Pdt Andreas H. Simeon
2 Pet 1:3-11, Mat 3:1-2, 4:17, Luk 3:7-14
Kerajaan
Surga sudah Dekat
Beberapa ayat di atas memberitahukan kita tentang “pertobatan”.
Yohanes Pembaptis mula-mula memberitakan tentang pertobatan. Juga Yesus pada
waktu mulai melayani. Demikian pula dengan murid-murid Yesus. Berarti pertobatan itu penting. Kemudian banyak
orang bertobat dan percaya kepada Yesus tetapi hidup mereka tidak ada
perubahan. Namun Yohanes Pembaptis mengingatkan untuk menghasilkan buah-buah
pertobatan. Karena firman Tuhan
memberitakan banyak tentang pertobatan, sehingga biarlah semua yang mendengar
mengalami hidup yang bertobat. Yohanes Pembaptis maupun Yesus berseru, “Bertobatlah karena Kerajaan Allah
sudah dekat”. Harus bertobat karena Kerajaan Surga sudah dekat! Ketika Yesus mengatakan sudah dekat, artinya
sudah datang. Karena ketika Yesus melayani di dunia ini berarti Kerajaan
Surga sudah datang. Injil menceritakan
kisah Yesus melakukan mujijat dan mengusir kuasa-kuasa gelap, saat itu orang
Yahudi, ahli Tuarat mengatakan Yesus menggunakan kuasa setan untuk mengusir
setan. Yesus menegur mereka dan mengatakan, “Kalau hari ini anak manusia datang
untuk mengusir setan dan melakukan mujijat berarti kuasa Kerajaan Surga sudah
datang ke tengah-tengah kamu. Kalau kalian tidak menerima kuasa kerajaan surga
berarti kalian sudah menghujat Allah. Jawaban Yesus mengandung arti Kerajaan
Surga sudah datang dan kuasa Nya sudah dinyatakan ditengah-tengah mereka.
Ketika Yohanes Pembaptis, mengatakan kerajaan Surga sudah dekat mengandung arti
kerajaan Surga sudah datang. Seharusnya mereka bertobat. Kedatangan Yesus membuka
pintu untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Orang yang mau masuk pintu Kerajaan
Surga harus dimulai dengan pertobatan. Tanpa pertobatan, tidak bisa masuk sama
sekali dalam Kerajaan Surga yang mengandung arti mendapatkan hidup yang kekal
dan terhindar dari penghakiman di masa mendatang. Mereka boleh masuk ke dalam
Kerajaan Surga untuk mendapat pengaturan Kerajaan Surga. Tapi bila tidak
bertobat mereka akan menerima murka dari Allah dan mendapat penghakiman dari
Tuhan. Ini tertulis dalam Injil Lukas. Bertobat
itu satu-satunya jalan untuk masuk pintu Kerajaan Surga.
Dosa Merasuk
dalam Semua Aspek Hidup Manusia
Ada orang yang mengatakan, “Saya tidak berdosa, saya
tidak di penjara, tidak membunuh , berzina dan dosa-dosa lainnya. Aku hidup
dengan teratur, apakah perlu bertobat?” Paulus berkata, “Semua orang sudah
berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Kitab Mazmur juga mengatakan demikian,
“Semua orang sudah berdosa mengikuti jalannya masing-masing yang berliku-liku.”
Tuhan sudah menetapkan standar untuk hidup yang harus ditaati dan dilaksanakan.
Standar Allah yaitu kebenaran (carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya).
Kerajaan Allah memberitakan tentang manajemen Allah, tetapi kebenarannya
memberitakan kita hidup di bawah penguasaan Tuhan sesuai kebenaran Allah
sebagai standar kita harus hidup. Alkitab mengatakan, masing-masing mengikuti
jalan sendiri (tidak mengikuti jalan Allah yang benar). Manusia berbuat dosa
sehingga dosa merasuk ke dalam setiap segi hidupnya. Sehingga ahli teologi mengatakan, manusia sudah rusak total. Di night-club,
tempat judi ada dosa. Tetapi kita jangan menganggap dosa hanya ada dalam
hal-hal itu saja. Karena dosa sudah
merasuk dalam setiap segi kehidupan manusia. Apa yang dipandang manusia
baik atau tidak baik, dosa ada di sana. Contoh : dalam sekolah yang seharusnya
baik ada dosa (guru korupsi, uang pelican masuk sekolah, murid mencontek,
nonton film porno dll). Juga di gereja, korupsi, pertikaian, perebutan
kekuasaan juga ada. Gereja itu tempat
yang baik tetapi aspek dosa juga ada di sana. Oleh sebab itu dikatakan
bertobatlah, dari jalan yang bengkok kembali ke jalan yang benar. Bukan berarti
dengan pendidikan yang begitu tinggi orang tidak lagi berdosa. Karena dikatakan, orang semakin pandai,
semakin pintar untuk berbuat dosa. Zaman sekarang kita perlu bertobat karena dosa ada dalam setiap hidup kita.
