihkan dan saling mencintai, lalu keunikan Tuhan Yesus dimana? Cinta memang penting, tapi berapa pun besarnya cinta manusia, kasih Allah berbeda. Rasul Paulus mengatakan, “Bila kamu saling mencintai seseorang sampai rela mati dibakar untuk orang itu, tetapi kamu tidak mempunyai kasih Allah dalam Kristus, cintamu yang luar biasa itu  sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Cinta seperti itu hanya membuat manusia kagum tapi tidak mempunyai nilai kekal. Jadi kalau Allah membangun rumah dan memulihkan rumah tangga, bukan sekedar supaya keluarga itu bahagia, saling mencintai dan bisa dinikmati. Bukan!

                Maka saat membicarakan mengenai keluarga Kristen, kita perlu mengetahui syarat pernikahan Kristen :
a.     Seiman (orang Kristen harus menikah dengan orang yang seiman). 2 Kor 6:14a  Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Karena tujuan pernikahan bukan sekedar hidup bahagia. Kalau tujuannya hidup bahagia, semua orang yang punya pribadi yang sehat dan matang (seperti Habibie) bisa.
b.     Sepadan. Untuk menikah selain seiman,  pasangan juga harus sepadan. Kalau pasangan sama-sama dari GKKK sudah seiman tapi belum tentu sepadan. Seiman tapi tidak sepadan tidak bisa.

Tingkatan Hubungan antara manusia
1.     Best-friend. Hubungan dengan orang yang baik dan kita sukai, bisa seperti best-friend (sahabat karib) Ini hubungan yang terbaik.
2.     Close friend. Hubungan antara manusia yang saling percaya dan menghormati. Di antara hubungan  suami-istri yang saling mencintai tidak ada rahasia (semua terbuka dan jujur). Saya ingin membahagiakan kamu. Misal : suami tugas ke luar kota selama 2-3 hari sudah rindu dan ingin menceritakan dan membagikan kisah kepada istrinya dan membuat sang istri tersenyum. Kalau istri sakit suami ikut merasa sakit dan sebaliknya. itu close friend. Itu juga jarang.
Untuk menjadi suami-istri minimal hubungannya close friend. Itu seperti konteks kehadiran Allah di dalam hidup kita. Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka (Matius 18:20). Kalau suami-istri tidak terikat dalam kasih Kristus maka gereja tidak ada Kristus. Jadi kehadiran Allah dalam hidup manusia dalam konteks 2-3 orang terikat dalam kasih (untuk pernikahan hubungan manusia harus close firend).
3.   casual friend (teman biasa). Hubungan teman biasa  tidak bisa membangun rumah tangga. Seperti dua orang bekerja di pabrik yang sama dan berteman. Setiap makan siang sama-sama ke food court dan terkadang nonton bersama karena merasa cocok. Tetapi tidak punya kewajiban bercerita. Tidak ada ikatan batin di antaranya. Dua orang bisa menjadi suami istri tetapi kalau hubungannya casual friend, tidak bisa membangun keluarga Kristen. Ada suami-istri yang hampir 20 tahun tidak pernah bertengkar tapi itu tidak cukup. Mereka bersama untuk melayani keluarga demi sang anak. Sebagai orang Kristen, dimana kehadiran Roh Kudus dalam keluarga seperti itu? Seharusnya semakin lama pernikahan pasangan Kristen, mereka akan menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana secara rohani serta peranan sebagai suami-istri lebih berkenan kepada Tuhan. Kalau tidak demikian, maka mereka bukanlah keluarga Kristen! Keluarga Kristen harus mengalami pertumbuhan. Kalau keluarga hanya sekedar untuk bahagia, tidak berzina dan tidak bertengkar, itu bukan Christian family. Dan Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya (Maz 127:1b). Membangun hidup hanya berdasarkan insting seorang survivor (pencari selamat), ini dilakukan semua orang. Tetapi seharusnya tidak begitu, pasangan Kristen harus seiman dan sepadan. Kalau casual friend, hanya kenal saja malah merasa asing (saya tidak kenal) bahkan musuhan. Kalau casual friend saja hubungannya, suami-istri tidak mungkin mencapai apa yang Tuhan mau. Seharusnya ikut yang Tuhan mau. Setelah seiman, sepadan baru mengalami pertumbuhan dan Tuhan membangun segalanya.

