Ev
Pangsuri
Kej
45:1-18
45:1 Ketika itu Yusuf tidak dapat
menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu
berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak
ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia
memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
45:2 Setelah itu menangislah ia
keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana
Firaun.
45:3 Dan Yusuf berkata kepada
saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi
saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar
menghadapi dia.
45:4 Lalu kata Yusuf kepada
saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah
mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
45:5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah
hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk
memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
45:6 Karena telah dua tahun ada
kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak
atau menuai.
45:7 Maka Allah telah menyuruh aku
mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk
memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
45:8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh
aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi
Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah
Mesir.
Yak
4:13-16
4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang
berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami
akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",
4:14 sedang kamu tidak tahu apa yang
akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar
saja kelihatan lalu lenyap.
4:15 Sebenarnya kamu harus berkata:
"Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
4:16 Tetapi sekarang kamu memegahkan
diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.
4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia
harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
Merenungkan
tema pemeliharaan Allah kalau dihubungkan dengan penderitaan menghasilkan
kebingunan dalam kehidupan orang Kristen dan melahirkan kerancuan dan kesalahan
konsep. Kesalahan ini bisa menghasilkan kekecewaan, keraguan dan akhirnya hidup
yang salah. Sungguh gawat, jika hidup yang salah ini adalah orang yang melayani Tuhan, tampil didepan dan jadi
sorotan.
Kalau
orang itu cuek, tidak memikirkannya akan menjadi bom waktu yang akan meledak.
Saya mengenal seorang rekan yang pandai, baca banyak buku dan sekolah teologi.
Baca buku-buku yang hebat. Suatu ketika, mamanya sakit keras, stadium 4 di bawa
ke Singapore bolak balik uang habis ratusan juta. Ia minta semua rekan dan
dosen mendoakannya. Dengan kesukaran hatinya, ia mohon mamanya dijamah. Setelah
berobat begitu rupa dan mamanya dipanggil Tuhan dan dia tidak bisa menerimanya.
Di FB akhirnya ia menulis, ia ateis. Ia tidak mengakui lagi ia percaya Tuhan.
Melahirkan sikap hidup yang salah. Orang ini bahaya kalau tidak bereskan hal
ini. Kita harus mengerti dengan jelas. Kita mungkin bertanya dalam konteks
hidup kita pribadi, saya rajin ke gereja tapi kecopetan. Rajin pelayanan tapi
jatuh. Saya rajin baca Alkitab tapi tidak lulus ujian, papa mama bangkrut walau
rajin pelayanan. Ini akan mengakibatkan kejatuhan.
Kita
dipanggil jadi orang kristen yang dewasa. Kita memanggil orang kristen yang
hidup tidak stag, tapi dewasa secara rohani. Tahu jadi dewasa, dilihat dari
seseorang yang mampu merespon secara benar. Saat melihat pemeliharaan Allah dan
suffering, ada yang bilang tidak boleh ada : seorang yang percaya YK tidak ada
kemiskinan, sakit penyakit. Ada dosen yang tidak percaya hal seperti ini. Tapi
waktu ia hadapi alami krisis, ia bertanya saya salah apa ya sehingga mengalami
hal ini? Sesungguhnya kita bertanya, aku dosa apa? Pemeliharaan Allah bagi dia
aspek fisik. Diutamakan secara materi saja. Kalau sehat, kaya, lancar hidupnya
berarti dipelihara oleh Allah. Bila sebaliknya, artinya tidak. Dalam hal banyak
yang lupakan aspek rohani. Penyangkalan diri, hidup melayani Tuhan dilupakan.
Bagi ia , yang penting fisik. Pemeliharaan Allah seperti roda, kadang di atas
atau di bawah, ini bukan konsep kristen. Alkitab mengatakan hidup kita tidak
ada dalam roda. Roda bergerak tidak jelas. Ke kanan, kiri tidak tahu apa yang
menggerakan. Hidup kita dipegang Allah yang berdauluat dan mengasihi kita.
Ada
seorang Kevin Hogan, konseling perusahaan besar, memperhatikan hidup manusia
dari sudut kesadaran dan ketidaksadaran. Orang nyaman kalau hidup dalam status
quo. Sebagai bapak, ibu, pekerja kita punya status kuo yang membuat nyamana.
Ada alam sadar dan tidak sadar. Alam sadar logika, bawah sadar .. Kedunay
berpadu dan bergesekan. Kalau kita beli tiket bioskip misal : Rp 50.000 saat
mau ke sana tiket hilang. Apakah kita beli lagi? Ada juga ornag punya Rp 50.000
lalu uang hilang waktu mau bayar, apaakah ia akan kembali ke ATM. Orang kedua,
tetap beli tiket. Orang pertama tidak mau beli lagi. Ini perkara alam sadar dan
tidak sadar. Saat ia hilang, ia buat benteng, ia tidak mau keluar uang 2
kali padahal sama2 kehilangan uang Rp
50.000. Tapi emosi menegaskan , Hogan mengatakan kita sangat menyukai comfort zone, sesuatu yang dihasilkan di alam
bawah sadar. Ada krisis dan nyaman, semua berpadu. Kita mungkin suka pakaian
casual, Pasti ada record. Kalau sekarang jadi kain, pantofel dll tidak suka.
