Pdt
Demsy Jura
Memulai
1 gereja , dulu mulai dari 4 orang berkembang jadi 130 orang. Lalu kerusuhan
Mei 1998 ambrug. Saya ditawarkan jadi pendeta di banyak gereja. Mulai pelayanan
tahun 1985 umur 17 tahun sehingga banyak yang kenal. Terakhir saya tolak
pelayanan di Kobe Lutheran Seminary. Dibutuhkan dosen yang bisa mengajar
mindset orang Islam di Indonesia.
Saya
sedang mengerjakan gereja di Sunter hanya 20 orang. Tetapi saya mengerjakan seperti memimpikan
2000 orang. Semuanya saya limpahkan , kemampuan dan pengalaman , sedikit ilmu
berusaha memaksimalkan pelayanan di saya . 196 minggu tidak absen sedikitpun,
menulis aertikel, khotbah. Semua khotbah ditulis dibawa pulang. Walau pendeta
lain yang khotbah saya tetap tulis khotbah saya. Itu komitmen untuk mulai
gereja. Dulu kenal Ev Pangsuri karena staf di Reform. Lalu saya pikir bagaimana
mulai gereja dan pelayanan.\
Berhenti
bukan berarti tidak melayani.
Waktu
mulai dulu 4 orang yaitu saya, istri dan 2 orang anak. Saya tinggal di sunter
15 tahun. Tetapi di sunter banyak gereja. Belum ada gereja yang datang ke saya
untuk datang ke gereja. Anak saya sekolah di Penabur tapi tidak bisa ngomong
karena anaknya adalah anak PDt Demsy. DI Sunter ada 9 perumahan dan 4.600-4.800
rumah. Dari kelapa Gading sampai dekat Ancol. Saya coba jalan di Sunter. Banyak
gereja besar, ayitu gereja megapolitan. Yang datang karena profile pendeta.
Gereja yang settle hanya beberapa yang memberi pengaruh. Jadi saya pikir harus
ada gereja. Tapi gentlemen, tidak boleh merusak gereja orang. Jadi saya mulai
sendiri. Saya pinjam TK Kartika Sari. Di Danau Indah. Sekali ibadah sebulan
bayar Rp 700 ribu selama 2 jam tiap minggu. Saya mulai dengan anak sekolah di
sana. Jadi kelinci percobaan. Karena anak sekolah di sana, boleh sewa di sana.
Jadi setiap jumat edarkan brosur karena TKI bukan orang muslim yang ada di lingkungan orang Tionghoa. Tidak ada hasil,
tidak ada yang datang 1 Paril tidak ada yang datang. Lalu anak ngomong, papi
saya pendeta, nanti datang ke gereja aku. Yang datang 2 orang. Sedih. Saya pkai
cara seperti ornag jual bakmi, saya taruh di pagar rumah. Naik sepeda motor,
lalu anak yang bilang berhenti dan taruh. Tetap tidak ada orang. Saksi Yehova
kuat sekali di sana. Saya tidak putus asa. Ada 2 orang. Saya tidak bisa main
piano. Anak saya bisanya piano klasik. Jadi mulai pakai gitar.
Ibadah
dimulai dengan 4 orang + 2 anak plus 2 simpatisan yang dibimbing.
Lalu
edarkan brosur. Tidak efektif karena tidak ada yang datang. Tapi saya tekankan yang diedarkan tidak
sia-sia. Muncul 1 ibu, jadi 7 orang (yang simpatisan kemudian keluar).
Ibu
punya pabrik boneka. Karyawan dipush ke gereja. Lalu pendeta dipindahkan ke
rumah. Karena tidak dipakai di set jadi gereja. Diatur ada mimbar, kursi dan
sistemnya. Ada 20 orang. Saya tidak pernah khotbah 20 orang, selalur ratusan.
Pernah di Bethani ribuan orang. Ada godaan untuk pindah, gaji fasilitas dll .
