Nats :
Maleakhi
4:5-6 Sesungguhnya
Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar
dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada
anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang
memukul bumi sehingga musnah
Matius
3:16-17 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atasNya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan : “Inilah Anak yang
kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”
Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita
yang berdosa tetapi bukan hanya itu, setiap yang percaya diberi kuasa untuk
menjadi anak-anak Allah (mengalami kebapaan dalam hidup kita). Ini sangat
esensial / penting karena bila tidak, kita tidak bisa mengalami pertumbuhan rohani
secara maksimal.
Yesus berkata, Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
Yesus jadi jalan tujuannya ke Bapa. Tapi banyak orang Kristen yang sudah
percaya tapi tidak mencapai tujuan untuk alami kebapaan dalam kehidupannya.
Ibaratnya seperti kita naik pesawat ke Surabaya tapi tidak turun. Kita sudah
sampai di Surabaya hanya tidak mengalami kemaksimalan kota Surabaya karena
tidak mau turun. Atau juga Filipus yang meminta
kepada Yesus agar dapat melihat
Bapa , bahkan ia rela mati untuk itu. Yesus berkata : Filipus bagaimana
sih sudah ikut Yesus begitu lama, melihat Yesus berarti sudah melihat Bapa.
Mengalami Bapa dalam hidup penting, agar jadi
orang Kristen yang maksimal. Di Indonesia, tidak ada orang yang namanya Yesus
(mungkin hanya ada orang yang namanya Yesus di Palestina). Juga tidak ada yang
namanya Roh Kudus. Karena kedua istilah / nama ini diekslusifkan Bapa untuk
kedua pribadi. Tapi untuk nama Bapa di surga, ada yang namanya bapa juga di
tempat lain. Misal : di rumah, di kelurahan dan lain-lain.
Allah menciptakan keluarga supaya anak-anak
manusia belajar hal-hal rohani lewat keluarga. Kalau tidak, walau sudah
diselamatkan maka terdapat kerancuan Bapa Sorgawi dengan bapa duniawi. Ada
seorang anak sekolah minggu dengan semangat menginjili memberikan traktat ke
gangster di alun-alun. Sang gangster membaca traktat dan hatinya tertempelak.
Roh Kudus bekerja sehingga ia mengakui Yesus sebagai Juruselamat. Lalu ia
bertanya kepada anak tersebut : Allah itu seperti siapa? Anak tersebut berpikir
dan akhirnya menjawab : Allah itu seperti Bapa. Sang gangster kemudian
bereaksi. Matanya melotot, tangannya gemetar dan giginya gemeretuk. Ia tidak
sudi kalau Allah itu seperti bapak. Waktu percaya ia diselamatkan tapi tidak
bertumbuh secara rohani. Ia menjadi gangster karena bapak duniawinya. Ada juga
seorang wanita yang dikonseling. Waktu berdoa ia sebutkan nama Yesus dan Roh
Kudus berkali-kali tapi tidak pernah sebutkan nama Bapa. Padahal kita kalau
berdoa ke Bapa dalam nama Yesus. Waktu ditanya konselor , kenapa tidak sebut
nama Bapa? Wanita ini diam. Akhirnya ia diminta tutup mata dan menceritakan
hidupnya dengan bapa duniawinya. Wanita ini menangis. Ia tidak dekat dengan
bapaknya dan bapaknya tidak pernah mendengar masalahnya. Sehingga ia tidak
mengalami gambaran Bapa Surgawi karena dirusak oleh gambaran bapak
duniawi.
Tapi tidak selamanya kita mengalami hal seperti
ini. Pada kitab Maleakhi dikatakan bapa kembali kepada anak. Anak kembali
kepada bapa sehingga gambar Bapa dipulihkan. Janji ini digenapi melalui Yesus yang datang ke dalam dunia. Matius 3 :
16-17, Yesus sebagai Mesias. Ayat ini juga bicara tentang model. Yesus itu
anak. Waktu kita percaya, kita adalah anak. Yesus anak tunggalNya. Di sini
Yesus adalah modelnya.
