Monday, October 22, 2012

Pergunakanlah Waktu yang Ada



Ev. Tatang Mulyadi

Ef 5:15-21

Ketika pindah ke Jakarta 2009 dari Malang yang ritmenya lebih lambat, saya melihat persamaan di antara kedua kota. Awalnya saya pikir Jakarta lebih cepat dan penduduknya akan berpacu terus dengan waktu, ternyata  ada juga orang-orang yang duduk santai saat orang lain bekerja dan bahkan membuang-buang waktu. Di sisi lain ada orang lain yang sebelum pk 6 sudah berangkat kerja dan baru pulang pk 9 malam. Mereka dikejar dan merasa kekurangan waktu. Ada yang kebanyakan dan ada yang kekurangan waktu. Tuhan menganugerahkan setiap manusia waktu yang sama. Sebagai anak Tuhan kita perlu memahami konsep waktu dan mempergunakan waktu dengan tepat sesuai kehendak Tuhan. 

Setiap orang punya prioritas dalam menggunakan waktu. Sebagai anak Tuhan , kita harus tahu prioritas yaitu melihat kebenaran firman Tuhan. Pada Ef 5:15 Rasul Paulus menulis “perhatikanlah dengan seksama”. Seksama artinya teliti, cermat, jangan sampai salah. Sebagai anak Tuhan , kita harus memperhatikan dengan benar bagaimana seharusnya kita hidup. Jangan seperti orang bodoh, melainkan seperti orang bijak. Sehingga Rasul Paulus mengatakan, “pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat.” Rasul Paulus membawa kita untuk memahami pentingnya menggunakan waktu dengan tepat yang membawa kita mengalami berkat-berkat Tuhan. Kata “pergunakan” dalam bahasa Yunani artinya menebus. Sedangkna kata “waktu” dalam bahasa Yunani  bukan waktu yang sedang berjalan  (kronologis), melainkan kairos (kesempatan) . Dalam rentang waktu yang dimiliki, ada kesempatan-kesempatan yang harus digunakan. Kesempatan itulah yang sebenarnya membawa kehidupan kita mengerti kehendak Tuhan. Bagaimana kita bisa menggunakan kesempatan itu, kita perlu tuntunan Tuhan. Setiap kita punya kesempatan yang berbeda. Sebagai anak Tuhan, kita menggunakan setiap kesempatan, tahu secara pasti waktu yang Tuhan berikan sebagai kesempatan. Perkataan “pergunakanlah waktu yang ada” artinya pergunakanlah kesempatan-kesempatan yang diberikan sehingga kita menjadi orang bijak.

Untuk menjadi bijak, kita harus mengerti kehendak Tuhan. Itulah yang paling penting. Kehendak Tuhan ada yang umum dan ada yang khusus. Yang umum ada di dalam Alkitab. Tetapi kehendak Tuhan yang khusus misalnya seorang yang mencari pasangan hidup, pekerjaan, belum tentu jawabannya ada di Alkitab. Untuk itu kita perlu berdoa, bergumul, bertanya pada orang yang bisa mengarahkan kita. Kalau kita tahu kehendak Tuhan, kita menjadi orang yang bijak.

