Ev
Stephanie
Roma
8:31-39
8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang
semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
8:32 Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan
Dia?
8:33 Siapakah yang akan menggugat
orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan
menghukum mereka?
8:34 Kristus Yesus, yang telah mati?
Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah,
yang malah menjadi Pembela bagi kita?
8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita
dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan
atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh
karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap
sebagai domba-domba sembelihan."
8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita
lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut,
maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang
ada sekarang, maupun yang akan datang,
8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di
atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Roma
8:28
8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sekali
waktu di daerah Meiko , Sulawesi, ada sekumpulan orang berkumpul. Ada ribuan
orang berdiskusi tentukan pembagian daerah tertentu. Mereka memuji Tuhan
tiba-tiba terdengar teriakan Puji Tuhan. Orang-orang yang ada tertarik. Seorang
ibu memberi kesaksian, ia berhasil disembuhkan seorang bocah berusia 8 tahun.
Orang ini sudah bungkuk selama bertahun-tahun. Tapi saat ia disentuh anak itu,
ia merasa ada yang menarik badannya sehingga menjadi tegak kembali. Seorang
bapak berusia 39 tahun divonis buta tiba-tiba bisa melihat kembali. Anak kecil
ini dijuluki dokter kecil. Ketika ia menyembuhkan orang tertentu dan ia
menyebutkan doa Bapa Kami berulang – ulang. Selain itu ia menyanyikan Allah
sanggung melakukan segala kuasa. Tetapi ada yang luar biasa lucunya. Ia
mengatakan, ia hanya sanggup menyembuhkan penyakit ringan. Kalau penyakit kelas
berat ia tidak bisa. Jadi penyakit kelas berat : stroke, kanker, AIDS. Penyakit
ini tidak bisa disembuhkan oleh kuasa Allah. Apakah ini benar? Apakah kuasa
Allah tidak berlaku untuk penyakit berat? Adakah suatu penderitaan yang kita
alami, Allah tidak sanggung melepaskan kita dari masalah ini. Banyak KKR yang
sangat menonjolkan dan mengutamakan kesembuhan Ilahi atau mujizat-mujizat.
Benar, Allah bisa menyembuhkan penyakit yang berat. Allah sanggup menyembuhkan
penderitaan kita. Tetapi apakah kuasa Allah selalu dikaitkan dengan penyakit
dan penderitaan kita. Apakah Allah tidak mau bekerja ketika kita alami
penderitaan? Konteks berpikir orang zaman sekarang, mengaitkan kuasa Allah
dengan mujizat. Kalau orang tidak lepas dari penderitaan dan sakit penyakit,
maka dikatakan orang tersebut kurang beriman atau berdoa. Benarkah kuasa orang
hanya dipengaruhi oleh doa dan iman seorang. Dan tidak jarang, kita menemukan ,
orang yang penyakit orang yang berdosa terhadap Tuhan. Ini adalah sebuah
pemikiran yang berlebihan tentang kuasa Allah yang dikaitkan dengan kesembuhan
dan pelepasan dari penderitaan. Tapi ada ekstrim lain golongan yang mengatakan
sbb : segala yang kita alami di dalam kedaulatan Allah. Segala yang kita alami
di dalam kuasa Allah sehingga kita tidak perlu melakukan sesuatu untuk
memperbaiki kondisi kita. Jadi kita tinggal menerima saja. Nrimo, kata orang
Surabaya. Ini dua ekstrim yang bertentangan satu dengan lainnya. Benarkah kuasa
dan kedaulutan Allah meniadakan usaha manusia?
Rom
8:31-39 merupakan kesimpulan yang Paulus buat dari pasal 5-8. Khususnya,
kesimpulan di pasal 8:28-30, bagian ini menguatakan orang percaya di dalam
penderitaan, bahwa walau menderita mereka berada di dalam posisis menang. Jika
Allah di pihak kita, siapa yang menjadi lawan kita. Ayat 39, Paulus menutup
dengan mengatakan siapa yang bisa memisahkan kita dari kasih Allah. Ini
pertanyaan yang tidak perlu jawaban. Pertanyaan yang jawabannya : Tidak ada.
Bagian ini mengambarkan kedaulatan Allah atas seluruh hidup orang percaya.