4 hal penting yang dilakukan Bapa ke Yesus yang
juga dilakukan buat kita :
1. KepadaNyalah
Aku berkenan.
Artinya Bapa tidak membuang kita.
Bapa Surgawi inin dekat / intim dengan kita. Bapa duniawi kadang tidak intim
dengan anaknya. Kadang dia lebih intim dengan orang lain. Ada seorang anak kecil
yang berulang tahun. Pagi-pagi dia berdiri di depan kamar papanya untuk buat
kejutan. Papanya bilang tumben, pasti ada maunya. Sang anak menjawab, hari ini adalah hari yang
spesial. Hari ini dia berulang tahun. Papanya kemudian minta maaf karena lupa dan
ia berjanji setelah kerja ia mau kasih hadiah. Maka selama hari itu, sang anak
berasa lama sekali karena ia menunggu hadiah sang papa. Waktu papanya pulang,
ia berdiri di belakang pintu ingin membuat kejutan. Tapi ditunggu-tunggu ,
papanya tidak masuk-masuk. Dia penasaran lalu dia masuk ke kamar dekat garasi
mobil. Sang anak melihat papanya sedang intim dengan burungnya dan di tangannya
tidak ada hadiah! Mata sang anak sampai basah melihat ia tidak dikasih hadiah
(papanya ingkar janji) dan papanya lebih sayang burung. Ada bapa yang lebih
intim dengan hobi dan pekerjaannya. Tapi Bapa Surgawi ingin intim dengan kita.
Bila bapak duniawi tidak intim dengan kita, kita ampuni bapak kita.
Ada bapak duniawi yang
merendahkan kita. Saat retreat encounter, ada wanita yang tiba-tiba menjerit.
Dia tidak mau ampuni papanya. Rupanya dia pernah diperkosa papanya dan
diperlakukan tidak senonoh. Dia benci papanya bahkan sampai belajar ilmu
hitam walau sudah percaya Tuhan. Hal ini
dilakukan untuk membuat papanya menderita. Ia ingin sakiti hati papanya. Orang
Kristen ini tidak dapat bertumbuh secara rohani. Waktu diminta ampuni, akhirnya
ia mau mengampuni dan ternyata pengampunan mengandung kuasa. Saat itu kuasa
gelap lepas sehingga alami pertumbuhan rohani secara signifikan.
Bapa surgawi tidak pernah buang
atau rendahkan kita. Jadi ampuni papa kita bila dia berkelakuan buruk. Kita
sebut Allah sebagai Abba. Kata Abba dari
bahasa Aram memiliki arti yang dekat sekali (kalau bahasa Betawi, babe, ada
juga yang menyebutnya papi atau daddy). Allah intim dengan kita. Bila tidak
pernah alami, mungkin kita ada luka dengan Allah.
2. Inilah AnakKu
Bapa berikan identitas kepada
Yesus. Bapa Surgawi juga beri identitas kepada kita sebagai anak-anak Allah.
Tapi sayang ada bapak duniawi yang tidak lakukan ini. Tugas
bapa memberikan visi (contoh : papa doakan supaya berhasil) dan berikan nilai
(Yesus mengasihi kamu). Sekarang banyak anak yang diajar oleh wanita. Di
sekolah banyak ketemu guru wanita. Di rumah banyak ngobrol dengan mama, papa
noton TV. Jadi di rumah, gereja dan sekolah , anak banyak ketemu wanita
sehingga banyak pria bermental wanita. Tugas pria memberikan identitas. Orang
homo dan banci adalah orang yang krisis identitas. Padahal Tuhan tidak
menciptakan banci. Juga Sigmund Freud mengatakan demikian. Ada seorang anak
yang marah dengan teman di sekolahnya karena dikatakan banci sehingga dia
berkelahi dengan mereka. Anak ini kalah berkelahi dan pulang ke rumah. Waktu
ditanya papanya, dia ceritakan apa yang dialaminya. Namun papanya bilang memang
dia banci. Maka sang anak menganggap hal ini sebagai kebenaran sehingga jadilah
ia banci waktu ia dewasa. Saat ia datang ikut seminar Pria Sejati, awalnya dia
grogi karena dia lihat yang ikut semuanya pria. Namun saat ia mendengar apa yang
disampaikan , dalam hatinya terlontar bahwa “Kamu Pria”. Tiba-tiba ia meloncat
kegirangan dan berkata, “Aku Pria” Hal
ini dia ceritakan di akhir pemuridan. Banyak bapak yang mengeluarkan kata-kata
binatang atau bila nilainya tidak 9 baru dibilang anak papa (jadi kalau tidak
dapat nilai 9, anak siapa?).
