Ev. Anky Yitro
Kis 9:1-20, 22
Pada ayat 1, dikatakan hati Saulus sedang
berkobar-kobar dan bersemangat (sangat antusias) mengancam dan membunuh
murid-murid (pengikut-pengikut) Tuhan. Tiba-tiba ada cahaya memancar di langit
menyilaukannya (ayat 3). Lalu pada ayat 4, Yesus bertanya, “Saulus mengapa
engkau menganiaya Aku?” Siapa yang salah
berbicara atau mendengar? Yesus atau Saulus? Yang dikejar Saulus : Yesus atau
murid Yesus? Tercatat Saulus mengejar, mengancam dan ingin membunuh
murid-murid Yesus dan bukannya mengejar Yesus.
Tetapi saat Saulus bertanya, “Siapakah Engkau?” Dijawab, “Akulah Yesus yang kauaniaya
itu.” Seharusnya Saulus bertanya kembali, “Sejak kapan aku menganiaya Yesus?
Saya tidak pernah menganiaya Yesus. Kalau mengancam Stefanus sampai mati, itu
benar. Tetapi Stefanus kan murid Yesus bukan Yesus sendiri.” Tetapi mengapa
Yesus berkata bahwa Dia yang dianiaya? Saulus dengan semangat mencari murid-murid
Yesus yakni murid-murid yang mau melakukan apa yang Yesus katakan. Saulus mengatakan
bahwa ia membenci, marah dan mau membunuh orang yang mengikut Tuhan Yesus,
orang yang mendengar perintah Yesus dan mau melakukannya. Namun pada ayat 6,
Yesus memerintahkan Saulus untuk bangun dan pergi untuk berbuat ini-itu. Seharusnya
Saulus menjawab, “Tidak salah ini? Saya sedang mencari pengikut Kamu dan mau
saya ancam dan bunuh. Tetapi mengapa sekarang kamu menyuruh saya melakukan apa
yang Kamu mau?” Ternyata pada ayat berikutnya, Saulus tidak marah-marah dan hanya
bertanya, lalu Saulus dibawa
teman-temannya sampai akhirnya bertemu Ananias (ayat 15).
Ananias bertanya kepada Tuhan, “Bukankah orang ini telah
banyak berbuat kejahatan dan justru mau membunuh murid-murid Tuhan Yesus?”
Ananias sudah lebih dulu menjadi orang Kristen dibandingkan Saulus, tetapi
justru Ananias bertanya, “Tuhan tidak salah nih?” Alkitab berkata, “Yang
terdahulu menjadi yang terkemudian, yang terkemudian menjadi yang terdahulu”
artinya kalau tidak hati-hati menjadi orang Kristen maka kerohanian jadi kendor
dan tidak peka terhadap kehendak Tuhan. Sehingga Yesus harus menjelaskan kepada
Ananias, “Ini orang Kristen baru dan menjadi alat pilihan bagiKu, maka ia perlu
dilayani karena ia akan dipakai untuk melayani namaKu di hadapan bangsa-bangsa.”
Saulus adalah orang yang baru percaya Yesus (baru bertobat), namun Ananias
hampir menolaknya. Kalau bukan Tuhan Yesus yang menjelaskan, mungkin Ananias
tidak jadi melayani Saulus. Ini mengerikan! Ananias sudah duluan menjadi orang
Kristen, tetapi saat ada orang yang perlu dilayani, justru hampir tidak jadi
dilayani. Betapa mengerikan bila semakin lama orang menjadi Kristen, semakin tidak mau melayani. Betapa
mengerikan gereja, kalau orang yang makin lama menjadi Kristen, makin tidak mau
melayani apapun. Makin lama menjadi orang Kristen, makin biasa dan makin tidak
antusias (tidak semangat), ini berbahaya sekali. Ia ikut kebaktian. Ia
terkadang bersaat teduh terkadang tidak. Di kantor , ia kadang-kadang taat
firman Tuhan , kadang tidak. Kalau bisa tidak berdosa, tetapi kalau tidak bisa
terpaksa berdosa. Dalam hal menahan emosi, kalau tidak tahan, maka marah-marah.
Bisa tahan syukur, kalau tidak apa boleh buat. Betapa mengerikan kalau
kekristenan jadi sesuatu yang biasa-biasa saja. Sampai-sampai Ananias tidak peka ada seseorang yang akan
dipakai Tuhan di masa depan.
Ananias yang sudah lama menjadi orang Kristen hampir
menolak orang yang baru percaya Yesus. Saulus yang baru bertobat justru dengan
semangat memberitakan Injil. Ini ironis. Justru baru percaya Yesus begitu
semangat melayani Tuhan, tetapi Ananias semakin tidak peka akan apa yang Tuhan
mau.
