Wednesday, December 26, 2018

Yahwe / Yehova NISSI (Tuhanlah Panji-Panjiku)

Pdt.  Gunar Sahari

Kel 17:8-16
8  Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
9  Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku."
10  Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
11  Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
12  Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.
13  Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
14  Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit."
15  Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: "Tuhanlah panji-panjiku!"
16  Ia berkata: "Tangan di atas panji-panji TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek turun-temurun."

Pendahuluan

              Selama beberapa minggu berturut-turut kita sudah belajar tentang nama-nama Allah. Hari ini kita akan belajar nama Allah “Yehova Nissi”. Dalam ayat-ayat Keluaran 17:8-16 dinyatakan tentang siapakah Allah itu. Allah memiliki banyak nama dan setiap nama menjelaskan siapa diriNya. Sebagaimana arti nama itu demikianlah juga yang dilakukan oleh Allah. Hal ini berbeda dengan manusia karena seringkali nama dan apa yang dilakukan manusia jauh berbeda. Contoh sederhana : adik saya bernama Slamet tetapi seringkali ia mengalami kecelakaan seperti jatuh dari pohon, motor atau mobil dll sehingga sangat kontradiksi.
              Waktu di SLTA ada seorang teman saya yang bernama Agung Prakoso Wibowo (agung = besar, prakoso = perkasa, kuat, wibowo = berwibawa sehingga bila diterjemahkan artinya orang yang besar, kuat dan berwibawa) tetapi kenyataannya ia seorang anak yang tubuhnya kurus ceking dan cacingan. Seringkali antara nama dan realitanya bertolak belakang. Ada seorang yang bernama Soleh , ibunya bernama Suci, tinggal di kota Kudus tetapi ia banyak melakukan dosa (jahat sekali) sehingga tidak cocok dengan namanya. Lebih baik dia diberi nama yang yang tidak ada kaitan kelakuannya. Tetapi arti dari nama Allah demikianlah Allah (antara doing dan being - antara siapa Allah dan bagaimana Allah berjalan seiring /seirama). Kalau Allah adalah kasih maka Ia mengasihi kita. Bila Ia adalah Yehova Shalom  maka Ia akan memberikan kedamaian kepada kita.

Yehova Nissi

              Yehova Nissi disebutkan sebagai panji-panji. Saat mencari tahu dan mengeksplorasi, saya mendapat berkat luar biasa. Ada banyak pengertian yang akan dikupas. Panji = lambang kemenangan, perlindungan, pemeliharaan. Apa maksudnya?

