Tuesday, October 16, 2012

Bibliology (1) 
Ev Inawaty
Komsel Pemuridan 9 September 2012
Beberapa puluh tahun lalu, para ahli mengatakan bahwa tidak mungkin kitab Pentateukh (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan) ditulis Musa karena saat itu belum ada tulisan. Ternyata ditemukan bahwa pada 2500-3000 SM sudah ada tulisan. Padahal Musa menulis sekitar 1400 SM, jadi sesuatu yang wajar karena tulisan sudah ada. Apalagi Musa dididik di istana Mesir sehingga punya pengetahuan yang luar biasa. Pada zaman dulu orang menulis di batu. Contoh : Hamurabi Code dan Ten Commandment (Sepuluh Perintah Allah). Tetapi tulisan di batu tidak mungkin dibawa (karena berat), sehingga kemudian ditulis di tanah liat dan kayu. Yang relevan dengan Alkitab adalah tulisan pada kulit binatang, papyrus di Mesir , perkamen (kulit tipis yang bisa dijadikan gulungan kitab) seperti Paulus menggunakannya lalu kertas. PL dan PB ditulis di perkamen (gulungan-gulungan kitab). Mungkin 1 gulungan terdiri dari 1 kitab atau kurang (kalau tulisannya banyak). Susunan kitab di Alkitab tidak seperti sekarang ini sehingga ada ahli mengatakan penyusunan kitab seperti sekarang atau pasal dalam Alkitab dilakukan kemudian hari.

Kanonisasi PB 
Kanonisasi PL berbeda dengan PB. Kanon artinya standar (dipakai sebagai pengukur). Pada proses penyusunan kanon PB, sebelumnya sudah ada orang tertentu yang mengatakan bagian dari Alkitab. Dalam hal ini , gereja mengambil dari orang yang bernama, Athanasius dalam “The Thirty Ninth Pascal Letter of Athanasius”, surat yang mencakup ke 27 kitab PB. Pada tahun 267 Masehi , surat yang dituliskan oleh Athanasius diterima oleh gereja timur sebagai kitab (kanon). Baru pada tahun 397 M secara resmi dalam The Council of Carthage, gereja barat pun menerimanya. Seluruh kitab dituliskan pada abad pertama. Kitab Wahyu yang dituliskan oleh Rasul Yohanes dituliskan pada tahun 90an. Itulah alasan bapa gereja, saat muncul Injil Thomas, Barnabas, Magdalena dengan cepat menolak. Sekarang sepertinya injil baru bermunculan. Injil tersebut ditulis paling cepat abad kedua atau ketiga. Kitab diinspirasikan Tuhan dan dimasukkan ke dalam Alkitab bila memenuhi 3 syarat : 1. Kitab ditulis oleh rasul atau mendapat otoritas dari rasul. Tidak semua kitab ditulis oleh rasul. Contoh : Lukas (dekat dengan Paulus) menulis berdasarkan otoritas Paulus, Markus (dibawa Paulus pelayanan, lalu mogok pelayanan sehingga kedua kali mau ikut ditolak Paulus sehingga Paulus tidak sependapat dengan Barnabas) yang menulis dengan otoritas Petrus. 2. Harus sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus dan para rasul. 3. Tulisan-tulisan itu sudah beredar dan diterima oleh gereja pada saat tulisan-tulisan itu muncul. Sehingga Injil Thomas tidak bisa diterima. Injil tersebut sudah ada tapi ditolak oleh bapak gereja. Ajarannya tidak sesuai (aneh) dari permulaan tidak diterima oleh gereja. Sehingga tidak benar gereja menindas (dengan menolak injil-injil baru). Dengan demikian kanon PB terwujud pada abad ke4.

Kanonisasi PL 
Kanonisasi PL berbeda, tidak ada konsili. Kitab di PL waktu ditulis itu adalah firman Tuhan dan kemudian diterima. Contoh : Pentateukh, ditulis Musa. Keluaran 24: 4. Musa menuliskan segala firman Tuhan. Ul 31:26. Saat seorang nabi menuliskan dan diterima sebagai firman Tuhan, maka aslinya diletakkan di samping tabut. Selain itu ada salinannya, karena tidak bisa sembarang orang melihat tabut. Kitab terus bertambah setelah Musa, lalu Yosua menulis kitab dan kemudian menaruhnya di samping tabut. Sehingga PL tidak diperdebatkan. Dalam Council of Jamnia AD 90/100 ditegaskan mengenai kanon PL. Tapi sebelumnya sudah ada kanon PL. Manuscript asli sudah tidak ada. Yang paling tua, adalah gulungan laut mati (dead sea scroll). Manuscript sekarang tidak setua gulungan laut mati Namun dibandingkan kitab itu, hanya ada kesalahan minor yang membuktikan kitab sekarang sangat akurat.

