Sasaran:
1.
Anggota Komsel
mengerti nilai-nilai apa yang terpenting yang dipikirkan Kristus (di dalam
pelayanan di dunia).
2.
Anggota Komsel
mau hidup sebagai pikiran Kristus.
Pengarahan
pembahasan:
Ini merupakan tema yang berat, tetapi
esensi di dalam iman Kristen. Tema ini akan membawa seorang Kristen mampu hidup
di dalam perkenanan Allah. Sebaliknya, tanpa mengenal tema ini, seorang Kristen
akan bingung hidup di dalam dunia yang gelap ini. Menarik, nabi Yesaya pernah
mengatakan, ‘Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah
jalanKu, demikian firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu.’ (Yes.
55:8-9). Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin kita dapat mengenal pikiran
Kristus jika Tuhan berkata perbedaan antara pikiran manusia dan Allah adalah
bagaikan tingginya ‘langit dari bumi’?
Menarik sekali karena Paulus kemudian mengatakan, ‘kami memiliki pikiran
Kristus’ (1Kor. 2:16).
Ayat pertama terdapat di PL mengatakan
kita begitu jauh dari pengenalan sejati akan pikiran Allah (transenden), tetapi
di dalam PB rasul Paulus mengataakn ‘kami memiliki pikiran Kristus’ (we have
the mind of Christ). Hal ini berarti progresif revelation, pewahyuan Tuhan yang
makin jelas. Intinya, sejak Kristus hadir di tengah2 manusia (natal), maka
pengenalan akan kehendak Allah dan pikiran Kristus juga dihadirkan melalui
pelayanan dan hidupNya. Kristus meniadakan jarak antara Allah dan manusia,
sehingga manusia dapat memanggil Allah sebagai ‘Bapa’. Sebagaimana yang
dikatakan Paulus, ‘Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi
pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.’ (1Tim. 2:5).
Bagaimanakah mengenal pikiran Kristus?
Dengan datang kepadaNya (Kristus), yaitu percaya kepadaNya. Dengan datang
kepada Kristus, apakah langsung mempunyai pikiran Kristus? Tidak secara
otomatis, karena Alkitab mengajarkan prinsip ketaatan, dan ketekunan.
Sebagaimana Kristus sendiri mengatakan, siapa yang mau mengikut Aku harus
menyangkal diri dan memikul salibnya, lalu ikut Aku (Mat. 16:24). ‘Menyangkal
diri’ berarti taat kepada Allah daripada diri, ‘pikul salib’ artinya tekun
menjalani kehendak Allah. Tetapi pertanyaan berikutnya adalah bagaimana
seseorang bisa taat dan tekun kepada kehendak Allah? Dengan datang kepada
Alkitab! Banyak orang Kristen yang sudah puluhan tahun menjadi orang Kristen
tetapi pada saat ditanya apakah mengetahui kehendak Allah, ia bingung. Apakah
yang Alkitab ajarkan tentang pikiran Kristus?
1.
Pikiran Kristus adalah menggenapkan kehendak Allah
Bapa
Kata Yesus kepada mereka: “MakananKu ialah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.” (Yoh. 4:34).
Dan kemudian Yesus juga melanjutkan, ‘Sebab Aku telah turun dari sorga bukan
untuk melakukan kehendakKu, tetapi melakukan kehendak Dia yang telah mengutus
Aku.’ (Yoh. 6:38). Penulis Ibrani juga menyarikan tentang Kristus dengan
mengatakan, ‘Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada
tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendakMu, ya AllahKu.’ (Ibr. 10:7).
2.
Pikiran Kristus adalah menaklukkan kuasa dosa
Yesus pernah dicobai untuk berdosa oleh Iblis (Mat.
4), tetapi Ia tidak jatuh ke dalam dosa. Rasul Petrus mengatakan, ‘Ia tidak
berbuat dosa (1Pet. 2:22). Alkitab menyatakan bahwa manusia mempunyai sifat
‘daging’ yang lemah, yang senantiasa menjatuhkan manusia ke dalam dosa.