1.     Panji menyatakan identitas

Panji secara sederhana berarti bendera (banner). Bendera menyatakan identitas. Bendera RI adalah Sang Merah Putih. Waktu kita memegang bendera Merah Putih itu berarti kita meyakinkan bahwa kita adalah orang Indonesia. Sekarang ini , kita sedang dihebohkan seseorang yang membakar panji = bendera. Orang yang merasa memiliki bendera marah luar biasa karena itu identitas-nya (mengapa identitas-nya dibakar?)  Tetapi yang membakar mengatakan bahwa identitas (bendera) ini tidak boleh di Indonesia sehingga harus dibakar. Panji-panji menyatakan identitas kita. Semua negara di dunia punya identitas. Itu direpresentasikan dengan bendera. Contoh : bendera RI adalah Sang Merah Putih yang mengandung maksud tertentu yaitu ada pengorbanan , semangat , kesucian, ketulusan dll. Demikian pula dengan bendera negara lain . Bendera memiliki fungsi sebagai tanda untuk membedakan antara negara satu dengan negara lain atau lebih spesifik antara gereja satu dengan gereja lain. Logo gereja GKKK berbeda dengan logo Gereja Kalam Allah, logo Gereja Kristus Ketapang, logo dari Gereja Presbiterian dan logo dari gereja-gereja lainnya. Masing-masing logo dan panji punya maksud dan makna sendiri. Maka saat dikatakan Tuhan adalah panji--panjiku sebetulnya hal ini berarti Tuhan punya identitas tertentu, apa identitasNya? Ia adalah Sang Pemenang dan Ia selalu membuat saya menang. Bangsa lain boleh memiliki ilah-ilah tapi bangsa Israel ingin mengatakan bahwa inilah identitasku (Allah yang Maha Besar, Maha Kuasa, Sang Pelindung) , sedangkan identitas bangsa-bangsa lain adalah ilah-ilah, dewa-dewa yang tidak bisa dibandingkan dengan Allah Israel yaitu Allah yang Maha Besar. Kita punya identitas yang sempurna, dan luar biasa sebagai orang percaya dan anak-anak Allah. Kita berbeda dengan orang dan umat lain karena kita sudah ditebus oleh Allah yang Maha Besar. Yohanes 1:12  Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; jadi identitas kita adalah anak Allah, jadi jangan sampai kita merasa minder (misalnya :  rumahku atau saya tinggal di jalan buntu).
Hari ini ada kejadian unik. Istri saya berkata, “Papi, mengapa kita lewat jalan ini?” Harusnya saya keluar di Cempaka Putih tapi terlewat karena sudah lama tidak ke GKKK Mabes, akhirnya keluar lewat Ancol terus ke Gunung Sahari. Setelah itu seharusnya ke jl. Mangga Besar Raya tapi sebelum sampai Mangga Besar saya sudah belok kanan yang ternyata jalan di sebelahnya. Saya kemudian teringat bahwa sewaktu di Mangga Besar ada melintas jalan kereta api. Jadi saya mengambil jalan yang hanya muat satu mobil saja. Saya mengikuti rel kereta api walau tidak tahu tembusnya ke mana. Jangan sampai kita berpikir rumahku di kampung, jalan buntu sehingga membuat kita minder. Kita semua adalah anak-anak Allah dan biji mata Allah. Kita sudah ditebus dan harganya sudah dibayar lunas. Allah tidak membayar kita secara kredit (berhutang). Ia memberikan kita seluruh harga yang dibayarkan untuk menebus kita. Maka kita harus menunjukkan identitas kita kepada semua orang dan dunia ini bahwa kita adalah anak-anak Allah. Bahkan di dalam Yoh 12:32 dikatakan dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Waktu identitas dan panji ditinggikan maka saat ditinggikan di muka bumi maka Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu. Kalau kita meninggikan panji-panji (Allah), maka Tuhan menarik semua orang untuk datang kepadaNya. Untuk memenuhi gereja ini dengan jiwa-jiwa baru , maka satu hal yang harus dilakukan yaitu “Tinggikanlah Allah. Muliakanlah Allah. Taruhlah panji-panjinya di bukit, atau ke tempat yang tinggi.” Kita naikkan panji-panji kita artinya kita agungkan dan muliakan Tuhan di tempat yang tinggi. Waktu kita meninggikan Tuhan di tempat tinggi, maka percayalah bahwa Tuhan akan menarik orang-orang untuk datang kepadaNya.

2.     Panji adalah lambang kebanggaan

Bendera bukan sekedar identitas tetapi juga sekaligus kebanggaan. Lihatlah waktu anak-anak sedang nonton pertandingan sepakbola, mereka bangga sekali membawa bendera Persija, kemana-mana dikibarkan. Demikian juga waktu kemerdekaan Indonesia, rakyat Indonesia merasa bangga sekali. Di mana-mana bendera Merah Putih dikibarkan. Kita juga meneteskan air mata saat Jonatan Christie (1997, pemenang medali emas tunggal putra bulutangkis Asian Games ke-18)  memegang Merah Putih  tanda bahwa ia memenangkan pertandingan bulutangkis. Semua orang memberi aplaus (tepuk tangan) dan kita merasa bangga. Saya berharap kita bangga memiliki Allah. Jangan sampai kita sedih karena punya Allah yang besar. Kenapa bisa begitu? Saya sedih sekali , kalau ada yang mengaku sebagai orang Kristen tetapi ia merasa sedih terus setiap hari. Bayangkan Allah berkata, “Bagaimana sih kamu? Bukannya kamu punya Aku yang Maha Besar dan Maha Kuasa tetapi wajahmu cemberut terus?”  Jadi tidak nyambung. Anda punya Allah yang Maha Besar dan punya segalanya di dunia ini bahkan sorga itu milik Allah , mengapa tidak bangga?
Saya berasal dari keluarga yang miskin. Saya punya teman seorang anak kepala desa. Berjalan dengan anak kepala desa saja, sudah merasa bangga. Padahal dia bukan milik saya, hanya kebetulan berteman saja.  Kebetulan kami teman SD dan kebetulan saya lebih pandai darinya jadi kami berjalan bersama-sama terus. Di kampung ‘sesuatu banget’ kalau menjadi anak kepala desa (juga anak kepala RT). Ingatlah bahwa kita punya Allah sehingga seharusnya kita bangga memiliki Allah yang besar. Katakan ,”Tuhan aku bangga memiliki Engkau”. 
Musa juga bangga kepada Allah yang telah memberikan kemenangan. Maka secara spontan ia mendirikan mezbah. Ia bangga memiliki Allah. Ia menyaksikan sepanjang hari bagaimana jalannya peperangan. Kalau lengannya turun karena kelelahan, Yosua yang memimpin perang bagi Bangsa Israel mengalami kekalahan. Saat lengan Musa ditinggikan , maka bangsa Israel menang. Setelah selesai, ia bangga dan kemudian berkata, “Allah adalah panji-panjiku. Allah adalah kemenangan bagiku...” Apakah kita bangga sebagai anak-anak Allah yang telah memberikan kemenangan melawan iblis? Kita harus segera mengibarkan bendera kemenangan dan merasa bangga akan semua itu.