Proses Penyalinan Alkitab 
Masalah : tanpa adanya manuscript asli, bagaimana kita yakin bahwa Alkitab bisa dipercaya? Kita bersyukur dengan ahli taurat. Walau pada zaman Yesus, ahli taurat banyak dicela karena tidak punya belas kasihan. Tetapi mereka mempunyai sumbangsih besar dalam hal menyalin manuscript. Peraturan yang sangat ketat diberikan kepada orang yang menyalin kitab.
- Mereka hanya boleh memakai kulit binatang yang halal, Bahkan tali pengikat gulungan harus dari kulit binatang yang halal.
- Setiap kolom (?) harus di antara 48-60 baris.
- Kulitnya ada ukurannya.
- Memakai tinta yang hitam dari resep yang tertentu agar tahan lama
- Ketika menuliskan mereka harus menyuarakannya (untuk memastikan supaya jangan ngantuk, orang Yahudi kalau berdoa bersuara agar jangan sampai ketiduran. Hanna waktu berdoa dalam hati dipikir iman Eli mabuk).
- Setiap kali mereka menemukan kata YHWH (manuscript Ibrani tidak ada huruf hidup) mereka harus membersihkan pena dan seluruh tubuh mereka. Padahal nama YHWH (TUHAN / ALLAH) ada 6.000 buah lebih atau lebih banyak dibanding nama Elohim (Allah) yanag sekitar 2.500 buah dan Adonai (Tuhan). Sehingga untuk menyalin, mereka harus mandi 6.000 kali sehingga tidak akan ngantuk. Namun alasannya bukan karena tidak ngantuk melainkan untuk menunjukkan hormat kepada nama tersebut.
- Setiap huruf , kata dan paragraph harus dihitung. Nanti ditebak di tengah huruf apa. Kata di salinannya juga dihitung untuk dibandingkan ketepatannya. Hal ini menunjukkan betapa hati-hatinya.
- Tidak boleh ada 2 huruf yang bersambungan (berdempetan). Kalau ngantuk tulisan bisa jadi 1. Ketika dihitung, di titik tengahnya huruf apa dan akan dihitung.
- Tulisan harus dicek ulang dalam waktu 30 hari. Kalau dalam puluhan halaman (satu set) ditemukan 3 halaman yang perlu dikoreksi, maka keseluruhan dokumen dibuang. Karena berarti penulisnya tidak hati-hati - Manuscript tua tidak boleh dibuang ke tong sampah melainkan harus dikuburkan. Maka ditemukan dead sea scroll. Sehingga akhirnya ditemukan hasil galian manuscript tua. Sehingga Alkitab merupakan catatan ribuan tahun tapi penyalinannya sangat akurat.
- Perbedaan satu huruf dicatat dalam catatan huruf kaki. Kebanyakan hanya berupa perbedaan aksen dan vowel. Karena dalam bahasa Ibrani huruf hidupnya berubah ketika menjadi kalimat. Itu perbedaan yang tidak mengubah arti. Sehingga kita bisa percaya pada Alkitab kita.

Penterjemahan 
Septuaginta (LXX) Perjanian Lama diterjemahkan ke bahasa Yunani dan itu Alkitab yang digunakan oleh para rasul ,karena orang Yahudi tidak berbahasi Ibrani, Tuhan Yesus bahkan berbahasa Aram. Paulus , karena berpendidikan tinggi fasih berbahasa Yunani. Orang Israel tidak mempunyai kerajaan dari abad 6 SM , karena hancur. Saat itu dikuasai oleh Kerajaan Babel yang menggunakan bahasa Aram. Pada zaman Yesus, Isreal dikuasai oleh bangsa Romawi. Alexander Agung mempunyai cita-cita besar agar dunia menganut budaya Yunani yang akhirnya terwujud. Sehingga walau dikuasai bangsa Romawi, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Yunani. Padahal bangsa Romawi menggunakan bahsasa Latin. Orang Yahudi menggunakan bahasa Aram sehari-hari. Sehingga Tuhan Yesus pun menggunakan bahasa Aram. Di Alkitab kita ada kata-kata Aram yang diterjemahkan seperti Eloi Eloi Lama Sabakhtani dan Talitakum. Dengan demikian saat berkhotbah, pembicara agar jangan terlalu menekankan bahasa yang digunakan. Contoh : Petrus sewaktu menjawab pertanyaan Yesus tentang apakah ia mengasihi Yesus, menjawab 3 kali. Dua yang pertama menggunakan kata agape dan yang ketiga phileo. Yohanes yang mencatatnya sering menggunakan kata sinonim. Apalagi Yesus memakai bahasa Aram, sedangkan para rasul banyak memakai septuaginta.

