Pdt Enoch Tjuanda
Luk 2:52, Ibr 5:13-15
Kapan kita
mulai bisa melayani Tuhan?
Pada waktu kita percaya Tuhan dan diselamatkan. Setelah
dilepaskan dari tangan musuh (iblis) dan menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamat, kita menjadi anak Allah dan diselamatkan. Setelah itu kita mulai
belajar melayani Tuhan. Paulus sebelumnya bernama Saulus menganiaya orang yang
percaya, menangkap orang Kristen dan memasukkannya ke penjara. Sewaktu mau
menangkap orang percaya di Damaskus, ia melihat cahaya sangat terang meneranginya
sehingga ia rebah ke tanah. Ia mendengar suara yang memanggilnya dan sewaktu
ditanya dengan siapa yang berbicara dijawab,”Akulah Yesus yang kau aniaya”.
Inilah pertama kali ia mengenal Yesus. Paulus melanjutkan pertanyaan,”Tuhan apa
yang harus saya kerjakan? Saat itu ia ingin bertanya lebih lanjut kepada Yesus,
karena ia sudah percaya. “Teruslah ke Damsyik dan ada orang yang akan
memberitahukan kepadamu.” Tuhan melalui Ananias yang berdoa untuk Saulus sehingga
matanya bisa melihat lagi. Pertanyaan Paulus, “Apa yang harus saya lakukan?“ menunjukkan
orang percaya Yesus harus melayaniNya. Kita harus bertumbuh dalam kerohanian
dan percaya. Luk 2:52 mengatakan, Tuhan Yesus terus bertambah besar dan
hikmatnya bertambah semakin dikasihi manusia dan Allah. Orang yang percaya
harus bertumbuh dewasa seperti Tuhan Yesus. Sewaktu umur 12 tahun, Ia ke
Yerusalem. Sewaktu pulang orang tuanya berpikir Yesus mengikuti mereka.
Ternyata tidak ada. Setelah itu mereka balik ke Yerusalem dan melihat Tuhan
Yesus sedang berdiskusi dengan ahli-ahli Taurat yang merupakan orang
berpendidikan dan berpengetahuan. Walau baru berusia 12 tahun bisa berdiskusi
dengan mereka, ini menunjukkan Yesus sungguh berhikmat. Mereka heran atas jawaban-jawaban
Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mulai melayani umur 30 tahun dan menghadapi banyak
kesulitan. Jikalau kita tidak punya hikmat sulit lanjutkan pelayanan kita.
Perlunya
Hikmat dari Tuhan dalam Melayani
Suatu hari orang-orang Farisi membawa orang berzina ke
hadapan Tuhan Yesus dan bertanya, “Apa yang Kau lakukan terhadap perempuan yang
berzina ini?” Menurut Taurat, orang berzina harus dilempar batu dan dihukum
mati. Ini jawaban yang tidak mudah. Kalau menjawab, “Lakukanlah menurut hukum
Musa”, mereka (orang-orang Farisi) bisa memegang jawaban Tuhan Yesus yang
membicarakan tentang kasih dan pengampunan. Bila Tuhan Yesus mengatakan, “Ampunilah
dia”. Mereka bisa berkata, Engkau tidak melaksanakan hukum Taurat. Jawabannya juga
bisa salah. Mereka ingin cari mencari kesalahan dalam jawaban Tuhan Yesus. Namun
Tuhan Yesus menjawab dengan penuh hikmat, “Jika ada yang tidak pernah berdosa, maka
ia menjadi orang yang pertama yang melempari perempuan itu.” Ternyata semua
tidak ada yang berani melakukan. Waktu bersama-sama , manusia seringkali merasa
berani, tetapi kalau sendiri tidak berani. Sehingga perempuan ini diselamatkan.
Seringkali kita tidak menemukan jawaban atas
pertanyaan yang perlu dijawab. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.
Waktu Yesus berada dalam dunia, ia menghadapi ujian dan pencobaan. Tuhan Yesus
ditanya, “Bolehkah membayar pajak kepada Kaisar?” Waktu itu orang Yahudi
dijajah bangsa Roma dan mereka harus membayar pajak dan mereka tidak rela
membayarnya. Jika Yesus mengatakan harus bayar pajak, maka orang Yahudi bisa
berkata, “Engkau tidak membela kami” dan Yesus seakan-akan menjadi mata-mata negara
lain. Kalau dikatakan tidak dan jika pemerintah Romawi mendengar , maka Yesus bisa
ditangkap. Jawaban seperti apapun tetap salah. Tetapi Tuhan Yesus dengan hikmat
mengambil uang logam dan bertanya,”Ggambar siapa yang ada di dalam uang logam?”
Gambar Kaisar berarti Ini barang kaisar. “Bayarlah kepada kaisar barang untuk
kaisar dan barang untuk Allah berikanlah kepada Allah.” Akhirnya penanya satu
per satu meninggalkan Yesus. Mereka mencari kesalahan Yesus tetapi tidak mendapat.