DI sini air bayar sendiri. Akhirnya dikerjakan seperti ini sampai sekarang.
Kamis
dipakai PA dan minggu gereja. Yang bersihkan gereja saya. Sabtu saya ngantor
sendiri. Sapu dan lap sendiri. Tapi jemaat melihat itu sebagai teladan. Dulu
jemput anak, saya bawa mobil atau motor. Sekarang ada jemaat yang bawa mobil. Lalu
ada orang dari Australia pulang tidak ada gereja, setelah keliling ambil
keputusan bergereja di sini. Akhirnya berjumlah 20 orang. Untuk memberdayakan
mereka, ada 2 billy, billy Graham dan Bill Bright yang satu jago KKR besar
sedang Bill Bright Campus for Christ. Saya ada di Bill Bright dan belajar
pemuridan. Kecepatannya luar biasa. Dengan pelipatgandaan. Walaupun yang
berhasil hanya 10 %, yang 90% dibuang. Saya masuk ke seminari yang mementingkan
untuk buka gereja. Saya masuk ke gereja, ke desa, orang kampung mau gebukin
kita. Akhirnya saya bisa lolos ke sana. Terjadilah kekuatan seperti ini.
Dari
20 orang saya tarik 6 orang termasuk anak saya yang paling besar (Jessica). Sekarang
umur 13 tahun. Sekarang saya pakai metodologi, minimal bisa ajar Alkitab yang
sederhana. Bagaimana dari orang tua sampai anak belajar. Selesai gereja pk 11
kebaktian, 12 selesai fellowship. Pk 12 langsung belajar masuk kelas. Pertama
bagaiamana baca Alkitab dan share. Tidak sekedar ngomong tapi menggali. Hari
kamis saya tidak lagi mundur. Hanya duduk dan melihat menyampaikan apa yang
mereka temukan. Ada ibu dan macam-macam.
Saya
punya impian untuk bekerja dnegan orang lain . Kenapa harus kerja sendiri.
Akhirnya mereka melakukan perkunjungan. Tapi dilarang mengadakan penginjilan
karena kakinya tidak kuat fondasinya. Mulai dari 20 ada 6 orang . Mulai Maret
ada 3 orang. Rasa bosan ada, minta ampun. Apalagi teknik diberikan, tapi
ngomong semaunya dia. Kadang saya stop. Rasa bosan, kecewa ada. Saudara akan
mengalami atau sudah alami. Terpilih agar jadi kepala atau koordintaor komsel.
Bagaimana membimbing orang yang dipercaya kepada kita. Ketika kita ditaruh di
tempat itu tidak ada pilihan lain kecuali taat. Harus dikerjakan. Pikiran
secara sederahana, orang id bawah bimbingan orang yang diberi Allah kepada
kita. Ratusan mungkin ribuan orang yang saya bimbing, bila mereka berhasil saya
senang sekali. Ada murid yang jadi asistem gembala di Kelapa Gading. Ad ayang
jadi tim dan macam-macam.
Semanagt
komitemn harus dijaga. Bagaimana menjaga irama ini. Kia bertarung dalam dunia.
Socrates. Manusia bernilai kalau berhasil kesulitan. Sutrisno Bachir, hidup ini
perjuangan. Thomas Aquinas manusia akan terus hadapi tentangan sampai menghadap
sang Pencipta. Diam dalam tekanan kenyataan dihadapi untuk berjuang.
Markus
8:1-10
8:1 Pada waktu itu ada pula orang banyak
di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus
memanggil murid-murid-Nya dan berkata:
8:2 "Hati-Ku tergerak oleh belas
kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan
mereka tidak mempunyai makanan.
8:3 Dan jika mereka Kusuruh pulang ke
rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari
jauh."
8:4 Murid-murid-Nya menjawab:
"Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai
kenyang?"
8:5 Yesus bertanya kepada mereka:
"Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh."
