Ong Po Han
1.
Apakah Valentine
benar-benar ada?
Ken
Sweiger dalam artikel "Should Biblical Christian Observe It?"
mengatakan bahwa kata "Valentine" berasal dari kata Latin yang
memiliki arti : "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha
Kuasa" yang ditujukan kepada Tuhan orang Romawi yaitu Nimrod dan Lupercus.
Namun yang dimaksud di sini bukanlah allahnya orang Romawi , melainkan adakah
orang yang bernama Valentine? Ternyata terdapat cukup banyak orang yang bernama
demikian sampai saat ini (salah satunya adalah Valentino Rossi, pembalap motor
ternama). Tentu yang dimaksud bukan orang yang ada saat ini, namun Valentine
yang menjadi legenda dan menjadi titik awal dari perayaan hari kasih sayang.
Karena dikaitkan dengan Santo Valentinus, maka kita dapat memeriksanya pada Ensiklopedi
Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908). Menurut ensiklopedia ini, nama
Valentinus paling tidak merujuk tiga martir yang berbeda yakni :
* seorang pastur di Roma
* seorang uskup Interamna (modern Terni)
* seorang martir di provinsi Romawi Africa.
dan yang
mengejutkan tidak ada (jelas) koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya
cinta (valentine).
Yang
pasti nama Valentine tidak ditemukan dalam Alkitab baik di Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru.
Dengan
demikian nama Valentine yang dimaksud dalam hari raya kasih sayang menjadi
tidak jelas. Apakah allah orang Romawi, martir Katolik atau orang yang lain
lagi. Atau apakah Valentine tidak benar-benar ada , melainkan hanya sekedar
legenda yang diciptakan manusia?
2.
Versi Valentine
mana yang paling popular?
Valentine
(Valentinus) pada umumnya dikenal (dalam legenda atau versi yang mungkin paling
popular) sebagai seorang biarawan Katolik yang hidup di abad ketiga dan dihukum
mati oleh Kaisar Claudius II karena menentang peraturan yang dibuat oleh sang
kaisar. Peraturan tersebut melarang pemuda Romawi menjalin hubungan cinta dan
menikah. Karena bila sang pemuda pacaran atau menikah, mereka bukanlah calon
prajurit yang baik untuk dikirim ke medan perang karena mereka enggan
meninggalkan keluarga atau kekasih padahal mereka sangat dibutuhkan kekaisaran
untuk berperang melawan musuh-musuh Romawi yang sangat banyak. Valentine
sebagai hamba Tuhan lebih takut kepada Tuhan dibanding peraturan kaisar. Ia
menganggap peraturan ini sangat tidak manusiawi sehingga ia tetap memberi
sakramen pernikahan para pasangan walau secara rahasia dalam sebuah kapel kecil
yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga dan tanpa kidung pernikahan.. Hingga
suatu malam, ia tertangkap basah saat sedang memberikan sakramen pernikahan. Ia
pun ditangkap, dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati!
3.
Mengapa hari
Valentine dirayakan setiap tanggal 14 Februari?
Sebagai
seorang pesakitan di penjara, Valentine (pada legenda atau versi yang mungkin paling
popular) bukannya dihina sebaliknya malah banyak orang yang bersimpati dan mendukung
aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara.
Bahkan putri kepala penjara secara rutin mengunjunginya, bercakap-cakap dan menumbuhkan
kembali semangatnya. Ia setuju bahwa Valentine telah melakukan hal yang benar.
Valentine
sendiri akhirnya dipenggal tanggal 14 Februari. Sebelumnya ia menyempatkan diri
menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan
bantuannya selama ia dipenjara. Di akhir pesan itu, ia menuliskan “dari Valentine-mu (from your Valentine)”.
Pesan itulah yang kemudian memberi warna pada dunia sampai saat ini. Kini
setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai
hari kasih sayang.
Sumber
lain mengatakan, Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya
tidak ada yang diketahui mengenai ketiga martir bernama Valentine, namun tanggal 14 Februari
ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan
bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya
Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari (lihat poin 4b)
Versi
lain mengatakan, catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus
dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana
dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk
kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan
ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Kemungkinan besar legenda mengenai
santo Valentinus diciptakan pada zaman ini
4.
Ada berapa versi
hari kasih sayang?
