Tidak mudah mencari
artikel rohani tentang lambat, terlambat atau keterlambatan. Penulis sendiri masih
belum menemukan artikel yang khusus membahas tentangnya. Saat mengetik kata
kunci “artikel rohani tentang lambat, terlambat atau keterlambatan” di mesin
pencari google, tidak ada artikel
yang benar-benar sesuai. Namun dari permasalahan yang sering terjadi di
persekutuan komsel , keterlambatan menjadi salah satu masalah yang menduduki
peringkat teratas. Cukup banyak persekutuan komsel dimulai lewat dari waktu
yang ditentukan (definisi KBBI,red) atau terlambat alias ngaret. Terkadang
keterlambatannya sangat keterlaluan (bisa lebih dari ½ jam). Sebenarnya bukan
hanya di persekutuan komsel, juga pada persekutuan atau kebaktian di gereja hal
yang sama juga terjadi. Namun dalam konteks dunia pekerjaan, keterlambatan
menjadi topik masalah yang cukup banyak dibahas. Dalam pekerjaan, bila kita
terlambat memenuhi janji atau tenggat waktu, maka ini akan membuat kinerja kita
dinilai kurang atau perusahaan kita dikatakan tidak bonafid. Demikian pula
dengan keterlambatan karyawan masuk kerja. Untuk mengatasinya ada perusahaan
yang menerapkan sanksi bila karyawan datang terlambat yakni dengan memotong
uang hariannya. Apakah ini menjadi fenomena sehingga banyak orang yang takut
terlambat memenuhi janji bisnis atau terlambat masuk kerja, dibanding takut
terlambat datang ke persekutuan atau kebaktian di gereja karena dalam konteks
rohani tidak ada sanksi yang didapat orang yang terlambat? Benarkah demikian?
Yang menarik saat
ini dalam dunia sekuler, ada seorang Dahlan Iskan, menteri BUMN. Ia memiliki
etos kerja yang baik dan tidak ingin terlambat. Ia juga menuntut agar anak
buahnya tidak terlambat. Untuk itu ia memberikan contoh dengan datang tepat
waktu, bahkan kalau perlu naik ojeg untuk mencapai tempat rapat sekalipun ia
seorang menteri. Bahkan ia sudah
terbiasa untuk berangkat jauh sebelum acara rapat dimulai. TIdak heran,
seringkali ia sudah datang sementara bawahan atau panitia suatu acara , baru
sedikit yang datang! Sehingga rapat bukan diundur, malah dimajukan waktunya.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai direkter utama PLN, perusahaan Negara terbesar
kedua. Pertama kali rapat, ia hanya rapat dengan 2 dari sekian banyak direksi.
Penyebabnya, sebagian besar direksi terlambat hadir karena rapatnya digelar pk
6.30. Karena terlambat, pintu ruang rapat dikunci dan mereka pun tidak bisa masuk
mengikuti rapat. Setelah rapat usai, topic rapat tidak dibahas lagi, namun para
direksi yang hadir diminta untuk melaksanakan hasil rapat. Bagaimana jadinya,
bila ketepatan waktu model Dahlan Iskan ini diterapkan di gereja?
Kembali dengan
terlambat dalam perspektif rohani. Bila kita mencari di Alkitab, ayat-ayat yang
terkait dengan kata lambat atau terlambat akan muncul 11 kali,
ringkasannya sebagai berikut :
1.
Saat Tuhan hendak
menyelamatkan Lot dan keluarganya dari pemusnahan Sodom-Gomora, ternyata Lot
dan keluarganya berlambat-lambat. Sehingga kedua malaikat yang diutus Tuhan
memegang tangan mereka dan menuntunnya ke luar kota tersebut (Kej 19:6)
2.
Keterlambatan
Yakub (Israel) mengijinkan Benyamin dibawa ke Mesir bersama anak-anaknya yang
lain mengakibatkan anak-anak Yakub terlambat membeli bahan makanan yang
dibutuhkan mereka. (Kej 43:10)
3.
Bangsa Israel
diusir dari tanah Mesir tanpa berlambat-lambat serta tidak diberikan bekal oleh
bangsa Mesir (Kel 12:39).
4.
Terkadang Tuhan
sengaja membuat alam (seperti matahari) untuk terlambat (terbenam). Namun itu
untuk memenuhi kehendak / rencana Tuhan (Yos 10:13).
5.
Hakim Ehud
berhasil meloloskan diri setelah membunuh raja Moab (Eglon) tanpa tertangkap
karena hamba-hamba Eglon lambat dalam bertindak (Hak 3:26)
6.
Nabi Elisa
meminta seorang nabi muda untuk mengurapi Yehu menjadi raja Israel saat Yoram
telah menggantikan Ahab, ayahnya, sebagai raja Israel lalu menyuruhnya segera
berlari tanpa berlambat-lambat karena resiko yang dihadapinya sangat besar (2
Raj 9:3).
7.
Pemazmur (Raja Daud)
meminta agar Tuhan tidak terlambat datang menolongnya (Maz 70:6) dan ia sendiri
berkomitmen untuk tidak berlambat-lambat dalam memegang perintah-perintahNya
(Maz 119:60).