Selama-lamanya di mata Allah engkau anak! Engkau berharga bukan
karena berapa banyak engkau melayani tapi karena engkau adalah anakNya!
3. Engkaulah AnakKu
Sebagai anak Yesus memancarkan
kemuliaan Bapa melalui pelayananNya. Sehingga Yesus mengatakan, kalau engkau
melihat Aku, engkau melihat Bapa. Yesus tegas
dan lembut karena Bapa juga demikian. Yesus tegas. Hal ini dapat dilihat
waktu dia bicara dengan orang Farisi tentang dosa mereka. Juga waktu usir setan,
“Setan keluar!!” Maka setanpun keluar. Juga waktu mengusir setan yang jumlahnya
ribuan (legion). Juga waktu Yesus hentikan angin ribut, “Diam!”. Bahkan dengan
muridnya Petrus saat mengusir iblis keluar dari Petrus, “iblis keluar kau!”. Yesus lembut. Bisa dilihat dalam Yoh 3
tentang Nikodemus yang ingin belajar masalah rohani.,Yesus ajar dengan lembut
(tidak marah-marah) sehingga kita juga harus jadi orang yang lembut. Yesus
lembut sehingga anak-anak suka. Kalau Yesus kasar maka anak-anak tidak mau dengan
Yesus. Yesus mengatakan, Biarkan mereka datang kepadaKu.
Yesus tegas dan lembut. Bapa juga
begitu. Lihat Yohanes 3:16 (Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal). Bapa
lembut karena kasih ia memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat.
Bapa tegas, terlihat dari : kalau tidak percaya akan binasa. Dalam seminar Pria
Sejati, seorang mahasiswa STT yang bapaknya militer menuntut anaknya lebih dari
anak-anak di sekitarnya. Bila anak yang lain bangun pk 5 pagi, maka sang anak
harus bangun lebih pagi (pk 4). Kalau tidak, maka ia akan diikat dipohon dan
rambutnya dijambak. Bahkan bila sudah dianggap keterlaluan, maka kepala sang
anak dimasukkan ke ember yang berisi air seni bapaknya yang sudah disimpan
berhari-hari. Sang anak juga pernah ditendang kakinya dan dipukul telinganya
sehingga tidak bisa dengar. Waktu dia terbuka tentang kepahitannya, kupingnya bisa
mendengar lagi.
Ada juga bapak yang terlalu
lembut (tidak tegas). Anaknya minta apapun diberikan. Anaknya menjadi manja
(ngelunjak). Saat kesulitan , tidak bisa berdiri tegak. Saat dia mengampuni
bapaknya, baru dia bisa hadapi kesulitan.
Ampunilah bapak duniawi yang terlalu keras atau lembek.
4. Inilah Anak yang Kukasihi
Ini suara bapak untuk anaknya.
Kasih Allah tanpa syarat. Ada bapak duniawi yang harapkan mendapat Acong bukan
Amoi. Tapi yang didapat Amoi semua. Anak yang ketujuh baru lahir Acong sehingga
Amoi diabaikan. Bapak duniawi ini sayang anak kalau anaknya laki-laki. Ini
adalah kasih bersyarat. Ada juga yang bapak perhatikan anak-anaknya waktu kecil
dan saat besar diacuhkan. Ada juga perempuan tentang anak yang hilang. Seorang
bapak memiliki dua anak. Anak yang bungsu kurang ajar. Waktu bapaknya masih
hidup dia minta warisan. Lalu foya-foya, dekat dengan pelacur. Temannya
menemani karena ia banyak uang. Ini kasih yang bersyarat. Saat miskin tidak ada
yang dekati. Hanya babi yang dekati. Ia makan makanan babi dan kerja di
kandang. Orang seperti ini direndahkan di masyarakat. Lalu dia pulang. Kurus,
ceking dan bau (ini juga bisa terjadi bagi orang dosa terlibat narkoba). Tapi
bapaknya tidak perhatikan itu. Waktu melihat anaknya, dia peluk anaknya.
