Ev Stephanie
Ulangan 6:1-9
1 "Inilah
perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas
perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk
mendudukinya,
2 supaya seumur
hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada
segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut
umurmu.
3 Maka
dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu,
dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah
nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan
madunya.
4 Dengarlah,
hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
5 Kasihilah
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu.
6 Apa yang
kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
7 haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,
apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
8 Haruslah juga
engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi
lambang di dahimu,
9 dan haruslah
engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Kasihilah Tuhan
Allahmu
Bagaimana mengasihi
TUhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita? Nats Alkitab Ul 6:1-25
Dari 100 orang guru
ditanya, kira2 sekolah favorit / bagus bagaimana?
Survei sebuah
seminar : 70% bahasa mandarin dan Inggris sebagai pengantar
25% sarana dan
prasarana yang lengkap (banyak lapangannya) serta kegiatan ekstrakurikuler.
5% mendidik
anak-anak berdasarkan kebenaran firman Tuhan.
Ini ditanya pada 100
orang guru yang mengajar di sekolah Kristen.
Kalau pertanyaan
diajukan ke kita? Kurang lebih jawabannya tidak beda jauh. Dari hasil seperti
ini, kita melihat pendidikan agama di nomor terakhirkan (percaya ke pada
Tuhan). Kalau ada bagus, tidak ada juga tidak apa-apa. Yang penting bahasa
mandarin dan Inggrisnya bagus. TIdak beda jauh dengan sekolah minggu. Waktu
kita pergi besuk, ada keluarga yang bilang anak saya hari minggu les. Ada juga
di kota anak SM yang tidak bawa Alkitab tetapi matematika dan IPA. Karena hari
Senin ada ulangan yang penting saya belajar sendiri guru omong apa. Hal ini adalah hal yang sangat menyedihkan.
Karena orang pertama kali (bangsa Israel) diminta diajarkan bahwa TUhan itu
adalah Tuhan yang esa. Dalam bagian yang kit abaca, TUhan memerintahkan anak-anak
mereka pertama kali takut akan Tuhan. Harus mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, jiwa dan kekuatan. Kenapa Musa memberi peraturan seperti ini? Kenapa
tidak strategi perang? Ayat keempat memberitahukan bahwa Tuhan ini beda dengan
Tuhan yang lain. Waktu mereka masuk ke tanah Kanaan yang menyembah dewa-dewi.
Di Mesir mereka berhadapan dengan bangsa yang menyembah dewa matahari. Di babel
menyembah dewa lainnya. Waktu bangsa Israel mau masuk tanah perjanjian, ada
perintah yang paling penting dalam hidup mereka. Tuhan kita adalah TUhan yang
beda dari yang lain. TUhan kita adalah TUhan yang satu-satunya. Tuhan kita
tidak sama dengan sembahan patung dewa-dewa bangsa di sekitar Israel. Apa
bedanya? Apa maksudnya TUhan kasih hal ini ke kita? Tempat / dunia kita tempati
ini berkata kita dan yang lain beda yang penting sama-sama hidup damai, bukan
benar atau salah. Kita tidak bisa hidup seperti itu. Yang benar, benar, yang
salah, salah. Allah kita benci dosa. Makanya, tidak ada bohong kecil. Tahu dari
mana kita, kalau kita tidak ajarkan hal ini ke anak kita? Oleh karena itu
penting kasih tahu ke anak dan cucu kita, Tuhan kita beda dengan yang lain. Tuhan
yang disembah, Tuhan yang hidup dan benci dosa. TIdak boleh samakan TUhan
dengan segala sesuatu dengan yang ada di dunia ini. Ini perintah bukan hanya ke
bangsa Israel yang akan masuk ke tanah Kanaan tapi bagi kita yang hidup saat
ini yang punya anak-cucu dan yang akan punya. Ini kita harus pegang saat kita
punya keturunan. Dan harus jadi pegangan hidup kita. Ketika dibilang, TUhan
kita Tuhan yang esa dan kasihilah TUhan ALlahmu dengan segenap hati, jiwa dan
kekuatan artinya seluruh hidup kita menyenangkan hati Tuhan. Apa saja yang bisa
diterapkan?
