Thursday, December 3, 2015

Tenanglah, Aku ini Jangan Takut

Ev. Lily Suwandhi

Markus 6 : 45-52
45  Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
46  Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.
47  Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat.
48  Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.
49  Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak,
50  sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
51  Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung,
52  sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.

Pendahuluan

                "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!", ini adalah perkataan seorang Guru pada murid-muridNya. Tuhan Yesus melakukan mujizat dengan berjalan di atas air pada Markus 6 sedangkan manusia tidak bisa berjalan di atas air. Rasul Petrus dapat berjalan beberapa langkah di atas air. Namun karena merasakan tiupan angin yang begitu besar, ia menjadi  takut dan mulai tenggelam. Lalu ia berteriak, “Tuhan tolonglah aku!” (Mat 14:30). Hal ini terjadi setelah para murid melihat Tuhan Yesus berjalan di atas air dan mengira Dia sebagai hantu sehingga Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya,” Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” yang menjadi tema khotbah.

Terdapat 3 bagian dari perkataan Tuhan Yesus ini yaitu :

1.     Jangan takut.

Setiap manusia memiliki rasa takut. Ada yang takut semakin gemuk, ada yang takut terlalu kurus, ada yang takut menjadi tua, tidak berguna, pelupa serta dilupakan orang. Saat tua jangan terlalu pantang sehingga tubuh tidak bertenaga dan otak kekurangan protein yang dibutuhkan. Yang penting asupan harus dijaga sehingga tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jangan tiap hari hanya makan kangkung saja tapi harus makan yang seimbang.  Kesehatan perlu dipelihara karena tubuh kita adalah bait Allah. Banyak hal yang ditakuti manusia saat hidup di dunia.

Ada 3 hal yang paling ditakuti manusia di dunia yaitu :

a.        Takut miskin.

Ada yang beranggapan kalau manusia miskin, maka dibandingkan dengan anjing saja tidak layak. Anjing makan daging sedangkan manusia hanya makan pepaya.  Sekarang ini orang tua bekerja keras seperti kuda atau lembu agar anak-anaknya jangan sampai dihina sehingga anak-anaknya menjadi penunggang kuda atau lembu. Sedangkan ketika ia punya cucu, maka kuda atau lembu yang sudah tua dijual. Seorang anak berkata kepada orangtuanya, “Papa kenapa begitu pelit?” Ayahnya menjawab, “Karena papa pelit, maka papa baru bisa menyisakan uang untukmu. Kalau tidak , maka tidak tersisa uang sedikit pun”. Sehingga seorang anak harus menghargai kesulitan orang tuanya.

b.       Takut sakit. 

Karena bila sakit akan menghabiskan banyak uang. Kalau penyakit orang tua-nya  lama, maka anak-anak menjadi bosan dan tidak ada anak yang berbakti lagi kepadanya. Maka sebelum tua , orang tua harus menyisihkan uang. Menjadi orang tua juga harus ingat untuk  cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah (Yak 1:19).  Pada kisah 3 negara (sam kok) ada seorang jendral yang terkenal jago perang bernama Zhang Fei. Suaranya sangat besar (menggelegar). Setiap kali perang pasti menang. Suatu hari ia merasa tidak senang dan berkata bahwa ia tidak takut pada langit dan bumi. Waktu itu ada Zhuge Liang, seorang penasehat militer jenius, berkata,”Engkau tidak takut langit dan bumi? Coba lihat di dalam telapak tangan ada 1 huruf yang ditakuti.” Begitu Jendral Zhang melihat, dia terkejut dan matanya melotot karena ada huruf ping (sakit). Orang takut sakit karena bisa meninggal.

c.        Takut mati.
Sebagai orang Kristen jangan takut mati. Walaupun bisa mati, tetapi kita tahu bahwa kita pasti sampai kepada Tuhan sehingga dikatakan RIP (rest in peace, istirahat dalam damai). Tenang sekali karena kembali kepada Tuhan, sehingga kita tidak takut. Di dalam Alkitab ada 365 kali frasa “Jangan takut”. Tuhan Yesus juga mengatakan,”Jangan takut!” Pada Markus 6, Tuhan Yesus berada di atas bukit ketika berdoa. Dia melihat murid-muridnya mendayung dengan payah karena angin sakal. Mata yesus memandang mereka yang sedang kesusahan. Tetapi rombongan murid ini melihat ombak dan angin yang besar dan tidak melihat Tuhan. Ada kalanya kita tidak melihat, tetapi Tuhan Yesus melihat kita. Tenanglah, jangan takut!

