Pdt Paulus Kurnia
Kis 20:20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah
melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada
kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
Roma 16:3-5 Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila,
teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus.
Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan
aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka.
Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari
daerah Asia untuk Kristus.
Ada orang yang
melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa sepanjang 20 abad ini, pelayanan
Kristen yang paling efektif (mengenai sasaran) adalah pelayanan kelompok kecil
(komunitas sel, komsel), Tidak heran dalam permulaan kekristenan. Rasul Paulus selain
melayani firman di depan banyak orang, juga melayani dari rumah ke rumah
sehingga ada perkumpulan di rumah-rumah. Pada Roma 16:3, Rasul Paulus menyebut
2 orang hamba Tuhan Priskila dan Akwila. Setelah mendengar Injil, hati mereka berkobar-kobar
dan mereka melayani di rumah. (ada perkumpulan di rumah mereka). Pada Roma 16:5,
Rasul Paulus mengingat ada Epenetus yang disebut saudara yang kukasihi, dan
buah pelayanan pertama yang dimenangkan di rumah Prisklia-Akwila. Dalam sejarah
kekristenan, orang Kristen tertekan sekali karena kaisar Roma ingin membasmi
mereka. Tetapi gereja tidak musnah karena mereka adakan persekutuan di rumah-rumah.
Kuat sekali persekutuannya dan tidak takut pada pemerintah penjajah , akrab
satu dengan lainnya. Persekutuan A dengan B,B dengan C, C dengan D, D dengan A dll
dekat. Mereka tidak berkumpul di gereja seperti sekarang. Mereka punya kumpulan
yang erat di kelompok-kelompok kecil. Pelayanan kelompok kecil sangat penting.
Dari jaman Tuhan Yesus masuk ke jaman setelah Tuhan Yesus ada persekutuan. Di
rumah ada persekutuan, dari situ ada pertumbuhan. Maka betul yang dikatakan bahwa
pelayanan kekristenan yang paling mengena adalah pelayanan di kelompok kecil.
Kalau kita bertumbuh
berkembang di kelompok kecil ada dampaknya. Kalau lihat model dari perjanjian
baru, persekutuan kecil makin lama semakin besar. Kekristenan bertumbuh pesat
di abad 21. Umat kristen (Kristen Protestan, Karismatik, Katolik dan lainnya) dunia
sudah mencapai hampir 3 miliar orang, hampir separuh dari umat manusia.
Perkembangannya tidak bisa dijelaskan secara matematis. Hal ini karena
pekerjaan Roh Kudus dan metode perkembangannya melalui kelompok kecil. Di
TIongkok banyak rumah yang jadi tempat bersekutu yang terdiri dari belasan
orang. Mereka tidak bebas ke gereja, kalau ke gereja ditangkapi. Kebanyakan
orang Kristen beribadah di rumah. Walau ditekan, mereka bisa bersekutu di
rumah. Pertumbuhkan orang Kristen di sana cepat sekali , mungkin sekarang sudah
mencapai 250 juta orang. Di Alkitab
pelayanan kelompok kecil sangat menjadi model. Jaman ini kelompok kecil dapat
menjadi cara untuk perkembangan gereja.
Mengapa begitu
penting pelayanan kelompok kecil?
1.
Tempat pembuatan murid. Sejak menjadi orang Kristen, kita memiliki status
sebagai murid Tuhan. Tapi dalam pikiran dan prilaku belum tentu murid sehingga sekarang
ini banyak orang komplain terhadap gereja dan orang Kristen. Apa yang orang
dunia lakukan, juga dilakukan orang Kristen seperti ada yang mencuri, menipu,
tukang marah dll. Bahkan di gereja sering konflik dan suka ribut. Jadi apa
bedanya? Kenapa begitu? Ada orang yang bahkan sudah 30 tahun dibaptis, tetapi cara pikir, iman, perilaku, karakter
dan cara ngomongnya dikritik seperti bukan orang Kristen. Jadi hanya statusnya
saja, namun cara hidupnya bukan murid. Ibarat setelah diterima tes masuk dan
seluruh syarat administrasi jadi mahasiswa dipenuhi, status kita sudah jadi mahasiswa.
Tapi karena belum masuk kuliah maka gaya hidupnya belum. Banyak orang Kristen
status murid, tetapi belum jadi murid. Di mana kita jadi murid? Di komsel.
