Monday, October 22, 2012

Pelayanan dan Pertumbuhan Rohani



Pdt Enoch Tjuanda


Luk 2:52, Ibr 5:13-15

Kapan kita mulai bisa melayani Tuhan?
Pada waktu kita percaya Tuhan dan diselamatkan. Setelah dilepaskan dari tangan musuh (iblis) dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, kita menjadi anak Allah dan diselamatkan. Setelah itu kita mulai belajar melayani Tuhan. Paulus sebelumnya bernama Saulus menganiaya orang yang percaya, menangkap orang Kristen dan memasukkannya ke penjara. Sewaktu mau menangkap orang percaya di Damaskus, ia melihat cahaya sangat terang meneranginya sehingga ia rebah ke tanah. Ia mendengar suara yang memanggilnya dan sewaktu ditanya dengan siapa yang berbicara dijawab,”Akulah Yesus yang kau aniaya”. Inilah pertama kali ia mengenal Yesus. Paulus melanjutkan pertanyaan,”Tuhan apa yang harus saya kerjakan? Saat itu ia ingin bertanya lebih lanjut kepada Yesus, karena ia sudah percaya. “Teruslah ke Damsyik dan ada orang yang akan memberitahukan kepadamu.” Tuhan melalui Ananias yang berdoa untuk Saulus sehingga matanya bisa melihat lagi. Pertanyaan Paulus, “Apa yang harus saya lakukan?“ menunjukkan orang percaya Yesus harus melayaniNya. Kita harus bertumbuh dalam kerohanian dan percaya. Luk 2:52 mengatakan, Tuhan Yesus terus bertambah besar dan hikmatnya bertambah semakin dikasihi manusia dan Allah. Orang yang percaya harus bertumbuh dewasa seperti Tuhan Yesus. Sewaktu umur 12 tahun, Ia ke Yerusalem. Sewaktu pulang orang tuanya berpikir Yesus mengikuti mereka. Ternyata tidak ada. Setelah itu mereka balik ke Yerusalem dan melihat Tuhan Yesus sedang berdiskusi dengan ahli-ahli Taurat yang merupakan orang berpendidikan dan berpengetahuan. Walau baru berusia 12 tahun bisa berdiskusi dengan mereka, ini menunjukkan Yesus sungguh berhikmat. Mereka heran atas jawaban-jawaban Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mulai melayani umur 30 tahun dan menghadapi banyak kesulitan. Jikalau kita tidak punya hikmat sulit lanjutkan pelayanan kita.

Perlunya Hikmat dari Tuhan dalam Melayani
Suatu hari orang-orang Farisi membawa orang berzina ke hadapan Tuhan Yesus dan bertanya, “Apa yang Kau lakukan terhadap perempuan yang berzina ini?” Menurut Taurat, orang berzina harus dilempar batu dan dihukum mati. Ini jawaban yang tidak mudah. Kalau menjawab, “Lakukanlah menurut hukum Musa”, mereka (orang-orang Farisi) bisa memegang jawaban Tuhan Yesus yang membicarakan tentang kasih dan pengampunan. Bila Tuhan Yesus mengatakan, “Ampunilah dia”. Mereka bisa berkata, Engkau tidak melaksanakan hukum Taurat. Jawabannya juga bisa salah. Mereka ingin cari mencari kesalahan dalam jawaban Tuhan Yesus. Namun Tuhan Yesus menjawab dengan penuh hikmat, “Jika ada yang tidak pernah berdosa, maka ia menjadi orang yang pertama yang melempari perempuan itu.” Ternyata semua tidak ada yang berani melakukan. Waktu bersama-sama , manusia seringkali merasa berani, tetapi kalau sendiri tidak berani. Sehingga perempuan ini diselamatkan.

Seringkali kita tidak menemukan jawaban atas pertanyaan yang perlu dijawab. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Waktu Yesus berada dalam dunia, ia menghadapi ujian dan pencobaan. Tuhan Yesus ditanya, “Bolehkah membayar pajak kepada Kaisar?” Waktu itu orang Yahudi dijajah bangsa Roma dan mereka harus membayar pajak dan mereka tidak rela membayarnya. Jika Yesus mengatakan harus bayar pajak, maka orang Yahudi bisa berkata, “Engkau tidak membela kami” dan Yesus seakan-akan menjadi mata-mata negara lain. Kalau dikatakan tidak dan jika pemerintah Romawi mendengar , maka Yesus bisa ditangkap. Jawaban seperti apapun tetap salah. Tetapi Tuhan Yesus dengan hikmat mengambil uang logam dan bertanya,”Ggambar siapa yang ada di dalam uang logam?” Gambar Kaisar berarti Ini barang kaisar. “Bayarlah kepada kaisar barang untuk kaisar dan barang untuk Allah berikanlah kepada Allah.” Akhirnya penanya satu per satu meninggalkan Yesus. Mereka mencari kesalahan Yesus tetapi tidak mendapat. Hal ini disebabkan Yesus menjawab dengan hikmat. Waktu melayani Tuhan, kita perlu hikmat dari Tuhan kalau tidak bisa berhenti di tengah jalan.

