Ev Anky
Nats
: I Yoh 1:1-7
1:1 Apa yang telah ada sejak semula,
yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami
saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup --
itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
1:2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami
telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu
tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah
dinyatakan kepada kami.
1:3 Apa yang telah kami lihat dan yang
telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh
persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa
dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
1:4 Dan semuanya ini kami tuliskan
kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
1:5 Dan inilah berita, yang telah kami
dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan
di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
1:6 Jika kita katakan, bahwa kita
beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita
berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam
terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan
seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari
pada segala dosa.
1
Yoh ditulis oleh murid Yesus yang paling tua hidupnya. Yesus punya murid ada 12
orang, 11 orang sudah meninggal terlebih dahulu, yang terakhir Yohanes. Waktu
Yesus ditangkap untuk disalibkan , 11 murid yang lain juga pergi meninggalkan
Yesus. Satu-satunya yang berdiri di kaki salib di antara 12 murid, adalah
Yohanes. Yoh menulis 5 kitab dalam Firman Tuhan, Injil Yohanes, 1-2-3 Yoh dan terakhir Wahyu. Yohanes sebagai penulis
kedua terbanyak setelah Rasul Paulus. Lihat 1 Yoh 1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah
kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba
dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada
kamu. Yohanes bukan menulis apa yang “akan”, tetapi apa yang “telah”. Yohanes
menuliskan sesuatu yang dialami dalam past
tense bukan future.
Sekitar
6 tahun lalu anak saya yang baru berusia 2 tahunan sakit. Ia sakit
berulang-ulang, panas tinggi lalu dibawa ke dokter. Dokter mengatakan flu, lalu
dikasih obat. Lalu anak dibawa pulang, dikasih obat, panas turun sedikit.
Beberapa hari kemudian panas naik lagi, karena kuatir, dibawa ke dokter lagi.
Dokter yang sama. Lalu dokter bilang, ini tipus. Umur 2-3 tahun kena tipus.
Lalu dikasih antibiotik. Kami takut , akan jadi apa anak ini minum obat
antibiotik. Tidak ada cara lain, dikasih makan obat. Panas turun. Tetapi
bebeberapa hari kemudian panas naik lagi, dibawa ke dokter yang sama lagi.
Istri saya mulai khawatir dan was-was, tidak percaya kepada dokter ini. Mulai
telepon tanya dokter lain yang bagus kepada teman-teman. Ada beberapa nama, dan
ada 1 nama yang berulang disebutkan teman. Karena rekomendasi teman, akhirnya
di bawa ke dokter ini. Waktu masuk ke dokter ini, beda dengan dokter lama. Yang
pertama seperti dokter-pasien. Dokter ini beda, kami diminta duduk lalu dia
bertanya : panasnya mulai kapan? dicatat semuanya. Sangat teliti, detil. Kami
cerita dengan nyaman. Karena merasa nyaman, kami cerita hampir 10 menit. Dokter
yang sangat beda dengan dokter sebelumnya. Waktu kami ngomong, ia utarakan
beberapa hal yang membuat kami terkejut.
Lalu ia bilang anaknya tidak apa-apa. Kami terkejut. Tidak ada gejala tipus
apapun. Lalu ia tanya, kamar ada boneka tidak? Horden, lemari, kasur dan sepre
diganti berapa lama sekali? Kenapa yang ditanya begitu semua. Setelah itu
ditanya : kamar disapu atau dipel? Anak sakit yang ditanya sapu atau pel? Lalu
ditanya susu yang diminum dsbnya. Ternyata penyakitnya : tidak sakit. Hanya
alergi debu. Kena debu terlalu banyak, bangkis lalu panas tinggi. Jadi yang
diselesaikan akar masalah bukan yang kelihatan. Kamar tidak boleh disapu , tapi
langsung dipel supaya debu jangan beterbangan. Boneka tidak boleh di kamar. Sepre
paling lama 1 minggu sekali diganti. Horden diganti. Pasang exhaust fan. Kami ikuti semuanya.
Berbulan-bulan, tidak pernah sakit lagi. Sampai hari ini tidak kena tipus.
Kita
lebih percaya dokter pertama atau kedua? Singkatnya beberapa waktu kemudian. Istri
saya di SMS teman, apakah ada yang tahu dokter anak , karena anaknya sakit.
Istri saya menjawab nama dokter kedua. Karena kami telah mengalami. Kami telah
melihat sendiri. Kami telah merasakan sendiri, bagaimana dokter ini mengasihi
dan memelihara anak kami. Ia tahu bagaimana mengobati anak kami. Bukan apa yang
kami dengar, bukan apa yang akan kami dengar. Tetapi sudah kami dengar. Sudah
kami lihat. Sudah kami rasakan sendiri. “Dokter” itulah yang diceritakan kepada
saudara. Yohanes mengatakan, 5 kali apa yang telah ada sejak semula. Yang telah
kami dengar, telah kami lihat dengan mata kami, telah kami saksikan, telah kami
raba dengan tangan kami, itulah yang kami tulis kepada kamu. Jangan beritakan
Injil kalau Kristus belum menjamah hati kita.
