Friday, October 19, 2012

Penebusku Hidup



Ev. Panghulu

Luk 24:1-12; 1 Kor 15:51-58

Di dalam kehidupan, mengiring Tuhan sebagai orang percaya mendatangkan sukacita bagi kita anak-anakNya. Namun dalam pemeliharaan Tuhan, tidak selalu jalan yang dilalui indah atau jalan yang tidak ada hambatan. Ada permasalahan dan pergumulan dalam hari-hari yang kita lewati. Namun yang pasti , Penebus kita hidup dan Ia pegang hari esok. Dalam Luk 24:1-12 , Lukas menceritakan pergumulan para murid saat itu yang menghadapi kematian dari pemimpinnya yaitu Yesus Kristus sendiri. Begitu banyak yang berkecamuk dalam pikiran mereka sebelum mereka datang ke kubur Yesus pagi itu. Apa yang diharapkan dari Yesus tidak sepenuhnya terwujud dalam pikiran mereka. Dalam ajaran rabi yang mereka dengar, Mesias akan datang menegakkan kerajaanNya. Namun justru mereka menemukan, yang akan menegakkan kerajaan malah mati. Pemahaman itu tergambar jelas dalam pemikiran para murid saat Yesus bangkit dari antara orang mati dan naik ke surga, mereka bertanya, “Kapan Tuhan menengakkan kerajaanNya?” Mereka merempahi tubuh Yesus sebagai ucapan terima kasih. Dalam keadaaan demikian, mereka tidak tahu berbuat apa dan mereka kehilangan harapan. Dalam keadaan termangu-mangu, mereka melihat kubur Yesus kosong. Lukas menjelaskan bahwa dua orang malaikat menjumpai mereka dan bertanya, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada di sini Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakanNya kepadamu sewaktu Ia masih di Galilea”. Kesaksian kebangkitan pertama kali dijumpai kaum perempuan. Inilah kejujuran para penulis Injil saat menceritakannya. Kaum liberal bertanya apakah betul Injil menceritakan sebenarnya? Para penulis PB menyatakan Injil sebagaimana adanya. Kalau seandainya kepercayaan akan kebangkitan merupakan rekayasa murid, maka penulis Injil tidak akan menuliskan kelemahan sewaktu membangun kerajaan. Misal : Matius bila tahu Yesus tidak bangkit dan bertekad meneruskan ajaran Yesus yang sudah disampaikan, maka saya jadi Matius akan menyingkirkan kelemahan yang ada saat itu agar ajaran yang ditegakkan berdiri teguh. Tetapi keyakinan akan Kristus yang bangkit membuat penulis Injil mengemukakan apa adanya. Saksi dari kebangkitan Kristus adalah perempuan-perempuan. Padahal saat itu , kesaksian perempuan di pengadilan tidak sah. Namun Injil mengemukakan kepada kita, bahwa kebangkitan Kristus disaksikan perempuan, baru kemudian menampakkan diri kepada Kefas dan 500 murid yang lainnya. Ketika malaikat menyampaikan pesan kepada perempuan-perempuan apa yang diajarkan Kristus yang kemudian diteruskan kepada para rasul dan pengikut Kristus. Saat itu ada yang tidak percaya pada kebangkitan Kristus.

Seringkali dalam kehidupan kita, ketika masalah hadir membuat kita tidak menyadari bahwa Allah itu hidup. Kita sering berpikir masalah itu lebih besar dari Allah . Kita diliputi kekuatiran dan kebingungan. Kita berusaha mencari jalan keluar atau pasrah dalam keadaan yang tertimpa pada kita. Kita melihat para perempuan dalam keadaan takut, kehilangan dan sedih. Mereka lupa apa yang telah dikatakan Juruselamat kepada mereka. Lukas mengulangi pesan kematian Yesus Kristus 3 kali. Setelah mengikuti Juruselamat begitu lama mereka masih belum memahaminya. Setelah kebangkitan, mereka baru menyadari perkataan Juruselamat. Dalam kehidupan kita, saat kita ikut Yesus pertama kali, mengenal gereja, kadang tidak setiap kita tidak memberi respon yang baik terhadap kebenaran Firman Allah. Kesadaran akan Allah yang hidup dalam hidup kita tidak bangkit dalam kehidupan kita setiap hari. Perjumpaan pribadi dengan Allah begitu minim. Hal tersebut dikatakan permasalahan begitu mendera kehidupan kita. Kesadaran bahwa Allah itu hidup dan pegang hari esok, hilang dari kehidupan kita. Kita lebih disibukkan pada aktifitas yang dilakukan, tanpa mengalami sentuhan pribadi dari Tuhan.