Kalau suka makan pk 12 siang mau diubah jadi pk 13 tidak suka. Itu status quo.
Kalau lewat jalan kanan ke kantor diminta ubah jadi kiri tidak suka, karena
kita lewat jalan itu terus. Kalau orang pakai casual ia akan terus bekerja
dengan cara seperti itu. Immanuel Kant, filsuf, status quo pk sekian bangun,
berangkat kerja pakai jas seperti itu. Ia akan keluar on time. Orang tidak
perlu lihat jam, pk berapa orang tidak perlu lihat jam. Lihat pk 7.15 , jadi
tahu lihat Immanuel Kant.
\
Kita
punya status quo bila diganti kita tidak suka. Kecelakaan yang masuk dalam
status quo, tidak suka. Bisa masuk ke orang beriman atau ateis. Orang ateis pun
kita bisa kecelakaan. Mungkin sekali pemeliharaan Allah kita mengerti seperti
apa yang dikatakan oleh Kevin Hogan. Tetapi sesungguhnya tidak demikian.
Pemeliharaan Allah bukan pada waktu Allah tidak memelihara status quo,
sebaliknya pemeliharaan Allah nyata saat comfort zone kita disentuh Allah.
Seperti Ayub, kehiangan segalanya tapi berkata Allah yang memberi dan
mwengambil terpujilah Allah. Saat semua diambil, ia tetap memuji Allah. Jika
status quo diletakkan secara benar, tidak ada kata apes, bad luck. Rom 8:28,.
Letakkan comfort zone pada Tuhan tidak ada bad luck. Berespon secara benar
tidak benar. Tetapi Allah mau kita berespon dengan benar dalam hidup ini. Ada
orang yang alami banyak kesuitan, penyakit tapi tetap setia. Tapi ada yang
hidupnya enak terus, dalam kondisi fit, tapi tidak pernah percaya Tuhan. Ada
yang sedikit hidup tidak enak, tidak gamang percaya Tuhan. Banyak respon yang
tidak benar, Tuhan igin kita kembali ke respon yang benar.
Ada
3 prinsip untuk berespon benar.
- Hidup manusia tidak menentu, unpredictable, uncertain. Apa yang direncanakan bisa out of planning. Tidak ada yang menjamin agenda kita sungguh2 terjadi. Misal : mau piknik mobil mogok. Naik motor rame2 tapi hujan deras. Ada yang mau pergi touring , kecelakaan dan meninggal. Orang mudik, pulan gkampung bertemu keluarga menikmati ketenangan tapi kecelakaan dan meninggal. Hidup manusia, tidak ada apa yang terjadi sejengkal di depan. Kita planning menikah umur sekian tapi meleset. Kita merasa cocok dengan pekerjaan tapi ternyata tidak betah. Waktu dapat teman , enak tapi setelah itu tidak seperti yang dikira, mengecewakan. Ada ibu yang sedih yang mengharapkan anak yang setelah lulus anak ini dibunuh padahal diharapkan ibunya menanggung. Sehebat apapun, sekaya apapun, sepandai apapun kita hidup tidak menentu. Kita hidup acak, tidak tahu apa yang terjadi. Tidak ada yang tahu seseorang hidup muda. Pengkotbah 3, ada waktu untuh lahir, mati, mengumpulkan, melepaskan, berdiam-berbicara. Semua ada waktunya. Kita tidak tahu kapan waktunya. Yang tahu Tuhan sendiri. Kita masuk dalam hitungan random itu. Alkitab mendesak untuk mengakui dilimit dalam unpreditable life. Kita harus mengajkui hidup yang lemah dan rentan tidak bisa pegang hidup sendiri. Hal tak terduga bisa terjadi. Hidup besar misterinya kita tidak bisa pegang. Kita ada dalam lingkaran yang membuat kita bingun. Kita tidak kebal terhadap penderitaan. Kita hidup dalamnya.