Penginjilan dimulai dengan pengalaman
hidup dengan Kristus. Saya alami
Tuhan bagaiamana Tuhan berjanji dan menepati janjiNya. Karena pengalaman-pengalaman
itulah saya rela tinggalkan perusahaan tempat saya bekerja. Saya lahir dari
keluarga bukan Kristen. Ortu mendidik bukan dengan cara Kristen. Mereka tidak
mengenal Yesus, hanya tahu uang. Ortu saya tidak pernah katakan Yesus adalah
Juruselamat. Tidak pernah. Di rumah kami, tidak pernah diberitahukan Yesus
adalah Tuhan. Saya dengar itu dari sekolah SMP. Waktu saya pergi sekolah SMP,
ortu pikir yang paling bagus sekolah kristen katanya. Disiplinnya bagus.
Anak-anaknya juga pintar-pintar. Saya masuk ke sekolah kristen dari SMP – SMA 6
tahun. Guru saya cerita tentang Kristus bukan dengan pikiran tapi dengan
pengalaman. Bukan hanya guru saya, juga teman-teman sekolah saya. Saya sampai
bingung. Siapa itu Yesus? Mereka kalau mau makan, ulangan, mereka berdoa dalam
nama Tuhan Yesus. Mereka berkata, kita belajar agar jangan nyontek supaya hidup
tulus, jujur. Buat saya itu hal yang bodoh. Ulangan kan yang penting nilainya
bagus. Mau nyontek tidak penduli. Di SMP-SMA saya terkenal sebagai raja nyontek
atau asistennya. Saya saat itu belum kenal Yesus, tapi guru dan beberapa teman
yang memperkenalkannya. Saya berpikir : saya mau hidup seperti ini berapa lama?
Kalau saya tidak kenal Yesus, mungkin hidup saya berakhir di penjara. Saya
diajak teman : rokok, minum. Sampai dalam pergaulan, tuntutan saya jauh dari
Tuhan. Belakangan, saya sadar, Tuhan memelihara hidup saya. Bahkan satu kali
teman saya ajak saya cari pelacur. Untung tidak pernah terjadi. Kalau tidak, seumur
hidup saya bisa menyesal. Ada orang-orang yang begitu rupa menarik saya jauh
dari Tuhan. Dunia ini tidak netral. Pergaulan di tengah pemuda – remaja tidak
netral. Alkitab mengatakan, semua manusia telah berbuat dosa dan kehilangan
kemuliaan Allah. Itu artinya dunia tidak netral. Tetapi dunia makin menarik
orang semakin berdosa. Jikalau bukan anak Tuhan yang berjuang menarik orang
dari dosa : jikalau anak Tuhan berpikir hidup kristen netral, maka kita lihat
orang satu per satu meninggalkan Tuhan , terjerat dan hanyut dalam dosa. Maka
Yohanes berkata : hidup itu telah dinyatakan. Dan kami telah melihat. Dan
sekarang kami bersaksi. Dan memberitakan tentang hidup kekal yang ada bersama
dengan Bapa yang telah dinyatakan pada kami.
Adakah
hatimu sungguh mencintai Tuhan dan sesamamu? Penginjilan pertama adalah
pengalaman hidup bersama Yesus. Kedua , penginjilan bicara tentang mencintai
sesama dan Tuhan. Jikalau saudara dan
saya tidak mencintai Tuhan dan sesama mustahil bicara tentang penginjilan.
Penginjilan tidak dimotivasi dari luar. Penginjilan keluar dari dalam. Catat
baik-baik kalimat ini. Penginjilan keluar dari dalam. Tidak perlu suruh saya
mencintai istri dan kedua anak saya. Tidak disuruhpun saya akan cintai istri
dan kedua anak saya. Tidak perlu saya bangga terhadap istri dan anak saya.
Pengalaman saya bersama istri 12 tahun. Pengalaman saya dengan anak pertama
hampir 8 tahun. Anak kedua hampir 3 tahun.Itu membuat saya bangga dengan istri
dan anak lalu menceritakan kepada orang lain. Karena saya mencintai dari dalam
hati bukan disuruh orang lain. Yohanes : itulah apa yang kami nyatakan kepadamu
yakni apa yang kami alami. Pikiranku bukan tanggung jawab pendeta, Penginjilan
adalah panggilan dari orang yang mengalami cinta Tuhan dan tidak tahan
menceritakannya kepada orang lain.
