Ev. David Purnomo
II Petrus 1:3-13
3 Karena kuasa
ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk
hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh
kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
4 Dengan jalan
itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang
sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi,
dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh
berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan
pengetahuan,
6 dan kepada
pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada
ketekunan kesalehan,
7 dan kepada
kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara
kasih akan semua orang.
8 Sebab apabila
semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi
giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
9 Tetapi
barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia
lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.
10 Karena itu,
saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu
makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah
tersandung.
11 Dengan demikian
kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu
Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
12 Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan
kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh
dalam kebenaran yang telah kamu terima.
13 Aku
menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu
selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini.
Kalau kita punya
bayi, kita sangat senang melihatnya. Dulu saya suka bermain dan tertawa bersama
anak saya. Saat berumur 5 bulan, saya mengajarnya bicara untuk memanggil saya
dengan sebutan papa. Namun ia belum bisa. Setahun kemudian, saya mengajaknya
bicara lagi. Masih belum bisa juga. Saya tunggu sampai 1,5 tahun. Lalu ia balas,”Papa…papa.”
Saya senang. Namun seandainya ia hanya bisa ngomong papa saja sampai umur 7 tahun
berarti anak saya ada masalah. Mungkin ia akan disebut idiot. Usianya tambah
tapi otaknya tidak bertumbuh. Badannya makin besar, otaknya berhenti tumbuh. Sekarang
ini, banyak orang Kristen yang mengalami idiot rohani. Usia kekristenannya
makin panjang, sudah kenal Tuhan lama, mungkin sudah datang ke gereja 15 tahun atau
lebih tetapi pertumbuhan rohaninya berhenti pada 1 titik. Tidak seimbang antara
usia dengan pertumbuhan rohaninya.
Rasul Petrus menulis
ke jemaat perantauan. Petrus bersukacita karena umat percaya pada Tuhan dan
lahir baru. Dulu mereka dimurkai sekarang dikasihi Tuhan. Dulu mereka bisa ke
nereka sekarang bisa masuk surga. Tetapi Petrus mengingatkan, jangan berhenti
dengan punya iman. Engkau harus bertumbuh. Akhirnya mereka lari pada berbagai
kesibukan, pekerjaan dan keluarga sehingga lupa pertumbuhan rohaninya. Petrus
mengatakan jangan jadi bayi saja yang maunya susu. Jangan punya iman level
bayi. Petrus sekali lagi mendesak jemaat untuk memikirkan pertumbuhan rohani. Ibarat
masuk ke sebuah rumah, kita tidak mau rumah yang hanya ada pondasi saja tanpa bangunan.
Maka perlu ditambahkan di atas iman, kebajikan yakni iman harus kelihatan di dalam
perilakunya. Jangan jadi Kristen tapi tidak kelihatan gaya hidup Kristus. Lalu
ditambah usaha sungguh-sungguh di atas kebajikan. Tambahkan lagi pengetahuan
yakni belajar firman Tuhan. Firman ini diperlukan agar bisa bertobat pola pikir
kita, berubah dari cara pikir duniawi sehingga kita mengerti cara pikir Allah. Kita
harus berusaha untuk mengerti firman TUhan dengan sungguh-sungguh. Di gereja ,
banyak yang malas datang saat dilakukan pembinaan. Pembicara bagus-bagus tapi
yang datang sangat sedikit. Gereja menyadari pentingnya pertumbuhan rohani,
padahal kita bilangnya : “paling kita sudah tahu”. Kalau iman kita terus tidak bertumbuh,
maka kita jadi idiot rohani. Kalau sudah punya pengetahuan, tambahkan
penguasaan diri. Supaya apa yang kita tahu jadi perilaku. Pola pikir dan gaya
hidup seperti Kristus. Kita jangan bawa kemauan dan ego sendiri. Setelah itu tambahkan
ketekunan dengan melalukan terus firman sampai terjadi dalam hidup kita. Kalau
tekun, lalu tambahkan kesalehan. Dari gayanya, orang lihat bahwa kita pengikut
Kristus. Kalau hal ini tercapai berarti pertumbuhan rohani masuk ke level 5. Kalau
berhenti di sini saja orang bisa jadi autis rohani. Autis bukannya berarti bodoh,
namun orang pintar hanya sibuk dengan diri sendiri. Dia tahu hal-hal yang ada
di sekelilingnya tapi sibuk dengan diri sendiri. Autis rohani berarti panggil
Tuhan tapi tidak panggil sesama. Saya berada di hadapan Tuhan saja tanpa perduli
orang lain. Mulailah berpikir keluar pada orang di sekeliling kita. Lalu
tambahkan lagi, kasih pada semua orang. Kalau hanya kasih pada saudara berarti
kasih pada orang-orang pilihan saja. Kita sering pilih-pilih orang , dengan dia
saya mau bergaul dan ngobrol. Dengan yang lain malas ngomong, malah benci dan tidak
mau berhubungan.