Terdapat 2
versi besar hari kasih sayang yang pernah tercatat yakni :
a.
Hari raya
Valentine seperti yang sudah diuraikan pada poin 2.
b.
Hari raya
Lupercalia yakni yakni sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang
dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian
dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus mempersembahkan korban kambing
kepada sang dewa. Versi lainnya: bangsa Romawi dahulu meyakini bahwa Romulus
(pendiri kota Roma) disusui oleh seekor serigala betina, sehingga serigala itu
memberinya kekuatan fisik dan kecerdasan pikiran. Bangsa Romawi memperingati
peristiwa ini pada 15 Februari setiap
tahun dengan peringatan yang megah. Di antara ritualnya adalah menyembelih
seekor anjing dan kambing betina, lalu dilumurkan darahnya kepada dua pemuda
yang kuat fisiknya. Kemudian keduanya mencuci darah itu dengan susu. Setelah
itu dimulailah pawai besar dengan kedua pemuda tadi di depan rombongan. Baik
versi Lupercus maupun versi Romulus , potongan kulit binatang tersebut di
gunakan untuk melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita Romawi
sengaja menghadap kepada lumuran itu dengan senang hati, karena meyakini dengan
itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan melahirkan dengan mudah.
5.
Apakah hari
Valentine (kasih sayang) adalah hari raya keagamaan?
Kalau
kita periksa di kalender, hari valentine bukan merupakan hari libur nasional.
Memang ia bukan merupakan hari raya keagamaan atau hari raya terkait dengan kehidupan
berkebangsaan (nasionalisme). Bahkan ada agama tertentu yang menentang untuk
merayakan hari raya ini. Sedangkan kekristenan juga tidak mengakui hari
valentine sebagai bagian dari hari raya yang dirayakan umat kristiani, karena
berdasarkan sejarah lahirnya hari Valentine (poin 1) tidak berkaitan langsung
dengan peristiwa atau pengajaran Alkitab.
Sebagai
tambahan sumber lain mengatakan, agama Kristen yang ada di Yerusalem, Lebanon, Syria,
Rusia dan non-Barat lainnya banyak yang tidak pernah mengadakan acara
Valentine.
6.
Bagaimana
perkembangan hari Valentine?
Wikipedia
Indonesia memberi catatan sebagai berikut :
-
Hari Valentine
kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang
mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang
diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland
(1828 - 1904) dari Worcester, Massachusetts
-
Di Jepang, Hari
Valentine sudah muncul berkat marketing besar-besaran, sebagai hari di mana
para wanita memberi para pria yang mereka senangi permen cokelat. Namun hal ini
tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, Lalu
berkat usaha marketing lebih lanjut, sebuah hari balasan, disebut “Hari
Putih”(White Day) muncul. Pada hari ini (14 Maret), pria yang sudah mendapat
cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.
-
Di Taiwan, sebagai
tambahan dari Hari Valentine dan Hari Putih, masih ada satu hari raya lainnya
yang mirip dengan kedua hari raya ini ditilik dari fungsinya. Namanya adalah
"Hari Raya Anak Perempuan" (Qi Xi). Hari ini diadakan pada hari ke-7,
bulan ke-7 menurut tanggalan Tionghoa.
-
Di Indonesia,
budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini
menjadi budaya populer di kalangan anak muda. Bentuk perayaannya
bermacam-macam, mulai dari saling berbagi kasih dengan pasangan, orang tua,
orang-orang yang kurang beruntung secara materi, dan mengunjungi panti asuhan
di mana mereka sangat membutuhkan kasih sayang dari sesama manusia. Pertokoan
dan media (stasiun TV, radio, dan majalah remaja) terutama di kota-kota besar
di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan valentine.
7.
Adakah hari raya
kasih sayang dalam agama Kristen?
Kekristenan
hanya mengenal empat hari raya yakni hari natal (kelahiran Yesus Kristus)),
hari Jumat Agung (kematian Yesus Kristus di kayu salib), hari Paskah (kebangkitan
Yesus Kristus dari kematian) dan hari Pentakosta (turunnya Roh Kudus).
Keseluruhan hari raya tersebut sebenarnya adalah rangkaian hari raya kasih
sayang Allah kepada manusia. Jadi saat kita merayakan hari-hari tersebut, pokok
yang perlu diingat adalah seluruhnya terpaut dengan kasih Allah kepada manusia.