Kalau
saya punya gelas aqua dan air. Saya bisa taruh di nampan. Kalau saya mau
basahkan nampan, cara pertama : saya ambil sebuah paku lalu saya bolongin
gelasnya. Nampannya basah. Tapi gelasnya kosong. Cara kedua, saya buka
tutupnya, saya tuang nampan basah, gelasnya kosong. Cara ketiga, saya buka
tutupnya saya ambil tutupnya lalu ambil keran air saya buka keran air buka air
memenuhi gelas dan meluap ke nampan. Selama selang tidak berhenti, air tidak pernah
berhenti meluap dan memenuhi nampan. Suatu kali nampan jadi penuh dan nampan
akan membasahi nampan yang lain. Selama selang tidak pernah berhenti untuk
terus berikan airnya, maka gelas menampung air berkelimpahan, nampan basahi
nampan, ia akan basahi sekitar tanpa disuruh. Penginjilan adalah penggilan
untuk terus memberitakan cinta Tuhan tidak ada yang bisa hentikan untuk
pemberitaan Injil. Karena hidup yang berkelimpanan tidak bisa distop siapapun.
Itu yang membuat Paulus rela mati demi Kristus. Itu membuat Petrus rela mati
untuk Kristus. Bapa gereja rela mati untuk Kristus. Itu membuat misionari rela
mati buat Yesus. Tidak usah jauh-jauh , guru-guru saya menceritakan kasih Yesus
kepada saya. Itu membuat teman memberi kasih kepada saya. Kasih saya, yang
telah diberikan merembes, basah dalam hati saya. 6 tahun di sekolah kristen,
tidak terima Kristus, saya lulus sekolah di Untar jurusan akuntansi, tidak ada
kebaktian. Tidak ada pemberitaan Injil , tidak ada yang paksa saya. Saya
sendiri akhirnya tidak tahan. Saya kembali ke gereja dulu tempat saya sekolah.
18 tahun lalu saya kembali ke Yesus karenanya. Jikalau tidak ada guru dan teman
yang beritakan Yesus kepada saya, saya berakhir di penjara, dengan pelacur,
narkoba dan hilang. Karena ada guru dan teman yang cinta Tuhan dan saya, saya
hari ini boleh mengalami Kristus dan nampan ini membasahi saya. Khotbah yang
saya beritakan, khotbah yang diberikan oleh guru dan teman yang hidup bersama
saya. Saya tidak khotbah sendirian. Saya khotbah bersama mereka. Saya rasakan Tuhan
bekerja satu lewat satu maka saudara beritakan Injil di masa depan. Sewaktu saya
diundang di GKKK Mabes, hati saya bergetar, saya mendengar banyak gereja ini
menghasilkan orang banyak yang mempengaruhi kekristenan. Bahkan gereja ini
melahirkan orang yang mencintai orang dan menginspirasi sekolah tertentu. Tuha
sudah pernah bekerja di sekolah dan
gereja ini. Cerita itulah yang kami ingin sampaikan kepada masyarakat di luar
sana. Saudara dibesarkan oleh sebuah famili, kita bangga punya keluarga seperti
ini. Kebanggaan yang meluap : cinta Tuhan dan sesama.
Yang
terakhir ayat ke4 , semuanya ditulis kepada kamu supaya cinta kami menjadi
sempurna. Penginjilan : bagaimana kami mengalami Kristus. Bagaimana kita mencintai Tuhan dan sesama. Kalau
sampai hari ini kita tidak mengalami sukacita sempurna (saya sukacita tapi
belum sempurna), karena mungkin ayat ke4 belum terjadi. Semuanya ini saya tulis
kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi
sempurna. Penginjilan adalah panggilan sempurna dalam kekristenan. Itu
bukan tujuan tapi anugerah. Saat dikatakan “carilah dahulu kerajaan Allah dan
kebenarannya maka semua akan ditambahkan” seperti itu. Persis seperti itu. Saat
menceritakan Yesus kepada orang lain, kita memberikan kabar sukacita. Tanpa
disadari sukacita kita menjadi sempurna. Itu bukan tujuan, ini bonus. Ini
anugerah. Alkitab berkata, berbahagia orang memberi dari menerima. Saat
memberikan hidup pada orang lain, kita menerima kebahagiaan. Berbahagialah
mereka yang memberi daripada menerima. Saat Kristus diberitakan kepada orang
lain , kebahagian menjadi miliki saudara. Mungkin kita terlalu egois , sehingga kita
merasa kosong. Mari kita kembali kepada Tuhan hari ini. Kita menjadi orang yang
hidup dalam kasih Kristus, meluap-luap. Menjadi berkat bagi sekitar kita.
Menjadi berkat bagi sekitar kita membasahi sampai kemana-mana. Seumur hidup. Tuhan
pernah pakai gereja ini menjadi berkat bagi banyak orang dan banyak gereja
dapat berkat. Banyak orang menjadi berkat bagi sekolah-sekolah. Masih adakah
panggilan bergelora saat ini? Masih adakah semangat / passion / antusias pada
diri saudara? Maju dan berkembangnya ada di tangan anak yang mencintai Tuhan.
Itu pilahan saudara. – OPH-
No comments:
Post a Comment