Saturday, December 26, 2015

Yang Mandul Beroleh Anak


Ev. Susana Heng

Lukas 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
Lukas 1:57-58. Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

Kemandulan

                Tema “Yang Mandul Beroleh Anak” menunjukkan keajaiban. Adik saya setelah menikah bertahun-tahun belum memperoleh anak. Waktu itu anak-anak kami sendiri masih kecil. Dalam penantian, ia selalu minta tolong didoakan oleh keluarga saya termasuk oleh anak-anak saya. Jadi saat doa-keluarga , kami pasti teringat untuk mendoakannya. Ia terus berharap dan menantikan. Ini tidak mudah. Di Indonesia, ia sudah mencari dokter ke mana-mana. Kemudian ia pergi ke Australia untuk mengikuti program pembuahan dengan teknik bayi tabung (fertilisasi in vitro) dan ternyata gagal. Akhirnya ia bertekad untuk mengikuti program bayi tabung di Singapura pada tahun berikutnya. Namun di Indonesia pun, ia terus  mencari dokter ahli kandungan terkenal. Ia rela menunggu sampai malam di tempat praktek dokter karena ia begitu ingin punya anak. Hari itu sewaktu mau ke dokter, ia sangat kecapaian dan ketiduran sehingga ia batal ke dokter tersebut. Akibatnya, ia harus ikut antrian lagi dari awal yang panjang dan jadwalnya masih lama. Namun anehnya dalam masa penantian tersebut, ia tiba-tiba punya keinginan untuk mencoba lagi dan kemudian melakukan test kehamilan. Hasilnya ia hamil! Program bayi tabung dan inseminasi gagal, tetapi pada waktunya Tuhan memberikan anak kepadanya. Ia menyadari bahwa Tuhan sungguh-sungguh memberinya seorang anak! Setelah menikah selama 7 tahun, barulah ia mendapatkannya. Kalau di zaman ini begitu susah untuk mendapatkan anak, pada zaman dulu di mana tidak ada dokter, pandangan masyarakat terhadap kemandulan lebih negatif sehingga kita bisa memahami apa yang dicatat di Alkitab tentang kemandulan.

Kemandulan Elisabet dan Kebimbangan Zakharia

                Menjelang natal, ada peristiwa Elisabet dan Zakharia, Pada Lukas 1:5-7 dikisahkan tentang Elisabet yang mandul dan sudah tua. Menurut tradisi , yang disebut usia lanjut adalah orang yang berusia di atas 60 tahun. Pada zaman itu, orang yang tidak punya anak di masyarakat dianggap sebagai orang yang menanggung aib. Sebenarnya di luar pandangan masyarakat tersebut, Elisabet sendiri rindu punya anak. Elisabet dan suaminya, Zakharia, berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai anak. Sehingga pada Lukas 1:13-14 Allah sendiri mengutus malaikatNya menjawab doa mereka. Malaikat Gabriel berkata, "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. ngkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Mendengar perkataan ini, Zakharia bimbang seperti yang dikatakan pada Lukas 1:18 "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." Karena kebimbangannya, malaikat Gabriel pun berkata kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya    engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya." (Lukas 1:19-20). Kita bersyukur kepada Tuhan karena Allah kita adalah Allah yang mengetahui dan peduli pada apa yang kita alami. Orang yang punya anak tentu tidak merasakan pergumulan orang yang ingin punya anak. Zakharia dan Elisabet berdoa meminta anak kepada Tuhan. Allah kita adalah Allah yang mendengarkan doa dan peduli kepada mereka.  Pada zaman dahulu Allah peduli dan hari ini Allah juga peduli. Kadang waktu orang sharing, saya sangat prihatin tapi saya tidak bisa menolong apa-apa kecuali mendoakannya.  Tetapi ketika Allah mendengarkan doa kita, tidak ada satu hal pun yang mustahil yang Allah tidak bisa kerjakan.

Bagi Allah Tidak Ada yang Mustahil!

