Monday, October 22, 2012

Seperti Rusa Rindu (Mazmur 42)



Ev Pangsuri

Mazmur  42

Mazmur ini terkenal sekali. Ada lagu yang liriknya diambil dari mazmur ini dan sering dinyanyikan sebelum penyampaian khotbah. Namun mazmur ini sebenarnya bukan tentang lagu indah atau persiapan hati untuk mendengar khotbah, tetapi berbicara tentang hidup manusia yang dirundung berbagai masalah. Setiap manusia  punya masalah. Dalam Alkitab,  saat menghadapi masalah, manusia dibagi menjadi 2 :
1.       Orang yang semakin dekat dengan Tuhan (masalah membuat ia berdoa dan bergumul).
2.       Orang yang menjauh dari Tuhan (tidak mau ke gereja, jarang berdoa)

Mazmur 42 mempunyai kaitan dengan Daud karena mirip (memuat hal yang sama) dengan Mazmur 63 yang ditulis oleh Daud. Banyak penafsir percaya Mazmur 42 ini ditulis oleh Daud. Bila betul, maka kita bisa melihat mutiara iman yang luar biasa. Daud adalah seorang tokoh besar di Alkitab. Pada Kisah Para Rasul, Daud adalah orang yang ada di hati Tuhan. Dari kitab Kejadian sampai Wahyu tidak ada tokoh yang dikatakan “ada di hati Tuhan”. Musa yang begitu lembut tidak pernah disebut demikian. Juga nabi besar Yesaya dan Yeremia. Padahal Daud hidupnya tidak sempurna. Ia berzina dengan istri orang dan menghamilinya serta suaminya dibunuh sehingga waktu ia mau bangun bait Allah, Tuhan menolaknya karena tangannya berlumuran darah. Daud bukan orang sempurna, tetapi Tuhan melihat iman dan hati Daud. Tidak ada manusia yang sempurna termasuk hamba Tuhan. Orang Kristen tidak dilihat dari apa yang dihasilkan tapi dilihat hati yang terdalam (bagaimana hati kita yang sesungguhnya). Manusia hanya melihat yang kelihatan. Sepandai-pandainya belajar psikologi, orang  tidak bisa menebak seorang manusia. Tetapi Tuhan mengenal hati kita lebih dari kita sendiri. Hati kita ketahuan saat menghadapi masalah. Daud seorang beriman. Tetapi masalah hidupnya juga banyak. Artinya iman tidak meniadakan masalah. Iman akan selalu berjalan beriringan dengan masalah. Waktu kita beriman, bukan berarti masalah berkurang sedikit demi sedikit. Sebaliknya semakin kita beriman, masalah semakin datang. Iman itu akan mengalahkan setiap masalah itu.  Semakin kita beriman semakin masalah datang. Tetapi iman akan semakin ditambahkan mengalahkan masalah. Maz 90 mengatakan, manusia hidup 70 tahun kebanggaannya adalah saat hidup banyak masalah tetapi mampu mengatasinya. Fil 2:9 kepada kita dikaruniakan bukan saja percaya Tuhan Yesus tetapi juga menderita demi nama Dia. Sebagai orang beriman jangan takut dengan yang namanya masalah.

Masalah Daud, ada masalah di dalam dan di luar keluarga. Di dalam keluarga, anak kandungnya sendiri mau bunuhnya. Di luar keluarga ada Saul, Simei dan orang-orang lain yang ingin menjatuhkan dia. Walau mungkin kita tidak seperti Daud, mungkin kita mempunyai masalah yang serupa. Masalah di luar misal persaingan dan gaji di kantor sedangkan dalam keluarga berupa masalah dengan pasangan, mertua, komunikasi tidak lancar, pertengkaran, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Banyak orang Kristen seolah hidup tidak ada masalah padahal hidupnya banyak masalah, tetapi tidak mau membereskan masalah itu. Ia ke gereja, tetap pelayanan, namun masalah juga “digendong”nya. Tidak ada sekalipun ia mau bereskan masalahnya. Tuhan mengijinkan masalah terjadi dalam hidup kita dengan satu tujuan : Tuhan mau melihat hati kita, apakah makin dekat atau jauh dari Tuhan. Ada yang punya banyak masalah seakan koleksi. Hidupnya begitu-begitu saja. Orang Kristen yang dirundung masalah tetapi cuek dalam menghadapinya maka hidup juga akan mencuekkan dia. Hidupnya akan seperti itu-itu saja. Dalam arti sesungguhnya, cuek bukan cara Kristen memecahkan masalah. Meskipun ada masalah yang tidak perlu ditanggapi tapi ada masalah yang perlu ditanggapi (tidak boleh cuek).

Selain bersikap cuek, ada yang suka marah dan mengeluh ke Tuhan saat menghadapi masalah. Marah boleh saja dalam artian bertanya kepada Tuhan. Setelah itu , ada yang kembali ke Tuhan dan ada juga yang tidak kembali. Ada kalanya masalahnya begitu berat sehingga meninggalkan Tuhan dan tidak ke gereja. Padahal masalah tidak melampaui kekuatan kita. Setelah beberapa waktu bisa kembali lagi ke Tuhan. Setiap orang Kristen harus melewati lorong ateis (tidak percaya). Tetapi lorong itu membawa ia semakin tangguh dan kuat. Jagalah hati kita. Respon ketiga, datang ke Tuhan meskipun sulit.  Tuhan selalu menyediakan ruang untuk bertanya dalam hidup kita. Ruangan itu Tuhan sediakan kepada kita, supaya kita selalu berharap kepada Dia. Tuhan mau iman kita semakin naik mendekat kepada Dia. Maz 42, mengatakan jiwa yang haus kepada Tuhan (ayat 6 dan 12).