Level 6, kasih pada
semua orang. Ketika Tuhan Yesus lihat orang berdosa. Tuhan Yesus tidak pikir
tidak mau orang berdosa.
Alfred (?) membagi orang
ke dalam 3 kategori :
1.
Orang egois. Semboyan
hidupnya : punyaku, punyaku. Punyamu punyaku. Uangku, uangku. Uangmu kalau bisa
diambil akan diambil.
2.
Individualis.
Semboyannya : punyaku punyaku, punyamu punyamu. Saya tidak mau gabung.
Urusanku, urusanku. Urusanmu, urusanmu. Persoalanku saya tanggung sendiri. Orang
Kristen banyak yang terjangkit individualisme. Orang lain kesepian, sedih,
lapar tidak peduli.
3.
Impian GKKK :
membangun manusia altruis. Altruis berarti tidak banyak urus urusan sendiri
tapi juga mau urus urusan orang lain. TIdak hanya sibuk urusan sendiri tapi
hatinya luas untuk urus urusan orang lain. Tidak hanya pikir kehidupan sendiri,
pikirkan urusan orang lain. Kalau punya talenta tidak digunakan untuk diri sendiri.
Kita perlu jadi orang yang altruis dan melebarkan kasih kita. Sehingga kita
bisa mengasihi orang di sekeliling kita. Orang Kristen sekarang banyak yang
hitungan dalam memberi kasih. Setelah khotbah ada salam damai, semuanya tenang
menyembah. Begitu dikomando, langsung berdiri , saling bersalaman. Setelah itu
tenang lagi. Ia hanya dikasihi kalau diperintah atau dikomando. Waktu tugas
pelawatan, kelihatan penuh kasih. Kasih karena tugas dan jabatan. Yang dimaksud
Petrus, kasih yang muncul terus menerus. Ada seorang salesman yang bangga
dengan prestasinya luar biasa. Saya jual apa saja pasti bisa, katanya. Saya
obrol sampai jadi sahabat dulu. Kalau ketemu sengaja saya beli 1 lusin donat
walau ia bos. Kasih donut ada maunya. Kita juga demikian, kalau bawa untung,
kita salaman (baik karena ada maunya). Kalau tidak kenal, ngapain kotorin
tangan. Kita harus buktikan pertumbuhan rohani. Jangan mengasihi orang karena
disuruh atau jabatan, Tetapi keluar dari hati kita untuk tunjukkan kasih. Waktu
awalnya pertumbuhan gereja sangat luar biasa. Tetapi yang bertumbuh bukan
gara-gara itu. Di Kisah Para Rasul, Tuhan Yesus banyak melakukan mujijat. Yang
pertama : kasih jemaat. Tiap hari bagi
makanan. Saking hebatnya, kalau ada yang tidak makanan, mereka beri makanan
atau mereka juga tidak makan. Kalau kita , dompet tidak kita kasih ke orang
lain. Pada abad kedua, ada wabah yang luar biasa. Karena sedemikian bahayanya,
pemerintah Romawi mengisolasinya. Orang dalam tidak boleh keluar dan sebaliknya.
Orang di Yerusalem tidak punya obat-obatan. Lalu jemaat Tesalonika, tergerak
untuk mengasihi, siap korbankan diri untuk mereka. Mereka berbondong masuk
Yerusalem, orang tidak bisa makan diberi makanan. Yang lapar dirawat. Setelah
itu tenaganya timbul. Tapi banyak jemaat Tesalonika yang kemudian sakit dan
meninggal. Orang Kristen awalnya difitnah , dibilang kumpul di goa dan minum
darah. Mereka juga dianiaya tapi orang Kristen tidak takut. Tapi karena
tindakan selama sakit itu, masyarakat terbuka. Mereka sedemikian mengasihi
Tuhan dan sesama. Jemaat Tesalonika siap berkorban. Akhirnya masyarakat
berbondong jadi Kristen. Di Indonesia, orang Kristen kena beberapa fitnah.
Orang gereja dibilang sombong. Tetapi kalau jemaat hari ini seperti jemaat
mula-mula, mereka memiliki kasih yang luar biasa, setiap kali keluar gedung
greja, salamlah dan senyumlah. Kadang menolonglah memberi bantuan kecil. Maka
orang-orang lihat, fitnahan salah dan mereka akan berkata,”Rupanya orang
Kristen penuh perhatian”. Lakukan sesuatu untuk tunjukkan kasih kepada sesama.
Kalau tidak bisa lakukan yang besar, lakukan yang kecil tidak masalah. Yang
penting lakukan sekarang hari ini.
No comments:
Post a Comment