3.       Panji itu menyatakan teritorial / wilayah tertentu

Bendera menyatakan wilayah tertentu. Baru saja saya pulang  dari Kanada. Ada saat di mana saya berada di 2 negara pada waktu bersamaan. Kaki sebelah kanan saya berada di Kanada sedangkan kaki kiri saya di wilayah Amerika Serikat. Ini terjadi di air terjun Niagara. Ada 2 bendera di wilayah itu. Saat bendera ditaruh maka orang tidak perlu bertanya karena itu adalah wilayah Amerika. Tidak usah berebut. Saat bendera dipindahkan maka akan bertentangan dengan negara sebelahnya. Karena sudah ada bendera Kanada. Sebetulnya panji itu menyatakan wilayah (tempat). Bukankah kita berada di tempat dan wilayahnya Allah? Tidak ada tempat yang lebih aman, kecuali berada di lokasi, tanah, ladang, kantor, gedung, sungai, lautnya Allah! Tidak ada tempat yang lebih baik dibanding tempat di mana Allah ada di sana, Allah memiliki tempat itu. Sehingga ada pepatah yang mengatakan,”Lebih baik kita ke neraka bersama dengan Yesus daripada ke surga bersama iblis”. Kalimat ini sebetulnya salah secara teologis. Mengapa? Kalau kita ke sorga bersama iblis sebelum sampai di sana, maka sudah diubah menjadi neraka. Sebaliknya kalau kita ke neraka bersama Tuhan Yesus , maka sebelum sampai neraka sudah diubahNya menjadi sorga. Di tempat di mana Allah berada, akan selalu mendatangkan berkat bagi kita. Jadi jangan takut bertugas di mana-mana.
Saya dibesarkan di panti asuhan bersama kakak dan adik saya di Tulung Agung. Panti asuhan tidak punya uang untuk mengontrak rumah. Setiap kali kontrakan rumah habis, maka kami mencari tempat rumah lainnya. Yang dicari adalah rumah kuno, angker, ada hantunya. Itu sengaja dicari karena murah sekali sewanya. Bahkan ada rumah yang digratiskan karena setiap malam Jumat ada “kuda”. Kami mendoakan dan ternyata tidak ada hantunya. Yang ada hanya 17 orang anak penghuni panti asuhan. Jadi tidak usah takut, karena Allah kita lebih besar.  Kita berada di lokasinya Allah, waktu panji ditinggikan maka disitulah tempat dan lokasi Allah. Waktu kami dari Kanada menyebrang jembatan Niagara masuk ke sana, kami diperiksa mati-matian. “Kamu siapa?” Saya menunjukkan siapa saya.  Ditanya lagi,”Kamu ngapain di sini?” Saya jawab,”Saya rekreasi”. Saya diultimatum, “Kamu ke mari hanya untuk rekreasi kan?” Saya jawab,”Benar!” “Berapa lama?” Saya jawab,”Hanya sehari!” Ditanya lagi,”Benar ya kamu untuk rekreasi?” Semua dicek. Setelah keluar Kanada tidak ditanya apa-apa (hanya bayar 1 US$), selesai langsung menyeberang. Sedangkan di AS, saya diinterogasi macam-macam, untuk memastikan bahwa saya aman di sana. Mereka menjelaskan,”Waktu kami menyambutmu saat masuk ke AS, kami akan menjaga, melindungi dan memastikan kamu menikmati apa yang dimiliki oleh AS!” Dan itu benar. Kami pergi kemana-mana dengan bebas.
Demikian pula waktu kita pergi masuk ke wilayah Allah, ada suatu proses yang harus dilakukan, dicek satu per satu yaitu,”Apakah anda sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan atau tidak?”. Saat anda berada di wilayah itu, percayalah He care about you. Dia akan memperhatikan kita dan terus menjaga,  memperhatikan dan mensuplai kebutuhan kita . Setelah 2 jam kemudian dari berjalan-jalan di New York maka pada akhirnya kami pulang, kembali ke Kanada. Saat tinggalkan AS, tidak diperiksa sama sekali. Waktu kami masuk AS kami diperiksa baik-baik. Waktu kami tinggalkan AS,  yang ingin disampaikan oleh orang AS adalah bahwa “Saya sudah tidak ada urusan dengan kamu. Pergilah!”. Kalau kita keluar meninggalkan wilayah Allah, betapa sedihnya kalau sampai Yesus mengatakan, “I don’t care about you. Itu urusan kamu. Saya sudah tidak punya kewajiban untuk memelihara dan menolong kamu!” Allah tidak punya kewajiban menolongmu kalau kita keluar dari willayah Allah.  Kalau kita keluar dari territorial Allah, maka kita sudah tidak mendapat jaminan sedikit pun bahwa Allah akan menjaga kita. Maka jangan coba-coba keluar dari wilayah Allah.