Bagian ini menguatkan kuasa Allah melebihi apapun. Maka kita dikatakan sebagai
orang yang lebih dari pemenang.
Ada
3 hal yang bisa dilihat dari kuasa Allah saat kita alami penderitaan.
1.
Kuasa Allah
adalah kuasa yang aktif bukan pasif. Ayat 28. Alkitab mengatakan : Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu. Allah turut bekerja, aktif dalam segala sesuatu
yang kita alami. Dengan kata lain, kuasaNya aktif dalam hidup kita. Sehingga
kita tidak perlu berpikir / salah berpikir kalau kita mengatakan bahwa kita
tidak sembuh karena kurang iman. Ini hal yang salah. Iman itu penting. Berdoa
juga penting. Tetapi bukan iman dan doa yang menggerakkan Allah baru mau
bekerja dalam penderitaan kita. Kuasa Allah yang aktif sendiri. Kedaulatan
Allah yang memberi tanda Ia mengerjakan segala sesuatu dalam hidup kita.
Termasuk dalam penderitaan kita. Kalau kita mengatakan, kita kurang iman dan
berdoa saat mengalami masalah atau penderitaan berarti kita punya pola pikir
dewa-dewa kafir. Dewa tersebut adalah dewa yang bekerja , mau menolong orang
tertentu kalau persembahannya banyak. Allah kita bukanlah Allah yang demikian.
Allah kita turut bekerja di dalam segala sesuatu. Bagaimana respon kita ketika
doa kita belum dijawab Allah. Paulus tidak pernah memungkiri , orang kristen
pun akan alami penderitaan. Ayat 22-23 , semua mahluk termasuk orang kristen /
percaya akan mengalami penderitaan. Tetapi kalau kita tidak mendapat jawaban
atas doa kita, maka kita ada panggilan atas jawaban doa kita. Lihat ayat 25.
Hari esok ada di tangan Allah. Hari esok , itu pun milik Allah. Kita tidak
mungkin mendapat jawaban Allah hari ini, tetapi tidak mengubah, hari esok bukan
milik Allah. Kita mungkin tidak melihat awan biru, langit yang cerah, tetapi
janji Allah tidak pernah batal, karena tidak menjawab kita.
2.
Kuasa Allah
adalah kuasa yang melampaui segala sesuatu. Ayat 33-35. Allah kita adalah Allah
yang sanggup melakukan segala sesuatu. Kecuali Ia tidak mungkin melakukan dosa.
Allah kita adalah Allah yang sanggup jadi tidak mungkin ada satu jenis penyakit
/ penderitaan yang mengalahkan kuasa Dia. Allah kita tidak mungkin melakukan
dosa. Allah kita tidak mungkin berbohong. Tetapi bukan berarti Allah kita tidak
sanggup mengalahkan akibat dosa kita. Ayat 33-35 berisi pertanyaan yang
initinya tidak memerlukan jawaban sama sekali. Siapa yang berhak menuntut kita,
hanya Allah, karena Ia yang tidak berdosa. Siapa yang berhak menghukum kita?
Dosa kita dikalahkan di kayu salib. Bahkan maut juga dikalahkan dengan
kebangkitan Dia. Bahkan Ia dikatakan berada di sebelah kanan Allah. Tidak ada
suatu kuasa pun yang dapat mengalahkan kuasaNya. Maka tidak heran Paulus
mengatakan, siapa yang jadi lawan kita, bila Allah di pihak kita? Kuasa Allah
adalah kuasa yang melampaui segala kuasa yang ada di dunia ini.
3.
Kuasa yang
berkaitan dengan kasih dan kebaikanNya. Kita perhatikan ayat 28, 35 dan 39. Di
ayat 28 Allah sanggup mengubah segala sesuatu menjadi kebaikan bagi yang
mengasihi Dia. Ayat 35, tidak ada kuasa yang sanggup memisahkan kasih kita dari
Allah. Juga ayat 39. Yang kita namakan baik itu sesuatu yang menyenangkan untuk
diri kita. Sesuatu yang menguntungkan bagi diri kita sendiri. Allah itu baik
kalau mengabulkan yang kita hendaki. Penderitaan sesuatu yang tidak
menyenangkan hidup kita. Ketika kita mengalami kesakitan. Ketika kita mengalami
penderitaan, pada umumnya kita sulit mengatakan Allah adalah Allah yang baik.