8:6 Lalu Ia menyuruh orang banyak itu
duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur,
memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk
dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak.
8:7 Mereka juga mempunyai beberapa ikan,
dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga
dibagi-bagikan.
8:8 Dan mereka makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh
bakul.
8:9 Mereka itu ada kira-kira empat ribu
orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang.
8:10 Ia segera naik ke perahu dengan
murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Saya
selalu punya filsafat hidup saya , kalau bantua orang sampai tuntas, kerjakan
sesuatu , bangun rumah sampai tuntas. Orang yang dibantu, ribut rewel ada yang
bilang jangan bantu. Saya bilang sampai tuntas. Ayat 1 , cukup banyak orang
datang ke pada Tuhan. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Kalau dipaksakan
disuruh pulang (tidak tuntas) maka mereka akan jatuh di jalan. Akan mati
mereka. Kalau mengerjakan sesuatu , jangan di pinggir dan tengah jalan. Harus
finish jangan sampai ayat 3 tapi ayat 9 lalu mereka naik perahu. Kadang
melayani Tuhan melelahkan. Banyak kali berpikir untuk berhenti. Enakan jadi
bisnisman atau preman. Di kampus Pangsuri bisa jadi preman karena ketemu tiap
hari. Sedikit sedikit minta uang. Kadang saya pikir enak jadi preman. Duduk di
pinggi jalan tatap orang Rp 5.000. Apakah itu tujuan kita? Tuhan mau kita
selesaikan. Ketika anda terpilih., ditetapkan menjadi bagian dalam komsel maka
harus selesai. Pak saya bosan. Siapa suruh mau melayani. Di tengah pelayanan
kita sering ada pergumulan. Apalagi pacar tidak setuju kalau jadi pemimpin
komsel sehingga bergumul. Jadi tidak bawa pacar ,karena pacar kan masa depan
kita. Muka pas-pasan daripada putus lagi, tinggalkan saja. Apalagi kalau komsel
malam minggu, maka tamat. Tuhan mau kita sampai selesai. Ini misterinya. Kenapa
Tuhan bisa sampai selesai. Ternyata di ayat 1-3 khususnya ayat 2, hatiku
tergerak oleh orang banyak ini. Belas kasihan. Orang yang bisa melayani Tuhan
dengan semngat dan komitemn yangterus terpelihara dan tujuan yang jelas,
seperti dikatakan Tuhan, hatiku tergerak oleh belas kasihan Tuhan , hati yang
seperti Yesus. Melayani, mengabdi dengan kasih seperti yang Tuhan punya. Ada
kasih agape, storge, fili, eros dll. I love you because. Agape , I love you
titik.
Rasul
Petrus ditanya aapakah engkau mengasih Aku? Dikira hanya nasehat. Petrus apakah
engkau agape kepadaKu. Petrus : aku filia. Dossa Yesus ada 2 yang besar :
menyangkal Tuhan , jadi tidak mungkin agape kepada Tuhan dan jadi gereombolan
pengacau. Ajak orang nangkap ikan lagi. Tuhan tanya akapakh engkau mengasihKu
seperatu Aku mengasihmu. Aku melihat mereka dan tergerak hatiKu oleh belas
kasihan. Kalau punya kasih seperti Yesus, maka tentulah kasih yang bergerak
yaitu yang berkorban. Yaitu apakah kita kasih mereka seperti Yesus kasih kita.
Waktu bentuk tim untuk kelompok komsel, apakah ia berurusan dengan kita.
Apalagi anak muda, setelah follow Jesus lalu follow me. Ada teori , hukum
taurat penginjilan, jangan menginjil lawan jenis. Jangan menginjil orang yang
mempengaruhi kamu karena bisa kamu yang ikut dia. Melayani Tuhan berdasarakan
kasih Yesus.
