Thursday, December 3, 2015

Demi Nama Yesus Berjalanlah


Ev. Hendro Lim

Kis 3:1-10
1   Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Rasul Petrus dan Rasul Yohanes ke Bait Allah.
2  Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah.
3  Ketika orang itu melihat, bahwa Rasul Petrus dan Rasul Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.
4  Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami."
5  Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
6  Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
7  Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.
8  Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
9  Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah,
10  lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Kis. 2:46-47 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Pendahuluan

                Kis 3:1-10 merupakan kisah dari jemaat gereja mula-mula setelah Pentakosta yakni setelah Roh Kudus turun (Kis 2), Petrus berkotbah (Kis 2) dan  3.000 orang bertobat (Kis 2:41). Kis. 2:46-47 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Di sini kita melihat, jemaat gereja mula-mula berkumpul dan menikmati persekutuan satu dengan yang lain. Mereka bersaksi dan disukai semua orang. Tiap hari ditambahkan orang baru di tengah-tengah mereka. Setelah kisah ini, tiba-tiba Lukas beralih ke luar gereja. Pasal 3 menggambarkan kisah kehidupan jemaat mula-mula di luar gereja. Kisah keduanya ibarat 2 muka dari sebuah keping mata uang. Kisahnya berkaitan. Ada persekutuan indah di dalam gereja dan saat mereka hidup di masyarakat. Kisah 3: 1   Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Rasul Petrus dan Rasul Yohanes ke Bait Allah. Orang Yahudi sembahyang 3 kali sehari yaitu dari pk 9, pk 12 dan pk 15 siang . Contoh : Daniel yang sembahyang 3 kali pada Kitab Daniel 6:10 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Demikian pula dengan  Rasul Petrus naik ke bait Allah (Beit Adonai, Ibrani) dan berdoa 3 kali sehari. Saat ini kita umat Tuhan dikumpulkan dalam persekutuan dan merasakan kehangatan di dalamnya, namun kita  jangan lupa menengok  keluar. Walaupun kita dipisahkan dari dunia (eklesia berarti orang yang dipanggil keluar dari dunia ini) namun kita harus kembali ke masyarakat untuk menjadi berkat bagi masyarakat. Ini hal pertama yang kita pelajari dari gereja mula-mula.

Saat Rasul Petrus dan Rasul Yohanes masuk ke masyarakat, ada 3 hal yang dipelajari yaitu 3P :

