Pdt Liem Ie Liong
Luk 10:25-37, Yoh 15:4
Orang Kristen percaya bahwa Allah adalah sumber
kehidupan. Dalam perumpamaan tentang pokok anggur, Tuhan Yesus berkata Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya (Yoh 15:4). Ranting tidak akan menjadi kering dan bisa
berbuah, kalau bersatu dengan pokoknya. Pokok Anggur (Tuhan Yesus) menjadi
sumber dari kehidupan. Sejak bertobat dan percaya, Tuhan tinggal di dalam hati
kita. Tuhan Yesus ingin mengajarkan untuk tinggal di dalamNya. Masalahnya
seringkali setelah menjadi orang Kristen, kita tidak tinggal di dalam Kristus.
Tinggal di
dalam Kristus
Tuhan tidak sekedar meginginkan kita tinggal di dalam
Kristus, tapi Tuhan menuntut kita tinggal di dalam Dia. Pohon Anggur bisa
berbuah, sepanjang rantingnya tidak
lepas dari pokok. Dari perumpamaan tentang pokok anggur, Tuhan Yesus ingin
menganalogikan kita sebagai ranting dan Tuhan menuntut kita tinggal di dalamNya
terus menerus. Setelah percaya dan bertobat, jangan lupa mentransformasikan
kehidupan kita terus menerus sehingga bisa berbuah dengan jalan tinggal di
dalam Kristus. Agar dalam kehidupan , kita semakin mengasihi Tuhan, hidup dalam
Tuhan, membaca dan merenungkan firman Tuhan. Bila tidak baca Alkitab atau tidak
berdoa, ada kerinduan. Sebaliknya bila tidak ada kerinduan lagi, maka baca atau
tidak baca tidak ada sehingga kita tidak terus baca. Kita bersyukur kalau satu
hari tidak baca Alkitab, Roh Kudus menggerakkan dan memberikan kerinduan untuk
baca. Tinggal di dalam sumber (Allah) kehidupan agar kita punya kuasa untuk
menghasilkan buah. Kalau tidak membaca Alkitab dan berdoa artinya kita tidak
tinggal di dalam Kristus.
Orang
Kristen yang Berbuah
Kita punya kuasa untuk berbuah kalau kita tinggal di
dalam Dia. Pada Yoh 15:7 tertulis Jikalau
kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa
saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Kata “tetap tinggal”
berarti kita mempercayai perkataan (firman) Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita.
Pada Yoh 8:31 dikatakan bahwa seorang murid harus terus menerus mau belajar (jikalau kamu tinggal dalam firmanKu, kamu
benar-benar muridKu). Pada Yoh 8:32 dikatakan kalau kita tinggal dalam Firman,
Firman akan memerdekakakn kita, karena Firman itu kebenaran sehingga kehidupan
kita boleh berbuah. Memerdekakan artinya membebaskan kita dari dosa. Dengan tinggal
dalam Firman kita punya kuasa, kita tahu kehendakNya dan melakukannya. Pemazmur
mengatakan orang yang berbahagia adalah
orang yang kesukaan adalah Taurat dan merenungkannya siang malam dan bukan
orang yang hidupnya mengikuti contoh (meniru) dunia ini , tetapi orang yang dalam kehidupannya
sesuai dengan Firman dan mempercayainya. Firman Tuhan berkuasa dan memperbarui
hidup, mengajar dan menuntun setiap orang percayauntuk melakukan apa yang
sesuai dengan kehendak Allah. Untuk tetap tinggal dalam Kristus, maka kita
harus tinggal dalam Firman terus menerus , mempunyai hubungan dengan Tuhan dan
merenungkannya siang dan malam. Merenungkannya siang malam pertanda kita tetap
tinggal di dalam Kristus.
Tetap tinggal di dalam Kristus (Yoh 15:9), berarti
tetap tinggal dalam kasih Yesus, percaya bahwa Tuhan mengasihi, dan kita
menerima kasih Tuhan. Saya sudah menerima kasih Yesus dalam hidup saya,
mempercayai Tuhan Yesus yang telah mengasihi saya. Kita harus mempercayai kasih
Yesus dalam seluruh aspek kehidupan kita. Artinya saat Tuhan memberkati atau tidak
memberkati, kita tetap percaya Tuhan dalam seluruh kita. Itulah tinggal di
dalam kasih. Kalau mau tetap tinggal di dalam Kristus, kita harus percaya kasih
Kristus sehingga kita bisa mengasihi Tuhan dan menghasilkan buah kasih. Saya
mengasihi Tuhan dan sesama, memuliakan dan menyenangkan Tuhan karena kita ada
kasih. Saya hidup dengan melakukan apa yang baik yang meninggikan nama Tuhan
seperti yang dilakukan oleh orang Samaria (Lukas 10) yang menolong orang yang dirampok
dan dipukuli, tergeletak jatuh di pinggir jalan. Kita tinggal di dalam kasihNya
dan mempercayai kasih Yesus dalam kehidupan kita , kita percaya Yesus mengasihi
sesama kita, dengan kasih Tuhan kita menunjukkan buah. Kita membawa jiwa datang
kepada Tuhan. Ada banyak jiwa yang belum dibawa kepada Tuhan. Itulah panggilan
kita semua untuk menghasilkan buah yaitu dengan tinggal di dalam kasih.
Selesai sekolah Alkitab, saya mengikuti praktek pelayanan
1 tahun. Saya diutus melayani di Putusibau (Kalbar, Kapuas Hulu) tahun 1988. Dari
Jakarta-Pontianak naik pesawat., Lalu dari Pontianak naik pesawat yang muat 8
orang, sekitar 2-3 jam. Lalu naik perahu motor menyeberangi sungai Kapuas yang
baru pertama kali saya lihat. Sungainya sangat panjang dan lebar dengan air
yang deras. Dengan pertolongan Tuhan , saya melayani di sana dan dengan penuh
sukacita. Setelah selesai saya kembali ke Pontianak, naik pesawat kecil dan
sebentar-sebentar melihat ke bawah. Sungai Kapus terlihat kecil dan kemudian
hanya terlihat pohon-pohon saja. Saya meneteskan air mata, bukan karena
pergumulan dan kesulitan, tapi saya merenungkan begitu banyak orang di sana
yang belum mendengar dan percaya Tuhan. Ini mengingatkan saya, agar tidak
kehilangan kasih dan tidak lagi meneteskan air mata melihat orang-orang yang
hilang. Tuhan menuntut kita tinggal di dalam FIrmanNya sehingga dalam kehidupan,
kita boleh menghasilkan buah. Setelah jadi orang kristen puluhan tahun sudahkah
menghasilkan buah?
No comments:
Post a Comment