- Kutidak tahu hari esokku. Kesaksian rekan pendeta di sebuah gereja. Sebelum menikah , ia punya pacar. Ia harapkan pacarnya dampingi hidup. Tanggung, sanguin, banyak ketemu , dipakai luar biasa. Mereka hampiri pantai yang indah. Mereka rame-rame, kemudian para wanita main sendiri, juga prianya. Wanita itu kemudian berjalan makin dalam, dan tidak diberitahu ada palung dengan pusaran air yang begitu kuat. Pacarnya ditarik dan dicari , ternyata setelah ketemu tidak bernyawa lagi. Mereka punya rencana untuk hari esok. Rekan ini punya rencana kuat dengan pacar, tapi yang terjadi sebaliknya. Alkitab katakan , kita tidak tahu hari esok. Ada orang yang hidup terus dalam masa lalu, jadi pemimpi hari esok. Alkitab minta kita pandai menghitung hari. Pemazmur. Dalam Ibrani ada yan grencanakan 1 tahun dengan congkak. Yak 4. Hidup seperti uang yang sebentar saja dan kemudian lenyap. Ada orang yang begitu kaya meninggalkan harta begitu banyak untuk siapa? Karena tidak punya keturunan. Ada makanan begitu banyak, tetapi hari ini saya cabut hidupmu, untuk apa hidupmu. Hidup kita begitu rentan. Epikurus, filsuf, cikal bakal paham hedonisme, nikamti saja hari ini karena besok akan mati. Ini solusi palsu. Memang hari ini milik kita. Esok bukan. Tapi kita tidak bisa umbar nafsu kit, tapi hiduplah untuk Kristus. Kalau kita hidup hari ini biarlah kita berbuah untuk Kristus. Sekarang, present dalam bahsaa Inggris artinya hadiah. Kalau hidup hari ini, now, kita dapat hadiah , present. Kita tidak pernah tahu hari esok. Kita jalankan, minimal detika ini untuk Kristus.
- Allah berkuasa atas hari ini dan esok Meskipun tidak pernah tahu hari esok, Allah tahu. Tuhan punya kuasa atas hari esok. Alkitab tidak bialng, pemeliharaan Allah menghindarkan kesulitan. Tapi kesulitan tidak luput dari pengamatan / mata Tuhan. Beberapa lalu kita belajar, Allah yang diam. Allah sepertinya tidur / tersembunyi? Allah tidak pernah diam, karena Allah terus bekerja. Paradoks ini seperti bertentangan , tapi selaras dalam kehidupan orang Kristen. Allah tidak pernah buat rancangan yang buruk dalam hidup orang Kristen. Bukan klise kalimat itu. Hal ini terbukti pada kehidupan nabi, rasul dan saya sendiri. Saya tidak pernah merasa Allah punya rancangan yang buruk. Abraham, haru smelewati banyak krisis , bergumul seblum jadi bapa banyak Bangsa. Musa, difitnah dll sebelum diapakai Tuhan. Daud mengalami penderitaan, dikejar Saul, Absalom. Ayub sebelum emahami kedauluatan Tuhan melewati krissis begitu berat. Paulus (Fil 1), tangan kakinya dibelenggu, dirantai, dipenjarakan , dimusihi banyak orang. Tapi semuanya bukan penghambat bagi Paulus, tapi bentuk pemeliharaan Allah agar Paulus dapat hidup di dalam Allah. Kita bisa tahu sesuatu perfect kalau kita melewati imperfect. Kita bisa lewati banyak hal yang menyakitkan baru kita tahu yang baik. Juga dr yang tidak baik menyebabkan kita tahu dr yang baik. Seniman realis, menyadari warna hitam untuk membuat lukisan luar biasa. Lukisan Monalisa tidak bisa luar biasa, tapi warna hitam. Warna gelap ini, penting sekali dalam sebuah lukisan. Kehidupan kristen tanpa warna hitam, hidup tidak akan indah. Ialah pelukis, danpenenun. Ia terus bekerja untuk hidup yang indah. Yusuf dibenci saudaranya, dijual, dimasukkan sumur, difitnah, dipenjarakan, banyak yang tidak mengenakkan hidupnya. Bagi Yusuf itu bukan penghambat. Saat kita alami kehidupan seperti ini ingatlah akan hal ini. Supaya kita bisa hidup lebih lagi. Segala sesuatu di masa lalu, walau suffering, krisis, tidak mengganggu. Karena Allah bekerja untuk menuju titik, Allah menunjukkan kehendakNya. Yusuf tahu pemeliharaan Allah untuk menghandel kelaparan untuk bangsanya. Ini berlaku juga dalam hidup kita. Allah memakai alama bawah sadar dan sadar untuk mencapai tujuan seperti Yusuf, untuk jadi berkat. Tuhan tahu hari esok. Hidup kita indah karena Ia seniman sejati. Kita punya air mata apa saat ini, beresponlah dengan benar. Berserahlah totoal kepada saya. William Carey, dipakai luar biasa di India. Tetapi sebelum dipakai, ia alami banyak penolakan. Anaknya mati, istrinya stres akhirnya mati. Sempat goyah, kenapa dipakai di tempat terasing, kenapa hal itu terjadi. Ia tetap coba, tidak lihat dirinya saja. Ia terus setia pada Tuhan. Akhirnya dipakai luar biasa di India. Di dalam keluarga, masyarakat, orang kristen akan dipakai secara luar biasa. Bagaimana respon kita? Mari kita melihat Allah kita terus memelihara walau ada suffering. Allah berkuasa dan berdauluat.
No comments:
Post a Comment