Beberapa tokoh besar agama memberikan solusi melawan ‘kekuatan daging’ ini
dengan bertapa, berpuasa, mengasingkan diri, menyiksa diri, dsb. Tetapi Alkitab
mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin. Kedagingan hanya dapat ditaklukkan oleh
Allah sendiri karena manusia sudah rusak total dan terpuruk di dalam kuasa dosa
yang membelenggunya. Kristus datang ke dalam dunia dengan mengambil rupa daging
agar kuasa kedagingan dikalahkan. Kuasa dosa ditaklukkanNya. Dan puncaknya, di
atas salib Yesus menyatakan kemenanganNya atas kuasa dosa, Iblis dan maut.
Yesus tidak pernah berkompromi dengan dosa, sebaliknya, Ia selalu menghardik
dosa. Yesus selalu membongkar segala kepalsuan ibadah lahiriah yang egois dan
menegur keras ibadah yang egosentrisme dari ahli Taurat dan orang Farisi.
Jika kita ingin memiliki pikiran Kristus, kita pun
harus membenci dosa dan mencintai sifat kekudusan Allah. Makin dekat dengan
Allah, kita akan sangat membenci dengan kebencian yang besar atas dosa yang
bahkan nampak sangat kecil dan halus.
3.
Pikiran Kristus adalah memenangkan jiwa bagi Allah
Yesus menangisi Yerusalem yang bagaikan induk ayam
yang rindu mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya (Mat.23:37). Yesus pergi
dari kota yang satu ke kota yang lain, desa yang satu ke desa yang
lain, dan melangkahkan kakinya ribuan kilo untuk mencari jiwa, memberitakan
Injil dan membagikan berita Kerajaan Allah. Alkitan mencatat, ‘Demikianlah
Yesus berkeliling ke semua kota
dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan
Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan (Mat. 9:35).
Jika kita ingin mempunyai pikiran Kristus, maka kita
pun harus mencintai jiwa yang terhilang dan membagikan Injil kepada mereka. Hal
ini mungkin sudah kita ketahui dari banyak khotbah, tetapi pertanyaannya
sudahkah kita melakukannya? Memang ada beberapa pengkhotbah yang terus
menekankan bahwa ‘kategori’ memberitakan Injil adalah pergi ke rumah2 orang
asing, mengetuk pintu rumah mereka dan memberitakan Injil. Tetapi Alkitab
berbicara di dalam ‘kategori’ yang lebih luas, yaitu totalitas hidup, 24 jam
adalah waktunya untuk bersaksi. Tidak ada istilah ‘It’s my time’ dalam konsep
Kerajaan Allah. Tidak ada istilah ‘part time’ di dalam Kerajaan Allah, tetapi
sebagaimana dikatakan seorang hamba Tuhan Kuyper bahwa setiap inch hidup orang
Kristen adalah milik Kristus.
Paulus mengatakan ‘engkau adalah surat terbuka’ (2Kor. 3:2-3). Hal ini berarti
bahwa hidup orang Kristen dilihat 24 jam oleh dunia. Mereka melihat, menilai,
menghakimi dan mengambil sikap atas hidup Kristen kita. Jika kita mau mempunyai
pikiran Kristus, maka hati yang mengasihi jiwa dan ingin PI haruslah menjadi kerinduan
kita juga. Dengan demikian, Allah akan melanjutkan kuasa Injil melalui
kesaksian hidup kita.
Marilah kita rindu mempunyai pikiran Kristus di dalam
hidup kita. Sebagai anak Tuhan, kita harus mempunyai kualitas yang dimiliki
Tuhan kita. Tuhan memberkati.
Pertanyaan
renungan: Pikiran siapakah yang
paling mempengaruhi hidupmu? Mengapa? Apakah engkau rindu serupa Yesus?
Mengapa? Apakah artinya memiliki pikiran Kristus? Mengapa?
Komitmen
Praktis: Rindu memiliki pikiran
Kristus dan mau datang kepadaNya Mewujudnyatakan pikiran Kristus dalam hidup
sehari2 dengan cara memikirkan kehendak Allah, mengalahkan dosa tiap hari dan
mau menyatakan etika Kerajaan Allah dalam hidup.
No comments:
Post a Comment