Seringkali kita memiliki konsep “ada waktu berarti kita harus produktif”. Kita dibentuk konsep dunia yang mengatakan bahwa waktu adalah uang. Waktu yang ada harus menghasilkan. Seringkali kita terjebak oleh hal itu. Bahkan dalam dunia pelayanan, saya seringkali terjebak sehingga mengejar pelayanan ini-itu dan melupakan hal yang penting dalam hidup saya.  Sehingga waktu intim saya dengan Tuhan berkurang. Seringkali kita ingin produktif, mencapai sesuatu tetapi melupakan apakah Tuhan menghendaki demikian. Musa seorang nabi yang unik sekali. 40 tahun pertama, dihabiskan sebagai pangeran di Mesir. Hidup dalam kemewahan, mendapat pengetahuan dan hikmat. Tetapi hidupnya berubah drastis ketika lari dari Mesir. 40 tahun kedua, masa-masa dia seharusnya produktif digunakan sebagai gembala. Lalu ia dipercaya sebagai pemimpin Israel ketika berusia 80-120 tahun.  Tuhan memberikan kepercayaan kepada Musa memimpin Israel , bangsa yang tegar tengkuk, walau Musa sudah tua. Tuhan mengijinkan Musa belajar selama periode 40 tahun kedua sebagai gembala di padang gurun. Di sini, ia belajar rendah hati, sabar dan menyangkal diri. Ini modal penting bagi Musa untuk menjadi pemimpin Israel nantinya. Tanpa belajar , tak mungkin ia berhasil menjadi pemimpin yang berhasil.  Ternyata kamus Tuhan berbeda dengan kamus manusia. Cara pandang TUhan berbeda dengan cara pandang manusia. Bagi manusia yang penting produktif sedang bagi Allah yang penting efektif. Banyak contoh dalam firman Tuhan. Teman saya masuk sekolah Alkitab saat berusia 45 tahun. Saya dan teman lainnya seringkali bercanda,”Pak nanti kalau selesai kuliah umur 50 tahun, baru sebentar melayani terus emeritus.” Saya pakai pandangan dunia, sebagai ciptaan mencoba menerka apa rencana Pencipta saya. Tapi mata saya terbuka, ketika melihat beliau menjadi berkat di Kalimantan di usia 50 tahun lebih. Tuhan luar biasa. Ada perempuan menikah saat karirnya sedang bagus. Tetapi karena ia hamil, ditinggalkannya karirnya untuk mengurus anak. Menurut pandangan dunia, “Ngapain? Kamu direktur kan tinggal panggil suster.” Tetapi ia ingin mendidik anak dengan benar. Bukan tangan orang lain yang mendidik. Ini suatu investasi. Dengan memberikan waktunya,  suatu hari  ia mengharap anak ini menjadi orang yang benar. Bukan menjadi anak suster dengan nilai suster.

Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah  jahat. Kita melihat kesempatan yang diberikan dalam kehidupan kita. Waktu itu cepat berlalu. Alkitab mengatakan seperti embun, uap. Sebentar kelihatan setelah itu tiada. Saya sering melayani dalam kedukaan. Di nisan orang yang meninggal tertulis misalnya 1940 (lahir) -2000 (mati). Sekian tahun berlalu hanya “-“ (strip). Kita tidak tahu sampai kapan hidup, tetapi Rasul Paulus mengatakan gunakan waktu yang ada. Kita harus menggunakan waktu dengan bijak. Kalau Tuhan masih memberikan kita kesempatan, gunakan kesempatan itu. Kalau kita masih kuat dan segar, berikan yang terbaik untuk Tuhan, bagi keluarga, bagi pekerjaan. Jangan hitung waktu dari jam, menit , hari, tetapi apa yang bisa dilakukan untuk membuat hidup berarti buat Tuhan, diri kita dan orang lain. Dalam waktu yang diberikan yang hanya strip itu, apa yang bisa dikenang dalam kehidupan kita?  Karena dalam tanda strip itu, tidak ada catatan tentang harta. Tetapi yang diingat, orang ini baik, melakukan banyak hal yang berarti bagi banyak orang. Itulah tanggung jawab kita sebagai anak-anak Tuhan. Hari-hari ini adalah jahat. Dunia membentuk kita menjadi dunia. Dunia ini saling sikut, saling menjatuhkan. Kalau kita lihat , dalam usaha, kompetisinya sangat kuat. Tetapi saat diberikan waktu dan kesempatan untuk memikirkan, apa yang bisa dilakukan dalam rentang waktu itu. Apakah kita ikut dalam dunia ke arah yang bertentangan dengan Tuhan? Apakah kita mau menggunakan waktu mengenal kehendak Tuhan?

