Wednesday, December 26, 2018

The Purpose of Knowing God





Pdt. Fu Kwet Khiong M.A.

Yesaya 43:1-4
1 Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.
2  Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.
3  Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu.
4  Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.

Pendahuluan

              Apa tujuan kita ketika kita mengenal Allah? Dalam hidup kita, kita tahu bahwa pengakuan Tuhan telah diberikan kepada kita dalam firman Tuhan yang berbunyi sebagaimana pada Yesaya 43:1-4.  Kekerasan yang ada adalah bagian dari wajah dunia yang sekarang sedang terjadi. Ada sisi lain, ketika kita melihat sebuah kriminalisasi yang dipolitisasi membuat kita sangat bingung. Sampai salib di kuburan saja digergaji. Di sisi kekerasan yang memakai nama agama, juga ada sisi di mana kekerasan umat manusia tidak berhenti sampai di situ, kita mendengar kengerian-kengerian yang lain. Di Pangandaran dinaikan spanduk bahwa umat Kristen dilarang mengadakan ibadah Natal. Wajah dunia kita sehari-hari dibentuk oleh kekerasan demi kekerasan yang ada. Kekerasan bukan hanya saja secara fisik bahkan juga di bidang ekonomi. Kita bertanya, kira-kira dollar naik jadi berapa (terhadap Rupiah). Apakah perang dagang antara AS dan Tiongkok akan terus berlanjut atau tidak? Tidak usah jauh-jauh kita berpikir. Sebelum bulan April 2019 berakhir kita belum tenang karena tidak tahu siapa presiden yang akan terpilih. Kita mulai lelah melihat bagaimana berita bohong (hoax) terus disebarkan bahkan kekerasan dan kebohongan ditampilkan. Di dalam Alkitab, seorang pribadi yang menjadi  contoh akan kekerasan.  Dia yang membentuk  umatNya, menciptakan manusia, menebus dan memanggil engkau dengan namamu (engkau kepunyaanKu), ketika dari bagian ini kita menuju ke Perjanjian Baru kita menjadi terkejut, bahwa Allah yang begitu mengasihi manusia tetapi manusia yang menganggap diri memiliki dan mengenal Allah justru memakai kekerasan . Namanya Saulus. 7:30
              Sebagai seorang yang cerdas, cerdik cendekiawan dan mengerti Taurat, ia merasakan dirinya mengenal Allah dan meminta surat dari pemimpin-pemimpin yang ada untuk mengejar orang-orang Kristen dan ia berusaha memenjarakan dan membunuhnya. Ia merasa berbakti pada Allah dan ia mengenal Allah yang sesungguhnya. Dan semakin ia mengenal Allah ia semakin keras terhadap orang Kristen. Bahkan ia menyetujui pembunuhan terhadap Stefanus. Ini paradox dalam mengenal Allah. Saulus dalam upaya yang sedemikian jahatnya. Kalau ia hidup dalam zaman ini, ia bisa ikut reuni 2112. Kalau Saulus hidup di zaman ini, ia adalah salah satu orang yang akan berteriak bahwa ia akan memilih pemimpin yang seagama. Yang namanya agama tidak lagi menjadikan bumi damai. Tidak lagi seperti yang dikatakan malaikat bahwa kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi bagi yang berkenan kepadaNya. Yang merasa  berkenan bahkan menganiaya lainnya dan merasa berkenan kepada Allah semakin mengucilkan yang lain dan merasa berhak bahkan untuk membunuh yang lain. Ini paradox dalam mengenal Allah.
              Permulaan mengenal Allah yang membanggakan diri dalam Paulus bahwa ,”Aku mengenal Allah, Aku tahu siapa Dia” ketika ia dijamah di Damsyik berkata, “Siapakah engkau Tuhan?” Anak Billy Graham,   Rev Dr. William F. (Billy) Graham, berkata, “Kita dapat mengenal Allah secara pribadi karena Allah menginginkan kita mengenalNya”. Ketika Saulus sedemikian beringasnya dan merasa bahwa ia orang yang paling mengenal Allah tetapi itu adalah pola yang salah dan itu bukan pola kekristenan. Dalam kekristenan, bukan kita yang mengenal Allah tetapi Allah yang mengenal kita, bukan kita yang memilih Allah tetapi Allah yang memilih, bukan kita yang mencari Tuhan tetapi Tuhanlah yang mencari kita. Maka jangan heran , 2 sisi yang berbeda ini , di dalam iman, bahwa Allah yang mencari dan menemukan kita seperti yang dikatakan Yesaya bahwa “Allah yang membentuk, menebus dan memanggil engkau.” Kekristenan bukan dimulai dari antroposentris (diriku yang mengenal sendiri) tapi dimulai dari sebuah pengertian teosentris bahwa segala sesuatu dari Tuhan.  Orang yang menganggap pusat dari segalanya maka Tuhan pun diatur untuk setuju sehingga ia bisa membunuh orang. Sesuatu yang bermula dari dirinya sendiri yang menjadi pusatnya maka akan menaikkan diri ke dalam tingkatan yang dinamakan kesombongan beragama. Maka jangan heran, ketika Yesus datang ke dunia, mereka merasa mengenal Kristus justru menganiaya dan tidak ada tempat yang diberikan kepadaNya. Karena mereka mengenal Allah yang dimulai dari diri mereka dan merasa berhasil menemukan, mengenal dan mencari Allah. Tapi di dalam iman Kristen , kita percaya bahwa Allah itulah yang menemukan kita dan datang ke dalam dunia untuk mencari kita.

