Sunday, July 24, 2016

Inner Beauty (Keindahan dari Dalam)


Ev. Ester Kurniawati

Amsal 4:23  Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Amsal 20:5  Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya.
Filipi 4:8   Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Galatia 5:22-23a  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri.

Pendahuluan

                Tema hari ini “Keindahan yang dari Dalam (Inner Beauty)”. Banyak kali di dunia ini kita menemukan keindahan itu ada di dalam (inner). Namun ada banyak keindahan yang ada hanya di luar saja. Ketika mama saya masih bersama kami, ia membeli kacang dalam kemasan (bungkusan) yang indah sekali. Saat dibuka dan dimakan ternyata  kacangnya banyak yang kosong. Maka mama saya lebih suka mencari makanan dalam kemasan lama yang sederhana tapi kualitasnya bagus. Banyak barang seperti itu (kemasannya bagus tetapi isi dan mutunya tidak bagus). Di dalam hidup, banyak yang dikatakan aspal (asli tapi palsu). Tema hari ini mengingatkan agar kita menjadi orang Kristen yang asli (bukan aspal) karena mutu (kualitas) yang bagus dilihat dari dalam bukan dari kemasannya. Kalau beli mobil, bukan hanya melihat luarnya saja yang bagus, tetapi yang penting adalah mesinnya bagus atau tidak. Tuhan juga demikian. Tuhan ingin melihat yang di dalam (hati) lebih dari yang di luar. Dalam hati kita seperti ada pusat pemerintahan (tahta) karena dari hati itulah kita mengeluarkan banyak hal.

Sehat di Dalam

                Pada Amsal 4:23 dikatakan Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Kita diminta menjaga hati kita karena dalam hati terdapat banyak hal : pikiran, keinginan, keyakinan, pertimbangan. Kadang dari kecil , sampai dewasa bahkan tua keinginan itu belum terpenuhi. Banyak hal yang terpendam dalam pikiran dan hati yang paling dalam. Kalau kita baca Amsal 20:5  dikatakan Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya. Dalam bahasa aslinya kata ‘rancangan’ di dalam Amsal 20:5 bukan sekedar rancangan tetapi lebih dalam (luas,  ada keinginan dan cita-cita).  Bisa ada yang kacau-balau. Mungkin dari kecil kita tidak puas. Saat beranjak dewasa ada yang menyakitkan kita dan membuat kita berpikir mau membalas atau tidak (seperti mengapa kita direndahkan oleh teman kita) sehingga perasaan kita bisa kacau. Bentuknya bisa bermacam-macam (banyak sekali).Hal itu  pada Amsal 20:5 digambarkan seperti sebuah sumur. Semua pikiran dan keinginan yang ada sangat banyak seperti sumur yang dalam. Kalau kita belajar ilmu psikologi (ilmu jiwa manusia) hal ini digambarkan sebagai puncak gunung es di atas permukaan laut di mana ujung atasnya kecil sedangkan bagian bawahnya yang jauh lebih besar terbenam di bawah permukaan laut. Dalam ‘gunung es di bawah permukaan laut’ itu tersimpan banyak pikiran dan perasaan kita. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menggambarkan orang Farisi seperti kuburan. Matius 23:27  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Ada satu gambaran lagi yang bisa digunakan yaitu pohon. Suatu kali saya punya pohon yang saya kira ‘sehat’. Tetapi ada teman yang ahli tumbuh-tumbuhan berkata, “Pohon ini tidak sehat karena akarnya tidak sehat.” Saya tidak melihat akarnya tapi bagian luar pohonnya yang bagus. Dia mengambil akarnya serta menunjukkannya kepada saya serta menjelaskan alasannya. Saya terkejut mendengarnya apalagi mengetahui bahwa kalau akarnya tidak sehat maka ia tidak bisa menyerap sari makanan sehingga suatu kali ia akan mati. Penggambaran apapun hendak menunjukkan bahwa yang di dalam itu jauh lebih penting.

                Pada Amsal 20:5 dikatakan bahwa orang yang pandai tidak menyimpan rancangan di dalam hatinya tapi ia tahu menimbanya. Ketika kita menumpuk di dalam pikiran, perasaan dan emosi, Alkitab katakan kita harus membongkarnya (digunakan istilah ‘menimba air’). Setiap hari selain mengajar, tugas saya melakukan konseling. Konseling seperti menolong orang menimba ada apa di dalam batinnya. Misalnya : klien bercerita,”Bu Ester saya sering pusing , kepala tegang dan malas melakukan banyak hal. Mengapa ya?” Ada mahasiswa datang dan mengatakan, “Mengapa saya makin malas belajar dan menyelesaikan kuliah?” Atau ada yang lain berkata, “Saya takut sekali, jadi tinggal di rumah saja. Karena kemana-mana takut.” Untuk tahu penyebabnya kita harus masuk ke dalam dan menggali ada apa di dalam hati kita. Termasuk ketika hidup rohani kita hari ini bila tidak semangat melayani Tuhan, ada apa di dalam? Kalau kita ragu-ragu terhadap firman Tuhan, ada apa di dalam diri kita? Jadi “di dalam” itu penting sekali untuk kita sadari. Di dalam itulah yang Tuhan inginkan agar kita membuatnya lebih indah (beauty). Bagaimana caranya?