\Bangkitalah
jiwaku yang lesu. Bisa lesu koleps dan menyangkal Tuhan kalau tidak punya kasih
ini. Seoran gpendeta S3 jadi mualaf. Terakhir di Madura. Dulu teman sekolah
saya. Dia jadi sarjana , rektor di Papua. Bahkan kalau dengar menyakitkan
sekali. Pendeta di neraka semua. Ia bongkar semua nya. Waktu ia ditahbiskan
jadi pendeta, punyakasi hseperti apa? Kasih Agape tidak berlaku yang tidak
sopan, selalu mengerjakan apa yang baik. Tuhan : hatiKu tergerak oleh belas
kasihan. Ini yang harus dipegang. Kalau punya kasih seperti Kristus tidak akan
bosa. Akan terus diperbarui karena ada arah yang menjadi teladan ia. Ia terus
fokus. Waktu mulai malas, lihat Tuha nyang tidak pernah malas, tidak jadi
malas. Saya dulu latih penginjilan. Waktu suruh penginjilan , lari semua. Di
Taman Sari lari semua. Di Santo Leo lari lagi. Ada 2 orang gadis yang pergi
lalu diludahi dan dilempar dengan botol minuman keras. Mereka menjadi orang
yang melayani Tuhan di Singapore. Semua hambatan, tantangan bahkan mati
sekalipun siap. Mengapa sebuah pelayanan mengalami stagnan, kemunduran harus
mengerti konsep ini dulu. Apakah orang-orangnya punya kasih tidak. Yesus
meneteskan air mata waktu melihat mereka.
Dulu
saya punya staf Lena di Reform. Tiba-tiba ketawa sendiri. Waktu itu ia lihat
orang kerja bangun Mall of Indonesia. Katanya ia bayangkan di mana mereka buang
air. Saya katakan, walau agak lucu, minimal ia bisa melihat mandinya di mana.
Buang airnya di mana? Karyawan begitu banyak. Jarang ada orang bisa melihat
kasus seperti itu. Ada orang di gereja di sampingnya saja tidak tahu. Ada di
samping celaka, tidak tahu. Mereka mandi, dimana. Ia langsung terpola. Kasih
seperti Yesus dimiliki. Sampai akhirnya harus menangis melihat seperti itu.
Beberapa
waktu lau di luar negeri, ketemu pendeta Indonesia waktu doain Indonesia
menangis karena tidak bisa pulang sudah jadi warga negara di sana. Ssaya tanya
nangisin Indonesia atau nangis tidak bisa pulang. Melayani di AS, mau melayani atau jalan-jalan. Konsep2 kita akan
terbentuk dan tertatat rapi.
Ayat
4-8 , murid-muridNya menjawab….. Kalau baca kitab lain ada 5.000 orang Yesus
menjawab kalimat sederahana dan menakutkan sekali, kamu haru s memberi mereka
makan. Belajar jadi murid Tuhan, jadi Raja dengan rakyat. Di Yogya biasa dengan
sultan seperti biasa hal ini. Sultan naik sepeda lama. Waktu nyalib, ditabok
oleh ajudannya. Kapan nyampainya? Walau pendeta. Waktu diundang ke kerjaaan
tidak boleh pakai baju biasa, tapi pakai sarung karena tidak ada gereja. Lalu
jalan jongkok. Kalau dia bilang berdiri, berdiri dan kalau tidak berdiri harus
begitu. Lalu berdiri tidak boleh dekat. Saya pendeta, lalu dipindahkan ke ruang
khusus. Itu baru boleh. Kalau Tuhan sultan kita, (engkau menghadap Sultan maka
gunakan mahkota). Kalau dibilang beri makan, berani bantah? Ada 4.000 orang
tidak makan, kalau pulang rebah di jalan. Dikatakan di ayat 5, Yesus bertanya
pada mereka, berapa roti ada padamu? Ternyata tidak kita beli. Dapat memberi
mereka makan sampai puas. Tidak bisa tidak tuntas. Harus kenyang. Darimana? Ada
berapa roti? Sanggup kasih makan 4.00 orang. Kesimpulan : melayani dengan kasih
seperti yang Yesus miliki dan memiliki iman seperti yang Yesus miliki. Berapa
roti , berapa ikan? Cukup? Tidak cukup tetap harus kerjakan. Waktu kabarkan
injil bapaknya berowokan, berani maju. Bapa mau dengarkan firman Tuhan, begitu
pergi, bapaknya pangeran seperti mongol merokok, maju atau mundur teratur. Saya
ingat waktu SMA 3 , injili bertobat, lalu bilang, papa mau dengar ternyata mau
marah. Suruh undang ternyata kepala penjara di Manado. Masuk di perumahan di
penjara. Langsung bawa pistol. Masih mau menginjil. Teman dua lari semua. Saya
tidak bisa lari karena sudah duduk. Ia kokang lagi. Masih mau menginjil. Kalau
bilang ya, takut digertak. Lalu ia lepas pistol dan peluk saya. Gitu dong jadi
orang muda.