Tujuan mengenal Allah.

1.     Allah menginginkan kita mengenalNya.

Matius 14:22-24.   Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.   Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
Kata “sesudah itu” yaitu setelah 5 roti dan 2 ikan dipecahkan untuk dimakan oleh 5.000 orang laki dewasa tidak termasuk wanita dan anak. Lalu Yesus memerintahkan murid-muridNya naik ke perahu. Waktu Yesus memerintahkan, murid-muridnya lalu berlayar. Kalau Yunus diombang-ombangkan oleh angin sakal, tidak heran karena Yunus sudah melarikan diri dari panggilan Tuhan (dia tidak mau pergi ke Niniwe). Tetapi persoalannya : murid-murid berlayar karena perintah Tuhan, bukan karena Petrus berkata, “Kita merasa lelah karena sudah melayani 5.000 orang (belum termasuk perempuan dan anak-anak).” Ia tidak berkata sekali-kali “Mari jalankan hobi dengan memancing.” Petrus berlayar karena perintah Tuhan. Mereka tunduk, taat  dan setia dan menjalankannya. Tetapi apa yang terjadi? Mereka diombang-ambingkan gelombang dan angin sakal! Ada orang yang berkata,”Pak apa yang harus saya lakukan? Saya jujur dalam menjalankan firman Tuhan. Sejak saya bertobat menjadi pengusaha, saya tidak melenceng ke kanan dan ke kiri. Saya lurus dan pegang moral sesuai firman Tuhan, saya jalankan bisnis saya tetapi “dimakan” orang.” Saya mau jawab apa terhadap perkataan orang yang demikian? Ada juga yang berkata,”Pak Pendeta istri saya sudah menjadi guru Sekolah Minggu, setiap minggu kami rajin ke gereja.  Kami menjalankan kehidupan yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan dan kami  sudah 12 tahun menikah tapi sampai hari ini tidak ada seorang bayi di keluarga kami.”
Setelah melihat pergumulan demi pergumulan demikian dan apa yang terjadi pada murid-murid, mereka bukan melarikan dari panggilan, kalau mereka dalam mission trip  ini adalah trip selanjutnya yang Yesus perintahkan. Kalau saya masuk ke perahu mereka, apa yang terdengar. Mungkin Petrus berkata,”Yudas jangan pegangi uang terus, kita bisa hampir tenggelam!”  Yudas yang ditegur tidak senang mungkin berkata,“Matius kamu jangan ketakutan juga. Bantu kami menyendok dan buang air!” Tetapi ada kemungkinan besar, ketika mereka melawan ombak begitu besar, perkiraan saya mereka mulai berlayar pk 18. Setelah mujizat 5 roti dan 2 ikan waktu Yesus berkata untuk menyediakan mereka makan, mereka berkata,”Hari mulai malam, mau mencari di mana?” Kemudian Yesus datang kepada mereka pk 3 pagi berjalan di atas air. Mereka menghadapi gelombang yang begitu luar biasa menghantam mereka, kemungkinan besar di tengah-tengah segala upaya menyelamatkan diri untuk melawan gelombang yang ada muncullah perkataan,”Yesus di mana? Kapan Yesus datang? Mengapa Yesus belum datang?” Bukankah