Ev Pangsuri
Mazmur 42
Mazmur ini terkenal sekali. Ada lagu yang liriknya
diambil dari mazmur ini dan sering dinyanyikan sebelum penyampaian khotbah. Namun
mazmur ini sebenarnya bukan tentang lagu indah atau persiapan hati untuk
mendengar khotbah, tetapi berbicara tentang hidup manusia yang dirundung
berbagai masalah. Setiap manusia punya
masalah. Dalam Alkitab, saat menghadapi
masalah, manusia dibagi menjadi 2 :
1.
Orang yang semakin
dekat dengan Tuhan (masalah membuat ia berdoa dan bergumul).
2.
Orang yang
menjauh dari Tuhan (tidak mau ke gereja, jarang berdoa)
Mazmur 42 mempunyai kaitan dengan Daud karena mirip
(memuat hal yang sama) dengan Mazmur 63 yang ditulis oleh Daud. Banyak penafsir
percaya Mazmur 42 ini ditulis oleh Daud. Bila betul, maka kita bisa melihat
mutiara iman yang luar biasa. Daud adalah seorang tokoh besar di Alkitab. Pada Kisah
Para Rasul, Daud adalah orang yang ada di hati Tuhan. Dari kitab Kejadian
sampai Wahyu tidak ada tokoh yang dikatakan “ada di hati Tuhan”. Musa yang
begitu lembut tidak pernah disebut demikian. Juga nabi besar Yesaya dan Yeremia.
Padahal Daud hidupnya tidak sempurna. Ia berzina dengan istri orang dan menghamilinya
serta suaminya dibunuh sehingga waktu ia mau bangun bait Allah, Tuhan menolaknya
karena tangannya berlumuran darah. Daud bukan orang sempurna, tetapi Tuhan
melihat iman dan hati Daud. Tidak ada manusia yang sempurna termasuk hamba
Tuhan. Orang Kristen tidak dilihat dari apa yang dihasilkan tapi dilihat hati
yang terdalam (bagaimana hati kita yang sesungguhnya). Manusia hanya melihat
yang kelihatan. Sepandai-pandainya belajar psikologi, orang tidak bisa menebak seorang manusia. Tetapi
Tuhan mengenal hati kita lebih dari kita sendiri. Hati kita ketahuan saat
menghadapi masalah. Daud seorang beriman. Tetapi masalah hidupnya juga banyak.
Artinya iman tidak meniadakan masalah. Iman
akan selalu berjalan beriringan dengan masalah. Waktu kita beriman, bukan
berarti masalah berkurang sedikit demi sedikit. Sebaliknya semakin kita beriman,
masalah semakin datang. Iman itu akan mengalahkan setiap masalah itu. Semakin kita beriman semakin masalah datang.
Tetapi iman akan semakin ditambahkan mengalahkan masalah. Maz 90 mengatakan,
manusia hidup 70 tahun kebanggaannya adalah saat hidup banyak masalah tetapi
mampu mengatasinya. Fil 2:9 kepada kita dikaruniakan bukan saja percaya Tuhan
Yesus tetapi juga menderita demi nama Dia. Sebagai orang beriman jangan takut
dengan yang namanya masalah.
Masalah Daud, ada masalah di dalam dan di luar
keluarga. Di dalam keluarga, anak kandungnya sendiri mau bunuhnya. Di luar
keluarga ada Saul, Simei dan orang-orang lain yang ingin menjatuhkan dia. Walau
mungkin kita tidak seperti Daud, mungkin kita mempunyai masalah yang serupa.
Masalah di luar misal persaingan dan gaji di kantor sedangkan dalam keluarga
berupa masalah dengan pasangan, mertua, komunikasi tidak lancar, pertengkaran,
kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Banyak orang Kristen seolah hidup tidak
ada masalah padahal hidupnya banyak masalah, tetapi tidak mau membereskan
masalah itu. Ia ke gereja, tetap pelayanan, namun masalah juga “digendong”nya.
Tidak ada sekalipun ia mau bereskan masalahnya. Tuhan mengijinkan masalah
terjadi dalam hidup kita dengan satu tujuan : Tuhan mau melihat hati kita,
apakah makin dekat atau jauh dari Tuhan. Ada yang punya banyak masalah seakan
koleksi. Hidupnya begitu-begitu saja. Orang Kristen yang dirundung masalah
tetapi cuek dalam menghadapinya maka hidup juga akan mencuekkan dia. Hidupnya
akan seperti itu-itu saja. Dalam arti sesungguhnya, cuek bukan cara Kristen
memecahkan masalah. Meskipun ada masalah yang tidak perlu ditanggapi tapi ada
masalah yang perlu ditanggapi (tidak boleh cuek).
Selain bersikap cuek, ada yang suka marah dan mengeluh
ke Tuhan saat menghadapi masalah. Marah boleh saja dalam artian bertanya kepada
Tuhan. Setelah itu , ada yang kembali ke Tuhan dan ada juga yang tidak kembali.
Ada kalanya masalahnya begitu berat sehingga meninggalkan Tuhan dan tidak ke
gereja. Padahal masalah tidak melampaui kekuatan kita. Setelah beberapa waktu
bisa kembali lagi ke Tuhan. Setiap orang Kristen harus melewati lorong ateis
(tidak percaya). Tetapi lorong itu membawa ia semakin tangguh dan kuat. Jagalah
hati kita. Respon ketiga, datang ke Tuhan meskipun sulit. Tuhan selalu menyediakan ruang untuk bertanya
dalam hidup kita. Ruangan itu Tuhan sediakan kepada kita, supaya kita selalu
berharap kepada Dia. Tuhan mau iman kita semakin naik mendekat kepada Dia. Maz
42, mengatakan jiwa yang haus kepada Tuhan (ayat 6 dan 12).