4.     Melambangkan kemenangan.

Ini sudah tertera dalam kitab Keluaran. Setelah bangsa Israel mengalami kemenangan maka Musa mendirikan mezbah dan menamainya : “Tuhanlah panji-panjiku”. Inilah pernyataan Musa atas kemenangan bangsa Israel melawan bangsa Amalek. Bagaimana prosesnya? Musa mengatakan,”Hai Yosua pilihlah orang-orang  yang hebat maju berperang melawan Amalek, musuh bebuyutan Israel.” Sudah berkali-kali pertandingannya. Saat Musa berkata bahwa ia akan naik ke atas bukit dan saat Musa mengangkat tongkat akibatnya bangsa Israel menang. Kemudian ia merasa lelah sehingga tangannya turun, dan lihat Bangsa Israel dikalahkan oleh Amalek. Kemudian naik (diangkat) lagi sehingga bangsa Israel menang lagi. Lama-kelamaan karena tangan harus diangkat terus menerus, maka Musa benar-benar merasa lelah. Bagaimana bisa mengangkat tangannya selama 1 jam, 2 jam, 5 jam atau 10 jam? Musa tidak tahan. Lalu Harun dan Hur menopang sehingga akhirnya bangsa Israel mengalami kemenangan luar biasa.
Tidak ada cara lain untuk mengalami kemenangan iman , keluarga, rumah tangga, bisnis, kecuali tinggikan Allah dan merendahkan diri serendah-rendahnya. Sebaliknya mudah untuk menghancurkan hidup kita, caranya? Tinggikanlah diri sendiri dan rendahkan Allah maka kematian akan mengintip. Seperti Raja Herodes yang khotbah  meninggikan dirinya dan mendapat aplaus. Ia berkata ini bukan suara manusia tetapi suara Allah sehingga ditempleng oleh malaikat dan mati lalu di makan cacing. Cara yang benar dan terbaik untuk mengalami kemenangan : tinggikanlah dan muliakanlah Allah.
Beberapa pujian yang dinyanyikan tadi adalah  kesempatan untuk memuliakan Allah. Dia Maha Besar dan Maha Kuasa. Tidak usah takut dengan dunia yang penuh ketidaknyamanan dan ketidakamanan. Kita tetap aman di dalam Allah karena panji-panjiku adalah Dialah kemenanganku. Dialah yang membuat aku menang (Berjaya) bukan yang lain. Maka dalam Perjanjian Baru, panji-panji adalah lambang kemenangan yang diberikan Allah kepada kita melalui Yesus Kristus. Maka di dalam Yesus Kristus, kita selalu menang. Bagi orang-orang yang percaya harus mengimani bahwa kita pasti mengalami kemenangan sekalipun kita  mengalami pencobaan dan godaan. 1 Kor 10:13   Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Dengan kata lain pencobaan sebesar apa pun juga sebetulnya sangat kecil dibandingkan dengan Allah yang sangat besar.
Kalau kita punya masalah, saya khawatir kita berkata,”God I’ve big problem (Tuhan, saya punya masalah yang sangat besar)” sehingga Tuhan gemetar? Salah! Jangan teriak besar-besar tentang masalah kita  tetapi katakan,”Problem, I have a big God”. Saat kita membesarkan Allah maka secara otomatis masalah sebesar apa pun menjadi runtuh, hancur dan kalah. Tetapi seringkali kita membesar-besarkan masalah dan sebaliknya kita mengecil-ngecilkan Allah. Salah! Itu dosa kalau membesar-besarkan masalah! Ada yang berkata,”Bagaimana masalah saya tidak besar? Suami saya baru meninggal, anak-anak tidak lulus sekolah, satu lagi di-PHK, debt collector datang menagih hutang dan kemudian rumah kena bencana! Bagaimana tidak besar?” Betul masalah anda besar tetapi tidak sebesar Allah kita.