2.    Aku ini

Melihat kesusahan murid-muridNya, Tuhan Yesus berjalan di atas air. Murid-muridNya melihat hal ini dan mengira Dia sebagai hantu.  Namun Tuhan Yesus tidak marah. Hal ini bila dialami oleh orang lain bisa salah sangka dan marah. Mengapa mereka melihat Yesus sebagai hantu? Karena mereka tidak mengerti! Saat Yesus khotbah di bukit, mereka mendengar firman Tuhan dari pagi sampai sore dengan sangat baik sehingga mereka lupa waktu dan lupa lapar. Murid-muridNya mengatakan, “Ini sudah sore biarlah mereka pulang saja”. Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Jangan! Kamu harus memberi mereka makan.” MuridNya berkata, “Tidak ada uang dan roti tersedia, darimana ada roti untuk memberi makan 5.000 orang laki-laki (di luar perempuan dan anak-anak)?. Tetapi Tuhan Yesus bertanya, “Apa yang ada padamu?”. Rasul Andreas berkata, "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (Yoh 6:9) . Kemudian Tuhan Yesus melakukan mujizat dari lima roti dan dua ikan itu sehingga semuanya mendapat makanan yang cukup dan masih ada sisanya! Jadi mujizat tidak dimulai dari apa yang tidak kita punya tetapi dari apa yang kita punya. Termasuk dalam hal melakukan renovasi gereja. Lakukan renovasi menurut apa yang kita punya dan dengan kasihNya Tuhan akan memberi pada kita. Para murid melupakan mujizat-mujizat yang pernah dilakukan Tuhan Yesus. Hati mereka keras, tetapi Tuhan Yesus memahami mereka dan berkata, “Beri mereka makan!”. Tuhan Yesus begitu hebat. Kita hanya duduk dan mendengar firman Tuhan , lalu dengan 5 roti dan 2 ikan fisik kita dikenyangkan. Maka mereka ingin mendukung Yesus sebagai raja. Tetapi Tuhan Yesus datang ke dunia bukan untuk menjadi raja di dunia ini. Karena orang-orang  ini hanya mementingkan perkara makanan. Namun Tuhan Yesus bukan hanya menjaga kebutuhan fisik tapi juga rohani. Tuhan Yesus mengasihi kita dan kasihNya begitu besar. Kebutuhan fisik dan rohani kita dicukupkan dan Dia berkata,”Inilah Aku, jangan takut!”. Bagaimana dengan kasih kita?

Di New York ada 2 lapangan udara besar yakni :

- bandara internasional John F Kennedy (JFK). JFK adalah anak muda yang berwibawa. Ia tidak hanya tampan , tapi juga pintar.  John F Kennedy (191-1963) begitu terkenal namun akhirnya meninggal karena ditembak. Waktu diangkat sumpah sebagai presiden AS ke-35 pada siang 20 Januari 1961, ia mengatakan, "Jangan tanya apa yang bisa negara berikan untuk kalian; tanyalah apa yang bisa kalian berikan untuk negara." Saat ini berlaku juga untuk jemaat gereja.  "Jangan tanya apa yang bisa gereja berikan untuk saya; tanyalah apa yang bisa saya berikan untuk gereja".