Kita belajar 3T.
1.
Tidak lupa (ayat
10-15) Kalau kita bilang sayang kepada orang tidak mungkin kita lupa pada muka
orang itu. Kita kita Tanya, kenapa suka kepada seseorang, maka ia bisa
menjawabnya. Orang mengasihi pasti ingin peristiwa dalam hidupnya. Ingat akan
orang yang sangat berharga dalam hidupnya. Sekalipun kita hidup di depan kali
tetapi tercium wangi. Bangsar Israel diperintahkan TUhan untuk mengasihi Tuhan
dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan artinya mereka tidak boleh lupa kepada
siapa Tuhan itu. Mereka tidak boleh lupa yang membebaskan mereka itu Tuhan. Yang
memimpin mereka menyeberangi sungai Yordan itu adalah Tuhan. Ayat 10-15 dibagi
spt : Mereka waktu masuk tanah Kanaan akan mendapat kota besar dan baik. Mereka
juga akan mendapat rumah dengan isinya yang menarik. Mereka akan mendapatkan
sumur-sumur. Mereka mendapatkan kebun anggur dan kebun Zaitun. Tetapi di kolom
sebelahnya, kota yang baik bukan didirikan orang Israel. Rumah yang baik bukan
kerja bakti orang Israel. SUmur yang menyuburkan bukan digali orang Israel.
Kebun anggur yang berlimpah bukan orang Israel yang Tanami. Apa yang mereka
punya, itu semua adalah pemberian Tuhan. Itu bukan hasil usaha mereka tapi
pemberian Tuhan. Oleh karena itu, bangsa Israel tidak boleh lupa pada Tuhannya.
Ayat 12, jangan lupa kepada Tuhan. Salah
satu tindakan kita, kita tidak pernah lupa akan siapa Tuhan yang memberikan
sesuatu yang kita miliki. Apa yang kita miliki semua dari Tuhan , oleh Karena
itu jangan sampai semua yang dimiliki mengganti / menggeser posisi TUhan dalam
hidup kita. Dari buku / majalah yang say abaca, ada 62% pasangan suami istri
yang bercerai karena perselingkuhan suami atau istrinya. Kenapa mereka
berpisah? Karena mereka punya suami / istri baru. Kenapa bisa begitu? Karena
mereka tidak sesuai lagi? Ternyata lebih banyak orang yang merasa dirinya puas
dan mereka berselingkuh. Bukan karena mereka tidak puas dengan pasangan, tetapi
terlalu bangga akan dirinya sehingga lupa keluarga. Karena ia merasa dirinya
punya gaji yang banyak. DIa lupa mereka sekeluarga berdoa untuk suaminya.
Jangan sampai apa yang kita miliki,kita lupakan siapa yang member. Jangan
sampai pekerjaan kita menggantikan posisi Tuhan. Jangan sampai kita saking
bangganya dengan gaji kita, minggu juga kerja. Tidak waktu untuk Tuhan. Jangan
sampai karena bangga dengan anak satu-satunya, kita lesin anak-anak hari
Minggu. Musa mengingatkan siapa yang membebaskan engkau.
2.
TIdak
setengah-setengah. Kalau mau percaya dengan Tuhan nharus percaya , jangan
setengah-setengah. Jangan mau-mau enggak-enggak, nanti mau yang enggak-enggak.
Kita harus percaya pada Tuhan. Ayat 16-19 memuatnya. Kita punya pasangan
bertanya, kamu sayang aku tidak? Padahal sudah jadi suami istri. Tiap hari
Tanya seperti itu. Sehari 3 kali Tanya. Bosan tidak? Pasti bosan. Bangun pagi,
mau tidur Tanya itu lagi lagi. Rasanya sebel dan kesal. Kalau orang mengasihi
berarti harus percaya pada orang yang dikasihi. Kita percaya merasa diri aman
pada siapa yang kita percayai. Dari ayat 16-19 Musa peringatkan agar bangsa
Israel tidak melupakan Tuhan seperti yang terjadi di Masa. Bangsa Israel suka
memberontak terhadap Tuhan, bangsa yang meragukan keluarga Tuhan. Kel 15 ,
Tuhan memimpin bangsa Isarel melewati laut Teberau. Di pasal 16, bangsa Israel
mereka minum air pahit dan Tuhan ubahnya menjadi manis. Bahkan saat lapar, di
Elim Tuhan sediakan 12 pohon kurma. Bukan hanya itu, saat itu mereka mengoceh
lebih enak hidup di Mesir, Tuhan sabar dan kasih roti manna dan burung puyuh.