Bukankah sangat mudah Allah memberkati siapa pun juga? Atau ada yang berkata, “Pak, saldo di rekeningku sudah habis.” Rekening Tuhan tidak pernah habis, Dia pemilik semua bank di dunia ini. Ini kelihatannya seperti teori saja. Tetapi ini sudah dialami oleh bangsa Israel dan banyak orang di sepanjang sejarah. Pada saat mereka meninggikan Allah, Tuhan memenangkan mereka. Itu sebabnya Rasul Paulus juga mendeklarasikan kemenangan orang percaya melawan musuh-musuhnya saat ia berkata,”Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31b)” Tidak ada! Kita akan menjadi pemenang-pemengang bukan pecundang. Kita akan menjadi orang-orang yang terus-menerus mengalami kemenangan demi kemenangan . Bahkan dalam kitab Maz 20:6 dikatakan Kami mau bersorak-sorai tentang kemenanganmu dan mengangkat panji-panji demi nama Allah kita; kiranya TUHAN memenuhi segala permintaanmu.
Kita selalu berada di dalam peperangan rohani setiap hari. Tadi pagi saya baru sharing dengan istri. Saya mendirikan STT Pelita Dunia. Karena anugerah Tuhan kami berhasil membeli 3 ruko di Lippo Karawaci dan kami pindah dari Gading Serpong ke Lippo Karawaci. Ada seorang teman dari Amerika yang begitu banyak menolong. Suatu kali ia berkata, “Takutnya, saya tidak bisa membantu lagi karena istri saya sedang sakit sehingga saya harus kembali ke Amerika.” Rasanya sedih.  Saya melihatnya nanti bagaimana? Pergumulan dan peperangan terus menerus. Musuh kita bukan darah daging tetapi penguasa-penguasa di udara yang tidak suka kalau STT kami berkembang. Roh-roh di sekitar kita  tidak suka kalau gereja ini berkembang. Ia terus menyusun strategi agar gereja ini tidak bertambah jemaatnya menjadi 500 atau 1.000 orang. Mereka takut kalau kita bertumbuh. Iblis paling tidak suka saat kami mengirim mahasiswa-mahasiswa ke berbagai tempat untuk memenangkan jiwa dan memulai gereja-gereja baru di Kalimatan , Sumatra, Sumba dan sebagainya. Peperangan rohani kita alami setiap hari. Terkadang sebagai suami sudah melakukan baik-baik tetapi tidak mendatangkan hasil yang baik. Sebagai istri kita sudah melakukan yang baik-baik tetapi ternyata ada saja masalah. Saya sedang melakukan konseling seseorang. Ada saja masalah, 1 masalah belum selesai timbul masalah lain lagi. Kita hidup di dunia tidak terlepas dari masalah dan kesulitan. Tetapi percayalah, Tuhan akan melawan ‘Amalek’ selama-lamanya. Tuhan tidak hanya memenangkan satu event saja tetapi selama-lamanya. Saat mengalami kemenangan dalam menghadapi percobaan dan kesulitan dan itu bukan akhir, masih banyak lagi kemenangan-kemenangan  yang Tuhan janjikan untuk kita sekalian. Kemenangan yang lalu hanya latihan saja. Jangan berkata,”Tuhan Engkau sudah memberikan kemenangan terakhir bagi kami dan sekarang saatnya kami menghadapi kekalahan”  Tidak ! Karena Allah adalah panji-panjiku.Allah adalah kemenanganku. Allah adalah bendera kebanggaanku.