- bandara LaGuardia (bahasa Italia, dibaca : ləˈɡwɑrdiə) untuk penerbangan domestik. Nama LaGuardia berasal dari nama Fiorello H. La Guardia  (1882-1947) walikota New York ke-99. Postur tubuh LaGuardia pendek (157 cm). Walau namanya berbau Itali, namun ia adalah seorang warga AS asli dan pernah menjadi juri di pengadilan. Suatu kali ada seorang ibu yang menjadi terdakwa karena mencuri roti. LaGuardia bertanya, “Ibu mencuri roti?” Sang Ibu menjawab,”Saya mencuri karena tidak punya uang.” LaGuardia bertanya,”Kalau Ibu tidak punya uang mengapa harus mencuri?” Sang Ibu menjawab lagi, “Karena di rumah saya punya 4 orang cucu yang lapar dan ingin makan.” “Di mana orang tua dari ke empat cucu Ibu?”. Lalu janda ini menarik nafas dan menjawab,”Anak dan menantu saya meninggal dalam kecelakaan mobil.” La Guardia bertanya lagi,”Ibu tahu bahwa mencuri itu melanggar hukum? Ada 2 pilihan hukumannya yakni ibu didenda 10$ atau Ibu masuk penjara 40 hari.” Akhirnya Sang Ibu berdiri dan berkata,”Saya pasti tidak bisa membayar 10$ itu. Bahkan roti seharga beberapa sen pun saya harus mencuri. Maka lebih baik saya masuk penjara.” LaGuardia lalu mengeluarkan uang dari kantongnya dan memberikan Janda ini 10$ karena bila Sang Ibu masuk penjara maka cucu-cucunya pasti mati. Lalu janda ini mengambil 10$ dan diberikan ke hakim. Masalah pun selesai. Tiba-tiba LaGuardia berdiri di depan banyak saksi dan pengunjung dan kemudian ia bertanya,”Apakah kalian tidak merasa kasihan dengan ibu ini?  Diharapkan semua Ibu dan Bapak bisa memberikan minimal 50 sen untuknya”. Setelah dilakukan donasi dan dihitung , ternyata terkumpul uang sebanyak 40 $ untuk Sang Ibu sehingga ia dapat melanjutkan hidup. Apa yang dikatakan dan dilakukan LaGuardia kemudian dimuat di surat kabar. Saat ini kita seharusnya mengasihi bukan dengan mulut dan bibir, tetapi juga dalam kehidupan kita dan dalam kebenaran. Ini tanggung jawab kita. “Aku ini, Jangan takut!”.

3.    Tenanglah

Istilah “tenanglah” di dalam bahasa Mandarin digunakan kata “ Fàng xīn” yang secara hurufiah berarti menaruh hati. Saat ini di mana kita menaruh hati kita? Ada yang menaruhnya pada pasangan. Bila suatu kali pasangan menyeleweng bagaimana? Ada juga yang menaruhnya pada anak-anak. Tapi akhirnya setelah orang tua sakit-sakitan dan menjadi pikun, anak-anak tidak menginginkan mereka lagi. Orang tua dipindah ke sana-sini seperti bola dalam pertandingan sepakbola.  Bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan menggendong kita.  Maka hati kita jangan ditaruh pada manusia. Kita juga jangan menyimpan hati pada harta kita karena beranggapan  “Ada uang semuanya lancar”. Contoh : kasus Cipaganti. Ada seorang dokter yang selama berpuluh tahun menaruh Rp 5 miliar di koperasi Cipaganti. Selama beberapa puluh tahun hasilnya baik sekali. Akhirnya ia menjual 3 rumah dan 2 mobil dan menaruhnya semua di Koperasi Cipaganti. Akhirnya semua uangnya hilang dan ia pun mengalami kelumpuhan. Memang harta bisa tumbuh sayap dan kemudian terbang menghilang. Tidak ada yang menyangka akan terjadi kasus Cipaganti. Harta kita paling aman ditaruh di sorga sehingga kita belajar untuk mempersembahkan. Kita bisa makan , minum dan punya rasa cukup itu semua berkat Tuhan.  Kita harus percaya kepada Tuhan, menyembah dan memuliakanNya. Janganlah kita mengeraskan hati dan tidak menyambutNya.  Saat ada gelombang besar, Tuhan Yesus berjalan di atas air lalu naik ke atas kapal dan ombak pun tenang. Bersyukurlah kepada Tuhan. Mujizat ini tidak saja tercatat pada Injil Markus, tetapi juga pada Injil Matius dan Yohanes. Sebenarnya ada 4 mujizat di sini yaitu Tuhan Yesus berjalan di atas air, Petrus berjalan di atas air, Tuhan Yesus menenangkan ombak, dan mereka segera mencapai titik tujuan. Kalau kita tenang maka  Tuhan akan memberkati kita.

No comments:

Post a Comment