Ev. Pangsuri
Ibrani 6:9-20
Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun
kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu
yang lebih baik, yang mengandung keselamatan.
Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan
kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada
orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing
menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik
yang pasti, sampai pada akhirnya, agar
kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh
iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya
kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang
lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya:
"Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat
engkau sangat banyak." Abraham
menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan
kepadanya. Sebab manusia bersumpah demi
orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang
mengakhiri segala bantahan. Karena itu,
untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian
putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak
berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari
perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang
terletak di depan kita. Pengharapan itu
adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke
belakang tabir, di mana Yesus telah
masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek,
menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
Ada yang kuat dan ada
yang lemah. Banyak hal yang bisa membuat kita lemah. Misal : kita berharap tapi
tidak mendapat sehingga kita kecewa. Pergi ke dokter ingin disembuhkan tapi masih sakit sehingga kita
kecewa. Ke bengkel, tapi motor tetap rusak sehingga kita tidak kembali ke
bengkel itu lagi. Orang Kristen juga banyak yang seperti ini. Saat sakit,
berdoa tapi tidak disembuhkan sehingga kecewa. Orang yang ekonominya kurang ,
berdoa tetapi tetap tidak berubah sehingga kecewa. Banyak hal membuat kita
berharap dan lemah. Percaya tidak percaya ada kejadian yang sepertinya tidak
bisa dipercaya tetapi terjadi. Contoh : saat anaknya yang masih kecil tergencet ban mobil, mamanya panic dan entah
dengan kekuatan dari mana ia bisa mengangkat mobil! Dalam psikologi hal ini dikenal
sebagai efek plasebo, efek kekuatan pikiran kita. Ada orang yang badannya
lemas, lalu ke dokter dan tiap hari disuntik vitamin selama seminggu. Orang ini
merasa segar walau sebenarnya hanya diberi suntikan vitamin yang kecil
efeknya ke badan. Hal ini karena ada
kekuatan dalam pikiran kita. Kita dicipta Tuhan dengan harapan. Harapan adalah
keinginan yang bisa menjadi doa. Dikatakan di Alkitab, “Bawalah keinginan dengan ucapan syukur dalam doa.” Iman kita punya
kuasa. Yesus berkata, “Kamu bisa pindahkan gunung”. Karena dalam iman itulah
kita berharap.
Dalam Ibrani 6 di
atas, kita belajar tentang Kuat dalam Pengharapan :
1.
Pengharapan orang Kristen itu pasti, bukan ragu-ragu atau mudah-mudahan (ayat 11).
Penulis
Ibrani ingin agar jemaat punya harapan yang pasti karena mereka tidak lagi berpegang
pada janji Tuhan. Ia ingin jemaatnya menjadi penurut iman dan pegang janji ini.
Abraham dipanggil Tuhan dari Haran ke tempat yang dijanjikan. Waktu dipanggil,
ia bukan orang miskin melainkan kaya luar biasa. Rumahnya sangat mewah,
kamarnya puluhan. Punya banyak hamba, hartanya melimpah dan hidupnya nyaman.
Suatu kali ia diminta keluar oleh Tuhan. Ia menurut. Ia tidak bertanya pada Tuhan
mau kemana dan tidak meragukan Tuhan. Ia
tetap jalani. 2 kisah Abraham yang terkenal : ia keluar dari Haran dan
mempersembahkan Ishak. Ini menunjukkan Abraham penurut iman dan pegang janji
Tuhan. Abraham menanti dengan sabar. Kata sabar lawan kata dari lamban (ayat
12). Penulis Ibrani hendak memberitahu jemaatnya yang waktu itu sudah hampir
menyerah dan daya tahannya hampir runtuh. Mereka diminta untuk terus berharap
dan pegang janji Tuhan. Karena Tuhan sudah bersumpah demi diriNya sendiri akan
memberkati. Allah bersumpah. Pertanyaannya : mau tidak pegang janji Tuhan? Kita
jangan katakan itu berlaku hanya untuk Abraham bukan untuk saya, karena Tuhan
katakan untuk semua keturunan Abraham. Kita adalah keturunan rohani Abraham
dalam garis imannya. Kita juga mendapat janji itu. Tuhan memberkati dan Ia
sungguh-sungguh akan memberkati. Kalau sakit jangan ragu minta kepada Tuhan.
TIdak perlu panggil hamba Tuhan dan majelis, tetapi kita bisa minta mujizat
dari Allah. Yoh 1:12, kita diberi kuasa oleh Allah. Kalau kita ada masalah ekonomi, kita bisa
mendekat pada TUhan, Yehova Jireh. Kita kadang tidak minta padahal Tuhan sudah
sediakan. Kita kurang iman, sehingga Tuhan tidak kasih. Tuhan sudah janji, anak
cucu tidak akan minta roti malah akan kasih berkat. Tuhan janji berkati secara
rohani dan jasmani, percaya tidak?
2.
Pengharapan orang Kristen itu punya dasar.
Kita
harus berdiri di atas dasar yang teguh. Dasarnya ayat 18. Minggu lalu Pdt Demsy
Jura berkata kalau di depan , kanan-kiri tidak ada jalan, semua saudara tidak
ada yang bisa bantu, Di Atas akan membantu. Bukan kita lupakan semua sanak
saudara, tapi maksudnya kita bisa berlari kapan pun kepadaNya karena Ia tidak
akan lari. Penulis Ibrani katakan, Tuhan tidak mungkin berdusta. Ia berkata,
Aku sayang kepada kamu , jemaatKu, Aku akan berkati kamu berlimpah-limpah. Kamu
butuh , maukah kamu datang? Bil 35 dan Yos 20 mengatakan ada kota perlindungan
bagi orang yang tidak sengaja membunuh orang lain, misal : kecelakaan lalu mati
dan keluarga korban mau tuntut balas. Tua-tua Israel mengatakan ke orang itu
untuk berlindung di kota perlindungan. DI sana keluarga korban tidak boleh menyentuhnya.