Ada sebuah buku yang ditulis oleh Tom Eishen berjudul “Temptation Man Lives” (?) yakni tentang godaan yang dialami oleh laki-laki. Menurutnya hampir semua laki-laki selalu menyediakan waktu, energy dan pikirannya yang terbaik untuk pekerjaan (workplace) dan bukan untuk keluarga. Seorang laki-laki memang harus bekerja dengan sungguh-sungguh tapi manusia ciptaan Tuhan diciptakan dengan peran ganda. Tanggung jawab seorang laki-laki bukan hanya dalam pekerjaannya. Peran laki-laki sebagai seorang suami harus menjadi kepala dan iman dalam rumah tangganya. Ia tidak bisa cuci tangan dan berkata, “Saya sudah bekerja 10 jam / hari dan masa masih dibebankan urusan pernak-pernik rumah tangga?” Sebagai seorang suami Kristen harus memahami bahwa hidup ini bukan hanya sediakakan waktu, energi, pikiran terbaik untuk pekerjaan lalu karena sudah lelah tidak mau dibebankan urusan rumah tangga (termasuk PR anak-anak dll) dan hanya mau menonton televisi. Tom Eishen mengatakan,”Hampir semua laki-laki selalu memandang remeh hal-hal rohani. Sedikit sekali ayah yang mengajarkan anak-anaknya membaca Alkitab. Sedikit ayah yang dilihat anak-anaknya saat berlurut dan berdoa (melakukan hal yang menyenangkan hati Tuhan). Walau pun ada Alkitab, ia lebih suka membaca surat kabar. Kalau laki-laki tidak punya selera rohani, mau dibawa kemana keluarganya?. Tom Eishen juga mengatakan,”Begitu banyak laki-laki yang kelihatannya baik tetapi ia masih menikmati hidup seperti seorang bujangan. Ia ingin menikmati hak seperti seorang lajang seperti pergi ke klub dengan teman-teman, pijat, mengobrol, setelah kerja lalu kumpul-kumpul untuk karaoke. Dia lupa bahwa hidup ada tahapannya. Ada yang mengatakan,”Memang aku tidak boleh punya teman?” Ia masih ingin seperti anak muda. Berpikir dan hidup seperti dulu saat di SMA. Punya pakaian trendi dan lain-lain. Tidak salah tetapi di belakangnya punya jiwa yang belum menikah. Banyak laki-laki hidupnya seperti itu. Begitu menikah sebagai manusia yang sehat jiwanya, harus siap berpisah dengan hidup masa mudanya. Ia masuk ke dalam hidup dengan tanggugng jawab yang berbeda. Ia  harus menjadi model dan contoh.

Untuk menjadi suami-istri harus memenuhi hukum :
-        kewajaran hidup. Bila tidak maka ia tidak bisa menjadi suami/istri atau ibu/ayah yang  wajar. Ada laki-laki yang sudah menikah dan punya anak, lalu kebetulan di-PHK, tetapi 3 tahun kemudian ia malah menikmati hidup tanpa pekerjaan karena istrinya yang bekerja dengan hasil yang bagus. Akhirnya kerjanya hanya santai dan main catur. Ini tidak wajar. Walaupun istri tidak keberatan, hidup tidak wajar pasti bermasalah. Ada laki-laki yang  sudah punya istri-anak tetapi masih SMS dengan bekas pacarnya. Ini tidak boleh! Karena itu mendatangkan percobaan. Jangan bilang tidak apa-apa. Mengapa masih menghidupkan perasaan yang harusnya kamu matikan? Hidup tidak wajar pasti bermasalah. Ada juga istri yang hidup tidak wajar . Tuhan menciptakan rahim dan tubuh yang elastis untuk melahirkan. Kalau tidak bisa lahir normal baru caesar untuk selamatkan nyawa. Sekarang wanita tidak mau sakit. Baginya bila melahirkan secara alamiah maka tubuhnya menjadi rusak. Padahal dengan proses kelahiran alamiah, baru membangkitkan jiwa keibuannya. Saat sedang sekarat melahirkan, ibu  dan anak disatukan Allah. Dengan keringatan dan kesakitan ibu menggendong bayinya itu. Cinta kasihnya dipersatukan Allah. Kesempatan yang hilang, sulit didapatkan kembali. Hal ini harus diwaspadai. Ada ibu yang punya 3 anak dengan 3 baby-sitter karena ia tidak mau mengurus anak (hanya mau bekerja). Seorang ibu tidak masalah bekerja. Tapi motivasinya bukan karena tidak suka anak kecil dan mengurus rumah tangga. Kalau demikian mengapa menikah? Sang Ibu hanya mau gampangnya saja, Anak-anak hanya menjadi mainan saja. Selebihnya pakai baby-sitter supaya sang Ibu bisa kipas-kipas dan menonton TV. Ia tidak pernah minta pertolongan Tuhan. Lalu apa yang harus saya ajarkan pada anak?
-        hukum hati nurani. Kalau tidak punya hati nurani maka  tidak bisa menjadi ayah dan ibu. Sepasang suami-istri punya 3 anak. Hidup mereka diberkati dengan berlimpah. Punya 3 rumah mewah  dan mobil-mobil mewah seperti Bentley-Jaguar dll yang harganya Rp 4-5 miliar. Kebetulan istrinya punya adik yang anaknya baru lulus SMA dan tidak punya biaya untuk kuliah. Dia diam saja, pura-pura tidak tahu. Punya hati nurani tidak? Bagaimana dipakai Tuhan ,kalau hati nuraninya tidak hidup?
Hukum kalau mau diteruskan banyak sekali. Ada 8-9 poin menurut Tom Eishen. Seringkali manusia tidak menyadari. Kalau engkau berikan yang bobrok itu, dalam hidup kita akan banyak masalah. Hidup harus sesuai dengan pengajaran Alkitab.
 