Saya mengenal baik seseorang yang telah berusia hampir 40 dan telah lama menikah namun belum punya anak. Ia terus mencoba hingga waktu berusia 40 tahun lebih ia mau mencobanya di Penang. Ia pun mengambil cuti panjang untuk melakukan program bayi tabung. Usianya sudah tua dan ini terakhir kalinya ia berusaha. Kalau sekali ini gagal, ia berkata, “Saya dan suami tahu bahwa Tuhan menginginkan mereka hidup berdua saja. Sehingga mereka tidak punya penyesalan dan tahu ini adalah kehendak Tuhan.” Saya terus mendoakan mereka agar mereka berhasil mendapat anak. Tetapi kemudian ia pulang dan ternyata hasilnya gagal. Ia sudah pasrah. Ia dapat menerimanya dan malah ia menguatkan saya. Saya bersyukur Tuhan sudah memimpin hidup mereka. Tetapi ajaib, setengah tahun kemudian, ia berkata bahwa ia hamil! Saya benar-benar merasa kaget dan bersyukur. Beberapa tahun lalu saya bertemu dengannya dan anak perempuannya!
                Di sini kita melihat tidak ada satu hal pun yang mustahil di hadapan Tuhan. Itu sebabnya malaikat Tuhan menegur Zakharia, “Mengapa engkau tidak percaya?” Sehingga Zakharia menjadi bisu. Bukankah sebagai orang Kristen seringkali kita berdoa seperti Zakharia? Kita mempertanyakan dan tidak percaya. Di dalam Tuhan tidak ada satu hal pun yang mustahil. Di dalam kehidupan kita mengalami pergumulan baik tentang masa depan, karir (pekerjaan), kesehatan, keluarga, ekonomi keluarga atau lainnya. Tetapi Allah tahu, peduli dan setia kepada setiap kita. Seperti pada Zakharia dan Elisabet ia pun peduli pada kita. Allah yang peduli adalah Allah yang mampu melakukannya. Itu sebabnya kepada Tuhan kita punya harapan. Di dalam kesulitan, apakah pernah kita ingin meminta bantuan orang lain?  Kadang kita berpikir bahwa “A” bisa dan pasti membantu. Tetapi setelah ia tidak membantu, kita pun kecewa. Berapa persen orang yang pernah kecewa? Seharusnya dalam kesulitan, kita datang mencari Tuhan. Saat ada orang lain punya kesulitan dan kita mau menolong pun tidak bisa, tetapi di dalam Tuhan ada pengharapan.
Sekarang kalau ada kesulitan, saya langsung duduk berdoa. Kemarin saya melayani perayaan natal anak TK di Sekolah Methodis.  Untuk melayani anak TK, kita perlu menggunakan banyak gambar. Saya pun menyiapkan gambar-gambar tersebut 2 minggu sebelumnya. Karena cari di internet tidak ada, maka saya menggambar , memindai (scan) dan membuat presentasi dalam power point. Semuanya sudah saya persiapkan pada Jumat malam untuk disampaikan pada Sabtu pagi. Saya perlihatkan kepada suami yang menjabat sebagai pendeta (mu shi). Mu-shi menyarankan untuk membuat cadangan (back-up) dan kemudian ia pun membuat back-up nya di laptop yang ada di rumah. Saya pun merasa tenang, karena bahan sudah ada di flash disk dan sudah saya coba juga. Besoknya sesampai di gereja, sudah terdapat banyak anak TK dan orang tua mereka.  Saya memberi flash-disk untuk dimasukkan ke computer di gereja.  Ternyata computer terserang virus sehingga begitu flash disk dicolok, semua data di dalamnya hilang! Saya pun bertanya, “Mengapa tidak ada gambar satu pun?” Saya berkata bahwa saya sudah menyiapkan semuanya di sana, karena tidak mungkin saya bercerita tanpa gambar. Ada gambar saja, menghadapi anak kecil yang begitu banyak tidak mudah. Karena hilang, tidak mungkin saya scan lagi.  Akhirnya mu shi pulang untuk mengambil laptop di rumah. Namun saat mu-shi di tengah jalan, belum ada seorang ahli computer yang datang. Begitu mendengarnya saya merasa khawatir. Saya berdoa terus. Ternyata di sekolah juga mengalami masalah. Karena bukan saya saja yang kehilangan data, tetapi pihak sekolah pun mengalami hal yang sama. Sehingga liturgis semuanya kacau. Jadi saya mencari bangku , duduk dan langsung berdoa. Saya terus berdoa mohon kepada Tuhan. Saya tahu tidak mungkin mendadak orang menolong saya. Lalu saya sampaikan ke liturgis bahwa , “Sebelum mu-shi balik , saya belum mulai cerita.” Namun tiba-tiba seorang ahli computer datang, dan tiba-tiba juga datanya sudah ada lagi!  Saya sampai bertanya 2 kali untuk meyakinkan. “Maafkan shi-mu , apakah benar data saya sudah ada? Maaf saya bertanya 2 kali.” Lalu saya minta datanya diperlihatkan ke saya. Ternyata benar! Semuanya itu hanya diberikan oleh Tuhan Yesus dan saya sungguh bersyukur padaNya. Sewaktu berkhotbah, ada beberapa anak yang biasa suka berjalan kian ke mari, pada saat itu mereka duduk mendengarkan dengan baik. Malam itu koordinator acara berkata, “Terima kasih shi-mu. Saya tidak menyangka semua anak bisa duduk dengan baik walau semua guru sudah stand-by semua.” Saya tahu itu adalah pertolongan Tuhan. Tuhan kita adalah sumber pertolongan dalam segala waktu. Kalau kita mengharapkan orang lain, ia belum secanggih itu dan kalau ada pun ia bisa saja datang terlambat. Tapi kalau kita duduk berdoa , Tuhan bisa menolong tepat pada waktunya.  Saya kira itu yang dirasakan oleh ELisabet yang bertahun-tahun berdoa,, dan Tuhan menjawab doa mereka dan mujizat itu pun terjadi!

