Ev. Yohanes Budhi,
Maz 1:1-6
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan
menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan
yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran
air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa
saja yang diperbuatnya berhasil.
4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti
sekam yang ditiupkan angin.
5 Sebab itu orang
fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam
perkumpulan orang benar;
6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Mat 22:37-40
37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu.
38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh
hukum Taurat dan kitab para nabi."
Berbicara tentang
pertumbuhan rohani, kita menyadari bahwa kerapkali pertumbuhan rohani kita
berjalan begitu lambat. Atau bahkan mandeg. Saya dibesarkan sebagai seorang
anak pendeta, sehingga dari kecil dari berada di gereja. Dan saat ini saya
sudah dewasa dan papa saya masih tetap pendeta. Pada waktu saya kecil saya
sering mendengar orang-orang di gereja berdoa. Dan kemudian saat saya jadi
dewasa mereka menjadi tua. Ketika saya kembali ke rumah berbakti di rumah di
gereja saya dulu, saya mendengar mereka berdoa tetap sama seperti waktu saya
kecil dulu. Jadi saya berpikir seakan-akan berhenti lambat tidak maju-maju dari
dulu sampai sekarang. Kemudian saya mengingat-ingat doa saya kembali, bagaimana
saya berdoa untuk makan, bagaimana saya berdoa untuk tidur ternyata antara 10
tahun lalu dan saat ini sama saja. Terkadang itu seperti jadi kebiasaan, kalau
tidak berdoa tidak enak. Tanpa memiliki suatu makna bersyukur atas makanan dan
berkat pemerliharaanNya. Jadi ada begitu banyak orang Kristen pertumbuhan
rohaninya bantet atau malah mengalami kemunuduran. Bagaimana, kita dapat
bertumbuh dengan sehat, apa yang dibutuhkan untuk tumbuh dengan sehat?
Pada waktu kita
berkata bertumbuh, kita akan bertumbuh kemana dan seperti apa? Kadang kita
tidak mengerti kita bertumbuh seperti tokoh-tokoh yang kita kagumi. ATau tanpa
kita sadari kita bertumbuh seperti papa mama kita. Tentunya ini merupakan
sesuatu yang tidak terhindarkan. Tetapi dalam kehidupan rohani kita perlu
bertanya kita bertumbuh mau kemana? Melalui Maz dan Matius kita bisa melihat,
inti dari pertumbuhan rohani itu apa? Dari Mat 22:37-40 , kita diberikan arah
pertumbuhan kita. Yang dikehendaki Tuhan adalah kita bertumbuh dalam inti
kehendak Tuhan. Apa itu? Kita bertumbuh dalam kasih, kita dipanggil untuk
mengasihi Tuhan dan sesame kita seperti diri kita sendiri. Dunia ini waktu
diciptakan adalah dunia yang penuh kasih. Manusia , Adam, mengasihi Allah dan
Hawa, sesamanya seperti mengasihi diri sendiri. Tetapi setelah manusia jatuh
dalam dosa, maka mengalami kerusakan. Manusia tidak lagi mengalami perdamaian
dengan Tuhan. Manusia tidak lagi berdamai dengan sesamanya. Kita bisa melihat
itulah pertengkaran suami istri yang pertama saat Adam-Hawa jatuh ke dalam
dosa. Adam menyalahkan Hawa, inilah penyebab kegagalanku. ITulah cikal0bakal
ketidakharmoisan itu. Ternyata manusia tidak berdamai dengan diri sendiri.
Manusia malu dengan dirinya sehingga menyemat daun utnuk menutupi dirinya. Ada
di antara kita yang mungkin sulit berdamai dengan diri sendiri. Kita tidak
merasa bangga dengan diri sendiri. Kita tidak merasa berharga , dicintai dalam hidup ini. Kita tidak bisa bersyukur
akan apa yang diberikan TUhan pada diri kita. Kita mungkin iri dengan orang
lain mengapa orang lain lebih cantik, lebih kaya, lebih pintar dlsbnys daripada
aku.Tetapi TUhan telah tebus kita melalui YK, melalui YK hubungan kita dnegan
Allah dan sesame juga diri sendiri dipulihkan. Itulah karya dari penebusan YK.
