Sunday, October 21, 2012

Buah Pertobatan



Pdt Andreas H. Simeon
2 Pet 1:3-11, Mat 3:1-2, 4:17, Luk 3:7-14

Kerajaan Surga sudah Dekat
Beberapa ayat di atas memberitahukan kita tentang “pertobatan”. Yohanes Pembaptis mula-mula memberitakan tentang pertobatan. Juga Yesus pada waktu mulai melayani. Demikian pula dengan murid-murid Yesus. Berarti pertobatan itu penting. Kemudian banyak orang bertobat dan percaya kepada Yesus tetapi hidup mereka tidak ada perubahan. Namun Yohanes Pembaptis mengingatkan untuk menghasilkan buah-buah pertobatan.  Karena firman Tuhan memberitakan banyak tentang pertobatan, sehingga biarlah semua yang mendengar mengalami hidup yang bertobat. Yohanes Pembaptis maupun Yesus  berseru, “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat”. Harus bertobat karena Kerajaan Surga sudah dekat! Ketika Yesus mengatakan sudah dekat, artinya sudah datang. Karena ketika Yesus melayani di dunia ini berarti Kerajaan Surga sudah datang. Injil  menceritakan kisah Yesus melakukan mujijat dan mengusir kuasa-kuasa gelap, saat itu orang Yahudi, ahli Tuarat mengatakan Yesus menggunakan kuasa setan untuk mengusir setan. Yesus menegur mereka dan mengatakan, “Kalau hari ini anak manusia datang untuk mengusir setan dan melakukan mujijat berarti kuasa Kerajaan Surga sudah datang ke tengah-tengah kamu. Kalau kalian tidak menerima kuasa kerajaan surga berarti kalian sudah menghujat Allah. Jawaban Yesus mengandung arti Kerajaan Surga sudah datang dan kuasa Nya sudah dinyatakan ditengah-tengah mereka. Ketika Yohanes Pembaptis, mengatakan kerajaan Surga sudah dekat mengandung arti kerajaan Surga sudah datang. Seharusnya mereka bertobat. Kedatangan Yesus membuka pintu untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Orang yang mau masuk pintu Kerajaan Surga harus dimulai dengan pertobatan. Tanpa pertobatan, tidak bisa masuk sama sekali dalam Kerajaan Surga yang mengandung arti mendapatkan hidup yang kekal dan terhindar dari penghakiman di masa mendatang. Mereka boleh masuk ke dalam Kerajaan Surga untuk mendapat pengaturan Kerajaan Surga. Tapi bila tidak bertobat mereka akan menerima murka dari Allah dan mendapat penghakiman dari Tuhan. Ini tertulis dalam Injil Lukas. Bertobat itu satu-satunya jalan untuk masuk pintu Kerajaan Surga.

Dosa Merasuk dalam Semua Aspek Hidup Manusia
Ada orang yang mengatakan, “Saya tidak berdosa, saya tidak di penjara, tidak membunuh , berzina dan dosa-dosa lainnya. Aku hidup dengan teratur, apakah perlu bertobat?” Paulus berkata, “Semua orang sudah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Kitab Mazmur juga mengatakan demikian, “Semua orang sudah berdosa mengikuti jalannya masing-masing yang berliku-liku.” Tuhan sudah menetapkan standar untuk hidup yang harus ditaati dan dilaksanakan. Standar Allah yaitu kebenaran (carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya). Kerajaan Allah memberitakan tentang manajemen Allah, tetapi kebenarannya memberitakan kita hidup di bawah penguasaan Tuhan sesuai kebenaran Allah sebagai standar kita harus hidup. Alkitab mengatakan, masing-masing mengikuti jalan sendiri (tidak mengikuti jalan Allah yang benar). Manusia berbuat dosa sehingga dosa merasuk ke dalam setiap segi hidupnya.  Sehingga ahli teologi mengatakan, manusia sudah rusak total. Di night-club, tempat judi ada dosa. Tetapi kita jangan menganggap dosa hanya ada dalam hal-hal itu saja. Karena dosa sudah merasuk dalam setiap segi kehidupan manusia. Apa yang dipandang manusia baik atau tidak baik, dosa ada di sana. Contoh : dalam sekolah yang seharusnya baik ada dosa (guru korupsi, uang pelican masuk sekolah, murid mencontek, nonton film porno dll). Juga di gereja, korupsi, pertikaian, perebutan kekuasaan juga ada.  Gereja itu tempat yang baik tetapi aspek dosa juga ada di sana. Oleh sebab itu dikatakan bertobatlah, dari jalan yang bengkok kembali ke jalan yang benar. Bukan berarti dengan pendidikan yang begitu tinggi orang tidak lagi berdosa.  Karena dikatakan, orang semakin pandai, semakin pintar untuk berbuat dosa. Zaman sekarang kita perlu bertobat karena dosa ada dalam setiap hidup kita.