Arti Tuhan Memulihkan

a.     Tuhan memulihkan semua pernikahan supaya pernikahan menuju rencana Tuhan. Orang yang dipulihkan berarti sadar diri. Mau memperbaiki, ingin belajar danmencoba. 2 buah kasus untuk menjelaskannya :

-        ada keluarga yang suaminya dari latar belakang yang tidak biasa. Suaminya berprofesi sebagai dokter dan memiliki pendidikan tinggi (doctor – S3). Tapi keluarganya aneh. Saat sang suami praktek sebagai dokter, orang tuanya tunggu di kamar sebelah. Setiap kali pasiennya membayar, orang tuanya masuk untuk mengambilnya. Orang tuanya berprinsip sekolah sang anak dibiayai mereka maka setelah anaknya lulus, sang anak harus membayarnya kembali. Orang tua ini tidak peduli atas keluhan menantunya yang ingin punya rumah sendiri. Selama 10 tahuni keluarga anaknya terus menyewa rumah. Saat anaknya mengeluh dan meminta agar penghasilannya diambil separuhnya saja. Papanya kemudian marah dan berkata, “Kamu cari perempuan lain saja!” Istri yang malang ini saat konseling berkata, “Saya anak Tuhan dan saya mau mertua saya percaya Tuhan. Tapi bagaimana?” Saya menjawab,”Biar bagaimana pun, kamu harus mulai dengan percaya! Saya tidak tahu, kebijaksanaan macam apa yang akan Tuhan kasih” Pada Lukas  5, Petrus dan murid-murid lain semalaman mencari ikan tetapi tidak mendapat apa-apa. Lalu Yesus meminjam kapal mereka setelah selesai mengajar di depan orang banyak. Padahal tidak ada nelayan yang mencari ikan pada siang hari. Lalu Yesus berkata kepada Petrus, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Petrus menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Perintah Yesus sepertinya tidak masuk akal tapi Petrus mencoba. Begitu banyak ikan yang didapat, sehingga Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."  Petrus berkata begitu karena ia memakai pikirannya sendiri dan tidak tidak mengerti siapa Yesus sebenarnya! Maka kalau kita mau dipulihkan, mulailah dengan percaya! Tuhan akan memberikan kepadamu sehingga kamu menurut. Saya tidak bisa melakukan konseling terhadap mertuanya karena mereka bukan orang Kristen. Cara saya berpikir tidak bisa menyambung dengan cara pikiran mereka. Namun Dia sanggup melakukannya melalui kita yang percaya!