8.
Apa saja jenis kasih dalam Alkitab?
Dalam
Alkitab berbahasa Yunani terdapat 3 jenis kasih yakni :
-
Agape (kasih
ilahi). Agape adalah sifat inti Tuhan, karena Tuhan adalah kasih (1 Yoh.
4:7-12, 16b). Tuhan sangat “mengasihi” (agape) sehingga Dia memberikan
Anak-Nya. Kristus sangat mengasihi (agape) sehingga Dia memberikan hidup-Nya.
-
Phileo (kasih
persahabatan), yang berarti “memiliki minat yang spesial kepada seseorang atau
sesuatu, sering kali dengan fokus kepada kerja sama yang dekat; memiliki kasih
sayang terhadap, seperti memandang seseorang sebagai sahabat.” Contoh kasih ini
dapat dilihat pada Yohanes 21 saat Yesus bertanya kepada Petrus, apakah Petrus
mengasihNya. 2 kali Yesus menggunakan kata agapao
dan terakhir menggunakan kata phileo
dan ketiganya dijawab Petrus dengan menggunakan kata phileo.
-
Storge, yaitu
kasih dan sayang yang muncul secara alamiah antara orang tua dan anak-anak,
dapat muncul di antara saudara kandung, dan muncul di antara suami dan istri
dalam pernikahan yang baik. Kata itu muncul dalam Roma 12:10 dengan kata ‘philostorgos’,
yang merupakan gabungan kata philos (bentuk kata benda dari phileo) dan storge.
Roma 12:10 adalah ayat yang sangat penting, mengarahkan kita untuk sangat
mengasihi dan saling berbuat baik.
Di luar itu dalam bahasa Yunani masih terdapat satu
jenis kasih yakni Eros. Berdasarkan dongeng kuno kebudayaan negara tersebut,
‘Eros’, si dewa Cinta, telah menjadi penyebab awal pengertian kata cinta/kasih
(eros) yang bersifat seksuil." Eros merupakan kata dalam bahasa Yunani
Kuno bukan dalam Alkitab.
9.
Apa dilema yang
dihadapi orang Kristen terkait dengan hari Valentine?
Di satu sisi, hari raya Valentine
bukanlah hari raya umat kristiani (bukan bagian dari pengajaran Alkitab atau
peristiwa sejarah penting dalam kekristenan), sehingga ikut merayakannya
berarti seperti ikut merestui hari raya yang tidak jelas asal muasalnya. Di
sisi lain, tidak dapat disangkal, perayaan hari Valentine terus berkembang di
berbagai negara terutama di kalangan anak-anak muda termasuk muda-mudi Kristen
di gereja.
10.
Bagaimana orang
Kristen menyikapi perayaan hari Valentine? Ikut merayakan atau melarangnya?
Walau tidak ada keperluan untuk merayakan
hari Valentine di gereja, namun gereja dapat memanfaatkan momentum ini untuk
tujuan yang berbeda yakni gereja mengajarkan tentang sumber kasih yang terbesar
yaitu Allah: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16). Inilah
dilakukan dalam rangka ‘menebus’ hari Valentine yang diberikan muatan value
Biblical. Tanpa hal ini, hari Valentine tidak bermakna apapun, hanya seperti
hari raya besar agama lain, atau hari besar nasional, tanpa kaitan dengan value
Alkitab. Jadi, segala sesuatu yang ‘ditebus’ barulah dapat diterapkan dalam
hidup Kristen (bnd. Menebus hari – Ef. 5:16 ‘pergunakanlah’ à KJV - ‘Redeeming the time’).
11.
Bagaimana
hubungan komsel dengan kasih? Bagaimana komsel berperan dalam kasih?
Komsel
dapat hadir di gereja itu juga karena kasih Allah. Keberadaannya tidak dapat
dilepaskan dari karya dan anugerah Allah. Dengan demikian komsel tidak dapat
dilepaskan dari Amanat Agung untuk membagikan berita kasih Allah kepada sesama.
Setiap anggota komsel diharapkan dapat berperan dalam memberitakan dan
melakukan kasih. Kasih bukan sekedar kata belaka, namun kasih sejati
ditunjukkan melalui perbuatan dan dalam kebenaran firman Tuhan.
No comments:
Post a Comment