3 prinsip
tentang Mazmur 42
1.
Jiwa yang haus kepada Tuhan. (ayat 3). Mazmur berbicara tentang jiwa, hati, bukan
tentang fisik. Mazmur ini memakai gaya bahasa metapora (gambaran fisik) untuk
menggambarkan sesuatu non fisik (air, haus, rusa). Manusia hidup membutuhkan
air lebih dari membutuhkan makanan. Manusia yang tidak minum lebih cepat mati
dibanding yang tidak makan. Seperti rusa rindukan sungai berair, tanpa air rusa
mati. Kita seperti rusa, air itu Tuhan sendiri. Mazmur mengatakan Tuhan penting
sekali dalam hidup kita. Tanpa Tuhan kita mati. Tuhan adalah hidup atau matinya
kita. Tuhan adalah kebutuhan kita yang paling besar. Mazmur membicarakan
tentang need, kebutuhan paling besar
dalam hidup kita. Kita sangat membutuhkan Tuhan. Tetapi kita bertanya, mengapa
banyak orang Kristen cuek tentang Tuhan, tidak saat teduh, tidak berdoa, tetap
berdosa, berzina dan merasa dunia tetap beres. Kristen sejati tandanya selalu
haus kepada Tuhan. Mazmur ini bukan lagu persiapan khotbah, tetapi tentang hati
yang haus akan Tuhan. Kalau kita selalu ingat dan sadar akan Tuhan bersyukurlah
hal itu berarti kita milik Tuhan.
2.
Jiwaku tertekan dalam diriku (ayat 7). Yang paling tahu kegelisahan hati kita yang
paling dalam adalah diri kita sendiri di samping Tuhan. Masalahnya apakah ada
kejujuran dalam mengakuinya? Daud benar-benar kaya. Papanya kaya dan saat jadi
raja ia hidup luar biasa kaya. Ia sukses secara duniawi. Ia punya segala sesuatu
(konglomerat). Mungkin ia pemimpin negara, berkuasa dan kaya raya, tetapi Daud
merasa kekosongan dalam dirinya. Daud tertekan jiwanya tetapi ia berani mengatakan,
“Tuhan jiwaku tertekan”. Kita merasa hidup kita melelahkan. Kita ke gereja,
pelayanan, tetapi jiwa tetap kosong.
Sekarang waktunya bangkit. Bagaimana kita bangkit? Iblis sangat suka
kita mengulur waktu. Iblis mau hidup kita tidak efektif. Dulu iblis menganiaya
gereja namun tidak berhasil.. Slogan gereja : mati 1 tumbuh seribu. Seorang
Kristen bisa dianiaya tetapi 1.000 Kristen akan muncul. Cara menganiaya dari
luar tidak berhasil menghancurkan gereja. Kemudian Iblis berusaha menghancurkan
gereja dari dalam. Dia membuat gereja semrawut dan pecah. Tetapi setelah pecah,
masing-masing gereja bertumbuh. Ternyata dari dalam iblis juga tidak berhasil.
1 cara terakhir yang dipakai iblis dan luar biasa efektif adalah membuat orang
Kristen tidak efektif. Hidup tidak ada
gairah matipun tidak mau. Beriman ke gereja dan melayani , tetapi saat masalah
besar datang, hatinya hampa tidak tahu mau ngapain. Orang Kristen yang tidak efektif, itu yang
iblis mau. Kalau orang Kristen tidak efektif, gereja tidak akan berkobar-kobar,
injil tidak akan diberitakan dan disaksikan, nama Tuhan tidak dipermuliakan dan
iblis berhasil! Mazmur ini mengatakan, “Jangan tunda!” Iblis mau kita membuang
waktu, tetapi pemazmur mengatakan jangan tunda. Kalau “jiwaku haus, tertekan
dalamku” jangan tunda 3 hari lagi. Kalau haus paling enak minum karena melegakan
sekali. Pada waktu haus , datanglah cepat ke Tuhan. Saat sibuk, ada dorongan mau
baca Alkitab, langsung baca. 5 menit baca Alkitab mendatangkan sukacita. Yesus
adalah air hidup. Ia akan melegakan jiwa kita.
3.
Berharap kepada Tuhan (ayat 6 dan 12). Terkadang dalam hidup kita, masalah
begitu beratnya, sampai kita nangis tidak karuan dan merenung, terdiam di kamar
sendiri. Tetapi masalah tidak kunjung selesai. Terkadang kita mau bilang ke
Tuhan, Tuhan aku nyerah. Di waktu seperti itulah Tuhan akan turun tangan. Waktu
menyerah Tuhan turun dan angkat kita. Karena waktu mengatakan menyerah, kita
berharap kepada Tuhan. Waktu berharap kita bergantung kepada Tuhan. Berharap
berarti percaya pada Tuhan. Kalau percaya kepadaNya, Tuhan sangat senang. Mazmur
ini dalam ayatnya yang terakhir ingin menyatakan tentang iman. Ada kata lagi
yang artinya belum kejadian. Dia lagi nangis, dia katakan aku menyerah Tuhan.
Ia angkat tangan dia. Tuhan tolong aku, karena aku berharap kepada Tuhan. Dan
aku akan bersyukur lagi. Masalah masih ada, tetapi mengatakan bersyukur lagi,
seolah sudah beres. Di sini kita melihat indahnya iman Daud. Dalam iman, ia
tahu tidak semua terbereskan.
No comments:
Post a Comment