Saat bicara Penebusku hidup, bagaimana kehidupan kita setiap hari dibawa kepada kesadaran bahwa Allah telah bangkit 2.000 tahun juga Allah yang menyatakan diri kepada kita. Kesadaran bahwa Penebus kita hidup dan hadir dalam momen-momen yang sulit dalam kehidupan kita. Melalui kehadiran momen yang sulit, Allah berbicara kepada kita. CS Lewis dalam bukunya Problem of Faith ,mengatakan bahwa Allah berbisik dalam hati kita. Allah berbicara kepada setiap kita dan Ia berteriak dalam penderitaan kita. Penderitaan merupakan momen yang sulit adalah megapon Allah bagi dunia ini. Kalau kehidupan itu baik-baik saja, tidak mungkin kita melihat kehadiran Tuhan begitu nyata. Kita begitu nyaman dalam comfort zone kita dan sulit melihat sentuhan pribadi Allah dalam hidup kita. Murid-murid mengalami momen sulit dalam kehidupan yaitu bagaimana Allah membuat mereka paham akan peran dalam hidup mereka. Socrates, seorang filsuf, berkata bahwa kehidupan yang tak teruji bukanlah kehidupan yang patut dijalani. Seorang yang tidak mengenal Tuhan dalam kehidupan ada ujian yang hadir. Kalau tidak ada ujian, kehidupan tidak layak dijalani.

John Owen dalam bukunya mengenai pencobaan mengatakan , ada 2 jenis pencobaan yaitu pencobaan yang berasal dari Allah (ujian) dan pencobaan yang dibuat Si Jahat agar manusia jauh dari Allah. Ujian yang Allah ijinkan terjadi dalam hidup melalui momen yang sulit tujuannya untuk menolong setiap kita mengetahui apakah kita sehat dalam kehidupan rohani. Salah satu contoh : Abraham, setelah lama menantikan anak begitu lama, suatu hari Allah berfirman kepadanya untuk membawa anaknya, Ishak, untuk dipersembahkan di Gunung Moria. Saat itu iman Abraham diuji. Mungkin Abraham bertanya apa yang akan dilakukan Allah kepada Ishak, bukankah Ia berfirman keturunannya akan sebanyak bintang di langit dan pasir di laut. Tetapi saat ia diuji, Abraham taat. Ia mengorbankan anaknya sampai Tuhan berfirman kepadanya untuk mengganti sang korban. Kita bisa melihat ketaatan Abraham. Ketika ujian diberikan dalam kehidupan, ia didapati taat di hadapan Allah.

Contoh lainnya : Hizkia pada awalnya seorang raja yang takut akan Tuhan dalam kehidupannya. Ia mengadakan reformasi luar biasa di Israel. Paskah yang sudah lama tidak diadakan, diadakan kembali pada zamannya. Suatu hari, nabi Yesaya bin Amos mendapat firman Tuhan yang mengatakan, “Aku akan mengumpulkan Hizkia bersama leluhurnya.” Dan hal ini disampaikan ke Hizkia. Saat sakit parah ia menghadap ke dinding dan berkata, “Tuhan tidakkah Engkau lihat segala sesuatu yang telah kuperbuat untukMu.” Firman Tuhan datang kembali kepada Yesaya. Tuhan menambahkan umur Hizkia lima belas tahun lagi. Pada 2 Taw 32 dicatat ketika ujian terjadi dalam hidup Hizkia, dan ia disembuhkan dari penyakitnya, umurnya diperpanjang 15 tahun, suatu hari ia menyombongkan diri kepada orang Babel dengan menunjukkan perkakas bait Allah dan kerajaan. Ia mulai sombong dengan apa yang ia punya. Lalu Yesaya datang dan bertanya siapa yang datang. Dikatakan orang Babel. Semuanya telah ditunjukkan kepada orang Babel. Firman TUhan, “Semua barang dan perkakas yang ada di sini akan dibawa ke Babel.” Namun hal itu tidak terjadi dalam zaman Hizkia, melainkan pada keturunan berikutnya. Hizkia berkata dalam hatinya, asal itu tidak terjadi dalam zamanku, ya sudah. Kesehatan rohani Hizkia dapat dilihat. Ketika ujian Tuhan diberikan dalam hidup orang percaya, ini menolong kita mengetahui kehidupan rohani. Saat hadapi ujian, apakah kita siap atau lari? Apakah masa sulit dalam hidup dilihat sebagai kesempatan untuk semakin mengenal Allah atau bertanya mengapa ini harus terjadi. Hal tersebut membawa kesadaran akan Allah dalam hidup kita.