Pengertian Bertobat
Bertobat satu-satunya cara lepas dari murka Allah dan
kebinasaan. Kerajaan Surga sudah datang sehingga kita bisa masuk ke dalam pintu
Kerajaan Surga. Bertobat bukan berarti datang ke gereja, dengar firman Tuhan ,
itu buah pertobatan. Metanoia (bahasa Yunani) artinya bertobat terdiri dari 2
kata, dari kata "μετα – meta" dan "νοιεω - noieô". Meta
berarti berubah, noieô berarti pikiran. Metanoia berarti perubahan dalam
pikiran (the changing of mind) . Kata ini sering dipakai di Alkitab dan dalam
bahasa Indonesia disebut pertobatan. Sebelumnya harus ada perubahan hati-pikiran
dan penyesalan. Setelah ada penyesalan, baru ada pertobatan. Tanpa penyesalan,
tidak pertobatan (mungkin hanya lahiriah saja). Pertobatan dimulai dari dalam
diri sendiri. Yohanes Pembatpis mengatakan harus bertobat dan menghasilkan buah-buah
pertobatan. Tanpa buah pertobatan tidak ada tindakan-tindakan yang praktis. Banyak
orang Israel mengikut Yesus kemanapun pergi setelah bertobat, tetapi ternyata
banyak yang kemudian menghianati Yesus. Ketika Yesus diadili, banyak yang
berteriak , “Salibkan Dia!” Bertobat berarti menyadari diri, berubah dan
percaya. Dengan pertobatan semacam ini kita masuk ke dalam hidup yang kekal
terhindar murka Allah dan penghakiman yang mendatang dan masuk ke dalam kerajaan
yang kekal
Buah Pertobatan
Banyak orang bertanya kepada Tuhan Yesus, “Kerajaan Surga
sudah dekat dan bertobatlah. Apa yang harus dilakukan?” Kita berubah dalam
tingkah laku dan sikap kita. Yesus mengatakan, “Kalau kamu mempunyai 2 pakaian,
berikanlah kepada orang yang tidak punya. Kalau engkau melihat orang lain tidak
punya makanan , bagikanlah makananmu.” Itu contoh yang sederhana, karakter yang
harus dimiliki anak Tuhan yang peduli kepada orang lain. Bukan saja pikirkan
diri saja. Itu sikap hidup kita masa lalu. Dahulu yang kita pikirkan , apa yang
dapat didapatkan dan dinikmati. Orang yang sudah bertobat, “Orang lain belum
memiliki apa?” Kalau bisa tolong orang lain, harus ulurkan tangan. Pemungut
cukai bertanya, apa yang harus dilakukan? Mungkinkah Yesus mengatakan, kamu
jangan jadi pemungut cukai lagi. Yesus tidak mengatakan itu tidak baik. Tetapi
Yesus mengajarkan dia mempertahankan kedudukan sebagai pemungut cukai , tetapi
yang seperti apa? jangan pungut lebih jumlah cukai yang sudah ditetapkan. Jadi
bukan karena kedudukannya (ia pelayan umum), tetapi kejelekannya memeras orang
lain (mengenyangkan dan mencari manfaat diri sendiri). Tuhan tidak minta
pemungut cukai meninggalkan kedudukan, tetapi menjadi saksi yang baik agar pemungut
cukai yang lain boleh melihat , ia pemungut cukai yang berbeda. Ada orang yang
menggunakan jabatan dan koneksi untuk menindas dan menipu orang lain. Itu hal
yang dibenci Allah. Yang Allah kehendaki agar kita rendah hati, tidak memeras
orang lain. Dari contoh ini apa yang dibenci dan disukai Allah. Pada 2 Pet 1
dikatakan kuasa ilahi telah dianugerahkan dan
dinyatakan kepada kita. Yaitu melalui pertobatan dan percaya Kristus,
kita akan menerima sifat ilahi Allah. Maka 2 Pet 4, kita sudah menerima kodrat
ilahi dari Allah. Kita sudah kembali menerima citra dari Allah. Ketika Adam-Hawa
diciptakan, Allah mengatakan, “Kita menciptakan manusia serupa diri Kita.” Maka
waktu Adam-Hawa diciptakan sesuai citra dan kodrat ilahi Allah. Karena manusia
sudah jatuh dalam dosa, kehilangan kemuliaan Allah dan kehilangan kodrat ilahi
Allah. Citra - rupa Allah sudah hilang karena dosa. Karena pertobatan, kuasa
kodrat ilahi kembali pada kita. Itu yang dengan gratis diberikan kepada kita.