Di dalam Tuhan Ada Pengharapan

Tuhan kita adalah Tuhan yang peduli pada kita. Tuhan kita mampu melakukanNya karena tidak ada satu hal pun yang mustahil di hadapanNya. Itu sebabnya Dialah pengharapan kita. Natal membawa pengharapan baru bagi setiap umat manusia karena Tuhan membawa sinar terang dan pengharapan dalam hidup kita. Kalau merasa hidup kita kelam, gelap dan tidak ada pengaharapan, saya ingin menyampaikan bahwa di dalam Kristus ada harapan! Sehingga sewaktu semua orang melihat Elisabet hamil dan punya anak, mereka pun bersuka cita dengan dia. Hal ini tercatat pada Lukas 1:57-58. Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

Di dalam Tuhan ada pengharapan, dan ketika melihat pengharapan Tuhan bukan saja kita bersukacita , tetapi semua kita bersukacita karena Tuhan Yesus. Kalau kita sekarang berada dalam kegelapan, belum memiliki pengharapan dalam Kristus atau belum memiliki sukacita. maka saya ingin sampaikan bahwa ada Tuhan Yesus yang merupakan pengharapan kita. Namun kalau sudah mempunyai harapan, kita bertanggung jawab untuk menyampaikan kasih Tuhan Yesus sehingga semua orang bersukacita. Tuhan Yesus adalah pertolongan kita dalam segala waktu dan setiap saat dia menyertai kita karena Dia adalah Allah Immanuel (Allah Beserta Kita). Di dalam Tuhan tidak ada satu hal pun yang mustahil. Karena Tuhan datang membawa perubahan sehingga kita yang berdosa diselamatkan. Kita melihat Elisabet yang mandul memperoleh anak. Siapa yang saat itu berkata, “Wanita tua yang mandul bisa punya anak?” Hanya Tuhan yang bisa melakukannya! Karena di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil dan Tuhan menjadikan dukacita menjadi sukacita. Biarlah kita memiliki sukacita natal dalam hati kita. Kalau saudara dalam kegelapan dan pergumulan berat, ingat ada pengharapan di dalam Yesus. Dan tidak ada satu hal pun yang mustahil di hadapan Tuhan. Amin. 

No comments:

Post a Comment