Pada ayat 22, tercatat Saulus yang bertobat
menghasilkan buat pertobatan dalam pelayanan. Orang Kristen yang telah
mengalami Yesus seharusnya mengalami perubahan dan menghasilkan buah dalam
hidupnya. Anak-anak Tuhan seharusnya mengalami perubahan dan berbuah. Semakin lama sebuah pohon tumbuh harusnya
buahnya makin banyak. Betapa mengerikan kalau pohon makin lama makin tidak ada
buah, yang ada daun yang kuning , rontok dan membuat kotor. Setelah ditunggu-tunggu
buahnya tidak keluar-keluar. Lewat seminggu, sebulan, setahun tidak berbuah
malah daunnya rontok terus. Mengerikan. Kekristenan yang mengerikan, semakin menjadi
orang Kristen tidak berbuah malah membuat kotor halaman rumah. Orang-orang
seperti itu, kalau tidak hati-hati akan membuat orang baru percaya terhambat pertumbuhannya. Kalau bukan Yesus turun tangan langsung,
Saulus tidak jadi Kristen. Justru orang Kristen yang tidak bertumbuh dan
berbuah berbahaya bagi orang-orang baru. Saulus memberikan sebuah contoh yang
berbeda. Dia bertobat, ia berubah dan berbuah. Saulus berubah jadi Paulus yang
kemudian pergi memberitakan Injil kemana-mana, menghasilkan buah dari
pelayanannya dimana-mana. Ia pergi ke Korintus , Roma, Tesalonika, memberitakan Injil. Gereja kita sudah mengutus
berapa orang untuk memberitakan Injil? Berapa banyak orang Kristen yang
benar-benar cinta TUhan pergi memberitakan Injil? Atau hanya duduk mendengarkan
Injil? 1 minggu, 1 bulan, 3 tahun begitu-begitu saja. Injil hanya
berputar-putar dan tidak pernah keluar dari ruangan gereja. Sama seperti orang
latihan jalan di treadmill. Setelah dipasang
mode jalan maka conveyor terus jalan, penggunanya ikut jalan. Bila kecepatan
ditambah, pengguna akan berlari dan akan berlari semakin cepat bila dipercepat
lajunya, berkeringat setelah treadmill
1 jam, lalu selesai di situ saja. Besok ia datang lagi, jalan-jalan di treadmill lagi, lari-lari lagi, cape,
dimatikan, sampai di situ saja. 10 hari , 10 bulan sampai di situ-situ saja. Ya
begitu-begitu saja. Kelihatannya saja cape, beraktivitas, tetapi tidak
kemana-mana, begitu-begitu saja. Sangat berbeda saat ia berjalan dan
menceritakan Injil kepada orang. Capenya sama, keringatan sama, namun sudah
jauh sampainya. Saat pulang ke rumah, Injil disampaikan ke anggota keluarga.
Anak-anak melihat orang tua cinta TUhan, lalu anak-anak bertemu teman-temannya dan
seperti papa mamanya, mereka memberitakan firman Tuhan ke teman-temannya.
Teman-temannya melihat kesaksiannya dan bertobat , lalu teman-temannya memberitakan
Injil di rumah. Papanya di tempat kerja dilihat anak buahnya, sebagai orang
yang rendah hati dan lemah lembut. Rupanya papa sebagai “bos” membaca Alkitab
saat teduh. Beberapa anak buahnya kemudian tahu, mereka menerima Yesus dalam
hidupnya. Selanjutnya anak buahnya pulang ke rumah beritakan Injil kepada
keluarganya, tetangga-tetangga dan akhirnya Injil diberitakan kemana-mana.
Gereja bukan sekedar tempat kumpul semata. Gereja
adalah tempat orang belajar mendengarkan Injil firman Tuhan lalu jalan keluar
gereja beritakan firman Tuhan menjadi saksi. Lalu Injil diberitakan lagi dari
sana. Lalu minggu depan kembali lagi ke gereja, beritakan Injil lagi dan seterusnya. Setelah Injil diberitakan
(Yesus datang sebagai Juruselamat), Alkitab katakan pengaruh Paulus makin
besar. Orang Kristen dalam pekerjaan, pengaruhnya makin besar bukan sekedar
dari dampak investasi yang besar tapi karakternya juga. Di sekolah Kristen, karakter
diinvestasikan kepada murid-murid. Setiap hari, ada kesempatan untuk membagikan
karakter Kristus kepada orang lain. Itulah namanya Injil diberitakan. Firman
Tuhan dipraktekkan dalam hidup. Orang yang melihat terpengaruh sehingga semakin
berkembang. AKhirnya Paulus dikenal sebagai orang yang melayani Tuhan sampai
akhir hidupnya dan telah memberitakan Injil ribuan kali. Tetapi sebelum Paulus
sempat melayani kemana-mana, ia dilayani dahulu oleh Ananias. Ananias dipakai
melayani Saulus. Seharusnya jemaat Tuhan bertahun-tahun pergi mencari dan
menginjili orang-orang yang mungkin seperti Paulus nantinya seumur hidup
terlibat melayani ribuan orang. Kami meyakani, di tengah murid-murid kami suatu
kali muncul yang punya pengaruh di tengah-tengah masyarakat menjadi teladan
bagi mereka. Suatu kali muncul Saulus muda. Secara sederhana, kita berada
dimana Saulus berada. Yang paling dekat ada di rumah. Mereka melihat apa kita
seperti Yesus atau bukan. Mungkin kita tidak bisa pergi ke mana-mana. Kalau
anak kita melihat contoh teladan kita, mereka mungkin 15-20 tahun lagi pergi
melayani Tuhan. Kita mungkin menjadi Ananias yang perannya sepertinya sederhana
sekali. Tidak apa-apa, asal ada Saulus
muda muncul satu demi satu. Suatu kali di gereja muncul orang-orang yang mau
melayani. Mari berdoa dan melayani Tuhan dengan setia. Menjadi teladan dan
contoh bagi orang-orang lain. Mari kita
tidak lari di treadmill lagi tetapi
jalan memberitakan firman dan lakukan firman Tuhan. Biar firman itu menyebar
melalui tetangga,keluarga dan rekan-rekan kerja.
No comments:
Post a Comment