1.     Perhatian Penuh Kasih
Pengemis yang lumpuh sejak lahir pasti pernah bertemu dengan Rasul Petrus dan Rasul Yohanes, karena Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah (Kis 3:2a) sehingga orang-orang yang masuk ke bait Allah pernah melihatnya.  Bait Allah Herodes merupakan perluasan Bait Allah yang kedua (yang pertama didirikan Raja Salomo pada abad 10 SM sudah dihancurkan sedangkan yang kedua dibangun setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan di Babel, sekitar tahun 536 SM). Pada masa Raja Herodes, bait Allah  dibangun kembali dengan megah selama 46 tahun. Saat Yesus hadir di dunia, bait Allah nya sangat megah dan ada Gerbang Indah (Gerbang Korintus atau Gerbang Nicanor). Gerbang ini  disalut dengan tembaga dengan begitu indahnya sehingga orang-orang sangat senang masuk bait Allah melalui Gerbang Indah yang letaknya sangat strategis dan banyak dilalui orang sehingga pengemis tiap hari datang untuk mengemis. Ketika Rasul Petrus dan Rasul Yohanes menuju bait Allah untuk berdoa, mereka melihat pengemis yang lumpuh sejak lahir ini. Orang ini dicatat secara khusus karena kondisinya yang luar biasa (lumpuh sejak lahir). Orang tuanya sudah berusaha menyembuhkannya namun gagal. Mungkin sejak kecil dia diusung ke sana dan orang ini dipilih Lukas untuk dicatat pada Kisah Para Rasul. Ia melihat orang-orang yang masuk bait Allah dan meminta uang dari orang yang datang. Begitu melihat Rasul Petrus dan Rasul Yohanes , ia meminta sedekah kepada mereka. Memang kepada setiap orang yang lewat ia meminta sedekah  dengan cara ia duduk tak berdaya. Pada Kisah 3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." Dalam bahasa Inggris , dikatakan Rasul Petrus menatap dia dan demikian juga dengan Rasul Yohanes dan hal ini dicatat khusus oleh Lukas. Kata yang dipakainya dalam bahasa Yunani atenizw (atenizo) yang berarti ‘mengarahkan perhatian seseorang tanpa teralihkan’ atau ‘memusatkan pandangan pada’. Rasul Petrus dan Rasul Yohanes atenizo artinya sebuah tatapan yang penuh perhatian. Ini juga dipakai waktu Stefanus menatap ke surga waktu ia akan meninggal (Kis 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah). Juga waktu Kornelius didatangi malaikat Tuhan dan ia menatap malaikat itu (Kis 10:4). Ini menunjukkan intensitas yang tinggi. Tidak sekedar Rasul Petrus dan Rasul Yohanes melihat begitu saja, tetapi  ia menatap. Kita seringkali melihat dan tidak terlalu memperhatikan. Saya termasuk orang yang tidak mudah mengarahkan mata dan berkonsentrasi, mungkin ini berkaitan dengan penggunaan computer saat saya menjadi seorang programmer dan system integrator (sebelum menjadi hamba Tuhan). Saat bekerja lupa makan dan terus kerja. Penggunaan komputer jangka lama membuat konsentrasi kita teralihkan karena harus membaca bermacam pesan yang pendek (membuat susah fokus). Banyak hal yang bisa mengalihkan perhatian kita. Tanpa sadar, kita mengetik dan melakukan yang lain. Hari itu  ketika Rasul Petrus dan Rasul Yohanes melewati sang pengemis, mereka melihat dengan pandangan baru. Mereka sebelumnya sering mondar-mandir ke bait Allah, tetapi tidak pernah memberikan perhatian khusus. Namun hari itu mereka memberikan perhatian khusus. Rasul Petrus berkata, "Lihatlah kepada kami." maksudnya agar mata sang pengemis  jangan diarahkan ke mana-mana tetapi hanya ke mereka. Kita hidup di dunia yang terus menatap ke kita. The world is watching to see whether Christians really are different or not (Alistair Begg). Dunia menatap untuk orang-orang yang bisa memberi kelegaan (mereka menatap siapa pun). Sang pengemis pun menatap mereka, tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"(Kis 3:6). Bila hal ini terjadi pada kita, di mana kita tidak bisa memberikan apa-apa, maka sang pengemis mungkin akan membuang muka. Apakah kita berani berkata, “Lihatlah kepada saya! Ada suatu kabar yang ingin disampaikan.” Ada sebuah lagu yang dulu terkenal judulnya Another Day in Paradise yang diciptakan dan dibawakan oleh Phil Collins (1998).Terjemahan liriknya : Ada seorang wanita yang memanggil seorang pria di jalan, "Pak, bisakah anda menolongku? Udara terasa begitu dingin dan aku tak punya tempat untuk pejamkan mata. Adakah suatu tempat yang bisa kau tunjukkan padaku?" Pria itu terus berjalan, tak mau menoleh. Dia pura-pura tak mendengar. Lalu ia mulai bersiul saat menyeberangi jalan. Tampaknya dia malu berada di situ. Oh pikirkanlah dua kali, ini adalah hari lain untuk Kau dan aku di surga. Gadis itu berteriak pada seorang pria di jalan. Pria itu bisa melihatnya sedang menangis. Telapak kakinya lecet-lecet. Tak bisa berjalan, tapi tetap berusaha. Oh pikirkanlah dua kali... Oh Tuhan, tak adakah lagi yang bisa dilakukan seseorang. Oh Tuhan, pasti ada sesuatu yang bisa kau katakan. Kau bisa melihat dari garis di wajahnya. Kau bisa melihat bahwa dia tlah di sana. Mungkin tlah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Karena dia tak cocok di situ. Oh pikirkanlah dua kali. Mata mereka menatap ke kita. Apakah kita berani menatap mereka kembali dan berkata, “Lihat saya! Ada sebuah hadiah yang akan saya berikan.”