Waktu kuliah di Untar iman saya bertumbuh di komsel. Setiap hari kamis
dipanggil ikut kelompok kecil, awalnya malas karena lelah setelah kuliah. Tapi
pemimpin kami rajin karena ia rindu orang Kristen mengenal Tuhan dengan baik,
maka yang awalnya tidak mau , lama-lama kita senang. Ada persekutuan yang manis
dan pendalaman Alkitab. Luar biasa hasilnya. Saya jadi belajar firman TUhan dan
mengerti apa yang Tuhan mau. Setelah ayat kita hafalkan, lalu dibuat PR bagaimana
jalankan ayat ini dan minggu depannya ditanya. Misal : belajar tentang
pengampunan. Kita diminta ingat nama yang dibenci, dalam minggu ini harus bisa
mengampuni orang itu. Minggu depannya, ditanya, bagaimana menurut kalian? Ada yang
belum bisa ampuni mama, adik atau rekan bisnis yang tidak bayar pinjaman. Akhirnya
tetap belajar untuk mulai mengampuni sehingga iman mulai bertumbuh. Setelah belajar
pengampunan, lalu belajar menjadi taat, jujur menjadi pendengar yang baik
dstnya. Saya belajar selama 4 tahun seperti itu sehingga bila 1 tahun 40 kali
komsel maka sudah belajar 160 kali. Banyak sekali. Kelompok kecil semakin
banyak di kampus. Karena kita girang jadi murid Tuhan, bukan hanya status.
Girang, tidak percuma, tidak kecewa jadi murid Tuhan. Memang berat tapi bisa
dijalankan. Di gereja saya juga ikut kelompok kecil, sampai saya menyerahkan
diri untuk sekolah teologi. Setelah lulus, saya melayani di satu lading. Banyak
sekali pemuda remajanya. Waktu awal saya melayani sedikit sekali, kebanyakan
umurnya 40 tahun ke atas. Persekutuan remaja 5 orang, pemuda tidak ada. Setelah
saya khotbah , saya minta orang tua membawa anak-anaknya ke gereja. Mereka
tergerak namun sulit membawa anak-anaknya ke gereja. Saya berdoa. Saya mulai
dengan kelas bible-study. Saya buat
selebaran dan membuat PA. Ada 15 anak umur 13 tahun yang saya undang. Mereka sulit
diatur. Kalau datang ke gereja, pakai
baju sembarangan, belum mandi, bau keringat, atau pakai sandal. Tapi saya
mengasihi mereka. Setiap Kamis belajar firman. Mereka boleh mengungkapkan
pikiran mereka. Suasananya hidup sekali dan waktu 1-2 jam tidak terasa. Akhirnya
mereka ke gereja. Lalu mereka bawa teman. Dalam 1 tahun ada 40 orang remaja.
Lalu mulai persekutuan pemuda dengan 7 orang. Saya melayani 6 tahun, hampir
setiap tahun ada pemuda yang mempersembahkan diri di SAAT. Dari 15 orang remaja
, 8 orang mempersembahan diri jadi hamba TUhan. Saya tidak pernah menduga
pekerjaan Tuhan begitu daysat. Dari anak yang kacau dipakai oleh TUhan. Mereka
bertumbuh di komsel. Bisa juga jemaat tumbuh di kelompok yang besar, tapi
sangat jarang. Khotbah di gereja lebih sulit karena umurnya dari 13-93 tahun
dibanding khotbah di kelompok kecil. Kalau khotbah ketinggian, ema / encim pada
ngantuk. Kalau terlalu sederhana, pemuda
komentar, “Muse khotbahnya enteng banget.” Saat saya melayani di GK Ketapang ,
kadang saya khotbah di jemaat 800 orang dalam 3 kalli kebaktian (yang pagi dihadiri
200 orang, tengah 700 yang berikutnya 100 orang) Yang tengah sulit karena dari remaja
sampai yang tua sekali. Kadang saya tidak khotbah dan duduk di tengah. Saya
perhatikan, saya duduk di kalangan emak umur 50-60 tahun. Mereka kalau belum
kebaktian ramai seperti pasar. Saat kebaktian mulai, baru diam. Tapi begitu
khotbah tidur. Kira-kira kurang 5 menit
khotbah akan selesai baru bangun. Atau
saat awal kebaktian kadang ramai, sedangkan saat khotbah mondar-mandir tidak
ada kerjaan. Orang Kristen seperti ini bagaimana bertumbuh? Kalau di dalam
kelompok kecil berbeda. Indah jadi murid Yesus. Penuh sukacita.
2.
Kelompok kecil tempat untuk bersekutu dan saling melayani.