Perlunya Pertumbuhan Rohani
Anak kecil minum susu dan mereka tidak bisa makanan yang keras. Orang yang baru percaya Yesus, juga sama. Kita harus bertumbuh jangan jadi anak kecil terus. Jikalau kita terus jadi anak kecil, kita akan digoyahkan hal-hal dalam dunia ini. Kalau bertumbuh terus, pancaindra kita juga akan bertumbuh. Kita harus bisa membedakan hal yang baik dan yang tidak baik. Orang Tionghoa takut akan banyak hal khususnya angka contohnya angka empat. Dulu sebelum GM Plaza direnovasi angka di lift berurutan dari lantai 1 – 7, Setelah renovasi, angka 4 diubah jadi 3A karena takut angka 4. Kalau punya konsep demikian, kerohanian kita tidak bisa bertumbuh. Kalau tidak bertumbuh kerohanian kita mundur. Ada yang mengatakan suatu hari baik dan hari yang lain tidak baik. Waktu istri saya akan melahirkan anak kedua suster berkata, “Tahan sebentar jangan lahir dulu. Karena hari ini tanggal 13.” Tetapi tetap tanggal 13 lahir, dan tidak terjadi apa-apa. Kalau kerohanian tidak bertumbuh, maka takut banyak hal. Nyanian PPK nomor 187 menunjukkan keadaan orang yang bertumbuh kerohaniannya. Dulu kumau berkat, kita mau Tuhan. Waktu kita memperoleh berkat Tuhan, kita merasa begitu sukacita. Waktu kerohanian kita bertumbuh, kita suka sang Pemberi (Tuhan) bukan sekedar pemberianNya. Ini menunjukkan pertumbuhan kita dalam hal-hal rohani. Dulu suka pujian, sekarang saya memuji Tuhan. Kalau TUhan berkenan, saya bersukacita. Dulu ingin menyenangkan hati manusia, sekarang menyenangkan hati TUhan. Ini menunjukkan pertumbuhan makin lama makin tinggi. Dulu orang yang tidak kita sukai, kita berusaha singkirkan dia. Kalau dalam pelayanan tidak bisa menyingkirkan dia, maka kita tinggalkan pelayanan. Saat kita tidak suka seseorang, orang yang tidak kita suka menjadi suka, musuh dijadikan teman, orang yang menyakiti kita maafkan, ini perwujudan dari pertumbuhan rohani kita. Kita menghadapi banyak hal dalam hidup kita. Bukan pertanyaan boleh atau tidak, tetapi kita melihat prinsip yang diberikan TUhan kepada kita.

Prinsip-prinsip melayani Tuhan
1.       1 Kor 6:12. Tidak membiarkan diri diperhamba segala sesuatu dan tidak dikuasai. Dalam kehidupan kita, ada kebiasaan yang tidak baik, contoh : memakai narkoba. Kemudian pemakainya ditangkap dan masuk penjara, setelah itu tetap demikian. Bintang film Indonesia juga sama. Mereka dibelenggu oleh narkoba. Kita mohon Tuhan yang memimpin kita. Kita harus mengetahui prinsip ini, kita tidak dperhamba apapun.
2.       1 Kor 10:23 segala sesuatu diperbolehkan tetapi bukan segala sesuatu berguna dan membangun. Apa yang saya lakukan, boleh tetapi ada yang batu sandungan tidak karena apa yang kita lakukan. Kita perlu bekerja dan berdagang bila kita berdagang barang hasil curian, apakah bisa membangun orang lain? Ini menunjukkan bahwa kita tidak mempunyai kesaksian yang baik. Ada orang yang menjual obat palsu.  Kalau kita melakukan hal yang sama, hanya merusak orang lain.
3.       1 Kor 10:31.  Jika engkau makan, minum, atau melakukan yang lain, lakukanlah untuk kemuliaan Allah. Waktu melakukan hal ini, apakah nama Tuhan dipermuliakan? Jangan lakukan yang tidak memuliakan Tuhan, juga waktu melayani Tuhan. Kita bisa melayani Tuhan seumur hidup kita. Dalam pelayanan kita terus bertumbuh dan kita punya kerohanian yang semakin bertumbuh. Kita harus membaca firman Tuhan dan berdoa. Kita harus memperoleh hikmat dari Tuhan agar bisa menghadapi rintangan di hadapan kita dan untuk memperoleh kemenanganan.

No comments:

Post a Comment