mereka berlayar dalam tujuan yang Tuhan berikan? Sekarang Yesus belum datang. Tiba-tiba Yesus muncul dan berjalan di atas air. Sampai satu ayat yang berkata pada Matius 14:33  Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." Sebelumnya mereka duduk di perahu dan waktu berlayar dan belum turun gelombang mereka berkata,”Hebat kan? Kamu lihat roti dibelah. Hebat sekali”. Mereka bercerita tentang orang buta melihat, orang tuli mendengar, bagaimana kesusahan-kesusahan dibebaskan oleh Yesus, tetapi ketika angin gelombang melanda mereka, saat itu pengenalan mereka terhadap Allah diuji dan mulai dibuktikan apakah mereka yakin orang mati bangkit, orang buta melihat, orang lumpuh berjalan. Mereka bukan bercerita tentang kesusahan orang tetapi sekarang mereka mengalami kesusahan itu sendiri. Ketika itu Tuhan ijinkan terjadi sampai satu titik, akhirnya ketika mereka dilepaskan oleh Allah melihat Tuhan, mereka berkata, “Sungguh engkau anak Allah.” dan mereka menyembah Yesus. Iman Kristen , pengenalan iman Kristen bukan perjalanan yang berhenti di berkat. Perjalanan iman Kristen dalam mengenal Allah bukan berhenti pada materi, mujizat atau sesuatu yang berkenaan dengan materi. Pengenalan kepada Allah harus sampai berhenti pada satu titik, “Sesungguhnya Engkau Anak Allah”.
Ada lagu  berjudul “Kasih SetiaMu yang Kurasakan” yang liriknya berkata, “BerkatMu yang telah kuterima. Sempat membuat ku terpesona. Apa yang tak pernah kupikirkan. Itu yang Kau sediakan bagiku.” Ada gereja yang mengubah lirik lagu ini menjadi “BerkatMu yang telah kuterima. Selalu membuat ku terpesona.” Pengarang dan penyanyi lagu ini yaitu Ir Niko mengkonfirmasi. Waktu mengarang lagu ini saya tidak tulis “selalu” tetapi “sempat”. Saya mendengarkan baik-baik setelah pulang saya renungkan kembali dan mendapat sebuah pengertian bahwa berkat Tuhan  biar hanya sesekali membuat kita terpesona kepadaNya. Yang selalu membuat kita terpesona kepada Tuhan adalah bukan berkat tetapi diri Tuhan itu sendiri. Maka saya setuju “BerkatMu yang telah kuterima. Sempat membuat ku terpesona.” Karena berkat biarlah hanya bisa sempat membuat kita terpesona, yang selalu membuat kita terpersona adalah bukan berkat tetapi Tuhan Yesus Kristus. Itulah pengenalan kita tentang Allah. Kalau iman perjalanan rohani kita belum sampai tahap “Sesungguhnya Engkau Anak Allah” dan menyembahnya tidak berarti. Karena orang di luar sana menganggap orang Kristen menjadikan manusia sebagai Tuhan. Padahal kita tidak menjadikan manusia sebagai Tuhan tetapi iman Kristen percaya bahwa Tuhan menjadi manusia. Iman Kristen bukan menjadikan manusia sebagai Tuhan tetapi dalam pengenalan kita akan Tuhan , kita percaya Tuhan yang menjadi manusia. Itu pengenalan dan keyakinan kita.