Karya ini belum mencapai kesempurnaannya dan kita dipanggil oleh T dari hari ke
hari diperbarui ke Allah itu. Kita dipanggil Tuhan Allah kita untuk mengasihi
dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita. Dan dipanggil mengasihi sesame
kita seperti diri sendiri. Bagaimana kita bisa bertumbuh seperti Y yang wujud
dari Allah itu. Y yang adalah model dari pertumbuhan kita. Yakni bagaimana kita
bertumbuh dalam kasih. Maka kita melihat hal yang plainginti dalam pertumbuhan
itu. Yang paling penting dalam suatu pertumbuhan adalah kita menempel pada
sumber kehidupan. Allah memberikan gambaran kepada kita. Maz 1:3 dijelaskan
bahwa tanaman bisa bertumbuh dengan baik jika ia sepewrti di tanam ditepi
aliran air yang menghasilkan buah pada waktunya dan tidak layu, apa saja yang
diperbuatnya berhasil. Jadi dari sini kita bisa melihat suatu gambaran dari
ALkitab. Suatu tanaman bisa bertumbuh dengan baik bisa melekat pada sumbernya
yakni aliran air. Pohon yang ditanam di tepi aliran air akan berbuah dan tidak
layu. Bagaimana kita bisa bertumbuh dalam kasih, seperti K yang adalah wujud
kasih, jika roh kitaditanam dalam aliran kasih sendiri, jikalau hidup kita
dihangatkan oleh kasih. Jikalau hidup kita disegarkan oleh kasih. Jikalau kita
hidup menikmati kasih. Kita bisa melihat lebih lanjut, perbedaan kontras antara
orang benar dan fasik di pasal 1. Orang benar seperti pohon ditanam di tepi
aliran air. Tetapi orang fasik seperti sekam ditiup angin. Orang fasik tidak
menempel pada sumber kehidupannya sehingga ia tidak bisa bertumbuh dan berbuah.
Hal yang penting
dalam pertumbuhan itu, selain menempel pada sumber kehidupannya. Ia bisa
bertumbuh dengan baik bila ditanam pada lingkungan yang sehat. Bonsai adalah
tanaman yang bisa berupa cemara yang 5 m tapi seumur hiudpnya hanya 15 cm.
Mengapa bisa demikian, karena benih dari cemara, yang memungkinkan bertumbuh
jadi 2 m ditanam di pot yang dibatasi sekali gizi makanannya. Demikian juga
kita bisa bertumbuh dengan baik jika kita ditanam di tanah yang baik. Di dalam
Maz 1 dijelaskan, orang benar bisa bertumbuh dengan baik, jika tidak ditanam
dalam nasehat orang fasik, jikalau tidak ditanam di jalan orang berdosa ,
jikalau tidak ditanam di kumpulan pencemooh. Saya pernah memiliki teman SM yang
berasal dari 1 keluarga sekolah Minggu. Waktu kecil rajin melayani TUhan,
mereka berminat mengikuti program di sekolah, saat remaja bertumbuh , tapi
tampaknya iman mereka gugur satu per satu. Kakak tertuanya pernah masuk ke Sekolah
Teologi. Setelah lulus, ia undurkan diri dan hidupnya rusak. Mengapa? Karena ia
tinggal di daerah lokalisasi pelacuran. Selain mempeljari FT ada banyak
pengaruh lingkungan yang tidak bisa dibendung. INilah prinsip pertumbuhan. Kita
tidak bisa bertumbuh dengan baik, jika kita ditanam dalam lingkungan buruk.
Pertanyaan kita : bagaimana kita bisa mendapatkan lingkungan yang sehat itu?
Dunia itu reruntuhan Eden. Darimana siraman kebaikan kita dapatkan , sehingga
kita bertumbuh dengan baik. Dimana lingkungan yang sehat itu. Jika kita lihat
dunia entertainment. Ada berapa banyak hiburan yang sehat? Bila bicara
masyarakat yang baik, apakah mudah mendapatkan masyarakat yang bersih KKN, kita
bertumbuh dalam reruntuhan Eden. Lingkungan yang tidak sehat itu, dimanalingkungan
yang bisa tumbuh sehat? Jawaban ALkitab, di gereja. Gereja adalah wujud
kehadiran dari Kristus itu. Kita bisa melihatnya 1 Pet 2:5, Mat 18:20. 1 Pet
2:5 : Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup bagi pembangunan
rumah rohani. Untuk mempersembahkan suatu persembahan rohani yang karena YK
berkenan kepada Allah. Jadi disini kita bisa melihat, kita adalah batu yang
dususun untuk membangun Bait Allah itu. Melalui batu-batu itu Tuhan hadir di
tengah kita. Jadi persekutuan, ikatan kasih kita adalah tempat dimana RK itu
hadir di tengah-tengah kita. Kristus itu hadir di tengah kita. Mat 18:20 : Sebab
dimana 2-3 orang berkumpul dalam namaKu, disitu AKu hadir di tengah mereka.