5.     Panji melambangkan perlindungan dan pemeliharaan Allah

Apa yang dilakukan Allah selama 40 tahun di padang gurun? Kita menjalani hidup di Jakarta selama 40 tahun saja setengah mati padahal semuanya serba ada.  Di padang gurun bangsa Israel hidup selama 40 tahun susahnya setengah mati. Di padang gurun jalan saja susah , panas dan berdebu. Siapa bisa tahan hidup 40 tahun di padang gurun? Tetapi Allah adalah panji-panji Israel yang selalu menjaga, melindungi dan memelihara. Waktu tidak bisa makan, Tuhan kasih manna cukup untuk bertahun-tahun. Waktu mereka mau lauk-pauk mereka dikasih burung puyuh. Mereka pergi ke padang belantara dan tidak ada air, mereka mengeluh dan dikasih air yang keluar dari batu. 40 tahun mereka bertahan dengan sepatu yang sama. Ada yang mengatakan bahwa sepatu mereka mengikuti pertumbuhan kakinya. Waktu masih kecil pakai ukuran 7-8 kemudian bertambah sesuai ukuran kakinya, maka sepatunya juga bertumbuh. Tidak mungkin membeli sepatu di sana. Bagaimana bajunya? Tidak ada toko baju, bagaimana? Inilah bukti pemeliharaan Allah. Ini yang bisa Allah lakukan. Allah bisa memberkati dari nothing dan Allah bisa mensupplai kebutuhan kita dari tidak punya apa-apa (dari bukan apa-apa). Allah berfirman,”Jadilah Dunia” maka dunia jadi. Yang parah manusia yang punya banyak hal tapi tidak jadi apa-apa. Allah ‘tidak punya’ apa-apa tapi banyak hal terjadi. Panji-panji itu adalah  lambang pemeliharaan Allah. 40 tahun dijaga dan dipelihara oleh Allah. Allah adalah Sang Pelindung bagi umatNya. Maka berbahagialah kita yang berlindung kepadaNya.

6.     Panji melambangkan cinta

Kidung Agung 2:44    Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta. Bendera tidak punya pipi tapi diciumi terus. Panji-panji itu melambangkan cinta kasih. Allah mengasihi, mencintai kita. Perlakuan kita terhadap bendera dengan memeluk bendera, juga diaplikasikan ke Allah. Kita perlu memeluk, mencium  dan bergandengan tangan dengan Allah karena Dia adalah lambang cinta. Mengangkat panjiNya adalah lambang kasih kita kepada Allah. Tidak kebetulan, perintah yang utama adalah  cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, Waktu kita meninggikan panji-panji yang simbol cinta itu, sebenarnya kita sedang mengatakan,” Engkaulah yang pertama dan utama. Engkaulah yang kucintai” Kita harus mencintai Allah lebih dari pasangan karena bila sungguh-sungguh mencintai Allah, maka kita akan diberi kemampuan untuk lebih bisa mencintai pasangan. Allah adalah cinta. Ia adalah kasih, belajarlah kepada Dia. Ia mengorbankan anakNya satu-satunya, walau kita mencintai pasangan kita tapi tidak pernah mengorbankan anak sendiri. Panji-panji adalah lambang cinta. Saat Musa mendirikan mezbah Allah, ia menyatakan bahwa ia sangat mengasihi Allah. Ini adalah suatu bentuk bahwa aku mencintai dan mengasihiMu. Kalau kita mencintai gereja ini, tidak hanya datang dan mendirikan gereja secara fisik tetapi aku datang ke mezbah, gereja dan bait Allah. Itu kalau kita mencintai gereja. Kalau kita mencintai Tuhan tapi tidak datang ke gereja maka aneh sekali. Musa mendeklarasikan bahwa ia mencintai Allah dengan membangun mezbah dan berkata,”Allah, Engkau adalah panji-panjiku, cintaku, kebanggaanku, identitasku, kemenanganku, perlindunganku, penjagaanku, kemenanganku.” Kiranya Tuhan menolong kita dalam menjalani hidup ini. Jangan lupa meninggikan panji-panjiNya. Deklarasikan bahwa Allah adalah identitas, kebanggaan, pelindung, pribadi yang kita cintai. Jangan lupa bahwa Allah pelindung, pemelihara  dan kemengangan ktia. Selamat mengalami kemenangan , perlindungan dan pemeliharaan Tuhan!

No comments:

Post a Comment