2.     Hidup Tunduk dan Taat

Hidup yang pasti berubah setelah mengenalNya adalah tunduk dan taat kepada Tuhan. Mengenal tentang Allah adalah sebuah tindakan mengenal Allah secara kognitif, namun mengenal Allah adalah sebuah tindakan mengenal Allah secara menyeluruh. Jadi bukan di dalam pikiran.  Matius 2:4-6  Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.  Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Kita tidak tahu bagaimana akhir dari perjalanan orang Majus setelah meninggalkan Betlehem. Tapi kalau tadi diambil contoh dari seorang Saulus yang ketika berubah, kita tahu hidupnya berdampak . Penuh dengan perubahan hidup. Saya melihat orang yang masuk dalam tahap dia menyadari bahwa ia mengenal Allah di pikiran. Inilah ahli Taurat dan imam-imam kepala bangsa Yahudi yang merasa bahwa  mereka mengenal Allah. Ketika dibukakan Taurat, mereka tahu di mana Raja itu lahir, Pemimpin itu ada, tetapi mereka tidak datang ke sana dan tidak menyembahNya. Kisah seputar Natal ada 2 model manusia : kelompok 1 terdiri dari  gembala dan orang-orang Majus yaitu orang-orang baik dan kelompok 2 terdiri dari imam , ahli Taurat dan Herodes. Kelompok yang 2 ini memiliki efek Herodian , sebuah kepemimpian yang merasa terancam dan tidak mau digeser. Ia mendengar bahwa ada raja yahudi yang lahir. Ia tidak mempersoalkan signifikansi soal bintang yang terang, tidak memperhatikan orang yang dipanggil yaitu ahli Taurat berbicara tentang hal itu. Tetapi Herodes mulai merasa dirinya terancam. Berapa banyak orang di dalam perjalanan kerohanian mengalami Herodian Effect itu? Jangan berpikir orang melayani, pasti mengenal Allah , tunduk dan taat. Di dalam gereja , juga ada orang yang “sontoloyo”. Di dalam gereja ada juga yang Namanya pergumulan yang berkata, “Tuhan, mengapa pergumulan saya ini begitu berat?” Demikian juga dengan imam dan ahli Taurat. Mereka jelas yang mengenal Taurat, mereka yang membuka dan memberitahukan, tetapi mereka tidak tertarik untuk mengenal lebih dalam. Ini pengenalan kognitif. Bebeda dengan orang-orang Majus dan para gembala. Matius 2:10 dan ketika mereka melihat bintang itu, mereka sangat bersukacita sheingga mereka berteriak dan merayakan dengan sukacita yang meluap-luap (the passion translation). Ketika mereka melihat bintang, mereka berteriak dan kalau zaman dulu sudah ada Instagram, mereka pasti mengambil foto dengan Yesus. Mereka meluapkan dan merayakan dengan sukacita dan meluap-luap. Namun Herodes bertekuk muka. Orang-orang Majus dalam perjalanan jauh, tidak tanggung-tanggung mereka membawa mas, kemenyan dan mur, mereka rela berkorban. Orang mengenal Allah akan tunduk dan sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan terhadap Allah, pengenalan yang melampaui kognitif. Pertanyaan saya : apakah jemaat GKKK Mabes yang semua fasilitas sudah berubah dan dari gedung dan music ada spirit perubahan sudah dewasa? Sepanjang Desember saya memimpin kerohanian, kalau tidak menjaga kerohanian saya akan merasa lelah. Sebagai hamba Tuhan terus memimpin terus. Besok 3 kali beribadah, lalu tanggal 26 Desember saya berangkat ke Puncak retreat keluarga. Kalau kita sebagai hamba  terus menerus sedemikian dan hanya masuk dalam rutinitas, jemaat diberkati namun kita yang kekeringan. Persoalannya, kitalah yang harus memikirkan keintiman dengan Tuhan. Waktu beribadah tadi merasuk sekali. Pemain Saxophone luar biasa. Enak sekali. Ketika mereka melihat Yesus, mereka bersukacita dan meloncat kegirangan. Pengenalan mereka bukan lagi hanya sekedar pengenalan sampai di pikiran tetapi hati mereka sedemikian datang kepada Tuhan.