Kitab Efesus ditulis Paulus dari dalam penjara. Saya sering mengunjungi penjara untuk memimpin persekutuan Orang di penjara banyak yang tiduran, melamun dan stress atau mencari kutu busuk. Tetapi Paulus tidak diam melamun. Di penjara ia tetap aktif , jadi berkat bagi yang lainnya termasuk kepala penjara. Ia menulis kepada jemaat yang dilayani. Bagaimana ia bisa menggunakan waktu dengan tepat? Walau di penjara suasananya bisa membuat stress, tetapi Paulus tetap sukacita. Ia tidak menggunakan waktu untuk termenung-menung. Tujuannya satu untuk melayani Tuhan. Bagi kita , anak Tuhan, tidak ada istilah buang-buang waktu. 1 Tes 3:11-12, yang tidak kerja jangan makan. Yang artinya Tuhan tidak senang dengan orang yang diam-diam tidak ada juntrungan. Kita harus tanggung jawab atas waktu yang diberikan. Yang terpenting, bukan apa yang dihasilkan tetapi apa yang dilakukan bermakna bagi Tuhan dan sesama kita. Bagi kita yang saat ini punya waktu yang banyak, mari gunakan untuk sesuatu yang bersifat kekal. Kita bisa membangun keluarga kita. Luangkan waktu bersama anak-anak, keluarga. Biar terus membangun kasih di antara keluarga. Bila ada waktu lagi , gunakan untuk pelayanan di gereja. Gereja sangat butuh pelayan-pelayan. Gunakan kesempatan itu. Karena harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Sesuatu yang penting bagi kita, seringkali kita gunakan waktu yang banyak untuk itu. Ada yang pagi pergi kerja sampai pagi lagi. Ia kejar karir dan abaikan keluarga. Diajak pelayanan, nanti dulu. Ada juga yang sering ke gereja untuk pelayanan namun istrinya protes. Jangan terlalu ekstrim.  Gunakan dengan seimbang waktu kita. Ada waktu untuk keluarga gunakan. Untuk pekerjaan gunakan.  Tahun 30-40an, datang Pdt John Sung. Teman dari pendiri Gereja Kristen Kalam Kudus, Pdt Andrew Gih. Saya waktu baca biografinya luar biasa. Ia semangat sekali melayani Tuhan. Ia khotbah di sana-sini , seringkali kurang istirahat. Sehari bisa beberapa kali pimpin KKR sehingga pingsan. Pingsan didoakan, lalu pimpin KKR lagi. Tetapi ketika suatu ia ingin pimpin KKR, istrinya berkata anaknya sakit dan bukan sakit biasa, namun Pdt John Sung berkata,”Tenang, Tuhan pasti tolong.” Ia pergi beberapa hari pelayanan. Ketika kembali anaknya sudah meninggal. Jangan sampai karena pelayanan keluarga terbengkalai. Pdt Lukas Lukito. Sebagai rektor banyak sekali menerima undangan khotbah tapi ia hanya bersedia memenuhi undangan 1 bulan sekali karena waktunya ingin digunakan bersama keluarga sehingga anak-anaknya menjadi anak yang baik. Perlu ada keseimbangan. Jangan karena perlu uang, tidak pelayanan. Itu juga tidak baik. Kita rindu mengenal kehendak Tuhan. Jangan bodoh. Gunakan kesempatan dengan baik. Kita rindu menjadi anak Tuhan yang berhikmat, diberkati sehingga pemahaman kita tentang waktu benar-benar tepat. Untuk apa kita hidup? Bukan untuk diri, tetapi untuk kemuliaanNya. Berikan yang terbaik untuk Tuhan, karena suatu kali kita harus mempertanggungjawabkannya. Apabila ada kesempatan untuk melayani, berikan yang terbaik untuk Tuhan, gunakan kesempatan itu.

Beberapa hari yang lalu, saya ingin ketemu dengan seseorang,  tetapi saya menunda. Sebenarnya saya sudah ketemu. Kondisinya semakin kritis. Akhirnya saya ketemu lagi setelah ia meninggal. Saya lewatkan suatu kesempatan yang berharga. Jangan sampai kita mengalami hal yang sama. Apabila di depan kita ada kesempatan, gunakan, pegang dan raih. Waktu berlalu dengan cepat. Jangan sampai kita menyesali. Jangan sampai kita dimakan oleh waktu. Sampai kita tidak mengerti tujuan dan target hidup kita. Seringkali kita katakan bagaimana nanti, tetapi harusnya berpikir nanti bagaimana. Sehingga kita punya konsep waktu dengan benar. Gunakan waktu yang ada.

No comments:

Post a Comment