Karena anugerah Allah dengan gratis diberikan , kodrat ilahi kembali. Tetapi
buah pertobatan harus rajin dilakukan. Maka ayat 5 , kita harus dengan tekun
berusaha dengan sungguh-sungguh. Kalau sudah punya iman, sungguh-sungguh berusaha
menambahkan kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, hati
mengasihi saudara-saudara dan semua orang. Apa yang dikatakan Petrus di sini,
melalui iman kita melalui kodrat ilahi Allah. Harusnya kita hidup sesuai kodrat
ilahi dan dari kuasa ilahi yang diberikan Allah kepada kita. Kita punya potensi
itu. Maka karena kita punya potensi itu, kita harus hidup sesuai kehendak Allah
dan melakukan semuanya sesuai kehendak Allah. Kita dengan sungguh-sungguh
mengeluarkan potensi yang ada dalam diri. Seperti seorang bayi yang lahir. Yang
ia bisa lakukan, menangis-makan dan tidur. Sebenarnya ia punya potensi. Anak
yang normal akan bertumbuh besar, merangkak , berjalan , berlari, berbicara,
mendengar dsbnya. Dan menjadi tokoh yang besar. Begitu dari bayi mau bertumbuh,
banyak usaha yang harus dia lakukan. Anak saya yang masih bayi, saat belajar
berbalik gagal lalu menangis. Rasanya begitu menyusahkan. Waktu berbalik
sendiri tidak bisa rasanya susah, itu proses perjuangan. Saat mau berdiri, ia
harus berjuang. Mau bicara, harus belajar. Cucu ketiga saya, tidak bisa
mengucapkan beberapa kata seperti huruf “s” Setelah belajar berbulan-bulan baru
bisa mengatakannya. Mengalami banyak kegagalan dan kesulitan baru bisa
mengucapkan. Kita yang percaya, kita punya potensi diri yang seharusnya
dikeluarkan. Dan kita bisa pakai potensi itu, untuk taat pada firmanNya dan
melayani Dia. Tetapi kita harus sungguh-sungguh melakukannya baru bisa mencapai
hal ini. Sangat sulit karena banyak orang yang tidak tahu. Ada orang yang
datang ke gereja dan percaya saja untuk masuk kerajaan Surga, tetapi kita tidak
menghidupkan kodrat ilahi dalam diri kita. Sehingga seumur hidup jadi orang
Kristen yang sembrono. Ddalam Kerjaan Surga kita tidak punya pengaruh apapun
juga. Bertobat harus mengeluarkan buah pertobatan. Kita harus berusaha dengan
sungguh-sungguh karena biasa hidup dalam dosa (lama hidup dalam dosa).
Melakukan hal yang sembrono. Saya ingat sebuah gereja setelah baptisan, mereka
mengundang orang untuk makan. Kemudian ada seorang saudari yang suka ambil
untung. Yaitu seperti suka mencuri.
Seperti beli beras 2 liter lalu ambil lagi sedikit. Kelakuannya yang
seperti mencuri dilakukan terang-terangan. Saat itu, ia melihat banyak sekali
bapau. Setelah lihat kiri-kanan, ia masukkannya ke dalam tas. Ia ambil beberapa
bapao untuk dibawa pulang. Malam itu ia tidak bisa tidur nyenyak. “Mengapa ia
mencuri bapau?. Bukannya ia sudah bertobat dan percaya? Ia datang ke pendeta
dan bertanya, saya sudah mencuri bapao. Pendeta mengatakan, itu memang
diberikan untuk makan. “Tetapi saya dengan sikap mencuri, mengambilnya.” Lalu ia
bertanya, “Pendeta, saya sudah bertobat dan percaya Tuhan Yesus, kenapa masih
bisa mencuri lagi?” Pendetanya menjawab, “Karena selama ini engkau biasa
melakukan itu. Tetapi sebelum engkau bertobat dan setelah bertobat, sikapmu
berbeda. Dahulu waktu kau ambil barang yang seharusnya tidak ambil engkau
tenang. Setelah bertobat, engkau tidak bisa tidur.” Mengeluarkan buah-buah
pertobatan, bukan berarti hidup kudus dan tidak bisa bertobat lagi. Kita harus
berusaha sungguh-sungguh untuk melakukannya dan tidak melakukan dosa lagi.
Mungkin kita gagal lagi sampai berdiri teguh tidak berdosa lagi. Ada halangan
lainnya. Kita masih kembali ke masyarakat
hidup yang lama yang berdosa. Meskipun kita warga Kerajaan Surga, memiliki
sifat Allah, tetapi kita terpengaruh sedikit banyak. Maka di gereja, suatu
komunitas yang sangat baik. Di dalam komsel , kita boleh saling mendoakan dan
menguatkan, supaya hidup kita boleh memuliakan Tuhan. Bertobat harus
mengeluarkan buah pertobatan. Membuktikan kita sudah bertobat dan kita warga
Kerajaan Surga. Kiranya TUhan berikan kita kekuatan. Bersandarkan kepada Roh Kudus
memberikan buah pertobatan.
No comments:
Post a Comment