Membuat Inner Beauty

1.    Sesuatu yang indah di dalam Tuhan (kita dapat menjadi indah dari dalam) karena Tuhan yang mengerjakannya.
Orang di luar Tuhan Yesus berusaha sendiri menjadi semakin baik. Hatinya yang dikuasai oleh dosa  berusaha untuk mengubahnya sendiri. Tetapi orang yang di dalam Kristus berbeda. Di dalam Kristus dikatakan, “Kristuslah yang melahirbarukan kita”. Orang yang di luar Kristus, sudah mati rohaninya walau jasmaninya hidup. Ia bisa makan dan minum, tetapi rohaninya tidak bisa mendekat kepada Tuhan. Tuhan ingin mengubah agar kita tidak mati rohani tetapi hidup sehingga bisa bersekutu dengan Tuhan. Apa bedanya menjadi orang Kristen? Bukan hanya dulu tidak ke gereja dan sekarang ke gereja. Bukan hanya berbeda karena memakai kalung salib dan di rumahnya banyak salib. Tetapi yang penting Kristus di dalam diri kita mengubah diri kita. Ketika Tuhan memberi hati yang baru, kita bisa meresponi dan mentaatinya. Apakah inner beauty itu pasti bisa tercapai? Pasti bisa! Bukan moga-moga (maybe yes or no). Pasti bisa bahkan sampai kesempurnaan ketika Tuhan Yesus datang kedua kali.

2.     Ketika kita diubahkan maka kita punya hati yang baru. Pikiran kita bisa dilatih menjadi baru.
Kalau Tuhan tidak mengubah hati kita, kita tidak bisa punya hati yang baru. Tetapi sekarang kita punya pikiran yang baru. Apa pikiran yang baru itu? Filipi 4:8   Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Pikian yang belum diubahkan Tuhan tidak bisa memikirkan hal ini. Pikiran pertama yang didapat waktu kita lahir tidak dapat memikirkan hal ini. Itu kelahiran kita yang pertama. Tetapi orang percaya lahirnya 2 kali. Maka ketika lahir yang kedua (lahir rohani), kita dimungkinkan untuk memikirkannya. Jadi pikiran kita sebenarnya sudah pikiran sorga. Kadang kita tidak menyadarinya. Kita mengira pikiran kita sama dengan orang dunia. Padahal pikiran kita sudah diubah sehingga bisa memikirkan surga. Kita dibuat bisa mengerti Tuhan dari surga. Kita bisa membedakan pikiran dari Tuhan dan pikiran dari dunia yang memikirkan diri dan keuntungan sendiri. Seperti : bagaimana mengalahkan orang lain? Bagaimana menjadi nomor satu? Tetapi pikiran yang baru dikerjakan dari dalam. Roh Kudus yang mengerjakannya. Bisakah pikiran kita dilatih menjadi pikiran yang mulia, adil, suci, manis, sedap didengar dll? Kalau kita melatih pikiran seperti itu dan bekerjsama dengan Roh Kudus, maka tiap-tiap  hari kita memikirkannya. Maka dari dalam semakin indah. Itulah inner beauty. Roh Kudus bukan hanya mengubah pikiran kita tetapi juga  hati dan perasaan kita. Dulu kalau mengalahkan orang lain kita senang, sekarang Roh Kudus ada di dalam hati dan bekerja sehingga kalau mengalahkan orang lain kita sedih dan gelisah padahal kita mendapat keuntungan yang banyak. Siapa yang menggelisahkan kita? Roh Kudus! Karena hati kita sudah diubah oleh Roh Kudus dari dalam. Semakin kita taat memperhatikan hati kita maka hati itu semakin dibuat indah. Itu yang dikatakan sebagai buah Roh Kudus. Pada Gal 5:22-23a ada 9 rasa buah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri. Coba bayangkan kita penuh kasih, sukacita dan damai maka akan indah sekali. Lalu 3 lagi  : kesabaran, kemurahan dan kebaikan terhadap orang lain. Orang melakukan kejahatan kita balas dengan kebaikan. Kita mendoakan musuh kita. Orang dipenuhi dengan kemarahan, kita dipenuhi dengan kedamaian. Siapa yang kaya atau miskin kalau ada orang yang marah pada kita? Kalau kita balas dengan kebaikan, siapa yang kaya dan siapa yang miskin? Kalau kita mengampuni orang, siapa yang kaya dan siapa yang miskin? Orang yang bisa mengalah, mengampuni, membalas kejahatan dengan kebaikan itu yang lebih kaya.  Bukan kaya uang tetapi kaya ketenangan. Bukan kaya harta, tetapi kaya kedewasaan. Kita lebih kaya dengan kasih. Kita kaya dengan anugerah Tuhan. Kita kaya dengan kedamaian sejati. Kita memberi kasih , kedamaian karena kita punya banyak (kita lebih kaya). 3 rasa buah yang terakhir : kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri dalam keadaan yang sulit.