Ayat ini mengaskan, jikalau 2-3 orang Kristen bersekutu dalam ikatan kasih,
maka TUhan dengan segala kebaikan juga hadir di tengah kita. Kita juga bisa
merasakan kehadiran Kristus, melalui kehadiran saudara-2 kita. Kita bisa
mengalami pertolongan Kristus, melalui kebaikan saudara seiman kita. Darimana
kita bisa mendapatkan semua itu? Martin Luther menjelaskan kepada kita, apakah
peran sesungguhnya dari sebuah gereja? Gereja adalah seperti mama bagi orang
percaya. Mama yang member kasihnya dan memberikan kehidupan pada anak-anaknya.
Marilah kita menjadi mama bagi yang lainnya yang menyatakan kasih seorang
kepada yang lainnya.
Yang menjadi
permasalahan dalam kehidupan kita, kita terjebak dalam peraturan yang begitu
banyak di gereja yang dibuat untuk suatu tujuan yang baik. Terkadang kita hanya
terpaku pada peratauran itu dan melupakan prinsipnya. COntoh : di banyak
tradisi gereja, diajarkan bahwa waktu ke gereja, kita harus pakai pakaian yang
sopan, jangan pakai jin. Ini adalah sesuatu yang baik. Tetapi suatu saat ,
hujan , semua celana dan rok dijemur dan kita mau ke gereja, semuanya basah
yang ketinggalan hanya jin, maka pilih ke gereja dengan celana jean atau tidak
ke gerea? Saat kita pilih celana jean, semua mata akan menuduh kok kamu pakai
celana jean sehingga kita harus menjelaskan satu per satu ke semua orang. Dlama
banyak hal kita juga harus menjelaskan seperi itu. Saat mereka menjelaskan
kelemahan mereka, apa kita siap mendengar tanpa menghakimi. Aku merasa bosan ke
gereja, aku mau pindah gereja. Bagaimana menjelaskan? Atau seseorang
menjelaskan hobinya, aku senang sekali nonton film. Dan aku senang Harry
Porter. Bagaimana respon saudara seiman kita?Ngapain nonton HP itu kan tentang
magic, setan. Lalu mereka berkata, malas ah aku ngomong seperti itu. Aku datang
ke gereja dan bersekutu di permukaan saja. Dengan dmeikian maka persekutuan
tidak lagi terbentuk, orang-orang di gereja nampaknya semua baik-baik saja.
Kehidupan keluarganya sungguh ideal karena luka di dalamnya tidak pernah
tersentuh. Setiap kali ditanya apa yang mau didoakan, supaya pelayanan lebih
baik, dll yang positif. Berikutnya kesulitan yang membentuk persekutuan Kristen
: kita menjadi orang yang tersendiri 1 dengan lain. Kita hidup di dunia yang
individualis. Ddlaam suatu desa, kita mengenal 1 dengan lain. Tetapi di kota
besar tidak demikian. Antara 1 tetangga dengan yang lain bisa jadi tidak saling
mengenal. Kita semua dibebani pekerjaan dan tuntutan berat. Keinginan maju
begitu tinggi. Sehingga kita merupakan orang disebelah kiri-kakan kita dan kita
tidak perduli dengan semua itu. Kita melihat di gereja, ada orang yang pilih
gereja yang besar, karena di gereja besar tidak perlu kenal 1 dengan lain.
Mereka datang seperti melihat pertunjukan, bioskop, teater dllnya. Sebenarnya
tidak terlalu pusing. Siapa orang di sebelah , bergumul apa? Untuk tumbuh dengan
baik, kita perlu mengupayakan komunitas yang mendukung. Komunitas ini dimulai
dari mana? Di mulai dari pribadi-2 kita sendiri. Kita berlajar menaruh kasih
pada keluarga kita, kelompok komsel kita, gereja local kita lalu kita mendapat
kasih dari mana? Kalau kita member terus tanpa menerima lama-lama kita menjadi
kering. Kita habis karena kita tidak mendapat sumber kehidupan , kasih yang
menghangatkan. Jawabannya : kita mendapatkan dari keluarga kita yang member
masukan kasih kepada kita. Kita mendapatkan dari kelompok komsel kita. Kita
mendapatkan dari gereja local kita. Demikian selanjutnya. Yang penting adalah
kehidupan pribadi kita masing2 , kehidupan kasih yang dibangun dalam keluarga,
kelompok kecil/komsel dan kehidupan kasih yang dibangun dalam gereja local.