Di kirin dan kanan sungai Yordan masing-masing ada 3 kota perlindungan. Penulis
Ibrani menganggap pembacanya sebagai orang buangan. Kita dikejar-kejar mau
dibantai dan diminta masuk ke kota perlindungan itu yaitu Tuhan. Kalau kita
sembunyi dalam Tuhan , kita aman, tapi kalau keluar kita habis. TIdak ada
tempat berlindung yang aman selain Tuhan.
Ada yang berkata, aku punya banyak hal melindungi aku misal : harta. Tetapi
Alkitab berkata, harta tidak bisa melindungi kita karena sangat rapuh. Kisah
Ayub membuktikan harta sangat rapuh dan singkat. Anak bisa habis dalam sehari,
kekayaan bisa diambil orang dan diri sendiri bisa hancur. Alkitab mau ajak,
mari datang kepada Tuhan. Kita masuk dalam kota perlindungan Tuhan dan Tuhan
akan memberkati kita. Kita berharap kepada Tuhan yang tidak mungkin berdusta.
3.
Pengharapan orang Kristen itu bagaikan sauh yang kuat
dan aman (ayat 19).
Sauh adalah
jangkar, sesuatu hal yang umum di saat Alkitab ditulis seperti motor sekarang
ini. Di kuburan orang Romawi saat dibongkar ada gambar jangkar banyak sekali.
Sauh membuat kapal tetap di posisinya di tengah laut atau di pinggir pantai kapal
tidak akan lari. Kalau diturunkan ia akan tetap di posisi itu. Kalau tidak
diturunkan jangkarnya, maka kapal akan pergi jauh.. Jangkar dibuat dari besi.
Beda jangkar dengan sauh iman Kristen ada 3:
-
sauh kapal dari
besi, sauh orang Kristen dibuat dari iman.
-
Sauh diturunkan
ke bawah (air), sauh orang Kristen bukan ke bawah tapi ke atas (sorga). Kita
terus berjalan dan mata tertuju ke sorga.
-
Sauh kapal
membuat kapalnya diam. Tetapi sauh orang Kristen yang ditaruh di sorga membuat
kita bergerak menuju surga.
Sauh itu
sangat kuat dan aman bagi jiwa kita. Penulis mengajak kita meletakkan harapan
kepada sorga dan terus bergerak ke sana. Seperti Abraham saat dipanggil dan menyerahkan
Ishak, ia melihat ke atas (sorga). Saat
ini mungkin kita banyak masalah, tidak bisa tidur, sering menangis dan minta
kepada Tuhan dan mungkin kecewa, sepertinya tidak mungkin adanya mujijat,
tetapi firman Tuhan katakan jangan sok. Tetap kuat dalam pengharapan. Siapa
bilang Tuhan tidak bisa sembuhkan sakit kanker stadium 4? Tuhan bisa bangkitkan
orang mati. Ada jemaat protestan sakit karena ada daging di rahim sehingga
harus dioperasi dengan resiko besar. Seorang hamba Tuhan berdoa, “TUhan angkat,
dan sembuhkan.” Dengan iman dan penuh pengharapan. Tuhan mendengar. Saat dicek,
sudah sembuh. Waktu mau dioperasi dokter heran, kemana dagingnya.
Ingat pengharapan
kita pasti, dasar kita berharap teguh dan pengharapan kita bagai sauh yang
begitu kuat.
Seorang suami gelisah
sewaktu menunggu bayinya yang akan lahir. Dokter keluar dengan wajah cukup
tegang menyampaikan, “Kita harus memilih selamatkan ibu atau bayi?” Ia sangat
kaget dan bingung. Ia diam sebentar dan akhirnya ngomong dan berkata, “Pak
dokter, kasih waktu saya sebentar saya mau berdoa.” Setelah berdoa ia berkata, “Tolong selamatkan istri saya.” Ia tidak
selesai bicara, “ Bayi ini juga butuh diselamatkan, selamatkan juga.” Setelah
itu dokter kembali ke ruang operasi. Waktu bayi ditarik , ada yang keluar yakni
biji mata sang bayi dan bunyi patah. Dokter bilang , “Suster tolong bawa ke
kamar mayat.” Suaminya berdoa agar Tuhan melakukan mujijat. Waktu suster
membersihkan sang bayi sebelum masuk kamar mayat, ia merasa ada denyut nadi yang
sangat lemah. Lalu bayi dirawat dalam ruang khusus dan dirawatnya. Cacat tidak
apa-apa. Mukanya jelek dan matanya tidak berfungsi satu. Bekas patah membuatnya
saat berjalan seperti tiang akan rubuh. Saat sang anak besar ditanya
cita-citanya. Ia berkata, “Pa saya mau jadi misionari!” Namanya William Cutts yang dipakai Tuhan luar biasa di Irian
Jaya. Siapa berkata pengharapan kepada TUhan sia-sia? Kalau kita putus harapan,
datang kepada Tuhan dan kita berharap lagi. Pengharapan kita tidak sia-sia.
No comments:
Post a Comment