Septuaginta kemudian menjadi sangat penting. Karena diterjemahkan pada abad ke3 SM berarti lebih tua dari manuscript ibrani saat ini (yang paling tua 1 abad Masehi). Sumber Septuaginta lebih tua dari manuscript kita. Kita harus mengetahui bahwa urutan kitab kita berbeda dengan kitab orang Yahudi. Karena kita mengikuti Septuaginta dimana mencoba mengurutinya secara kronologis. Terutama catatan sejarah. Dari Pentateukh sampai sejarah maka kita gampang menghapal. Pentateukh, Yosua, Hakim-Hakim, Rut (terjadi pada zaman Hakim), Samuel, Raja, Tawarikh, Ezra , Nehemia , Ester (ketiganya kembali dari pembuangan, Kitab Ester bagi orang Israel yang tidak kembali dari pembuangan). Pembagian kitab Ibrani tidak demikian. Masuk kitab hikmat , puisi, Ayub. Kitab Ibrani terdiri dari :
- torah : kejadian , keluaran, imamat, bilangan, ulangan (5 kitab)
- nabi-nabi dibagi 2 : nabi awal (Yosua, hakim, Samuel, dan Raja-Raja yang keduanya digabung dalam1 kitab) dan nabi kemudian (Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, kitab 12 nabi yang dikenal dari Hosea-Maleakhi) berjumlah 8 kitab.
- Ketubim (tulisan) 11 kitab : Mazmur, Ayub, Amsal, Rut, Kidung Agung, Pengkhotbah, Ratapan, Ester Daniel, Ezra , Nehemia dan terakhir Tawarikh. Jadi sebenarnya hanya 24 kitab tapi dipecahkan sehingga berjumlah 39. Kita harus mengerti agar mengerti apa yang TUhan Yesus katakan. Luk 24:44 (Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.") Artinya seluruh kitab PL. Tuhan Yesus tidak menggunakan urutan septuaginta melainkan kitab Ibrani.

Mat 23:34-35 (34 Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, 35 supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.) Habel dari kitab Kejadian, Zakaria dari kitab Tawarikh (2 Taw 24:20-21) yang merupakan kitab terakhir. Dengan demikian berarti nabi-nabi yang dibunuh dicatat di kitab pertama sampai kitab terakhir. Kita mencoba mengkronologiskan kitab-kitab (menyusun berdasarkan urutan kejadian). Gereja tidak masalah dengan penempatan kitab tersebut. Namun ada 2 kitab yang tidak boleh berubah urutannya yakni Kejadian (Penciptaan) dan Wahyu (New Creation bumi : dan langit yang baru).

Perbedaan Alkitab Kristen dan Katolik 
Pada Alkitab Katolik ada deuterokanonika (yang artinya kanon yang kedua). Kanon dilakukan tahun 397 M. Lalu Katolik menambahkan kanon yang kedua sesudah reformasi oleh Martin Luther, karena di dalam kitab itu ada yang bisa mendukung ajaran mereka. Seperti berdoa untuk orang yang meninggal. Contoh : di Kitab Makabe , setelah serdadu mati, Makabe mengajak keluarga berdoa untuk serdadu yang tewas di medan perang. Pada tahun 1546 The Council of Trent menambahkan deuteruokanonika karena adanya serangan bahwa ajaran mereka tidak Alkitabiah. Deuterokanonika tidak buruk alias buku baik yang menceritakan intertestament period (periode antara PL dan PB karena tidak ada di Alkitab). Padahal itu masa yang sangat penting, karena banyak pemikiran orang Yahudi dan karena Tuhan mempersiapkan mereka menantikan Tuhan Yesus. Kitab ini memberikan masukan tentang doktrin mereka. Sehingga kitab Makabe ada di Makabe 1,2. Kitab ini banyak membicarakan tentang Yahudi yang martir. Di masa itu tidak ada kerajaan Yahudi dan bangsa Yahudi dianiaya oleh bangsa Yunani. Kerajaan Yunani dibagi 4 setelah meninggalnya Alexander Agung. Ada 2 kerajaan yang dengan kejam bergiliran menindas bangsa Yahudi. Setelah keluarga Seleucid menguasai, ada Anchochus IV Epiphanes , raja yang sangat kejam karena mau menghapuskan budaya Yahudi dan menggantikannya dengan heleniasme. Contohnya tidak boleh sunat. Sehingga ada orang Yahudi yang mau membatalkan sunatnya. Orang disunat ketahuan karena kalau ikut olimpiade harus telanjang. Anchochus mendirikan mezbah untuk Zeus dan mempersembahkan babi. Ia memaksa orang Yahudi menyembah Zeus sehingga timbul pemberontakan. Kemudian keluarga Makabe mengambil alih bait Allah dan peristiwa ini dirayakan sebagai hari raya Hanukah. Namun aKhirnya keluarga Makabe ada yang tidak benar, sehingga dihancurkan oleh Romawi. Mereka berkuasa sekitar 100 tahun.

