Monday, October 22, 2012

Allah Ingin Kita Berbuah



Pdt Liem Ie Liong

Luk 10:25-37, Yoh 15:4
Orang Kristen percaya bahwa Allah adalah sumber kehidupan. Dalam perumpamaan tentang pokok anggur, Tuhan Yesus berkata Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya (Yoh 15:4). Ranting tidak akan menjadi kering dan bisa berbuah, kalau bersatu dengan pokoknya. Pokok Anggur (Tuhan Yesus) menjadi sumber dari kehidupan. Sejak bertobat dan percaya, Tuhan tinggal di dalam hati kita. Tuhan Yesus ingin mengajarkan untuk tinggal di dalamNya. Masalahnya seringkali setelah menjadi orang Kristen, kita tidak tinggal di dalam Kristus.

Tinggal di dalam Kristus
Tuhan tidak sekedar meginginkan kita tinggal di dalam Kristus, tapi Tuhan menuntut kita tinggal di dalam Dia. Pohon Anggur bisa berbuah, sepanjang rantingnya  tidak lepas dari pokok. Dari perumpamaan tentang pokok anggur, Tuhan Yesus ingin menganalogikan kita sebagai ranting dan Tuhan menuntut kita tinggal di dalamNya terus menerus. Setelah percaya dan bertobat, jangan lupa mentransformasikan kehidupan kita terus menerus sehingga bisa berbuah dengan jalan tinggal di dalam Kristus. Agar dalam kehidupan , kita semakin mengasihi Tuhan, hidup dalam Tuhan, membaca dan merenungkan firman Tuhan. Bila tidak baca Alkitab atau tidak berdoa, ada kerinduan. Sebaliknya bila tidak ada kerinduan lagi, maka baca atau tidak baca tidak ada sehingga kita tidak terus baca. Kita bersyukur kalau satu hari tidak baca Alkitab, Roh Kudus menggerakkan dan memberikan kerinduan untuk baca. Tinggal di dalam sumber (Allah) kehidupan agar kita punya kuasa untuk menghasilkan buah. Kalau tidak membaca Alkitab dan berdoa artinya kita tidak tinggal di dalam Kristus.

Orang Kristen yang Berbuah
Kita punya kuasa untuk berbuah kalau kita tinggal di dalam Dia. Pada Yoh 15:7 tertulis Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Kata “tetap tinggal” berarti kita mempercayai perkataan (firman) Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita. Pada Yoh 8:31 dikatakan bahwa seorang murid harus terus menerus mau belajar (jikalau kamu tinggal dalam firmanKu, kamu benar-benar muridKu). Pada Yoh 8:32 dikatakan kalau kita tinggal dalam Firman, Firman akan memerdekakakn kita, karena Firman itu kebenaran sehingga kehidupan kita boleh berbuah. Memerdekakan artinya membebaskan kita dari dosa. Dengan tinggal dalam Firman kita punya kuasa, kita tahu kehendakNya dan melakukannya. Pemazmur mengatakan orang yang berbahagia adalah orang yang kesukaan adalah Taurat dan merenungkannya siang malam dan bukan orang yang hidupnya mengikuti contoh (meniru) dunia  ini , tetapi orang yang dalam kehidupannya sesuai dengan Firman dan mempercayainya. Firman Tuhan berkuasa dan memperbarui hidup, mengajar dan menuntun setiap orang percayauntuk melakukan apa yang sesuai dengan kehendak Allah. Untuk tetap tinggal dalam Kristus, maka kita harus tinggal dalam Firman terus menerus , mempunyai hubungan dengan Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Merenungkannya siang malam pertanda kita tetap tinggal di dalam Kristus.
Tetap tinggal di dalam Kristus (Yoh 15:9), berarti tetap tinggal dalam kasih Yesus, percaya bahwa Tuhan mengasihi, dan kita menerima kasih Tuhan. Saya sudah menerima kasih Yesus dalam hidup saya, mempercayai Tuhan Yesus yang telah mengasihi saya. Kita harus mempercayai kasih Yesus dalam seluruh aspek kehidupan kita. Artinya saat Tuhan memberkati atau tidak memberkati, kita tetap percaya Tuhan dalam seluruh kita. Itulah tinggal di dalam kasih. Kalau mau tetap tinggal di dalam Kristus, kita harus percaya kasih Kristus sehingga kita bisa mengasihi Tuhan dan menghasilkan buah kasih. Saya mengasihi Tuhan dan sesama, memuliakan dan menyenangkan Tuhan karena kita ada kasih. Saya hidup dengan melakukan apa yang baik yang meninggikan nama Tuhan seperti yang dilakukan oleh orang Samaria (Lukas 10) yang menolong orang yang dirampok dan dipukuli, tergeletak jatuh di pinggir jalan. Kita tinggal di dalam kasihNya dan mempercayai kasih Yesus dalam kehidupan kita , kita percaya Yesus mengasihi sesama kita, dengan kasih Tuhan kita menunjukkan buah. Kita membawa jiwa datang kepada Tuhan. Ada banyak jiwa yang belum dibawa kepada Tuhan. Itulah panggilan kita semua untuk menghasilkan buah yaitu dengan tinggal di dalam kasih.

Selesai sekolah Alkitab, saya mengikuti praktek pelayanan 1 tahun. Saya diutus melayani di Putusibau (Kalbar, Kapuas Hulu) tahun 1988. Dari Jakarta-Pontianak naik pesawat., Lalu dari Pontianak naik pesawat yang muat 8 orang, sekitar 2-3 jam. Lalu naik perahu motor menyeberangi sungai Kapuas yang baru pertama kali saya lihat. Sungainya sangat panjang dan lebar dengan air yang deras. Dengan pertolongan Tuhan , saya melayani di sana dan dengan penuh sukacita. Setelah selesai saya kembali ke Pontianak, naik pesawat kecil dan sebentar-sebentar melihat ke bawah. Sungai Kapus terlihat kecil dan kemudian hanya terlihat pohon-pohon saja. Saya meneteskan air mata, bukan karena pergumulan dan kesulitan, tapi saya merenungkan begitu banyak orang di sana yang belum mendengar dan percaya Tuhan. Ini mengingatkan saya, agar tidak kehilangan kasih dan tidak lagi meneteskan air mata melihat orang-orang yang hilang. Tuhan menuntut kita tinggal di dalam FIrmanNya sehingga dalam kehidupan, kita boleh menghasilkan buah. Setelah jadi orang kristen puluhan tahun sudahkah menghasilkan buah?

No comments:

Post a Comment