Kalau pikiran kita indah, hati damai maka indah sekali di dalam diri kita. Pertanyaannya : apakah itu mungkin? Apakah kita bisa mengusahakannya? Pasti bisa! Bahkan ujungnya sampai pada kesempurnaan. Perjuangan kita tidak akan sia-sia dalam Kristus. Karena anak Tuhan (ciptaan yang baru) tidak mungkin gagal sampai ujung. Tuhan yang mengubahkan , Tuhan yang menuntun dan menyempurnakan sampai ujungnya. Maka akan ada 2 macam orang Kristen :
1.       Orang Kristen yang berjuang bersama Tuhan. Tuhan bekerja dan ia meresponi.
2.       Orang Kristen yang tidak taat dan mengabaikan Tuhan. Ia tidakmengalami hidup bersama Tuhan.
Yang menjamin kita menang sampai ujung (akhir) bukan kita sendiri tetapi Tuhan Yesus. Kalau kita tidak berjuang maka kita akan rugi karena tidak mengalami kuasa Tuhan. Tuhan ingin kita taat, meresponi, bekerja bersama Tuhan. Ketika ‘di dalam’ banyak diubah maka ‘di luarnya’ juga berubah. Kalau kita punya sahabat kita ingin sahabat itu tulus, sejati dan tidak hanya pura-pura saja di luar. Tuhan ingin kita baik dan murni dari dalam.

Penutup

Seorang teman mempunyai mobil yang bagus sekali. Mobilnya dirakit di Jerman dan mesinnya sangat bagus. Papanya  berkata,”Rawatlah mesinnya. Secara berkala kamu harus membawanya ke bengkel secara teratur.” Tetapi sebagai anak muda, dia hanya memperhatikan luarnya saja. Dia membeli banyak peralatan untuk mendukung penampilannya. Lambat laut mesinnya terbengkalai. Suatu kali mobilnya rusak dan teknisi bengkel berkata, “Ongkos gantinya bisa lebih mahal daripada harga mobil baru.” Sementara ia mendapat informasi bahwa mesin seperti itu bila dalam kondisi baik bernilai mahal. Dia hanya bisa menangis saja dan papanya berkata, “Kamu tidak percaya apa yang saya katakan.” Iblis ingin menipu seperti ini. Iblis selalu mengarahkan kita melihat luarnya saja seperti penampilan, gaya, harta dan lainnya. Iblis ingin kita mengabaikan ‘yang di dalam’ (hati kita). Sehingga kita tidak sungguh-sungguh memperhatikan buah roh Kudus dalam hati kita. Maka ‘yang di dalam’ itu semakin rusak, semakin tidak berarti dan hancur. Padahal Tuhan sudah mengubahnya dari dalam. Tuhan bekerja dari dalam. Tuhan mengubah manusianya , baru Tuhan memakainya. Sehingga kita sesuai disebut keluarga Surga, bukan produk dunia ini tetapi produk surga. Karena dalam hati kita sudah ada meterai sorga. Dunia bisa melihat kita sebagai produk sorga yang di dalamnya dan luarnya sudah diubahkan. Sedangkan iblis ingin menipu kita karena dia bapa segala dusta. Mari kita menolak dan tidak mendengarkannya. Dengarkanlah hanya Tuhan! Tuhan berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23).

Ada seorang nenek yang berkata, “Bu Ester mengapa pikiran saya begini? Kenapa perasaan saya seperti itu? Itu kenapa ya? Tuhan inginnya saya seperti apa ya?” Dia selalu bertanya, “Tuhan inginnya seperti apa? Bagaimana pikiran dan perasaan saya seperti yang Tuhan mau?” Dia juga bertanya tentang cucunya : “Bagaimana menjaga cucunya?” Ia mau cucunya punya hati seperti Tuhan. Kalau kita bertemu, nenek ini sangat sederhana. Penampilannya bersih dan sederhana sekali, tetapi hatinya penuh dengan mutiara. Jiwanya indah. Kalau cucunya nakal, dia memanggilnya sehingga cucunya patuh dan tunduk, padahal suaranya pelan dan tenaganya sudah tidak kuat. Kalau mama dan papanya yang memarahinya, anak itu tetap nakal. Tetapi begitu sang nenek berkata (walau pelan sekali) cucunya diam. Saya berkata kepada nenek ini, “Tuhan meredakan lautan dan oma meredakan cucu-cucu”. Bagaimana seorang nenek bisa menertibkan cucu-cucunya? Karena cucunya mengalami dalam hati neneknya ada hal yang indah dan menenangkan. Biarlah Tuhan memberkati sehingga kita bisa menenangkan dunia yang bergolak ini. Dari hati kita keluar hal-hal yang damai dan penuh keindahan Tuhan. Tuhan memberkati. 

No comments:

Post a Comment