Iman
beda tipis dengan nekat. Tuhan bilang kamu haru s mereka makan. Kamu harus beri
mereka makan sampai kenyang . Kalau tidak punya iman seperti ini kita akan
ciut. Ikut irama Dia. Kaus Hang Ten tandanya kaki. Artinya pioneer, perintis. Kalau
beli hang ten, sisanya aku sudah mulai kamu baru mulai. Ada jejak kaki yang
kita ikuti. Kalau kita bilang, saya punya kasih seperti Yesus, lalu muncuk
pertanyaan, iman sama tidak. Lingkungan di sini mudah dilayani karena sudah
ada. Saya suka khotbah dekat gereja. Ada perusahaan dinamo. Sudah ke gereja?
Belum. Tuh, ada GKKK Mabes. Gereja Gedong, ada dapat gereja pelayanan saya. Ada
Gedong, GKKK, GKY dan lain-lain. Bukan sekedar kasih yang ditaruh tapi harus
punya iman. Bagaimana memberi makan 4.000 orang. Berapa ekor..? Ini sekian, ini
sekian. Tuhan bilang, harus kasih makan. Ketika tidak punya iman seperti ini,
maka akan lemas. Kalau punya iman jangan nekat. Saya ada di tengah peti jenazah
saat tutup peti. Ada pendeta yang bilang jangan tutup peti. Kalau Tuhan
membangkitkan Lazarus maka ia akan dibangkitkan. Dalam hati, kan sudah
diformalin, tapi saya tidak bisa larang. Saya tanya, saya berhenti di sini?
Akhirnya berhenti. Boleh pulang? Katanya pk 12 akan bangun. Saya tunggu. Pk 11
mulai pusing pendeta, lalu pk 11.50 sudah ada gejala2? Tenang, kalau pk 12 ya
pk 12. Pdt Demsy dikatakan tidak punya kesaktian. Pk 12.05 , jam kamu yang salah,
ini waktu Tuhan. Semua orang tunggu, sampai pk14 tidak ada kebangkitan. Itu
iman atau nekat. Kita tarik, benarkah Tuhan ngomong dengan roti dan ikan segitu
bisa makan 4.000 orang? Orang liberal bilang ini tipuan. Orang Yahudi punya
kebiasaan bawa makanan. Orang Yahudi pelit. Ada 4 orang pelit di dunia, Arab,
India, Yahudi dan Jawa. Kalau dibilang Arab artinya pelit. Mereka mengatakan
orang Yahudi pelit, katanya sebenarnya mereka simpan roti. Mereka takut tidak
diberkati. Waktu itu mereka keluarkan roti. Kalau itu terjadi, ngapain Yesus
minta murid kasih makan. Tetapi Yesus mau murid punya iman seperti Nya.
Selain
kasih, iman lalu lihat ayat 9-10. Harus ada beban, seperti Tuhan. Bebannya
Dalmanuta. Selesai 4.000 , selesai. Boleh puas tapi tidak boleh berhenti.
