Pdt Martus Maleachi.
1 Kor 4:1-5 Demikianlah hendaknya orang memandang kami:
sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang
akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka
ternyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi
oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak
kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah
aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah
menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi,
juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang
direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari
Allah.
Ada sebuah buku yang
berjudul “Dapatkah Hamba Tuhan Melakukan Semuanya Sendiri?” Buku ini
menggambarkan bahwa hamba Tuhan (pendeta) adalah orang yang terbatas sedangkan pelayanan
di gereja sangat banyak. Sebab itu pendeta perlu rekan yakni rekan sekerja
dalam pekerjaan Tuhan. Siapakah rekan sekerja itu? Adalah setiap kita yang
terbeban (ikut dalam pelayanan). Setiap bidang itu, perlu orang yang mengasihi
Tuhan. Itu berarti setiap kita apapun yang kita kerjakan itulah rekan kerja
Tuhan.
1 Kor 4:1 Demikianlah hendaknya orang memandang kami:
sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Kata
“dipercaya” dikaitkan dengan hamba, budak yang menduduki tempat yang tinggi di
rumah dan memiliki tanggung jawab besar dalam rumah tuannya. Seperti di PL
Yusuf dijual ke Mesir dan bekerja di rumah Potifar. Ia menjadi kepala dari
rumah tangga Potifar. Ia mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga di rumah
Potifar. Potifar tidak perlu tahu lagi, siapa yang membersihkan rumahnya dan
menyediakan makanan karena Yusuf yang mengatur semuanya dan bertanggungjawab. Itulah
seorang yang dipercaya. Kita adalah orang yang dipercayakan rahasia Allah. Pada
1 Kor 2: yang dimaksud rahasia Allah adalah Injil Allah yang diberitakan dan
dinyatakan dalam setiap kehidupan kita.
Efesus 2:8-10 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan
hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan diri. Karena kita ini
buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.
Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Itu berarti waktu
kita diselamatkan, Tuhan ingin kita melakukan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Itu berarti kita harus kembali menjadi wakil Allah yang telah
diperbarui dalam Yesus Kristus. Sehingga kita dikatakan sebagai garam dan
terang dunia. Itu berarti dalam kehidupan kita, kita menjadi wakil Allah.
Bagaimana kita mengerti kasih Allah? Melalui kasih yang kita sampaikan, orang
mengerti kasih Allah. Kalau ada orang yang bertanya, bagaimana pertolongan
Allah? Seringkali Allah memakai kita menjadi perpanjangan tangan untuk menolong
orang. Kita ditebus untuk melaksanakan tugas ini. Ini disebut sebagai prinsip
penatalayan (stewardship, pertanggungjawaban kita kepada Tuhan). Di manapun
kita, tetap menjadi wakil Allah.
Pada tahun 1975,
seorang bernama William Wilberforce berusia 25 tahun Pada saat itu ia bertobat,
lalu berpikir untuk menjadi seorang pendeta. Ia merasa urusan rohani lebih
penting dari urusan yang lain. Tetapi kemudian ia berbincang dengan John
Newton, seorang pedagang budak yang bertobat dan membuat lagu Amazing Grace.
Yang menarik John Newton mengatakan ke William , kamu jangan jadi pendeta.
Karena kamu harus tetap terjun di dunia politik. Lalu William berpikir,
bergumul dan akhirnya tetap jadi seorang politikus. 3 tahun setelah itu ia
menuliskan kalimat,”Urusan saya berada di
dalam dunia dan saya harus berbaur dengan manusia. Atau saya meninggalkan
posisi yang ditugaskan kepada saya oleh Allah. " (My business is in the
world, and I must mix in the assemblies of men or quit the post which
Providence seems to have assigned me). Dengan kata lain, dalam dunia
politik, Allah ingin orang Kristen ada di sana. William berjuang terus, Baru 50
tahun kemudian ia bisa melihat hasilnya yaitu penghapusan perdagangan budak.