-        Ada seorang suami yang terus berzina. Sang Suami bercerita bahwa sebelum ia menikah, hidupnya sudah seperti itu. Bahkan sejak SMA, ia sudah biasa melacur! Setelah menikah ia ingin mengetahui cara untuk hidup benar. Saya berkata, “Kamu sudah mau dibaptis, apa yang seharusnya kamu lakukan?” Ia menjawab, “Saya ingin bertobat tapi tidak mengerti caranya!” Saya bertanya lagi,”Apa yang telah kamu lakukan?” Ia menjawab lagi, “Saya berdoa. Mungkin sudah hampir 2 tahun, tidak ada hasilnya. Teman-teman  saya membujuk untuk kembali berzina sehingga saya jatuh lagi. Saya menikmatinya.” Saya terus bertanya,”Kamu sudah berdoa 2 tahun , apa isi doamu?” Ia kembali menjawab,”Supaya nafsu perzinahan saya dicabut!” Saya terus mengejarnya, “Kamu serius agar Tuhan mencabut akar zina? Apa kamu puasa?” Dia menjawab,”Pokoknya saya sudah minta!”. Matius 18:21-23  Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"  Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.  Murid-muridNya mulai berpikirr, “Mana mungkin ada manusia yang bisa melakukannya?” Ini pernyataan yang tidak masuk akal. Murid-murid mungkin berkata, “Kalau begitu tambahkan dong imanku!’ Dengan kata lain, “Imanku kecil, Aku tidak sanggup melakukan hal yang tidak masuk akal itu.” Yesus menjawab, Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” (Mat 18:20)  Yesus tahu pikiran murid-muridNya. “Tuhan imanku kecil kalau tidak bisa turut perintahMu, maka tambahkan iman supaya sebesar biji semangka”. Yesus seakan menjawab,” Kamu pikir imanmu kecil seperti biji sesawi? Tapi kalau itu iman, walaupun kecil kamu pasti bisa!” Sedangkan murid-muridNya berkata, “Imanku besar dan aku sudah minta. Aku sudah berdoa dan minta tidak berzina. Kalau saya berzina lagi maka itu salahMu! Bukan salah aku!” Itu pikiran orang Kristen. Ia minta agar Tuhan membereskan kehidupannya namun ternyata ia hanya memanipulasi Tuhan. Banyak orang berdoa sebagai prasyarat. “Kalau aku sudah berdoa 2 tahun lalu jatuh lagi, itu bukan salah aku. Karena engkau tidak mengabulkan doaku, itu berarti salahMu Tuhan!” Bagaimana Tuhan memulihkan kita?” Kita tetap harus waspada karena Tuhan tidak ingin mengambil alih tanggung jawab kita sehingga  ia ingin kita ikut bertanggung jawab. Kita boleh menangis dan mencari dan Tuhan hanya menolong repson kita. Seperti orang berzina’”Kamu tidak bersungguh-sungguh. Kamu tidak membiarkan Tuhan menolong kamu. Oleh karena hidupmu mau gampangnya!”


b.     Kita percaya Tuhan itu sanggup. Corrie ten Boom (1892-1983) adalah seorang penginjil asal Belanda. Corrie Ten Boom dan keluarganya mengalami kekejaman selama tahun-tahun terakhir perang dunia II. Ia dan keluarganya dikirim oleh Nazi ke kamp pembantaian di Ravensbruck, Jerman. Akhirnya, hanya Corrie yang selamat. Dalam bukunya “Tramp for the lord” (1974), ia bercerita tentang keluarganya yang hidup di Jerman. Suatu saat di waktu musim dingin, cuacanya  dingin sekali. Di tengah malam ada orang yang mengetuk pintu. Saat pintu dibuka ternyata ada orang yang sedang menggigil dan bertanya,”Apakah saya boleh menginap di sini? Saya ketinggalan kereta” Ia pun menjawabnya,”Boleh. Tetapi kami tidak punya kamar lain. Hanya punya gudang.” Ia berkata,”Tidak apa”. Malam hari saat tidur, keluarga Corrie mendengar orang yang bermain gitar. Ternyata sang tamu telah mengutak-atik gitar rusak (lemnya copot dan senarnya tinggal 3) dan mulai bermain. Mereka Corrie heran, “Mengapa ia bisa memainkan gitar rusak?”. Ia pun bertanya, “Kamu seorang pemain gitar ulung?” Sang tamu menjawab,”Tidak! Tidak!” Saya bukan pemain gitar. Saya dulu adalah pembuat gitar. Gitar rusak apa saja bisa saya perbaiki. Kalau gitar ini dititipi ke saya, saya bisa betulkan dalam waktu 1 hari.” Corri ten Boom kemudian menulis, “Masa kita tidak percaya Allah sanggup? Dalam kondisi yang rusak separti apapun juga, Dialah Sang Pencipta! Serahkan hidup kita yang rusak kepadanya, maka Dia akan memperbaikinya. Kita patut waspada terhadap pengertian menyerahkan hidup karena menyerahkan hidup bukan pasif (hanya bicara dan minta). Namun kita mengerti apa yang Dia mau dan jangan sampai langkah awal saja keliru. Karena banyak ribuan pasangan suami-istri menikah dengan alasan yang keliru seperti telah melakukan hubungan seks, ada yang merasa kasihan dengan pacarnya (sudah pacaran lama , keluarga sudah sama-sama tahu sehingga tidak enak kalau tidak jadi menikah) karena hal ini berarti membangun rumah tangga dengan tidak baik. Kita anak Tuhan dan Tuhan menyediakan tanganNya untuk kita. Bergaullah  dengan Dia. Jangan menjadi percaya dengan gampang, tetapi bergaullah dengan Dia!