Bagaimana kita dibawa kepada kesadaran bahwa Penebus kita hidup melalui kehadirannya dalam hidup kita. Kesadaran hadir melalui kehadiran Allah dalam hidup kita. Ketika malaikat mengingatkan tentang Yesus yang sudah bangkit, bagaimana Yesus yang bangkit memberi harapan baru bagi murid-murid perempuan saat itu. Alkitab mengatakan, maka teringatlah mereka akan apa yang diakatan Yesus. Mata mereka terbuka terhadap kebenaran. Kebenaran yang sudah mereka dengar, membawa makna baru kepada mereka. Kesadaran akan Allah yang hidup tidak pernah akan hadir dalam hidup kita, bila Allah tidak di bawah dalam hidup. Kehidupan kita ditranformasi melalui pendengaran akan Firman. Pdt Stephen Tong dibawa dari kecil ke gereja untuk mendengar firman Tuhan. Ia berkata, “Pikiranku dipenuhi kebenaran.”Saat ini, kebiasaan mendengar melalui kebenaran sudah memudar. Ketika kebenaran tidak sesuai dengan hati, maka saat khotbah memilih tidur. Ketika ditegur, kita bersikeras untuk tidak mendengarkan. Rom 10:17, iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman Kristus. Transformasi dikerjakan melalui penyerapan kebenaran. Seperti spon yang dalam keadaan kering di masukkan ke dalam air, mampu serap air sesuai kapasatisnya, transformasi kebenaran juga demikian. Bagaimana kita menyerap kebenaran firman Allah yang disampaikan? Sekarang bukan hanya mendengar, menyerap tapi juga berpegang teguh. Menanamkan tekad dalam diri untuk mengikuti firman. Ini tanggung jawab kita. Kalau firman berkata harus mengampuni, maka kita harus ampuni. Tetapi dalam hidup banyak kompromi dilakukan, kerinduan untuk tinggal dalam Kristus, jauh. Saat permasalahan kehidupan terjadi, kita lebih percaya hal tahyul daripada kebenaran firman Tuhan. Ada peristiwa yang terjadi dalam suatu keluarga. Di asrama tempatnya tinggal, banyak hantu gentayangan dan anak ini sering diikuti. Orang tuanya sudah kenal Kristus. Mereka khawatir dan sang mama mencari orang pintar yang kemudian berkata, “Anak ibu ada beberapa roh jahat yang mengikutinya kemana-mana. Maka anak itu harus beli jeruk nipis, bawang, ikat dalam satu kantong letakkan di bawah bantal tempat tidur supaya setan lari.” Ibu ini kemudian mendesak agar anaknya melakukannyam padahal ia oOrang yang sudah kenal kebenaran. Ketika khawatir, selalu mencari jalan pintas. Hal ini tidak benar, jangan cari orang pintar! Berpegang teguh pada kebenaran, nyatakan dalam hati. Seberapa rindu aku mengasihi Penebusku yang hidup. Dengan melakukan kebenaran firmanNya.  Kesadaran akan Penebus yang hidup harus dibangun melalui momen yang sulit yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita. Kebenaran Allah yang sanggup mentransormasi diri sehingga momen pertemuan pribadi dengan Allah. Penebusku hidup ada hari esok, Penebusku hidup dia jamin hari esok. Kebenaran merupakan jaminan dalam hidup sampai kita kembali kepada Bapa.

No comments:

Post a Comment