3.     Mengalami Tuhan secara pribadi.

Tujuan dari pengenalan kepada Tuhan tidak berhenti pada sebatas pengenalan secara kognitif , bukan hanya penundukan dan ketaatan tetapi dalam benar-benar kehidupan sehari-hari terus mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan sadar bahwa Yesus datang ke dunia supaya setiap kita dapat mengenal Tuhan secara pribadi. Tujuan ini jelas seperti lagu di atas. Ia datang ke dalam dunia bukan hanya untuk diketahui, dipelajari dan dibedah tetapi Ia datang benar-benar rindu diri kita mengenalNya dan Ia datang dalam kerinduan untuk mengenal kita tetapi Dia menyatakan diri untuk kita mengenalNya. Allah terlebih rindu untuk mengenal kita sebelum kita mengenalNya. Tetapi setelah itu, kerinduannya adalah agar kita memiliki hubungan pribadi dengan kita.
Filipi 3:7-10  Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.  Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Ayat di atas ditulis oleh orang yang dulu namanya Saulus. Inilah orang yang dulu merasa mengenal Allah, mencari , mengejar dan mendapatkan Tuhan, tetapi Tuhan katakan bukan kamu yang mendapatkan Saya tetapi Saya yang mendapatkanMu.  Saulus tidak pernah punya rencana percaya kepada Tuhan. Termasuk banyak dari kita yang tidak punya rencana percaya Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan tangkap hidup kita. Ketika ditangkap oleh Tuhan, Rasul Paulus berkata,”Apa yang dahulu merupakan keuntungan sekarang malah kuanggap rugi.” Karena pengenalan kepada Tuhan Yesus lebih mulia dari semuanya. Zaman sekarang anak remaja susah diajak pergi, mereka umur 12 tahun lebih senang pergi sendiri. Kalau kita pergi, mereka lebih senang di rumah sendiri yang penting rumah ada wi-fi. Gereja sekarang ada yang menawarkan wi-fi supaya jemaat betah. Tidak masalah itu melengkapi dan bukan yang utama. Kita memanfaatkan untuk keuntungan bagi gereja. Tetapi pada tahapan di sini, dengan pengenalan kepada kristus yang lain saya anggap rugi semua. Inilah iman yang sudah mengalami Kristus dalam hidupnya. Ada yang berkata, “Aduh sayang ya gereja saya. Tanggal 24 Desember natalan. Tanggal 25 natalan lagi. Kalau saya jadi majelis, saya mau usul agar natalan tanggal 16 Desember agar setelah Natal bisa jalan-jalan.” Kalau orang mengenal dan mengalami Kristus secara intim, maka ia akan berkata,”Semua jalan-jalan dan semua yang lain itu dulu menyenangkan tetapi saya sekarang dianggap rugi kalau tidak datang kepada Tuhan.”
Bila orang sudah mengalami Kristus, dia tahu bahwa dia bukan sedang menjadikan Kristus. Mengapa Saulus mengejar orang-orang Kristen?  Karena dia merasa orang Kristen aneh, Yesus bahkan mati tidak bisa menolong dirinya. Yesus adalah anak tukang kayu , lahir dan besar, punya saudara , Saulus merasa kenal dan tahu maka ia mengejar, membunuh dan menganiaya orang-orang Kristen.  Karena ia berpikir orang Kristen menjadi manusia sebagai Tuhan. Tetapi setelah mengenal Tuhan ia berkata, “Aku tidak ingin yang lain. Pengenalan akan Tuhan adalah tujuan akhir dalam hidupnya yang kukehendaki adalah mengenal Dia.” Dia berani melepaskan segala sesuatu dari dunia yang dinamakan kemewahan seperti popularitas, kemewahan, jabatan, kekayaan dan segala sesuatu lainnya.
Umat Tuhan, seluruh jemaat GKKK Mabes, ketika kita mengenalNya apa pun untuk Kristus akan saya lakukan, saya berani bayar harga. Maka gereja akan dibangun dengan pola militan bagi Tuhan. Natal hari ini  begitu indah, bukan saja mengajak kita mengingat Yesus yang lahir , seluruh pujian dan alur membawa bahwa kita mengerti bahwa Yesus datang kedunia dan mati untuk kita. Tuhan sudah membuktikan Ia mati untuk kita. Kita harus berani hidup untuk Dia. Dia tidak minta kita mati untuk Dia tetapi berani hidup untuk Dia. Ini adalah tuntutan Kristus ketika kita mengenalNya. Tidak ada acara lain! Satu-satunya kesempatan dunia untuk mengalami Kristus adalah ketika Yesus datang bahwa Ia Juruselamat itu dan sekarang kita sudah mengenal Juruselamat itu maka kita jangan menyerah. Hidup mati-matian untuk keselamatan itu. Kita mengenal Allah hanya melalui satu-satunya cara yaitu Yesus Kristus yang adalah Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia. Dan ini kita pegang ketika yang lain berkata Dia bukan Allah, kita membantahnya. Kita mengatakan bahwa Ia adalah Allah. Tanpa melalui Kristus tidak ada keselamatan. Tidak ada kompromi.
Yoh 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes 14:6  Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 9  Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