2.     Pemberian Tak ternilai.
          Rasul Petrus dan Rasul Yohanes memberikan pemberian yang tak ternilai yang begitu berharga yang tidak bisa diberikan orang lain kepadanya. Sang Pengemis mungkin mengira mereka berdua akan memberikan uang dalam jumlah lebih khusus (besar). Pengemis berharap dan mungkin rejeki. Ia menatap balik (epecw epecho yang artinya memperhatikan tapi bukan atenizo) . Namun alangkah kecewanya dia karena Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku (Kisah 3:6). Mungkin dalam pikiran Sang Pengemis, “Repot amat hanya untuk berkata tidak punya uang. Ini  lelucon yang tidak lucu. Pak, apa-apaan ini, jangan habiskan waktu saya.” Namun mereka menawarkan sesuatu yang lebih berharga daripada uang. Rasul Petrus dan Rasul Yohanes pasti membawa uang walau tidak banyak, namun mau memberikan uang seberapa banyak pun tidak berarti apa-apa. Maka selanjutnya Petrus berkata tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Sang Pengemis dalam ketidaktahuannya menyangka ia membutuhkan uang (tanpa uang akan mati). Tapi Rasul Petrus dan Rasul Yohanes membawa nama Yesus dan pemberiannya lebih berharga. Hari ini kita juga membawa nama Yesus, dan apa yang kita tawarkan kepada orang di luar? Apakah uang? Ada yang berkata, “Pak saya tidak bisa berkhotbah. Saya hanya bisa memberikan persembahan.” Pernyataan ini setengah benar. Selalu ada kesempatan membawa nama Yesus dan menyampaikan kepada orang lain. Ini yang dilakukan Rasul Petrus dan Rasul Yohanes. Menarik sekali. Mereka tidak berpangku tangan. Ini 2 sisi dari sebuah mata uang. Rasul Petrus kemudian memegang tangan orang itu dan membantu orang itu berdiri. Waktu membawa nama Yesus, kita berani memberikan uang? Saat kita mengatakan kasih, apakah berani taruh dompet di ‘mulut’ (untuk melakukan tindakan nyata)? Hari itu Rasul Petrus dan Rasul Yohanes menjadi perpanjangan tangan dari Yesus. John Stott berkata, “The power was Christ’s but the hand was Peter’s”. Kita melakukan dalam nama Yesus, tapi tangan dan kaki kita dipakai Tuhan di tengah dunia ini. Berani kita sampaikan kuasa Yesus melalui kita?
      Bagi katekisan yang akan dibaptis, mulai hari ini akan dikenal sebagai pengikut Yesus dan membawa nama Yesus. Apakah itu disampaikan sebagai nama Yesus sebagai pemberian yang baik? Beranikah kita mengulurkan tangan? “The power is Christ’s but the hand is ours.

3.     Peperangan telah dimenangakan.
      Ada peperangan dan peperangan telah dimenangkan. Pada Kisah 3-5 murid-murid Tuhan Yesus mulai bersaksi. Orang-orang  Farisi dan Yahudi lainnya berusaha menekan mereka. Orang-orang ini menekan tapi murid-murid Tuhan Yesus tidak terkalahkan, bahkan mereka keluar bersaksi dengan lebih berani lagi. Ketika Rasul Petrus dan Rasul Yohanes berkhotbah setelah menyembuhkan Sang Pengemis, para imam, tua-tua Yahudi, orang-orang Farisi dan tentara kemudian membawa dan menggiring mereka. Mereka diancam dan ditekan, namun akhirnya mereka dilepaskan. Para penekannya tidak berdaya apa-apa. Para murid Tuhan Yesus telah memenangkan perang! Saat menang perang dari Jepang, bangsa Indonesia belum menyatakan kemerdekaan. Indonesia belum memiliki presiden dan wakil presiden secara resmi, namun prajurit Indonesia berani melucui tentara Jepang karena kemenangan telah diraih (walau ada pertempuran kecil yang tersisa). Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita membawa nama Yesus yag sudah menang, Dia Raja yang menang dan kita balatentaranya. Kita tidak pernah mungkin pernah kalah.
     