Sering orang berhenti pada suatu titik. Ada yang biang tidak punya beban dan
panggilan sehingga selesai. Saya bingung. Bayangkan Kristus datang bilang aku
tidak punya beban. Setelah selesai 4.000 orang ada Dalamanuta, adakah beban
yang terus menyala di hati kita. Kalau spidol tidak terasa. Beban itu terasa.
Sekarang tanya pada diri sendiri, jadi pimpinan kelompok itu jadi beban? Ada
yang bilang tidak punya beban, maka melayani pun angot-angotan. Beda hamba
Tuhan melayani dan orang awam, hamba Tuhan dapat gaji. Kalau gitu orang awam
yang lebih bagus. Saya khotbah dibayar. Hidup saya di pelayanan. Setiap omongan
saya dibayar. Seminar apalagi. Terakhir saya buat seminar tentang eskatologi di
Singapore, dibayar. Saya lihat ada orang awam melayani Tuhan , saya salut.
Pendeta itu kalau melayani, itu panggilan. Suka atau tidak suka. Kamu pelayanan
akuntansi, dokter, pedagang. Tapi menyisihkan waktu untuk melayani Tuhan, saya
hormat, salut. Kalau saya bicara di depan pendeta, sulit bicara antara beban
dan makanan. Di depan saudara, saya hormat. Kenapa bosan? Di depan pendeta
tidak mungkin bosan, karena pelayanan.
Ada
yang jadi PKS, karena bosan. Di rumah mama seperti radio rusak dll. Ketika
dikasih tema ini, pendeta tidak usah tanya. Itu panggilan , kehidupan, komitmen
dan itu matinya. Kalau pendeta malas, itu aneh. Kalau orang awam yang punya
pelayanan, kalau tidak punya beban akan mudah meninggalkan. Saat KKR, altar
call, maju sendiri. Maju karena itu bagian hidupmu. Yang membuat maju seccara
manusia, diri sendiri. Waktu berjanji lalu diingkari ada 1 hal, kita tidak
melihat pribadi Yesus. Ketika kita tidak lihat Dia, kasih kita bukan kasih
Yesus tapi manusiawi. Misi kita jadi misi teman. Beban kita hanya isi waktu.
Misi dan beban untuk Kristus maka tidak heran kalau doa pagi tidak muncul.
Tidak serius ikut komsel pemuridan. Di gereja kami, saya tanya serius? Saya
hanya ikut dengar saja. Tidak bisa? Mending belajar di seminari. Saya tidak
jawab pertanyaan di SMS. Kalau khotbah di tempat / gereja dibilang tidak mau,
karena hanya untuk bandingkan.
Setelah
Dalmanuta, pengajaran dan pelayanan.
3
hal yang bisa membuat kita serius :
- Kasih. Tanya : punya kasih seperti Kristus?
- Iman. Tanya : iman kita seperti Tuhan? Di Manado ada preman yang tinggal di pelayanan saya. Mabok di meja saya. Waktu buka pintu , ia mabok. Ternyata ia tunggu ditegur maunya diinjili. Akhirnya nangis. Bilang permisi. Ia menangis. Bilang : aku nunggu dibimbing , tapi tidak ada yang berani. Saya jadi malu. Ini di depan mata. Sok mission trip. Mission Trip buat saya memalukan. Urus saja gereja sendiri. Kadang saya ketawa, hanya 2 kemungkinan : mau jalan2. Ada promosi, slide minta dana lagi. Akhirnya ia percaya Tuhan.
- Beban. Bukan ketawa-ketawa. Kalau masih ada gangguan bukan beban. Ada pikiran , waduh… Ada pendeta yang sedang ditunggu, Puncak macet lalu pulang. Saya macet dengan David teman Pangsuri naik ojeg. Alkitab dijepit. Dasi mental, orang ketawa. Ketika masuk , orang tutup mulut. Karena kepala seperti asap. Kalau ada beban, kita akan lakukan apapun juga. Kalau tidak mau bertobat akan datang lagi.