Walau
jumlah anggotanya 8-9 orang semuanya ambil bagian. Ada yang pimpin doa, pimpin pujian,
main gitar, pimpin PA, menyiapkan makanan , mengirim undangan. 80% mengambil
bagian. Dari bulan ke bulan mereka akrab. Di gereja yang saya layani, ada
kelompok yang sudah belasan tahun tidak pernah bubar. Akrab sekali. Jumlahnya
14 orang, sejak masih pemuda sampai sekarang sudah punya anak semua. Mereka
pelayan Tuhan yang solid di gereja. Ketika mereka jadi diaken, mereka luar
biasa, rela bayar harga, keluarkan duit, rapat berjam-jam dan komitmen melayani.
Karena dalam kelomok kecil saling melayani. Bukan hanya tempat menjadi murid
tapi tempat bersekutu. sharing pelayanan, belajar melayani, dan saling
mendoakan. Hari ini di Jakarta, terdapat banyak orang, walau sesungguhnya
mereka tidak punya teman. Coba tanya pemuda-pemudi punya berapa teman dekat?
Hampir tidak ada atau sedikit. Kita bentuk teman sekelompok. Bertumbuh bersama
di situ, mengenal firman Tuhan, saling mendoakan dan mengasihi. Siapa tahu
punya pacar di situ. Lebih baik punya teman seiman dalam persekutuan daripada
berpacaran dengan orang di luar gereja. Dulu saya punya kelompok kecil di GKY. Kelompok
ini bahkan sampai membentuk kelompok vocal group sendiri lalu pelayanan ke
gereja-gereja. Bertahun-tahun begitu akrab. Dari 7-8 orang, akhirnya ada yang
menikah. Kita bahagia sekali, satu teman satu iman, satu hati melayani. Sebenarnya
di dalam kelompok sel, kita benar-benar bertumbuh di dalam Tuhan. Di komsel
pemuda remaja, mereka bertumbuh berkembang dalam iman, kasih dalam Tuhan, suatu
kali mereka saling jatuh cinta baik sekali. Mereka jadi pekerja yang baik,
cinta Tuhan.
3.
Komsel tempat pertumbuhan gereja.
Gereja
yang paling besar di dunia yaitu Saddleback Church yang digembalakan oleh Rick
Warren penulis buku Purpose Driven Life.
Sekarang jemaatnya 40.000 orang. Ada kebaktian yang didisain untuk muda-mudi pada
sore hari. Kebaktiannya dari pagi subuh selalu padat. Kalau tidak datang pagian
tidak dapat tempat duduk. Setiap ke Amerika, saya selalu ke sana. Tidak pernah
berhenti bertumbuh. Kalau di gereja kita, ada hujan badai 40 orang saja yang
datang. Tapi di sana 40.000 orang. Dari satu gunung di beli 60%nya. Ada chapel,
ruang kelas, sekolah teologi, ruangan komisi-komisi, luas sekali gerejanya. Bila
melihat sejarahnya, gereja ini dimulai dengan 15 orang. Bible study setiap jumat secara rutin. Mereka bertumbuh dalam iman.
Hati dikobarkan. Lalu mereka membangun pelayanan gereja kecil. Lama-lama jadi
besar. Salah satu penyebabnya, komsel berjalan dengan baik!
Komsel sebagai tempat
bertumbuh, membangun persekutuan belajar melayani, tempat gereja bertumbuh.
Pribadi bertumbuh di dalamnya, gerejanya tambah lama tambah banyak jemaatnya.
Mau jadi orang
Kristen bertumbuh? Bukan hanya status Kristen, murid Kristus bukan hanya
namanya. Merasakan sukacita Tuhan. Bukan saja dari makan minum. Tetapi dalam
Kristus kita punya sukacita, bertumbuh dalam iman, doa, menghadapi cobaan dan
kesulitan hidup. Merasakan sukacita bersekutu dengan TUhan, mengalami kuasa
Tuhan. Kita bisa menjadi orang yang bersukacita. Itu benar-benar dialami. Untuk datang dengan sukacita tidak datang
sendiri. Maka hidup kita semua diubah, sifat diubah. Hati yang suka ngomel
diubah. Kita menjadi orang yang mudah menerima apa adanya. Kita menjadi orang
yang puas apa adanya. Penuh dengan ucapan syukur. Itu hanya ada di dalam Tuhan.
Kita mesti rajin komsel. Mau bertumbuh kembang dalam iman, tidak ada model yang
lebih baik dari kelompok kecil. Mulai tahun ini belajar, masuk komsel.
No comments:
Post a Comment