TIdak mudah perjuangannya karena banyak orang tidak suka kepadanya. Ia
mengalami fitnah, secara fisik ia diserang 2 kali. Banyak orang yang mengingini
kematiannya. Tetapi ia tetap yakin Tuhan akan pakai dia di dunia politik. Ia
membawa perubahan dalam dunia. Kalau kita lihat tidak ada perbudakan, itu hasil
dari William W tersebut. Itu menunjukkan tidak semua dipanggil jadi pendeta
(hamba TUhan). Setiap orang punya tugas masing-masing. Ladang Tuhan begitu
luas, kita rekan kerja Allah dalam kehidupan kita masing-masing. Allah dapat
memakai kemampuan dan talenta kita. Semalam saya bercakap-cakap dengan sebuah
keluarga. Rupanya anak keluarga ini menyerahkan diri jadi hamba Tuhan. Kemudian,
ia diperkenalkan kepada saya. Dalam diskusi ini timbul pemikiran, apakah ia
harus menyelesaikan atau masuk ke universitas (S1) dahulu atau langsung ke
sekolah teologia. Kalau mau ke sekolah teologia, apakah lebih baik ambil kuliah
bahasa Inggris dahulu karena banyak buku berbahasa Inggris. Mungkin diperlukan
bahasa Mandarin. Karena sekarang banyak dibutuhkan hamba Tuhan yang bisa
berbahasa Mandarin. Atau mungkin diperlukan psikologi untuk menolong orang.
Lalu saya berpikir, saat orang menggumuli apa yang dilakukannya, sebetulnya
tergantung dari apanya. Apakah tergantung dari orang di sekitarnya, minatnya,
talentanya. Karena setiap latar belakang yang diberikan Tuhan kita tidak
sia-sia dan bukan kebetulan. Orang yang menjadi insinyur dan kemudian jadi
hamba Tuhan bisa dipakai Tuhan. Ada daerah misi yang tidak bisa masuk hamba
Tuhan, tetapi mereka bisa masuk sebagai tenaga ahli. Tuhan menyediakannya jauh
sebelum menciptakannya. Jadi apa yang kita kerjakan itu adalah rencana Tuhan.
Beberapa waktu lalu,
saya dan Pdt John Liem (pernah jadi dosen di SAAT) berbicara tentang masalah
lingkungan hidup. Pak John Liem sedang bergerak dalam lembaga masyarakat Altruis yang memperhatikan lingkungan hidup.
Kami pikirkan cadangan air di kota Malang. Air yang kita miliki bila disedot
terus bisa habis. Apa yang harus dilakukan? Untuk itu perlu tanam pohon di
sekitar kampus. Tetapi bukan hanya itu. Untuk memelihara cadangan air, perlu
foto satelit. Dari satelit, air dari tempat ini bersumber dari mana? Kita harus
menanam pohon disekitarnya, supaya air tanah bisa masuk. Tetapi yang lebih
penting, sumber air ada di gunung apa? Kemudian kita menjaga, memelihara
pohon-pohon supaya air bisa masuk ke dalam tanah dan menjadi mata air di sana.
Bagaimana bisa tahu? Hamba Tuhan mungkin tidak menguasai hal ini, kita perlu
ahli. Jadi kita bicara dengan doctor yang ahli tentang air dan ada orang lain
yang ahli tanah (geologi) Mereka adalah orang Kristen yang diberi hati untuk
perhatikan lingkungan hidup Pekerjaan ini perlu kerjasama dengan pihak-pihak
lain. Kita melihat bahwa sebetulnya itulah kesaksian orang Kristen di tengah
dunia. Kita dapat mengerjakan sesuatu bagi dunia untuk memelihara dunia. Setiap
orang dapat dipakai oleh Tuhan. Tuhan memakai dokter Kristen yang baik. Tuhan
memakai guru Kristen yang baik Tuhan memakai ibu-ibu rumah tangga yang baik.
Apapun yang kita kerjakan, Tuhan sedang memakai saudara dan saya Kalau saudara
punya toko, TUhan menempatkan orang Kristen di sana. Jadilah orang Kristen yang
baik.
Rekan kerja Allah
berarti kita dipercaya untuk melakukan pekerjaan Allah. Yang kedua orang yang
harus bekerja / bertanggung jawab. 2 Kor 4:2 yang dituntut dari pelayan-pelayan
adalah dapat dipercaya. Dari kehidupan yang panjang di dunia ini, Tuhan ingin
kita melakukan satu hal. Apakah kita dapat dipercaya? Apakah kita dapat setia
melaksanakannya. Ayat 3, Ia mengatakan yang penting bukan pengadilan manusia
tetapi pengadilan Allah. Ayat 4-5. Inilah yang Tuhan ingin kita lakukan yakni
mengerjakan bagian yang dipercayakan bagi kita. Tuhan menuntut anaknya melakukan
tugas yang dipercayakan. Setiap orang berbeda taleta, pekerjaan, tetapi setiap
kita adalah rekan kerja di mana saudara ditempatkan di GKKK Mabes.