Apokrifa (tulisan di luar kanon yang dihubungkan dengan Kristus atau para rasul, atau bisa juga berarti sebagai keterangan mengenai Kristus atau para rasul) Deuterokanonika adalah buku baik untuk dibaca , tetapi kita tidak setuju dengan Katolik. Kita tidak menganggapnya sebagai kanon seperti buku apokrifa tidak pernah mengklaim sebagai firman Tuhan. PB tidak mengakui apokrifa. PB mengutip banyak PL (lebih dari 295 kali). Bukan berarti PL dan PB tidak pernah mengutip kitab lain, hanya tidak pernah memberi otoritas. Contoh pada kitab Yosua tertulis matahari berhenti (yang diambil dari kitab orang jujur). Juga ada kitab raja-raja. Tapi tentang kitab-kitab itu, di Alkitab tidak pernah dinyatakan “ada tertulis”. Alkitab tiddak pernah mengutip apokrifa. Pernah ada tulisan diluar apokrifa yang diakui Katolik. Kitab Yudas pernah mengutib I Henokh tapi tidak masuk deuterokanonika. PB tidak pernah menganggapnya sebagai firman Tuhan.

Doktrin Alkitab yang sangat penting yang berbeda antara Protestan dan Katolik 
Pada Protestan, yang menentukan kitab sebagai firman Tuhan adalah kitab itu sendiri. Karena itu gereja berada di bawah Alkitab sehingga gereja tidak bisa menentukan kitab sebagai Alkitab. Gereja hanya mengakui kitab itu sebagai firman Allah. Sedangkan pada Katolik, gereja menentukan kitab mana yang diinspirasikan Tuhan , sehingga mereka bisa menentukan deuteronika masuk dalam Alkitab. Protestan : kitab tidak diinspirasikan. Gereja ditempatkan di bawah firman Tuhan. Pada Katolik : gereja sejajar dengan firman Tuhan. Pada Katolik, kitab tradisi dan perkataan Paus berotoritas sedangkan pada Protestan : tradisi yang tidak alkitabiah dibuang. Banyak orang Yahudi rela martir daripada menyerah pada kekuasan jahat. Pada kitab Makabe ada kisah tentang seorang ibu dengan 7 orang anak, disuruh menyangkal Tuhan. Tapi mereka tidak mau. Anak-anaknya disuruh menyangkal, tapi mereka menolak. Akhirnya satu per satu anaknya dibunuh karena tidak mau menyangkal sampai akhirnya ibunya sendiri dibunuh. Mereka tidak menyangkal iman. Itu tidak diinspirasikan. Buku baik untuk misionari tetapi bukan kanon

Bagaimana bila ditemukan tulisan Paulus yang lain? 
Ada tulisan Paulus yang tidak termasuk dalam Alkitab. Di Alkitab, hanya ada 1 dan 2 Korintus. Sebenarnya ada 4 tulisan Paulus ke jemaat di Korintus. Kitab 2 Korintus di Alkitab seharusnya 4 Korintus. Kanon sudah dianggap ditutup. Kitab Wahyu 22:18. Memberi peringatan tidak boleh menambah dan mengurangi yang diaplikasikan ke seluruh Alkitab. Perkataan Yesus saja banyak yang tidak dicatat dalam Alkitab, karena bila semua dicatat seluruh dunia tidak cukup. Contoh : kalau kita membaca Mat 5-7 dalam waktu 10 menit sudah selesai. Padahal Tuhan Yesus berkhotbah seharian sampai orang yang mendengar kelaparan. Apakah Tuhan Yesus berbicara sangat lambat dalam 1 hari itu? Tidak mungkin. Itu hanya intisari saja, sebagian kecil yang Tuhan Yesus khotbahkan. Demikian juga dengan Paulus. Penulis Alkitab harus menyeleksi, memilih untuk apa yang dituliskan. Kita harus bertanya , kenapa kisah ini yang dimasukkan. Kalau ditemukan kanon lainnya tidak dimasukkan.

No comments:

Post a Comment