Kalau
punya kasih, iman dan beban maka rasa bosan dan boring tidak ada. Yang ada toko
batik. Kalau cape pelayanan waktu baca surat membaca mereka di Bolivia,
Pakistan, saya senang. Itu penghiburan.
Membedakan
iman dan nekat, yang tahu adalah kita sendiri. Karena kita bergaul dengan
Tuhan. Bayangkan masa pelayanan , 1985 (umur 17 tahun) sampai 2011. Jadi di
atas 25 tahun. Dengan masa waktu 25 tahun, kita tahu Tuhan kita? Berapa lama lagi , Aku bersama-sama dengan
kamu. Kalau saya ada masalah , saya senyum. Karena ternyata ada selesai. Setiap
masalah ada selesai. Kita bertahan kita tidak tahu kapan selesai. Kadang saya
pikir, kalau ada dosa, selesaikan dulu dosanya. Kadang saya merasa seperti
dikunci mulut, mereka dengar kok seperti ini ya..? Harus ada penyembuhan dll. Kesaksian : tiak
ada yang kesaksian Haleluyah aku terbakar tokoku . Yakub menderita fakta,
sendiri pakai bantal batu. Penderitaan itu bukan akhir kehidupan. Visinya : ia
lihat tangga. Penderitaan membuat Yakub dewasa. Yang tahu siapa membohongi
Tuhan, kita sendiri. Maka tidak heran , kita seperti hambar. Saya pernah
bertindak dengan iman, Di Filipina selatan ada kena amalaria yang tidak bisa
disembuhkan. Ibu kena malaria, pakai dukun di Luzon daerah Islam. Gereja kuat
tapi tradisional. Lalu perlu demonstrasi. Suruh dukun doa. Tidak sembuh. Tapi
tidak ada obat kina. Saya tidak pegang obat itu. Lalu setelah berhasil, dukun
bilang ayo kita lihat Demsy. Saya lama berpikir. Filipin mabuk pakai minuman
dari bambu. Tapi saya seperti terus didorong. Lalu ada dorongan yang kuat
sekali. Saya tanya, ibu mau sembuh? Mau percaya YESUS? Serius? Aku bosan dengan
animisme. Kalau mati pun percaya Tuhan. Ibu tahu Ibu bisa sembuh. Saya angkat,
ibu jalan… ternyata ia jalan. Sorenya langsung pikul bikang (ransel besar) ,
beres. Langsung mereka tahu Yesus. Saya juga bingung karena saya berani. Jangan
coba uji Tuhan. Depan rumah ada yang kena struk Rp 5 miliar, katanya punya
pendeta sakti. Padahal saya punya rencana untuk doakan. Pdt saktinya lihat
tidak bisa disembuhkan.
Kita
menjadi lemah, malas, kecewa , setengah hati, hambar dalam pelayanan 3 aspek
saat tidak punya kasih,iman dan beban seperti Dia. Kalau ketiganya tetap
pelayanan, maka kamu hanya isi waktu. Kamu akan tetap merasa kosong. Seni
melayani Tuhan luar biasa. Sebuah gereja di sunter, gereja orang kaya, waktu
membuka balai pelayanan untuk orang pinggiran, ada yang nyeletuk, kalau orang
sederhana masuk karpet bagaimana? Mereka membuat sebagai kesenangan , bukan
beban. Ini dosa besar. Membungkus pelayanan dengan hobi. Hobi : tolong orang
membuat orang nganttri untuk terima Rp 20.000 dari kita. Ada pelayanan yang
dibungkus.
Pak bisa bantu saya bagaimana cara bikin absensi komsel yang baik???terimakasih.
ReplyDeleteMaaf baru lihat... nanti saya cari filenya. Ada alamat emailnya?
ReplyDelete