8.
Penglihatan
(nubuatan) yang diterima nabi Habakuk pasti akan terjadi tanpa berlambat-lambat
(Hab 2:3).
9.
Yakobus memberi
nasehat agar setiap orang cepat untuk mendengar namun lambat untuk berkata-kata
dan marah (Yak 1:19).
10.
Rasul Paulus
sudah menulis surat terlebih dahulu kepada Timotius untuk mengantisipasi
apabila ia terlambat datang mengunjunginya (1 Tim 3:15).
Dari hal-hal di atas
kita dapat memetik beberapa pelajaran :
1.
Ada peristiwa
yang membuat kita tidak dapat berlambat-lambat dalam bereaksi. Contoh : bangsa
Israel yang diusir dari Mesir dengan segera tanpa diberi bekal. Contoh lain
adalah hal yang dinasehatkan Yakobus agar setiap orang cepat mendengar.
2.
Ada hal-hal yang
mengikat dan membuat kita terlambat. Contoh : Lot dan keluarganya berlambat
meninggalkan rumah sehingga harus dipaksa oleh kedua malaikat karena merasa
sayang meninggalkan rumah dan harta miliknya (kehidupan lamanya) dan keengganan
/ kemalasan hamba Eglon untuk bereaksi saat melihat ada hal yang tidak
semestinya (pintu kamar raja yang terkunci).
3.
Keterlambatan
membuat kehilangan kesempatan Contoh : Hakim Ehud lolos dari maut karena
kelambatan aksi dari para hamba Eglon, nabi muda yang diutus Elisa lolos dari
maut karena berhasil kabur tanpa berlambat-lambat setelah mengurapi Yehu jadi
raja, kelambatan Yakub mengambil keputusan membuat keluarganya hilang
kesempatan memperoleh bahan pangan lebih cepat
4.
Keterlambatan
mungkin terjadi, namun kita perlu membuat rencana untuk mengantisipasinya.
Contoh : walau Rasul Paulus ingin mengunjungi anak rohaninya, Timotius, namun
untuk mengantisipasi keterlambatan Rasul Paulus menulis surat terlebih dahulu.
5.
Lambat diperlukan
untuk hal-hal negatif (misal : marah yang destruktif). Maksudnya kita perlu mempertimbangkannya
terlebih dahulu berkali-kali yang konsekuensinya membutuhkan waktu yang lama
dan akhirnya tidak jadi kita laksanakan.
6.
Pertolongan dan
nubutan (penglihatan) dari Tuhan sesuai dengan waktuNya. Bisa dibayangkan bila
saat Daud berseru minta tolong dan pertolongan Tuhan terlambat datangnya, apa
jadinya? Atau bila penglihatan yang diberikan ke nabi Habakuk tidak terjadi
(terlambat)? Bila diperlukan,maka kuasa Tuhan akan mengatasi hukum alam
(menghentikan perputaran matahari) agar rencanaNya digenapi.
Bagaimana kita sebagai
orang percaya menyikapi keterlambatan? Setelah melihat manfaat dan mudaratnya,
tentu kita berusaha untuk tidak terlambat. Tidak mudah dilakukan, karena bila
ingin dijadikan budaya maka setiap kita perlu melatih diri. Pertama-tama kita
harus memiliki sikap yang benar tentang waktu. Kita tidak dapat mengulang waktu
yang sudah kita lalui, kita hanya dapat mempelajari atau menyesalinya. Setelah
kita menyadari arti pentingnya waktu, maka barulah kita membiasakan diri kita
untuk datang tepat waktu. Karena kondisi lalu lintas di kota megapolitan yang
tidak menentu dan sering macet, maka kita perlu melatih untuk datang jauh
sebelum waktu yang ditentukan. Janganlah kita menghitung waktu pas-pasan karena
tidak ada lagi cadangan bila terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki. Lalu buatlah rencana tambahan bila ternyata
kita tetap terlambat yaitu dengan memberikan informasi kepada rekan-rekan yang
lain tentang keterlambatan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengantisipasinya. Terakhir, apapun yang terjadi lakukanlah segala sesuatunya
dengan sebaik-baiknya untuk kemuliaan Tuhan. Kalau fokus kita sudah benar
(god-centered) maka apa pun yang kita lakukan semuanya untukNya.
Kita berikan yang
terbaik untuk Tuhan. Janganlah sampai keterlambatan kita menjadi contoh yang
buruk buat rekan kita dan bahkan menjadi batu sandungan. Janganlah kita kalah
dengan orang-orang duniawi yang seringkali dapat lebih menghargai waktu. Berani
mencoba untuk selalu datang tepat waktu? Bagi seorang PKS (Pemimpin Kelompok
Sel), kita dituntut lebih termasuk dalam hal waktu. Bila kita terbiasa
terlambat, maka para anggota akan mencontohnya. Lebih baik kita datang lebih
awal dan menggunakan waktu yang ada untuk berdoa bagi para anggota kita
daripada kita terlambat dan mengakibatkan waktu mulai komsel menjadi molor dan
waktu pulangnya lebih lama (malam). Berani bayar harga?
No comments:
Post a Comment