Bukti pengenalan Allah.

1.   Orang yang mengenal Allah memmiliki energi yang besar untukNya
Ada orang-orang yang mengenal Allah dan akhirnya punya energi yang besar untukNya. Rasul Paulus punya energi besar sekali. Ketika ia sudah mengenal Tuhan ia berkata,”Aku disesah, dirajam, terkatung-takut di laut, aku kedinginan dan kelaparan tetapi ia tidak pernah berhenti untuk melayani Allah. Orang yang mengenal Allah memiliki energi untuk hidup bagi Allah.

2.   Menunjukkan keberanian yang besar bagi Allah, tidak ada takutnya.
Bahkan ia berkata bahwa mati adalah keuntungan bagiku. Mengenal yang palsu saja ia mati-matian apalagi sekarang ia mengenal yang benar. Ajak jemaat untuk membesuk hamba Tuhan yang di penjara untuk melatih iman jemaat bahwa ada orang yang ditahan untuk Injil.

3. Memiliki kepuasan yang besar di dalam Allah.
Bukan dunia ini yang memuaskan dia lagi. Ketika zaman ini orang sedang menanti jempol like di Instagram sebagai penghargaan , tetapi kita tidak mencari pembuktian dan indentitas diri dari kepuasan diri. Ketika mengenal Allah, orang-orang Majus memiliki kepuasan di dalam Allah. Mari kita jangan seperti murid-murid berkata (ketika diombang-ambingkan di kapal),”Kok pelayanan masih seperti ini?” Di dalam pelayaann ada tantangan tapi jangan mundur. Cari pemimpin yang membawa damai bukan yang menakut-nakuti. Di dalam pelayanan ada orang-orang seperti gendorowo yang menakut-nakuti. Tetapi persoalan dalam gereja, ada orang yang kita pikir mengenal Tuhan tapi omongannya menakut-nakuti terus. Ketika melayani ada ombak -badai, tetapi mengapa Tuhan mengijinkan hal itu? Yesus berdoa di bukit. Melalui percobaan, Yesus juga hadir untuk murid-muridNya. Mengapa Yesus tidak berdoa supaya badai tidak terjadi walau Yesus tahu murid-MuridNya akan terkena badai? Waktu Stefanus dilempar batu, Saulus yang menjagai orang-orang yang merajam Stefanus. Tuhan tahu Stefanus dilempar batu dan tidak mengubah batu menjadi roti? Di situlah titik yang Tuhan mau, sampai ke kalimat “tidak ada satu pun baik ketelanjangan, kedingian kelaparan dll” yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus. Itulah pengenalan iman yang sesungguhnya.


No comments:

Post a Comment