Pengertian Bertobat
Bertobat satu-satunya cara lepas dari murka Allah dan kebinasaan. Kerajaan Surga sudah datang sehingga kita bisa masuk ke dalam pintu Kerajaan Surga. Bertobat bukan berarti datang ke gereja, dengar firman Tuhan , itu buah pertobatan. Metanoia (bahasa Yunani) artinya bertobat terdiri dari 2 kata, dari kata "μετα – meta" dan "νοιεω - noieô". Meta berarti berubah, noieô berarti pikiran. Metanoia berarti perubahan dalam pikiran (the changing of mind) . Kata ini sering dipakai di Alkitab dan dalam bahasa Indonesia disebut pertobatan. Sebelumnya harus ada perubahan hati-pikiran dan penyesalan. Setelah ada penyesalan, baru ada pertobatan. Tanpa penyesalan, tidak pertobatan (mungkin hanya lahiriah saja). Pertobatan dimulai dari dalam diri sendiri. Yohanes Pembatpis mengatakan harus bertobat dan menghasilkan buah-buah pertobatan. Tanpa buah pertobatan tidak ada tindakan-tindakan yang praktis. Banyak orang Israel mengikut Yesus kemanapun pergi setelah bertobat, tetapi ternyata banyak yang kemudian menghianati Yesus. Ketika Yesus diadili, banyak yang berteriak , “Salibkan Dia!” Bertobat berarti menyadari diri, berubah dan percaya. Dengan pertobatan semacam ini kita masuk ke dalam hidup yang kekal terhindar murka Allah dan penghakiman yang mendatang dan masuk ke dalam kerajaan yang kekal