Ketika ada masalah dalam hidup kita, kita sulit mengatakan Allah mengasihi
kita. Bahkan sulit untuk kita mengatakan, kuasa Allah melebihi penderitaan
kita. Tetapi, kuasa Allah tidak terbatas dengan penderitaan kita. Masalah kita
tidak membuat kuasa Allah berkurang. Penyakit tidak membuat kuasa Allah menjadi
lebih sedikit dalam hiudp kita. Sebuah mutiara, punya harga atau nilai jual
yang sangat tinggi. Wanita menginginkannya. Para pria menginginkannya untuk
wanitanya. Mutiara adalah sesuatu yang bernilai sangat mahal. Sesuatu yang
sangat berharga. Tetapi barang ini terjadi dengan tidak mudah. Barang ini
terjadi karena adanya luka / iritasi dalam sebuah tiram. Ketika ada luka itu
maka bagian tiram lain akan mengobatinya dalam waktu yang tidak sebentar. Mungkin
berbulan-bulan, bertahun-tahun bahkan
berpuluh tahun, masalah penderitaan, kerikil dalam kehidupan kita mungkin bukan
sehari-2 hari tapi sudah lama. Tetapi sama seperti mutiara yang tadi, kita
percaya di tangan Allah. Segala hal yang buruk akan menjadi indah pada
waktunya. Ketika kita mengalami penderitaan, kita lihat pada apa yang terjadi
pada Tuhan Yesus. Allah merelakan anak tunggal, satu-satunya untuk datang ke
dunia. Untuk menjalani kehidupan yang penuh penderitaan. Tetapi juga harus mati
secara tidak layak. Pertanyaan : di mana kuasa Allah ketika Yesus menderita di
dunia. Di mana kasih Allah ketika Ia membiarkan AnakNya mati di kayu salib.
Apakah berarti Allah tidak berkuasa untuk melepaskannya di kayu salib. Sama
sekali tidak. Allah bukannya tidak berkuasa menyelamatkan Tuhan Yesus, bukannya
tidak mengasihi TY, bukannya tidak berbuat baik kepada TY, tetapi mengalami
penderitaan yang TY alami, kita merasakan kuasa Allah atas dosa kita. Di dalam
kematian TY , kita merasakan kebaikan Allah dalam kehidupan kita. Kuasa Allah
berkaitan erat dengan kasihNya. Jadi kita tidak dapat katakan Allah tidak baik
saat kita sakit. Kita tidak boleh mengatakan Allah tidak berkuasa atas
penderitaan yang kita alami. Justru kuasa dan kebaikan Allah dalam penderitaan.
Ada 5 B yang harus dilakukan orang percaya dalam
penderitaan : Roma 12:12.
1.
Bersukacitalah
dalam pengharapan. Karena hari esok di tangan Allah.
2.
Bersabarlah dalam
kesesakan , karena apapun yang kita alami tidak melebihi kuasa Allah dalamhidup
kita. Kuasa Allah selalu beserta kita.
3.
Bertekunlah di
dalam doa. Karena di dalam doalah kita mendapat kekuatan dan penghiburan di
dalam Allah. Kita salah berpikir, kalau berpikir Tuhan tidak menjawab sehingga
tidak perlu doa lagi. Tidak seperti itu yang seharusnya kita lakukan. Ketika
doa kita tidak menemukan jawaban, berarti kita tetap harus berdoa, memelihara
hubungan pribadi dengan Tuhan. Karena di dalam doalah kita mendapat kekuatan,
mencurahkan isi hati kita. DI dalam doalah kita mendapat ketentangan dan
kebijakan di dalam Tuhan.
4.
Berusaha. Karena
kuasa Tuhan tidak menjadikan anak-anakNya orang malas. Tuhan tidak mengatakan,
Aku berkuasa sehingga kamu tidak usah bekerja. Jangan mengatakan sekarang aku
tidak pengharapan lagi. Di dalam kesesakan kita berusaha.
5.
Berserah. Karena
Ia lah yang mengendalikan segala sesuatu.
No comments:
Post a Comment