Hal ini disebabkan Yesus menjawab dengan hikmat. Waktu melayani Tuhan, kita
perlu hikmat dari Tuhan kalau tidak bisa berhenti di tengah jalan.
Perlunya Pertumbuhan
Rohani
Anak kecil minum susu dan mereka tidak bisa makanan
yang keras. Orang yang baru percaya Yesus, juga sama. Kita harus bertumbuh
jangan jadi anak kecil terus. Jikalau kita terus jadi anak kecil, kita akan
digoyahkan hal-hal dalam dunia ini. Kalau bertumbuh terus, pancaindra kita juga
akan bertumbuh. Kita harus bisa membedakan hal yang baik dan yang tidak baik. Orang
Tionghoa takut akan banyak hal khususnya angka contohnya angka empat. Dulu sebelum
GM Plaza direnovasi angka di lift berurutan dari lantai 1 – 7, Setelah
renovasi, angka 4 diubah jadi 3A karena takut angka 4. Kalau punya konsep
demikian, kerohanian kita tidak bisa bertumbuh. Kalau tidak bertumbuh
kerohanian kita mundur. Ada yang mengatakan suatu hari baik dan hari yang lain tidak
baik. Waktu istri saya akan melahirkan anak kedua suster berkata, “Tahan
sebentar jangan lahir dulu. Karena hari ini tanggal 13.” Tetapi tetap tanggal
13 lahir, dan tidak terjadi apa-apa. Kalau kerohanian tidak bertumbuh, maka
takut banyak hal. Nyanian PPK nomor 187 menunjukkan keadaan orang yang
bertumbuh kerohaniannya. Dulu kumau berkat, kita mau Tuhan. Waktu kita
memperoleh berkat Tuhan, kita merasa begitu sukacita. Waktu kerohanian kita
bertumbuh, kita suka sang Pemberi (Tuhan) bukan sekedar pemberianNya. Ini menunjukkan
pertumbuhan kita dalam hal-hal rohani. Dulu suka pujian, sekarang saya memuji
Tuhan. Kalau TUhan berkenan, saya bersukacita. Dulu ingin menyenangkan hati
manusia, sekarang menyenangkan hati TUhan. Ini menunjukkan pertumbuhan makin
lama makin tinggi. Dulu orang yang tidak kita sukai, kita berusaha singkirkan
dia. Kalau dalam pelayanan tidak bisa menyingkirkan dia, maka kita tinggalkan
pelayanan. Saat kita tidak suka seseorang, orang yang tidak kita suka menjadi
suka, musuh dijadikan teman, orang yang menyakiti kita maafkan, ini perwujudan
dari pertumbuhan rohani kita. Kita menghadapi banyak hal dalam hidup kita.
Bukan pertanyaan boleh atau tidak, tetapi kita melihat prinsip yang diberikan
TUhan kepada kita.
Prinsip-prinsip
melayani Tuhan
1.
1 Kor 6:12. Tidak membiarkan diri diperhamba segala
sesuatu dan tidak dikuasai. Dalam kehidupan kita, ada kebiasaan yang tidak
baik, contoh : memakai narkoba. Kemudian pemakainya ditangkap dan masuk
penjara, setelah itu tetap demikian. Bintang film Indonesia juga sama. Mereka
dibelenggu oleh narkoba. Kita mohon Tuhan yang memimpin kita. Kita harus
mengetahui prinsip ini, kita tidak dperhamba apapun.
2.
1 Kor 10:23 segala sesuatu diperbolehkan tetapi bukan
segala sesuatu berguna dan membangun. Apa yang saya lakukan, boleh tetapi
ada yang batu sandungan tidak karena apa yang kita lakukan. Kita perlu bekerja
dan berdagang bila kita berdagang barang hasil curian, apakah bisa membangun
orang lain? Ini menunjukkan bahwa kita tidak mempunyai kesaksian yang baik. Ada
orang yang menjual obat palsu. Kalau
kita melakukan hal yang sama, hanya merusak orang lain.
3.
1 Kor 10:31. Jika
engkau makan, minum, atau melakukan yang lain, lakukanlah untuk kemuliaan Allah.
Waktu melakukan hal ini, apakah nama Tuhan dipermuliakan? Jangan lakukan yang
tidak memuliakan Tuhan, juga waktu melayani Tuhan. Kita bisa melayani Tuhan
seumur hidup kita. Dalam pelayanan kita terus bertumbuh dan kita punya
kerohanian yang semakin bertumbuh. Kita harus membaca firman Tuhan dan berdoa.
Kita harus memperoleh hikmat dari Tuhan agar bisa menghadapi rintangan di
hadapan kita dan untuk memperoleh kemenanganan.
No comments:
Post a Comment