Buah Pertobatan
Banyak orang bertanya kepada Tuhan Yesus, “Kerajaan Surga sudah dekat dan bertobatlah. Apa yang harus dilakukan?” Kita berubah dalam tingkah laku dan sikap kita. Yesus mengatakan, “Kalau kamu mempunyai 2 pakaian, berikanlah kepada orang yang tidak punya. Kalau engkau melihat orang lain tidak punya makanan , bagikanlah makananmu.” Itu contoh yang sederhana, karakter yang harus dimiliki anak Tuhan yang peduli kepada orang lain. Bukan saja pikirkan diri saja. Itu sikap hidup kita masa lalu. Dahulu yang kita pikirkan , apa yang dapat didapatkan dan dinikmati. Orang yang sudah bertobat, “Orang lain belum memiliki apa?” Kalau bisa tolong orang lain, harus ulurkan tangan. Pemungut cukai bertanya, apa yang harus dilakukan? Mungkinkah Yesus mengatakan, kamu jangan jadi pemungut cukai lagi. Yesus tidak mengatakan itu tidak baik. Tetapi Yesus mengajarkan dia mempertahankan kedudukan sebagai pemungut cukai , tetapi yang seperti apa? jangan pungut lebih jumlah cukai yang sudah ditetapkan. Jadi bukan karena kedudukannya (ia pelayan umum), tetapi kejelekannya memeras orang lain (mengenyangkan dan mencari manfaat diri sendiri). Tuhan tidak minta pemungut cukai meninggalkan kedudukan, tetapi menjadi saksi yang baik agar pemungut cukai yang lain boleh melihat , ia pemungut cukai yang berbeda. Ada orang yang menggunakan jabatan dan koneksi untuk menindas dan menipu orang lain. Itu hal yang dibenci Allah. Yang Allah kehendaki agar kita rendah hati, tidak memeras orang lain. Dari contoh ini apa yang dibenci dan disukai Allah. Pada 2 Pet 1 dikatakan kuasa ilahi telah dianugerahkan dan  dinyatakan kepada kita. Yaitu melalui pertobatan dan percaya Kristus, kita akan menerima sifat ilahi Allah. Maka 2 Pet 4, kita sudah menerima kodrat ilahi dari Allah. Kita sudah kembali menerima citra dari Allah. Ketika Adam-Hawa diciptakan, Allah mengatakan, “Kita menciptakan manusia serupa diri Kita.” Maka waktu Adam-Hawa diciptakan sesuai citra dan kodrat ilahi Allah. Karena manusia sudah jatuh dalam dosa, kehilangan kemuliaan Allah dan kehilangan kodrat ilahi Allah. Citra - rupa Allah sudah hilang karena dosa. Karena pertobatan, kuasa kodrat ilahi kembali pada kita. Itu yang dengan gratis diberikan kepada kita. Karena anugerah Allah dengan gratis diberikan , kodrat ilahi kembali. Tetapi buah pertobatan harus rajin dilakukan. Maka ayat 5 , kita harus dengan tekun berusaha dengan sungguh-sungguh. Kalau sudah punya iman, sungguh-sungguh berusaha menambahkan kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, hati mengasihi saudara-saudara dan semua orang. Apa yang dikatakan Petrus di sini, melalui iman kita melalui kodrat ilahi Allah. Harusnya kita hidup sesuai kodrat ilahi dan dari kuasa ilahi yang diberikan Allah kepada kita. Kita punya potensi itu. Maka karena kita punya potensi itu, kita harus hidup sesuai kehendak Allah dan melakukan semuanya sesuai kehendak Allah. Kita dengan sungguh-sungguh mengeluarkan potensi yang ada dalam diri. Seperti seorang bayi yang lahir. Yang ia bisa lakukan, menangis-makan dan tidur. Sebenarnya ia punya potensi. Anak yang normal akan bertumbuh besar, merangkak , berjalan , berlari, berbicara, mendengar dsbnya. Dan menjadi tokoh yang besar. Begitu dari bayi mau bertumbuh, banyak usaha yang harus dia lakukan. Anak saya yang masih bayi, saat belajar berbalik gagal lalu menangis. Rasanya begitu menyusahkan. Waktu berbalik sendiri tidak bisa rasanya susah, itu proses perjuangan. Saat mau berdiri, ia harus berjuang. Mau bicara, harus belajar. Cucu ketiga saya, tidak bisa mengucapkan beberapa kata seperti huruf “s” Setelah belajar berbulan-bulan baru bisa mengatakannya. Mengalami banyak kegagalan dan kesulitan baru bisa mengucapkan. Kita yang percaya, kita punya potensi diri yang seharusnya dikeluarkan. Dan kita bisa pakai potensi itu, untuk taat pada firmanNya dan melayani Dia. Tetapi kita harus sungguh-sungguh melakukannya baru bisa mencapai hal ini. Sangat sulit karena banyak orang yang tidak tahu. Ada orang yang datang ke gereja dan percaya saja untuk masuk kerajaan Surga, tetapi kita tidak menghidupkan kodrat ilahi dalam diri kita. Sehingga seumur hidup jadi orang Kristen yang sembrono. Ddalam Kerjaan Surga kita tidak punya pengaruh apapun juga. Bertobat harus mengeluarkan buah pertobatan. Kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh karena biasa hidup dalam dosa (lama hidup dalam dosa). Melakukan hal yang sembrono. Saya ingat sebuah gereja setelah baptisan, mereka mengundang orang untuk makan. Kemudian ada seorang saudari yang suka ambil untung. Yaitu seperti suka mencuri.  Seperti beli beras 2 liter lalu ambil lagi sedikit. Kelakuannya yang seperti mencuri dilakukan terang-terangan. Saat itu, ia melihat banyak sekali bapau. Setelah lihat kiri-kanan, ia masukkannya ke dalam tas. Ia ambil beberapa bapao untuk dibawa pulang. Malam itu ia tidak bisa tidur nyenyak. “Mengapa ia mencuri bapau?. Bukannya ia sudah bertobat dan percaya? Ia datang ke pendeta dan bertanya, saya sudah mencuri bapao. Pendeta mengatakan, itu memang diberikan untuk makan. “Tetapi saya dengan sikap mencuri, mengambilnya.” Lalu ia bertanya, “Pendeta, saya sudah bertobat dan percaya Tuhan Yesus, kenapa masih bisa mencuri lagi?” Pendetanya menjawab, “Karena selama ini engkau biasa melakukan itu. Tetapi sebelum engkau bertobat dan setelah bertobat, sikapmu berbeda. Dahulu waktu kau ambil barang yang seharusnya tidak ambil engkau tenang. Setelah bertobat, engkau tidak bisa tidur.” Mengeluarkan buah-buah pertobatan, bukan berarti hidup kudus dan tidak bisa bertobat lagi. Kita harus berusaha sungguh-sungguh untuk melakukannya dan tidak melakukan dosa lagi. Mungkin kita gagal lagi sampai berdiri teguh tidak berdosa lagi. Ada halangan lainnya. Kita masih kembali ke masyarakat hidup yang lama yang berdosa. Meskipun kita warga Kerajaan Surga, memiliki sifat Allah, tetapi kita terpengaruh sedikit banyak. Maka di gereja, suatu komunitas yang sangat baik. Di dalam komsel , kita boleh saling mendoakan dan menguatkan, supaya hidup kita boleh memuliakan Tuhan. Bertobat harus mengeluarkan buah pertobatan. Membuktikan kita sudah bertobat dan kita warga Kerajaan Surga. Kiranya TUhan berikan kita kekuatan. Bersandarkan kepada Roh Kudus memberikan buah pertobatan.

No comments:

Post a Comment