3 prinsip tentang Mazmur 42
1.       Jiwa yang haus kepada Tuhan. (ayat 3). Mazmur berbicara tentang jiwa, hati, bukan tentang fisik. Mazmur ini memakai gaya bahasa metapora (gambaran fisik) untuk menggambarkan sesuatu non fisik (air, haus, rusa). Manusia hidup membutuhkan air lebih dari membutuhkan makanan. Manusia yang tidak minum lebih cepat mati dibanding yang tidak makan. Seperti rusa rindukan sungai berair, tanpa air rusa mati. Kita seperti rusa, air itu Tuhan sendiri. Mazmur mengatakan Tuhan penting sekali dalam hidup kita. Tanpa Tuhan kita mati. Tuhan adalah hidup atau matinya kita. Tuhan adalah kebutuhan kita yang paling besar. Mazmur membicarakan tentang need, kebutuhan paling besar dalam hidup kita. Kita sangat membutuhkan Tuhan. Tetapi kita bertanya, mengapa banyak orang Kristen cuek tentang Tuhan, tidak saat teduh, tidak berdoa, tetap berdosa, berzina dan merasa dunia tetap beres. Kristen sejati tandanya selalu haus kepada Tuhan. Mazmur ini bukan lagu persiapan khotbah, tetapi tentang hati yang haus akan Tuhan. Kalau kita selalu ingat dan sadar akan Tuhan bersyukurlah hal itu berarti kita milik Tuhan.
2.       Jiwaku tertekan dalam diriku (ayat 7). Yang paling tahu kegelisahan hati kita yang paling dalam adalah diri kita sendiri di samping Tuhan. Masalahnya apakah ada kejujuran dalam mengakuinya? Daud benar-benar kaya. Papanya kaya dan saat jadi raja ia hidup luar biasa kaya. Ia sukses secara duniawi. Ia punya segala sesuatu (konglomerat). Mungkin ia pemimpin negara, berkuasa dan kaya raya, tetapi Daud merasa kekosongan dalam dirinya. Daud tertekan jiwanya tetapi ia berani mengatakan, “Tuhan jiwaku tertekan”. Kita merasa hidup kita melelahkan. Kita ke gereja, pelayanan, tetapi jiwa tetap kosong.  Sekarang waktunya bangkit. Bagaimana kita bangkit? Iblis sangat suka kita mengulur waktu. Iblis mau hidup kita tidak efektif. Dulu iblis menganiaya gereja namun tidak berhasil.. Slogan gereja : mati 1 tumbuh seribu. Seorang Kristen bisa dianiaya tetapi 1.000 Kristen akan muncul. Cara menganiaya dari luar tidak berhasil menghancurkan gereja. Kemudian Iblis berusaha menghancurkan gereja dari dalam. Dia membuat gereja semrawut dan pecah. Tetapi setelah pecah, masing-masing gereja bertumbuh. Ternyata dari dalam iblis juga tidak berhasil. 1 cara terakhir yang dipakai iblis dan luar biasa efektif adalah membuat orang Kristen tidak efektif.  Hidup tidak ada gairah matipun tidak mau. Beriman ke gereja dan melayani , tetapi saat masalah besar datang, hatinya hampa tidak tahu mau ngapain.  Orang Kristen yang tidak efektif, itu yang iblis mau. Kalau orang Kristen tidak efektif, gereja tidak akan berkobar-kobar, injil tidak akan diberitakan dan disaksikan, nama Tuhan tidak dipermuliakan dan iblis berhasil! Mazmur ini mengatakan, “Jangan tunda!” Iblis mau kita membuang waktu, tetapi pemazmur mengatakan jangan tunda. Kalau “jiwaku haus, tertekan dalamku” jangan tunda 3 hari lagi. Kalau haus paling enak minum karena melegakan sekali. Pada waktu haus , datanglah cepat ke Tuhan. Saat sibuk, ada dorongan mau baca Alkitab, langsung baca. 5 menit baca Alkitab mendatangkan sukacita. Yesus adalah air hidup. Ia akan melegakan jiwa kita.
3.       Berharap kepada Tuhan (ayat 6 dan 12). Terkadang dalam hidup kita, masalah begitu beratnya, sampai kita nangis tidak karuan dan merenung, terdiam di kamar sendiri. Tetapi masalah tidak kunjung selesai. Terkadang kita mau bilang ke Tuhan, Tuhan aku nyerah. Di waktu seperti itulah Tuhan akan turun tangan. Waktu menyerah Tuhan turun dan angkat kita. Karena waktu mengatakan menyerah, kita berharap kepada Tuhan. Waktu berharap kita bergantung kepada Tuhan. Berharap berarti percaya pada Tuhan. Kalau percaya kepadaNya, Tuhan sangat senang. Mazmur ini dalam ayatnya yang terakhir ingin menyatakan tentang iman. Ada kata lagi yang artinya belum kejadian. Dia lagi nangis, dia katakan aku menyerah Tuhan. Ia angkat tangan dia. Tuhan tolong aku, karena aku berharap kepada Tuhan. Dan aku akan bersyukur lagi. Masalah masih ada, tetapi mengatakan bersyukur lagi, seolah sudah beres. Di sini kita melihat indahnya iman Daud. Dalam iman, ia tahu tidak semua terbereskan.

No comments:

Post a Comment