Diberinya baju yang terbaik, potong kambing yang terbaik dan adakan pesta. Ini
kasih Bapa surgawi, kalau bapa duniawi bisa marah-marah dan tidak suka. Waktu
pesta diadakan, anak sulung pulang dan baru tahu adiknya pulang. Reaksi anak
sulung marah luar biasa. Dia bilang bapaknya tidak adil, pilih kasih. Padahal
ia yang tidak pernah berbuat seperti adiknya, tidak pernah dipestakan. Bapaknya
bertanya, kambing dan domba milik siapa? Pesta bisa kapanpun. Tapi adiknya
berharga. Perumpaan ini menggambarkan anak sulung seperti kita. Kasihnya barter
(bersifat syarat). Bapa kita mengasihi anakNya tanpa syarat.
Ada seorang pendeta di AS yang
hidupnya susah dan ingin beli mobil. Ia mengumpulkan uang bertahun-tahun. Suatu
kali uangnya sudah cukup untuk DP mobil baru. Setiap hari mobil barunya dicuci
sampai bersih. Saat dia lakukan itu , ia ditemani anaknya. Suatu kali saat sang
pendeta sakit, anaknya mengusulkan dia saja yang cuci mobil. Tapi ia tidak tahu
cuci mobilnya pakai apa. Ia ingat mamanya kalau cuci kuali yang pantatnya hitam
pakai sabuk pembersih yang kasar. Akhirnya dia ambil sabuk itu dipakai untuk
cuci mobil. Setelah sabun disiram , dia lihat mobil nya lecet dimana-mana. Lalu
dia lapor ke papanya bahwa dia sudah cuci mobil. Tapi cucinya pakai sabuk (metesquare?).
Sang pendeta lalu melihat mobilnya. Babak belur. Ia ingin marah tapi dia masuk
dulu ke dalam kamar dan berdoa kepada Tuhan. Ia lapor bahwa sudah kerja capai
dan mobilnya masih kredit. Sang pendeta tanya apa yang Tuhan lakukan kalau
Tuhan jadi dia. Lalu dia mendapat jawaban : mana yang lebih berharga mobil atau
anak? Jadi dia tidak bisa marah lagi. Akhirnya dipanggilnya sang anak. Dia
peluk anaknya. Dia katakan, papa tidak marah dan tidak pukul karena dia lebih
berharga dari mobil. Anaknya senang. Kita jauh lebih berharga dari apapun yang
dimiliki karena kita adalah anak Bapa.
Diakhir sesi ini, diputar film. Seorang bapak
yang anaknya cacat waktu dilahirkan tapi dengan kasihnya merawat terus anaknya.
Lalu ia mendaftarkan anaknya untuk ikut perlombaan Triatlon (lari, renang, naik
sepeda dan jalan cepat). Petugas pendaftaran bertanya bagaimana sang anak bisa
ikut berlomba. Sang ayah menjawab, aku yang menggendong, berenang bersamanya,
menaruh sang anak di keranjang sepeda dan ia yang akan berjalan. Akhirnya 8 jam
setelah peserta yang lain selesai ia baru sampai. Semua penonton bertepuk
tangan.
Secara fisik kita tidak cacat,
tapi kita cacat secara rohani dalam diri kita karena dosa. Berapa banyak bapak
yang menaruh anaknya yang cacat di panti asuhan. Tapi Bapa Surgawi memandang
kita sebagai anakNya yang berharga. Dia ingin melindungi, memikul saat kita
susah, menggendong saat kita tidak bisa berjalan, menolong saat ada kerikil di
depan sampai kita bisa selesaikan jalan di depan kita.
No comments:
Post a Comment