Pasal 17, mereka tidak air, mereka ngoceh lagi. Mereka bilang, kira-kira Tuhan
itu ada tidak? Ini kesekian kali bangsa Israel dipelihara dan dijaga tetap
Tanya, Tuhan itu ada tidak, kenapa dibiarkan kehausan? Mereka bilang kayaknya
lebih enak di Mesir daripada di sini. Itu orang yang setengah-setengah
percayanya. Sudah percaya tetapi hanya setengah. Maka Musa peringatkan, hai
orang Israel waktu masuk tanah kanaan tidak boleh meragukan Tuhan. BUkan
berarti mereka tidak mendapat perlawanan dari bangsa asing, menjadi anak Tuhan
tidak berarti kita tidak hidup susah. Tuhan Yesus pun ketika ada di dunia,
dicobai sampai 3 kali. Saat diminta menjatuhkan diri dari bait Allah, TY
berkata jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu. Tuhan mau bilang, jangan
sekali-kali kamu meragukan keberadaan Allah. Sudah berapa kita hidup di dunia
ini, percaya pada Tuhan, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Tidak
seteng-seteng tapi percaya penuh. Benar-benar menyerahkan seluruh hidup kita
pada TUhan. Hidup dalam penderitaan yang gelap, Tuhan ada dalam hidup kita.
3.
Teruskan. Ayat
20-25. Kalau kita punya sesuatu yang menyenangkan hati, kita tidak bisa tahan
untuk cerita. Pasti kita bahagia, kita ingin cerita tentang bahagia kita.
Apalagi kalau saya, maka satu kota – rumah tahu. Tahu ngak saya sudah punya
pacar. Rasanya bahagia, kalau punya sesuatu yang menyenangkan hati. 3 minggu
lalu saya temu 1 lagu yang pendek yang saya sukai. Lagunya kalimatnya pendek
dan cocok untuk diajarkan di sekolah minggu. Saya kasih tahu GSM untuk ajarkan
ke anak SM tentang saya benar-benar mau percaya pada Tuhan. Waktu saya kirim
SMS, ada GSM yang kirim balik SMS yang bilang, iya GSM saya tahu, kamu kan
sudah ajari berkali-kali. Jadi saya tidak tahu saya sudah cerita ke berapa
orang. GSM itu bilang, tenang aja saya akan nyanyikan. Kalau hal membahagiakan
pasti kita suka meneruskannya. Di bagian akhir , Musa mengisahkan apa yang
mereka alami harus mereka ceritakan ke anak cucu mereka. Apa yang mereka alami
bersama Tuhan tidak mereka simpan tapi ajari ke anak cucu mereka. Ayat 20-25, bukan bilang kamu ke gereja karena
papa mama orang Kristen sehingga kamu harus ke gereja. Kalau kita ajari seperti
itu, ada unsure keterpaksaan. Kenapa hari minggu harus ke gereja. Lalu kita
harus bilangin. Alkitab kita menuntun kita. Di Alkitab, dari ayat 21-24, Tuhan
melalui Musa harus menceritakan apa yang harus Tuhan lakukan. Harus menceritakan perbuatan TUhan memimpin
mereka keluar dari tanah Kanaan. Harus diceritakan , apa saja yang dilakukan
hingga anak-anak mengerti sehingga mereka benar mengasihi TUhan bukan karena
terpaksa. Sebagai orang tua, pernah kita cerita apa yang kita alami bersama
Tuhan? Atau mau doa, doa sendiri, papa mama tidak. Tanggung jawab untuk ajarkan
kerohanian bukan di guru sekolah atau GSM tetapi pada setiap orang yang Tuhan
berikan anak. Dan yang mau TUhan percayakan. Sehingga waktu kita ajarkan
benar-benar dengan suka cita, sehingga anak juga menerima dengan sukacita.
No comments:
Post a Comment