Karena memainkan peran kecil. Jika menama tumbuhan , hari ini dipot ini sebelum
adaptasi yang baik dipindahkan ke pot yang lain lalu dipindahkan lagi ke pot
yang lain lagi, apakah tumbuhan akan bertumbuh dengan baik? Kalau saya punya
kura2 , hari ini ditaruh di akuarium depan, sebelum adapatasi di sana, saya
pindah ke akuarium di bagian tengah, lalu dipindah ke bagian luar. Lalu saya
cempulungkan ke kolam, saya masukan ke toples dan balikan lagi ke akuarium
belakang. Apakah akan tumbuh sehat, bertelur? Tidak. Kita perlu ditanam di
gereja local untuk mengalami pertumbuhan. Itu tidak mudah. Karena di gereja
local kita berurusan kenal dengan kenal sehingga kita saling tahu borok. Kamu
kadang menyenggol borokku dan sebaliknya. Tetapi pengalaman ini perlu untuk
suatu pertumbuhan yang baik. Jadi kita bisa melihat inilah yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan yang baik.
Secara pribadi bgmn
bisa kembangkan kasih? Kita harus terus menyadari kasih T dalam hidup kita,
menikmati kasih Tuhan ternyata kasih Tuhan begitu nikmat bagiku dan aku mau
membagikannya. Marilah kita belajar menyamnyikan lagu KasihNya seperti
sungai. Marilah kita belajar, hitung
berkatmu satu per satu. Setelah kita mendapatkan berkat, kita ingin membagikan
berkat itu dengan yang lain. Marilah kita membagikan sebagai suatu budaya.
Untuk peduli dan perhatian untuk 1 dengan lain. Kita beljar mengerti selera
orang di sekeliling kita. Pergumulan2 dan kelemahannya. Marilah belajar berbaik
hati dalam kehidupan ini. Ramah thp orang di sekeliling kita. Inilah yang bisa
kita lakukan.
Di keluarga, kita
perlu membentuk persekutuan di meja makan. Kita memiliki waktu , berbicara dan
mendengar satu dengan lainnya. Kecenderungan zaman sekarang dengan alat
teknologi, kita seakan mudah berkomunikasi, tetapi dealam hidup keluarga
komunikasi menjadi berkurang. Masing2 anggota keluarga, melihat siaran TV nya
sendiri. Masing keluarga saat kumpul, bingung dengan BBM dan SMSnya sendiri
sehingga persekutuan keluarga menjadi rapuh. Keluarga tidak lagi memberikan
kehangat kasih. Pribadi di dalamnya menjadi kekurangan kasih. Sehingga kita
kembangkan perskeutuan di meja makan, sambil makan ngobrol. Dalam kehidupan
kita, kita bisa undang orang lain makan. Kita bisa melakukan open house, pintu
rumah di buka. Pengalaman di gereja Belanda. Saya tinggal dengan 1 keluarga
Kristen saat mereka makan malam, mereka selalu berbicang FT dan saling sharing
1 dengan lainnya, salin gmendoakan. Kemudian hari minggu, mereka mengundang
jemaatnya untuk datang ke rumahnya. Sang papa mempersiapkan hidangan lezat
untuk teman-temannya, mereka bisa bersendaru gurau, berbicang-bincang dengan
bebas. Ini bisa diterapkan dalam suatu keluarga. Selain keluarga , kita perlu
komunitas kecil. Dalam kelompok kecil, kita bisa memiliki Pembina rohani, bisa
berkomunitas apa adanya, membagikan suka duka , membuat proyek-proyek
ketaatan. Misalnya : dalam kelompok
kecil, bisa meminta ijin ke rumah sakit sewaktu di Belanda, kelompok kecil
meminta ijin untuk membersihkan tempat TBC. Dalam proyek itu kita tumbuh
bersama membagikan kasih kita. Kita membagikan dalam kelompok yang lebih besar.
Jadi kita perlu ibadah seperti ini, dan program lainnya yang rileks seperti
itu. Dengan demikain kita membuat komunitas orang percaya yang bertumbuh dalam
kasih. DD masing2 dari ktia bertumbuh dalam kasih. Amin
No comments:
Post a Comment