      Ketika para murid ditekan Allah dimuliakan. Kis. 3:9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah. Rasul Petrus berkhotbah dan jumlah orang percaya meningkat dari 3.000 orang menjadi 5.000 orang (Kis 4:4 Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Orang-orang tersebut dimenangkan. Justru saat ditekan, membuat banyak orang dimenangkan.  Ada hal yang menarik di Timur Tengah. Majalah Christianity Today menyebutkan  terjadi hal menarik di Timur Tengah di mana orang-orang berbondong menjadi Kristen. Mereka melihat orang Kristen walau dianiaya, tetap menyatakan kasih. Lalu mereka pergi ke negara-negara lain (di antaranya Indonesia). Mereka tidak pernah mendengar dan belajar tentang Yesus. Akhirnya mereka ada yang diungsikan ke Sydney. Setiap minggu selama 1,5 tahun mereka belajar. Baru setengah tahun mereka mengikuti pelajaran, ada suami yang memimpin kebaktian keluarga. Kita melihat kuasa Tuhan dinyatakan. Saat ini ISIS merajalela, populasi orang Kristen tidak berkurang karena banyak orang berkata, “ISIS demikian keras dan kejam, dan ia tidak ingin berada dalam agama mereka.” Orang Kristen di sana ditekan dan diancam, tapi tetap menyatakan kasih mereka sehingga mereka berbondong-bondong menjadi Kristen. Ini terjadi ketika murid-murid ditekan, mereka telah menang perang dan tidak mungkin kalah. Kita hari ini bebas beribadah. Kita beribadah tanpa banyak gangguan. Apakah kita justru banyak diam atau menyatakan keluar tentang Yesus yang telah menang? Penganiayaan itu terjadi dan itu baik untk murid-murid. Murid-murid diteguhkan. Contoh tekanan-tekanan di Alkitab. Kis. 4:1-3 Ketika Rasul Petrus dan Rasul Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki.  Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam.  Pasal 5 di ayat terakhir, rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama , mereka gembira  dan mereka memberitakan injil. Semakin ditekan  mereka semakin berani dan menjadi militan. Apa yang dialami murid-murid? Ketika berani keluar dan memperhatikan dunia ini, mereka melihat dunia tanpa harapan dan dunia membutuhkan Allah sendiri. Mereka telah menang perang dan menyatakan iman dengan teguh. Bagaimana dengan kita?

Penutup


                Seorang uskup dengan bangga memperlihatkan gereja dan umatnya kepada seorang temannya. Dia berkata kepada temannya,”Dulu Rasul Petrus dan Rasul Yohanes tidak punya emas, sekarang kita tidak perlu berkata seperti itu.” Temannya berkata, “Sayang sekali, kita juga tidak bisa berkata, ‘Demi nama Yesus Kristus orang Nazaret itu, berjalanlah!’”. Kita lupa ada kuasa Yesus. Hari ini bagaimana dengan kita? Kita punya emas dan perak. Hari ini potensi keuangan lebih besar dari gereja mula-mula, tapi apakah kita punya perhatian kepada dunia? Apakah kita punya mata melekat memandang orang-orang yang membutuhkan kasih Kristus? Tanpa Kristus mereka akan binasa. Mereka butuh Kristus dan kita orang yang membawa nama Yesus dengan kita. Tugas kita menyampaikan kabar itu kepada mereka. Tugas kita menjadi perpanjangan tangan Yesus di dunia. Apakah kita hidup dengan mentalitas anak-anak? Ada yang tidak berani menyatakan Kristus. Begitu banyak hal membuat kita terancam, namun peperangan sudah dimenangkan. Beranikah kita menyatakan kasih itu dan kita tidak mungkin terkalahkan, siapapun kita? Yang akan dibaptis atau yang sudah lama dibaptis, kita kembali diteguhkan. KIta punya peperangan dan menang!  

No comments:

Post a Comment