Beberapa bulan lalu
saya berkesempatan melakukan perjalanan misi. Saya menyusur Riau untuk
mengunjungi perusahaan pekerbunan kelapa sawit. Sewaktu bergabung, diceritakan
sejarah pelayanan yang disediakan di buku kecil. Saya baca bagaimana pelayanan
di mulai. Tahun 1976 dimulai oleh seorang auditor (akuntan). Ia bernama Daud
Paramarta. Bapak Daud ditugaskan menjadi auditor diutus ke daerah Enok. Kalau
diutus ke negeri indah pasti mau. Tetapi ke daerah pedalaman, apa reaksinya?
Tetapi Bapak Daud bukan saja jujur, tetapi Tuhan ingin ia melakukan tugas ini.
Ia pergi karena itu orang bisa dipercaya. Ia memegang teguh prinsip pengajaran Kristen
sehingga ia dipercayakan tugas ini. Di sana tidak ada gereja. Lalu ia mulai
berkumpul untuk mendirikan gereja. Akhirnya persekutuan berkembang lalu undang
hamba Tuhan untuk melayani di sana. Bapak Daud seorang akuntan, tetapi ia
memiliki hati melayani Tuhan. Ia memiliki kesaksian hidup yang baik sehingga
orang–orang itu mau datang dan masuk gereja (ada 12 gereja dan 20 pos PP di
daerah itu). Juga di perusahaan sawit lainnya berdiri gereja . Sampai akhirnya
ia meninggal 3 Jan 1991. Di ruang ICU RS, pimpinan perusahaan Mr Thay, datang
mengunjungi beliau. Ia bukan seorang Kristen. Ia seorang Budhis Tetapi sangat
respek kepada Daud dan mengatakan, ‘Pak Daud saya tahu apa yang ada di dalam
pikirannya. Sang Budhis ini berkata ke Daud, bapak tidak perlu kuatiir. Saya
akan berikan dukungan kepada gereja di sana. Karena ada orang yang mau melayani
walau bukan hamba.’ Setiap kita dipercaya Tuhan, tetapi dapatkah kita setia
sampai akhir? Waktu bertemu Tuhan, pujian manusia tidak berarti banyak, yang
penting pujian TUhan.
Beberapa waktu lalu,
saya mengunjungi ibu berusia 96 tahun. Namanya Kao Ta Cie. Ia dosen SAAT
pertama kali di buka di Bandung, Ia setia melayani sampai akhir. Awal 2000 saya
mengunjunginya. Ia berkata sedang beres-beres semua barangnya. Yang tidak perlu
dibuang. Mau pindah rumah? Tidak. Kalau Tuhan panggil saya, saya sudah siap. Ia
siap menghadap Tuhan tetapi sampai hari ini, tetapi Tuhan tetap memberikan
kehidupan kepadanya karena mungkin kita
tetap membutuhkan doa-doanya. Ia sudah tidak aktif mengunjungi jemaat-jemaat.
Badannya semakin lemah tetapi ia tetap berdoa. Bagaimana bisa tahu?. Setiap
kali saya datang, ia tahu apa yang menjadi pergumulan saya. Ia selalu
mengatakan, bagaimana tentang ini dan itu. Sekarang SAAT ada progam bahasa
Mandarin tahun depan. Hampir setiap hari minggu saat mahasiswa keluar, mereka
mampir ke rumahnya. Mereka memberikan pokok doanya. Semua dicatat. Ia terus
mendoakan . Dalam kelemahan tubuhnya, ia tetap berdoa. Saya sering bertanya, kepada
diri, dapatkah saya mengakhiri pelayaan di dunia dengan setia. Kita bukan
bekerja sendiri karena Tuhan setia dan akan memimpin saksi Allah. Tuhan ingin
kita setia melakukannya.
No comments:
Post a Comment